Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH EKONOMI SUMBERDAYA ALAM

KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Ekonomi Sumberdaya Alam

Dosen Pengampu : Prof. Indra Maipita.Ph.d / Dr. Bona Raja.M.Si

OLEH

KELOMPOK 1

MUHAMMAD FARHAN RAMADHAN 7183240028

AHDA CHAIRUNNISA 7183240031

ARDI TUA SIJABAT 7183240027

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantiasa

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas rutin

kelompok matakuliah Ekonomi Sumberdaya Alam ini.

Dan sebagai penulis, menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam

membuat makalah ini. Penulis hanya berusaha semaksimal mungkin dengan kemampuan

penulis.

Makalah tentang Konsep Pembangunan Berkelanjutan di harapkan para pembaca atau

penulis sendiri dapat mengambil manfaat serta menambah pengetahuan bagi kita semua

Medan, 9 September 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................1

DAFTAR ISI .......................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................3

1.1 Latar Belakang...............................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................3

1.3 Tujuan ............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................5

2.1 Sejarah Pembangunan Berkelanjutan ............................................................5

2.2 Pengertian dan Konsep Dasar Ekonomi Berkelanjutan.................................7

2.3 Ciri-Ciri Pembangunan Berkelanjutan ........................................................12

2.4 Faktor Pendukung Pembangunan Berkelanjutan.........................................12

2.5 Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan .............................13

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................15

3.1 Kesimpulan .................................................................................................15

3.1 Saran ............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Permasalahan pembangunan berkelanjutan sekarang telah merupakan komitmen setiap


orang, sadar atau tidak sadar, yang bergelut di bidang pembangunan.Kemajuan suatu bangsa
hanya dapat dicapai dengan melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pembangunan
dalam konteks Negara selalu ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat kearah yang lebih baik yang merata. Keberhasilan penerapannya memerlukan
kebijakan, perencanaan dan proses pembelajaran sosial yang terpadu, politiknya tergantung
pada dukungan penuh masyarakat melalui pemerintahannya, kelembagaan sosialnya, dan
kegiatan dunia usahanya. Proses pembangunan terutama bertujuan meningkatkan taraf hidup
masyarakat. Titik tolak pembangunan dimulai dari tindakan mengurangi masalah dengan
tujuan memenuhi kebutuhan dan meningkatkan untuk mencapai suatu tingkatan yang
layak.Bagi manusia, pembangunan tidak hanya dalam konteks pemenuhan kebutuhan yang
berkaitan dengan aspek sosial ekonomi tetapi juga haruslah melihat aspek keadilan terhadap
lingkungan. Lingkungan bagi umat manusia adalah salah satu modal dasar dalam
pembangunan. Lingkungan sehat, bersih, lestari, secara tidak langsung akan mempengaruhi
keberlanjutan produktifitas manusia di masa yang akan datang. Artinya, dalam konteks tersebut
selain keberlanjutan dari sisi ekonomi dan sosial, maka diperlukan juga keberlanjutan pada sisi
ekologis.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah dan konsep pembangunan berkelanjutan?


2. Apakah yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan?
3. Apa saja konsep pembangunan berkelanjutan?
4. Apa saja ciri-ciri pembangunan berkelanjutan?
5. Apa saja faktor pendukung pembangunan berkelanjutan?
6. Apa yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah dan konsep pembangunan berkelanjutan

3
2. Untuk mengetahui pengertian pembangunan berkelanjutan.
3. Untuk mengetahui konsep-konsep pembangunan berkelanjutan.
4. Untuk mengetahui ciri-ciri pembangunan berkelanjutan.
5. Untuk mengetahui fakto-faktor pendukung pembangunan berkelanjutan.
6. Untuk mengetahui pengertian dari konsep pembangunan berkelanjutan berwawasan
lingkungan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Konsep Pembangunan Berkelanjutan

Konsep Sustainable Development atau Pembangunan Berkelanjutan pertama kali


diperkenalkan sebagai tujuan sosial pada konferensi pertama PBB dalam bidang Lingkungan
Hidup di Stocklom pada tahun 1972. Latar belakang diadakan konferensi tersebut dipicu oleh
kekhawatiran global akan kemiskinan yang berlarut-larut dan meningkatnya ketidakadilan
sosial, ditambah dengan kebutuhan pangan dan masalah lingkungan global serta kesadaran
bahwa ketersedian sumber daya alam untuk mendukung pembangunan ekonomi amatlah
terbatas.

