OLEH KELOMPOK 3
IDAWATI (1813031015)
2019
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena
atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami dari kelompok 3 dapat
menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Etika
Lingkungan", yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita
untuk mempelajarinya.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon
memaklumi bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat
kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan
manfaat.
Disusun oleh
Kelompok 3
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………….............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Simpulan…………………………..………………………………………. 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu agar memudahkan pembaca
dalam mengetahui apa saja unsur-unsur yang berkaitan tentang etika lingkungan.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
Etika dapat dipandang sebagai kebiasaan hidup yang baik yang diwariskan
dari satu generasi ke generasi lain. Etika berisikan aturan tentang bagaimana manusia
harus hidup yang baik sebagai manusia, perintah dan larangan tentang baik buruknya
perilaku manusia untuk mengungkapkan, menjaga, dan melestarikan nilai tertentu,
yaitu apa yang dianggap baik dan penting. Dengan demikian etika berisi prinsip-
prinsip moral yang harus dijadikan pegangan dalam menuntun perilaku.
Dalam hal ini, alam dipandang memiliki fungsi kehidupan, patut dihargai dan
diperlakukan dengan cara yang baik (etika lingkungan ekstensionisme atau
preservasi). Karena alam disadari sebagai penopang kehidupan manusia dan seluruh
ciptaan. Untuk itu manusia dipanggil untuk memelihara alam demi kepentingan
bersama, kepentingan manusia dan kepentingan alam itu sendiri.
3.3.1 Antroposentrisme
Antroposentrisme (antropos = manusia) adalah suatu pandangan yang menempatkan
manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Pandangan ini berisi pemikiran
bahwa segala kebijakan yang diambil mengenai lingkungan hidup harus dinilai
berdasarkan manusia dan kepentingannya. Jadi, pusat pemikirannya adalah
manusia. Kebijakan terhadap alam harus diarahkan untuk mengabdi kepada
kepentingan manusia. Pandangan moral lingkungan yang antroposentrisme disebut
juga sebagai human centered ethic, karena mengandaikan kedudukan dan peran morl
lingkungan hidup yang terpusat pada manusia. Maka tidak heran kalau fokus
perhatian dalam pandangan ini terletak pada peningkatan kesejahteraan dan
kebahagian manusia di dalam alam semesta. Alam dilihat hanya sebagai
obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan kebutuhan dan
kepentingan manusia. Dengan demikian alam dilihat sebagai alat bagi pencapaian
tujuan manusia. Tinjauan kritis atas teori antroposentrisme:
Antroposentrisme didasarkan pada pandangan filsafat yang mengklaim
bahwa hal yang bernuansa moral hanya berlaku pada manusia. Manusia di
agungkan sebagai yang mempunyai nilai paling tinggi dan paling penting
dalam kehidupan ini, jauh melebihi semua mahluk lain. Ajaran yang
telah menempatkan manusia sebagai pusat suatu sistem alam semesta ini
telah membuat arogan terhadap alam, dengan menjadikan sebagai objek
untuk dieksploitasi.
8
3.3.2 Biosentrisme
3.2.3 Ekosentrisme
masing-masing, terlepas apakah tujuan itu untuk kepentingan manusia atau tidak.
Oleh karena itu, manusia sebagai bagian dari alam semesta, bertanggung jawab pula
untuk menjaganya. Tanggung jawab itu bukan saja bersifat individual melainkan juga
kolektif. Prinsi tanggung jawab moral ini menuntut manusia untuk mengambil
prakarsa, usaha, kebijakan, dan usaha bersamauntuk menjaga alam semesta dan
isinya. Itu berarti kelestarian dan kerusakan alam merupakan tanggung jawab
bersama seluruh umat manusia.
3. Prinsip solidaritas kosmis
Prinsip solidaritas muncul dari kenyataan bahwa manusia adalah bagian
integral alam semesta, bahkan manusia mempunyai kedudukan yang sederajat dengan
alam dan semua mahluk hidup lain dialam ini. Kenyataan ini membangkitkan
dalam diri manusia perasaan solider, perasaan sepenanggungan dengan alam dan
semua mahluk hidup lain. Prinsip solider kosmis ini lalu mendorong manusia untuk
menyelamatkan lingkungan, untuk menyelamatkan semua kehiupan dialam ini.
