Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ETIKA BISNIS
“ETIKA BISNIS DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN”

NAMA : Yuli Maiman


NPM : 102101014

PROGRAM STUDI AIK


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
BAUBAU
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat serta hidayah-Nya bagi kita semua, sehingga kita masih
diberikan kesehatan yang tak ternilai harganya.
Shalawat serta salam kepada junjungan kita nabi besar Muhammad
SAW pembawa misi perjuangan mentauhidkan Allah SWT.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Etika Bisnis. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang etika bisnis dan pengrusakan lingkungan bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Baubau, 15 Desember 2022

Yuli Maiman

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................3
1.3 Tujuan Masalah....................................................................................................3
BAB II............................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................5
2.1 Pengertian Etika Bisnis, Lingkungan Dan Resiko Lingkungan...........................5
2.2 Pengaruh Risiko Lingkungan Terhadap Perusahaan............................................6
2.3 Industri Dan Perusakan Lingkungan....................................................................7
2.4 Sumber Polusi Udara...........................................................................................9
2.6 Kasus dannSolusi...............................................................................................11
b. Solusi....................................................................................................................12
BAB III........................................................................................................................14
PENUTUP....................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................14
3.2 Saran...................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Permasalahan lingkungan saat ini tidak hanya harus dilihat sederhana


namun harus dianalisis secara serius. Berbagai dampak jangka pendek dan
panjang akibat dari perusakan lingkungan telah membahayakaan kondisi dan
stabilitas tata kehidupan, dan itu tidak terkecuali bagi perusahaan yang terlibat
dalam aktivitas yang sehubungan.

Ada biaya sosial (cost social) yang harus ditanggung oleh sebuah
perusahaan dalam rangka menciptakan terbentuknya tata kondisi lingkungan
(environment) sesuai dengan yang diharapkan bersama. Yang akan dikaji dan
dibahas disini adalah menyangkut dengan resikolingkungan yang timbul yang
selanjutnya telah membawa pihak perusahaan terlibat secara serius untuk terlibat
dalam usaha menyelesikan persoalan lingkungan.

Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menata kelestarian lingkungan


dituduh sebagai penyebab terjadinya krisis yang berkepanjangan. Krisis
lingkungan yang terjadi akhir-akhir ini berakar dari kesalahan perilaku manusia
yang berasal dari cara pandang dan perilaku manusia terhadap alam. Masalah
lingkungan semakin terasa jauh terpinggirkan, bahkan sering hanya merupakan
embel-embel atau tempelan belaka dalam program-program pembangunan,
kesadaran masyarakat terhadap masalah lingkungan menurun. Padahal, berbagai
bencana akibat pengelolaan lingkungan yang tidak benar telah berulang kali
terjadi dan merupakan bagian dari kehidupan sehari hari masyarakat. Menciptakan
kesadaran masyarakat yang berwawasan lingkungan merupakan fondasi untuk
menjaga agar lingkungan terhindar dari berbagai macam pengrusakan dan
pencemaran. Karena pada dasarnya kerusakan lingkungan tersebut dikarenakan
oleh tangan-tangan manusia itu sendiri.

1
Etika lingkungan disini tidak hanya membicarakan mengenai perilaku
manusia terhadap alam, namun berbicara mengenai relasi diantara semua
kehidupan alam semesta, antara manusia dengan manusia yang
mempunyai dampak terhadap alam, dan antara manusia dengan makhluk lain
atau dengan alam secara keseluruhan, termasuk dengan kebijakan politik
dan ekonomi yang berhubungan atau berdampak langsung atau tidak
dengan alam.

Etika lingkungan dapat diartikan sebagai dasar moralitas yang mem-


berikan pedoman bagi individu atau masyarakat dalam berperilaku atau memilih
tindakan yang baik dalam menghadapi dan menyikapi segala sesuatu sekaitan
dengan lingkungan sebagai kesatuan pendukung kelang-sungan perikehidupan
dan kesejahteraan umat manusia serta makhluk hidup lainnya.

