Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN

Mata Kuliah : Ekonomi Pembangunan

Dosen pengampu : Desi Budiono,M.Pd

Di susun oleh Kelompok 9 :

1. Abdillah Rasyid 20210033

2. Yestina Arini 20210034

3. Wisnu Nugroho 20210035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Metro, 26 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Ilmu Ekonomi dan Lingkungan Hidup...................................................................3
B. Lingkungan Hidup dan Pembangunan....................................................................4
C. Ruang Lingkup Degradasi Lingkungan Hidup.......................................................7
D. Daerah Pedesaan dan Lingkungan Hidup...............................................................8
E. Model-Model Lingkungan Hidup dari Ilmu Ekonomi Tradisional.........................9
F. Pembangunan Perkotaan dan Lingkungan Hidup.................................................11
G. Perlunya Reformasi Kebijakan.............................................................................13
H. Lingkungan Hidup Global....................................................................................14
INTEGRASI AYAT........................................................................................................17
BAB III............................................................................................................................18
PENUTUP.......................................................................................................................18
A. Kesimpulan..........................................................................................................18
B. Saran....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda yaitu makhluk hidup
dan makhluk tak hidup yang saling mempengaruhi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia
tidak dapat melepaskan diri dari keterikatan pada udara, tanah dan air. Air, tanah, udara,
hewan, tumbuhan dan manusia merupakan sebuah ekosistem hidup. Di samping itu masih
banyak lagi hal-hal lain yang tidak dapat kesemuanya itu merupakan bagian dari lingkungan
hidup.

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang ketentuan-


perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dinyatakan bahwa lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di
dalamnya manusia, dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Ilmu Ekonomi dan Lingkungan Hidup ?
2. Bagaimana Lingkungan Hidup dan Pembangunan ?
3. Bagaimana Ruang Lingkup Degradasi Lingkungan Hidup ?
4. Bagaimana Daerah Pedesaan dan Lingkungan Hidup ?
5. Jelaskan Model-Model Lingkungan Hidup dari Ilmu Ekonomi Tradisional?
6. Bagaimana Pembangunan Perkotaan dan Lingkungan Hidup ?
7. Bagaimana Perlunya Reformasi Kebijakan ?
8. Jelaskan Lingkungan Hidup Global ?

C. Tujuan
1. Mengetahui tentang Ilmu Ekonomi dan Lingkungan Hidup
2. Mengetahui tentang Lingkungan Hidup dan Pembangunan
3. Mengetahui tentang Ruang Lingkup Degradasi Lingkungan Hidup
4. Mengetahui tentang Daerah Pedesaan dan Lingkungan Hidup
5. Mengetahui tentang Model-Model Lingkungan Hidup dari Ilmu Ekonomi Tradisional
6. Mengetahui tentang Pembangunan Perkotaan dan Lingkungan Hidup
1
7. Mengetahui tentang Perlunya Reformasi Kebijakan
8. Mengetahui tentang Lingkungan Hidup Global
9.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ilmu Ekonomi dan Lingkungan Hidup


Ekonomi lingkungan atau ilmu ekonomi lingkungan adalah ilmu yang mempelajari
perilaku atau kegiatan manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan
hidup. Dalam ekonomi lingkungan, sumber daya alam dan lingkungan dipelajari dan
dipertahankan serta ditingkatkan penggunaannya dengan tujuan pemakaian jangka panjang
atau berkelanjutan. Dari sudut pandang ekonomi, masalah lingkungan timbul, karena biaya
lingkungan tidak dimasukkan ke dalam biaya produksi, sehingga menyebabkan kerugian bagi
orang lain atau pasar. Dalam hal ini, masalah lingkungan menyebabkan inefisiensi alokasi
sumber daya alam dan lingkungan dalam proses produksi. Dalam konteks tersebut, sumber
daya alam dan lingkungan menjadi penyedia bahan baku, penyedia fasilitas dan wadah untuk
limbah. Dampak pencemaran sumber daya alam dan lingkungan, yang menimbulkan biaya
yaitu:

1) Menurunnya kuantitas sumber daya alam dan lingkungan sebagai penyedia bahan
baku
2) Menurunnya kualitas sumber daya alam dan lingkungan sebagai fungsi dasar ekologis
3) Menimbulkan ketidaknyamanan pada manusia
4) Memberikan dampak yang buruk kepada kesehatan dan produktivitas

Berkaitan dengan isu sumber daya alam dan lingkungan, metode yang digunakan
untuk menilai, apakah perilaku atau kegiatan manusia tersebut feasible/layak atau tidak adalah
dengan menggunakan metode Analisis Biaya Manfaat (Benefit Cost Analysis), di mana
definisi manfaat adalah nilai barang/jasa bagi konsumen. Sementara, definisi biaya adalah
manfaat yang hilang/dilepas/tidak diambil (opportunity cost). Biaya pencegahan polusi adalah
biaya yang dikeluarkan baik oleh perusahaan atau perorangan, dan/atau pemerintah untuk
mencegah sebagian atau keseluruhan polusi. Dalam konteks ini, biaya pencegahan polusi
yang dikeluarkan untuk menghindari polusi nilainya sama dengan kerusakan kesejahteraan
masyarakat akibat polusi apabila biaya ini tidak dikeluarkan oleh
perusahaan/perorangan/pemerintah.

Faktor
3
Ekonomi lingkungan dipegaruhi oleh kondisi atmosfer Bumi. Lingkungan yang
meliputi suhu atmosfer dan konsentrasi karbon dioksida mempengaruhi sistem ekonomi
secara tidak langsung. Peningkatan konsentrasi karbon dioksida di atmosfir bersamaan dengan
penaikan suhu atmosfer. Selama periodea tahun 1950 hinggai tahun 2000, suhu atmosfer
Bumi mengalami peningkatan sekitar 0,5 oCelsius. Antara 1990 hingga 2003, Bumi
mengalami sepuluh tahun terpanas. Suhu Bumi diperkirakan akan meningkat sebesar 20
oCelsius antara periodei tahun 1990 sampai dengan tahun 2100. Penyebab kenaikan suhu
atmosfer Bumi utamanya akibat konsentrasi karbon. Dalam kajian ekonomi lingkungan,
kenaikan suhu lingkungan memberikan dampak positif yang menguntungkan dan dampak
negatif yang merugikan.

Sebagian besar dampaknya merupakan dampak negatif. Dampak negatif terhadap


ekonomi lingkungan meliputi biaya penanggulanngan yang dikeluarkan guna menangani
bencana alam yang terjadi di seluruh wilayah dunia. Beberapa bencana alam yang
memberikan pengeluaran biaya yang besar ialah banjir dan cuaca ekstrem. Banjir merupakan
akibat dari pencairan es di kutub yang menambah ketinggian permukaan air laut. Dampak
terbesarnya adalah tenggelamnya kota-kota di pinggir pantai dan negara-negara kepulauan
yang berukuran kecil di Samudra Pasifik. Selain itu, lahan pertanian yang subur akan
berkurang akibat terendam oleh air yang meluap dari sungai-sungai besar. Sedangkan cuaca
ekstrem dapat menghasilkan badai, tornado dan topan. Sebagian wilayah akan bertambah
basah dan sebagian wilayah lainnya akan mengalami kekeringan.

B. Lingkungan Hidup dan Pembangunan


Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda yaitu makhluk hidup
dan makhluk tak hidup yang saling mempengaruhi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia
tidak dapat melepaskan diri dari keterikatan pada udara, tanah dan air. Air, tanah, udara,
hewan, tumbuhan dan manusia merupakan sebuah ekosistem hidup. Tujuan pemanfaatan
Lingkungan hidup yang serasi dan seimbangan sangat kita perlukan karena merupakan unsur
penentu kehidupan suatu bangsa. Idealnya pemanfaatan lingkungan hidup harus
memperhatikan pemeliharaan dan kelestarian lingkungan sehingga dapat diwariskan kepada
generasi yang akan datang. Setiap pemanfaatan lingkungan hidup harus bertujuan sebagai
berikut :

1. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan


lingkungan hidup.

4
2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap
dan tindakan melindungi serta membina lingkungan hidup.
3. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan. d. Tercapainya
kelestarian fungsi lingkungan hidup.
4. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
5. Terlindunginya Indonesia terhadap dampak dari luar yang dapat menyebabkan
pencemaran/kerusakan lingkungan.

Manfaat Lingkungan Bagi Kehidupan Manusia hidup di permukaan bumi bersama-


sama dengan komponen lingkungan lainnya, berupa komponen biotik, serta komponen abiotik
(tidak hidup). Secara langsung maupun tidak, semua unsur-unsur lingkungan yang ada di
sekitar senantiasa memberikan manfaat bagi hidup dan kehidupan manusia.

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa


kini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dari generasi yang
akan datang. Pembangunan berkelanjutan harus memerhatikan pemanfaatan lingkungan hidup
dan kelestarian lingkungannya agar kualitas lingkungan tetap terjaga. Kelestarian lingkungan
yang tidak dijaga, akan menyebabkan daya dukung lingkungan berkurang, atau bahkan akan
hilang Pembangunan berkelanjutan mengandung arti sudah tercapainya keadilan sosial dari
generasi ke generasi. Dilihat dari pengertian lainnya, pembangunan berkelanjutan sebagai
pembangunan nasional yang melestarikan fungsi dan kemampuan ekosistem.

Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup

Dalam Pembangunan Berkelanjutan Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan


adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan
ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut
sebagai pembangunan berwawasan lingkungan. Pemerintah berkewajiban menumbuhkan dan
mengembangkan kesadaran masyarakat akan pentingnya untuk menjaga, merawat, serta
melestarikan lingkungan hidup. Dan upaya ini dilakukan pemerintah melalui penyuluhan,
bimbingan, pendidikan, dan penelitian tentang lingkungan hidup. Dampak yang ditimbulkan
akibat pembangunan berkelanjutan Kegiatan pembangunan menimbulkan dampak positif dan
negatif. Dampak positif pembangunan dapat diketahui memlalui indikator ekonomi,
indikator kualitas hidup,dan indikator gabungan. Dampak negatif pada umumnya ditandai
dengan kerusakan lahan, seperti penggundulan hutan, penggersangan lahan, pencemaran,

5
pemanasan global, dan penipisan lapisan ozon Walaupun pembangunan kita perlukan untuk
mengatasi banyak kendala, termasuk masalah lingkungan, namun pengalaman menunjukkan,
pembangunan dapat menimbulkan dampak negatif. Beberapa contoh tentang dampak
negatif pembangunan berkelanjutan antara lain :

1. Banyak pembangunan pengembangan sumber daya air telah menimbulkan masalah


kesehatan, antara lain : banyak jenis nyamuk yang menjadi vektor penyakit malaria,
demam berdarah, dan lain sebagainya.
2. Pencemaran udara oleh mobil banyak terdapat di kota besar, seperti Jakarta, Bogor,
Bandung, Surabaya, dan Medan.
3. Pencemaran oleh limbah industri makin banyak diberikan di banyak daerah. Karena
kerusakan tata guna lahan dan tata air tersebut, laju erosi dan frekuensi banjir
meningkat. Beberapa jenis pencemaran terhadap lingkungan akan dijelaskan sebagai
berikut: Pencemaran tanah, Pembuangan ampas kimia, dan plastik bekas pembungkus
serta botol bekas, Buangan zat-zat atau barang yang tidak terlarut dalam air.

Beberapa contoh tentang dampak positif pembangunan berkelanjutan:

 Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran


 Perindustrian menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oleh masyarakat.
 Perindustrian memperbesar kegunaan bahan mentah
 Usaha perindustrian dapat memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk.
 Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.
 Dapat merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan tentang industry.

Ciri pembangunan Berkelanjutan Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah


bentuk pembangunan yang tetap memperhatikan daya dukung lingkungan dan kelestarian
sumberdaya alam. Pembangunan yang berwawasan lingkungan akan menghasilkan suatu
pembangunan yang berkelanjutan dan seimbang. Berdasarkan uraian tersebut maka secara
ringkas ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan antara lain :

1. Dilakukan dengan perencanaan yang matang dengan mengetahui dan memahami


kekuatan,kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki serta yang akan timbul
dikemudian hari.
2. Memperhatikan daya dukung lingkungan sehingga dapat mendukung kesinambungan
pembangunan
3. Meminimalisasi dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan
6
4. Melibatkan partisipasi warga masyarakat, khususnya masyarakat yang berada disekitar
lokasi pembangunan.

Prinsip dasar pembangunan berkelanjutan

 Pertama, pemerataan dan keadilan sosial. Dalam hal ini pembangunan berkelanjutan
harus menjamin adanya pemerataan untuk generasi sekarang dan yang akan datang,
berupa pemerataan distribusi sumber lahan, faktor produksi dan ekonomi yang
berkeseimbangan (adil), berupa kesejahteran semua lapisan masyarakat.
 Kedua, menghargai keaneragaman (diversity). Perlu dijaga berupa keanegaragaman
hayati dan keanegaraman budaya. Keaneragaman hayati adalah prasyarat untuk
memastikan bahwa sumber daya alam selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa
kini dan yang akan datang. Pemeliharaan keaneragaman budaya akan mendorong
perlakuan merata terhadap setiap orang dan membuat pengetahuan terhadap tradisi
berbagai masyarakat dapat lebih dimengerti oleh masyarakat.
 Ketiga, menggunakan pendekatan integratif. Pembangunan berkelanjutan
mengutamakan keterkaitan antara manusia dengan alam. Manusia mempengaruhi alam
dengan cara bermanfaat dan merusak Karena itu, pemanfaatan harus didasarkan pada
pemahaman akan kompleknya keterkaitan antara sistem alam dan sistem sosial dengan
cara-cara yang lebih integratif dalam pelaksanaan pembangunan.
 Keempat, perspektif jangka panjang, dalam hal ini pembangunan berkelanjutan
seringkali diabaikan, karena masyarakat cenderung menilai masa kini lebih utama dari
masa akan datang. Karena itu persepsi semacam itu perlu dirubah. Kesimpulan Dapat
disimpulkan bahwa Lingkungan hidup merupakan kesel

C. Ruang Lingkup Degradasi Lingkungan Hidup


Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Namun, seiring berjalannya waktu, lingkungan hidup perlahan mengalami
degradasi. Degradasi tersebut menyebabkan kerugian bagi kehidupan manusia. Dilansir dari
buku Kamus Lengkap Istilah Geografi (2020) karya Tim Panca Aksara, degradasi lingkungan
hidup adalah menurunnya daya dukung atau kualitas lingkungan akibat pengambilan dan
pemanfaatan sumber daya lingkungan secara berlebihan. Degradasi lingkungan dapat
menyebabkan beberapa masalah, seperti bencana alam, perubahan iklim secara drastis,
munculnya penyakit, dan pencemaran lingkungan.

1. Faktor penyebab degradasi Ada dua faktor penyebab degradasi lingkungan, yaitu:
Faktor alam Faktor alam meliputi gempa bumi, gunung meletus, tsunami, angin topan,
7
dan lain-lain. Ketika degradasi disebabkan oleh alam, maka alam juga lah yang akan
mengembalikan lingkungan ke keadaan seimbang, disebut juga konsep homoeostatis.
2. Faktor manusia Ada banyak sekali kegiatan manusia yang menyebabkan degradasi
lingkungan. Namun tindakan utama manusia yang menyebabkan degradasi lingkungan
adalah deforestasi. Deforestasi bisa diartikan sebagai kehilangan hutan. Kehilangan
hutan rata-rata terjadi akibat pembukaan lahan hutan yang dilakukan manusia untuk
kepentingan ekonomi. Padahal, hutan merupakan sumber daya alam yang sangat vital
bagi kehidupan manusia. Dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan (2014) karya
Arif Zulkifli, dijelaskan bahwa laju deforestasi rata-rata pertahun 2-2,5 juta hektar.

D. Daerah Pedesaan dan Lingkungan Hidup


Undang-Undang Desa (UU Desa) memberikan peluang besar bagi terwujudnya
agenda pelestarian lingkungan hidup. Desa yang selama ini cenderung dirugikan oleh
kegiatan eksploitasi sumber daya alam (SDA), baik oleh pemerintah maupun korporasi, kini
mendapat kesempatan besar menyelesaikan persoalan akut tersebut. Kewenangan desa untuk
mengatur dirinya sendiri menjadi titik tolak untuk melakukan penyelamatan ekologis yang
selama ini kerap mendera desa.

Misalnya, dalam lokakarya tentang implementasi UU Desa yang dilakukan LSM


Institute for Research and Empowerment (IRE), beberapa kepala desa di Kecamatan Bikomi
Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara, mengungkapkan kerusakan ekologis di daerah
mereka. Mereka mengeluhkan bahwa selama ini tidak berdaya menolak kehadiran para
investor perusahaan penambang mangan yang masuk ke desanya. Warga menentang
kehadiran perusahaan-perusahaan tersebut, tapi, karena perusahaan sudah mengantongi "izin"
dari pihak supra-desa, akhirnya desa tidak bisa menolak kehadiran mereka. Mereka paham
betul bahwa limbah penambangan mangan membahayakan kesehatan warga dan merusak
lingkungan hidup. Desa akhirnya tidak berdaya.

Persoalan lingkungan, seperti dikisahkan di atas, akan lebih mudah diselesaikan ketika
UU Desa diimplementasikan sepenuhnya. Di situ ditegaskan bahwa desa memiliki
kewenangan menentukan nasibnya sendiri, mengelola aset, termasuk kekayaan alam desa,
yang dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan warga. Melalui musyawarah desa
(musdes), warga Desa bisa menolak investasi atau eksploitasi aset desa yang dianggap
merugikan (Pasal 55, UU Desa).

Dengan demikian, desa dapat memanfaatkan musdes yang berisi perwakilan semua
unsur desa, agar semua keputusan desa dapat aspiratif dan mencerminkan kehendak semua
8
warga. Melalui musdes, warga bisa memiliki bargaining position, bahkan menolak pihak
mana pun, termasuk supra-desa, yang mengancam kelestarian lingkungan desa. Perusahaan,
pabrik, dan investor apa pun yang mendatangkan musibah bisa dengan mudah dihentikan oleh
desa. Sebagai catatan kritis, berkenaan dengan musdes ini perlu dipastikan bahwa forum ini
menjadi arena dan institusi strategis milik rakyat desa dalam menentukan masa depan desa.
Bagaimanapun, belajar dari pengalaman di tingkat daerah dan nasional, forum sejenis musdes
masih rentan dibajak oleh kelompok tertentu demi kepentingannya. Karena itu, diperlukan
komitmen dan perjuangan warga desa guna memastikan semangat transformasi desa agar
sesuai dengan harapan. Kendala lain yang tak kalah serius, kebanyakan warga desa belum
benar-benar paham isi peraturan baru tersebut. Sosialisasi oleh pemerintah daerah dirasa
belum memberi pemahaman utuh. Pada umumnya, masyarakat baru menangkap sepotong-
sepotong. Sebagai contoh, soal transfer dana desa langsung dari pemerintah pusat (APBN),
cara mengelola dan orientasi pembangunan yang menjadi tujuan pembaruan desa.

Di situlah warga perlu menyadari hak-haknya yang diamanatkan UU Desa. Begitu


pula pemerintah supra-desa, kemudian perguruan tinggi, ormas, dan LSM dapat mengambil
peran membantu mensosialisasi substansi aturan nasional itu. Perguruan tinggi bisa menggelar
program kuliah kerja nyata (KKN) tematik, yang menyentuh substansi UU Desa. LSM bisa
mengarahkan program peningkatan kapasitas aparatur desa. Pada akhirnya, kesempatan
melakukan pembaruan desa yang berorientasi pembangunan yang ramah lingkungan atau
keadilan ekologis kini makin terbuka. Jika desa mampu memanfaatkan kewenangan dan
dipandu oleh partisipasi kritis warga dalam memanfaatkan arena-arena strategis dalam
menyusun kebijakan pembangunan, peluang desa menyelesaikan persoalan-persoalan
ekologis dapat diwujudkan. Di situ pula desa sudah semestinya perlu mengantisipasi dan
mencegah agar kewenangan itu tidak dibajak oleh elite lokal dan kaum oligarki, sehingga
terhindar dari ancaman baru. Inilah momentum penting bagi desa sebagai kekuatan lokal bagi
penyelamatan ekologi masa depan

E. Model-Model Lingkungan Hidup dari Ilmu Ekonomi Tradisional


Model-model Lingkungan Hidup dari Ilmu Ekonomi Tradisional :

1. Sumber- Sumber Daya Milik Pribadi Dalam model- model ini, teori neoklasik
diterapkan untuk mencari pemecahan yang dianggap paling baik guna mengatasi
segala macam inefisiensi yang muncul.Teori-teori neoklasik yang diterapkan terhadap
masalah- masalah lingkungan hidup tersebut juga menentukan syarat- syarat apa yang
harus dipenuhi demi terciptanya alokasi sumber- sumber daya secara efisien. Teori ini

9
menguraikan pula bagaimana kegagalan- kegagalan pasar akan menimbulkan berbagai
bentuk inefesiensi lebih lanjut lebih parah. Yang terakhir, teori- teori tersebut juga
menyodorkan sejumlah usulan cara dalam rangka mengoreksi distorsi- distorsi
tersebut.Para pendukung teori pasar bebas neoklasik mengingatkan akan adanya
berbagai bentuk inefisiensi dalam alokasi sumber daya yang akan diakibatkan oleh
berbagai hambatan terhadap operasi mekanisme pasar secara bebas ataupun oleh
masih bertahannya berbagai ketidak sempurnaan dalam sistem hak kepemilikan.
Selama semua benar daya dimiliki oleh pribadi, maka para penganut teori ini
berkeyakinan tidak akan ada distorsi pasar, sehingga segenap sumber daya akan
dialokasikan secara efisien. Pasar hak milik (property rights) yang sempurna itu
ditandai oleh empat karakteristik pokok sebagai berikut: Universalitas (universality):
semua sumber daya yang ada di dalam satu perekonomian yang dimiliki oleh
perorangan, Ekslusivitas (exclusivity): setiap orang yang bukan merupakan pemilik
suatu sumber daya tidak akan diperkenankan untuk memenfaatkan begitu saja,
Tranferabilitas (transferability): pihak pemilik sumber daya bisa saja menjual sumber-
sumber daya miliknya apabila ia memang menghendakiny, Enforsabilitas
(enforceability): pengaturan distibusi pasar atau segenap manfaat dari sumber- sumber
daya tersebut yang harus ditegakkan secara hukum.
2. Sumber- Sumber Daya Milik Umum Jika sebuah sumberdaya langka dimiliki oleh
masyarakat secara keseluruhan sehingga bisa dimanfaatkan oleh siapa saja, maka
sebutannya adalah sumberdaya milik umum (common property resource). Dalam hal
ini tidak tersedia laba potensial ataupun rente kelangkaan yang bisa dipungut. Namun,
perlu dikemukakan bahwa model- model neoklasik tersebut terlalu memusatkan
perhatiannya pada masalah efisiensi dan kurang memperhatikan hal- hal lain yang
sebenarnya tidak kalah penting, misalnya saja aspek pemerataan atas hasil- hasil yang
diperoleh. Distribusi pendapatan bahkan dianggap bukan merupakan suatu hal yang
relevan dalam teori tersebut. Akibatnya teori ini sebenarnya telah membutakan mata
atas terciptanya distribusu pendapatan yang sangat timpang, dimana hampir semua
rente kelangkaan dan manfaa- manfaat ekonomi hanya diterima oleh segelintir orang
yang memiliki sumberdaya.
3. Kritik- kritik Terhadap Model Kepemilikan Umum Neoklasik Model kepemilikan
umum mengasumsikan bahwa penyerapan tenaga kerja secara penuh telah tercipta dan
bahwa setiap tambahan pekerja akan senantiasa meningkatkan total produktivitas
sehingga tingkat produktivitas marjinal mereka setidak- tidaknya sama besarnya
dengan upah yang ia terima. Namun, jika kita menyimak kenyataan perekonomian di
10
negaranegara masih banyak terdapat pengangguran di daerah perkotaan maupun
pedesaan, maka kita harus menolak asumsi tersebut. Jika pekerja baru datang dari
sebuah keluarga petani yang produk marjinalnya berada dibawah tingkat upah
sedangkan lapangan kerja alternatif (diluar pekerjaan yang tengah mereka geluti) tidak
tersedia, maka produk marjinalnya memang bisa meningkat, sehingga dengan
sendirinya hal tersebut akan menaikkan produk rata-rata tenaga kerja dan tingkat
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Asumsi yang tidak realitis berikutnya
dari model ini adalah bahwasanya pemilik tanah cenderung memaksimalkan laba
sehingga ia akan selalu berusaha mencapai tingkat yang optimal. Pada kenyataannya,
para pemilik lahan yang luas justru seringkali tidak begitu efisien dalam menggarap
lahannya karena mereka cenderung menggunakan lahan- lahan tersebut untuk
mendapatkan kekuasaan atau prestise. Dengan demikian jelas bahwa pasar hak
kepemilikan (property market) yang sempurna bukan merupakan syarat yang penting
bagi terciptanya penggunaan lahan secara efisien.
4. Barang Publik dan Penyakit Publik: Degradasi Lingkungan Hidup Nasional dan
Masalah Penunggang Bebas Disini barang publik diartikan sebagai segala sesuatu
yang dapat memberikan keuntungan bagi setiap orang, dan kepuasan yang didapat
oleh masing- masing orang tidaklah berkurang meskipun barang publik tersebut
dinilkmati secara bersama- sama. Contohnya adalah udara yang bersih. Sedangkan
yang dimaksud denang menurugan penyakit adalah setiap produk atau kondisi yang
menurunkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya secara terus- terus. Contohnya
adalah pencemaran udara. Perbedaan yang paling mencolok antara konsumsi barang
publik dan barang normal (yang dimiliki oleh perorangan) adalah permintaan agregat
terhadap sumberdaya publik tersebut ditentukan oleh penjumlahan segenap kurva
individu secara vertikal, bukan secara horisontal seperti untuk barang- barang privat
atau normal.

F. Pembangunan Perkotaan dan Lingkungan Hidup


Pola pembangunan perkotaan yang berwawasan lingkungan ialah konsep yang harus
ditempuh melalui proses jangka panjang. Sebab kota merupakan arena kegiatan manusia yang
serba kompleks melibatkan berbagai aspek ativitas. Baik aspek manusianya, sumber daya
alam dan buatan manusia. Oleh karenanya, pembangunan perkotaan dampak lingkungan yang
ditimbulkan merusak ekosistem perkotaan. Seperti disebutkan dalam UULH pasal 1 angka 13
(Jayadinata 1992 lampiran 6) menyebutkan “Pembangunan berwawasan lingkungan adalah
upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam

11
pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup”. Kalau uraian
tersebut dianalisis lebih jauh tentang konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan, ada
beberapa cerita yang perlu diberi penekanan yang lebih mendalam, yaitu:

1. Konsep Usaha Sadar

Yaitu pembangunan perkotaan yang akan dilaksanakan, bukan dilaksanakan secara


sepintas lalu. Namun bertolak ukur dengan falsafah bangsa dan perundang-undangan yang
berlaku. Menyadari akan tujuan dan manfaat pembangunan serta mempertimbangkan tentang
keserasan lingkungan tanpa merusak lingkungan.

2. Bijaksana dan Berencana

Berarti dalam melaksanakan pembangunan perkotaan terlebih dahulu harus melalui


perencanaan yang matang dengan mempertimbangkan berbagai aspek ekologis.

3. Pembangunan yang Berkesinambungan

Pembangunan yang akan dilaksanakan melalui tahap-tahap jangka panjang dan tidak
mempunyai akhir. Harus dipertimbangkan bahwa pembangunan yang akan dilaksanakan
bukan hanya untuk kepentingan sekarang, tetapi untuk generasi yang akan datang.

4. Meningkatkan Mutu Hidup

Tujuan pembanguna yang akan dicapai adalah meningkatkan kualitas hidup


masyarakat yang akan menkmati pembangunan. Untuk mencapai mutu hidup banyak aspek
yang perlu dipertimbangkan, termasuk faktor intelektualitas, faktor ekonomi, dan faktor sosio-
kulturalnya.

Metode yang digunakan dalam perencanaan lingkungan pada dasarnya tidak berbeda
dengan metode yang digunakan pada perencanaan yang lain. Pokok-pokok yang menjadi
fokus analisis dalam perencanaan akan muncul pada seluruh tahapan proyek dan bervariasi
menurut tingkatan kerumitannya. Pada tahap awal suatu proyek titik perhatiannya adalah
pengumpulan dan pengelompokan data. Di balik inventarisasi data adalah mempelajari semua
hal tentang karakter lokasi proyek dan lingkungannya. Pendekatan ini pada umumnya
mencakup pemeriksaan lapangan. Setelah itu, disertai usaha untuk mendapatkan ukuran
lapangan. Data tersebut diperoleh dari data sekunder, seperti peta topografi, peta tanah,
keadaan cuaca.

12
Pada tahap awal, biasanya berkaitan dengan persoalan rekayasa, keamanan dan
kesehatan yang diketahui atau diharapkan. Selanjutnya proses tersebut akan menjadi lebih
analitis, karena pokok persoalan yang muncul berkaitan dengan pengujian prosedur
perencanaan dan desain. Pendekatan yang digunakan memang bervariasi. Penarikan
kesimpulan dari prosedur pengumpulan data, pengukuran deskriptif dan pengukuran analisis
dihadapkan pada tugas untuk mengintegrasikan berbagai macam kesimpulan menurut cara
bermanfaat bagi proses pengambilan keputusan.

G. Perlunya Reformasi Kebijakan


UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
bertujuan untuk melindungi NKRI dari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
Mewujudkan pembangunan berkelanjutan hingga antisipasi isu lingkungan global. UU 32
tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengakui bahwa
lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah hak yang harus diperoleh warga negara.
Sebagaimana Pasal 28H UUD NRI 1945. Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup berusaha menjawab tantangan pemanasan
global yang terus meningkat dan mengakibatkan perubahan iklim yang membuat semakin
parahnya penurunan kualitas lingkungan hidup dunia.

Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan


Hidup adalah jaminan kepastian hukum memberikan perlindungan terhadap hak setiap orang
untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari perlindungan
terhadap keseluruhan ekosistem. UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup merupakan pembaruan terhadap Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disahkan


oleh Presiden Doktor Haji Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 3 Oktober 2009 di
Jakarta. UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
diundangkan oleh Menkumham Andi Mattalatta di Jakarta pada tanggal 3 Oktober 2009.

Agar setiap orang mengetahuinya. Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ditempatkan dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140. Penjelasan Atas UU 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ditempatkan pada Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5059.

13
H. Lingkungan Hidup Global
Masalah lingkungan hidup semakin menjadi kesadaran pubrik. Hal ini dibuktikan
dengan semakin banyaknya diskusi publik tentang hal ini. Negara juga semakin aktif
membuat perjanjian dan peraturan antar negara untuk mengatasi berbagai permasalahan yang
ada. Berikut adalah masalah lingkungan hidup di Indonesia dan dunia beserta penyebabnya.
Jika berbagai permasalahan lingkungan ini tidak dicari solusi, maka keberlanjutan kehidupan
manusia di bumi akan mengkhawatirkan. Hal ini dikarenakan alam menjadi sumber
pemenuhan segala kebutuhan hidup manusia, yaitu penyedia udara, air, makanan, obat-
obatan, estetika, dan lainnya. Kerusakan alam berarti sama dengan daya dukung kehidupan
manusia. Permasalahan lingkungan hidup dan penyebabnya yang di hadapi saat ini secara
lengkap adalah sebagai berikut:

1) Polusi

Masalah lingkungan hidup yang pertama adalah polusi atau pencemaran lingkungan
hidup. Polusi udara, air dan tanah memerlukan waktu jutaan tahun agar dapat normal kembali.
Sektor Industri dan asap kendaraan bermotor adalah sumber pencemaran utama. Logam berat,
nitrat dan plastik beracun bertanggung jawab atas berbagai pencemaran yang ada. Sementara
polusi air disebabkan oleh tumpahan minyak, hujan asam, limpasan perkotaan. Dilain pihak,
pencemaran udara disebabkan oleh berbagai gas dan racun yang dikeluarkan oleh industri dan
pabrik-pabrik serta sisa pembakaran bahan bakar fosil; pencemaran tanah terutama
disebabkan oleh limbah industri yang merusak unsur hara dan zat nutrisi di tanah yang
penting bagi tumbuhan.

2) Perubahan iklim

Perubahan iklim atau pemanasan global. Perubahan iklim seperti pemanasan global
adalah hasil dari praktik manusia seperti emisi gas rumah kaca. Pemanasan global
menyebabkan meningkatnya suhu lautan dan permukaan bumi sehingga menyebabkan
mencairnya es di kutub dan kenaikan permukaan air laut. Ia juga mengubah pola alami musim
dan curah hujan seperti banjir bandang, salju berlebihan atau penggurunan. Akibat perubahan
cuaca tersebut, produksi pertanian sering mengalami gagal panen dan memperbesar peluang
terjadinya kebakaran hutan akibat terjadinya musim kering berkepanjangan.

3) Populasi

Kelebihan populasi. Populasi planet ini mencapai tingkat yang tidak berkelanjutan
karena menghadapi kekurangan sumber daya seperti air, bahan bakar dan makanan. Ledakan
14
populasi di negara-negara maju dan berkembang yang terus menyebabkan semakin langkanya
sumber daya. Pertanian intensif yang bertujuan untuk meningkatkan produksi makanan
dengan menggunakan pestisida justru pada akhirnya menimbulkan masalah baru. Kerusakan
itu berupa menurunnya kualitas tanah dan kesehatan manusia.

4) Penipisan sumber daya alam

Penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi bertanggung jawab menciptakan
pemanasan global dan perubahan iklim. Secara global, mulai banyak fihak yang mulai beralih
menggunakan sumber daya terbarukan, seperti listrik tenaga surya, biogas, mobil tenaga
matahari, yang diterapkan oleh negara maju. Walaupun dalam jangka pendek, instalasi
peralatan fasilitas teknologi ramah lingkungan ini akan terlihat cukup mahal, tetapi dalam
jangka panjang akan sangat murah dibandingkan penggunaan energi fosil dan tidak
terbarukan.

5) Pembuangan limbah

Permasalahan lingkungan hidup selanjutnya adalah pembuangan limbah. Hal ini


terutama limbah plastik dan sampah perkotaan seperti di Kali Ciliwung di Jakarta atau kota-
kota di Indonesia. Selain limbah rumah tangga, limbah dari sektor industri yang sering
dibuang ke sungai juga menyebabkan ikan-ikan mati dan hancurnya ekosistem sungai.
Padahal sungai-sungai ini penting bagi ekonomi masyarakat dan penting untuk memasok
sumber makanan bagi masyarakat. Pembuangan limbah ini akhirnya akan menyebabkan
pencemaran laut di indonesia dan merusak ekosistem laut, sumber perikanan. Tidak kalah
penting adalah pembuangan limbah nuklir. Pembuangan limbah nuklir memiliki bahaya
kesehatan yang luar biasa, terutama akibat radiasi. Plastik, makanan cepat saji, kemasan dan
limbah elektronik murah mengancam kesejahteraan manusia. Pembuangan limbah merupakan
salah satu masalah lingkungan hidup yang mendesak untuk segera dicarikan jalan keluar

6) Kepunahan keanekaragaman hayati

Aktivitas manusia yang menyebabkan kepunahan spesies dan habitat serta hilangnya
keanekaragaman hayati. Aktifitas perburuan satwa yang tidak berkelanjutan untuk memenuhi
kebutuhan protein manusia, seperti perburuan telur penyu atau kura-kura indonesia yang
menyebabkan kura-kura sungai punah. Punahnya spesies berarti punahnya sumber
pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Ekosistem, yang menempuh waktu jutaan tahun untuk
stabil dan mendukung kehidupan manusia, kini berada dalam bahaya bila ada populasi spesies
yang punah atau hilang. Keseimbangan ekosistem terganggu. Kerusakan terumbu karang di
15
berbagai lautan, yang mendukung kehidupan laut yang kaya, menyebabkan ketersediaan ikan
di lautan berkurang. Padahal populasi manusia semakin bertambah.

7) Deforestasi atau penggundulan hutan

Persoalan lingkungan yang tidak kalah penting adalah deforestasi. Pembukaan hutan
untuk pengembangan sektor perkebunan, terutama sawit, menyebabkan pelepasan karbon ke
bumi sehingga meningkatkan perubahan suhu bumi. Hutan yang sesungguhnya berperan
menyerap racun karbon dioksida hasil pencemaran, kemudian mengubahnya menjadi oksigen,
membantu menciptakan hujan, menjadi habitat bagi berbagai jenis satwa yang penting untuk
mendukung bagi kehidupan manudia, hancur digantikan tanaman monokulutur. Padahal
tanaman monokultur tidak akan mampu berperan seperti hutan di dalam mendukung
pemenuhan kebutuhan hidup manusia.

8) Fenomena pengasaman laut

Ini adalah dampak langsung dari produksi berlebihan gas Karbon Dioksida (CO2).
Dua puluh lima persen gas CO2 yang dihasilkan oleh manusia. Keasaman laut telah
meningkat dalam 250 tahun terakhir. Pada tahun 2100, mungkin meningkat sekitar 150%.
Demikian menurut situs global change. Dampak utama adalah pada punahnya kerang dan
plankton, sumber makanan ikan.

9) Hujan asam

Hujan asam terjadi karena adanya polutan tertentu di atmosfer. Hujan asam dapat
disebabkan karena pembakaran bahan bakar fosil atau akibat meletusnya gunung berapi atau
membusuknya vegetasi yang melepaskan sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke atmosfer.
Hujan asam merupakan permasalahan lingkungan yang dapat memiliki efek serius pada
kesehatan manusia, satwa liar dan spesies air.

16
INTEGRASI AYAT

Q.S Al-Baqarah Ayat 22

Artinya : “(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap,
dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan
(hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu
mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui.”

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Lingkungan hidup merupakan keseluruhan unsur atau
komponen yang berada di sekitar individu yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
individu yang bersangkutan. Komponen-komponen lingkungan hidup dapat dibedakan
menjadi komponen bendabenda hidup (biotik) dan komponen benda-benda mati (abiotik).
Termasuk ke dalam komponen biotik adalah manusia, hewan, dan tumbuhan, sedangkan yang
termasuk ke dalam komponen abiotik adalah udara, tanah, dan air. Baik komponen biotik
maupun komponen abiotik membentuk satu kesatuan atau tatanan yang disebut ekosistem,
sehingga lingkungan hidup sering pula disamakan dengan ekosistem.

Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang


mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara
menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk menopangnya.
Aktivitas pembangunan secara umum dapat menimbulkan dampak pada lingkungan. Dampak
ini bisa positif atau pun negatif. Dampak positif akan menguntungkan pembangunan nasional,
sementara dampak negatif menimbulkan resiko bagi lingkungan.

B. Saran
Dari seluruh uraian yang telah diberikan di atas, maka saran yang dapat kami
sampaikan adalah :

1. Kepada pemerintah agar lebih memperhatikan efek negatif pembangunan karena yang
merasakan dampak negatif langsung dari pemerintah adalah masyarakat, terutama
masyarakat miskin.
2. Kepada masyarakat agar lebih berpartisipasi dalam pengawasan dampak
pembangunan karena tanpa adanya pengawasan yang ketat, maka pemerintah akan
mengabaikan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang merupakan
syarat utama mengurangi dampak negatif pembangunan.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://kamus.tokopedia.com/i/ilmu-ekonomi

https://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan_hidup

https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/28/171844069/degradasi-lingkungan-hidup-
definisi-dan-faktor-penyebab

https://kolom.tempo.co/read/1002325/penyelamatan-lingkungan-berbasis-desa/full&view=ok

https://www.slideshare.net/YucaSiahaan/makalah-ep

http://perkimtaru.pemkomedan.go.id/artikel-913-konsep-pembangunan-kota-berwawasan-
lingkungan-.html

http://p3ejawa.menlhk.go.id/article25-sejarah-hari-lingkungan-hidup-sedunia.html

https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-32-2009-perlindungan-pengelolaan-lingkungan-
hidup

19

Anda mungkin juga menyukai