Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KONSEP ILMU EKONOMI DAN

PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Dosen Pengampu: Dr. Bonaraja Purba, M.Si.

Disusun Kel 7 :

Dina Septi Anggraini 7171141005

May Rifani 7171141013


Sisilia Evalin Gultom 7172141023

PRODI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN, 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat dan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini
dengan baik dan tepat waktu.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Bonaraja Purba, M.Si..
selaku Dosen pengampu yang telah memberikan tugas makalah ini dan yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas Makalah ini. Adapun tujuan dari
pembuatan tugas ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan.
Penulis mengetahui bahwa dalam penugasan ini terdapat kekurangan. Maka dari itu
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari dosen pengampu dan pembaca yang bersifat
membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca. Terimakasih.

Medan, April 2020

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1-2

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2

C. Manfaat ................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3


A. MODEL KESEIMBANGAN MATERIAL ........................................................... 3
B. KONSEP DASAR EKONOMI LINGKUNGAN .................................................. 4
C. KUALITAS LINGKUNGAN ................................................................................ 4
D. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN .............................................................. 7

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 12


A. Kesimpulan .......................................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memasuki era yang modern atau lebih dikenal dengan globalisasi, masalah demi
masalah muncul sebagai akibat yang ditimbulkan oleh era tersebut. Tidak dapat dipungkiri
bahwa setiap makhluk hidup utamanya manusia tidak dapat lepas dari dampak globalisasi
tersebut, karena makhluk hiduplah pelaku utama dari kegiatan tersebut. Oleh karena itu,
setiap manusia harus senantiasa waspada terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan oleh
kegiatan yang dilakukannya terutama dalam melakukan hal-hal yang berkaitan dengan
lingkungan.
Aspek yang paling sensitif terhadap dampak era yang serba industri seperti sekarang ini
adalah lingkungan. Besar kecilnya kegiatan manusia pasti akan berdampak pada kualitas
lingkungan. Dengan demikian, manusia sebagai pelaku utama lingkungan harus senantiasa
mengendalikan dan menjaga lingkungan agar tidak mengalami kerusakan.
Di Indonesia, masalah lingkungan merupakan masalah yang cukup serius yang harus
segera diatasi. Lingkungan hidup Indonesia yang dulu dikenal sangat ramah dan hijau kini
seakan berubah menjadi ancaaman bagi masyarakatnya. Betapa tidak, tingkat kerusakan
lingkungan di indonesia sangat besar. Pencemaran lingkungan dan aktifitas penebangan hutan
secara illegal merupakan penyebab utamanya.
Banyaknya bencana yang sering terjadi di tanah air seperti banjir dan tanah longsor
merupakan bukti betapa pentingnya menjaga kelestarian lingkungan di era
globalisasi. Kesadaran untuk hidup lebih baik harus senantiasa dipegang oleh manusia
khusunya yang tinggal di kota-kota besar karena manusialah penyebab utama terjadinya
bencana tersebut. Tanpa manusia sadari, ketika membuang sampah di sembarang tempat,
menebang pohon tanpa perencanaan adalah suatu aktifitas yang membahayakan
kehidupannya.
Tingkat eksploitasi dan konsumsi energi fosil yang terlalu berlebihan selama beberapa dekat
ke belakang serta pengrusakan hutan dan rendahnya usaha konservasi lahan menyebabkan
terjadinya berbagai masalah lingkungan yang parah di Indonesia. Masalah lingkungan yang
terjadi diantarannya global warming, polusi dan pencemaran lingkungan. Semua masalah itu
berujung pada terjadinya degradasi lingkungan yang mengancam aktifitas kehidupan
manusia. Lingkungan yang terdegradasi tidak mampu lagi menyokong aktifitas kehidupan
manusia dengan baik.