Etika dan lingkungan yang baik dapat menjadikan perilaku kita


semakin arif dan bijaksana terhadap lingkungan, sebaliknya etika yang salah akan
menciptakan malapetaka bagi kehidupan manusia, karena merusak
Etika lingkungan hidup adalah pertimbangan filosofis dan biologis
mengenai hubungan manusia dengan tempat tinggalnya serta dengan semua
makhluk nonmanusia.

Keadaan planet bumi yang berumur milyaran tahun bahkan lebih ini telah
mengalami kecacatan lingkungan. Lingkungan alam, terutama hutan yang
berfungsi sebagai penyeimbang alam telah gagal dikelola dengan baik oleh
manusia. Manusia selalu mengabaikan kesehatan hutan dimuka bumi ini dengan
selalu menggeruk dan mengeksploitasi alam secara ganas. Padahal kesehatan
hutan meruapkan jaminan atau aset dari terpenuhinya kebutuhan manusia dalam
waktu yang lama. Seperti halnya menyediakan O² (oksigen)untuk manusia
bernafas,menyiman sumber air bersih, menyerap CO² (karbondioksida), menyerap
polusi udara, memproduksi P3 (pangan, papan, dan pakan), menyediakan berbagai
macam obat herbal, dan lain sebagainya.

Melihat keadaan bumi yang semakin renta dan kerusakan lingkungan alam
yang semakin nyata, muncullah beberapa peringatan secara global yang

2
diperingati di setiap tahunnya. Seperti, “Hari Hutan Sedunia” yang diperingati
setiap tanggal 21 maret yang bertujuan untuk memperingatkan manusia tentang
betapa penting-nya hutan untuk keberlangsungan hidup. “Hari Lingkungan
Hidup” yang diperingati setiap tanggal 5 juni yang bertujuan untuk
memperingatkan manusia untuk berhati-hati dalam memanfaatkan sumber daya
alam di bumi. Juga “Hari Bumi” yang diperingati setiap tanggal 22 April yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan cara pandang manusia terhadap
kesehatan bumi.

William Chang dalam bukunya yang berjudul “moral spesial”


memaparkan bahwa masalah lingkungan pada umumnya terkait dengan krisis
etika manusia dalam berhadapan dengan lingkungan alam. Dalam masyarakat
beradab, etika menuntun manusia dalam meninjau kembali sejumlah gagasan
yang benar dan salah mengenai tingkah laku manusia terhadap alam. Sehingga
pada dasarnya perilaku manusia yang menggambarkan benar atau salah maupun
buruk atau baik serta sikap tanggung jawab yaitu produk dari analisis etika yang
mencakup nilai dan moral dalam menghadapi segala sesuatu dikehidupannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi etika bisnis, lingkungan dan risiko lingkungan?


2. Apa pengaruh risiko lingkungan terhadap perusahaan?
3. Apa hubungan industri dan perusakan lingkungan?
4. Apa yang dimaksud dengan sumber polusi udara pada etika bisnis dan
pengrusakan lingkungan
5. Apa solusi dalam menyelesaikan masalah risiko pengrusakan lingkungan?
6. Berikan 1 contoh kasus disertasi solusinya!

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui etika bisnis, lingkungan dan risiko lingkungan


2. Untuk mengetahui pengaruh risiko lingkungan terhadap perusahaan
3. Untuk mengetahui industri dan perusakan lingkungan

3
4. Untuk mengetahui sumber polusi udara pada etika bisnis dan pengrusakan
lingkungan
5. Untuk mengetahui solusi dalam menyelesaikan masalah risiko
pengrusakan lingkungan
6. Untuk mengetahui contoh kasus etika bisnis dan pengrusakan lingkungan
yang disertai solusinya

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Bisnis, Lingkungan Dan Resiko Lingkungan

Etika bisnis adalah cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup


seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat.
Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat
dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.

Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika,
yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan
dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang
berlaku.

Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan


perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya
yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang
pembangunan berkelanjutan. (Pasal 1 Angka 14 UU Nomor 23 Tahun 1997
Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup). Perusakan Lingkungan Hidup adalah
tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung
terhadap sifat fisik, kimia, dan/ atau hayati lingkungan hidup sehingga melampaui
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. (Pasal 1 Angka 16 UU Nomor 32
Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan hidup).

