Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MAKALAH ETIKA BISNIS DAN PROFESI

“ETIKA BISNIS DAN LINGKUNGAN BISNIS”

Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi

Dosen Pengampu:

Drs. Syamsul Bahri, M.Si, Ak, CA

Disusun Oleh :

Vinsensius Ferer Ervinando (191622019152283)

Nita Anastasya (191622019152529)

Yolanda Kristina Dewi (2026220191153288)

PROGRAM STUDI AKUTANSI REGULAR B


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Etika Bisnis dan Lingkungan Bisnis” untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika
Bisnis dan Profesi dengan tepat waktu.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Kami sadar dalam penyusunan makalah ini tentunya ditemui berbagai kesalahan, baik
mengenai bahasa, susunan atau penulisannya. Untuk itu kami sebagai manusia yang tidak pernah
luput dari kesalahan dan kekhilafan serta keterbatasannya kemampuan kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca.
Demikian makalah ini kami susun, akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Harapan kami makalah ini dapat
membantu dalam proses belajar mengajar dan bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 21 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

2.1 Etika Bisnis .......................................................................................................... 3

2.2 Lingkungan Bisnis ................................................................................................ 3

2.3 Hubungan Bisnis dan Lingkungan Bisnis .............................................................. 4

2.4 Lingkungan Internal dan Eksternal ....................................................................... 5

2.4.1 Lingkungan Internal ..................................................................................... 5

2.4.2 Lingkungan Eksternal .................................................................................. 7

2.4.3 Hubungan Lingkungan Eksternal dan Internal Dalam Organisasi ................. 9

2.5 Etika Lingkungan Hidup ....................................................................................... 9

2.6 Prinsip-Prinsip Etika Lingkungan Hidup ............................................................... 13

2.7 Contoh Kasus ....................................................................................................... 14

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 17

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 17

3.2 Saran .................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia, selalu diikuti oleh norma-
norma dan etika yang harus dipenuhi supaya tidak mengganggu dan merugikan orang
lain, termasuk dengan bisnis. Suatu organisasi tidak akan pernah lepas dari faktor-faktor
lingkungannya. Hal ini dikarenakan dalam menjalankan roda organisasi selalu mengalami
ketergantungan antar unsur-unsur yang ada di dalamnya. Setiap perubahan dalam
lingkungan bisnis yang bersifat mikro maupun makro akan berdampak secraa langsung
maupun tidak langsung pada kehidupan organisasi. Perusahaan harus mampu beroperasi
secara optimal dalam kondisi lingkungan yang hampir selalu mengalami perubahan setiap
waktu. Jika perushaaan tidak dapat meresponnya dengan baik akan berdampak buruk
terhadap kondisi bisnis usahanya.
Bisnis yang etis adalah bisnis yang dapat memberi manfaat maksimal pada
lingkungan, bukan sebaliknya, menggerogoti keserasian lingkungan. Kerusakan
lingkungan pada dasarnya berasal dari dua sumber yaitu polusi dan penyusutan sumber
daya. Etika lingkungan disini tidak hanya membicarakan mengenai perilaku manusia
terhadap alam, namun berbicara mengenai relasi diantara semua kehidupan alam
semesta, antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak terhadap alam, dan
antara manusia dengan makhluk lain atau dengan alam secara keseluruhan, termasuk
dengan kebijakan politik dan ekonomi yang berhubungan atau berdampak langsung atau
tidak dengan alam.
Lingkungan organisasi dapat dibedakan atas lingkungan eskternal dan lingkungan
internal. Lingkungan eksternal adalah faktor-faktor yang mempengruhi oragnisasi dari
luar organisasi, sedangkan lingkungan internal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
dari dalam organisasi. Terus-menerus mempelajari kondisi lingkungan dan melakukan
penyesuaian-penyesuaian yang dibutuhkan adalah kunci agar suatu organisasi dapat
bertahan. Segala sesuatu yang dilakukan manusia akan berhasil baik jika dilakukan
dengan cara yang benar dan sesuai dengan aturan- aturan moral yang berlaku.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan etika bisnis?
2. Apa yang dimaksud dengan lingkungan bisnis?
3. Bagaimana hubungan etika bisnis dan lingkungan bisnis?
4. Apa saja lingkungan internal dan eksternal dalam bisnis?
5. Apa yang dimaksud etika lingkungan hidup?
6. Apa saja prinsip – prinsip etika lingkungan hidup?
7. Bagaimana contoh kasus etika dalam lingkungan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memberikan pengertian tentang etika bisnis
2. Untuk memberikan pengertian tentang lingkungan bisnis
3. Untuk memberikan pengetahuan tentang hubungan etika bisnis dan lingkungan bisnis
4. Untuk memberikan pengetahuan tentang faktor-faktor lingkungan internal dan
eksternal
5. Untuk memberikan pemahaman tentang etika lingkungan hidup
6. Untuk memberikan pemahaman tentang prinsip-prinsip etika lingkungan hidup
7. Untuk mengetahui contoh kasus etika dalam lingkungan hidup

