Anda di halaman 1dari 17

Fungsi dan Peran Ekonomi Pembangunan dalam Penerapan Etika Lingkungan

MAKALAH
untuk memenuhi tugas mata kuliah ……………………
yang dibina oleh ………………………….

Oleh :
Anggrana Lapudooh (202002029)

UNIVERSITAS PAPUA
PASCA SARJANA
ILMU LINGKUNGAN
OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Fungsi dan Peran Ekonomi Pembangunan dalam Penerapan Etika
Lingkungan”. Makalah ini diselesaikan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak ........................ selaku dosen pengampu mata kuliah ……………yang
banyak membantu dan membimbing penulis,
2.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan makalah ini tentu masih terdapat kekurangan dan
kesalahan. Untuk itu penulis berharap adanya masukan yang bersifat inovatif dan
konstruktif agar makalah ini menjadi lebih sempurna. Di samping itu penulis
berharap agar hasil tugas ini nantinya dapat berguna bagi semua pihak khususnya
kalangan pendidikan.

Manokwari, Oktober 2021


Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
COVER ....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................................1
1.3 TUJUAN....................................................................................................2
BAB II ISI ...............................................................................................................3
2.1 ETIKA LINGKUNGAN............................................................................3
2.2 PRINSIP-PRINSIP ETIKA LINGKUNGAN...........................................4
2.3 FUNGSI DAN PERAN EKONOMI PEMBANGUNAN
DALAM PENERAPAN ETIKA LINGKUNGAN...................................8
BAB III PENUTUP...............................................................................................11
3.1 KESIMPULAN........................................................................................11
3.2 SARAN....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan
disekitarnya yaitu berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan
sehari-hari. Sumber daya alam yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan
udara. Pasal 65 UU No. 32 Tahun 2009 menyatakan bahwa setiap orang berhak
atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian hak asasi manusia. Pada
umumnya masalah lingkungan saat ini adalah masalah ekologi manusia, yaitu
masalah yang timbul disebabkan oleh perubahan dan degradasi lingkungan
sehingga lingkungan tidak mampu lagi untuk mendukung kehidupan manusia.
Salah satu penyebab masalah lingkungan yaitu pembangunan ekonomi yang
dilakukan dengan mengelola sumber daya alam hampir tanpa peduli pada peran
etika
Pembangunan ekonomi merupakan usaha para pelaku ekonomi baik
masyarakat/keluarga, Pemerintah, Swasta, maupun para eksportir serta importir
yang melakukan perdagangan antar negara untukmeningkatkan nilai kehidupan
lebih baik guna menjaga eksistensi dan kebutuhan hidupnya. Dalam pembangunan
perekonomian suatu bangsa selain bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah
secara riil/nyata juga diusahakan untuk meningkatkan tata nilai kehidupan
masyarakat ke arah yang iebih baik.
Pembangunan ekonomi berbasis sumber daya alam yang tidak
memerhatikan aspek kelestarian lingkungan pada akhirnya akan berdampak
negatif pada lingkungan itu sendiri. Karena, pada dasarnya sumber daya alam dan
lingkungan memiliki kapasitas daya dukung yang terbatas. Dengan kata lain,
pembangunan ekonomi yang tidak memerhatikan kapasitas sumber daya alam dan
lingkungan akan menyebabkan krisis lingkungan hidup dan menimbulkan dampak
yang merugikan (Mimien dan Muhdhar, 2001).

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penulisan makalah ini sebagai berikut.
1. Apa pengertian etika lingkungan?
2. Bagaimana prinsip-prinsip etika lingkungan?
3. Bagaimana fungsi dan peran ekonomi pembangunan dalam penerapan
etika lingkungan?

