Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PARADIGMA TERHADAP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN NASIONAL


KHUSUSNYA DI BIDANG ESDM

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Wilayah Pertambangan


Program Studi Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2016/2017

Al Imam Achmad Fadilah (10070111064)

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
2017 M / 1438 H
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT zat yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang dan tak lupa shalawat atas nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah
makalah ini dapat saya selesaikan sebagai tugas mata kuliah Pengembangan Wilayah
Pertambangan di Prodi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung.
Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya, dan mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat
penulisan atau kata kata yang tidak sesuai.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Bandung, 2 Agustus 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan.................................................................. 1
1.2.1 Maksud............................................................................ 1
1.2.2 Tujuan.............................................................................. 1

BAB II ISI ............................................................................................ 2


2.1 Landasan Teori......................................................................... 2
2.1.1 Lahirnya Paradigma Pembangunan Berkelanjutan......... 2
2.1.2 Pembangunan Berwawasan Lingkungan........................ 2
2.1.3 Pembangunan Berkelanjutan dalam Pengelolaan
Sumber Daya Alam......................................................... 3

BAB III PENUTUP............................................................................... 4


3.1 Kesimpulan............................................................................... 4

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampai dengan dekade 1980-an perenanaan dan strategi pembangunan
masih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, baik pada negara-negara
sosialis yang menerapkan perencanaan yang terpusat maupun pada negara-
negara kapitalis yang menerapkan perencanaan yang liberal. Filosofi
pertumbuhan ekonomi di latarbelakangi oleh teori Neo-klasik dimana
pertumbuhan merupakan fungsi dari modal dan teknologi sedangkan
sumberdaya alam sama sekali tidak diperhitungkan karena dianggap
pemberian alam yang melimpah. Filosofi tersebut telah melahirkan berbagai
ekses terhadap lingkungan, sosial, budaya, maupun hak asasi manusia.
Dampak dari penerapan filosofi tersebut telah menimbulkan kemiskinan yang
merajalela, rusaknya ekosistem, pencemaran, bahkan ancaman terhadap
eksistensi manusia dan kemanusiaan (Pearce and Warford, 1993).

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Pada akhir dekade 1980-an paradigma pembangunan ekonomi yang
hanya mengejar pertumbuhan ekonomi semata menimbulkan kerusakan
lingkungan dan sumber daya alam (SDA). Oleh karena itu, perlu adanya
paradigma baru yaitu pembangunan berwawasan lingkungan berkelanjutan
yaitu pendekatan kependudukan, pembangunan, dan lingkungan hingga
integrasi pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan
1.2.2 Tujuan
Mengetahui penyebab lahirnya paradigma baru dalam pembangunan
berkelanjutan.

1
Mengetahui pentingnya pembangunan berwawasan lingkungan terhadap
pengelolaan sumber daya alam.

2
BAB II
ISI

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Lahirnya Paradigma Pembangunan Berkelanjutan
Sampai dengan dekade 1980-an perencanaan dan strategi
pembangunan masih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi (economic
growth), baik pada negara-negara sosialis yang menerapkan perencanaan
yang terpusat maupun pada negara-negara kapitalis yang menerapkan
perencanaan yang liberal. Filosofi pertumbuhan ekonomi dilatarbelakangi oleh
Teori Neo-Klasik dimana pertumbuhan merupakan fungsi dari modal dan
teknologi sedangkan sumberdaya alam sama sekali tidak diperhitungkan
karena dianggap pemberian alam yang melimpah. Filosofi tersebut telah
melahirkan berbagai ekses terhadap lingkungan, sosial, budaya, maupun hak
asasi manusia.
Dampak dari penerapan filosofi tersebut telah menimbulkan kemiskinan
yang merajalela, rusaknya ekosistem, pencemaran, bahkan ancaman terhadap
eksistensi manusia dan kemanusiaan (Pearce and Warford, 1993).
Pengalaman hingga tahun 1980- an memperlihatkan bahwa hambatan
pertumbuhan ekonomi terjadi apabila faktor sumberdaya alam dan lingkungan
tidak dikelola dengan baik. Jika ekonomi dan lingkungan dikelola dengan baik
maka pertumbuhan ekonomi akan terjadi dalam lingkungan yang terpelihara
kelestariannya. Perubahan persepsi di atas dikenal dengan istilah Sustainable
Development sebagai babak baru dari teori pembangunan dan sekaligus
mengakhiri perdebatan antara pertumbuhan ekonomi dan penyelamatan
lingkungan (Ibid.).
2.1.2 Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan berwawasan lingkungan (PBL) adalah upaya sadar dan
berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam

3
pembangunan yang terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan
mutu hidup. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan
terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana merupakan
tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup. Harus disadari bahwa kegiatan
pembangunan apalagi yang bersifat fisik dan yang berhubungan dengan
pemanfaatan sumber daya alam tentu mengandung resiko terjadinya
perubahan pada ekosistem yang selanjutnya akan mengakibatkan dampak,