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Etika Bisnis


Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Semua keterkaitan ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil), sesuai
dengan hukum yang berlaku tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan
di masyarakat. Etika bisnis mengatur tentang kebiasaan dan perilaku bisnis yang jujur dan
berintegritas sedangkan lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosio-psikologis.
Menurut Hill dan Jones (1998) etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk
membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin
perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang
terkaitdengan masalah moral yang kompleks. Velasques (2002), etika bisnis merupakan
studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada
standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
Etika bisnis berkaitan dengan lingkungan karena bisnis berada dilingkungan. Etika
bisnis dipengaruhi oleh lingkungan dan lingkungan juga dipengaruhi oleh etika bisnis.
Lingkungan disini dibagi menjadi lingkungan intern dan ekstern. Lingkungan intern ini
dimungkinkan untuk dikendalikan oleh para pelaku bisnis, sehingga dapat diarahkan sesuai
dengan keinginan perusahaan sedangkan lingkungan ekstern yaitu lingkungan yang berada
diluar kegiatan bisnis yang tidak mungkin dapat dikendalikan begitu saja oleh para pelaku
bisnis sesuai dengan keinginan perusahaan. pelaku bisnislah yang harus mengikuti
”kemauan” lingkungan ekstern, agar kegiatan bisnis bisa ”selamat” dari pengaruh
lingkungan tersebut.

2.2 Lingkungan Bisnis


Lingkungan (environment) dapat diartikan keseluruhan unsur-unsur yang dapat
saling berhubungan dan saling mempengaruhi terhadap suatu keadaan dan kegiatan tertentu.

3
Di lingkungan terdiri dari unsur fisik dan nonfisik. Di dalam dunia bisnis, unsur fisik
misalnya teknologi, kondisi alam dan pemasok sedangkan unsur non fisik dapat berupa adat
istiadat masyarakat, kondisi ekonomi dan norma.
Bisnis (business) terdiri atas seluruh aktifitas dan usaha untuk mencari keuntungan
dengan menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan bagi sistem perekonomian. Inti dari
setiap usaha bisnis adalah adanya pertukaran antara pembeli dan penjual. Dari kedua definisi
diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa pengertian lingkungan bisnis adalah faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung terhadap manaje-
men organisasi atau aktifitas usaha. Lingkungan organisasi dapat dibedakan atas lingkungan
eksternal dan lingkungan internal. Lingkungan eksternal terdiri atas faktor – faktor
yang mempengaruhi organisasi dari luar batas organisasi, sedangkan lingkungan internal
meliputi faktor – faktor yang ada di dalam organisasi yang berpengaruh terhadap manajemen
organisasi.

2.3 Hubungan Etika Bisnis dan Lingkungan Bisnis


Bisnis merupakan kegiatan yang berhubungan dan berkepentingan dengan
lingkungan, dengan kata lain bisnis merupakan kegiatan pengelolaan sumber-sumber
ekonomi yang disediakan oleh lingkungan. Lingkungan bisnis merupakan seluruh karakter
dan faktor yang dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak terhadap bisnis.
Hubungan etika bisnis dan lingkungan merupakan bentuk pengendalian tindakan atau
perilaku bisnis terhadap lingkungan disekitar bisnis. Lingkungan intern meliputi tenaga
kerja, peralatan dan lain-lain. Lingkungan extern yang mempengaruhi etika dalam bisnis
yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro, lingkungan mikro yaitu pemerintah, pesaing,
publik, dan konsumen. Lingkungan makro yaitu demografi, sosial politik, dan sosial budaya.
Hubungan bisnis dan lingkungan bisnis merupakan kegiatan yang berhubungan dan
berkepentingan dengan lingkungan, dengan kata lain bisnis merupakan kegiatan pengelolaan
sumber-sumber ekonomi yang disediakan oleh lingkungan.
Di samping itu bisnis tidak terlepas dengan adanya faktor-faktor lingkungan yang
mendukung maupun yang menghambat atas tujuan yang ingin dicapai bisnis. Di lain pihak
lingkungan bisnis merupakan seluruh karakter dan faktor yang dapat mempengaruhi baik
secara langsung maupun tidak terhadap bisnis. Sebaliknya bisnis dapat secara langsung
4
maupun tidak dapat mempengaruhi atau menciptakan pengaruh terhadap lingkungannya.
Oleh karena itu interaksi antara bisnis dan lingkungannya atau sebaliknya menjadi tema
pencermatan yang cukup penting dan sangat urgen bagi kegiatan bisnis terhadap masyarakat.
Sehingga eksistensi bisnis layak diterima atau memberikan pengaruh tertentu yang positif
atau negatif terhadap lingkungannya. Secara umum lingkungan bisnis dapat kita
kelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal.