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah sebagai berikut.
1. Mengetahui pentingnya etika lingkungan
2. Mengetahui prinsip-prinsip etika lingkungan
3. Mengetahui fungsi dan peran ekonomi pembangunan dalam penerapan
etika lingkungan

2
BAB II
ISI

2.1 ETIKA LINGKUNGAN


Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika
berasal dari bahasa yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan.
Ada tiga teori mengenai pengertian etika, yaitu: etika Deontologi, etika Teologi,
dan etika Keutamaan. Etika Deontologi adalah suatu tindakan di nilai baik atau
buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban.Etika
Teologi adalah baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan atau akibat suatu
tindakan. Sedangkan Etika keutamaan adalah mengutamakan pengembangan
karakter moral pada diri setiap orang.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang
mempengaruhi kelangsungan kehidupan kesejahteraan manusia dan makhluk
hidup lain baik secara langsung maupun secara tidak langsung.Jadi, etika
lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan
lingkungannya.etika lingkungan diperlukan agar setiapkegiatan yang menyangkut
lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan
tetap terjaga.
Jadi, etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam
bergaul dengan lingkungannya. Etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan
yang menyangkut lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga
keseimbangan lingkungan tetap terjaga (Soeriatmaja, 2003).
Sedangkan Menurut Keraf (2002) etika lingkungan adalah sebuah disiplin
filsafat yang berbicara mengenai hubungan moral antara manusia dengan
lingkungan atau alam semesta, dan bagaimana perilaku manusia yang seharusnya
terhadap lingkungan, jadi yang menjadi fokus perhatian etika lingkungan menurut
pengertian ini, bagaimana manusia harus bertindak, bagaimana perilaku manusia
yang seharusnya terhadap lingkungan hidup. Etika lingkungan tidak hanya
berbicara mengenai perilaku manusia terhadap alam. Etika lingkungan juga
berbicara mengenai relasi di antara semua kehidupan alam semesta, yaitu antara
manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam dan antara manusia

3
dengan makhluk hidup lain atau dengan alam secara keseluruhan. Termasuk di
dalamnya kebijakan politik dan ekonimi yang mempunyai dampak langsung atau
tidak langsung terhadap alam.
Etika, atau filsafat moral, mempunyai tujuan untuk menerangkan hakekat
kebaikan dan kejahatan. Etika sangat penting karena hidup manusia senantiasa
dikuasai oleh gagasan benar-salah. Kepentingan lain dari filsafat moral yaitu
bahwa tindakan itu penting dan cara orang bertindak dipengaruhi oleh
keyakinannya mengenai apa yang baik dan yang jahat (Teichman, 1998).

2.2 PRINSIP-PRINSIP ETIKA LINGKUNGAN


Berdasarkan pada teori etika lingkungan Keraf (2002) dan Soeriatmaja
(2003), merumuskan beberapa prinsip etika lingkungan, sebagai berikut:
1. Sikap hormat terhadap alam (respect for nature)
Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia
sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya. Seperti halnya, setiap anggota
komunitas social mempunyai kewajiban untuk menghargai kehidupan bersama
(kohesivitas social). Dengan kata lain, alam memiliki haknya untuk dihormati,
tidak saja karena kehidupan manusia bergantung pada alam. Tetapi terutama
karena kenyataan ontologis bahwa manusia adalah bagian integral dari alam,
manusia adalah anggota komunitas ekologis. Manusia berkewajiban menghargai
hak semua mahluk hidup untuk berada, hidup, tumbuh dan berkembang secara
alamiah sesuai dengan tujuan penciptaanya.
2. Prinsip tanggung jawab (moral reponsibility for nature)
Tanggung jawab ini bukan hanya bersifat individual melainkan juga
kolektif. Prinsip tanggung jawab ini menuntut manusia untuk mengambil
prakarsa, usaha, kebijakan dan tindakan secara nyata untuk menjaga alam dengan
isinya. Itu artinya kerusakan dan kelestarian alam merupakan tanggung jawab
bersama seluruh umat manusia. Dengan prinsip tanggung jawab pribadi maupun
tanggung jawab bersama tersebut. Semua manusia dituntut dan terpanggil untuk
bertanggung jawab memelihara alam semesta ini sebagai milik bersama dengan
rasa memiliki yang tinggi sehingga seakan merupakan milik pribadinya.
Tanggung jawab ini akan muncul seandainya pandangan yang dimiliki adalah
bahwa alam bukan sekedar untuk kepentingan manusia.

