Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN

“GREEN ECONOMY”

Makalah ini disusun untunk memenuhi tugas pada mata kuliah Pengantar
Manajemen

Dosen Pengampu:
Dr. Annisa Fitri Anggraeni., SE., MM,. CIISA
Disusun Oleh:
Raden Arya Mufti Wibawa 4122.4.22.11.0080

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT, atas rahmat dan karunia-nya
sehingga saya dapat menyesaikan penulisan makalah yang berjudul “GREEN
ECONOMY” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Pengantar Manajemen.

Saya mengakui dalam makalah ini mungkin masih banyak terjadi


kekurangan sehingga hasilnya jauh dari kesempurnaan. Saya sangat berharap
kepada semua pihak kiranya memberikan kritik dan saran yang sifatnya
membangun.

Besar harapan saya dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi


bahan tambahan bagi penilaian dosen bidang studi Pengantar Manajemen dan
mudah- mudahan isi dari makalah kami ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang membaca makalah ini.

Bandung, 22 Juni 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. I


DAFTAR ISI ............................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................................... 1
1.3 TUJUAN .............................................................................................................. 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................... 3
2.1 APA ITU GREEN ECONOMY ................................................................................ 3
2.1.1 Awal Mula Munculnya Konsep Green Economy ........................................ 4
2.1.2 Macam-Macam Konsep Green Economy ................................................. 5
2.1.3 Tujuan Khusus Green Economy ............................................................... 6
2.1.4 Prinsip Prinsip Green Economy ................................................................ 7
2.1.5 Langkah Langkah Penerapan Green Economy ......................................... 8
2.2 CARA PEMERINTAH DALAM PENERAPAN GREEN ECONOMY............................ 10
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .................................................. 13
3.1 SEJARAH DAN PROFIL PERUSAHAAN ................................................................ 13
3.2 LOKASI PERUSAHAAN ...................................................................................... 14
3.3 TUJUAN PERUSAHAAN ..................................................................................... 14
BAB IV ANALISIS PENERAPAN GREEN ECONOMY PADA
PERUSAHAAN ......................................................................................................... 15
4.1 PEMBAHASAN STUDI KASUS ............................................................................ 15
BAB V KESIMPULAN ........................................................................................... 19
5.1 KESIMPULAN .................................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Green economy sebagai kegiatan ekonomi yang dapat menciptakan
kesejahteraan masyarakat melalui pembatasan sumber daya alam dan rendah karbon.
Pemerintah Indonesia juga telah menyiapkan program Green Growth sebagai langkah
mitigasi untuk menghadapi perubahan iklim. Langkah ini meliputi bauran kebijakan
baik secara substansi, kelembagaan maupun pembiayaan.
Salah satu bentuk dari langkah tersebut adalah tersubstitusinya aspek perubahan
iklim dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Sosial (RPJMN) 2020–2024.
Adapun upaya yang ada di dalamnya, meliputi peningkatan kualitas lingkungan hidup,
peningkatan ketahanan bencana dan perubahan iklim serta penggunaan rendah karbon.
Melalui pertumbuhan ekonomi hijau, diharapkan sektor industri ekonomi dapat
terintegrasi untuk mewujudkan penggunaan sumber daya alam secara bertanggung
jawab, mencegah dan mengurangi polusi serta menciptakan peluang peningkatan
kesejahteraan sosial dengan membangun ekonomi hijau (green economy).
Dengan begitu, pembangunan berkelanjutan semakin dapat diwujudkan
berdasarkan pada pemahaman bahwa konflik antara ekonomi dan lingkungan dapat
terekonsiliasi dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan malasah yang akan dibahas pada materi ini adalah :
1. Apa itu green economy?
2. Bagaimana cara Pemerintah dalam penerapan green economy?
3. Jelaskan bentuk keberlanjutan perusahaan melalui penerapan green
economy?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1
2

1. Untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat, sekaligus


mengurangi risiko kerusakan lingkungan secara signifikan .
2. Untuk mengetahui seberapa penting nya penerapan green economy pada saat
ini.
3. Untuk mengetahui cara-cara penerapan green economy yang dapat di terapkan
pada perusahaan lain.
4. Untuk mengetahui seberapa berpengaruhnya pada lingkungan hidup yang
berada disekitaran perusahaan yang menerapkan green economy
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Apa Itu Green Economy
Green economy adalah pertumbuhan ekonomi yang kuat dengan ramah
lingkungan, serta inklusif secara sosial. Berbeda dengan model pembangunan
konvensional yang mengandalkan praktik yang tidak berkelanjutan seperti pengurasan
dan penghancuran sumber daya alam.
Pertumbuhan ekonomi hijau merupakan suatu gerakan terkoordinir yang terdiri
dari pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, penurunan tingkat kemiskinan
dan keterlibatan sosial yang didorong oleh pengembangan dan pemanfaatan sumber
daya global secara berkelanjutan.
Menjadi hijau dan berkelanjutan tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan,
tetapi juga membantu membuat bisnis lebih sukses dan menguntungkan. Gaya hidup
hijau juga telah berkembang dalam beberapa dekade terakhir dan menjadi konsep yang
populer karena semakin banyak orang dan entitas mengakui adanya kebutuhan
mendesak, serta juga berbagai manfaat dari praktik yang berkelanjutan.
Alasan utama munculnya konsep ekonomi hijau dan pertumbuhan hijau adalah
gerakan menuju pendekatan yang lebih terintegrasi dan komprehensif untuk
menggabungkan faktor sosial dan lingkungan dalam proses ekonomi demi mencapai
pembangunan berkelanjutan.
Oleh sebab itu, pertumbuhan ekonomi hijau merupakan pertumbuhan ekonomi
yang berkontribusi terhadap penggunaan modal alam secara bertanggung jawab,
mencegah dan mengurangi polusi dan menciptakan peluang untuk meningkatkan
kesejahteraan sosial secara keseluruhan dengan membangun ekonomi hijau, dan
akhirnya memungkinkan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

3
4

2.1.1 Awal Mula Munculnya Konsep Green Economy


Pola hidup manusia modern telah membuat pembangunan sangat
eksploitatif terhadap sumber daya alam dan mengancam kehidupan makhluk
hidup lain. Kegiatan ekonomi yang meliputi produksi, distribusi dan konsumsi
menyebabkan emisi gas rumah kaca semakin meningkat, sehingga
menyebabkan berkurangnya area hutan serta musnahnya berbagai spesies dan
keanekaragaman hayati.
Hal ini karena adanya konsep sumber milik bersama (common property
resources) dapat digunakan untuk menjawab mengapa aktivitas ekonomi dapat
mengarah kepada kerusakan lingkungan hidup. Berjuta–juta pemilik
mempunyai hak yang sama untuk memanfaatkan sumber milik bersama seperti
samudera, udara, ikan di laut, tanah, air, hutan dan lain sebagainya.
Tidak ada satupun aturan yang membatasi pemanfaatan sumber milik
bersama tersebut, maka terjadi eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber
daya tersebut. Setiap pemanfaat, baik produsen maupun konsumen mungkin
menggunakannya semaksimal mungkin dengan asumsi bahwa orang lain akan
memanfaatkan sumber tersebut bila tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Berdasarkan kecamata ekonomi, penyalahgunaan pemanfaatan sumber
milik bersama timbul karena tidak adanya mekanisme keseimbangan yang
timbul secara sendiri yang dapat membatasi eksploitasi. Ketika sudah terjadi
eksploitasi secara berlebihan tentu dapat menimbulkan berbagai masalah
pencemaran dan kerusakan lingkungan di tingkat global dan lokal.
Dengan demikian, diperlukan adanya gagasan “Green economy” yang
diharapkan menjadi jalan keluar untuk membuat para pelaku ekonomi dan juga
pemanfaat atau konsumen menjadi lebih termotivasi untuk melakukan kegiatan
yang ramah lingkungan. Jadi, ekonomi hijau pada gilirannya menjadi jembatan
antara pertumbuhan pembangunan ekonomi, keadilan sosial serta ramah
lingkungan dan hemat sumber daya alam.
5

