Anda di halaman 1dari 11

Nama: Tessalonika Dolok Saribu

NIM : 7171141024

PENDEKO A 2017

HASIL DISKUDI KELOMPOK 1

1. Lingkungan sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup karena lingkungan


merupakan daya dukung kehidupan. Oleh sebab itu, makhluk hidup tak akan bisa
dipisahkan dari lingkungannya. Lingkungan meliputi segenap unsur biotik dan
abiotik. Lingkungan menjadi tempat makhluk hidup mencari makanan. Dan khusus
bagi manusia, lingkungan merupakan tempat untuk melakukan aktifitas sosial, politik,
ekonomi, budaya dan lain lain. Lingkungan merupakan habitat yang menjadi wahana
bagi kelanjutan kehidupan. Lingkungan memiliki sifat sebagai daya dukung atau daya
sokong terhadap kehidupan, dan untuk bertahan di dalamnya, makhluk hidup
melakukan adaptasi.
2. Tujuan secara umum AMDAL adalah menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan
serta menekan pencemar an sehingga dampak negatifnya menjadi serendah mungkin.
Dengan demikian AMDAL diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
pelaksanaan rencana kegiatan yang mempunyai dampak terhadap lingkungan .hidup
Analisis Dampak Lingkungan sudah dikembangkan oleh beberapa negara
maju sejak tahun 1970 dengan nama Environmental impact analysis atau
environmental impact Assesment yang keduanya disingkat EIA. AMDAL diperlukan
untuk melakukan suatu studi kelayakan dengan dua alasan pokok, yaitu:
1. Karena undang – undang dan peraturan pemerintah menghendaki
demikian.Jawaban ini cukup efektif untuk memaksa para pemilik proyek yang
kurang memperhatikan kualitas lingkungan dan hanya memikirkan keuntungan
proyeknya sebesar mungkin tanpa menghilangkan dampak samping yang timbul.
2.    AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan
beroperasinya proyek – proyek poroduksi. Manusia dalam usahanya untuk
memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan melakukan aktivitas yang
makin lama makin mengubah lingkuangannya.Pada awalnya perubahan
lingkungan itu belum menjadi masalah,tapi seteleh perubahan itu menjadi di luar
ambang batas,maka manusia tidak dapat mentolerir lagi perubaahan yang
merugikan itu. Pemrakarsa proyek harus membuat AMDAL dengan konsekuensi
ia harus mengeluarkan biaya.
Tanggung jawab penyelenggara Amdal ini bukan berarti harus diemban
pemrakarsa proyek itu sendiri.Ia dapat menyerehkan penyelenggaraan ini kepada
konsultan swasta atau pihak lain atas dasar saran dari
pemerintah.Namun,pemrakarsa proyek tetap sebagai pihak yang bertanggung
jawab,bukan pihak konsultan swasta pembuat AMDAL tersebut. Agar
pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang
diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan. Peraturan
pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah
salah satu syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib
mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin usaha/kegiatan.
AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang
penyelenggaraan/pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan.
3. Tujuan dan kegunaan studi AMDAL adalah sebagai berikut:
a. Tujuan AMDAL adalah menduga kemungkinan terjadinya dampak dari suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan. Berikut adalah hal-hal yang harus dilakukan
dalam rangka mencapai tujuan studi AMDAL: Mengidentifikasi semua
rencana usaha yang akan dilaksanakan, Mengidentifikasi komponen-
komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak besar dan penting.
Memperkirakan dan mengevaluasi rencana usaha yang menimbulkan dampak
besar dan penting terhadap lingkungan hidup. Merumuskan RKL dan RPL.
b. Kegunaan dilaksanakannya studi AMDAL:
 Sebagai bahan bagi perencana dan pengelola usaha dan pembangunan
wilayah.
 Membantu proses pengambilan.
 Memberi masukan untuk penyusunan desain rinci teknis dari rencana
usaha.
 Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup dari rencana usaha.
 Memberi informasi kepada masyarakat atas dampak yang ditimbulkan
dari suatu rencana usaha.
4. Rona lingkungan hidup merupakan salah satu input yang perlu disiapkan sebelum
proses pelingkupan dimulai. Pada dasarnya, rona lingkungan hidup adalah objek yang
diperkirakan akan mengalami perubahan lingkungan akibat rencana kegiatan. Pada
tahap ini, pelaksana kajian harus dapat mengenal, secara garis besar, karakteristik
lingkungan hidup yang ada di lokasi dan sekitar lokasi yang dipilih untuk rencana
kegiatan. Setiap lokasi mempunyai karakteristik yang unik. Oleh karena itu, sangat
penting untuk memahami bagaimana komponen lingkungan di lokasi kegiatan akan
berinteraksi dengan kegiatan yang akan dibangun atau dilakukan.
1) Komponen lingkungan hidup yang berpotensi menjadi penerima dampak
misalnya: komponen geofisika-kimia, yang meliputi air permukaan dan air
bawah-permukaan, udara, lahan, dan lain sebagainya;
2) Komponen biologis, yang meliputi flora dan fauna;
3) Komponen sosial ekonomi dan sosial budaya, yang meliputi ketenagakerjaan,
perekonomian lokal, demografi, hubungan sosial, pola hidup, dan sebagainya;
dan
4) Komponen kesehatan masyarakat, yang meliputi prevalensi penyakit,
perubahan tingkat kesehatan masyarakat, dan sebagainya.