Lingkungan adalah segala hal yang berada dilar organisasi dan selama ini
dianggap member pengaruh pada mereka yang terlibat di sekitar lingkungan
tersebut. Secara umum lingkungan ada 2 (dua), yaitu lingkungan internal dan
lingkungan eksternal. Kedua bentuk lingkungan tersebut bersifat saling terkait
satu sama lainnya. Lingkungan eksternal bisa mempengaruhi lingkungan internal,

5
dan lingkungan internal berusaha menyerap serta memfilter setiap informasi yang
masuk dari lingkungan eksternal. Hasil dari serapan tersebut akhirnyamembentuk
suatu model lingkungan yang bersifat mengapresiasi setiap perubahan secara
sistematis dan bertahap.

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup


keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan
fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan
yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan
lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu
yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan
manusia.

Lingkungan terdiri dari komponen biotic dan abiotik. Komponen abiotik


adalah semua benda mati seperti tanah, udara, air, iklim, kelembapan, cahaya,
suara. Sementara komponen biotic adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti
tumbuhan, hewan, manusia, dan mikro organisme

Risiko lingkungan (environment risk) adalah risiko yang terjadi pada


lingkungan akibat dari tindakan yang disengaja atau tidak disengaja, dan telah
menimbulkan kerusakan atau kehancuran pada lingkungan. Dampak
penghancuran lingkungan yang dilakuakan disengaja terjadi akibat ekspansi suatu
perusahaan. Ekspansi tersebut dapat terjadi dalam berbagai bentuk seperti
penambahan produk baru, eksplorasi tambang, dan lain sebagainya. Dimana
semua telah menimbulkan kerugian pada lingkungan. Kerugian tersebut dapat
diukur dalam bentuk finansial atau non finansial.

Etika menjadi dasar atau landasan berperilaku baik dalam kehidupan


sehari-hari maupun dalam bisnis. Penerapan etika secara umum dalam perilaku
bisnis inilah yang kita kenal sebagai etika bisnis. Etika bisnis menunjukkan
perilaku etis maupun tidak etis yang dilakukan oleh karyawan dalam suatu bisnis.

Kerusakan bukan masalah teknis tetapi krisis lingkungan adalah krisis


moral manusia. Sehingga etika lingkungan digunakan sebagai cara merubah

6
pandangan dan perilaku manusia terhadap lingkungan. Dalam hal ini terdapat
beberapa teori yang dikenal dalam melihat hubungan manusia dengan alam yaitu
teori antroposentrisme, biosentrisme, dan ekosentrisme. Ketiga teori ini memiliki
cara pandang yang berbeda tentang manusia dan alam, serta hubungan manusia
dengan alam

2.2 Pengaruh Risiko Lingkungan Terhadap Perusahaan

Bagi suatu perusahaan yang telah menimbulkan perusakan lingkungan,


maka ada bentuk resiko yang harus ditanggung sebagai akibat terjadinya
evironment risk tersebut, yaitu:

a. Pihak manajemen perusahaan akan menghadapi sangsi hukum karena telah


melakukan perusakan lingkungan sekitar. Dengan begitu pihak manajemen
perusahaan harus membayar biaya pengacara dan menyiapkan bahan-
bahan pendukung selama proses hukum tersebut berlangsung. Termsuk
berbagai aktivitas bisnis yang berhubungan dengan kasus tersebut akan
mengalami kendala pengerjaan.
b. Pihak manajemen perusahaan harus menghadapi tekanan dari pera NGO
(Non Goverment Organization) baik yang berasal dari dalam maupun
internasional. Tekanan yang dihadapi sejauh pelanggaran yang telah
menimbulkan dampak terbentuknya resiko lingkungan tersebut.
c. Para mitra bisnis yang selama ini begitu dekat dan mendukung perusahaan
akan mengambil tindakan prudent(hati-hati). Terutama mengantisipasi
jangan sampai perusahaan juga ikut terlibat dalam resiko lingkungan yang
telah di timbulkan perusahaan tersebut.
d. Pihak manajemen perusahaan harus siap menghadapai sikap protes dari
masyarakat sekitar yang selama ini telah dirugikan akibat beroperasinya
perusahaan

