Anda di halaman 1dari 15

KONSEP GREEN ECONOMY DAN BLUE ECONOMY DALAM

PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ekonomi Perencanaan
Pembangunan

Oleh
Kelompok 4

Andi Nabila Anugrah Nur (1904010178)


Annisa (1904010192)
Al Justif (1904010200)
Lailatul Rosita (1904010202)

EKIS-G Semester 6

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
2022
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, penyusun


senantiasa mensyukuri atas segala nikmat dan ridho-Nya, maka penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya, dengan judul “Konsep Green
Economy Dan Blue Economy Dalam Perencanaan Pembangunan”. Makalah ini
dibuat untuk melengkapi nilai tugas dari mata kuliah Ekonomi Perencanaan
Pembangunan.
Pada kesempatan kali ini juga, penyusun menghanturkan ucapan terima
kasih yang sebesar besarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu
penyusun dalam menyelasaikan makalah ini. Diantaranya :
1. Ibu Rismayanti, S.E.,M.Si selaku dosen pengampu pada mata kuliah
Ekonomi Perencanaan Pembangunan.
2. Rekan-rekan semua yang mengikuti perkuliahan Ekonomi Perencanaan
Pembangunan.
3. Keluarga yang selalu mendukung.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa pengalaman dan ilmu yang dimiliki
masih terbatas dan terdapat banyak kekurangan, sehingga penyusunan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Namun penyusun tetap bersyukur karena dengan
bimbingan dan bantuan semua pihak, maka makalah ini dapat diselesaikan.
Penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun guna
mencapai hasil yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Palopo, 13 April 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3


A. Teori Green Economy ....................................................................... 3
B. Teori Blue Economy ........................................................................... 4
C. Peranan Green Economy Dalam Pembangunan Ekonomi ................. 6
D. Peranan Blue Economy Dalam Pembangunan Ekonomi ................... 7
E. Kebijakan Penerapan Green Economy Dalam Perencanaan Pembangunan
Ekonomi ............................................................................................ 7
F. Kebijakan Penerapan Blue Economy Dalam Perencanaan Pembangunan
Ekonomi ............................................................................................ 9

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 11


A. Penutup ............................................................................................. 11
B. Saran ................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Green economy telah menjadi ideologi baru dunia, yang harus dijaga dengan
kebijakan yang baik dan benar. Dunia usaha tidak dapat lagi melakukan bisnis as
usual karena praktik ini dapat menguras cadangan minyak. Presiden Indonesia,
Susilo Bambang Yudhoyono juga menegaskan “Bangsa ini punya tanggung jawab
sejarah untuk anak cucu di masa mendatang”, ditekankan pula bahwa di masa
datang, Indonesia harus mengembangkan konsep sustainable agriculture yang
tidak merusak lingkungan. Model pembangunan ekonomi yang diterapkan untuk
mengembangkan pembangunan ekonomi sekarang ini cenderung ekstraktif dan
berjangka pendek, sehingga pendekatan green economy yang menjamin
terpeliharanya hubungan timbal balik antara pembangunan ekonomi dan
keberlanjutan fungsi lingkungan dalam mendukung terwujudnya pembangunan
yang berkelanjutan harus segera dimulai.
Dalam perspektif ekonomi konvensional telah diasumsikan jika alam
mempunyai kemampuan yang tidak terbatas dalam menyediakan faktor-faktor
yang mendukung kegiatan ekonomi, juga kemampuan yang tidak terbatas pada
penyerapan degradasi serta pencemaran yang diakibatkan kegiatan tersebut.
Namun berbagai aktivitas ekonomi tersebut memiliki dua dampak, yaitu pengaruh
positif dalam pembangunan namun juga berpotensi menyebabkan tantangan dan
ancaman baru termasuk dalam persoalan pengelolaan lingkungan.
Persoalan mengenai perubahan iklim akibat polusi serta kerusakan ekonomi
yang dipicu dari berbagai kegiatan pembangunan ekonomi serta permasalahan
kesenjangan masyarakat yang kaya dan miskin secara nasional bahkan global dan
menimbulkan ketegangan, perselisihan dan konflik yang tidak berkesudahan serta
keprihatinan atas ketergantungan pembangunan terhadap ketersediaan sumber
daya alam yang bersifat terbatas terkhusus pada persediaan minyak bumi dan
kesadaran pemanfaatan sumber daya secara bijak juga adil telah memotivasi