2.1.2 Macam-Macam Konsep Green Economy


Istilah ekonomi hijau dimunculkan pertama kali dalam laporan
Pemerintah Inggris yang dirancang oleh sekelompok ekonom lingkungan
terkemuka dengan judul Untuk Ekonomi Hijau pada tahun 1989. Namun
demikian, hingga saat ini masih belum ada definisi ekonomi hijau yang menjadi
kesepakatan bersama secara internasional.
Berikut ini adalah berbagai definisi dan konsep ekonomi hijau dari
Kumpulan Pemikiran Pengembangan Green economy (Tahun 2010 – 2012)
yaitu:
1. UNEP (2011)
UNEP mendefinisikan bahwa ekonomi hijau sebagai sebuah sistem
kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan distribusi, produksi dan konsumsi
barang serta jasa yang memperoleh peningkatan kesejahteraan masyarakat
dalam jangka panjang. Namun, tanpa menyebabkan generasi mendatang
menghadapi risiko lingkungan yang signifikan atau kelangkaan ekologis.
2. UNCTAD (2011)
UNCTAD menjelaskan bahwa ekonomi hijau sebagai sistem ekonomi
yang menghasilkan peningkatan kesejahteraan manusia dan mengurangi
ketimpangan melalui aktivisme yang tidak menyebabkan generasi
mendatang menghadapi risiko lingkungan yang signifikan serta kelangkaan
ekologis.
3. UNCSD (2011)
UNCSD menjelaskan ekonomi hijau sebagai lensa yang 5ocus dalam
menangkap peluang untuk meningkatkan tujuan ekonomi juga lingkungan
secara bersamaan.
4. KOALISIS EKONOMI HIJAU (2011)
6

Koalisi Ekonomi Hijau mengungkapkan bahwa ekonomi hijau sebagai


ekonomi tangguh yang dapat memberikan kualitas hidup lebih baik. Namun
dalam prosesnya, perlu adanya pembatasan daya dukung ekologi bumi.

5. INTERNATIONAL CHAMBER OF COMMERCE (2011)


International Chamber of Commerce berpendapat bahwa ekonomi hijau
tidak lepas dari pertumbuhan ekonomi dan tanggung jawab lingkungan
yang saling bekerja sama. Melalui sistem ekonomi hijau, keduanya juga
dapat saling memperkuat guna mendukung kemajuan dalam pembangunan
sosial.
6. PEMERINTAH INDONESIA (2010)
Ekonomi hijau sebagai paradigma pembangunan yang berpusat pada
pendekatan efisiensi sumber daya dengan penekanan kuat pada internalisasi
biaya dari penipisan sumber daya alam dan degradasi lingkungan. Selain
itu, ekonomi hijau adalah sistem upaya untuk mengurangi kemiskinan,
menciptakan lapangan kerja yang layak serta menjamin pertumbuhan
ekonomi berkelanjutan.

2.1.3 Tujuan Khusus Green Economy


Dalam pelaksanaannya, ekonomi hijau juga memiliki beberapa tujuan.
Adapun tujuan khusus ekonomi hijau sebagai berikut:
1. Meningkatkan kewaspadaan dari urgensi untuk beralih dari bahan bakar
fosil di dalam sistem energi Indonesia.
2. Mengoptimalkan penerapan efisiensi energi yang mengarah pada sistem
dekarbonisasi energi Indonesia.
3. Memperkuat kebijakan mitigasi perubahan iklim dalam negeri.
7

4. Meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat dengan


tetap memperhatikan risiko kerusakan lingkungan akibat dari kegiatan
ekonomi tersebut.
5. Mendukung upaya penurunan emisi gas rumah kaca.
6. Menunjang pelaksanaan pembangunan ekonomi yang berorientasi pada
aspek lingkungan dan ekosistem.
7. Memberikan sanksi terhadap pelaku aktivitas–aktivitas ekonomi yang
membahayakan dan berpotensi merusak lingkungan.
8. Mendorong pelaku usaha untuk memproduksi barang, melakukan
aktivitas perdagangan dan konsumennya pun akan mengkonsumsi hal–
hal yang ramah lingkungan atau produk barang dan jasa yang lebih
ramah lingkungan.

