Anda di halaman 1dari 6

MEWUJUDKAN UMKM RAMAH LINGKUNGAN DENGAN

PENERAPAN EKONOMI HIJAU

Nama : Yolanda Argi Utami

NPM : 1811021001

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk tertinggi no 4 di


dunia. Dengan jumlah penduduk yang tinggi tentunya kegiatan sosial dan
ekonomi yang terjadi juga tinggi yang menyebabkan masalah lingkungan harus
lebih diperhatikan agar tidak merusak bumi ini. Dengan ini perlunya dilakukan
suatu upaya yang dapat mengurangi dampak kerusakan ligkungan yaitu dengan
diterapkannya ekonomi hijau khususnya pada sector umkm yang juga sebagai
salah satu sector penyumpang pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah Usaha Mikro Kecil dan


Menengah (UMKM) mencapai 64 juta. Angka tersebut mencapai 99,9 persen dari
keseluruhan usaha yang beroperasi di Indonesia. Perkembangan bisnis yang
semakin tinggi berarti konsumsi masyarakat pun tinggi diiringi juga dengan
permasalahan lingkungan yang semakin meningkat. Salah satu permasalahan
lingkungan yang dihadapi adalah pencemaran sampah, terutama sampah plastic.
Banyak UMKM yang menggunakan plastic sebagai media atau tempat untuk
produk yang dijual. Menurut KLHK Jumlah Sampah Nasional 2020 Mencapai
67,8 Juta Ton. Total volume sampah kantong plastik di Indonesia tercatat
mencapai 64 juta ton per tahun di mana 3,2 juta ton per tahun masuk ke laut.
Dengan kondisi ini, Indonesia tercatat sebagai negara penyumbang sampah
plastik di laut terbesar kedua di dunia. Apabila hal tersebut diabaikan akan
merusak kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini. Oleh karena itu
diperlukannya langkah maju untuk penggunaaan produk yang ramah lingkungan
salah satunya dengan diterapkannya ekonomi hijau.

Dalam seminar “Application of green economy strategy for sustainable


forest development” tanggal 24 april 2013 lalu, beberapa pemateri mendefinisikan
green economydari UNEP (2011): “ekonomi yang terus tumbuh dan memberikan
lapangan kerja serta mengurangi kemiskinan, tanpa mengabaikan perlindungan
lingkungan, khususnya fungsi ekosistem dan keragaman hayati, serta
mengutamakan keadilan sosial.

Program Pertumbuhan Ekonomi Hijau Indonesia dilaksanakan bersama


oleh Pemerintah Indonesia dan Global Green Growth Institute (GGGI) melalui
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) dengan
melibatkan sejumlah kementerian dan pemerintah daerah. Program Ekonomi
Hijau bertujuan untuk menciptakan perekonomian Indonesia yang juga
menitikberatkan pada proteksi lingkungan. Secara spesifik, program ini bertujuan
untuk melakukan transformasi sistem perekonomian Indonesia menuju
perekonomian yang memancarkan gas rumah kaca lebih sedikit sekaligus
mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Uraian di atas menggambarkan pentingnya untuk pembentukan atau


pengembangan ekonomi hijau. Hal yang lebih penting lagi adalah bagaimana
suatu sektor dapat membentuk keseimbangan terhadap alam dan ekosistem serta
keberlanjutan fungsinya.

Berdasarkan uraian permasalahan dapat dirumuskan masalah dalam penulisan


essay ini yaitu :

1. Bagaimana penerapan ekonomi hijau terhadap umkm di Indonesia?


2. Apakah penerapan ekonomi hijau efektif untuk mengurangi permasalahan
lingkungan yang ada.

Penerapan ekonoi hijau terhadap umkm di Indonesia

Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya diperlukan sumber daya


alam. Dalam prinsip ekonomi pun dikenal yang Namanya kelangkaan
(scarcity)yaitu di mana sumber daya alam yang ada di bumi ini terbatas untuk
mencukupi kebituhan manusia yang tidak terbatas. Oleh karena itu sumber daya
alam harus dikelola dengan baik dan bijaksana supaya tidak menghabiskan
sumber daya yang seharusnya bisa digunakan untuk generasi mendatang. Dan
setelah penggunaan sumber daya tersebut harus lah pula dilakukan
pengelolaannya agar tidak menimbulkan dampak yang berkepanjangan bagi
lingkungan.
Konsep ekonomi hijau ini sebenarnya merupakan pengembangan dari
pembangunan berkelanjutan. Program Pertumbuhan Ekonomi Hijau (Green
Growth Program) mendukung Indonesia dalam mewujudkan pertumbuhan
ekonomi hijau yang dapat mengurangi kemiskinan serta memastikan inklusi
sosial, kelestarian lingkungan dan efisiensi sumber daya.

Berdasarkan umkm yang ada yang telah saya amati Sebagian besar bisnis
yang sedang berkembang saat ini dimana media atau tempat yang digunakan
menggunakan plastic. Hal ini perlu perhatian khusus untuk mewujudkan bisnis
yang ramah lingkungan.

Umkm yang ada di Indonesia perlu melakukan inovasi bagaimana produk


yang dijualnya menjadi ramah lingkungan. Produk-produk yang ramah
lingkungan dapat diidentifikasi memiliki kriteria 3R yaitu

1. Reduce yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya


sampah, misalnya pada saat berbelanja kita menggunakan kantong atau
keranjang dari rumah, mengurangi kemasan yang tidak perlu,
menggunakan kemasan yang dapat didaur ulang, misalnya bungkus nasi
menggunakan daun pisang atau daun jati.
2. Reuse (guna ulang), yaitu kegiatan penggunaan kembali sampah yang
masih dapat digunakan baik untuk fungsi yang sama ataupun fungsi yang
lain, contohnya botol bekas minuman dirubah fungsi menjadi tempat
minyak goreng, ban bekas dimodifikasi menjadi kursi dan pot bunga.
3. Recycle (mendaur ulang), yaitu mengolah sampah menjadi produk baru,
contohnya sampah kertas dialog menjadi kertas daur ulang/kertas
seni/campuran pabrik kertas, sampah plastic kresek diolah menjadi
kantong kresek, sampah organic diolah menjadi pupuk kompos.

Oleh karena itu perlunya umkm dalam melakukan inovasi produk agar
produknya menjadi ramah lingkungan. Contoh kecilnya yang telah banyak
dilakukan umkm saat ini adalah tidak lagi menyediakan sedotan plastic sehinga
pelanggan harus meminum tanpa sedotan atau kadang-kadang ada yang membawa
sedotan berbahan stainless yang bisa dicuci ulang. Hal ini merupakan salah satu
upaya penerapan ekonomi hijau yang dapat mengurangi sampah plastic di
Indonesia.

Selain itu dalam pengemasan produk sudah banyak pelaku usaha yang tidak lagi
menggunakan bahan Styrofoam yang susah dilebur. Sekarang banyak pelaku
usaha yang menggunakan bahan polypropylene yang ramah lingkungan untuk
pengemasan produk yang dijual. Biofam juga bisa digunakan sebagai kemasan
pengganti styrofoam yang berbahan dasar alami dan pastinya dengan mudah
mengalami proses penghancuran. 

Dengan adanya alternatif kemasan yang ramah lingkungan ini, diharapkan


dapat berguna untuk mengurangi pemanasan global. Misalkan saja pelaku usaha
yang sudah menerapkan kemasan ramah lingkungan ini adalah ngikan, mamikeki,
geprek bensu yang di mana dalam pengemasannya sudah tidak menggunakan
stryfoam atau yang berbahan plastic.

Apakah penerapan ekonomi hijau ini efektif?

Upaya yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan usaha konkirit yang


dilakukan dalam penerapan ekonomi hijau. Konsep ekonomi hijau mampu
mendorong pelaku ekonomi untuk memproduksi barang, perdagangan, dan
mengkonsumsi hal-hal yang ramah lingkungan atau produk barang dan jasa yang
lebih ramah lingkungan. Akan tetapi, tidak sampai disitu saja penerapan ekonomi
hijau ini perlu dilakukannya sosialisasi Kembali terhadap pelaku-pelaku umkm.
Tidak hanya penerapan pada kemasan produk yang ramah lingkungan saja. Tetapi
perlunya pula dalam bagaiamana pengelolaan sumber daya yang ada secara
bijaksana. Dan juga salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
pengelolaan limbah yang dihasilkan agar tidak menimbulkan dampak negative
bagi masyarakat dan lingkungan. Hal ini perlu diberi perhatian lebih. Pemerintah
telah membuat kebijakan akan pengolahan sampah plastic dan limbah yang
dihasilkan dari suatu produksi. Pemerintah akan menerapkan cukai plastik sebesar
Rp 200 per lembar atau Rp 30 ribu per kg mulai 2020. Kebijakan ini dinilai
menjadi salah satu solusi untuk menekan volume sampah di Indonesia yang
mencapai 64 juta ton per tahun. Tetapi sepertinya kebijakan ini tidak terlalu
berpengaruh karena dinilai tarif tersebut masih sangatlah ringan sehingga
masyarakat tidak mengindahkan.

Penerapan ekonomi hijau di Indonesia belum diterapkan secara


keseluruhan. Oleh karena itu perlunya perhatian lebih akan hal ini. Dimulai dari
diri sendiri terlebih dahulu. Dengan cara bagaimana menggunakan atau
melakukan sesuatu yang tidak menimbulkan pencemaran. Selain itu
diperlukannya juga sinergi dari pemerintah guna mendorong terciptanya ekonomi
hijau. Pemerintah perlu juga membantu umkm dalam pengimplementasian
ekonomi hijau. Mungkin dapat dilakukan hal seperti Pemerintah Malaysia dengan
program Green Technology Financial Scheme, yakni pinjaman lunak bagi bisnis
yang menerapkan praktik ramah lingkungan, yang sekarang memasuki tahap
kedua (2.0) dengan total pendanaan RM 2 miliar. Dengan adanya hal yang
mendorong atau memotivasi maka peluang besar akan implementasi ekonomi
hijau ini terjadi secara sukses.

Penerapan ekonomi hijau diharapkan mampu menembus semua kalangan.


Mungkin diperlukannya sosialisasi yang mendalam mengenai hal ini. Point
pentingnya lagi yaitu bagaimana mengurangi produksi bahan pencemar dengan
menerapkan cara berproduksi maupun berkonsumsi secara berkelanjutan.
Langkah ini dilakukan dengan menerapkan efisiensi penggunaan sumber daya dan
hidup bersih (minimum limbah) di berbagai bidang kehidupan. Dalam konteks
Indonesia, produksi berkelanjutan dapat dilaksanakan dalam berbagai bidang
produksi seperti produsen/produksi di bidang pertanian, energi dan pertambangan
dsb. Selanjutnya pada sisi konsumsi, para pelaku seperti individu dan rumah
tangga, perusahaan/korporasi baik perusahaan kecil, menengah dan besar dituntut
memilikigaya hidup berkelanjutan baik dalam kehidupan pribadinya maupun pada
waktu di tempat publik/terbuka

Permasalahan lingkungan sejatinya tidak dapat kita hindari. Oleh karena itu
perlunya kesadaran diri masing-masing untuk memeilhara tempat di mana kita
tinggal. Dimulai dari diri sendiri untuk menggunakan sumber daya secara tidak
berlebihan dan menggunakan sesuatu yang ramah lingkungan. Apa yang kita
lakukan, gunakan tentunya akan berdampak bagi orang maupun lingkungan
sekitar. Sehingga perlunya kita setidaknya dapat memelihara lingkungan sekitar
agar kualitas hidup menjadi lebih baik. Semua yang kita lakukan tentunya akan
Kembali kepada diri sendiri. Kalau bukan kita sebagai manusia yang menjaga
bumi ini mau siapa lagi?

Referensi
www.bps.go.id
Ekonomi Hijau - IESR. (2020, October 17). IESR. https://iesr.or.id/ekonomi-hijau
https://www.bappenas.go.id/files/6714/1170/7264/006630_buku_green_eco_ap15
0_2muka_17buku.pdf
WIT. (2012). Program Pertumbuhan Ekonomi Hijau (Green Growth Program)
mendukung Indonesia dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi hijau
yang dapat mengurangi kemiskinan serta memastikan inklusi sosial,
kelestarian lingkungan dan efisiensi sumber daya. Green Growth.
http://greengrowth.bappenas.go.id/tentang-kami/
Aqmala, D. (n.d.). PELUANG USAHA KECIL MENENGAH DALAM
MELAKUKAN INOVASI PRODUK RAMAH LINGKUNGAN. Retrieved
January 5, 2021, from http://jp.feb.unsoed.ac.id/index.php/sca-
1/article/viewFile/241/246
‌ Greenpeace Indonesia. (2020). Greenpeace Indonesia.
https://www.greenpeace.org/indonesia/siaran-pers/44433/di-tengah-
pandemi-umkm-berkomitmen-terhadap-praktik-bisnis-ramah-lingkungan/

Anda mungkin juga menyukai