OLEH
KELOMPOK 1
FAKULTAS EKONOMI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas rutin
Dan sebagai penulis, menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam
membuat makalah ini. Penulis hanya berusaha semaksimal mungkin dengan kemampuan
penulis.
penulis sendiri dapat mengambil manfaat serta menambah pengetahuan bagi kita semua
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.3 Tujuan
3
2. Untuk mengetahui pengertian pembangunan berkelanjutan.
3. Untuk mengetahui konsep-konsep pembangunan berkelanjutan.
4. Untuk mengetahui ciri-ciri pembangunan berkelanjutan.
5. Untuk mengetahui fakto-faktor pendukung pembangunan berkelanjutan.
6. Untuk mengetahui pengertian dari konsep pembangunan berkelanjutan berwawasan
lingkungan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Kekhawatiran akan kelangkaan sumberdaya alam sangatlah wajar dan dapat kita lihat
kembali pada berbagai tulisan-tulisan sosial di masa lampau. Salah satunya yang berpengaruh
ada pada tulisan klasik Thomas Malthus, An Essay on the Principles of Population (1798),
dimana digambarkan sebuah ketakutan akan pertumbuhan populasi manusia, yaitu
pembangunan industri yang cepat pada abad ke-19 disertai dengan polusi dan sentra
pertumbuhan masyarakat yang tinggal dan bekerja dalam kondisi miskin di kota-kota besar.
Sebuah era dari perubahan sosial masyarakat yang penuh masalah, kekauan sosial dan
anarkisme, termasuk di dalamnya tumbuhnya gerakan-gerakan yang berhubungan dengan
kesehatan lingkungan dan masyarakat pada sebuah populasi urban. Ide-ide tentang proto-
enviromentalist kemudian muncul dalam beberapa alur pemikiran radikal abad ke-19.
Sementara itu, beberapa langkah juga dilakukan dengan pemahaman ilmiah dan sistematik dari
inter relasi antara spesies-spesies alami, populasi dan lingkungan-lingkungannya seperti pada
Teori Evolusi Darwin dan asal mula ilmu ekologi. (Goodland, 1975)
Meski demikian, baru pada tahun 1960-an pergerakan perlawanan terhadap polusi
lingkungan industri lebih memperhatikan pada inter relasi antara aktivitas manusia dan
lingkungan alam. Dengan menggunakan sebuah pendekatan ‘sistem’ dan model computer,
pada tahun 1972 lahirlah ‘Limit of Growth’, salah satu proyek dari Club of Rome, sebuah
organisasi individu yang memiliki kepedulian yang sama terhadap masa depan umat manusia,
didanai oleh Volkswagen Foundation. Buku ‘Limit of Growth’ mengkaji sebuah interaksi
5
antara populasi, pertumbuhan industri, produksi pangan dan keterbatasan ekosistem di Planet
Bumi. Gelombang literatur tentang Pembangunan Berkelanjutan kemudian semakin diperluas
pada tahun 1980-an, ketika the International Union for the Conservation of Nature Influential
World Conservation Strategy (1980) atau Uni International untuk Konservasi Alam
mengajukan konsep Pembangunan Berkelanjutan, atau sebuah pembangunan yang
mempertimbangkan fungsi ekosistem dan keanekaragaman hayati agar terus dipertahankan.
• Keadilan Antar Generasi: Genarasi di masa depan tidak boleh dirugikan atau
mendapat dampak buruk karena keputusan yang dibuat pada masa sekarang.
6
dunia. Keberlangsungan hidup generasi masa kini dan masa depan, hingga kini masih terletak
pada jantung perdebatan tentang pembangunan berkelanjutan. Kepercayaan masyarakat,
partisipasi pemerintahan pusat dan daerah juga menjadi prinsip dasar pada konsep
pembangunan ini.
Presiden Jokowi melalui acara World Culture Forum di Bali pada tanggal 10 – 14
Oktober 2016, yaitu Culture for An Inclusive Sustainable Planet, menyatakan pemerintah
Indonesia sepakat bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan komitmen global yang harus
bersama-sama diwujudkan dengan terus bekerja sama dan saling bertukar pengalaman.
7
sosial) dan kualitas tinggi, kehidupan lingkungan hidup (sasaran lingkungan). Untuk ini secara
sadar diusahakan investasi dalam modal : ekonomi (finansial, modal mesin, dll), modal sosial
(investasi pendidikan, kesehatan dan keakraban sosial) dan modal lingkungan (investasi-
sumber daya alam diperbaharui dan daur-ulang serta substitusi sumber daya alam yang tak
terbaharui).
Aspek sosial, maksudnya pembangunan yang berdimensi pada manusia dalam hal
interaksi, interrelasi dan interdependesi. Yang erat kaitannya juga dengan aspek budaya. Tidak
hanya pada permasalahan ekonomi, pembangunan berkelanjutan untuk menjaga
keberlangsungan budaya dari sebuah masyarakat supaya sebuah amsyarakat tetap bisa eksis
untuk menjalani kehidupan serta mempunyai sampai masa mendatang. Faktor lingkungan
(ekologi) yang diperlukan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan ialah a)
terpeliharanya proses ekologi yang esensial, b) tersedianya sumberdaya yang cukup, dan c)
lingkungan sosial- budaya dan ekonomi yang sesuai (Otto, 2004 : 161).