1
Oleh karena hal-hal tersebut, melalui makalah ini, kami akan mencoba menguraikan
Model Keseimbangan Material, Konsep Dasar Ekonomi Lingkungan, Kualitas Lingkungan,
Dan Pembangunan Berkelanjutan dengan judul makalah “ Konsep Ilmu Ekonomi dan
Pengelolaan Lingkungan”. Dan berharap dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan
pengetahuan tentang pentingnya lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model keseimbangan material?
2. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar ekonomi lingkungan?
3. Apa yang dimaksud dengan kualitas lingkungan?
4. Apa yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui model keseimbangan material.
2. Untuk mengetahui konsep dasar ekonomi lingkungan.
3. Untuk mengetahui kualitas lingkungan.
4. Untuk mengetahui pembangunan berkelanjutan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. MODEL KESEIMBANGAN MATERIAL

Model keseimbangan material menggambarkan interkasi antara perekonomian dan


lingkungan. Keseimbangan material adalah metode perencanaan ekonomi di mana persediaan
material dicatat dalam satuan alami (berkebalikan dengan menggunakan penghitungan
moneter) dan digunakan untuk menyeimbangkan persediaan masukan yang tersedia dengan
keluaran yang ditargetkan. Penyeimbangan material melibatkan pengambilan survey
masukan yang tersedia dan bahan baku dalam suatu perekonomian dan kemudian
menggunakan neraca keuangan untuk menyeimbangkan masukan dengan target keluaran
yang dispesifikasikan oleh industri untuk mencapai keseimbangan antara penawaran dan
permintaan. Neraca ini digunakan untuk merumuskan rencana alokai sumber daya dan
investasi dalam perekonomian nasional. Metode penyeimbangan material berkebalikan
dengan perencanaan masukan-keluaran yang dikembangkan oleh Wassily Leontief.

Perencanaan Ekonomi adalah mekanisme alokasi sumber daya yang berlawanan dengan
mekanisme pasar. Sebagai mekanisme koordinasi dalam sosialisme, perencanaan ekonomi
menggantikan pasar faktor dan didefinisikan sebagai alokasi langsung sumber daya;
berlawanan dengan alokasi tidak langsung dari mekanisme pasar. Ada berbagai jenis
prosedur dan bentuk-bentuk perencanaan yang dapat digunakan.

Tingkat sentralisasi pembuatan keputusan dalam perencanaan tergantung pada jenis


spesifik mekanisme perencanaan yang digunakan. Dengan demikian, dapat membedakan
antara perencanaan terpusat dan perencanaan desentralisasi. Ekonomi yang terutama
didasarkan atas perencanaan terpusat yang disebut sebagai ekonomi terencana. Dalam
ekonomi terencana yang terpusat, alokasi sumber daya ditentukan oleh perencanaan
komprehensif produksi yang menspesifikasi hasil yang dibutuhkan. Perencanaan juga dapat
berbentuk pengarahan perencanaan atau perencanaan indikatif.

Perekonomian modern saat ini adalah ekonomi campuran yang menggabungkan


berbagai sifat dari pasar dan perencanaan. Perbedaan dapat dibuat antara
perencanaan fisik (seperti dalam sosialisme murni) dan perencanaan finansial (seperti yang
dipraktikkan oleh pemerintah dan perusahaan swasta dalam kapitalisme). Perencanaan fisik
melibatkan perencanaan dan koordinasi ekonomi yang dilakukan dalam pilahan unit fisik;

3
sedangkan perencanaan finansial melibatkan rencana yang diformulasikan dalam unit
finansal.

B. KONSEP DASAR EKONOMI LINGKUNGAN

Ekonomi lingkungan membahas tentang isu-isu utama lingkungan dari perspektif


ekonomi Setelah itu akan dibahas beberapa teori yang berkaitan dengan polusi, peranan
kebijakan dalam pengelolaan lingkungan seperti pajak, subsidi, pollution standard, serta
marketable permits. Untuk mengetahui besarnya biaya dan manfaat lingkungan, maka akan
dibahas juga tentang valuasi ekonomi lingkungan dengan berbagai metode baik yang
langsung maupun tidak langsung. Untuk mendukung kebijakan ekonomi makro dibidang
lingkungan, maka akan dibahas juga tentang akuntansi sumberdaya dan lingkungan.