4
3. Soladaritas kosmis (cosmic solidarity)
Prinsip solidaritas kosmis ini selalu mendorong manusia untuk
menyelamatkan lingkungan, untuk menyelamatkan kehidupan alam ini, karena
alam dan kehidupan lainnya mempunyai nilai sama dengan kehidupan manusia.
Solidaritas kosmis berfungsi sebagai pengendali moral, semacam tabu dalam
masyarakat tradisional, untuk mengharmoniskan perilaku manusia dengan
ekosistem seluruhnya. Solidaritas kosmis berfungsi untuk mengontrol perilaku
manusia dalam batas-batas keseimbangan kosmis.
Prinsip ini berfungsi sebagai pengendali moral untuk mengharmonisasikan
manusia dengan ekosistemnya dan untuk mengontrol perilaku manusia dalam
batas-bats keseimbangan kosmis. Solidaritas ini juga mendorong manusia untuk
mengutuk dan menentang setiap tindakan yang menyakitkan binatang tertentu
atau bahakn memusnakan spesies tertentu (Soeriatmaja, 2003).
4. Prinsip kasih sayang dan keperdulian terhadap alam (caring for nature)
Prinsip kasih sayang dan kepedulian merupakan prinsip moral satu arah,
artinya tanpa mengharapkan untuk balasan. Serta tidak didasarkan pada
pertimbangan kepentingan pribadi tetapi semata-mata untuk kepentingan alam.
Diharapkan semakin mencintai dan peduli terhadap alam, manusia semakin
berkembang menjadi manusia yang matang, sebagai pribadi dengan identitas yang
kuat. Alam tidak hanya memberikan penghidupan dalam pengertian fisik saja,
melainkan juga dalam pengertian mental dan spiritual.
5. Prinsip tidak merugikan (no harm)
Prinsip tidak merugikan atau no harm, merupakan prinsip tidak merugikan
alam secara tidak perlu. Bentuk minimal berupa tidak perlu melakukan tindakan
yang merugikan atau mengancam eksistensi mahkluk hidup lain di alam semesta.
Manusia tidak dibenarkan melakukan tindakan yang merugikan sesama manusia
dan mahluk hidup lain. Pada masyarakat tradisional yang menjujung tinggi adat
dan kepercayaan, kewajiban minimal ini bisaanya dipertahankan dan dihayati
melalui beberapa bentuk tabu-tabu. Misalnya pada masyarakat perdesaan yang
masih percaya dan melakukan ritual di tempat tertentu, seperti sendang (jawa)
yaitu suatu lokasi keluarnya sumber air secara alami, dipercayai memiliki nilai
ritual tidak boleh setiap orang membuang sesuatu, tidak diperkenankan