2.1.4 Prinsip Prinsip Green Economy


Prinsip utama dari ekonomi hijau adalah mampu memenuhi kebutuhan
sekarang tanpa harus mengorbankan pemenuhan kebutuhan setiap generasi di
masa yang akan datang. Nah, selain itu, ada beberapa prinsip lain dalam
ekonomi hijau, prinsip tersebut yaitu :
1. Prinsip Berkelanjutan
Ekonomi hijau adalah sarana untuk mewujudkan ekonomi
keberlanjutan.
2. Prinsip Kesejahteraan
Ekonomi hijau memungkinkan semua orang untuk mewujudkan dan
menikmati kesejahteraan.
3. Prinsip Keadilan
Ekonomi hijau mempromosikan kesetaraan di intra dan antar generasi
atau mendukung pemerataan sosial dan ekonomi.
4. Prinsip Martabat
8

Ekonomi hijau menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan bagi


seluruh masyarakat.
5. Prinsip Alam Sehat
Ekonomi hijau memulihkan keanekaragaman hayati yang hilang,
berinvestasi dalam sistem alam dan merehabilitasi hutan yang telah
mengalami degradasi.
7. Prinsip Batas Planet
Ekonomi hijau menjaga, merestorasi dan berinvestasi pada alam.
8. Prinsip Inklusi
Ekonomi hijau bersifat inklusif dan partisipatif dalam pengambilan
keputusan.
9. Prinsip Tata Kelola dan Akuntabilitas yang Baik
Ekonomi hijau harus bisa dipertanggungjawabkan.
10. Prinsip Ketahanan
Ekonomi hijau berkontribusi pada ketahanan ekonomi, sosial dan
lingkungan.
11. Prinsip Efisiensi dan Kecukupan
Ekonomi hijau diarahkan untuk mendukung aktivitas produksi dan
konsumsi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

2.1.5 Langkah Langkah Penerapan Green Economy


Tentu setiap solusi sebuah permasalahan tidak cukup sebatas
diwacanakan. Wacana memang penting sebagai upaya sosialisasi dan
penyadaran. Tapi bagaimana menerjemahkan ide tersebut dalam keseharian
merupakan hal yang juga tak kalah penting. Di sinilah butuh semacam rumusan
agar ekonomi hijau melibatkan setiap pribadi. Artinya, gaya dan pola hidup
pribadi juga perlu diubah. Setiap keputusan yang dibuat dan pilihan-pilihan
masa depan yang ditempuh memberi andil bagi terwujudnya tatanan ekonomi
9

hijau, Berikut adalah langkah-langkah yang bisa ditempuh setiap pihak untuk
mendorong perubahan:
1. Membangun komunitas yang berkelanjutan.
Komunitas seperti ini memungkinkan setiap anggotanya mengurangi
dampak terhadap lingkungan. Misalnya, dengan mengembangkan hutan
bakau, beralih ke model bertani permakultur, dan menggunakan sumber
energi tenaga matahari.Investasi yang bertanggung jawab secara sosial.
2. Emisi karbon lebih rendah.
Salah satu penyebab perubahan iklim yang cukup dominan adalah gas
buang (emisi karbon). Dibanding era pra-industri, tingkat CO2 kini
meningkat hingga 37 persen. Karena itu, upaya aktif melawan
kecenderungan ini perlu dicontoh. Misalnya, Kosta Rika berjanji untuk
menekan emisi karbon hingga netto nol sebelum 2030.
3. Tenaga angin.
Angin merupakan salah satu sumber energi terbarukan. Penggunaannya
meningkat hingga 27 persen antara tahun 2006 dan 2007. Dua negara
terbesar yang menggunakan tenaga angin sebagai pasokan energi adalah
Jerman dan Amerika Serikat.
4. Tenaga matahari.
Penggunaan energi matahari terus meningkat dari tahun ke tahun.
Penemuan sel fotovoltaik (PV) memungkinkan proses itu. Pada 2007
produksinya tumbuh 51 persen. Saat ini, Jerman masih merupakan negara
yang paling banyak mengoptimalkan penggunaan energi matahari dalam
bentuk PV.
5. Bola lampu yang lebih hijau.
Untuk penerangan, pakailah lampu compact fluorescent lamp (CFL). Bola
lampu hijau ini menciptakan lebih sedikit panas serta menggunakan energi
75 persen lebih sedikit, dan 10 kali lebih tahan lama dibanding lampu biasa.
6. Sertifikasi hutan.
10