Ekonomi lingkungan adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
ekonomi dan lingkungan, untuk kesejahteraan manusia. Alasannya, proses ekonomi selama
ini tidak menanggapi masalah lingkungan.

Dalam pola berpikir ekonomi, faktor lingkungan dianggap suatu komoditi bebas yang
berada dalam keadaan tidak terbatas. Dengan demikian, analisis ekonomi tidak
memperhitungkan biaya yang diperlukan bagi lingkungan tersebut. Lingkungan dianggap
sebagai eksternalitas dalam proses produksi.

Sejalan dengan kesadaran tentang lingkungan sebagai sumber daya yang terbatas dan
milik semua orang, ekonomi lingkungan diajukan sebagai pendekatan yang lebih sesuai
dengan tujuan pelestarian lingkungan demi kesejahteraan manusia. Pendekatan itu dapat
dilaksanakan dengan perhitungan shadow prices bagi pemanfaatan lingkungan secara
simulasi. Dalam melakukan pendekatan lingkungan secara simulasi pasar, perlu
diperhitungkan biaya sosial yang mungkin timbul.

C. KUALITAS LINGKUNGAN
1. Identifikasi Kualitas Lingkungan Hidup
Lingkungan biotik adalah segala makhluk hidup mulai dari organisme yang tidak kasat
mata sampai pada hewan dan vegetasi raksasa yang terdapat dipermukaan bumi. Sedangkan
lingkungan abiotik merupakan segala segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup yang
bukan berupa organisme.

4
Adanya keinginan untuk mencapai sasaran pembangunan yang ideal ialah membntuk
manusia Indonesia seutuhnya secara material dan spiritual. Setiap pembangunan perlu
mengkaji komponen yang meliputi komponen biotik, abiotik dan kultur yaitu sebagai berikut:
1) Pembangunan berwawasan lingkungan
Merupakan pengelolaan sumber daya sebaik mungkin dengan pembangunan yang
berkesinambungan serta peningkatan terhadap mutu hidup masyarakat. Sasaran
pembangunan yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan
pembangunan dapat menimbulkan pengaruh yang cukup besar terhadap lingkungan.
Kegiatan tersebut dapat bersifat secara alamiah, kimia maupun secara fisik.
2) Kualitas Lingkungan hidup
Yaitu dengan memperhatikan kondisi lingkungan hidup sekitar yang berhubungan
dengan mutu hidup. Kualitas hidup dapat ditentukan oleh tiga komponen utama
yaitu terpenuhinya kebutuhan untuk kelangsungan hidup hayati, terpenuhinya
kebutuhan untuk kelangsungan hidup manusiawi dan terpenuhinya kebebasan untuk
memilih. Lingkungan harus dijaga agar dapat mendukung terhadap kualitas berupa
tingkat hidup masyarakat yang lebih tinggi. Lingkungan mempunyai kemampuan
untuk menghasilkan sumber daya serta mengurangi zat pencemaran dan ketegangan
sosial terbatas. Batas kemampuan itu disebut daya dukung. Dalam Undang-Undang
Lingkungan Hidup, daya dukung lingkungan ialah kemampuan suatu lingkungan
untuk mendukung peri kehidupan.