Informasi yang diperlukan tentang komponen lingkungan sekitar harus dapat


menggambarkan kondisi lingkungan secara umum. Pada tahap ini, data primer
sifatnya masih terbatas dan tidak mendalam (rinci). Sumber-sumber informasi yang
digunakan untuk mengenal lokasi adalah sebagai berikut:

1) Informasi sekunder, termasuk dari internet, laporan, peta, data Pemerintah


Daerah, informasi tentang peruntukan lahan (RTRW daerah), makalah, surat
kabar atau majalah, dan sebagainya;
2) Tinjauan lapangan singkat yang dilakukan oleh tim pelaksana kajian untuk
sekilas mengenal wilayah yang akan menjadi lokasi kegiatan; dan
3) Hasil konsultasi publik yang dilakukan untuk memperoleh masukan dan
informasi dari masyarakat yang diperkirakan akan terkena dampak atau peduli
terhadap kondisi lingkungan.

Untuk dapat melakukan identifikasi penerima dampak, pengumpulan informasi harus


dapat menjawab dua pertanyaan inti, yaitu: (1) Komponen (features) lingkungan apa
saja yang ada di sekitar lokasi? (2) Bagaimana kondisi lingkungan secara umum?
Komponen lingkungan terkena dampak (komponen/features lingkungan yang ada di
sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan serta kondisi lingkungannya), pada
dasarnya harus memuat hal-hal yang diuraikan pada paragraf ketiga di atas.
Sementara untuk kondisi lingkungan mengacu kepada usaha dan/atau kegiatan yang
ada di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan.

Tujuan pertanyaan nomor 2 (dua) ini adalah untuk memberikan gambaran utuh
tentang kegiatan-kegiatan lain (yang sudah ada di sekitar lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan) yang memanfaatkan sumber daya alam dan mempengaruhi
lingkungan setempat.

Deskripsi rona lingkungan hidup harus menguraikan data dan informasi yang terkait
atau relevan dengan dampak yang mungkin terjadi. Deskripsi ini didasarkan data dan
informasi primer dan/atau sekunder yang bersifat aktual dan menggunakan sumber
data-informasi yang valid untuk data sekunder yang resmi dan/atau kredibel untuk
menjamin validitas data-informasi serta didukung oleh hasil observasi lapangan.

Sebuah check-list (atau daftar pertanyaan) dapat digunakan untuk membantu


mengarahkan pengumpulan dan pencatatan informasi yang dikumpulkan. Contoh
check-list seperti disajikan pada bagian akhir tulisan ini. Daftar pertanyaan harus
disesuaikan dengan komponen lingkungan yang relevan di lokasi rencana kegiatan,
sehingga ada kemungkinan daftar akan lebih panjang atau lebih pendek daripada
contoh di bawah.

Apakah ada komponen lingkungan di tapak proyek atau sekitarnya yang dapat
dipengaruhi oleh rencana kegiatan? Termasuk:

 Kawasan yang dilindungi oleh peraturan setempat, nasional, dan internasional,


karena nilai ekologis, budaya, estetika, sejarah atau lainnya;
 Kawasan lain yang penting atau peka secara ekologis, seperti: lahan basah,
gambut, badan air, karst, pesisir, pegunungan, hutan, dan seterusnya;
 Kawasan habitat fauna dan flora yang penting atau sensitif, seperti untuk
berkembang biak, mencari makan, migrasi;
 Jalur atau sarana yang digunakan oleh masyarakat untuk mengakses lokasi
rekreasi atau prasarana lainnya;
 Jalur transportasi yang cenderung mengalami kemacetan atau dimana masalah
lingkungan dapat terjadi.
5. Dampak lingkungan yang mungkin timbul dengan adanya proyek atau bisnis terhadap
manusia, tanah, udara dan air sebagai berikut:
a. Terhadap tanah dan kehutanan
1) Menjadi tidak subur, gersang, atau tandus sehingga sangat merugikan sektor
pertanian
2) Berkurang jumlahnya, apabila terjadi pengerukkan atau bahkan hilang, seperti
untuk sektor pertambangan yang pada akhirnya akan berbentuk danau-danau
kecil
3) Terjadi erosi atau bahkan banjir apabila hutan yang ada di sekitar proyek
ditebang secara tidak teratur
4) Tailing bekas pembuangan hasil pertambangan akan merusak aliran sungai
berikut hewan dan tanaman di sekitarnya
5) Pembabatan hutan yang tidak terencana akan merusak lingkungan secara
keseluruhan dan rusaknya hutan sebagai sumber resapan air
6) Punahnya keanekaragaman hayati, baik fauna maupun flora, akibat rusaknya
huta alam yang terkena dampak dengan adanya proyek atau usaha.
b. Terhadap air
1) Mengubah warna, dari yang semula bening dan jernih menjadi kuning atau
hitam sehingga tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan seperti air minum,
mencuci, dan keperluan lainnya
2) Berubah rasa, dalam arti bahwa mungkin warnanya tidak berubah, akan tetapi
rasanya menjadi berubah, sehingga juga berbahaya untuk dijadikan air minum,
karena mungkin mengandung zat-zat yang berbahaya
3) Berbau busuk atau menyengat, sehingga sangat mengganggu lingkungan di
sekitarnya
4) Mengering, hal ini disebabkan proyek yang dijalankan menggunakan air
sungai atau air tanah yang berlebihan akibatnya air di sekitar lokasi menjadi
berkurang
5) Matinya binatang air dan tanaman di sekitar lokasi akibat dari pada air
berubah warna dan rasa
6) Menimbulkan berbagai penyakit akibat pencemaran terhadap air bila
dikonsumsi atau digunakan untuk berbagai keperluan
c. Terhadap udara
1. Udara di sekitar lokasi menjadi berdebu, untuk proyek-proyek tertentu seperti
proyek batu kapur atau semen sehingga udara di sekitarnya menjadi tidak
sehat
2. Dapat menimbulkan radiasi-radiasi yang tidak dapat dilihat oleh mata seperti
proyek bahan kimia
3. Untuk proyek tertentu dapat menimbulkan suara yang bising, seperti proyek
perbengkelan
4. Menimbulkan aroma yang tidak sedap seperti berbau tajam, menyengat, busuk
misalnya usaha peternakan atau industri makanan
5. Dapat menimbulkan suhu udara menjadi panas, akibat daripada keluaran
industri tertentu
d. Terhadap manusia
1. Akan menimbulkan berbagai penyakit terhadap :
 Karyawan perusahaan yang bersangkutan
 Masyarakat sekitar lokasi proyek
2. Berubahnya budaya dan perilaku masyarakat sekitar lokasi akibat berubahnya
struktur penduduk.
3. Rusaknya adat istiadat masyarakat setempat, seiring dengan perubahan
perkembangan di daerah tersebut

6. Cara mengatasi dampak lingkungan terhadap manusia, tanah, udara, dan air. Adalah
sebagai berikut:
a. Terhadap manusia:
1. Regulasi: Mengatasi suatu eksternalitas dengan melarang atau mewajibkan
perilaku tertentu dari pihak-pihak tertentu yang disebut regulasi atau
pendekatan komando dan kontrol untuk melenyapkan eksternalitas. Seperti
pemerintah dapat menindak pihak-pihak tertentu yang mencemari lingkungan
dengan limbah produksinya.
2. Pajak Pigovian Dan Subsidi: Pajak Pigovian adalah pajak yang khusus
diterapkan untuk mengoreksi dampak dari suatu eksternalitas negatif. Disebut
pajak pigou karena ditemukan oleh ekonom yang bernama Arthur Pigou
(1877-1959). Bentuk dari pajak tersebut adalah ketika ada dua pabrik yaitu
pabrik baja dan pabrik kertas yang masing-masing membuang limbah 500 ton
per tahun, maka hanya dua pilihan yang mereka lakukan. Pertama, Badan
Perlindungan Lingkungan Hidup (EPA, Environmental Protection Agency)
akan mewajibkan semau pabrik untuk mengurangi limbahnya hingga 300 ton
per tahun atau yang kedua, mereka akan dikenai pajak sebesar $50,000 untuk
setiap ton limbah yang dibuang oleh setiap pabrik. Memberi subsidi untuk
kegiatan-kegiatan yang memunculkan eksternalitas positif.
3. Menyediakan tempat kesehatan secara gratis kepada masyarakat.
4. Memindahkan masyarakat ke lokasi yang lebih aman dengan penggantian
yang wajar jika diperkirakan kondisi proyek benar-benar membahayakan
kesehatan.
b. Terhadap tanah
1. Melakukan rehabilitas terhadap lahan kritis melalui penghijauan (reboisasi)
untuk menghindari dampak banjir, longsor, atau mengatasi tanah gersang.
2. Melakukan pengurukan atau penimbunan terhadap berbagai penggalian yang
menyebabkan tanah menjadi berlubang-lubang
c. Terhadap air
1. Memasang filter atau saringan air sehingga air yang keluar dari pembuangan
sudah bersih dan sehat tentunya.
2. Membuat saluran pembuangan yang teratur ke daerah tertentu sehingga tidak
mengganggu aktivitas masyarakat
3. Memberikan semacam obat untuk menentralisasi air yang tercemar, seperti
bahan-bahan kimia yang dapat mematikan mahluk yang mengonsumsi atau
hidup di dalam air tersebut
d. Terhadap udara
1. Memasang filter atau saringan udara untuk menghindari asap dan debu atau
sumber polusi lainnya
2. Memasang alat kedap suara untuk mencegah suara yang bising
7. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pertama kali
diperkenalkan pada tahun oleh National Environmental Policy Act di
Amerika Serikat. Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP No. 27/1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, AMDAL adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Dalam Peraturan
Pemerintah No. 27 tahun 1999, disebutkan bahwa AMDAL merupakan kajian
mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu
usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha dan/atau kegiatan. AMDAL didefinisikan sebagai kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraanusaha/kegiatan.
Bentuk hasil kajian AMDAL berupa dokumen AMDAL terdiri dari lima
dokumen, yaitu:

Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup(KAANDAL).

KA-ANDAL adalah suatu dokumen yang berisi tentang ruang lingkup serta
kedalaman kajian ANDAL. Ruang lingkup kajian ANDAL meliputi penentuan
dampak-dampak penting yang akan dikaji secara lebih mendalam dalam
ANDAL dan batas-batas studi ANDAL, sedangkan kedalaman studi berkaitan
dengan penentuan metodologi yang akan digunakan untuk mengkaji dampak.
Penentuan ruang lingkup dan kedalaman kajian ini merupakan kesepakatan
antara Pemrakarsa Kegiatan dan Komisi Penilai AMDAL melalui proses yang
disebut dengan proses pelingkupan.

Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL).

ANDAL adalah dokumen yang berisi telaahan secara cermat terhadap dampak
penting dari suatu rencana kegiatan. Dampak-dampak penting yang telah
diidentifikasi di dalam dokumen KAANDAL kemudian ditelaah secara lebih
cermat dengan menggunakan metodologi yang telah disepakati. Telaah ini
bertujuan untuk menentukan besaran dampak. Setelah besaran dampak
diketahui,selanjutnya

dilakukan penentuan sifat penting dampak dengan cara membandingkan


besaran dampak terhadap kriteria dampak penting yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Tahap kajian selanjutnya adalah evaluasi terhadap keterkaitan
antara dampak yang satu dengan yang lainnya. Evaluasi dampak ini bertujuan
untuk menentukan dasar- dasar pengelolaan dampak yang akan dilakukan
untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampakpositif.

Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL).

Mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang


bersifat negatif serta memaksimalkan dampak positif yang terjadi akibat
rencana suatu kegiatan. Upaya-upaya tersebut dirumuskan berdasarkan hasil
arahan dasar- dasar pengelolaan dampak yang dihasilkan dari kajian ANDAL.

Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup(RPL).

RPL adalah dokumen yang memuat program-program pemantauan untuk


melihat perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-dampak yang
berasal dari rencana kegiatan. Hasil pemantauan ini digunakan untuk
mengevaluasi efektifitas upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang telah
dilakukan, ketaatan pemrakarsa terhadap peraturan lingkungan hidup dan dapat
digunakan untuk mengevaluasi akurasi prediksi dampak yang digunakan dalam
kajian ANDAL.

Dokumen RingkasanEksekutif

Ringkasan Eksekutif adalah dokumen yang meringkas secara singkat


dan jelas hasil kajian ANDAL. Hal-hal yang perlu disampaikan dalam
ringkasan eksekutif biasanya adalah uraian secara singkat tentang besaran
dampak dan sifat penting dampak yang dikaji di dalam ANDAL dan upaya-
upaya pengelolaan dan pemantuan lingkungan hidup yang akan dilakukan
untuk mengelola dampak-dampak tersebut.

Hal–hal yang dikaji dalam proses AMDAL adalah aspek fisik-kimia, ekologi,
sosial-ekonomi, sosial budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap
studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Analisis mengenai
dampak lingkungan hidup di satu sisi merupakan bagian studi kelayakan untuk
melaksanakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, di sisi lain merupakan
syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan/atau
kegiatan.

Untuk mengukur atau menentukan dampak besar dan penting tersebut di


antaranya digunakan kriteria mengenai :
 Besarnya jumlah manusia yang akan terkena dampak rencana usaha
dan/atau kegiatan.
 Luas wilayah penyebaran dampak.
 Intensitas dan lamanya dampakberlangsung.
 Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkenadampak.
 Sifat kumulatifdampak.
 Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible)dampak.

Dasar dari diadakannya AMDAL adalah (PP 27/1999 dan PP 51/1993),


pembangunan berkelanjutan, kegiatan yg menimbulkan dampak perlu dianalisa
sejak awal perencanaan untuk langkah pengendalian dampak negatif dan
pengembangan dampak positif, AMDAL diperlukan untuk proses pengambilan
keputusan dalam pelaksanaan kegiatan yang menimbulkan dampak, AMDAL
bagian dari kegiatan studi kelayakan rencana usaha/kegiatan, komponen
AMDAL meliputi Kerangka Acuan (KA), ANDAL, RKL, RPL. Menurut PP
No. 27/1999 Pasal 3 ayat 1, usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup meliputi :

 Pengubahan bentuk lahan dan bentangalam.


 Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang takterbaharu.
 Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, serta kemerosotan sumber daya
alam dalampemanfaatannya.
8. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah Komisi Penilai AMDAL,
pemrakarsa, dan masyarakat yang berkepentingan.
Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL. Di
tingkat pusat berkedudukan di Kementerian Lingkungan Hidup, di tingkat Propinsi
berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan hidup Propinsi, dan di
tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan
hidup Kabupaten/Kota. Unsur pemerintah lainnya yang berkepentingan dan warga
masyarakat yang terkena dampak diusahakan terwakili di dalam Komisi Penilai ini.
Tata kerja dan komposisi keanggotaan Komisi Penilai AMDAL ini diatur dalam
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, sementara anggota-anggota Komisi
Penilai AMDAL di propinsi dan kabupaten/kota ditetapkan oleh Gubernur dan
Bupati/Walikota.

Anda mungkin juga menyukai