5
melakukan kegiatan secara sembarangan, dan setiap hari-hari tertentu
dilaksanakan ritual. Siapa saja yang melakukan dipercayai akan mendapatkan
sesuatu yang kurang baik bahkan kutukan.
6. Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam
Prinsip ini menekankan pada nilai, kualitas, cara hidup, dan bukan
kekayaan, sarana, standart material. Bukan rakus dan tamak mengumpulkan harta
dan memiliki sebanyak-banyaknya, mengeksploitasi alam, tetapi yang lebih
penting adalah mutu kehidupan yang baik. Pola konsumsi dan produksi pada
manusia modern yang bermewah-mewah dalam kelimpahan dan berlebihan, yang
berakibat pada saling berlomba mengejar kekayaan harus ditinjau kembali. Hal ini
menyangkut gaya hidup bersama, apabila dibiarkan dapat menyebabkan
materialistis, konsumtif, dan eksploitatif. Prinsip moral hidup sederhana harus
dapat diterima oleh semua pihak sebagai prinsip pola hidup yang baru. Selama
tidak dapat menerima, kita sulit berhasil menyelamatkan lingkungan hidup. Untuk
menuju pola hidup sederhana orang diminta untuk tenggang rasa, tetapi karena
tidak semua orang peka untuk tenggang rasa, hasil anjuran untuk hidup sederhana
belum banyak berhasil. Tetapi etis dapat menjadi dorongan yang amat kuat,
apabila dapat dibina dengan baik. Misalnya, apabila rasa bangga untuk hidup
mewah dapat diubah menjadi rasa malu, perasaan etis ini dengan sangat efektif
akan menghambat pola hidup mewah. Contoh dalam kehidupan sehari-hari dapat
dilakukan mulai dari lingkup rumah tangga, di lembaga-lembaga pemerintahan
maupun swasta, dan juga masyarakat.
7. Prinsip keadilan
Prinsip keadilan sangat berbeda dengan prinsip-prinsip sebelumnya.
Prinsip keadilan lebih ditekankan pada bagaimana manusia harus berperilaku satu
terhadap yang lain dalam keterkaitan dengan alam semesta dan bagaimana sistem
sosial harus diatur agar berdampak positip pada kelestarian lingkungan hidup.
Prinsip keadilan terutama berbicara tentang peluang dan akses yang sama bagi
semua kelompok dan anggota masyarakat dalam ikut menentukan kebijakan
pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian alam, dan dalam ikut menikmati
pemanfatannya.
8. Prinsip demokrasi

6
Prinsip demokrasi sangat terkait dengan hahikat alam. Alam semesta
sangat beraneka ragam. Keanekaragaman dan pluralitas adalah hakikat alam,
hakikat kehidupan itu sendiri. Artinya, setiap kecenderungan reduksionistis dan
antikeanekaragaman serta antipluralitas bertentangan dengan alam dan anti
kehidupan. Demokrasi justru memberi tempat seluas-luasnya bagi
perbedaan,keanekaragaman, pluralitas. Oleh karena itu setiap orang yang peduli
terhadap lingkungan adalah orang yang demokratis, sebaliknya orang yang
demokratis sangat mungkin seorang pemerhati lingkungan.
Dalam prinsip ini manurut Soeritmaja (2002) tercakup beberapa prinsip moral
lainnya, yaitu:
a. Demokrasi menjamin adanya keanekaragaman dan pluralitas yang
memungkinkan nilai lingkungan hidup mendapat tempat untuk
diperjuangkan sebagai agenda politik dan ekonomi yang sama pentingnya
dengan agenda lain.
b. Demokrasi menjamin kebebasan dalam mengeluarkan pendapat dan
memperjuangkan nilai yang dianut oleh setiap orang dan kelompok
masyarakat dalam bingkai kepentingan bersama.
c. Demokrasi menjamin setiap orang dan kelompok masyarakat,
berpartisipasi dalam menentukan kebijakan publik dan memperoleh
manfaatnya.
d. Demokrasi menjamin sifat transparansi.
e. Adanya akuntabilitas publik.
9. Prinsip integritas moral
Prinsip integritas moral terutama dimaksudkan untuk pejabat publik.
Prinsip ini menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap dan perilaku yang
terhormat serta memegang teguh prinsip-prinsip moral yang mengamankan
kepentingan publik. Dituntut berperilaku sedemikian rupa sebagai orang yang
bersih dan disegani oleh publik karena mempunyai kepedulian yang tinggi
terhadap lingkungan terutama kepentingan masyarakat. Misalnya orang yang
diberi kepercayaan untuk melakukan Analissi Mengenai dampak Lingkungan
(Amdal) merupakan orangorang yang memiliki dedikasi moral yang tinggi.
Karena diharapkan dapat menggunakan akses kepercayaan yang diberikan dalam