Karena alam dan seluruh kehidupan didalamnya mempunyai nilai yang sama bagi
kehidupan manusia. solidaritas kosmis juga mencegah manusia untuk tidak merusak
dan mencemari alam dan seluruh kehidupan didalamnya, sama seperti manusia tidak
merusak rumah tangganya sendiri.
4. Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam
Prinsip kasih sayang dan kepedulian adalah prinsip moral satu arah, menuju yang
lain, tanpa mengharapkan balasan. Ia tidak didasarkan pada pertimbangan
kepentingan pribadi, tetapi semata-mata untuk kepentingan alam. Yang menarik ,
semakin mencintai dan peduli terhadap alam, manusia semakin berkembang
menjadi manusia yang matang, sebagai pribadi dengan identitas yang kuat. Karena
alam memang menghidupkan, tidak hanya dalam pengertian fisik, melainkan juga
dalam pengertian mental dan spritual.
5. Prinsip “No Harm”
Prinsip “No Harm”, artinya karena manusia mempunyai kewajiban moral dan
tanggung jawab terhadap alam, paling tidak manusia tidak akan merugikan alam
secara tidak perlu. Dengan mendasari diri pada biosentrisme dan eksosentrisme,
12
Tidak satu pun individu manusia, pihak industri atau negara berhak untuk
meningkatkan haknya atau sumber daya alam.
Pasal 68
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban:
a. Memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka, dan tepat waktu.
b. Menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup.
c. Menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup dan/atau kriteria
baku kerusakan lingkungan hidup.
Bagian ketiga menjelaskan tentang larangan yaitu:
Pasal 69
Setiap orang dilarang:
a. Melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup.
b. Memasukkan B3 yang dilarang menurut peraturan perundang-undangan ke
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
16
Pada bab XII dibahas tentang pengawasan dan sanksi administratif. Pada
bagian pertama dibahas tentang pengawasannya. Kemudian pada bagian kedua
dibahas tentang sanksi administratif yaitu:
Pasal 76
1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota menerapkan sanksi administratif
kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan jika dalam pengawasan
ditemukan pelanggaran terhadap izin lingkungan.
2) Sanksi administratif terdiri atas:
a. Teguran tertulis.
b. Paksaan pemerintah.
c. Pembekuan izin lingkungan.
d. Pencabutan izin lingkungan.
Pasal 77
Menteri dapat menerapkan sanksi administrative terhadap penanggung jawab
usaha dan/atau kegiatan jika Pemerintah menganggap pemerintah daerah secara
17
Pasal 81
Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang tidak melaksanakan
paksaan pemerintah dapat dikenai denda atas setiap keterlambatan pelaksanaan sanksi
paksaan pemerintah.
Pasal 82
(1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota berwenang untuk memaksa
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan pemulihan
lingkungan hidup pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang
dilakukannya.
(2) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota berwenang atau dapat menunjuk
pihak ketiga untuk melakukan pemulihan lingkungan hidup akibat
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang dilakukannya atas
beban biaya penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan.
Pasal 83
Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi administratif diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpilan
1. Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika
berasal dari bahasa yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau
kebiasaan.
2. Ada beberapa jenis-jenis etika lingkungan, yaitu:
a. Etika Ekologi Dangkal adalah pendekatan terhadap lingkungan yang
menekankan bahwa lingkungan sebagai sarana untuk kepentingan
manusia, yang bersifat antroposentris.
b. Etika Ekologi Dalam adalah pendekatan terhadap lingkungan yang
melihat pentingnya memahami lingkungan sebagai keseluruhan
kehidupan yang saling menopang, sehingga semua unsur mempunyai arti dan
makna yang sama.
3. Ada tiga teori etika lingkungan yaitu:
a. Antroposentrisme (antropos = manusia) adalah suatu pandangan yang
menempatkan manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta.
b. Biosentrisme adalah etika lingkungan yang lebih menekankan kehidupan
sebagai standar moral.
c. Ekosentrisme adalah sebutan untuk etika yang menekankan keterkaitan
4. Ada sembilan prinsip – prinsip etika lingkungan yaitu:
a. Sikap hormat terhadap alam
b. Prinsip tanggung jawab
c. Prinsip solidaritas kosmis
d. Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam
e. Prinsip “No Harm”
f. Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam
g. Prinsip keadilan
h. Prinsip demokrasi
i. Prinsip integritas moral
21
DAFTAR PUSTAKA