“GREEN ECONOMY”
Makalah ini disusun untunk memenuhi tugas pada mata kuliah Pengantar
Manajemen
Dosen Pengampu:
Dr. Annisa Fitri Anggraeni., SE., MM,. CIISA
Disusun Oleh:
Raden Arya Mufti Wibawa 4122.4.22.11.0080
Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT, atas rahmat dan karunia-nya
sehingga saya dapat menyesaikan penulisan makalah yang berjudul “GREEN
ECONOMY” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Pengantar Manajemen.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Green economy sebagai kegiatan ekonomi yang dapat menciptakan
kesejahteraan masyarakat melalui pembatasan sumber daya alam dan rendah karbon.
Pemerintah Indonesia juga telah menyiapkan program Green Growth sebagai langkah
mitigasi untuk menghadapi perubahan iklim. Langkah ini meliputi bauran kebijakan
baik secara substansi, kelembagaan maupun pembiayaan.
Salah satu bentuk dari langkah tersebut adalah tersubstitusinya aspek perubahan
iklim dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Sosial (RPJMN) 2020–2024.
Adapun upaya yang ada di dalamnya, meliputi peningkatan kualitas lingkungan hidup,
peningkatan ketahanan bencana dan perubahan iklim serta penggunaan rendah karbon.
Melalui pertumbuhan ekonomi hijau, diharapkan sektor industri ekonomi dapat
terintegrasi untuk mewujudkan penggunaan sumber daya alam secara bertanggung
jawab, mencegah dan mengurangi polusi serta menciptakan peluang peningkatan
kesejahteraan sosial dengan membangun ekonomi hijau (green economy).
Dengan begitu, pembangunan berkelanjutan semakin dapat diwujudkan
berdasarkan pada pemahaman bahwa konflik antara ekonomi dan lingkungan dapat
terekonsiliasi dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan malasah yang akan dibahas pada materi ini adalah :
1. Apa itu green economy?
2. Bagaimana cara Pemerintah dalam penerapan green economy?
3. Jelaskan bentuk keberlanjutan perusahaan melalui penerapan green
economy?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1
2
3
4
hijau, Berikut adalah langkah-langkah yang bisa ditempuh setiap pihak untuk
mendorong perubahan:
1. Membangun komunitas yang berkelanjutan.
Komunitas seperti ini memungkinkan setiap anggotanya mengurangi
dampak terhadap lingkungan. Misalnya, dengan mengembangkan hutan
bakau, beralih ke model bertani permakultur, dan menggunakan sumber
energi tenaga matahari.Investasi yang bertanggung jawab secara sosial.
2. Emisi karbon lebih rendah.
Salah satu penyebab perubahan iklim yang cukup dominan adalah gas
buang (emisi karbon). Dibanding era pra-industri, tingkat CO2 kini
meningkat hingga 37 persen. Karena itu, upaya aktif melawan
kecenderungan ini perlu dicontoh. Misalnya, Kosta Rika berjanji untuk
menekan emisi karbon hingga netto nol sebelum 2030.
3. Tenaga angin.
Angin merupakan salah satu sumber energi terbarukan. Penggunaannya
meningkat hingga 27 persen antara tahun 2006 dan 2007. Dua negara
terbesar yang menggunakan tenaga angin sebagai pasokan energi adalah
Jerman dan Amerika Serikat.
4. Tenaga matahari.
Penggunaan energi matahari terus meningkat dari tahun ke tahun.
Penemuan sel fotovoltaik (PV) memungkinkan proses itu. Pada 2007
produksinya tumbuh 51 persen. Saat ini, Jerman masih merupakan negara
yang paling banyak mengoptimalkan penggunaan energi matahari dalam
bentuk PV.
5. Bola lampu yang lebih hijau.
Untuk penerangan, pakailah lampu compact fluorescent lamp (CFL). Bola
lampu hijau ini menciptakan lebih sedikit panas serta menggunakan energi
75 persen lebih sedikit, dan 10 kali lebih tahan lama dibanding lampu biasa.
6. Sertifikasi hutan.
10
Pembalakan liar terus berlangsung. Luas hutan pun kian menyempit. Untuk
mencegah laju penggundulan hutan yang kian masif, beberapa negara
membuat aturan hutan bersertifikat. Pemanenannya diatur agar tak merusak
keutuhan ekosistem hutan. Hingga saat ini, 7 persen hutan di dunia telah
bersertifikasi. Dari jumlah itu, Kanada merupakan penyumbang terbesar
hutan bersertifikasi, yaitu 121 juta hektar.