7
melaksanakan tugasnya dan tidak merugikan lingkungan hidup fisik dan non fisik
atau manusia.
Kesembilan prinsip etika lingkungan tersebut diharapkan dapat menjadi
filter atau pedoman untuk berperilaku arif bagi setiap orang dalam berinteraksi
dengan lingkungan hidup sebagai bentuk mewujudkan pembangunan di segala
bidang. Baik pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan hidup atau
pembangunan berwawasan lingkungan hidup berkelanjutan. Secara diagramatis,
keterkaitan antara filsafat, logika, estetika, dan etika, dalam membentuk norma
dalam bermasyarakat yang terbentuk berdasarkan ilmu dan agama, dan
selanjutnya menjadi dasar di dalam mengkritisi etika lingkungan untuk dapat
menjadi pedoman, pandangan bagi perilaku setiap orang terhadap lingkungan
hidupnya, karena setiap orang memiliki dan mengkaji ilmu dari berbagai aspek
dan disiplin ilmu yang berbeda.

2 FUNGSI DAN PERAN EKONOMI PEMBANGUNAN DALAM


PENERAPAN ETIKA LINGKUNGAN
Hakekatnya, pelaksanaan ekonomi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungan. Ibarat suatu sistem, maka keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Dari titik pandang ekonomi yang sempit, lingkungan merupakan sumber
bahan baku alam dan energi. Pada saat penduduk dunia dan skala kegiatan
ekonomi masih relatif kecil dibanding melimpahnya sumber daya alam maka
masih dapat memberikan jaminan ketersediaan. Dengan perkembangan kemajuan
industri modern maka ketegangan dan stres lingkungan yang berupa; pencemaran
lingkungan kota, perairan dan udara, degradasi hutan dan sumber daya alam
lainnya yang menyebabkan terjadinya berbagai bencana alam seperti banjir,
longsor, kekeringan dan kelangkaan air, karhutla, sampai pada kekurangan bahan
makanan, gangguan kesehatan dan penyakit serta kemiskinan yang sudah menjadi
fenomena yang tampak di seluruh sistem ekonomi dan seluruh kehidupan baik
terjadi pada masyarakat miskin maupun kaya. 
Secara umum, ekonomi pembangunan bertujuan untuk meningkatkan mutu
hidup rakyat dan mmenuhi kebutuhan dasar (human needs) rakyat yang lebih
baik. Dalam upaya memperbaiki mutu hidup rakyat, sebagaimana tujuan dari
ekonomi pembangunan, maka kemampuan lingkungan hidup dalam mendukung

8
kehidupan pada tingkat yang lebih tinggi seharusnya dipelihara dari kerusakan.
Pemeliharaan lingkungan hidup diupayakan dalam rangka menghindari terjadinya
kepunahan kehidupan. Dengan kata lain, apabila terjadi kerusakan, kemerosotan
yang parah pada ekosistem tempat hidup manusia, maka kedepannya kehidupan
manusia akan mengalami kesulitan yang banyak. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa pembangunan berkelanjutan tidak terjadi.
Ada beberapa hal yang seyogyanya diperhatikn dalam pelaksanaan
ekonomi pembangunan dan pemanfaatan sumber-sumber alam yang dapat
diperbaharui, yaitu sebagai berikut:
1. Generasi yang akan datang harus tetap mewarisi suatu alam yang masih
penuh sumber kemakmuran untuk dapat memberi kehidupan kepada
mereka
2. Tetap adanya keseimbangan dinamis diantara unsur-unsur yang terdapat di
alam
3. Dalam penggalian sumber-sumber alam harus tetap dijamin adanya
pelestarian alam, artinya pengambilan hasil tidak sampai merusak
terjadinya autoregenerasi dari sumber alam tersebut.
4. Perencanaan kehidupan manusia hendaknya tetap dengan lingkungan dan
terciptanya kepuasan baik fisik, ekonomi, sosial, maupun kebutuhan
spritual.
Menurut KLH (1990) fungsi ekonomi pembangunan dalam penerapan
etika lingkungan dapat diukur berdasarkan tiga kriteria yaitu:
1. Tidak ada pemborosan penggunaan sumber daya alam
2. Tidak ada polusi dan dampak lingkungan lainnya
3. Kegiatannya harus dapat meningkatkan useable resources ataupun
replaceable resource
Senada dengan konsep di atas, Sutamihardja (2004), menyatakan peran
ekonomi pembangunan dalam penerapan etika lingkungan mencakup pada upaya
untuk mewujudkan terjadinya,
1. Pemerataan manfaat hasil-hasil pembangunan antar generasi yang berarti
bahwa pemanfaatan sumber daya alam untuk kepentingan pertumbuhan
perlu memperhatikan batas-batas yang wajar dalam kendali ekosistem atau