2.4 Lingkungan Internal dan Eksternal


2.4.1 Lingkungan Internal
Merupakan factor-faktor yang ada di dalam organisasi yang berpengaruh terhadap
manajemen operasi. Adapun pengaruh dari lingkungan internal terhadap organisasi secara
singkat dapat diemukakan sebagai berikut :
a. Visi-misi
Visi diartikan sebagai gambaran kondisi atau potret dimasa depan (berjangka
panjang) yang akan dituju oleh sebuah organisasi. Sementara itu misi adalah pernyataan
mengenai maksud dan filosofi organisasi atau alasan mengepa sebuah orgaisasi eksis.
Setiap tingkatan manajemen harus memahami sepenuhnya apa yang menjadi visi dan
misi organisasi.
b. Budaya Perusahaan
Budaya adalah sistem dari kebersamaan nilai, kepercayaan, dan kebiasaan di
dalam sebuah organisasi yang berinteraksi dengan struktur formal yang menghasilkan
norma perilaku dalam organisasi. Ia merupakan iklim social dan psikologis dari ebuah
perusahaan, dan wujudnya bisa merupakan budaya yang tertuutuo atau terbuka. Dalam
budaya tertutup keutusan cendrung dibuat oleh tingkatan yang leih tinggi dalam
menajemen. Manajer kurang begitu percaya pada bawahan, banyak kerahasiaan di
seluruh jajaran organisasi, dan karyawan tak terdorong untuk kreatif atau terlibat dalam
pemecahan masalah. Sebaliknya, dalam budaya terbuka keputusan dibuat pada tingkatan
manajemen yang lebih rendah, kepercayaan terhadap bawahan atau karyawan cukup
besar dan karyawan di dorong agar keatif dan diikut sertakan dalam pemecahan
masalah.

5
c. Gaya Manajemen
Sikap dan preferrensi atasan mempengaruhi bagaiman sebuah tugas dilaksanakan.
Masalah dapat jika gaya manajerial dari manajer yang lebih tinggi berbeda dengan
manajer tingkat bawah. Secara umum, manajer tingkat bawah harus menyesuaikan diri
dengan gaya dari atasan.
d. Kebijakan
Kebijakan menetapkan batasan sebagai batasan seabagai arahan dalam membuat
keputusan. Kebijakan yang dibuat oleh manajer tingkat bawah harus selaras dengan
dengan kenijakan dari manajer yang lebih tinggi. Kebijakan seringkali dimaksudkan
untuk menjamin konsistensi dalam praktik misalnya mengenai kapan dan bagaimana
kinerja dinilai.
e. Karyawan
Karyawan berbeda-beda satu sama lain dalam berbagai hal sperti kecakapan,
sikap, tujuan pribadi, dan kepribadian. Akibatnya, perilaku seorang manajer yang efektif
dengan seorang karyawan mungkin tidak efektif dengan karyawan lain. Pada kasus yang
ekstrem karyawan mungkin berbeda satu sama lain sehingga hampir tak mungkin
dikelola sebagai sebuah kelompok. Agar bisa efektif, manajer harus mempertimbangkan
perbedaan, baik individual maupun kelompok.
f. Organisasi Informal
Anggota organisasi akan menjumpai dua jenis organisasi di dalam perusahaan,
yaitu formal dan tidak formal (informal). Organisasi formal ditunjukkan oleh bagan
struktur organisasi dan uraian jabatan. Organisasi informal adalah hubungan yang
berkembang dan pola interaksi manusia di dalam organisasi yang tidak ditetapkan
secara resmi. Organisasi informal dapat berdampak positif atau negative terhadap
jalannya kegiatan perusahaan.
g. Hubungan antar unit
Manajer harus memahami benar hubungan antar divisi atau departemen yang ada
dan harus memanfaatkan hubungan tersebut secara maksimal. Jika pekerjaan sebuah
divisi tergatung pada divisi lain dalam arus kerja, maka manajer harus memahami
bahwa kerjasama dengan divisi-divisi lain sangat dibutuhkan jika pekerjaan harus
diselesaikan secara efisien atau produktivitas divisi ingin ditingkatkan.
6
2.4.2 Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal adalah semua faktor atau pihak – pihak atau variabel
dinamis yang berada di luar bisnis atau perusahaan. Secara makro sebenarnya banyak
variabel yang terkait ddengan lingkungan eksternal perusahaan. Lebih jelas lagi dinyatakan
bahwa jika perusahaan didirikan di suatu daerah atau negara atau didalam suatu sistem
masyarakat, maka praktis perusahaan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan
masyarakat ini. Dengan perkataan lain dapat dikemukakan bahwa perusahaan yang
didirikan di masyarakat merupakan sub sistem masyarakat yang sudah tentu dituntut untuk
berperilaku harmoni dengan semua unsur – unsur di dalam masyarakat. Lingkungan
eksternal dari sebuah organisasi pada umumnya dibedakan atas lingkungan umum dan
lingkungan khusus (juga disebut lingkungan tugas) yang meliputi pemasok,pelanggan,
pesaing, pembuat peraturan, dan serikat pekerja.
1. Lingkungan Umum
Lingkungan umum terdiri dari kondisi-kondisi latar belakang dalam lingkungan
eksternal yang dapat berpengaruh besar terhadap kegiatan operasional dari sebuah
organisasi. Lingkungan ini meliputi :
a. Kondisi Ekonomi
Yaitu kondisi umumdari perekonomian yang berkaitan dengan suku bunga,
inflasi, konvertibilitas mata uang, tingkat penghasilan perkapita, roduk domestic
bruto, kebijakan moneter dan fiscal, sistem perpajakan, penduduk, pengangguran,
tingkat upah dan indicator ekonomi lainnya yang berkaitan.
b. Kondisi Sosial-Budaya
Kondisi umum dari nilai-nilai social yang berlaku mengenai hak asasi manusia,
adat-istiadat, norma, nilai, kepercayaan, bahasa, sikap, perilaku, bahasa, agama,
selera, aspirasi, tend pendidikan dan lembaga social terkait.
c. Kondisi Hukum – Politik
Yaitu Ideologi politik, partai dan orgnisasi politik, bentuk pemerintah, hokum,
undang-undang dan peraturan pemerintah yang mempengaruhi transaksi bisnis,
perjanjian dengan Negara lain, hak paten dan merek dagang.