7. Ketenagakerjaan hijau.
Sekitar 2,3 juta orang di seluruh dunia bekerja dalam industri energi
terbarukan. Beberaoa negara Utara memimpin dunia dalam perkembangan
teknologi dan pekerjaan terbarukan. Kini perkembangannya beralih ke
negara-negara Selatan. India, misalnya, mulai memproduksi turbin angin
secara besar-besaran. Sementara Kenya tercatat mempunyai pasar tenaga
matahari yang paling diperhitungkan.
rendah karbon,” menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Dan juga dari
aspek implementasi dalam konstitusi, yang menegaskan dalam Pasal 28H Ayat (1) dan
Pasal 33 Ayat (4) UUD 1945. Kedua norma ini menegaskan ketentuan fundamental,
baik menyoal jaminan hak warga negara atas lingkungan hidup yang baik dan sehat,
maupun terjaganya alam dari kerusakan yang ditimbulkan dari kegiatan perekonomian.
Senada dengan konsep ekonomi hijau tersebut.
Isi dari 28H Ayat (1) telah menyatakan hak untuk memperoleh lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta pelayanan kesehatan yang baik itu merupakan hak asasi
manusia.
Demikian pula pada Pasal 33 Ayat (4) UUD 1945, yang menyatakan perekonomian
nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional. Serta Pemerintah juga telah menetapkan Perpres Nomor (98) Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon untuk Pencapaian Target Kontribusi
yang Ditetapkan Secara Nasional dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca dalam
Pembangunan Nasional. Selain itu, terdapat juga UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja yang menyempurnakan berbagai undang-undang lintas sektor, khususnya
untuk Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Dan juga sejak tahun 1992, Indonesia mengeluarkan peraturan perundangan
yang mendukung pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Beberapa di antaranya
adalah UU No. 23 Tahun 1997 mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup,
menggantikan UU No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup. UU baru tahun 1999 tentang Kehutanan menetapkan bahwa bila
terjadi kebakaran di dalam kawasan perkebunan, tanggung jawab ditimpakan pada
pemegang konsesi hutan/perkebunan tersebut Indonesia juga telah mengeluarkan
peraturan pemerintah yang melarang praktik pembakaran untuk membuka lahan.
Untuk mengatasi kebakaran hutan dan polusi asap lintas batas, Indonesia
memprioritaskan pencegahan
12
13
14
15
16
material konstruksi bangunan, seperti paving block, batako, dan beton pracetak
lainnya; substitusi bahan baku pembuatan beton siap pakai, dan substitusi bahan
baku agregat untuk konstruksi pengerasan jalan.
Dalam operasional tambang maupun fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel,
kami tidak menerapkan metode Deep Sea Tailing Placement (DSTP) atau
penempatan tailing di laut dalam untuk SHP (Sisa Hasil Pengolahan) dari smelter
RKEF maupun fasilitas pengolahan/pemurnian HPAL. Sisa Hasil Pengolahan
(SHP) dari fasilitas pengolahan nikel saprolit dimanfaatkan sebagai material bahan
bangunan dalam industri dan sebagian lagi ditempatkan di area bekas tambang.
Begitu juga dengan SHP dari fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel limonit
berupa padatan yang ditempatkan ditempatkan di area bekas tambang
(DRYSTACK).
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Konsep pembangunan berkelanjutan di Indonesia telah diamanatkan dalam
Pem- bukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang menyepakati prinsip dalam
pengambilan keputusan pembangunan harus memperhatikan dimensi lingkungan
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2010-2014. Sebagai
implementasinya adalah melalui green budgeting untuk menata kelola keuangan
anggaran pemerintah. Implementasi dari green budgeting antara lain melalui
penera- pan green procurement pada kebijakan publik.Dalam rangka
mengembangkan green economy, BKF kini tengah mengembangkan,
mengevaluasi, dan menerapkan kebijakan fiskal dan instrumen pendanaan yang
dapat menyumbang kepada tanggapan Indonesia terhadap perubahan iklim secara
keseluruhan (Isu-Isu perubahan Iklim & Kebijakan Fiskal, Inisiatif 2009).
19
20
DAFTAR PUSTAKA
https://tbpnickel.com/files/home_assets/TBP-%20COMPRO_low.pdf (diakses 24
juni 2023)
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-ekonomi-hijau/ (diakses 23 juni 2023)
https://intisari.grid.id/read/0339277/8-langkah-menuju-ekonomi-hijau (diakses 23
juni 2023)
https://ekon.go.id/publikasi/detail/4916/terapkan-ekonomi-hijau-pemerintah-dorong-
pelaku-industri-melakukan-pembangunan-berkelanjutan (diakses 23 juni 2023)
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=19042 (diakses 23 juni 2023)