8
Awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena perhatian kepada
lingkungan. Terutama sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui sedang ekspoitasi
terhadapnya dilakukan terus menerus. Pengertian dari tidak mengurangi dan mengorbankan
kebutuhan generasi yang akan datang adalah pembangunan yang dilakukan dimasa sekarang
itu jangan sampai merusak lingkungan, boros terhadap SDA dan juga memperhatikan generasi
yang akan datang. Generasi yang akan datang juga jangan terlalu dimanjakan dengan
tersedianya semua fasilitas. Tetapi mereka juga harus di beri kesempatan untuk berekspresi
menuangkan ide kreatifnya untuk mengolah dan mengembangkan alam dan pembangunan.
2. Safeguarding atau pengamanan terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan
hidup yang ada dan pencegahan terjadi gangguan ekosistem dalam rangka menjamin kualitas
kehidupan yang tetap baik bagi generasi yang akan datang.
6. Menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan manusia antar generasi sesuai dengan habitatnya.
9
Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan perlu perencanaan dan perancangan yang
bersifat ekologis dengan melakukan evaluasi terhadap kondisi kawasan-kawasan di kota
tersebut, proses-proses yang terjadi didalam masyarakat dan lingkungannya. Hal tersebut dapat
dilakukan berdasarkan pemikiran-pemikiran diatas dan dengan pemahaman bahwa kemiskinan
dan kerusakan lingkungan adalah ancaman utama pembangunan.
• Pro keadilan sosial, artinya keadilan dan kesetaraan akses terhadap sumber daya alam dan
pelayanan publik, menghargai diversitas budaya dan kesetaraan gender.
• Subsistem lingkungan yang menderita kerusakan (seperti pencemaran air, udara dan tanah,
pengelolaan limbah, kelangkaan air bersih dan pemukiman yang kumuh).
10
Kemiskinan merupakan salah satu contoh ketidakadilan yang dialami suatu kelompok
masyarakat miskin, dan terdapat dimana-mana, baik di negara maju maupun negara sedang
berkembang. ketidakadilan struktur sosial (faktor eksternal kemiskinan) itu terlihat dari tidak
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan untuk bertahan hidup dalam kesehatan yang baik, sulitnya
mendapat akses ke pelayanan publik (sanitasi sehat, air bersih, pengelolaan sampah), rumah
sehat, dan pelayanan pendidikan. Ketidakadilan juga terlihat dari tidak adanya kepemilikan hak
atas tanah yang mereka huni. Sebagai akibat itu semua, sulit bagi mereka untuk mendapat akses
ke pekerjaan yang baik dan stabil.
Kerusakan lingkungan, yang merupakan faktor ekologis sebuah kota dapat dilihat dari
kondisi air, tanah dan udara yang telah tercemar. Pencemaran itu disebabkan dari berbagai
sumber dari dalam kota akibatnya tidak berfungsinya pengelolaan sampah dan limbah cair serta
adanya tumpukan sampah. Air kotor yang tidak mengalir didalam saluran air kotor karena
tersumbat sampah. Akibatnya bau menyengat tidak dapat dihindarkan. Kondisi lingkungan
pemukiman buruk atau kumuh akan menghambat dan menjadi ancaman dalam proses
pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas hidup secara bertahap dengan
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki negara secara bijaksana. Sumber daya yang
mendukung pembangunan tersebut antara lain:
a. Sumber daya alam: air, tanah, udara, hutan, kandungan mineral, dan keanekaragaman hayati.
11
Sumber daya tersebut sifatnya terbatas, sehingga dalam penggunaannya harus secara
cermat dan hati-hati. Ketidakcermatan dalam penggunaan sumber daya yang dimiliki negara
dapat menimbulkan masalah-masalah lingkungan seperti:
b. permasalahan sumber daya alam: kerusakan hutan, kepunahan hewan dan tumbuhan, serta
perluasan lahan kritis
12
a. Terjaganya proses ekologi. Kerusakan pada sistem ekologi sudah barang tentu akan
membahayakan kehidupan manusia.
b. Ketersediaan sumber daya. Pada hakikatnya, proses pembangunan merupakan usaha yang
disengaja untuk meningkatkan fungsi dan nilai sebuah sumber daya.
Peningkatan fungsi dan nilai tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan sumber daya,
menaikkan efisiensi penggunaan sumber daya, dan mencari sumber daya alternatif.
c. Dukungan lingkungan sumber daya. Pembangunan dilakukan oleh dan untuk manusia pada
suatu lingkungan sosial budaya tertentu.
