Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Green economy telah menjadi ideologi baru dunia, yang harus dijaga
dengan kebijakan yang baik benar. Dunia usaha tidak dapat lagi melakukan
bisnis as usual karena praktik ini dapat menguras cadangan minyak.
Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono juga menegaskan Bangsa
ini punya tanggung jawab sejarah untuk anak cucu di masa mendatang,
ditekankan pula bahwa di masa datang, Indonesia harus mengembangkan
konsep sustainable agriculture yang tidak merusak lingkungan.
Model

pembangunan

ekonomi

yang

diterapkan

untuk

mengembangkan pembangunan ekonomi sekarang ini cenderung ekstraktif


dan berjangka pendek, sehingga pendekatan green economy yang menjamin
terpeliharanya hubungan timbal balik antara pembangunan ekonomi dan
keberlanjutan

fungsi

lingkungan

dalam

mendukung

terwujudnya

pembangunan yang berkelanjutan harus segera dimulai.


Penerapan

dan

pelaksanaan green economy yang terarah dan

menyeluruh di Indonesia harus ditunjang oleh kebijakan pemerintah untuk


menjamin keberhasilan penerapannya, seperti yang telah ditetapkan oleh
Kabinet Indonesia Bersatu II dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional-nya (RPJMN) periode 2010-2014 sebagai dasar
pengembangan perekonomian Indonesia yang berkelanjutan yang antara lain
dilakukan melalui aplikasi green budgeting untuk menata-kelola keuangan
anggaran pemerintah. Implementasi dari green budgeting antara lain melalui
penerapan green procurement pada kebijakan publik.
PBB

(Persatuan

Bangsa-Bangsa)

melalui

salah

satu

badan

organisasinya, UNEP bahkan telah meluncurkan inisiatif green economy


(GEI) untuk mendorong penerapan green economy oleh negara-negara
anggotanya sejak November 2008, setelah menyadari bahwa pertumbuhan
ekonomi dunia selama 50 tahun terakhir ternyata diikuti oleh penurunan

kualitas lingkungan yang sangat parah. Sejak tahun 1981 sampai dengan
2005, GDP (Gross Domestic Products) dunia naik lebih dari 100 % tetapi
pada periode yang sama ekosistem dunia rusak atau yang digunakan dengan
cara yang tidak berkelanjutan lebih dari 60 %.
Dilain pihak, konsumen dunia juga semakin sadar akan akibat
perubahan iklim dan menurunnya kualitas lingkungan hidup sehingga
semakin banyak permintaan

atas produk-produk atau servis yang

menerapkan prinsip-prinsip green economy, bahkan untuk menunjang gaya


hidup green tersebut, konsumen tidak keberatan untuk membayar lebih
mahal dari produk yang tidak menerapkan prinsip green economy. Suatu
survey yang dilakukan di 8 negara dengan 9,000 responden pada tahun 2010
ini menyimpulkan bahwa lebih dari 60 % konsumen akan membeli dari
perusahaan yang mempunyai kesadaran lingkungan walaupun di negaranegara berkembang, masalah harga yang lebih tinggi menjadi halangan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah definisi green economy?
b. Bagaimana ciri-ciri green economy?
c. Mengapa green economy perlu diterapkan?
d. Pengaruh apa saja yang diberikan oleh keberhasilan penerapan green
economy?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian green economy
b. Mengetahui ciri-ciri green economy
c. Mengetahui alasan green economy yang perlu diterapkan
d. Mengetahui pengaruh keberhasilan penerapan green economy