7
d. Kondisi Teknologis
Yaitu kondisi umum dari pengembangan dan tersedianya teknologi di dalam
lingkungan, termasuk kemajuan ilmu pengetahuan.
e. Kondisi Lingkungan Alam
Merupakan kondisi umum dari alam dan kondisi lingkungan fisik. Perbedaan
dalam factor-faktor yang berkaitan tersebut akan sangat terasa bagi organisasi yang
beroperasi international. Kondisi dalam lingkungan umum tersebut banyak berbeda
dalam satu Negara dengan Negara-negara lainnya. Para manajer yang berhasil dari
organisasi yang beroperasi international dapat memahami berbagai perbedaan ini dan
membantu organisasi dalam membuat penyesuaian operasional yang diperlukan.

2. Lingkungan Khusus
Lingkungan khusus terdiri atas organisasi, kelompok, perorangan yang actual
dengan siapa sebuah organisasi harus berinteraksi agar dapat beroperasi dan
berkembang. Seingkali disebut juga lingkungan tugas, lingkungan ini berbeda untuk
setiap organisasi, tergantung situasi dan domain operasi yang unik dari organisasi.
Elemen – elemen penting dalam lingkungan khusus dari sebuah organisasi meliputi :
a. Pelanggan
Yaitu kelompok individu dan organisasi konsumen atau nasabah tertentu yang
membeli barang dari organisasi dan atau menggunakan jasanya.
b. Pemasok
Pemberi sumberdaya manusia, informasi dan keuangan serta bahan mentah tertentu
yag dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi.
c. Pesaing
Organisasi tertentu yang menawarkan barang dan jasa yang sama atau serupa kepada
kelompok konsumen atau nasabah yang sama.
d. Pembuat Peraturan
Badan atau perwakilan pemerintah pada tingkat lokal, daerah dan pusat sebagai
penegsk hokum dan perturan yang berpengaruh terhadap kegiatan operasional
organisasi.

8
e. Serikat Pekerja
Yaitu organisasi yang menghimpun para pekerja untuk memperjuangkan aspirasi
para anggotanya.

2.4.3 Hubungan Lingkungan Eksternal dan Internal dalam Organisasi


Lingkungan eksternal sebagai sumber untuk pemasok dari sumber daya dan
konsumen dari output. Seberapa besar lingkungan ini dapat mendukung organisasi dapat
membawa dampak terhadap operasi dan kinerja organisasi. Hubungan yang baik dengan
para pemasok akan lebih menjamin kelancaran masuknya sumber daya yang dibutuhkan
dan pelanggan yang merasa puas akan mendukung permintaan terhadap barang dan jasa
yang dihasilkan.
Lingkungan internal berpengaruh langsung terhadap tingkat kemampuan dalam
proses yang meliputi ketiga subsistem yang ada di dalam sistem organisasi, yaitu
masukan (input), transformasi, dan keluaran (output).

2.5 Etika Lingkungan Hidup


Persoalan lingkungan hidup (hubungan dan keterkaitan antara manasia dengan alam
dan pengaruh tindakan manusia terhadap kerusakan alam) baru mulai disadari pada paruh
abad ke-20, bersamaan dengan pesatnya pertumbuhan bisnis modern dan dukungan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kesadaran ini mulai muncul setelah ada indikasi
bahwa pertumbuhan ekonomi global yang ditulangpunggungi oleh perusahan- perusahaan
raksasa berskala global telah mengancam eksistensi bumi. Sebagaimana dikatakan oleh
bertens (2001), pertumbuhan ekonomi global saat ini telah memunculkan enam persoalan
lingkungan hidup:
a. Akumulasi bahan beracun
Terjadi karena pabrik-pabrik membuang limbahnya ke saluran -saluran yang pada
akhirnya mengalir ke sungai- sungai dan laut. Ada pula kapal- kapal tangki raksasa yang
bermuatan minyak mentah mengalami kebocoran atau tenggelam sehingga minyak
mentahnya tumpah dan mencemari air laut. Selain pencemaran air, munculnya pabrik-
pabrik juga mengakibatkan pencemaran udara, yang dihasilkan dari asap pabrik, knalpot
kendaraan bermotor yang jumlahnya semakin tidak terkendali.