Pembalakan liar terus berlangsung. Luas hutan pun kian menyempit. Untuk
mencegah laju penggundulan hutan yang kian masif, beberapa negara
membuat aturan hutan bersertifikat. Pemanenannya diatur agar tak merusak
keutuhan ekosistem hutan. Hingga saat ini, 7 persen hutan di dunia telah
bersertifikasi. Dari jumlah itu, Kanada merupakan penyumbang terbesar
hutan bersertifikasi, yaitu 121 juta hektar.
7. Ketenagakerjaan hijau.
Sekitar 2,3 juta orang di seluruh dunia bekerja dalam industri energi
terbarukan. Beberaoa negara Utara memimpin dunia dalam perkembangan
teknologi dan pekerjaan terbarukan. Kini perkembangannya beralih ke
negara-negara Selatan. India, misalnya, mulai memproduksi turbin angin
secara besar-besaran. Sementara Kenya tercatat mempunyai pasar tenaga
matahari yang paling diperhitungkan.

2.2 Cara Pemerintah Dalam Penerapan Green Economy


Pemerintah Indonesia sudah melakukan berbagai cara dalam pelaksaan green
economy seperti Dari KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SIARAN PERS
HM.4.6/51/SET.M.EKON.3/02/2023 yang membahas tentang penerapan green
economy, Yang berisi pemerintah dorong pelaku industri melakukan pembangunan
berkelanjutan, Pembangunan berkelanjutan menjadi prioritas Pemerintah sebagai salah
satu upaya menjaga kelestarian lingkungan melalui penerapan green economy.
Komitmen Pemerintah dalam menerapkan konsep ekonomi hijau juga melibatkan para
pelaku usaha industri, dimana perusahaan industri diwajibkan memperhatikan
keseimbangan dan kelestarian sumber daya alam dalam proses industri yang
dilakukan.”,“Ekonomi hijau dalam dokumen perencanaan telah dimasukkan dalam
RPJMN 2020-2024 dengan tiga program prioritas, yaitu peningkatan kualitas
lingkungan, peningkatan ketahanan bencana dan perubahan iklim, serta pembangunan
11

rendah karbon,” menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Dan juga dari
aspek implementasi dalam konstitusi, yang menegaskan dalam Pasal 28H Ayat (1) dan
Pasal 33 Ayat (4) UUD 1945. Kedua norma ini menegaskan ketentuan fundamental,
baik menyoal jaminan hak warga negara atas lingkungan hidup yang baik dan sehat,
maupun terjaganya alam dari kerusakan yang ditimbulkan dari kegiatan perekonomian.
Senada dengan konsep ekonomi hijau tersebut.
Isi dari 28H Ayat (1) telah menyatakan hak untuk memperoleh lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta pelayanan kesehatan yang baik itu merupakan hak asasi
manusia.
Demikian pula pada Pasal 33 Ayat (4) UUD 1945, yang menyatakan perekonomian
nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional. Serta Pemerintah juga telah menetapkan Perpres Nomor (98) Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon untuk Pencapaian Target Kontribusi
yang Ditetapkan Secara Nasional dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca dalam
Pembangunan Nasional. Selain itu, terdapat juga UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja yang menyempurnakan berbagai undang-undang lintas sektor, khususnya
untuk Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Dan juga sejak tahun 1992, Indonesia mengeluarkan peraturan perundangan
yang mendukung pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Beberapa di antaranya
adalah UU No. 23 Tahun 1997 mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup,
menggantikan UU No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup. UU baru tahun 1999 tentang Kehutanan menetapkan bahwa bila
terjadi kebakaran di dalam kawasan perkebunan, tanggung jawab ditimpakan pada
pemegang konsesi hutan/perkebunan tersebut Indonesia juga telah mengeluarkan
peraturan pemerintah yang melarang praktik pembakaran untuk membuka lahan.
Untuk mengatasi kebakaran hutan dan polusi asap lintas batas, Indonesia
memprioritaskan pencegahan
12