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Green Economy


Jika di artikan secara sederhana, green economy berasal dari bahasa
inggris yang artinya ekonomi hijau (ekonomi yang ramah lingkungan).
Menurut UNEP (United Nations Environment Programme) dalam
laporannya berjudul Towards Green Economy menyebutkan, Green
Economy adalah ekonomi yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan
keadilan sosial. Green Economy ingin menghilangkan dampak negatif
pertumbuhan ekonomi terhadap lingkungan dan kelangkaan sumber daya
alam. Dari definisi yang diberikan UNEP, pengertian Green Economy dalam
kalimat sederhana dapat diartikan sebagai perekonomian yang rendah
karbon (tidak menghasilkan emisi dan polusi lingkungan), hemat sumber
daya alam dan berkeadilan sosial.
Kemudian apa bedanya ekonomi hijau (green economy) dengan
pembangunan berkelanjutan (sustainable development)? Sebenarnya konsep
green economy ialah manifestasi dari pembangunan berkelanjutan
(sustainable development). Green economy diharapkan dapat berperan
untuk menggantikan model ekonomi penjahat yang boros, timpang, dan
tidak ramah lingkungan. Green economy dibangun atas dasar kesadaran
akan pentingnya ekosistem yang menyeimbangkan aktivitas pelaku ekonomi
dengan ketersediaan sumber daya. Selain itu, pendekatan green economy
dimaksudkan untuk mensinergikan tiga nilai dasar yakni: profit, people, dan
planet. Pandangan ini mengimbau agar para pelaku ekonomi bukan hanya
memaksimalkan keuntungan semata, tetapi juga harus memberikan
kontribusi positif kepada masyarakat serta turut berpartisipasi dalam
menjaga kelestarian lingkungan. Pada saat ini secara global tantangan yang
dihadapi adalah masalah lingkungan yang diakibatkan perubahan iklim dan
krisis finansial. Bumi, dengan jumlah penduduk yang mencapai 7 miliar,
tidak akan lagi bisa memenuhi kebutuhan semua penduduknya. Bahwa kita
hidup di planet yang sudah melebihi kapasitas dalam kemampuan memberi
makan penduduknya
Ekonomi hijau diperlukan sebagai pengganti dari sistem ekonomi
yang kita kenal selama ini. Alasannya, sistem ekonomi yang kita jalani

sekarang terbukti merusak lingkungan. Terlihat hutan-hutan dunia yang


mulai habis, begitu pula stok ikan di lautan atau kerusakan terumbu karang,
atau semakin tipisnya persediaan minyak bumi yang mendasari hampir
semua aktivitas ekonomi serta energi kita. Idealnya, sistem ekonomi hijau
akan memastikan bahwa setiap negara, dalam upaya mengurangi
kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk, melakukannya
dengan cara yang bertanggungjawab dan melindungi lingkungan. Pada
waktu yang lalu pendekatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan
adalah mengupayakan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sehingga limbah yang
dihasilkan menjadi lebih sedikit dan sisanya dapat didaur ulang. Pada saat
ini pendekatannya menjadi berubah menjadi reimagine, redesign sebagai
upaya yang prioritas, baru kita melihat reduce, reuse dan recycle disebut
sebagai upaya tradisional.
Sebagai contoh, pabrik tekstil Rohner melihat adanya kebutuhan
terhadap produk ramah lingkungan sehingga mereka mencari bahan
bakunya seperti ramin, wool, serat alam yang mengurangi dampak
lingkungan terutama penggunaan pestisida. Selain itu Rohner juga mencari
zat pewarna yang tidak toksik dan zat pewarna tersebut dipasok oleh CibaGeigy dan produk Rohner yang ramah lingkungan ini dinamai CLIMATEX,
produk yang terurai secara alami dan ramah lingkungan. Dengan cara ini
Rohner mencoba me-redesign produknya agar bisa memenuhi pengaturan di
bidang lingkungan.

Green Economy di Indonesia


Pada saat ini di Indonesia sangat bertumpu pada sumber daya
alamnya, baik yang tidak dapat diperbaharui maupun yang dapat
diperbaharui. Sumber daya alam yang menjadi tulang punggung
perekonomian kita adalah migas, mineral dan hutan. Dari data-data yang
diketahui, hutan di Indonesia sudah mengalami degradasi sehingga tutupan
lahan di Indonesia menjadi berkurang, misalnya: Pulau Jawa tinggal 7,55%,
Bali 27,23%, Sumatera 32%, Kalimantan 46,48%, Sulawesi 56,87%,
Maluku

72,42%

dan

Papua

79,30%.