9
b. Efek rumah kaca (greenhouse effect) Pada bulan desember 2007, Indonesia mendapat
kehormatan menjadi tuan rumah konferensi perserikatan bangsa (PBB) tentang
perubahan iklim yang diadakan di bali yang dihadiri oleh utusan pemerintah, pejabat pbb,
dan pakar lingkungan dari hamper seluruh negara di dunia. Konferensi ini dapat
dikatakan cukup berhasil karena seluruh peserta telah menyadari bahaya pemanasan
global serta sepakat untuk Bersama- sama mengulangi dan memberikan kontribusi nyata,
termasuk dalam hal pendanaan untuk mengulangi permasalahan akibat pemanasan global.
Hal ini menunjukan bahwa pemerintah, para pakar, dan masyarakat dunia telah sangat
menyadari bahaya dari pemanasan global dan mulai menganggap penting upaya Bersama
untuk mengatasi permasalahan ini. Para ahli mengatakan bahwa salah satu penyebab
terjadinya pemansan global adalah akibat efek rumah kaca (greenhouse effect). Hawa
panas yang diterima bumi dari sinar matahari terhalang dan terperangkap tidak dapat
keluar dari atmosfer bumi oleh partikel-partikel gas polutan atau yang sering disebut gas
rumah kaca. Gas-gas yang memenuhi atmosfer bumi tersebut, diantaranya berupa: karbon
dioksida (CO2), metana (CH4), ozon (O3), nitrogen oksida (Nox), dan chloro-fluoro-
carbon (CFC). Menurut laporan para ilmuan dari Badan Antariksa AS (NASA) dan Pusat
Data Es dan Salju Nasional AS yang telah memantau satelit sejak tahun 1979, seluruh es
di Antartika pada tahun 2005 tidak lagi menutupi areal sebagaimana pada tahun 1979
(dalam Nasru Alam Aziz: Kompas, 13 Desember 2006). Mencairnya es di Antartika ini
tentu saja berakibat pada kenaikan permukaan laut di dunia. Bisa dibayangkan akibatnya
bagi Indonesia yang wilayahnya terdiri dari puluhan ribu pulau yang dikelilingi oleh laut
dan samudera. Bila pemanasan global tidak dapat dikendalikan, maka sebagaimana
diprediksi oleh Nasru Alam Aziz, pada abad ke-21 ini kenaikan permukaan air laut akan
menggenangi daratan sejauh 50 meter dari garis pantai dan akan menengglamkan ribuan
pulau kecil di Indonesia.Gas polutan penyebab pemanasan global sebagian besar dari
pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara), yang saat ini masih menjadi
sumber energi terbesar di dunia untuk industri, transportasi, dan keperluan rumah tangga.
Gas metana berasal dari pembakaran sampah kota dan chloro-fluoro-carbon (CFC) yang
banyak digunakan untuk penyejuk ruangan (AC), kulkas, industri plastik, dan sebagai gas
pendorong pada aerosol.

10
c. Perusakan Lapisan Ozon (O3)
Kegunaan lapisan ozon (O3) bagi bumi dan seluruh isinya adalah untuk melindungi
semua kehidupan di bumi dari sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh sinar matahari.
Bahaya radiasi sinar ultraviolet ini, antara lain bisa menyebabkan kangker kulit,
penurunan sistem kekebalan tubuh, katarak, serta kerusakan bentuk-bentuk (spesies)
kehidupan di laut dan di darat. Fungsi utama lapisan ozon adalah untuk menyaring atau
memperlemah daya sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh sinar matahari sebelum
memasuki bumi. Lapisan ini ada pada ketinggian sekitar 20-30 km di atas permukaan
bumi.
Ada laporan bahwa bukan saja telah terjadi penipisan lapisan ozon, tetapi juga telah
terjadi perobekan sehingga menimbulkan lubang pada bagian tertentu dari lapisan ozon
tersebut. Penyebab paling utama dari kerusakan lapisan ozon ini adalah gas polutan yang
disebut chloro-fluoro-carbon (CFC). Sebagai mana telah dijelaskan sebelumnya, CFC
banyak digunakan untuk penyejuk ruangan (AC), kulkas, industri pelastik dan busa, dan
aeruson. Penggunaan kulkas sebagai alat pendingin atau pengawet bahan makanan dan
minuman yang makin meluas dalam industri perhotelan, ketering, pasar-pasar swalayan,
industri pengolahan daging dan ikan segar, rumah tangga, dan sebagainya makin
meningkatkan produksi gas CFC tersebut. Bila ini tidak dapat dikendalikan, maka gas
polutan CFC ini akan makin banyak memenuhi lapisan ozon sehingga dapat
membahyakan lapisan ozon tersebut.
d. Hujan Asam (Acid Rain)
Pendirian pabrik-pabrik di banyak kawasan industri oleh hampir semua negara demi
memacu pertumbuhan ekonomi tanpa disertai program pengendalian limbah asap telah
mengakibatkan banyaknya volume asap hitam pekat ini kemudian menyatu dengan udara
dan awan, yang pada gilirannya menurunkan hujan asam (acid rain) ke bumi disekitar
awan tersebut. Sejak beberapa dekade terakhir ini, terutama di kawasan industri padat
negara-negara maju seperti AS, Kanada, Jerman, Belanda, dan sebagainya, sudah sering
basahi oleh air hujan asam. Hujan asam ini ternyata sangat berbahaya bagi kehidupan di
bumi. Bila ini terus berlangsung, maka hujan asam itu dapat merusak hutan, mencemari
air danau dan bahkan merusak gedung-gedung.