4
3

baik yang bersifat negatif maupun yang positif. Oleh karena itu, kegiatan
pembangunan yang dilaksanakan seharusnya selain berwawasan sosial dan
ekonomi juga harus berwawasan lingkungan.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan memiliki ciri tertentu, yaitu
adanya saling keterkaitan beberapa sektor, antara lain lingkungan dan
masyarakat serta manfaat pembangunan. Pembangunan akan selalu berkaitan
dan saling berinteraksi dengan lingkungan hidup. Interaksi tersebut dapat
bersifat positif atau negatif. Adapun ciri-ciri pembangunan berwawasan
lingkungan antara lain,
1. Menjamin pemerataan dan keadilan.
2. Menghargai keanekaragaman hayati.
3. Menggunakan pendekatan integratif.
4. Menggunakan pandangan jangka panjang.
2.1.3 Pembangunan Berkelanjutan dalam Pengelolaan Sumber Daya
Alam
Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup yang
kita pergunakan disini adalah merupakan terjemahan dari suistainable
development yang sangat populer dipergunakan di negara-negara Barat.
Istilah Pembangunan Berkelanjutan secara resmi dipergunakan dalam Tap
MPR No. IV /MPR/1999 tentang GBHN, sedangkan istilah Pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan Lingkungan Hidup digunakan dalam UU No.
23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Selain itu juga dikenal
ada lingkungan dan pembangunan, 1988:12) sedang sebelumnya lebih popular
digunakan sebagai istilah Pembangunan yang berwawasan Lingkungan
sebagai terjemah dari Eco-development.
Dalam gambaran tentang kondisi umum mengenai pengelolaan sumber
daya alam dan lingkungan hidup Tap IV/MPR/1999 tentang GBHN tahun 1999-
2004 menentukan : konsep pembangunan berkelanjutan telah diletakkan
sebagai kebijakan, namun dalam pengalaman praktek selama ini, justru terjadi
pengelolaan sumber daya alam yang tidak terkendali dengan akibat perusakan
lingkungan yang mengganggu pelestarian alam; ungkapan ini menunjukkan
4

adanya pengakuan dari lembaga tertinggi negara kita tentang masih belum
terlaksananya pembangunan yang berkelanjutan dalam pengelolaan sumber
daya alam.
Persoalan ini bukan hanya dihadapi di Indonesia akan tetapi juga berlaku
secara global dan proses globalisasi itu sendirilah sebenarnya yang
memperlemah pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, seperti yang
dikatakan oleh Martin Khor bahwa dalam penjelasanya, proses globalisasi telah
semakin mendapat kekuatan, dan proses tersebut telah dan akan semakin
menenggelamkan agenda pembangunan yang berkelanjutan (Khor, 2002 :56)
Sekalipun pembangunan berkelanjutan berada pada suatu titik terendah,
menurut Martin Khor, namun muncul juga tanda kebangkitannya kembali sebagai suatu
paradigma. Keterbatasan dan kegagalan globalisasi telah menyebabkan munculnya
reaksi negatif dari sebagian masyarakat yang pada akhirnya mungkin akan berdampak
pada terjadinya perubahan sejumlah kebijakan. Dengan munculnya kekuatan pro
pembangunan berkelanjutan dalam pemerintahan di negara-negara sedang
berkembang (NSB) mereka menjadi lebih sadar akan hak-hak dan tanggungjawab
untuk meralat berbagai persoalan yang ada pada saat ini termasuk mengubah
sejumlah peraturan dalam WTO. World Summit On Sustainable Development - WSSD
(Konferensi Dunia tentang Pembangunan Berkelanjutan) memberikan kesempatan
yang bagus untuk memusatkan kembali perhatian masyarakat maupun upaya-upaya
pemantapan, bukan semata-mata mengenai persoalan itu, melainkan juga kebutuhan
untuk menggeser paradigma-paradigma (Khor, 2003 : 6)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas maka dapat diketahui bahwa pembangunan
berwawasan lingkungan merupakan solusi untuk mengatasi paradigma lama
terhadap pembangunan yang hanya menilai dari segi ekonomi saja, sehingga
mengakibatkan kerusakan terhadap lingkungan, berkurangnya cadangan
sumberdaya alam secara besar-besaran, dan lain sebagainya, maka dari itu
pembangunan berkelanjutan dengan wawasan lingkungan sangat penting
bukan hanya untuk pengelolaan sumberdaya alam namun segala aspek
kehidupan, akan tetapi pelaksanaan pembangunan berkelanjutan akan sulit
karena pembangunan selama ini telah menimbulkan penurunan kualitas
lingkungan, juga peraturan perundang-undangan yang saling tumpang tindih
dan bertentangan, sehingga peraturan dan perundangan perlu dikaji ulang agar
dapat berkesinambungan

5
DAFTAR PUSTAKA

AnNaf, Julissar. 2005. Pembangunan Berkelanjutan Dan Relevansinya


Untuk Indonesia. Jurnal Madani Edisi II Tahun 2005.
Pongoh, Fransiska. 2015. Sikap Masyarakat Terhadap Pembangunan
Berbasis Lingkungan (PBL) MAPALUSE di Kelurahan Paniki Satu
Kecamatan Mapanget Kota Manado. E-journal Acta Diuma Volume
IV. No.3. Tahun 2015
Seda, Francisia. 2006. Sumber Daya Alam dan Pembangunan : Sebuah
Perspektif Komparatif. Makara, Sosial Humaniora, Vol. 10, No., Juni
2006 : 33-48
Setiawan W, Arwin S, dan Maria A.N.P. 2006. Permasalahan dan Strategi
Pembangunan Lingkungan BerkelanjutanStudi Kasus : Cekungan
Bandung. Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 1 No.3 September 2006 : 163-
171.

Anda mungkin juga menyukai