1
munculnya pengembangan ekonomi melalui pendekatan hijau (green approach)
dalam tujuan pembangunan.
Sedangkan Biru Ekonomi merupakan pendekatan pembangunan yang
membidik pagartidaktigakepentinganyaitu penumbuhanekonomi,pensejahteraanm
asyarakat dan penyehatan lingkungan. Melalui prinsip Biru Ekonomi
peningkatankemampuandalamsamadankreativitasdalammasalah yang diharapkan
mampu mendorong pemanfaatansumberdaya alam yang sangat efisien, serta
memanfaatkan limbah yangyang dihasilkan agar menjadi bahan baku dalam
proses produksi yang lain dalam bentuk usaha yang komp etitif dan
menguntungkan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori green economy dan blue economy ?
2. Apa peranan green economy dan blue economy dalam pembangunan
ekonomi ?
3. Bagaimana kebijakan penerapan green economy dan blue economy dalam
pembangunan ekonomi ?

C. Tujuan
1. Untuk memahami teori green economy dan blue economy
2. Untuk mengetahui peranan green economy dan blue economy dalam
pembangunan ekonomi
3. Untuk mengetahui kebijakan penerapan green economy dan blue
economy dalam pembangunan ekonomi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Green Economy


Dalam Konferensi Rio pada tahun 1992 disepakati bahwa lingkungan serta
pembangunan menjadi satu konteks yang tak terpisahkan multinasional dengan
tujuan pencapaian masa depan yang bersifat berkelanjutan. Pembahasan mengenai
hal tersebut terus berlanjut hingga pada Konfersensi Rio selanjutnya pada tahun
2002 mulai timbul rancangan konsep perekonomian yang berbasis ekonomi hijau
atau green economy.
Hingga saat ini belum ada kesepakatan secara internasional mengenai definisi
dari green economy, namun terdapat beberapa pandangan yang disampaikan
beberapa pihak dan lembaga dalam skala internasional. Berbagai definisi tersebut
meliputi:
1. United Nation on Environment Program (UNEP) mengungkapkan jika
green economy merupakan sistem ekonomi yang memiliki kaitan antara
distribusi, produksi hingga konsumsi barang dan jasa yang memberikan
penghasilan serta meningkatkan kesejahteraan dalam jangka yang panjang
sekaligus tidak menimbulkan resiko lingkungan atau kelangkaan ekologis
di masa mendatang.
2. United Nations Conference on Trade & Development (UNCTAD), green
economy adalah sistem ekonomi yang bertujuan meningkatkan
kesejahteraan, meminimalkan kesenjangan dengan berbagai cara yang
tidak menimbulkan masalah di generasi mendatang dalam hal resiko
lingkungan yang secara signifikan dan menyebabkan kelangkaan
ekologis.
3. United Nations Conference on Sustainable Development (UNCSD),
memberikan pendefinisian green economy sebagai sistem yang mampu
dilihat dari perspektif yang mampu menangkap peluang dengan tujuan
ekonomi serta lingkungaan disaat yang bersamaan.

3
Dari berbagai definisi tersebut pada dasarnya mengartikan bahwa green
economy memiliki tujuan meningkatkan kesejahteraan, memberikan kesempatan
ekonomi yang merata dan adil serta mengupayakan penjagaan lingkungan dan
pembangunan ekonomi dengan menyesuaikan sumber daya dukung dari alam.
Pada kesimpulannya diyakini jika green economy menjadi gambaran membaiknya
kondisi kehidupan (well being) yang berkeadilan sosial (social equity) dengan
meminimalkan resiko lingkungan.
Ruang lingkup dalam green economy dibagi menjadi 11 sektor utama yakni
bangunan, pertanian, kota, perikanan, energi, kehutanan, pariwisata, manufaktur,
transportasi serta air dan limbah. Cakupan tersebut merupakan upaya dalam
menjalankan konsep green economy yang komperhensi dan mampu menyentuh
segala aspek sehingga mampu mencapai tujuan yang hendak dicapai.
Secara implisit ciri dari green economy dilihat dari : (1) Peningkatan kualitas
dan kuantitas lapangan kerja di sektor hijau; (2) Peningkatan investasi yang hijau;
(3) Pengurangan penggunaan sumber daya energi dalam proses produksi; (4)
Peningkatan pasar sektor hijau; (5) Pengurangan konsumsi yang menyebabkan
sampah (decrease in wasteful consumption); serta (6) Penurunan Co2 serta tingkat
polusi per GDP yang diperoleh.1