Sedangkan

minyak

bumi

ketersediaannya juga terbatas demikian juga batubara. Pengelolaan sumber


daya alam yang tidak ramah lingkungan telah menyebabkan terjadinya
berbagai bencana lingkungan antara lain banjir, longsor, kenaikan
temperatur, perubahan iklim, badai, cuaca, dan lainnya yang tidak dapat
diprediksi secara baik sehingga menimbulkan sulitnya melaksanakan
program pengentasan kemiskinan. Dari data studi KLH tentang adaptasi
menunjukkan musim tanam bergeser dari bulan November menjadi bulan
Januari dan Februari. Belum lagi karena gelombang pasang yang sangat
tinggi maka nelayan kita yang kapalnya sangat kecil tidak dapat melaut.
Selain itu juga terjadi tekanan terhadap alih fungsi hutan, bahkan karena
nilai ekonomi suatu komoditi maka banyak aktifitas ekonomi yang
melanggar peraturan perundangan, misalnya kawasan lindung seperti tidak
boleh bercocok tanam di kawasan lindung dengan kemiringan >40%, tetapi
di Pegunungan Dieng dan Lembang, petani menanam kentang tapi
akibatnya petani setelah mengalami booming uang hasil panen hanya
dinikmati-nya selama 5 tahun dan setelah itu terjadi penambahan pupuk
karena humusnya hilang karena erosi dan juga terjadi berbagai bencana
kekeringan dan longsor. Perubahan iklim juga memerlukan bibit tanaman
khususnya padi yang tahan terhadap badai dan banjir jika tidak ingin akan
terjadi gagal panen.
Selain terjadinya kerusakan lingkungan juga terjadi pencemaran
lingkungan baik air, udara dan laut. Dari data Status Lingkungan Hidup
Indonesia (SLHI) tahun 2007, status mutu air 33 sungai pada 30 provinsi di
Indonesia sudah tercemar dengan kisaran ringan-berat bila dibandingkan
mutu air sungai kelas I dan II. Padahal diketahui bersama air merupakan
unsur utama dalam kehidupan manusia, dan dengan perubahan iklim ini bisa
terjadi kelangkaan air. Berbagai peraturan perundangan diterbitkan untuk
mencegah terjadinya pencemaran, kerusakan lingkungan serta memacu
terjadinya perubahan iklim tetapi tanggapan pebisnis kita selalu negatif.
Padahal berbagai peraturan tersebut dapat dijadikan peluang, misalnya PT.
Astra karena memenuhi standar EURO II mendapatkan kepercayaan dari
Toyota untuk ekspor ke negara lainnya. Peluang lain yang diambil oleh 100