Kekhawatiran akan kelangkaan sumberdaya alam sangatlah wajar dan dapat kita lihat
kembali pada berbagai tulisan-tulisan sosial di masa lampau. Salah satunya yang berpengaruh
ada pada tulisan klasik Thomas Malthus, An Essay on the Principles of Population (1798),
dimana digambarkan sebuah ketakutan akan pertumbuhan populasi manusia, yaitu
pembangunan industri yang cepat pada abad ke-19 disertai dengan polusi dan sentra
pertumbuhan masyarakat yang tinggal dan bekerja dalam kondisi miskin di kota-kota besar.
Sebuah era dari perubahan sosial masyarakat yang penuh masalah, kekauan sosial dan
anarkisme, termasuk di dalamnya tumbuhnya gerakan-gerakan yang berhubungan dengan
kesehatan lingkungan dan masyarakat pada sebuah populasi urban. Ide-ide tentang proto-
enviromentalist kemudian muncul dalam beberapa alur pemikiran radikal abad ke-19.
Sementara itu, beberapa langkah juga dilakukan dengan pemahaman ilmiah dan sistematik dari
inter relasi antara spesies-spesies alami, populasi dan lingkungan-lingkungannya seperti pada
Teori Evolusi Darwin dan asal mula ilmu ekologi. (Goodland, 1975)

Meski demikian, baru pada tahun 1960-an pergerakan perlawanan terhadap polusi
lingkungan industri lebih memperhatikan pada inter relasi antara aktivitas manusia dan
lingkungan alam. Dengan menggunakan sebuah pendekatan ‘sistem’ dan model computer,
pada tahun 1972 lahirlah ‘Limit of Growth’, salah satu proyek dari Club of Rome, sebuah
organisasi individu yang memiliki kepedulian yang sama terhadap masa depan umat manusia,
didanai oleh Volkswagen Foundation. Buku ‘Limit of Growth’ mengkaji sebuah interaksi

5
antara populasi, pertumbuhan industri, produksi pangan dan keterbatasan ekosistem di Planet
Bumi. Gelombang literatur tentang Pembangunan Berkelanjutan kemudian semakin diperluas
pada tahun 1980-an, ketika the International Union for the Conservation of Nature Influential
World Conservation Strategy (1980) atau Uni International untuk Konservasi Alam
mengajukan konsep Pembangunan Berkelanjutan, atau sebuah pembangunan yang
mempertimbangkan fungsi ekosistem dan keanekaragaman hayati agar terus dipertahankan.

Namun, meski telah banyak literatur tentang pembangunan berkelanjutan, konsep


tersebut tidak semata-mata langsung diterima secara internasional. Barulah pada Laporan
Komisi Brundtland tahun 1987, disebutkan bahwa Pembangunan Berkelanjutan merupakan
sebuah pembangunan yang memenuhi kebutuhan di masa kini tanpa mengorbankan
kemampuan generasi di masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Berdasarkan pada Laporan tersebut, prinsip-prinsip dasar dari Pembangunan Berkelanjutan


dapat dikategorikan sebagai berikut:

• Kepercayaan Publik/Masyarakat: Terdapat kewajiban negara untuk mengelola


sumber daya alam yang dipercayakan untuk keuntungan masyarakatnya.

• Prinsip Kehati-hatian: adanya tindakan untuk mencegah kerusakan ireversibel atau


kerusakan yang tidak dapat dipulihkan kembali dan pencegahannya tidak dapat ditunda
hanya karena keterbatasan pengetahuan akan ilmu ilmiah.

• Keadilan Antar Generasi: Genarasi di masa depan tidak boleh dirugikan atau
mendapat dampak buruk karena keputusan yang dibuat pada masa sekarang.

• Asas Subsidiaritas: Keputusan-keputusan harus dibuat atau dilakukan dengan


mempertimbangkan keputusan atau masukan dari lembaga maupun pemangku
kepentingan pada tingkat terendah yang sesuai kapasitasnya.