“Tujuan utama dari peraturan-peraturan ini adalah untuk menciptakan


kemudahan berbisnis tanpa mengurangi standar, keselamatan, keamanan, dan
kelestarian lingkungan,”.
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Sejarah dan Profil Perusahaan
Trimegah Bangun Persada (TBP) Tbk menjadi bagian dari Harita Group yang
beroperasi di bidang pertambangan dan pengolahan / pemurnian bijih nikel dan mineral
pengikutnya, berdasarkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Bahan
Galian Nikel DMP (Dan Mineral Pengikut). Seluruh aktivitas operasional berada di
Desa Kawasi, Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.
TBP telah mulai melakukan operasional tambang nikel sejak tahun 2010,
hingga kemudian bertransformasi cepat dalam mengoperasikan fasilitas pengolahan
dan pemurnian nikel untuk mendukung amanat pemerintah, yaitu melalui hadirnya 2
smelter yang mengolah nikel saprolit dan 1 refinery yang mengolah nikel limonit.
TBP akan terus mendukung upaya pemerintah dalam mendorong hilirisasi nikel
lanjutan melalui penambahan kapasitas produksi dan pembangunan fasilitas
pembuatan stainless steel. Kawasan Industri Obi menjadi salah satu Proyek Strategis
Nasional sesuai Perpres No. 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ke-3 Atas Perpres
No.3 Tahun 2016 Tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional.
Proyek tersebut akan dikerjakan oleh PT Trimegah Bangun Persada bersama
anak perusahaannya, yaitu PT Gane Permai Sentosa, PT Halmahera Jaya Feronikel,
dan PT Megah Surya Pertiwi, serta perusahaan asosiasi, antara lain PT Halmahera
Persada Lygend.
Kami berkomitmen untuk melaksanakan amanat pemerintah dalam
meningkatkan nilai tambah sumber daya nikel dan memberikan manfaat yang optimal
bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat sekitar wilayah
operasi, pemegang saham, dan ribuan karyawan yang berasal dari daerah setempat.
Komitmen tersebut diwujudkan melalui operasi yang bertanggung jawab pada aspek
pelestarian lingkungan dan tata kelola sosial.

13
14

3.2 Lokasi Perusahaan

• Gedung Bank Panin Lt. 2


Jalan Jendral Sudirman Kav. 1
Jakarta Pusat 10270
• Site Location:
Desa Kawasi, Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi
Maluku Utara, Indonesia

3.3 Tujuan Perusahaan


Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat merupakan program
tanggung jawab sosial perusahaan bagi masyarakat di sekitar wilayah operasional.
Tujuannya adalah mendorong peningkatan akses dan kapasitas masyarakat di sekitar
wilayah operasional, baik secara individu maupun kolektif, agar tingkat kesejahteraan
masyarakat menjadi lebih baik, mandiri, dan berkelanjutan. Pelaksanaannya dilakukan
melalui kerja sama dengan para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah
setempat dan masyarakat melalui sistem dan implementasi yang transparan.
Program-program yang dijalankan didasari oleh hasil pemetaan sosial dan
inisiatif perusahaan dengan melihat kebutuhan masyarakat, serta kesesuaian dengan
program pemerintah. Ada 5 program utama dalam penerapan PPM ini yang meliputi
bidang pendidikan, kesehatan, pengembangan ekonomi, infrastruktur, dan sosial
budaya.
Dalam hal penyerapan tenaga kerja di wilayah operasional, perusahaan senantiasa
mengutamakan tenaga kerja asal wilayah setempat dengan rata-rata persentase serapan
mencapai 60% setiap tahunnya dari seluruh unit bisnis dan perusahaan partner.
BAB IV
ANALISIS PENERAPAN GREEN ECONOMY PADA PERUSAHAAN
4.1 Pembahasan Studi Kasus
PT.Trimegah Bangun Persada telah melakukan beberapa kegiatan untuk
mendukung pelaksanaan green economy seperti berikut:
1. Reklamasi Lahan Bekas Tambang
kegiatan reklamasi di lahan bekas tambang dilakukan bersamaan dengan
aktivitas penambangan di lahan yang tidak digunakan lagi untuk pabrik
pengolahan atau pemurnian. Tujuan reklamasi ini adalah mencegah erosi,
mempertahankan kestabilan struktur lereng tambang, membentuk kembali struktur
dan keanekaragaman vegetasi seperti sebelum penambangan, dan mendukung
pembentukan spesies tanaman tertentu yang berperan penting dalam pengembalian
habitat satwa liar setempat.
2. Pemantauan Keanekaragaman Hayati
TBP juga melakukan kajian flora dan fauna untuk mengidentifikasi jenis-jenis
tumbuhan, mamalia, herpetofauna dan burung di wilayah IUP dan sekitarnya
sebagai acuan dalam perencanaan desain tambang dan penetapan rencana
pengelolaan dan pemantauan keanekaragaman hayati. Kajian dilakukan oleh pihak
independen yang kompeten. Hasil pemantauan menemukan beberapa jenis
mamalia, seperti Kuskus Obi (Phalanger rothschildi); jenis burung seperti elang
bondol (Haliastur indus), cekakak biru-putih (Todiramphus diops), nuri pipi-merah
(Geoffroyus geoffroyi); jenis herpetofauna seperti Platymantis cf. dorsalis,
Malayopython reticulatus, Crocodylus porosus; dan jenis serangga seperti
Neurothemis stigmatizans manadensis, Cyrestis acilia.
3. Konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS)
Kewajiban konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) juga telah dilakukan
perusahaan sebagai wujud komitmen perlindungan wilayah daratan. TBP