perusahaan Indonesia adalah dengan carbon trading melalui program Clean


Development Mechanism (CDM) sesuai Kyoto Protocol.
Pada umumnya kita melihat krisis finansial dipisahkan dari upaya
perbaikan kualitas lingkungan, bahkan seringkali upaya perbaikan
lingkungan dikorbankan hanya untuk perbaikan ekonomi. Padahal kita
sudah mengalami berbagai bencana karena eksploitasi lingkungan yang
habis-habisan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan kejadian bencana di
Indonesia dalam periode 2003-2005 saja terjadi 1429 kejadian bencana.
Sekitar 53,3% adalah bencana yang terkait dengan hidro-meteorologi
(sumber Bakornas PB dan Bappenas 2006). Banjir adalah bencana yang
paling sering terjadi (34%) diikuti oleh longsor (16%). Menurut UN Office
for the Coordination of Humanitarian Affairs mengindikasikan bahwa
Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan terhadap bencana yang
terkait dengan iklim. Adapun kerugian ekonomi data dari World Bank
(2006) menyebutkan bahwa kerugian global akibat perubahan iklim
mencapai US$ 4,3 triliun. Kerugian ini akan menjadi beban tanggungan
negara-negara berkembang dan miskin yang relatif memiliki keterbatasan
kemampuan adaptasi akibat keterbatasan modal dan teknologi. Bila negara
maju ingin membantu negara berkembang dan miskin, maka dana yang
terkumpul hanya US$ 500 milyar.
Negara-negara seperti Korea Selatan, Bangladesh, Srilanka, Cina,
USA, Jerman, Inggris sudah melaksanakan green economy dengan membuat
kebijakan fiskal dan alokasi dana yang lebih besar untuk program-program
adaptasi dan mitigasi. Pada saat ini Indonesia memberikan dana stimulan
yang terbesar pada kegiatan infrastruktur, padahal Amerika dan negaranegara tersebut diatas mengalokasikan dana stimulan untuk pembangunan
ekonomi rendah karbon antara lain untuk energi efisiensi, membangun
energi terbaharukan, mengembangkan otomotif industri rendah karbon
dimana dengan cara ini juga membuat lapangan kerja baru. Di Indonesia
juga dengan mendorong pelaksanaan program CDM, dan dengan adanya
UU Persampahan dimana pembuangan sampah yang open dumping harus
berubah menjadi landfill sudah dimulai dilakukannya. Landfill adalah upaya

pembakaran gas metan bahkan ada yang dijadikan listrik. Selain itu, industri
kelapa sawit menggunakan limbah cangkangnya menjadi bahan bakar
bahkan bisa juga diproduksi listrik. Dan juga di gedung-gedung dilakukan
energi efisiensi dapat menghemat biaya listrik sampai 20%, bahkan bisa
lebih besar bila adanya penggantian bahan perusak ozon pada chiller akan
menambah effisiensinya menjadi 40%. Bila melihat potensi CDM di
Indonesia dari sektor energi sebesar 125 juta ton CO2, sektor kehutanan 140
juta ton CO2, totalnya adalah 265 juta CO2. Belum lagi jika berani
mengembangkan REDD sebagai alternatif devisa negara dari sektor
kehutanan.
Beberapa propinsi sudah melakukan beberapa aktifitas yang
mengarah kepada green economy seperti DI Yogyakarta yang melakukan
efisiensi energi listrik (lampu jalan), maka Pemda Yogyakarta bisa
menyimpan biaya listrik sebesar 35 47%. Dana yang bisa disimpan ini
digunakan untuk investasi energi terbaharukan yang dipakai oleh
masyarakat yang tidak dapat listrik dari PLN. Semua aktifitas ini juga
membuka lapangan pekerjaan baru misalnya pemasangan dan pemeliharaan
energi terbaharukan. Pada kegiatan pertanian lainnya misalnya, untuk
pemeliharaan sapi, maka kotoran sapi yang mencemari lingkungan dan
menghasilkan gas metan (GRK), dapat diambil gas metan dan dijadikan
listrik. Demikian juga pada kegiatan adaptasi dengan adanya Surat
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Sumur Resapan,
maka anak-anak jalanan mendapatkan upah sebesar Rp 5000,- per lubang
jadi bila sehari bisa membuat lubang sebanyak 5 buah maka anak jalanan
mendapat upah >US$ 2,5.
Pada kegiatan industri yang dilakukan adalah mencari alternatif
energi, upaya yang dilakukannya adalah melaksanakan CSR-nya dengan
menanam pada lokasi bekas tambang tanaman produktif untuk petani
penggarap dan untuk perusahaan semen sebagai energi alternatif. Selain itu
melakukan bantuan pada pengelolaan sampah yang dijadikan kompos
sebagai pupuk untuk petani dan bahan bakar alternatif untuk industri
semennya. Pendekatan CSR seperti ini juga dilakukan oleh Coca Cola