• Pencemar Membayar: Biaya kerusakan/terganggunya lingkungan harus ditanggung


oleh pihak-pihak yang turut bertanggung jawab akan kerusakan/gangguan tersebut.

Beberapa prinsip-prinsip tambahan lain juga memperhatikan pada upaya solusi


terhadap kemiskinan yang berkelanjutan dan ketidakadilan sosial antara bangsa-bangsa di

6
dunia. Keberlangsungan hidup generasi masa kini dan masa depan, hingga kini masih terletak
pada jantung perdebatan tentang pembangunan berkelanjutan. Kepercayaan masyarakat,
partisipasi pemerintahan pusat dan daerah juga menjadi prinsip dasar pada konsep
pembangunan ini.

Di Indonesia, Konsep Kebijakan Pembangunan berdasarkan kepada Undang Undang


Dasar 1945. Konsep Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia telah masuk pada amandemen
UUD 45 yang keempat pada tanggal 10 Agustus 2002. Konsep tersebut salah satunya dapat
dijumpai dalam Pasal 33 ayat (4) UUD 1945 yang menyatakan bahwa, “Perekonomian nasional
diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”.

Presiden Jokowi melalui acara World Culture Forum di Bali pada tanggal 10 – 14
Oktober 2016, yaitu Culture for An Inclusive Sustainable Planet, menyatakan pemerintah
Indonesia sepakat bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan komitmen global yang harus
bersama-sama diwujudkan dengan terus bekerja sama dan saling bertukar pengalaman.

Dengan memahami konsep dan tujuan Pembangunan Berkelanjutan, diyakini bahwa


keberlangsungan hidup manusia dan kesejahteraan sosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat
akan terus terjaga dalam kurun waktu yang lama dan berkelanjutan.

2.2. Pengertian dan Konsep Dasar Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis,


masyarakat, dan sebagainya) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa
mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan”. Menurut Brundtland Report dari
PBB, 1987 pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris sustainabel
development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan
kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.

Menurut Salim : 2003, pembangunan berkelanjutan harus diarahkan pada


pemberantasan kemiskinan (sasaran ekonomi), perimbangan: ekuitisosial yang adil (sasaran

7
sosial) dan kualitas tinggi, kehidupan lingkungan hidup (sasaran lingkungan). Untuk ini secara
sadar diusahakan investasi dalam modal : ekonomi (finansial, modal mesin, dll), modal sosial
(investasi pendidikan, kesehatan dan keakraban sosial) dan modal lingkungan (investasi-
sumber daya alam diperbaharui dan daur-ulang serta substitusi sumber daya alam yang tak
terbaharui).

Menurut Marlina : 2009 mengatakan pembangunan berkelanjutan tidak saja


berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas dari itu, pembangunan berkelanjutan
mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan
perlindungan lingkungan (selanjutnya disebut 3 Pilar Pembangunan berkelanjutan).

Aspek sosial, maksudnya pembangunan yang berdimensi pada manusia dalam hal
interaksi, interrelasi dan interdependesi. Yang erat kaitannya juga dengan aspek budaya. Tidak
hanya pada permasalahan ekonomi, pembangunan berkelanjutan untuk menjaga
keberlangsungan budaya dari sebuah masyarakat supaya sebuah amsyarakat tetap bisa eksis
untuk menjalani kehidupan serta mempunyai sampai masa mendatang. Faktor lingkungan
(ekologi) yang diperlukan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan ialah a)
terpeliharanya proses ekologi yang esensial, b) tersedianya sumberdaya yang cukup, dan c)
lingkungan sosial- budaya dan ekonomi yang sesuai (Otto, 2004 : 161).

Pembangunan berkelanjutan dirumuskan sebagai pembangunan yang memenuhi


kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.
Pembangunan berkelanjutan mengandung makna jaminan mutu kehidupan manusia dan tidak
melampaui kemampuan ekosistem untuk mendukungnya. Dengan demikian pengertian
pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
pada saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi
kebutuhan-kebutuhan mereka (Sudarmadji : 2008).