11
Sebagai mana dikatakan oleh Bartens (2000), pada tahun 1988 dilaporkan bahwa akibat
hujan asam yang menimpa Kanada telah menyebabkan sekitar 14.000 danau menjadi
mati (dalam arti tidak lagi mengandung kehidupan) dan 14% dari pohon sugar maple
telah mati.
e. Deforestasi dan Penggurunan
Hutan mempunyai fungsi dan kegunaan yang sangat besar untuk kepentingan lingkungan
hidup dan untuk menjamin kelangsungan dan kelestarian bumi dan seluruh isinya. Fungsi
dan kegunaan hutan antara lain: menjadi unsur penting dalam mata rantai proses
transformasi awan menjadi hujan, menjaga konservasi atau reservoir air tanah, mencegah
erosi, menyerap gas karbon dioksida sehingga mengurangi bahan polutan yang
mencemari udara dan atmosfir bumi, konserfasi beragam spesies flora dan fauna sebagai
sumber bahan makanan, minuman, obat-obatan, dan kebutuhan hidup lainnya baik yang
diketahui manfaatnya maupun yang belum, dan sekaligus untuk mata rantai beragam
kehidupan guna menunjang keseimbangan ekosistem. Hutan juga menghasilkan kayu,
rotan, dan jenis hasil hutan lainnya yang mempunyai nilai ekonomis sangat tinggi.
Mengetahui bahwa hutan menyimpan harta karun terpendam dan didukung oleh
keserakahan manusia untuk mengumpulkan kekayaan, maka manusia dengan dukungan
teknologi maju mulai berlomba-lomba memburu kayu dan berbagai jenis hasil hutan
lainya. Konsekuensi logis dan eksploitasi hutan tak terkendali iniadalah timbulnya
penyempitan areal hutan serta perusakan hutan yang masih tersisa.
Akibat negatif dari penyempitan dan perusakan hutan ini, antara lain: terjadi erosi dan
banjir yang meluas, berkurangnya fungsi hutan untuk menyerap gas polutan, musnah atau
berkurangnya spesies flora dan fauna tertentu, meluasnya penggurunan daratan,
menurunnya kualitas kesuburan tanah, berkurangnya cadangan air tanah, serta terjadi
perubahan pola cuaca. Akibat lanjutan dari proses penggundulan dan perusakan hutan ini
adalah berkurangnya kapasitas produksi hasil pertanian karena perubahan pola cuaca,
berkurangnya kesuburan tanah dan mempercepat proses pemanasan global.
f. Keanekaragaman Hayati (biodiversity)
Keanekaragaman hayati adalah keragaman berbagai bentuk dan jenis kehidupan (species)
di bumi ini. Keanekaan hayati ini juga berfungsi sebagai unsur-unsur dalam mata rantai
kehidupan yang membentuk satu-kesatuan sistem kehidupan yang utuh, sekaligus
12
menjaga keseimbangan alam sebagai suatu sistem. Indonesia dan negara-negara di daerah
tropis lebih memungkinkan untuk muncul dan berkembangnya lebih banyak jenis dan
bentuk kehidupan baik di darat maupun di laut. Keragaman ini tentunya dapat meperkaya
jenis-jenis bahan makanan dan obat-obatan, bahan baku industri dan sebagainya.
Keragaman jenis dan bentuk hehidupan ini juga memperkaya dan memperindah alam
sehingga sangat menunjang industri pariwisata.
Namun dengan terjadinya pencemaran lingkungan, perusakan hutan, dan pemanasan
global, secara pasti telah menyebabkan berkurangnya populasi jenis-jenis (species)
kehidupan tertentu seperti penyempitan dan perusakan hutan di Jawa dan Bali, misalnya,
secara nyata telah mengancam keberadaan jenis dan bentuk kehidupan satwa tertentu atau
bahkan mungkin telah punah, seperti misalmya; harimau jawa, gajah jawa, burung
rajawali, burung jalak bali, dan sebagainya.