B. Teori Blue Economy


Konsep blue economy pertama kali dilontarkan oleh Prof. Gunter Pauli dalam
bukuya yang berjudul The Blue Economy, 10 Years, 100 Innovations, 100 Million
Jobs, yang menggambarkan potensi manfaat teorinya bagi perlindungan
lingkungan hidup komunitas dunia, pelestarian sumber daya alam, inisiatif
pengurangan biaya industri dengan pengalihan pada konsumsi energi hijau,
bersih, hasil daur ulang atau terbarukan. Dalam bukunya tersebut, Pauli (2006)

1
Ega Rusanti, “Implementasi Nilai Maqashid Syari’ah dalam Pembangunan Berkelanjutan
Berbasis Green Economy (Analisis Pada Sustainablity Report PT.Unilever Indonesia Tbk Tahun
2020)”, (2021), https://repositori.uin-alauddin.ac.id/19562/, (April 2022).

4
menyebutkan baahwa Blue Economy is a collection of innovations contributing
towards the creation of a global consciousness rooted in the search for practical
solutions based on sustainable natural systes. Istilah blue economy merupakan
sebuah paradigma (konsep) baru yang bertujuan untuk menghasilkan
pertumbuhan ekonomi dari sektor kelautan dan perikanan, sekaligus menjamin
kelestarian sumberdaya serta lingkungan pesisir dan lautan (Menteri Kelautan dan
Perikanan Syarif C. Sutardjo, 2012).
Menurut Gunter Pauli Blue economy berarti “blue ocen – blue sky”, dapat
dipahami bahwa pendekatan model blue economy ini akan mampu menghasilkan
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, namun laut dan langit tetap biru.
Defenisi blue economy juga disampaikan oleh Prof. Dr. Tridoyo Kusumantato
pada seminar ‘blue economy’ tahun 2012 di Bogor, yaitu blue economy dapat
dinyatakan sebagai “aktifitas ekonomi di pesisir dan laut yang didukung aktifitas
ekonomi daratan yang memberikan kemakmuran bagi masyarakat serta dapat
berlangsung secara berkelanjutan”. Disamping itu, WEN Quan (National Marine
Environmental Monitoring Center Dalian, China) lebih menekan ekonomi biru
adalah kekuatan ekonomi laut.
Blue economy merupakan model pendekatan pembangunan ekonomi yang
tidak lagi mengandalkan pembangunan ekonomi berbasis eksploitasi sumber daya
alam dan lingkungan yang berlebihan. Hal tersebut, merupakan suatu lompatan
besar dalam pembangunan dengan meninggalkan praktek ekonomi yang
mementingkan keuntungan jangka pendek serta menggerakkan perekonomian
yang rendah karbon (low carbon economy).
Model pedekatan blue economy diharapkan mampu menjawab
ketergantungan antara ekonomi dan ekosistem serta dampak negatif akibat
aktivitas ekonomi termasuk perubahan iklim dari pasar global. Blue economy
sebagai konsep baru pembangunan kelautan dan perikanan akan diarahkan pada
pembangunan ekonomi yang seimbang antara pemanfaatan sumber daya kelautan

5
dan perikanan dengan upaya pengelolaan lingkungan secara optimal dan
berkelanjutan.2