Tujuan akhir setiap usaha pembangunan ialah memperlakukan manusia, lakilaki,


perempuan, anak-anak sebagai tujuan, untuk memperbaiki kondisi manusia dan memperbesar
pilihan manusia. Salah satu yang menjadi bagian dari pembangunan berkelanjutan adalah
dimensi manusia atau bisa juga disebut dengan ‘pembangunan manusia’. Ada empat komponen
utama dalam paradigma pembangunan manusia, yaitu pemerataan atau kesetaraan (equity),
berkelanjutan, produktivitas dan pemberdayaan. (Firdaus : 1998).

8
Awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena perhatian kepada
lingkungan. Terutama sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui sedang ekspoitasi
terhadapnya dilakukan terus menerus. Pengertian dari tidak mengurangi dan mengorbankan
kebutuhan generasi yang akan datang adalah pembangunan yang dilakukan dimasa sekarang
itu jangan sampai merusak lingkungan, boros terhadap SDA dan juga memperhatikan generasi
yang akan datang. Generasi yang akan datang juga jangan terlalu dimanjakan dengan
tersedianya semua fasilitas. Tetapi mereka juga harus di beri kesempatan untuk berekspresi
menuangkan ide kreatifnya untuk mengolah dan mengembangkan alam dan pembangunan.

Sutamihardja (2004), menyatakan sasaran pembangunan berkelanjutan mencakup pada


upaya untuk mewujudkan terjadinya :

1. Pemerataan manfaat hasil-hasil pembangunan antar generasi (intergenaration equity) yang


berarti bahwa pemanfaatan sumberdaya alam untuk kepentingan pertumbuhan perlu
memperhatikan batas-batas yang wajar dalam kendali ekosistem atau sistem lingkungan serta
diarahkan pada sumberdaya alam yang replaceable dan menekankan serendah mungkin
eksploitasi sumber daya alam yang unreplaceable.

2. Safeguarding atau pengamanan terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan
hidup yang ada dan pencegahan terjadi gangguan ekosistem dalam rangka menjamin kualitas
kehidupan yang tetap baik bagi generasi yang akan datang.

3. Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam semata untuk kepentingan mengejar


pertumbuhan ekonomi demi kepentingan pemerataan pemanfaatan sumberdaya alam yang
berkelanjutan antar generasi.

4. Mempertahankan kesejahteraan rakyat (masyarakat) yang berkelanjutan baik masa kini


maupun masa yang mendatang (inter temporal).

5. Mempertahankan manfaat pembangunan ataupun pengelolaan sumberdaya alam dan


lingkungan yang mempunyai dampak manfaat jangka panjang ataupun lestari antar generasi.

6. Menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan manusia antar generasi sesuai dengan habitatnya.

9
Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan perlu perencanaan dan perancangan yang
bersifat ekologis dengan melakukan evaluasi terhadap kondisi kawasan-kawasan di kota
tersebut, proses-proses yang terjadi didalam masyarakat dan lingkungannya. Hal tersebut dapat
dilakukan berdasarkan pemikiran-pemikiran diatas dan dengan pemahaman bahwa kemiskinan
dan kerusakan lingkungan adalah ancaman utama pembangunan.

Ada tiga kriteria pembangunan berkelanjutan di perkotaan disebut 3 PRO :

• Pro keadilan sosial, artinya keadilan dan kesetaraan akses terhadap sumber daya alam dan
pelayanan publik, menghargai diversitas budaya dan kesetaraan gender.

• Pro ekonomi kesejahteraan, artinya pertumbuhan ekonomi ditujukan untuk kesejahteraan


semua anggota masyarakat, dapat dicapai melalui tehnologi inovatif yang berdampak
minimum terhadap lingkungan.

• Pro lingkungan berkelanjutan, artinya etika lingkungan non-antroposentris menjadi pedoman


hidup masyarakat, sehingga mereka selalu mengupayakan kelestarian dan keseimbangan
lingkungan, konservasi sumberdaya alam vital, dan mengutamakan peningkatan kualitas hidup
non-material.

Peningkatan jumlah penduduk dunia diiringi dengan peningkatan jumlah penduduk


kota dan peningkatan jumlah penduduk miskin di perkotaan telah membuat beban lingkungan
perkotaan bertambah berat. Permasalah pokok perkotaan di negara sedang berkembang
terdapat subsistem besar yang komponen-komponennya saling berinteraksi secara terus
menerus yaitu:

• Subsistem ekonomi : rendahnya tingkat pendapatan dan lemahnya tingkat pemberdayaan


ekonomi masyarakat.