2.6 Prinsip – prinsip Etika Lingkungan Hidup


1. Sikap Hormat terhadap Alam
Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari
alam semesta seluruhnya
2. Prinsip Tanggung Jawab
Tanggung jawab ini bukan saja bersifat individu melainkan juga kolektif yang menuntut
manusia untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan dan tindakan bersama secara nyata
untuk menjaga alam semesta dengan isinya.
3. Prinsip Solidaritas
Yaitu prinsip yang membangkitkan rasa solider, perasaan sepenanggungan dengan alam
dan dengan makluk hidup lainnya sehigga mendorong manusia untuk menyelamatkan
lingkungan.
4. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian
Prinsip satu arah , menuju yang lain tanpa mengaharapkan balasan, tidak didasarkan
kepada kepentingan pribadi tapi semata-mata untuk alam.

13
5. Prinsip “No Harm”
Yaitu Tidak Merugikan atau merusak, karena manusia mempunyai kewajiban moral dan
tanggung jawab terhadap alam, paling tidak manusia tidak akan mau merugikan alam
secara tidak perlu
6. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam
Pola konsumsi dan produksi manusia modern harus dibatasi. Prinsip ini muncul didasari
karena selama ini alam hanya sebagai obyek eksploitasi dan pemuas kepentingan hidup
manusia.
7. Prinsip Keadilan
Prinsip ini berbicara terhadap akses yang sama bagi semua kelompok dan anggota
masyarakat dalam ikut menentukan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan
pelestarian alam, dan dalam ikut menikmati manfaat sumber daya alam secara lestari.
8. Prinsip Demokrasi
Prinsip ini didasari terhadap berbagai jenis perbedaan keanekaragaman sehingga prinsip
ini terutama berkaitan dengan pengambilan kebijakan didalam menentukan baik-
buruknya, rusak-tidaknya, suatu sumber daya alam.
9. Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap dan perilaku moral yang
terhormat serta memegang teguh untuk mengamankan kepentingan publik yang terkait
dengan sumber daya alam.

2.7 Contoh Kasus


Kasus I, PT. Lapindo Brantas
Contoh kasus kerusakan lingkungan diantaranya adalah semburan lumpur panas PT.
Lapindo Brantas yang bermula tahun 2006. Hingga saat ini semburan masih kerap keluar di
tempat yang berbeda. Dampak langsung semburan ini adalah rusaknya Daerah Aliran Sungai
Kali Brantas, lumpur merubah bentang alam, jalan tol tidak berfungsi selama beberapa
waktu, tergenangnya desa-desa di Kecamatan/Kelurahan Porong, Jabon, Tanggulangin dan
sekitarnya. Selain itu, lebih dari 8.200 jiwa harus dievakuasi, rusaknya lahan perkebunan
dan pertanian milik warga, hilangnya pekerjaan bagi ribuan orang tenaga kerja serta

14
terhentinya aktifitas pabrik-pabrik lain sehingga terpaksa menghentikan aktifitas produksi
dan merumahkan ribuan tenaga kerja.

Analisis:
Pada kasus diatas dapat dilihat bahwa PT. Lapindo Brantas telah menyalahi etika
berbisnis. Dalam berbisnis kita juga harus memperhatikan faktor kelestarian lingkungan
sekitar kita yang juga dapat menopang usaha bisnis tersebut. Seharusnya PT. Lapindo
Brantas sudah dapat menghitung atau memperkirakan bahaya atau dampak yang akan
ditimbulkan bila melakukan pengeboran. Perusahaan harus tahu seberapa batas yang
sewajarnya dilakukan pengeboran. Karena ulah perusahaan tersebut, banyak pihak yang
dirugikan, baik makhluk hidup disekitarnya juga dampak negatif terhadap lingkungan. Hal
ini tentunya harus menjadi pembelajaran bagi kita semua, terutama perusahaan-perusahaan
besar yang ingin membuat suatu usaha atau tindakan bagi perusahaannya agar lebih
memikirkan faktor lingkungan disekitar wilayah yang bersangkutan.

Kasus II, PT. Megasari Makmur


Perjalanan obat nyamuk bermula pada tahun 1996, diproduksi oleh PT. Megasari
Makmur yang terletak di daerah Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. PT. Megasari Makmur
juga memproduksi banyak produk seperti tisu basah, dan berbagai jenis pengharum ruangan.
Obat nyamuk HIT juga mengenalkan dirinya sebagai obat nyamuk yang murah dan lebih
tangguh untuk kelasnya. Selain di Indonesia HIT juga mengekspor produknya ke luar
Indonesia.
Obat anti-nyamuk HIT yang diproduksi oleh PT Megarsari Makmur dinyatakan
ditarik dari peredaran karena penggunaan zat aktif Propoxur dan Diklorvos yang dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan terhadap manusia. Departemen Pertanian, dalam hal ini
Komisi Pestisida, telah melakukan inspeksi di pabrik HIT dan menemukan penggunaan
pestisida yang menganggu kesehatan manusia seperti keracunan terhadap darah, gangguan
syaraf, gangguan pernapasan, gangguan terhadap sel pada tubuh, kanker hati dan kanker
lambung.
HIT yang promosinya sebagai obat anti-nyamuk ampuh dan murah ternyata sangat
berbahaya karena bukan hanya menggunakan Propoxur tetapi juga Diklorvos (zat turunan
15
Chlorine yang sejak puluhan tahun dilarang penggunaannya di dunia). Obat anti-nyamuk
HIT yang dinyatakan berbahaya yaitu jenis HIT 2,1 A (jenis semprot) dan HIT 17 L (cair isi
ulang). Selain itu, Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan melaporkan PT Megarsari Makmur
ke Kepolisian Metropolitan Jakarta Raya pada tanggal 11 Juni 2006. Korbannya yaitu
seorang pembantu rumah tangga yang mengalami pusing, mual dan muntah akibat
keracunan, setelah menghirup udara yang baru saja disemprotkan obat anti-nyamuk HIT.