C. Peranan Green Economy Dalam Pembangunan Ekonomi


Pertama, dari sudut lingkungan sendiri, bumi beserta isinya mengalami
berbagai perubahan sebagai akibat eksplorasi dan eksploitasi manusia sehingga
menimbulkan dampak kerusakan relatif besar dan sulit diperbaiki maupun
direhabilitasi. Pembangunan gedung pencakar langit yang menimbulkan efek
rumah kaca dan polusi dari hasil pengolahan pabrik, merupakan contoh nyata
yang kita hadapi sehari-hari.
Kedua dilihat dari sisi sosial, lingkungan hidup harus terus dijaga dan
dipelihara keberadaannya, agar generasi manusia berikutnya yang akan menjadi
penghuni bumi tetap dapat menikmati kehidupan di bumi beserta isinya
seterusnya.
Ketiga dari sudut pandang ekonomi, pengelolaan SDA beserta
lingkungannya, harus mampu mendukung pertumbuhan ekonomi dan
meningkatkan kesejahteraan umat manusia, tanpa harus mengabaikan faktor alam
dan merusak lingkungan. Semangat pentingnya menjaga lingkungan hidup itu
diperkuat pendapat Sekjen PBB Antonio Guterres yang menyatakan, “We need a
green economy not a grey economy”.
Dengan demikian, green economy mempunyai peran strategis dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi global yang berwawasan lingkungan.
Pentingnya green economy itu pada akhirnya dijabarkan lebih konkret dalam
beberapa isu turunan terkait dengan aspek environmental, social, and governance
(ESG), yang saat ini menjadi isu hangat dan terkini di hampir semua negara.3

2
Harits Dwi Wiratma dan Tanti Nurgiyanti, “Pembangunan Pariwisata Kulon Progo Melalui
Konsep Green Economy dan Blue Economy”, Journal of International Studies, (Desember 2019),
https://jurnal.amikom.ac.id/index.php/nsjis/article/view/164, (April 2022).
3
Agus Sugiarto, “Masa Depan Green Economy Di Indonesia”, (September 2021),
https://mediaindonesia.com/opini/431669/masa-depan-green-economy-di-indonesia, (April 2022).
6
D. Peranan Blue Economy Dalam Pembangunan Ekonomi
Blue Economy yaitu konsep pembangunan ekonomi yang tepat. Sektor ini
mampu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
secara adil, memelihara daya dukung dan kualitas lingkungan pesisir dan lautan.
Prinsip Blue Economy menggunakan bahan baku dari alam secara efisien, tidak
menyisakan limbah, memberikan dampak sosial yang luas. sistem produksi
berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan, serta kaya inovasi dan adaptasi
teknologi teramah lingkungan. Untuk implementasi Blue Economy pada wilayah
pesisir dan pulau kecil, ada mina wisata yaitu pemberdayaan masyarakat lokal
dengan program penyerapan tenaga kerja lokal, souvenir berbahan baku sampah,
inovasi dan teknologi ramah lingkungan, dan banyak. Dengan beberapa hal itulah
dapat dengan mudah melaksanakan Blue Ekonomy yang akan mensejahterakan
masyarakat. Hasil yang diharapkan dari penerapan Blue Economy penambahan
nilai ekonomis dengan zero waste, akan membuka peluang usaha baru dan
berbanding lurus dengan penambahan jumlah lapangan pekerjaan yang
dibutuhkan. Seluruh bahan baku yang termanfaatkan tidak akan menimbulkan
limbah sehingga keberlangsungan usaha dan sumber daya alam terjamin.4

E. Kebijakan Penerapan Green Economy Dalam Perencanaan


Pembangunan Ekonomi
Sejak tahun 1992, Indonesia mengeluarkan peraturan ketentuan yang
mendukung pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Beberapa di antaranya
adalah UU No.23Tahun 1997 mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup, sejak
UU No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan

4
Ajeng Faizah Nijma Ilma, “Blue Economy : Kesimbangan Perspektif Ekonomi dan
Lingkungan”, https://jurnal.uns.ac.id/jiep/article/view/2112, (April 2022).