• Subsistem sosial : masyarakat yang menderita kemiskinan (seperti pengangguran,


kriminalitas, pelayanan kesehatan dan pendidikan yang tidak memadai.

• Subsistem lingkungan yang menderita kerusakan (seperti pencemaran air, udara dan tanah,
pengelolaan limbah, kelangkaan air bersih dan pemukiman yang kumuh).

10
Kemiskinan merupakan salah satu contoh ketidakadilan yang dialami suatu kelompok
masyarakat miskin, dan terdapat dimana-mana, baik di negara maju maupun negara sedang
berkembang. ketidakadilan struktur sosial (faktor eksternal kemiskinan) itu terlihat dari tidak
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan untuk bertahan hidup dalam kesehatan yang baik, sulitnya
mendapat akses ke pelayanan publik (sanitasi sehat, air bersih, pengelolaan sampah), rumah
sehat, dan pelayanan pendidikan. Ketidakadilan juga terlihat dari tidak adanya kepemilikan hak
atas tanah yang mereka huni. Sebagai akibat itu semua, sulit bagi mereka untuk mendapat akses
ke pekerjaan yang baik dan stabil.

Kerusakan lingkungan, yang merupakan faktor ekologis sebuah kota dapat dilihat dari
kondisi air, tanah dan udara yang telah tercemar. Pencemaran itu disebabkan dari berbagai
sumber dari dalam kota akibatnya tidak berfungsinya pengelolaan sampah dan limbah cair serta
adanya tumpukan sampah. Air kotor yang tidak mengalir didalam saluran air kotor karena
tersumbat sampah. Akibatnya bau menyengat tidak dapat dihindarkan. Kondisi lingkungan
pemukiman buruk atau kumuh akan menghambat dan menjadi ancaman dalam proses
pembangunan berkelanjutan.

Pembangunan berkelanjutan melakukan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan


saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan untuk generasi di masa mendatang dengan
menitikberatkan pada daya dukung lingkungan, pencapaian keadilan sosial, berkelanjutan
ekonomi dan lingkungan.

Pembangunan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas hidup secara bertahap dengan
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki negara secara bijaksana. Sumber daya yang
mendukung pembangunan tersebut antara lain:

a. Sumber daya alam: air, tanah, udara, hutan, kandungan mineral, dan keanekaragaman hayati.

b. Sumber daya manusia: jumlah penduduk, pendidikan, kesehatan, keterampilan, dan


kebudayaan.

c. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: transportasi, komunikasi, teknologi, ilmu pengetahuan,


dan rekayasa.

11
Sumber daya tersebut sifatnya terbatas, sehingga dalam penggunaannya harus secara
cermat dan hati-hati. Ketidakcermatan dalam penggunaan sumber daya yang dimiliki negara
dapat menimbulkan masalah-masalah lingkungan seperti:

a. polusi lingkungan: pencemaran air, tanah, dan udara

b. permasalahan sumber daya alam: kerusakan hutan, kepunahan hewan dan tumbuhan, serta
perluasan lahan kritis

c. permasalahan permukiman: sanitasi, pemukiman kumuh, air bersih, dan kesehatan


lingkungan.

