Anda di halaman 1dari 4

ULASAN ISSUE GREEN ECONOMY

PENEREPAN GREEN ECONOMY DALAM SEKTOR PERTANIAN

NAMA : MAR’ATUL ADILA

NIM : 12207096

Definisi lain tentang Green Economy yang didapat adalah ekonomi dari dunia
sesungguhnya, dunia dari pekerjaan, kebutuhan manusia, bahan baku dari bumi dan
bagaimana semua hal tersebut menjadi satu secara harmonis. Green Economy adalah tentang
‘use value’ bukan ‘exchange value’ tentang kualitas bukan kuantitas, tentang ‘re generation’
dari individu. Komunitas dan ekosistem bukan tentang akumulasi dari uang ataupun material
(Makmun, 2011) UNEP menyatakan bahwa penerapan Green Economy dapat terlihat
melalui: 1) peningkatan investasi public dan privat di sektor green, 2) peningkatan dalam
kuantitas dan kualitas lapangan kerja disektor green, 3) Peningkatan GDP dari sektor Green,
4) Penurunan penggunaan energi / sumber daya per unit produksi, 5.) Penurunan level CO2
dan polusi / GDP. 6.) Penurunan konsumsi yang banyak menghasilkan limbah.

Green Growth atau pertumbuhan ekonomi hijau merupakan pertumbuhan ekonomi


yang tangguh dengan tidak mengesampingkan permasalahan lingkungan, mengedepankan
pembangunan rendah karbon serta inklusif secara social.Green economy sebagai kegiatan
ekonomi yang dapat menciptakan kesejahteraan masyarakat melalui pembatasan sumber daya
alam dan rendah karbon.

Pemerintah Indonesia juga telah menyiapkan program Green Growth sebagai langkah
mitigasi untuk menghadapi perubahan iklim. Langkah ini meliputi bauran kebijakan baik
secara substansi, kelembagaan maupun pembiayaan. Salah satu bentuk dari langkah tersebut
adalah tersubstitusinya aspek perubahan iklim dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Sosial (RPJMN) 2020–2024. Adapun upaya yang ada di dalamnya, meliputi
peningkatan kualitas lingkungan hidup, peningkatan ketahanan bencana dan perubahan iklim
serta penggunaan rendah karbon.
Teori ekonomi hijau mengakui bahwa kegiatan ekonomi dan pembangunan harus
mengambil langkah-langkah untuk menjaga dan meningkatkan lingkungan alami. Teori ini
menekankan perlunya mempertimbangkan dampak lingkungan dalam pengambilan
keputusan ekonomi, dan mendorong penggunaan teknologi dan sumber daya yang lebih
ramah lingkungan. Konsep ini juga mempromosikan pendekatan berkelanjutan dalam
pengelolaan sumber daya, termasuk pengembangan sumber daya terbarukan dan membatasi
penggunaan sumber daya yang tidak dapat diperbarui.

Adapun tujuan dari konsep pelaksanaan Green Economy:

1. Meningkatkan kewaspadaan dari urgensi untuk beralih dari bahan


bakar fosil di dalam sistem energi Indonesia.

2. Mengoptimalkan penerapan efesiensi energi yang mengarah pada


sistem dekarbonisasi energi Indonesia.

3. Mendukung upaya penurunan emisi gas rumah kaca.

4. Memperkuat kebijakan mitigasi perubahan iklim dalam negeri.

5. Menunjang pelaksanaan pembangunan ekonomi yang berorientasi pada


aspek lingkungan dan ekosistem.

Yang dimana konsep ini digunakan sebagai penyelarasan dalam hal untuk
menumbuhkan perkembangan ekonomi dan juga perlindungan terhadap lingkungan yang
dimana sudah banyak tercemar akibat bahan-bahan kimia.
Maka daripada itu saya sebagai penulis mengangkat Issue Green Economy tentang
”PENERAPAN GREEN ECONOMY DALAM SEKTOR PERTANIAN ( PUPUK
ORGANIK SEBAGAI PENGGANTI PUPUK ANORGANIK )”.
A. PUPUK ORGANIK
Pupuk organik adalah jenis pupuk yang berasal bahan-bahan alami yang
mengandung bahan organik, seperti bahan tumbuhan, hewan atau yang
lainnya. Secara alami pupuk organik mengandung nutrisi esensial bagi
tanaman, seperti nitrogen, fosfor, kalium, mikronutrien, dan bahan organik
yang bermanfaat.
B. PUPUK ANORGANIK
Pupuk anorganik adalah merupakan jenis pupuk sintetis yang dihasilkan dari
serangkaian proses kimia atau pengunaan bahan kimia, sehingga dalam
penggunaannya harus terukur dan sesuai dengan dosisnya.

Pertanian merupakan sektor yang dapat menjadi salah satu cara untuk dimana dapat
membangun atau mengembangkan peningkatan produktivitas pertanian secara mekanisasi,
salah satunya dengan teknologi pemupukan dengan bahan-bahan kimia. Dalam beberapa
dekade dalam sektor pertanian hanya fokus pada pencapaian hasil yang tinggi, siklus hidup
yang pendek, penyakit dan resistensi hama. Hal tersebut dapat terlaksana dengan menjaga
kelestarian lingkungan dan mengurangi resiko penumpukan karbon yang daapt
dikembangkan melalui pertanian yang berbasis organik.

Pupuk terbagi menjadi 2 jenis antara lain pupuk anorganik, dan pupuk organik. Jika
ditinjau pada pupuk organik terdapat peningkatan penggunaan pupuk hanya organik
sebesar 81%. Begitu juga dengan pestisida dalam pengendalian hama terhadap tanaman padi.
Ekonomi hijau dapat diterapkan pada pengunaan pupuk hanya organik saja sebagai pengganti
pupuk anorganik dan juga dapat mengganti pestisida berbahan kimia menjadi pengendalian
hama secara mekanik dengan cara menghilangkan atau mematikan hama atau pengendalian
hama dilakukan secara hayati.

Nilai-nilai ekosistem dari jasa lingkungan dan peran-peran jasa lingkungan dalam
memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat dalam konteks yang lebih luas
sering diabaikan ketika indikator pembangunan hanya diukur dari pertumbuhan ekonomi dan
gross product bruto (GDB) semata.

A. Dampak Positif Green Economy Terhadap Pertanian


a) Pembangunan green economy dilakukan dari desa dan dapat
membantu sistem produksi dalam membaca kondisi pasar.
b) Dengan menggunakan penerapan green economy dapat
membantu pengembangan industri pertanian.
c) Resiko terjadinya financial semakin kecil dan juga dapat
mengurangi dampak bencana banjir serta dapat mengurangi
cekaman ekonomi akibat peningkatan pupuk.

REFERENSI
https://www.kompasiana.com/theresiagaluh/5fec10e8d541df7d8e22ec55/pene
rapan- pembangunan-ekonomi-hijau-berbasis-
pertanian?page=all&page_images=1&lgn_method=google

Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kehutanan. (2013). Kajian


Potensi dan Peluang Pengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia

https://amf.or.id/praktik-ekonomi-hijau-tuai-beribu-keuntungan/
https://saraswantifertilizer.com/pupuk-pengertian-dan-
manfaatnyaa/

Anda mungkin juga menyukai