7
2.3 Industri Dan Perusakan Lingkungan

Persoalan perusakan lingkungan yang dilakukan oleh sebagian perusahaan


pada era sekarang ini telah dipandang sebagai persoalan serius dan tidak bisa
dilihat sebelah mata. Sebuah perusahaan dengan berbagai aktivitas ruang lingkup
binisnya telah membawa dampak positif dan negatif pada lingkungan. Pada
dampak positif mampu member pengaruh bagi usaha mendorong penciptaan
kebutuhan-kebutuhan yang selama ini belum terpenuhi untuk selanjutnya
terpenuhi, dan pihak perusahaan memperoleh profit sebagai bentuk imbal dari
penjualan produknya. Dampak negative terjadi pada akibat-akibat yang terjadi
selama proses atau usaha meraih keuntungan tersebut dilakukan. Seperti
pencemaran lingkungan akibat buangan limbah dan polusi yang telah ditimbulkan.

Disini suatu bisnis khususnya industri, memegang peranan besar dalam


ikut dalam memberikan dampak tersebut. Ada beebrapa jenis sektor industri yang
dianggap dominan dalam memberikan pengaruh pada perusakan lingkungan
antara lain adalah:

 Sektor pertambangan (mining)


 Sektor pabrik (manufakture)
 Sektor minyak dan gas (oil and gas)
 Sektor perhotelan dan real estate

Keempat sektorini diangggap memiliki dominasi tinggi dalam mendukung


timbulnya pengaruh pada perusakan lingkungan. Sektor tambang dalam eksplorasi
pertambangan telah membawa berbagai dampak kerugian, seperti perusakan hutan
dikawasan yang dianggap ditemukan bahan tambang. Dalam kasus perusahaan
tambang batu bara telah menyebabkan terdapatnya lubang-lubang besar yang
ditinggal karena batu baranya diambil. Pengeboran minyak lepas pantai, dalam
kasus kebocoran pipa atau meledaknya kapal pengangkut telah menyebabkan
pencemaran laut dan membuat berbagai habitat dilaut menjadi mati.

Disisi lain pada sektor bisnis pabrik tekstil telah menyebabkan


pembuangan limbah hasil olahan pabrik menimbulkan pencemaran pada

8
lingkunga sekitar, seperti sungai, laut dan lain sebagainya. Sehingga masyarakat
yang ingin minum air sungai telah tercemar, termasuk matinya ikan-ikan yang
biasa dapat ditangkap disungai tersebut menjadi sulit untuk ditemukan. Sektor
pehotelan dan real estate telah menimbulkan dampak tajam pada perusahaan
lingkungan. Seperti pada pembangunan perumahan dengan membeli tanah
persawahan masyarakat, sehingga dnegan begitu hasil produksi padi juga terjadi
penurunan. Pemabngunan vila di kawasan puncak juga telah meyebabkan pohon-
pohon ditebang, sehingga ini berakibat pada berkurangnya debit air ditanah.

Oleh karena itu, persoalan perusakan lingkungan dengan motif


mengembangkan bisnis tidak harus menjadi tanggung jawab pemerintah pusat
semata, namun harus melibatkan pemerintah daerah. Jika kondisi ini dibiarkan
akan menimbulkan pergesekan sosial dimasyarakat, seperti kecemburuan sosial.
Kasus kecemburuan sosial itu pernah dibeberapa tempat di Indonesia.

Karena masyarakat lokal menganggap pemerintah lebih mementingkan


ekonomi investor dan juga pendapatan pajak tanpa memikirkan dampak
lingkungan yang bisa terjadi dari dampak kemajuan investasi saat ini, apalagi
dengan banyaknya kemudahan yang didapat dan tidak ada pembedaan investor
asing dengan investor dalam negara.