2.3 Ciri-Ciri Pembangunan Berkelanjutan


Pembangunan berkelanjutan memiliki karakteristik yang khas yang berbeda dengan
pola pembangunan lainnya yang selama ini dilaksanakan. Ciri-ciri tersebut antara lain:
a. Menjamin pemerataan dan keadilan; strategi pembangunan yang berkelanjutan dilandasi
oleh pemerataan distribusi lahan dan faktor produksi, lebih meratanya kesempatan perempuan,
dan pemerataan ekonomi untuk kesejahteraan.
b. Menghargai keanekaragaman hayati; keanekaragaman hayati merupakan dasar bagi tatanan
lingkungan. Pemeliharaan keanekaragaman hayati memiliki kepastian bahwa sumber daya
alam selalu tersedia secara berlanjut untuk masa kini dan masa yang akan datang.
c. Menggunakan pendekatan integratif; dengan menggunakan pendekatan integratif, maka
keterkaitan yang kompleks antara manusia dengan lingkungan dapat dimungkinkan untuk masa
kini dan yang akan datang.
d. Menggunakan pandangan jangka panjang; untuk merencanakan pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya yang mendukung pembangunan agar secara berlanjut dapat
digunakan dan dimanfaatkan.
Dari gambaran di atas dapat kita kemukakan bahwa pembangunan berkelanjutan
berusaha menyatukan tiga dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan hidup menjadi suatu sinergi
dalam meningkatkan kualitas manusia. Dimensi ekonomi dalam pembangunan berkelanjutan
tetap memfokuskan kepada pertumbuhan, pemerataan, dan stabilitas serta menyertakan eko-
efisiensi di dalamnya. Dimensi sosial mencakup pemberdayaan, peranserta, kebersamaan,
mobilitas, identitas kebudayaan, pembinaan kelembagaan, dan pengentasan kemiskinan.
Dimensi ekologi itu sendiri bertujuan untuk integritas ekosistem, ramah lingkungan dan hemat
sumber daya alam, pelestarian keanekaragaman hayati, dan tanggapan isu global.
2.4 Faktor Pendukung Pembangunan Berkelanjutan
Faktor lingkungan yang diperlukan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan
adalah sebagai berikut.

12
a. Terjaganya proses ekologi. Kerusakan pada sistem ekologi sudah barang tentu akan
membahayakan kehidupan manusia.
b. Ketersediaan sumber daya. Pada hakikatnya, proses pembangunan merupakan usaha yang
disengaja untuk meningkatkan fungsi dan nilai sebuah sumber daya.
Peningkatan fungsi dan nilai tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan sumber daya,
menaikkan efisiensi penggunaan sumber daya, dan mencari sumber daya alternatif.
c. Dukungan lingkungan sumber daya. Pembangunan dilakukan oleh dan untuk manusia pada
suatu lingkungan sosial budaya tertentu.
Untuk mendukung berjalannya faktor pengaruh tersebut, diusahakan setiap
pembangunan yang di laksanakan agar tidak merusak lingkungan. Untuk itulah, diperlukan
beberapa usaha sebagai berikut.
a. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
AMDAL merupakan tahapan awal sebuah pembangunan yang dilaksanakan untuk memeriksa
kelayakan suatu proyek. AMDAL diatur oleh Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 Pasal 16
yang berbunyi "setiap rencana yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap
lingkungan, wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan yang
pelaksanaannya diatur dengan peraturan pemerintah."
b. Analisis Manfaat dan Risiko Lingkungan (AMRIL)
AMRIL merupakan suatu bentuk analisis yang ditujukan bagi proyek-proyek yang telah
berlangsung atau jadi. Konsep pembangunan berkelanjutan dirumuskan untuk mencegah atau
mengurangi dampak pemekaran kota yang tidak terstruktur (urban sprawl) sehingga kota
menjadi tidak efisien dan efektif dalam melayani kehidupan di dalamnya.

2.5 Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan lingkungan


Pembangunan berkelanjutan erat kaitannya dengan pembangunan berwawasan
lingkungan. Apakah yang dimaksud dengan pembangunan berwawasan lingkungan itu?
Pembangunan berwawasan lingkungan pada hakikatnya adalah pembangunan lestari.
Pembangunan lestari yang didasarkan pada pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup,
termasuk sumber daya ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan,
kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan masa datang. Dari segi lingkungan,
pembangunan berwawasan lingkungan dapat diartikan sebagai gabungan antara pembangunan
dan kemajuan dengan usaha untuk memelihara lingkungan agar sumber-sumber daya alam di
sekitar kita, seperti sumber air, hutan, tanah, udara, energi, mineral, dan lain-lain yang telah
digunakan tidak hilang dan musnah sehingga dapat digunakan kembali. Dalam proses
pembangunan yang berwawasan lingkungan, penggunaan sumbersumber daya alam yang
tersedia senantiasa mempertimbangkan dan memperhitungkan kemampuan sumber daya alam
itu sendiri. Penggunaan sumber daya alam secara semena-mena dan rakus oleh manusia, suatu
ketika akan menimbulkan kesulitan besar bagi manusia, terutama generasi yang akan datang.