2. Masalah-Masalah Pada Lingkungan Hidup


Dalam lingkungan hidup di Indonesia, banyak terjadi permasalahan di sungai, laut,
tanah dan hutan yaitu sebagai berikut:
1) Pencemaran Sungai dan laut
Sungai dan laut dapat tercemar dari kegiatan manusia seperti penggunaan bahan
logam berat, pembuangan limbah cair kapal dan pemanfaatan air panas. Secara
biologis, fisik dan kimia senyawa seperti logam tidak dapat dihancurkan. Di
berbagai sektor industry dan rumah tangga seperti pemakaian bahan-bahan dari
plastik.
2) Pencemaran Tanah
Tanah bisa dapat tercemar apabila penggunaan secara berlebihan terhadap pupuk
dan bahan pestisida. Pencemaran tanah mempunyai ciri yaitu adanya perubahan
tanah menjadi kering dan keras, hal ini disebabkan oleh jumlah kandungan garam
5
yang sangat besar yang terdapat di dalam tanah. Selain itu, pencemara tanah juga
dapat disebabkan oleh sampah plastik karena pada umumnya sampah plastik tidak
mengalami proses penghancuran secara sempurna.
3) Pencemaran Hutan
Hutan juga bisa mengalami kerusakan apabila dalam pemanfaatannya tidak
terkendali dengan baik. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat
diperbaharui. Salah satu contoh pencemaran atau kerusakan hutan adalah adanya
penebangan secara liar. Jika kegiatan tersebut dilakukan secara terus-menerus maka
dapat mengakibatkan penggundulan hutan.

3. Dampak Masalah Lingkungan Hidup


Perubahan ekosistem lingkungan yang paling utama disebabkan oleh perilaku
masyarakat yang kurang baik dalam pemanfaatan sumber-sumber daya dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal inilah yang menyebabkan adanya perubahan ekosistem.
Perubahan ekosistem suatu lingkungan terjadi dengan adanya kegiatan masyarakat seperti
pemanfaatan lahan yang dijadikan sebagai daerah pertanian sehingga dapat mengurangi luas
lahan lainnya. Adanya pertambahan jumlah penduduk dalam memanfaatkan lingkungan akan
membawa dampak bagi mata rantai yang ada dalam suatu ekosistem.
Selain itu kerusakan hutan yang terjadi karena adanya penebangan dan kebakaran hutan
dapat mengakibatkan banyak hewan dan tumbuhan yang punah. Padahal hutan merupakan
sumber kehidupan bagi sebagian masyarakat yang berfungsi sebagai penghasil oksigen,
tempat penyedia makanan dan obat-obatan. Jumlah kerusakan flora dan fauna akan terus
bertambah dan berlangsung lama jika dalam penggunaannya masyarakat tidak
memperhatikan keseimbangan terhadap ekosistem lingkungan. Dampak dari perubahan
ekosistem akan berkurang jika masyarakat mengetahui dan memahami fungsi dari suatu
ekosistem tersebut. Kerusakan ekosistem membawa dampak bukan hanya pada
keanekaragaman terhadap flora dan fauna juga dapat mmbawa pengaruh lain terhadap
masyarakat itu sendiri seperti longsor, banjir dan erosi. Selain itu kerusakan lingkungan bisa
di sebabkan oleh sampah. Sampah yang semakin banyak dapat menimbulkan penguapan
sungai dan kehabisan zat asam yang sangat dibutuhkan bagi mikroorganisme yang hidup di
sungai. Serta dapat pula disebabkan dari pembuangan limbah cair dari kapal dan pemanfaatan
terhadap penggunaan air panas yang dapat menimbulkan laut menjadi tercemar.