15
16

menyadari bahwa DAS berperan penting dalam terbentuknya ekosistem


vegetasi, tanah, air, dan manusia.
Salah satu wilayah yang menjadi area implementasi program rehabilitasi DAS
adalah di Desa Galala, Pulau Mandioli, Halmahera Selatan. Lokasi Daerah Aliran
Sungai (DAS) di area tersebut telah kami serahkan peruntukannya kepada
pemerintah karena dinilai telah sukses melakukan rehabilitasi DAS di area seluas
517 hektar.
4. Perlindungan Laut
Keterlibatan akademisi independen turut mendukung kajian TBP dalam
menjaga kelestarian perairan setempat, termasuk biota di dalamnya. Didukung
dengan tim khusus pemantau laut, kami secara rutin melakukan pemantauan di laut
sekitar wilayah operasional, termasuk dengan memanfaatkan alat ROV (Remotely
Operated Vehicle), yakni kamera bawah laut yang mampu bergerak hingga
kedalaman 300 meter di bawah permukaan laut. Alat ini bermanfaat dalam
perawatan dan pengamatan kondisi bangunan bawah air, seperti pilar dermaga,
pipa, serta pemantauan lingkungan bawah laut dan keanekaragaman hayatinya.
Kesadaran akan pentingnya ekosistem laut bagi masyarakat pesisir setempat
juga membuat TBP menginisiasi program penempatan terumbu karang buatan di
sekitar wilayah operasional dengan memanfaatkan sisa hasil pengolahan nikel
saprolit berupa slag nickel. Strukturnya berupa kubus berongga dengan berat 60 kg
dan ditempatkan secara bertahap.
TBP juga melakukan rehabilitasi mangrove di beberapa desa di Halmahera
Selatan. Perusahaan memandang bahwa terbentuknya kawasan hutan mangrove
akan membantu terjaganya ketersediaan sumber daya ikan di laut, air bersih, dan
udara segar. Tanaman mangrove juga terbukti dapat mencegah erosi dan abrasi.
Untuk memastikan bibit mangrove dapat tumbuh dan berkembang baik, perusahaan
memilih bibit endemik dari Sofifi, Maluku Utara. Mangrove jenis endemik ini
diharapkan dapat memudahkan bibit menyesuaikan diri dengan lingkungan pesisir
17