13
Orang-orang tertentu yang hanya memikirkan keuntungan pribadi semata, dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan yang berdampak pada orang lain dan generasi di kemudian hari.
Pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan merupakan proses pembangunan
yang senantiasa memadukan proses pembangunan dengan potensi lingkungan. Pembangunan
tidak akan dapat tercapai dan berkembang apabila kemampuan lingkungan terus mengalami
kemerosotan. Demikian pula halnya lingkungan tidak akan dapat dilindungi dan dipelihara
apabila pembangunan di suatu negara itu rendah kualitasnya sehingga tidak mempunyai cukup
dana dan teknologi untuk menjaga, dan memelihara lingkungan. Antara pembangunan dengan
pemeliharaan lingkungan merupakan dua hal yang harus berjalan seiring. Pembangunan yang
tidak memerhatikan lingkungan dan tidak berorientasi kepada masa depan harus dihindari.
Karena, manusia sebagai makhluk sosial dan berakal tidak hanya memikirkan kepentingan
sendiri dan sesaat, tetapi juga harus memikirkan kepentingan orang lain dan generasi
mendatang.
Pembangunan berwawasan lingkungan memliki beberapa ciri-ciri, di antaranya sebagai
berikut:
1) mengutamakan kualitas hidup dan berorientasi jangka panjang sehingga dapat dirasakan
oleh semua generasi;
2) senantiasa memadukan antara pembangunan dan pemeliharaan lingkungan;
3) memanfaatkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui secara bijaksana. Adapun
sumber daya alam yang dapat diperbarui, terjamin ketersediaannya dengan tetap memelihara
dan meningkatkan kualitasnya;
4) memerhatikan kemampuan ekologi alam sekitar serta potensi yang terkandung dalam
lingkungan;
5) tidak mengorbankan unsur-unsur lingkungan untuk tujuan pembangunan, baik tujuan jangka
pendek maupun jangka panjang.
Kota Hijau merupakan metafora dari kota berkelanjutan sehingga erat kaitannya dengan
pembangunan berkelanjutan yang dikenal dengan pembangunan berbasis green growth.
Pembangunan berkelanjutan melakukan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan
saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan untuk generasi di masa mendatang dengan
menitikberatkan pada daya dukung lingkungan, pencapaian keadilan sosial, berkelanjutan
ekonomi dan lingkungan.
Hal ini dipicu dengan adanya peningkatan kegiatan secara besar-besaran dalam aspek
sosial dan ekonomi serta meningkatnya produksi, konsumsi dan gaya hidup manusia.
Peningkatan ini menyebabkan efek negatif terhadap kelestarian lingkungan seperti pencemaran
dan menurunnya jumlah sumber daya yang tidak dapat diperbarui secara drastis. Oleh karena
itu, pendekatan yang dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan
adalah pendekatan ekologi.

14
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Konsep Sustainable Development atau Pembangunan Berkelanjutan pertama kali
diperkenalkan sebagai tujuan sosial pada konferensi pertama PBB dalam bidang Lingkungan
Hidup di Stocklom pada tahun 1972. Latar belakang diadakan konferensi tersebut dipicu oleh
kekhawatiran global akan kemiskinan yang berlarut-larut dan meningkatnya ketidakadilan
sosial, ditambah dengan kebutuhan pangan dan masalah lingkungan global serta kesadaran
bahwa ketersedian sumber daya alam untuk mendukung pembangunan ekonomi amatlah
terbatas.

Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis,


masyarakat, dan sebagainya) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa
mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan”. Menurut Brundtland Report dari
PBB, 1987 pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris sustainabel
development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan
kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.

3.2 Saran

Diharapkan kepada pembaca ataupun penulis dapat mengambil ilmu dan pengetahuan
dari makalah yang penulis susun ini, terutama tentang konsep pembangunan berkelanjutan.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://iism.or.id/2017/12/28/sejarah-dan-konsep-pembangunan-berkelanjutan-sebagai-tujuan-
sosial-dan-prinsip-dasar-pembangunan-berkelanjutan/
https://jurnalarsitek.blogspot.com/2017/11/konsep-pembangunan-berkelanjutan.html
http://www.guruips.com/2016/08/konsep-pembangunan-berkelanjutan.html
http://sim.ciptakarya.pu.go.id/p2kh/knowledge/detail/pembangunan-berkelanjutan

16

Anda mungkin juga menyukai