6
D. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
a. Konsep Pembangunan Berkelanjutan.
Konsep pembangunan berkelanjutan sebenarnya sejak sudah lama menjadi perhatian
para ahli. Namun istilah keberlajutan (sustainability) sendiri baru muncul beberapa dekade
yang lalu, walaupun perhatian terhadap keberlanjutan sudah dimulai sejak Malthus pada
tahun 1798 yang mengkhawatirkan ketersedian lahan di Inggris akibat ledakan penduduk
yang pesat. Satu setengah abad kemudian, perhatian terhadap keberlanjutan ini semakin
mengental setelah Meadow dan kawan-kawan pada tahun 1972 menerbitkan publikasi yang
berjudul The Limit to Growth (Meadow et al.,1972) dalam kesimpulannya, bahwa
pertumbuhan ekonomi akan sangat dibatasi oleh ketersediaan sumber daya alam. Dengan
ketersediaan sumber daya alam yang terbatas, arus barang dan jasa yang dihasilkan dari
sumber daya alam tidak akan selalu bisa dilakukan secara terus menerus (on sustainable
basis).
Pembangunan berkelanjutan (Emil Salim, 1990) bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia. Pembangunan
yang berkelanjutan pada hekekatnya ditujukan untuk mencari pemerataan pembangunan
antar generasi pada masa kini maupun masa mendatang. Menurut KLH (1990)
pembangunan (yang pada dasarnya lebih berorientasi ekonomi) dapat diukur
keberlanjutannya berdasarkan tiga kriteria yaitu:
1) Tidak ada pemborosan penggunaan sumber daya alam atau depletion of natural
resources;
2) Tidak ada polusi dan dampak lingkungan lainnya;
3) Kegiatannya harus dapat meningkatkan useable resources ataupun replaceable
resource.

Senada dengan konsep diatas, Sutamihardja (2004), menyatakan sasaran pembangunan


berkelanjutan mencakup pada upaya untuk mewujudkan terjadinya:

a) Pemerataan manfaat hasil-hasil pembangunan antar generasi (intergeneration equity)


yang berarti bahwa pemanfaatan sumberdaya alam untuk kepentingan pertumbuhan
perlu memperhatikan batas-batas yang wajar dalam kendali ekosistem atau sistem
lingkungan serta diarahkan pada sumberdaya alam yang replaceable dan menekankan
serendah mungkin eksploitasi sumber daya alam yang unreplaceable.

7
b) Safeguarding atau pengamanan terhadap kelestarian sumber daya alam dan lingkungan
hidup yang ada dan pencegahan terjadi gangguan ekosistem dalam rangka menjamin
kualitas kehidupan yang tetap baik bagi generasi yang akan datang.
c) Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam semata untuk kepentingan mengejar
pertumbuhan ekonomi demi kepentingan pemerataan pemanfaatan sumberdaya alam
yang berkelanjutan antar generasi.
d) Mempertahankan kesejahteraan rakyat (masyarakat) yang berkelanjutan baik masa kini
maupun masa yang mendatang (inter temporal).
e) Mempertahankan manfaat pembangunan ataupun pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan yang mempunyai dampak manfaat jangka panjang ataupun lestari antar
generasi.
f) Menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan manusia antar generasi sesuai dengan
habitatnya.

Dari sisi ekonomi Fauzi (2004) setidaknya ada tiga alasan utama mengapa pembangunan
ekonomi harus berkelanjutan. Pertama menyangkut alasan moral. Generasi kini menikmati
barang dan jasa yang dihasilkan dari sumber daya alam dan lingkungan sehingga secara
moral perlu untuk memperhatikan ketersediaan sumber daya alam tersebut untuk generasi
mendatang. Kewajiban moral tersebut mencakup tidak mengekstraksi sumber daya alam yang
dapat merusak lingkungan, yang dapat menghilangkan kesempatan bagi generasi mendatang
untuk menikmati layanan yang sama. Kedua, menyangkut alasan ekologi, Keanekaragaman
hayati misalnya, memiliki nilai ekologi yang sangat tinggi, oleh karena itu aktivitas ekonomi
semestinya tidak diarahkan pada kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan
semata yang pada akhirnya dapat mengancam fungsi ekologi. Faktor ketiga, yang menjadi
alasan perlunya memperhatiakan aspek keberlanjutan adalah alasan ekonomi.

Sutamihardja (2004), dalam konsep pembangunan berkelanjutan, tabrakan kebijakan


yang memungkin dapat terjadi antara kebutuhan menggali sumberdaya alam untuk
memerangi kemiskinan dan kebutuhan mencegah terjadinya degredasi lingkungan perlu
dihindari serta sejauh mungkin dapat berjalan secara berimbang. Pembangunan berkelanjutan
juga mengharuskan pemenuhan kebutuhan dasar bagi masyarakat dan adanya kesempatan
yang luas kepada warga masyarakat untuk mengejar cita-cita akan kehidupan yang lebih baik
dengan tanpa mengorbankan generasi yang akan datang.