Analisis:
Dalam perusahaan modern tanggung jawab atas tindakan perusahaan sering
didistribusikan kepada sejumlah pihak yang bekerja sama dan terdiri atas tindakan atau
kelalaian orang-orang yang berbeda yang bekerja sama sehingga tindakan atau kelalaian
mereka menghasilkan tindakan perusahaan, lantas siapa yang bertanggung jawab atas
tindakan yang dihasilkan bersama-sama ini ?
Dari sudut pandang tradisional berpendapat bahwa mereka yang melakukan secara
sadar dan bebas apa yang diperlukan perusahaan, masing-masing secara moral bertanggung
jawab. Namun mendapat kritikan dalam pandangan ini bahwa ketika kelompok terorganisasi
seperti perusahaan bertindak bersama – sama dan melakukan tindakan kelompok maka
kelompoklah yang harus bertanggung jawab atas tindakan tersebut.
Kemudian terdapat bantahan selanjutnya dari pandangan tradisional bahwa apabila
dibebankan dalam tindakan kelompok, hal ini tidak merubah moralitas setiap individu yang
bekerjasama dalam tindakan kelompok tersebut secara sukarela dan bebas, secara moral
individu – individu ini akan bertanggung jawab atas tindakan itu.
Namun demikian, Seseorang yang bekerja dalam struktur birokrasi organisasi besar
tidak harus bertanggung jawab secara moral atas setiap tindakan perusahaan yang turut dia
bantu, seperti seorang sekretaris, juru tulis, atau tukang bersih-bersih di sebuah perusahaan.
Faktor ketidaktahuan dan ketidakmampuan yang meringankan dalam organisasi perusahaan
birokrasi berskala besar, sepenuhnya akan menghilangkan tanggung jawab moral orang itu.
Dari Kasus diatas perusahaan melakukan pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip
kejujuran, yaitu untuk mendapatkan laba besar dan ongkos produksi yang minimal.
Mengeyampingkan aspek kesehatan konsumen dengan penggunaan zat berbahaya dalam
produknya.
16
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Etika bisnis mengatur tentang kebiasaan dan perilaku bisnis yang jujur dan
berintegritas sedangkan lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosio-psikologis. Lingkungan bisnis merupakan seluruh karakter
dan faktor yang dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak terhadap
bisnis. Hubungan etika bisnis dan lingkungan merupakan bentuk pengendalian tindakan
atau perilaku bisnis terhadap lingkungan disekitar bisnis. Lingkungan bisnis memiliki
dampak yang besar bagi jalannya operasional perusahaan dan manajemen organisasi.
Lingkungan yang terus berubah menuntut manajemen dan organisasi untuk selalu
tanggap dan progresi begitu luas dan kompleksnya lingkungan yang dihadapi suatu
perusahaan menuntut profesionalisme dari setiap sumber daya manusia yang ada
dalam perusahaan. Semua kegiatan bisnis yang dilakukan merupakan sebuah profesi
yang menuntut profesionalisme dan ketaatan terhadap kode etik yang berlaku. Jika suatu
bisnis dilakukan terlalu berlebihan dan sering menyimpang dari kode etik maka akan
menimbulkan beberapa kerusakan lingkungan seperti: Akumulasi bahan beracun, Efek
Rumah Kaca (Greenhouse Effect), Perusakan Lapisan Ozon, Hujan Asam (Acid Rain),
Deforestasi dan Penggurunan, serta Keanekaragaman Hayati (biodiversity)

1.2 Saran
Hendaknya setiap pelaku bisnis menjalankan bisnisnya sesuai degan kode etik dan
prinsip etika yang berlaku. Semua hal yang dilakukan dengan benar, maka akan
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan menguntungkan banyak pihak. Kode etik
dan prinsip etika ini bermanfaat untuk mengurangi risiko kerusakan di lingkungan
sekitar.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/11788882/Etika_Bisnis_Bisnis_dan_Lingkungan_Eksternal_dan_Int
ernal
https://www.slideshare.net/AsadCungkring97/lingkungan-dan-etika-bisnis-85173727
https://ringkasan-dan-materi.blogspot.com/2017/12/lingkungan-dan-etika-bisnis.html?m=1

18

Anda mungkin juga menyukai