dimana perusahaan ini sangat aktif dalam program lingkungan untuk


konservasi air. Pendekatan ini dianjurkan juga agar dilaksankan oleh semua
industri, yaitu mengaitkan kepentingan bisnis dan upaya perlindungan
lingkungan.
Dengan uraian tersebut diatas Indonesia bisa melaksanakan green
economy dengan merubah cara pandang dengan mengeksploitasi sumber
daya alam sebelumnya yaitu eksploitasi sumber daya alam misalnya dari
sektor kehutanan, migas, tambang, pertanian, perikanan dan pengembangan
industri.
Adapun kegiatan untuk adaptasi yang utama yang bisa dilakukan serta
sekaligus memberikan lapangan pekerjaan adalah program yang dilakukan
secara komprehensif untuk rehabilitasi lingkungan seperti di bawah ini :
1.

Reforestrasi dengan partisipasi masyarakat

2.

Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai

3.

Pembuatan sumur resapan/biopori

4.

Rehabilitasi Danau

5.

Rehabilatasi lahan kritis


Kegiatan tersebut juga berdampak pada uapaya pencegahan bencana
lingkungan serta membantu upaya pelaksanaan program pertanian dan
sektor ekonomi lainnya.
Dari uraian tersebut sudah saatnya merubah paradigma dengan
melihat masalah lingkungan bukanlah untuk dihindari tapi dijadikan
peluang untuk pembangunan ekonomi Indonesia menghadapi krisis
finansial.
(http://madewahyudisubrata.blogspot.com : Green Economy)

2.2 Ciri-Ciri Green Economy

Ekomomi hijau juga berarti perekonomian yang rendah karbon atau


tidak menghasilkan emisi dan polusi lingkungan, hemat sumber daya alam
dan berkeadilan sosial. Sedangkan ekonomi hijau ekologis merupakan
sebuah model pembangunan ekonomi yang berlandaskan pembangunan
berkelanjutan dan pengetahuan ekonomi ekologis.
Ciri ekomomi hijau yang paling membedakan dari pergantian
ekonomi lainnya adalah:
1. penilaian langsung kepada modal jasa ekologis sebagai nilai ekonomi
2. akuntansi biaya, dimana biaya yang diwujudkan ke masyarakat dapat
ditelusuri kembali dan dihitung sebagai kewajiban
3. kesatuan
yang
tidak
membahayakan
atau

mengabaikan

aset.Alasannya, sistem ekonomi yang dijalani sekarang terbukti


merusak lingkungan. Dilihat dari hutan-hutan dunia yang mulai habis,
begitu pula stok ikan di lautan atau kerusakan terumbu karang, atau
semakin tipisnya persediaan minyak bumi yang hampir semua
melibatkan aktivitas ekonomi serta energi khususnya di Indonesia.
Melalui peringatan hari lingkungan hidup sedunia yang bertema
Ekonomi Hujau; Ubah Perilaku, Tingkatkan Kualitas. Presiden SBY
mengatakan bahwa tema ini sangat penting karena memiliki nilai penting
dan berorientasi pada masa depan. Karena ekonomi hijau yang dimaksud
adalah pembangunan untuk mencapai tiga sasaran besar. Yakni ekonomi
terus tumbuh dan memberikan lapangan kerja serta mengurangi kemiskinan,
tanpa mengabaikan perlindungan lingkungan, khususnya fungsi ekosistem
dan keanekaragaman hayati, serta mengutamakan keadilan sosial.
Menurutnya, penerapan konsep "ekonomi hijau" membutuhkan perubahan
paradigma dan gaya hidup yang menghasilkan perasaan adil di antara
berbagai kelompok masyarakat. Sekaligus juga memberikan penghematan
dan peningkatan daya guna ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.
Prinsip ekonomi hijau yang digunakan harus sesuai dengan
karakteristik, kondisi dan keperluan bangsa serta rakyat. Prinsip ekonomi
hijau juga akan mulai digunakan pada proses penetapan berbagai bentuk