8
Pengembangan konsep pembangunan yang berkelanjutan perlu mempertimbangkan
kebutuhan yang wajar secara sosial dan kultural, menyebarluaskan nilai-nilai yang
menciptakan standar konsumsi yang berbeda dalam batas kemampuan lingkungan, serta
secara wajar semua orang mampu mencita-citakannya. Namun demikian ada kecendrungan
bahwa pemenuhan kebutuhan tersebut akan tergantung pada kebutuhan dalam mewujudkan
pertumbuhan ekonomi ataupun kebutuhan produksi pada skala maksimum. Pembangunan
berkelanjutan jelas mensyaratkan pertumbuhan ekonomi ditempat yang kebutuhan utamanya
belum bisa konsisten dengan pertumbuhan ekonomi, asalkan isi pertumbuhan mencerminkan
prinsip-prinsip keberlanjutan. Akan tetapi kenyataannya aktivitas produksi yang tinggi dapat
saja terjadi bersamaan dengan kemelaratan yang tersebar luas. Kondisi ini dapat
membahayakan lingkungan. Jadi pembangunan berkelanjutan mensyaratkan masyarakat
terpenuhi kebutuahan dengan cara meningkatkan potensi produksi mereka dan sekaligus
menjamin kesempatan yang sama semua orang. Caranya dengan Pemerintah tentunya
memerlukan suatu strategi kebijakan yang realistis dan dapat dilaksanakan disertai dengan
sistem pengendalian yang tepat. Eksploitasi sumber daya alam disarankan sebaiknya pada
sumber daya alam yang replaceable atau tergantikan sehingga ekosistem atau sistem
lingkungan dapat dipertahankan.

b. Prinsip-Prinsip Pembangunan Berkelanjutan


Menurut Heal, (Fauzi, 2004). Konsep keberlanjutan ini paling tidak mengandung dua
dimensi: Pertama adalah dimensi waktu karena keberlanjutan tidak lain menyangkut apa yang
akan terjadi dimasa yang akan datang. Kedua adalah dimensi interaksi antara sistem ekonomi
dan sistem sumber daya alam dan lingkungan. Pezzey (1992) melihat aspek keberlajutan dari
sisi yang berbeda. Dia melihat bahwa keberlanjutan memiliki pengertian statik dan dinamik.
Keberlanjutan dari sisi statik diartikan sebagai pemanfaatan sumber daya alam terbarukan
dengan laju teknologi yang konstan, sementara keberlanjutan dari sisi dinamik diartikan
sebagai pemanfaatan sumber daya alam yang tidak terbarukan dengan tingkat teknologi yang
terus berubah.
Ada dua hal yang secara implisit menjadi perhatian dalam konsep brunland tersebut.
Pertama, menyangkut pentingnya memperhatikan kendala sumber daya alam dan lingkungan
terhadap pola pembangunan dan konsumsi. Kedua, menyangkut perhatian pada kesejahteraan
(well-being) generasi mendatang. Heal (1998) menyatakan bahwa asumsi keberlajutan paling
tidak terletak pada tiga aksioma dasar; (1) Perlakuan masa kini dan masa mendatang yang
menempatkan nilai positif dalam jangka panjang; (2) Menyadari bahwa aset lingkungan