7
Lingkungan Hidup. UU barutahun 1999 tentang Kehutanan menetapkan bahwa
bila terjadi kebakaran di kawasan perkebunan, tanggung jawab ditimmpakan pada
pemegang konsesi hutan/perkebunan tersebut Indonesia juga telah mengeluarkan
peraturan pemerintah yang melarang praktik pembakaran untuk membuka
lahan. Untuk mengatasi kebakaran hutan danpolusi asap untas batas, Indonesia
memprioritaskan pencegahan.
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui salah satu organisasinya, United
Nations Programme (UNEP) bahkan telah meluncurkan Green Economy
Initiatives (GEI) untuk mendorong penerapan ekonomi hijau oleh negara-negara
anggotanya sejak bulan November 2008. Hal ini didasari bahwa pertumbuhan
ekonomi dunia selama 50 tahun terakhir ternyata diikuti oleh penurunan kualitas
lingkungan yang sangat parah. Sejak tahun 1981 sampai dengan 2005, Produk
Domestik Bruto (PDB) dunia naik lebih dari 100% tetapi pada periode yang sama
ekosistem dunia rusak atau yang digunakan dengan cara yang berkelanjutan lebih
dari 60%.
Pemerintah Indonesia pun menyadarı pentingnya penerapan dan pelaksanaan
green economy secara terarah dan menyeluruh. Untuk itu, kebijakan pemerintah
harus ditunjang untuk menjamin keberhasilan penerapannya. seperti yang telah
ditetapkan oleh Kabinet Indonesia Bersatu II dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2010-2014 sebagai dasar
pengembangn perekonomian Indonesia yang berkelanjutan yang antara
laindilakukan melalui aplikasi green budgeting untukmenata-kelola anggaran
anggaran pemerintah.Implementasi dan penganggaran hijau antara lainmelalui
penerapan green procurement padakebijakan publik.5

5
Makmun, “Green Economy: Konsep, Implementasi, dan Peranan Kementrian Keuangan”,
https://media.neliti.com/media/publications/77730-ID-green-economy-konsep-impelentasi-dan-
per.pdf, (April 2022).

8
F. Kebijakan Penerapan Blue Economy Dalam Perencanaan Pembangunan
Ekonomi
Perlu diketahui bahwa sebelum ide penerapan konsep blue economy ini,
sebelumnya sudah diterapkan konsep green economy dalam perencanaan
pembangunan Indonesia; bahkan green economy masih dijadikaan tema pada
peringatan hari lingkungan hidup tahun 2012. Oleh karena itu ke dua konsep
tersebut masih sejalan dengan kebijakan pembangunan Indonesia yang berbasis
pada kelestarian lingkungan, sumber daya alam, dan pertumbuhan ekonomi, maka
tidak ada salahnya jika dalam perencanaan pembangunan Indonesia konsep “Blue
and Green Economy” (BGE) diterapkan secara bersamaan dan saling melengkapi.
Melalui kebijakan pelestarian sumber daya laut sebagai bagian dari perencanaan
pembangunan berkelanjutan di Indonesia akan memberikan dampak positif yang
sangat luas bagi tumbuh kembangnya usaha-usaha yang menggantungkan
usahanya pada sumber daya laut dan segala produk turunan dan sampingannya.
Selanjutnya, yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembangunan di
Indonesia adalah keseriusan pemerintah dalam melaksanakan kebijakan blue and
green economy ini, mengingat konsep perencanaan pembangunan Indonesia
dengan menerapkan kebijakan BGE dapat berdampak pada kelestarian
lingkungan, ketahanan pangan, dan pendapatan masyarakat.6
Kebijakan blue economy maupun green economy merupakan paradigm
dimana warna dijadikan cerminan kekayaan yang dimiliki oleh suatu negara; oleh
karena itu tidaklah salah jika warna hijau dan biru disematkan pada Indonesia.
Tentu tidak berlebihan mengingat Indonesia memiliki alam yang hijau
menyejukkan dan laut yang biru membahana sebagaimana diilustrasikan dalam
bambar dibawah ini.

6
Siti Nurhayati, “ M M TO INDONESIAN
COMMUNITY WELFARE”, Jurnal Ekonomi Dan Bisnis (JEBI), (Maret 2015),
http://www.jurnal.unikal.ac.id/index.php/jebi/article/viewFile/183/174, (April 2022).