setempat. Dalam pelaksanaannya, perusahaan melibatkan pemerintah desa dan


akademisi melalui program pendampingan bagi pemuda setempat.
5. Pemantauan Udara dan Kebisingan
Metode grab sampling (sesaat) dipilih untuk memantau kualitas udara dengan
CEMS. Ini merupakan metode pengukuran kualitas udara ambien (udara bebas)
yang umum digunakan dengan cara memasang alat impinger. Alat ini berguna
untuk menangkap partikel sesuai parameter uji.
Beberapa unit bisnis dan partner TBP juga telah menerapkan upaya lain dalam
mendukung penurunan emisi, yaitu antara lain sebagai berikut:
Penggunaan panel lampu surya
1. Pemasangan CEMS (Continuous Emission Monitoring System) untuk
memantau kualitas udara di area pembangkit listrik teknologi RKEF
2. Pemanfaatan CFB (Circulating Fluidized Bed Boiler) di area pembangkit
listrik Halmahera Persada Lygend
3. Penggunaan ESP (Electrostatic Precipitation) sebagai alat penangkap debu
hasil pembakaran dengan kemampuan tangkap hingga 99,84%
6. Pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah
Seperti industri pada umumnya, limbah antara lain berasal dari sisa hasil
produksi yang tidak memiliki nilai ekonomis. Begitu juga dengan aktivitas
pertambangan dan hilirisasi TBP menghasilkan limbah B3 dan limbah non B3
(Bahan Berbahaya dan Beracun). Perusahaan berkomitmen untuk meminimalisir
dampak negatif dari limbah yang dihasilkan agar tidak mengganggu wilayah
setempat. Upaya yang dilakukan antara lain dengan inisiatif Reduce-Reuse-Recycle
(3R) untuk meminimalisir volume timbunan limbah. Berdasarkan izin dan standar
pemerintah dalam pengelolaan limbah, sisa hasil pengolahan nikel saprolit maupun
limonit tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
TBP melakukan pemanfaatan sisa hasil pengolahan bijih nikel saprolit berupa
slag nikel yang dicampur dengan abu batubara menjadi produk bermanfaat sebagai
18

material konstruksi bangunan, seperti paving block, batako, dan beton pracetak
lainnya; substitusi bahan baku pembuatan beton siap pakai, dan substitusi bahan
baku agregat untuk konstruksi pengerasan jalan.
Dalam operasional tambang maupun fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel,
kami tidak menerapkan metode Deep Sea Tailing Placement (DSTP) atau
penempatan tailing di laut dalam untuk SHP (Sisa Hasil Pengolahan) dari smelter
RKEF maupun fasilitas pengolahan/pemurnian HPAL. Sisa Hasil Pengolahan
(SHP) dari fasilitas pengolahan nikel saprolit dimanfaatkan sebagai material bahan
bangunan dalam industri dan sebagian lagi ditempatkan di area bekas tambang.
Begitu juga dengan SHP dari fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel limonit
berupa padatan yang ditempatkan ditempatkan di area bekas tambang
(DRYSTACK).
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Konsep pembangunan berkelanjutan di Indonesia telah diamanatkan dalam
Pem- bukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang menyepakati prinsip dalam
pengambilan keputusan pembangunan harus memperhatikan dimensi lingkungan
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2010-2014. Sebagai
implementasinya adalah melalui green budgeting untuk menata kelola keuangan
anggaran pemerintah. Implementasi dari green budgeting antara lain melalui
penera- pan green procurement pada kebijakan publik.Dalam rangka
mengembangkan green economy, BKF kini tengah mengembangkan,
mengevaluasi, dan menerapkan kebijakan fiskal dan instrumen pendanaan yang
dapat menyumbang kepada tanggapan Indonesia terhadap perubahan iklim secara
keseluruhan (Isu-Isu perubahan Iklim & Kebijakan Fiskal, Inisiatif 2009).

19
20

DAFTAR PUSTAKA
https://tbpnickel.com/files/home_assets/TBP-%20COMPRO_low.pdf (diakses 24
juni 2023)
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-ekonomi-hijau/ (diakses 23 juni 2023)
https://intisari.grid.id/read/0339277/8-langkah-menuju-ekonomi-hijau (diakses 23
juni 2023)
https://ekon.go.id/publikasi/detail/4916/terapkan-ekonomi-hijau-pemerintah-dorong-
pelaku-industri-melakukan-pembangunan-berkelanjutan (diakses 23 juni 2023)
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=19042 (diakses 23 juni 2023)

Anda mungkin juga menyukai