9
memberikan kontribusi terhadap economic wellbeing; (3) Mengetahui kendala akibat
implikasi yang timbul pada aset lingkungan. Konsep ini dirasakan masih sangat normatif
sehingga aspek operasional dari konsep keberlanjutan ini pun banyak mengalami kendala.
Perman et al.,(1997) mencoba mengelaborasikan lebih lanjut konsep keberlanjutan ini dengan
mengajukan 5 lima alternatif pengertian:
1) Suatu kondisi dikatakan berkelanjutan (sustainable) jika utilitas yang diperoleh
masyarakat tidak berkurang sepanjang waktu dan konsumsi tidak menurun sepanjang
waktu (non-declining consumption),
2) Keberlanjutan adalah kondisi dimana sumber daya alam dikelola sedemikian rupa untuk
memelihara kesempatan produksi dimasa mendatang,
3) Keberlanjutan adalah kondisi dimana sumber daya alam (natural capital stock) tidak
berkurang sepanjang waktu (nondeclining),
4) Keberlanjutan adalah kondisi dimana sumber daya alam dikelola untuk mempertahankan
produksi jasa sumber daya alam, dan
5) Keberlanjutan adalah adanya kondisi keseimbangan dan daya tahan (resilience) ekosistem
terpenuhi.

Pembangunan berkelanjutan mencakup tiga pilar penting yaitu ekonomi, sosial dan
lingkungan yang harus dijalankan secara terintegrasi. Pemahaman tentang pembangunan
berkelanjutan tidak diartikan secara sempit sebagai perlindungan lingkungan tetapi
pemahaman tentang keterkaitan antara ekonomi, sosial dan lingkungan alam. Munculnya
masalah ketersediaan bahan pangan, air, tanah dan energi merupakan akibat dari tindakan
manusia yang melakukan eksploitasi secara berlebihan. Melalui konsep pembangunan
berkelanjutan, maka pengelolaan sumber daya alam harus dilakukan secara hati-hati agar
generasi yang akan datang tetap dapat, menikmati kekayaan alam tersebut. Masalah
pembangunan berkelanjutan terkait dengan kemajuan pesat yang dicapai dalam pembangunan
untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Namun sayangnya semuanya
itu diiringi oleh kemunduran kemampuan sumberdaya alam seperti air, tanah, dan hutan dan
terkurasnya sumberdaya alam seperti perikanan, pertambangan, minyak dan mineral lainnya.
Pelaksanaan pembangunan juga menghasilkan produk sampingan seperti limbah, sampah,
dan buangan baik dalam bentuk padat, cair, gas, maupun tingkat tekanan dan kebisingan.
Yang perlu dijaga adalah agar hasil-hasil sampingan tersebut tidak melampaui ambang batas
dan daya dukung lingkungan. Jika daya tampung lingkungan terlampaui, maka struktur dan
fungsi dasar ekosistem sebagai penunjang kehidupan akan rusak dan keberlanjutan fungsi

10
lingkungan terganggu. Keadaan itu akan menjadi beban lingkungan dan sosial yang pada
akhirnya masyarakat dan pemerintahlah yang harus menanggung beban pemulihannya. Oleh
karena itu, pendayagunaan sumberdaya alam sebagai pokok-pokok kemakmuran rakyat harus
dilakukan secara terencana, rasional, optimal dan bertanggungjawab serta sesuai dengan
kemampuan daya dukungnya serta dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan
keseimbangan lingkungan hidup bagi pembangunan berkelanjutan.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ekonomi lingkungan adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
ekonomi dan lingkungan, untuk kesejahteraan manusia. Alasannya, proses ekonomi
selama ini tidak menanggapi masalah lingkungan.
Dalam pola berpikir ekonomi, faktor lingkungan dianggap suatu komoditi bebas
yang berada dalam keadaan tidak terbatas. Dengan demikian, analisis ekonomi tidak
memperhitungkan biaya yang diperlukan bagi lingkungan tersebut. Lingkungan dianggap
sebagai eksternalitas dalam proses produksi.
Sejalan dengan kesadaran tentang lingkungan sebagai sumber daya yang terbatas
dan milik semua orang, ekonomi lingkungan diajukan sebagai pendekatan yang lebih
sesuai dengan tujuan pelestarian lingkungan demi kesejahteraan manusia.

12

Anda mungkin juga menyukai