9
sistem lingkungan serta diarahkan pada sumber daya alam replaceable  dan
menekankan serendah mungkin eksploitasi sumber daya
alam irreplaceable.
2. Safeguarding  atau pengamanan terhadap kelestarian sumber daya alam
dan lingkungan hidup yang ada dan pencegahan terjadi gangguan
ekosistem dalam rangka menjamin kualitas kehidupan tetap baik bagi
generasi mendatang. 
3. Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam semata untuk kepentingan
mengejar pertumbuhan ekonomi demi kepentingan pemerataan
pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan antargenerasi. 
4. Mempertahankan kesejahteraan rakyat (masyarakat) yang berkelanjutan
baik masa kini maupun masa yang mendatang (inter temporal). 
5. Mempertahankan manfaat pembangunan ataupun pengelolaan sumberdaya
alam dan lingkungan yang mempunyai dampak manfaat jangka panjang
ataupun lestari antargenerasi
6. Menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan manusia antargenerasi sesuai
dengan habitatnya.

Dari sisi ekonomi Fauzi (2004), setidaknya ada tiga alasan utama (faktor)
mengapa ekonomi pembangunan harus berpedoman pada etika lingkungan, yaitu:
1. Menyangkut alasan moral. Generasi kini menikmati barang dan jasa yang
dihasilkan dari sumber daya alam dan lingkungan, sehingga secara moral
perlu untuk memerhatikan ketersediaan sumber daya alam tersebut untuk
generasi mendatang. Kewajiban moral tersebut mencakup tidak
mengekstraksi sumber daya alam yang dapat merusak lingkungan, serta
dapat menghilangkan kesempatan bagi generasi mendatang untuk
menikmati layanan serupa.
2. Menyangkut alasan ekologi, Keanekaragaman hayati misalnya, memiliki
nilai ekologi yang sangat tinggi, oleh karena itu aktivitas ekonomi
semestinya tidak diarahkan pada kegiatan pemanfaatan sumber daya alam
dan lingkungan semata yang pada akhirnya dapat mengancam fungsi
ekologi.

10
BAB III
PENUTUP

4. KESIMPULAN
Dari makalah yang telah disajikan dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. Etika lingkungan adalah sebuah disiplin filsafat yang berbicara mengenai
hubungan moral antara manusia dengan lingkungan atau alam semesta,
dan bagaimana perilaku manusia yang seharusnya terhadap lingkungan,
jadi yang menjadi fokus perhatian etika lingkungan menurut pengertian
ini, bagaimana manusia harus bertindak, bagaimana perilaku manusia yang
seharusnya terhadap lingkungan hidup.
2. Berdasarkan pada teori etika lingkungan Keraf (2002) dan Soeriatmaja
(2003), dapat dirumuskan beberapa prinsip etika lingkungan, sebagai
berikut: a) Sikap hormat terhadap alam (respect for nature), b) Prinsip
tanggung jawab (moral reponsibility for nature), c) Soladaritas kosmis
(cosmic solidarity), d) Prinsip kasih sayang dan keperdulian terhadap alam
(caring for nature), d) Prinsip tidak merugikan (no harm), e) Prinsip hidup
sederhana dan selaras dengan alam, f) Prinsip keadilan, g) Prinsip
demokrasi, h) Prinsip integritas moral.
3. Fungsi ekonomi pembangunan dalam penerapan etika lingkungan dapat
diukur berdasarkan tiga kriteria yaitu: a) Tidak ada pemborosan
penggunaan sumber daya alam, b) Tidak ada polusi dan dampak
lingkungan lainnya, c) Kegiatannya harus dapat meningkatkan useable
resources ataupun replaceable resource. Peran ekonomi pembangunan
dalam penerapan etika lingkungan mencakup pada upaya untuk
mewujudkan terjadinya: a) Pemerataan manfaat hasil-hasil pembangunan
antar generasi, b) Safeguarding  atau pengamanan terhadap kelestarian
sumber daya alam dan lingkungan hidup, c) Mempertahankan
kesejahteraan rakyat (masyarakat) yang berkelanjutan baik masa kini
maupun masa yang mendatang (inter temporal), d) Mempertahankan
manfaat pembangunan ataupun pengelolaan sumberdaya alam dan