kebijakan, perencanaan dan program, di berbagai sektor pembangunan


ekonomi.
Sebagai wujud dari seriusnya bangsa Indonesia melakukan ekonomi
hijau, bangsa Indonesia telah berinisiatif untuk melakukan mitigasi dan
adaptasi terhadap perubahan iklim, pengelolaan hutan, laut dan pesisir
secara lestari. Indonesia pun akan melanjutkan pada pengembangan energi
bersih dan terbaru yang ramah lingkungan.
Dalam sistem ekonomi hijau akan memastikan bahwa setiap negara,
berupaya untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan
penduduk, melakukannya dengan cara yang bertanggungjawab dan
melindungi lingkungan.
Konsep ekonomi hijau merupakan konsep terintegrasi yang
utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan dan dapat diimplementasikan sesuai
arah pembangunan yang pro-poor, pro-job, pro-growth dan proenvironment. Karena hal ini, maka diperlukan kerja sama semua pihak
untuk menjadikan semua itu menjadi bagian hidup sehari-hari. Hal tersebut
dapat terlaksana melalui hal-hal yang sederhana misalnya, menghemat
listrik, dengan cara mematikan listrik pada siang hari, menghemat air dan
energi serta ikut dalam segala bentuk pelestarian alam misalnya menanam
pohon.
(www.higabisnis.blogspot.com : Ekonomi Hijau / Green Economy)

2.3 Manfaat Green Economy


Penerapan green economy memang tidak mudah. Perlu adanya
kesadaran dari setiap individu untuk melakukannya. Selain itu, penyuluhan
dan pengenalan lebih lanjut mengenai prinsip kerja ekonomi hijau perlu
disosialisasikan secara meluas meliputi berbagai kalangan terutama anakanak dan remaja. Sosialisasi dini mengenai ekonomi hijau pada anak dan
remaja dinilai akan memberi dampak positif yang cukup signifikan bagi

kelestarian sumber daya dan penanggulangan kerusakan lingkungan yang


lebih lanjut.
Sebagai orang dewasa dan orang tua, ada baiknya jika Anda
memberikan contoh yang baik berkaitan dengan konsep green economy.
Misalnya menyalakan AC seperlunya, mematikan lampu jika sudah tidak
digunakan, menghemat listrik dengan mengurangi penggunaan lampu pada
siang hari, melakukan pekerjaan ringan secara manual, menggunakan
benda-benda yang dapat didaur ulang, mengurangi penggunaan kantong
plastik, dan sebagainya.
Selain itu, orang tua juga dapat memperkenalkan anak-anak pada
pentingnya lingkungan bagi kehidupan. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengajak mereka mengunjungi tempat-tempat bertemakan lingkungan
seperti mengunjungi objek wisata pantai, danau, gunung, dan sebagainya.
Kegiatan ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan membiarkan anak
bermain internet atau video games setiap harinya.
Disisi lain, green economy juga dapat dilakukan dengan pembatasan
pengeksploitasian sumber daya alam. Untuk mengantisipasi berkurangnya
energi dari alam, dapat dilakukan dengan mengoptimalkan bentuk-bentuk
penemuan baru yang lebih menghemat energi. Pada intinya, menerapkan
ekonomi hijau dalam kehidupan sehari-hari dengan dimulai dari diri sendiri
akan sangat membantu perwujudan lingkungan yang lebih baik untuk masa
depan generasi selanjutnya.
Gerakan green economy atau ekonomi hijau memang memiliki
banyak manfaat bagi hidup manusia dan lingkungan sekitarnya.
Pengendalian diri, penghematan energi, dan bijak dalam memilih produk
untuk sehari-hari adalah kunci kesuksesan penerapan ekonomi hijau dalam
kehidupan. Namun, masih banyak warga masyarakat yang belum memiliki
kesadaran akan pentingnya penerapan ekonomi hijau dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karenanya, sebagai orang yang bijak, mari kita terapkan