9
Pelaksanaan konsep BGE bagi Indonesia dapat memberikan dampak pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat suatu negara
dapat diukur melalui beberapa aspek seperti : pendidikan, ketenagakerjaan,
kesehatan, fertilitas dan keluarga berencana, maupun tingkat konsumsi atau
pengeluaran rumah tangga (Hendra, Roy, 2010). Sementara “United Nations
Development Programme (UNDP)” menetapkan kreteria kesejahteraan dengan
indikator Human Development Index (HDI) yang meliputi 3 komponen
pembangunan manusia yang dianggap paling dasar, yaitu : (1) Usia hidup
(longevity), (2) Pengetahuan (knowledge), dan (3) Standar hidup layak (decent
living). Ke tiga komponen HDI tersebut merupakan bagian dari hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan, pendidikan, dan ekonomi rumah tangga, terutama
tingkat daya belinya.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penerapan konsep BGE secara berdampingan dalam perencanaan
pembangunan Indonesia membawa dampak positif bagi kelestarian sumber daya
perikanan dan kelautan serta lingkungan. Jika tujuan dari kebijakan ekonomi biru
(blue economy) adalah agar sumber daya laut terpelihara
kelestarian/keberlangsungannya, dan kemudian tujuan kebijakan ekonomi hijau
(green economy) adalah pelestarian lingkungan hidup, maka alangkah lebih
indahnya jika kedua kebijakan itu dilaksanakan secara berdampingan, yang satu
melengkapi yang lain sehingga menjadi kebijakan ekonomi biru dan hijau (Blue
and Green Economy /BGE). Perencanaan pembangunan dengan menerapkan
konsep BGE memiliki konsekuensi pada perubahan paradigma perilaku
masyarakat untuk lebih cinta lingkungan, lebih cinta sumber daya hayati, dan
berusaha untuk menjaga kelestariannya. Dengan demikian cita-cita luhur yang
tertuang dalam perencanaan pembangunan Indonesia untuk mensejahterakan
masyarakat bisa terlaksana melalui kebijakan BGE ini, mengingat penerapan
konsep BGE Membawa dampak berantai pada tumbuhkembangnya usaha-usaha
yang menggandalkan kekayaan laut dan lingkungan.
Kebijakan blue economy merupakan trobosan baru yang dinilai lebih efisien
dalam memanfaatkan sumber daya laut yang ada di Indonesia karena mengingat
Indonesia kaya akan potensi hayati dan non hayati yang terkandung di lautan
indonesia.

B. Saran
Penulis menyadari banyak nya kekurangan dalam penulisan makalah ini oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca baik secara
lisan maupun tulisan guna penyempurnaan penulisan makalah berikutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Rusanti Ega. (2021). mplementasi ilai Maqashid Syari’ah dalam Pembangunan


Berkelanjutan Berbasis Green Economy (Analisis Pada Sustainablity
Report PT.Unilever Indonesia Tbk Tahun 2020). https://repositori.uin-
alauddin.ac.id/19562/

Dwi Wiratma Harits dan Tanti Nurgiyanti. (2019). Pembangunan Pariwisata


Kulon Progo Melalui Konsep Green Economy dan Blue Economy, Journal
of International Studies,
https://jurnal.amikom.ac.id/index.php/nsjis/article/view/164.

Sugiarto Agus, (2021), Masa Depan Green Economy Di Indonesia,


https://mediaindonesia.com/opini/431669/masa-depan-green-economy-di-
indonesia.

Faizah Nijma Ilma Ajeng, “Blue Economy : Kesimbangan Perspektif Ekonomi


dan Lingkungan”, https://jurnal.uns.ac.id/jiep/article/view/2112.

Nurhayati Siti, (2015), “ M M


TO INDONESIAN COMMUNITY WELFARE”, Jurnal Ekonomi Dan Bisnis
(JEBI),http://www.jurnal.unikal.ac.id/index.php/jebi/article/viewFile/183/17
4.

Makmun, “Green Economy: Konsep, Implementasi, dan Peranan Kementrian


Keuangan”, https://media.neliti.com/media/publications/77730-ID-green-
economy-konsep-impelentasi-dan-per.pdf.

12

Anda mungkin juga menyukai