11
lingkungan, dan e) Menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan manusia
antargenerasi sesuai dengan habitatnya.

5. SARAN
Disarankan kepada pembaca dengan adanya makalah ini dapat digunakan
sebagai acuan dalam menerapkan nilai-nilai dan sikap lingkungan yang baik serta
bijaksana dalam memelihara keseimbangan lingkungan sehari-hari.

12
DAFTAR PUSTAKA

Al-Muhdhar, M., H., I. 2012. Pemahaman dan Keterampilan Siswa dalam


Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Penerapan E-Media. Jurnal Ilmu
Pendidikan. 18(1) 8-16.
Abdurahman. 2003. Pembangunan Berkelanjutan dalam Pengelolaan Sumber
Daya Alam Indonesia. Makalah disampaikan pada Seminar Pembangunan
Hukum Nasional VIII pada 14-18 Juli 2003.
Adisendjaja. Y. H. 2003. Analisis Dampak Pembangunan Terhadap Lingkungan
(Suatu tinjauan ekologis). Dibacakan pada Musyawarah kerja Nasional
Jaringan Himpunan Mahasiswa Biologi Indonesia (JHMBI) dan Seminar
Lingkungan Hidup di Bandung.
Becker, P. 2014. Sustainability Science: Managing Risk And Resilience For
Sustainable Development. Amsterdam: Elsevier.
Elliot, Robert. 1993. Environmental Ethics, A Companion to Ethics. Black Well
Companion to Philosophy (Ed.) Peter Singer. Oxford: Blackwell
Publishers.
Fauzi.A. 2004, Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Teori dan Aplikasi,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Jaya, A. 2004. Konsep Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development).
Disertasi. Bandung: Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Kementrian Negara Lingkungan Hidup. 2009. BukuPanduan 2010: ADIWIYATA;
Wujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan. Jakarta Timur:
Asdep Urusan Edukasi dan Komunikasi Lingkungan. Deputi Bidang
Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementrian
Lingkungan Hidup.
Keraf,A. S. 2002.Etika Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas
Runa, I Wayan. 2012. Pembangunan Berkelanjutan Berdasarkan Konsep Tri Hita
Karana untuk Kegiatan Ekowisata.Jurnal Kajian Bali 2(1), hal 149-162.
Sadono, G. & Antonius. 1996. Limbah Domestik. Makalah disajikan dalam
Kegiatan Penyuluhan Lingkungan Hidup Pengurus PKK Kotamadia
Malang, tanggal 18 September.

13
Saptari, A., Manurung, R. C., Sukinan, N., Warlina, N., Saptari, A. 2014.
Manajemen Pembangunan dan Lingkungan (Edisi 2). Tangeran Selaran:
Universitas Terbuka.
Somptotan, H. 2016. Prinsip-Prinsip Pembangunan Berkelanjutan dalam
Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir. Jurnal Hukum Unsurat, 22 (7), hal 1-7.
Soeriaatmadja, R.E.2003.Ilmu Lingkungan.Bandung: ITB
Sutamihardja, 2004 Perubahan Lingkungan Global; Program Studi Pengelolaan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana; IPB.
Teichman, Jenny. 1998. Etika Sosial. Yogykarta: Kanisius
UCLG.tt.Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta: UCLG ASPAC

14

Anda mungkin juga menyukai