Faktor yang paling berperan untuk rusaknya lingkungan disebabkan oleh


kemiskinan. Sebuah bangsa yang rata-rata masyarakatnya berada digaris
kemiskinan, memungkikan kepedulian kepada lingkungan menjadi rendah. Ini
ditegaskan oleh emil salim bahwa “kemiskinan adalah sebab utamakerusakan
lingkungan.” Masyarakat baru menyadarinya pentingnya lingkungan pada saat
tingkat kesejahteraan telah tercapai, atau ketika kemiskinan telah ditinggalkan.

Dalam rangka menghindari timbulnya perusakan lingkungan yang


semakin luas, maka yang harus dilakukan adalah mengubah konseb pembangunan
yang mengandalkan natural resource (sumber daya alam) ke pengembangan
sumberdaya manusia. Banyak catatan yang menjelaskan bahwa negara yang
mengandalkan dan mengumpulkan investasi pada human capital (modal manusia)
memiliki tingkat kemakmuran yang lebih tinggi dibandingka natural resource.

9
2.4 Sumber Polusi Udara

Produksi energi, pengangkutan konversi serta rumah tangga, industri dan


penggunaan kendaraan bermotor, merupakan penyumbang anropogemikutama
kepada polusi udara.bahan-bahan pencemar utama yang penting adalah timbal,
partikel halus,karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), hidrokarbon (HC),
sulfur dioksida (SO2),dan karbon dioksida (CO2). Sumber pencemar polusi udara
lainnya yaitu:

a. Timbal. Timbal adalah salah satu sumber polusi udara yang bersumber
dari pembuangan bahan bakar kendaraan bermotor, cat, dan sejenisnya.
Dan timbal mampuh memberi pengaruh pada kesehatan seperti
mempengaruhi urat saraf, jantung gijal.
b. Partikal. Partikel yang menyebar diudara menjadi salah satu
penyebabpendukung timbulnya polusi diudara. Sumber partikel berasal
dari emisi bahan bakar seperti buangan dari proses industri, polusi dari
berbagai pembakaran sampah, aktivitas rumah tangga dalam bidang
memasak, dan berbagai aktivitas home industri lainnya.
c. Nitrogen Dioksida. Nitrogen dioksida atau NO2 merupakan pencemaran
sumber dari aktivitas lalu lintas di jalanan. Dengan tingkat kepadatan
lalulintas yang begitu tinggi maka jumlah NO2 yang dihasilkan juga
terjadi yaitu bisa mengakibatkan kejang-kejang kesulitan bernafas,bahkan
bisa meyebabkan pembengkakan pada paru-paru.
d. Karbon monoksida. Karbon monoksida atau CO merupakan salah satu
sumber pencemaran udara yang bersumber daripembakaran kendaraan dan
hutan yang berlangsung secara tidak sempurna.para perokok juga
dianggap mereka yang menikmati CO.
e. Hidrokarbon. Hidrokarbon yang mudah menguap(VHC), dengan adanya
sinar mata hari dapat berekaksi dengan NOx untuk membentuk
ozon(susunan zat pencemar kedua). Adalah sulit untuk membuat suatu
penyamarataan tentang pengaruh kesehatan dari VHC karena merupakan
senyawa khusus. Dicurigai dapat menyebabkan kanker (carsinogen)

10
f. Ozon. Posisi ozon beraada diketinggian 30km diatas bumi. Fungsi ozon
menjadi penting, karena ia berfungsi sebagai pelindung bumi dari sinar
ultraciolet UV-B jika lapisan ozon menipis maka sinar ultraviolet tersebut
akan bisa langsung menyerang bumi, maka inisangat berbahaya bagi
kesehatan terutama kesehatan kulit.