Untuk mendukung berjalannya faktor pengaruh tersebut, diusahakan setiap
pembangunan yang di laksanakan agar tidak merusak lingkungan. Untuk itulah, diperlukan
beberapa usaha sebagai berikut.
a. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
AMDAL merupakan tahapan awal sebuah pembangunan yang dilaksanakan untuk memeriksa
kelayakan suatu proyek. AMDAL diatur oleh Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 Pasal 16
yang berbunyi "setiap rencana yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap
lingkungan, wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan yang
pelaksanaannya diatur dengan peraturan pemerintah."
b. Analisis Manfaat dan Risiko Lingkungan (AMRIL)
AMRIL merupakan suatu bentuk analisis yang ditujukan bagi proyek-proyek yang telah
berlangsung atau jadi. Konsep pembangunan berkelanjutan dirumuskan untuk mencegah atau
mengurangi dampak pemekaran kota yang tidak terstruktur (urban sprawl) sehingga kota
menjadi tidak efisien dan efektif dalam melayani kehidupan di dalamnya.
13
Orang-orang tertentu yang hanya memikirkan keuntungan pribadi semata, dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan yang berdampak pada orang lain dan generasi di kemudian hari.
Pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan merupakan proses pembangunan
yang senantiasa memadukan proses pembangunan dengan potensi lingkungan. Pembangunan
tidak akan dapat tercapai dan berkembang apabila kemampuan lingkungan terus mengalami
kemerosotan. Demikian pula halnya lingkungan tidak akan dapat dilindungi dan dipelihara
apabila pembangunan di suatu negara itu rendah kualitasnya sehingga tidak mempunyai cukup
dana dan teknologi untuk menjaga, dan memelihara lingkungan. Antara pembangunan dengan
pemeliharaan lingkungan merupakan dua hal yang harus berjalan seiring. Pembangunan yang
tidak memerhatikan lingkungan dan tidak berorientasi kepada masa depan harus dihindari.
Karena, manusia sebagai makhluk sosial dan berakal tidak hanya memikirkan kepentingan
sendiri dan sesaat, tetapi juga harus memikirkan kepentingan orang lain dan generasi
mendatang.
Pembangunan berwawasan lingkungan memliki beberapa ciri-ciri, di antaranya sebagai
berikut:
1) mengutamakan kualitas hidup dan berorientasi jangka panjang sehingga dapat dirasakan
oleh semua generasi;
2) senantiasa memadukan antara pembangunan dan pemeliharaan lingkungan;
3) memanfaatkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui secara bijaksana. Adapun
sumber daya alam yang dapat diperbarui, terjamin ketersediaannya dengan tetap memelihara
dan meningkatkan kualitasnya;
4) memerhatikan kemampuan ekologi alam sekitar serta potensi yang terkandung dalam
lingkungan;
5) tidak mengorbankan unsur-unsur lingkungan untuk tujuan pembangunan, baik tujuan jangka
pendek maupun jangka panjang.
Kota Hijau merupakan metafora dari kota berkelanjutan sehingga erat kaitannya dengan
pembangunan berkelanjutan yang dikenal dengan pembangunan berbasis green growth.
Pembangunan berkelanjutan melakukan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan
saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan untuk generasi di masa mendatang dengan
menitikberatkan pada daya dukung lingkungan, pencapaian keadilan sosial, berkelanjutan
ekonomi dan lingkungan.
Hal ini dipicu dengan adanya peningkatan kegiatan secara besar-besaran dalam aspek
sosial dan ekonomi serta meningkatnya produksi, konsumsi dan gaya hidup manusia.
Peningkatan ini menyebabkan efek negatif terhadap kelestarian lingkungan seperti pencemaran
dan menurunnya jumlah sumber daya yang tidak dapat diperbarui secara drastis. Oleh karena
itu, pendekatan yang dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan
adalah pendekatan ekologi.
14
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Konsep Sustainable Development atau Pembangunan Berkelanjutan pertama kali
diperkenalkan sebagai tujuan sosial pada konferensi pertama PBB dalam bidang Lingkungan
Hidup di Stocklom pada tahun 1972. Latar belakang diadakan konferensi tersebut dipicu oleh
kekhawatiran global akan kemiskinan yang berlarut-larut dan meningkatnya ketidakadilan
sosial, ditambah dengan kebutuhan pangan dan masalah lingkungan global serta kesadaran
bahwa ketersedian sumber daya alam untuk mendukung pembangunan ekonomi amatlah
terbatas.
3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca ataupun penulis dapat mengambil ilmu dan pengetahuan
dari makalah yang penulis susun ini, terutama tentang konsep pembangunan berkelanjutan.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://iism.or.id/2017/12/28/sejarah-dan-konsep-pembangunan-berkelanjutan-sebagai-tujuan-
sosial-dan-prinsip-dasar-pembangunan-berkelanjutan/
https://jurnalarsitek.blogspot.com/2017/11/konsep-pembangunan-berkelanjutan.html
http://www.guruips.com/2016/08/konsep-pembangunan-berkelanjutan.html
http://sim.ciptakarya.pu.go.id/p2kh/knowledge/detail/pembangunan-berkelanjutan
16