green economy mulai dari diri kita sendiri dan mulai dari lingkungan
terdekat kita.
Alasan Green economy perlu diterapkan,terdapat dalam beberapa
pendapat yaitu:
UNEP menyatakan alasan penerapan Green Economy dapat terlihat
melalui beberapa aspek:
1. peningkatan investasi public dan private disektor green
2. peningkatan dalam kuantitas dan kualitas lapangan kerja disektor
green
3. peningkatan GDP dari sector green
4. penurunan penggunaan enerji/sumberdaya per unit produksi
5. penurunan level CO2 dan polusi /GDP
6. penurunan konsumsi yang banyak menghasilkan limbah
Pada level domestik inisiatif kebijakan dapat dilakukan antara lain:
1. reformasi pajak dan insentive lain
2. rasionalisasi penggunaan tanah dan kebijakan perkotaan
3. adopsi manajemen sumberdaya air yang terintegrasi
4. peningkatan dan pemberlakuan peraturan lingkungan
5. monitor dan akuntabilitas implementasi dari paket-paket stimulus
Pada level internasional rancangan kebijakan-kebijakan dapat
meliputi:

1. perjanjian perdagangan multilateral dan bilateral untuk jalur barang


dan jasa yang berhubungan dengan lingkungan
2.

bantuan internasional untuk mendukung penerapan green economy

3. aktivasi pasar karbon global


4. pengembangan pasar global untuk servis ekosistem
5. pengembangan dan transfer teknologi yang ramah lingkungan
6. koordinasi internasional dalam implementasi paket stimulus green
economy
Lebih lanjut, UNEP mencanangkan bahwa keberhasilan penerapan
green economy akan menghasilkan:
1. 20 juta pekerjaan dibidang energi terbarukan pada tahun 2030
(sekarang 2,3 juta)
2. pasar sebesar 658 milyar USD untuk suply air bersih, sanitasi dan
efisiensi air bersih pada tahun 2020 (sekarang 253 milyar USD)
3. di EU & US: green building akan menciptakan lapangan kerja
sejumlah 2 3,5 juta
4. pertanian organik yang menciptakan 30 % lebih banyak pekerjaan /
hektar
5. China: 10 juta pekerjaan dibidang recycle dan energi terbarukan yang
akan menghasilkan 17 milyar USD / tahun dan membuka lapangan
kerja untuk 1 juta pekerja
UNEP mengembangkan Green Economy Initiatives (GEI) yang
dirancang untuk mendukung negara-negara dalam greening ekonomi
mereka melalui pencanangan dan pemfokusan kebijakan-kebijakan,

investasi-investasi dan pembelanjaan pemerintah menuju beberapa sektor


seperti; teknologi bersih, enerji terbarukan, penggunaan air, transportasi
hijau, pengolahan limbah, green buildings dan pertanian dan kehutanan
yang berkelangsungan.
GEI telah diluncurkan oleh UNEP sejak Oktober 2008 yang ditujukan
untuk memotivasi dan mendukung negara-negara agar berinvestasi di green
economy untuk kepentingan umat manusia khususnya penduduk miskin dan
yang rentan terpengaruh, kepentingan ekonomi dan lingkungan. Pendanaan
untuk GEI didukung oleh Norwegia, Swiss, Inggris dan UN Foundation dan
diimplementasikan oleh badan2 dibawah UN secara menyeluruh.
(www.mygreenworld.blogstudent.mb.ipb.ac.id : Green Economy : Approach
a Challenge to International Business)
(www.jujubandung.wordpress.com : Terapkan Green Economy untuk
Lingkungan yang Lebih Baik)