2.5 Solusi-solusi dalam Menyelesaikan Masalah Risiko Perusakan


Lingkungan

Ada beberapa solusi yang dapat diterapkan dalam rangka menghindari


terjadinya resiko lingkungan, yaitu:

a. Perusahaan menganggarkan sejumlah dana untuk dialokasikan guna


menyelesaikan berbagai permasalahan permaasalahan yang berhubungan
denganrikiko lingkungan (enviromment risk).
b. Menerapkan konsep pembangunan yang berkeseimbangan dengan alam
serta turut mengembangkan alam atau eco-development.
c. Dibangunya solusi konstruktif dalam bidang pengembangan lingkungan.
Seperti bagaimana melakukan pengendalian polusi udara, pencemaran air,
kesada ran dan kepedulian pada lingkungan sekitar penyelamatan hutan
dan margasatwa, penataan perumahan yang berbasisharmoni dengan alam.
d. Pihak lembaga terkait memberikan penghargaan dalam bidang lingkungan.
Pemberian menjelaskan lingkungan dapat dijadikan sebagai salah satu
acuan untuk melihat bagai mana prestasi perusahaan dalam turut menjaga
lingkungan.
e. Menentukan dengan jelas dan tegas pada setiap perusahaan yang ingin ikut
tender penggarapan proyek harus memiliki sertifikat ISO bidang
lingkungan dan berbagai persyaratan lain yang berhubungan dengan
lingkungan.

11
2.6 Kasus dannSolusi

a. Kasus

PT Tekstil sejahtera alam adalah perusahaan tekstil yang telah berdiri


selama 12 tahun. Berkedudukan di Tanggerang, Indonesia. Aktivitas perusahaan
selama 10 tahun yang lalu tidaak menunjukkan peningkatan profit yang luar biasa.
Artinya produksi perusahaan selama itudianggap mampu memberikan pendapatan
profit namun belum menunjukkan tingkat perolehan pendapatan yang
biasadipakai untuk membiayaiekspansi perusahaan.contohnya ketiak perusahaan
membutuhkan mesin baru, dan mobil operasional maka pihak manajemen
memutuskan untuk meminjam keperbankan dan menyelesaikan pembayaran
dengan mengkalkulasi penjualan dan penerimaan profit yang akan diterima.

Dalam 2(dua) tahun terakhir pihak pihak pemilik perusahaan(owners)


sudah menempatkan manajerbaru yang dianggap lebih gesit dan penuh terobosan.
Bisnis adalah perusahaan memiliki kontrak bisnis dengan 20(dua puluh) tahun
terakhir Sekolah Dasar untuk memasok pakaian olah raga. Dan rangka waktu
kontrak adalah 5(lima) tahun. Kondisi ini jelas sangat menguntungkan bagi,pihak
perusahaan, karena mereka sebagai penyediaan bahan kaos dan selanjutnya
tinggal menghubungi rekan bisnis bidang penjahitan.

Bahkan bagi pemilik keuntungan yang diraih akan menjadi dana yang bisa
dipakai untuk, memperluas pabrik, dan berbagai penyediaansarana fasilitas
lainnya yang selama ini belum tersedia. Bagi karyawan juga bisa mendapatkan
bonus karena perusahaan akan memperoleh keuntungan yang besar.

Namun ada persoalan lain yang dihadapi untuk membuang limbah pabrik
manajemen perushaan yaitu tingkat pencemaran air sungai yang selama ini
dipakai untuk membuang limbah pabrik.para warga sekitar mengeluh termasuk
mereka yang selama ini tergantung pada air sungai untuk dipakai sebagai
kebutuhan sehari haritidak bisa dipakai lagi.sehingga otomatis kerugianwarga atas
aktivitas pabrik sangat dirasakanapalagi sejauh ini PT Tekstil Sejahtera Alam

12
sampai sejauh ini belum memiliki alat yang paling efektif untuk menfilter atau
menetralisir pembuangan limbah pabrik secara modren.

b. Solusi

Berdasarkan kasus diatas solusi yang bernilai etika bisnis yang dapat
diberikan adalah

1. Bagi pihak manajemen harus bisa menyediakan alat penetralisir


pembuangan limbah pabrik secara modren dan bersifat ramah lingkungan.
2. Pihak manajemen harus melakukan pendataan terhadap berbagai bentuk
kerusakan yang telah ditimbulkan selama ini dan itu bersifat merugikan
finansial sekitar masyarakat.
3. Menyangkut tentang perubahan konsep manajemen yang telah diterapkan
selama ini, yaitu jika dianggap salah maka harus secepatnya untuk
dilakukan perubahan. Perubahan itu dibuat dalam rangka keinginan
menempatkan perusahaan sebagai perusahaan yang bernilai bonafid
dimata konsumen dan masyarakat.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian bahasan ”ETIKA BISNIS DAN PERUSAKAN


LINGKUNGAN” dapat disimpulkan bahwa

 Industri dan perusakan lingkungan adalah sektor pertambangan (mining),sektor


pabrik (manufakture),sektor minyak dan gas (oil and gas),sektor perhotelan dan
real estate
 Sumber polusi udara adalah timbal,partikel,karbon monoksida, hidrokarbon,
ozon

Kerusakan lingkungan alam merupakan cerminan dari terganggunya paru-


paru bumi (hutan) akibat dari sikap antroposentrik manusia yang mengeksploitasi
secara berlebihan. Untuk menyeimbangkan lingkungan alam agar tidak semakin
rusak yaitu menumbuhkan kembali perilaku atau etika manusia yang peduli
terhadap lingkungan.

Semua kegiatan bisnis yang dilakukan merupakan sebuah profesi yang


menuntut profesionalisme dan ketaatan terhadap kode etik yang berlaku. Jika
suatu bisnis dilakukan terlalu berlebihan dan sering menyimpang dari kode etik
maka akan menimbulkan beberapa kerusakan lingkungan seperti: Akumulasi
bahan beracun, Efek Rumah Kaca (Greenhouse Effect), Perusakan Lapisan Ozon,
Hujan Asam (Acid Rain), Deforestasi dan Penggurunan, serta Keanekaragaman
Hayati (biodiversity).

3.2 Saran

Bertolak dari pembahasan Etika dan Liongkungan penyusun memberikan


saran sebagai berikut :

1. Dalam berbisnis hendaknya memperhatika lingkungan sekitar.

14
2. Pemanfaatan sumber daya alam harus dimanfaatkan secara bijak dan
penuh tanggung jawab sehingga tidak merusak Lingkungan sekitar.
3. Membangun pabrik jauh dari pemukiman masyarakat
4. Menciptakan pembuangan limbah dengan menggunakan alat yang baik
dan tidak menggangu kehidupan masyarakat sekitar

15
DAFTAR PUSTAKA

Fahmi Irham, 2017. Etika Bisnis Teori, Kasus, dan Solusi. Alfabeta, Bandung

Emil Sali, 1990, Pembangunan berwawasan Lingkungan. LP3ES, Jakarta

Asmah, Dampak Kemajuan Investasi Terhadap Pencemaran Lingkungan Hidup

Menurut Undang-Undang No.23 Tahun 1997. Jurnal Dampak Kemajuan


Invstasi Terhadap Pencemaran Lingkungan,Jurnal HIPOTESIS Universitas
Sawerigading Makasar Edisi Februari 2010. [www.bukuku.net]

Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana, Etika Bisnis dan Profesi: Tantangan


Membangun Manusia Seutuhnya Edisi Revisi, Salemba Empat, Edisi terbaru.

Nurkamillah Citra, Etika Lingkungan dan Implementasinya Dalam Pemeliharaan


Lingkungan Alam Pada Masyarakat Kampung Naga (online) 2018.
(http://journal.uinsgd.ac.id)

Sitorus Deniaty. “Etika Bisnis dan Perusakan Lingkungan”, 2017


http://materimatakuliahdeniatysitorus.blogspot.com/2017/12/etika-bisnis-dan-
perusakan-lingkungan.html

Ernawati Rina, “Makalah Etika Bisnis dan Perusakan Lingkungan”, 2015


http://rinaernawati23.blogspot.com/2015/12/makalah-etika-dan-perusakan-
lingkungan.html

As’ad Muhammad, “Makalah Lingkungan dan Etika Bisnis”, 2017


https://ringkasan-dan-materi.blogspot.com/2017/12/lingkungan-dan-etika-
bisnis.html

16

Anda mungkin juga menyukai