2.4 Pengaruh Penerapan Green Economy


Mengenal pengertian Green economy sebenarnya tidaklah sulit, yang
tidak lain merupakan perekonomian yang tidak merugikn lingungan hidup.
Atau yang di sebut dengan ekonomi yang mampu meningkatkan
kesejahteraan dan keadilan sosial. Green economy ingin menghilangkan
dampak negatif pertumbuhan economy terhadap lingkungan dan kelangkaan
sumber daya alam.
Green economy juga merupakan motor utama pembangunan
berkelanjutan (sustainable development), karen konsep Green economy
sendiri melengkapi konsep pembangunan berkelanjutan. Sebagaimana
diketahui prinsip utama dari pembangunan berkelanjutan adalah memenuhi
kebutuhan sekarang tanpa mengobankan pemenuhan kebutuhan generas
masa depan, oleh sebab itu dapat di katakan Green economy merupakan
motor utama pembangunan berkelanjutan.
Dari ini dapat dilihat bahwa pentingnya perubahan paradigma dan
perilaku untuk selalu mengambil setiap kesempatan dalam mencari

informasi, belajar dan melakukan tindakan demi melindungi dan mengelola


lingkungan hidup. Dengan kualitas lingkungan hidup yang lebih baik akan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Pola hidup masyarakat modern telah mebuat pembangunan sangat
eksploitatif terhdap sumber daya alam dan mengancam pembangunan yang
betumpu pada pertumbuhan produksi terbukti membuahkan perbaikan
ekonomi, tetapi gagal di bidang sosial dan lingkungan. Sebut saja,
meningkatnya emisi gas rumah kaca, berkurangnya areal hutan serta
musnahnya berbagai spesies dan keanekaragaman hayati. Di samping itu
adalah ketimpangan rata-rata pendapatan penduduk negara kaya dengan
negara miskin.
Oleh sebab itu konsep Green economy diharapkan menjadi jalan
keluar. Menjadi jembatan antara pertumbuhan pembangunan, keadilan sosial
serta ramah lingkungan dan hemat sumber daya alam. Tentunya konsep
Green economy baru akan membuahkan hasil jika kita mau mengubah
perilaku. dan dengan demikian Green economy dapat memberikan pengaruh
baik seperti peningkatan kualitas ekonomi masyarakat tanpa merusak
lingkungan dan alam.
(www.scribd.com : Ekonomi Hijau)

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Green

economy

sangat

berpengaruh

bagi

kehidupan

dalam

meningkatkan keadilan serta kesejahteraan sosial di masyarakat. Selain itu


dapat menjaga keseimbangan dan kelestarian alam. Oleh sebab itu perlunya
green economy untuk di adakan, karena berpengaruh sangat baik, dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat tanpa merusak keseimbangan dan
kelestarian alam. Untuk menyikapi hal tersebut diperlukan perubahan
perilaku agar tidak egois dengan tujuan meningkatkan perekonomian tetapi
tanpa

memperhatikan

keseimbangan

alam

dengan

melakukan

pengeksploitasian sumber daya alam yang berlebihan, terutama bagi


Indonesia. Oleh sebab itu Untuk mengantisipasi berkurangnya energi dari
alam, dapat dilakukan dengan mengoptimalkan bentuk-bentuk penemuan
baru yang lebih menghemat energi. Pada intinya, menerapkan ekonomi
hijau dalam kehidupan sehari-hari dimulai dari diri sendiri akan sangat
membantu perwujudan lingkungan yang lebih baik untuk masa depan
generasi selanjutnya.

3.2 Saran
Green Economy diharapkan dapat berperan untuk menggantikan model
ekonomi yang sebelumnya

Green Economy diharapkan menjadi solusi untuk mengurangi dampak

dari perubahan iklim


Masyarakat harus dapat mulai menerapkan konsep green economy agar
dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik

DAFTAR PUSTAKA

Subrata, I Made Wahyudi.2012. Green Economy.


www.madewahyudisubrata.blogspot.com
2010. Green Economy : Approach a Challenge to International Business.
www.mygreenworld.blogstudent.mb.ipb.ac.id
2012. Terapkan Green Economy untuk Lingkungan yang Lebih Baik.

www.jujubandung.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai