Anda di halaman 1dari 18

MANUSIA SEBAGAI PENJAGA

CIPTAAN ALLAH

DOSEN PENGAMPU:
Dr.Mangido Nainggolan,S.Th,M.Si

DISUSUN OLEH:
 MASRO SAPUTRA PURBA (6213121016)
 RAY ARDI SAMOSIR (6213121005)

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2023
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR ……………………………………….i

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang…………………………………….1


1.2 Tujuan penulisan………………………………….1
1.3 Manfaat penulisan…………………………………2
1.4 Rumusan masalah…………………………………2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 persoalan lingkungan,penyebab,dan dampaknya…2

2.2 Berbagai paradigma tentang etika lingkungan hidup……....3


2.3 Berteologi dalam konteks krisis ekologi…………………….4

2.4 Keberlangsungan hidup semesta ciptaan…………………..4

2.4.1 Yesus pencipta atau ciptaan……………………………4

2.4. 2 Allah dan semesta ciptaan……………………………..5

2.4.3Manusia dan ciptaan lainnya………………………….6

2.5 Tanggung jawab umat Kristen sebagai penjaga ciptaan


allah…………….7
BAB III PENUTUP

3.1Kesimpulan…………………………………………………8
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

perubahan kerusakan lingkungan sekarang ini menjadi salah satu unsur yang sangat
krusial banyak fakta yang memperlihatkan bahwa alam di berbagai tempat telah mengalami
kerusakan yang parah .Dampak kerusakan alam sangat berpengaruh nyata bagi seluruh ciptaan,
kerusakan alam pun pada gilirannya akan menghancurkan kehidupan manusia.

Berkaitan dengan itu berbagai upaya dalam mengantisipasi kerusakan lingkungan pun
sudah ditetapkan sebagai bentuk keprihatinan dan kepedulian manusia.berkaitan dengan itu
berbagai upaya dalam mengantisipasi kerusakan lingkungan pun sudah ditetapkan sebagai
bentuk keprihatinan kepedulian.

Sub kajian pertama akan menyoroti berbagai persoalan lingkungan penyebab dan
dampaknya bagi harus lokal maupun Global kemudian Dilanjutkan dengan berbagai paradigma
yang digunakan manusia terhadap lingkungan hidup paradigma yang digunakan akan
mempengaruhi sikap dan tindakan manusia dalam memperlakukan alam selanjutnya akan
dibahas tentang teologi lingkungan hidup serta reaksi Allah.manusia dan ciptaan lain dalam
hubungannya dengan keberlangsungan hidup seluruh ciptaan kajian ini akan diakhiri dengan
tanggung jawab umat Kristen sebagai penjaga ciptaan Allah.

MEDAN, SEPTEMBER 2023

KELOMPOK 5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah


Teknologi canggih yang diterapkan dalam dunia bisnis tidak semuanya bersahabat
dengan lingkungan alam. Sejak tahun 1960-an, kita sudah sangat sering mendengar teriakan
tentang menipisnya sumber alam, pengotoran udara, air dan tanah, pemanasan bumi, musim yang
berubah tanpa aturan lagi, hutan- hutan menjadi gundul, efek rumah kaca dan lain-lain.Semuanya
itu membuat kita berpikir untuk menemukan suatu relasi yang benar
dalam perspektif hubungan yang tidak saling mematikan antara dunia bisnis, manusia dan alamli
ngkunga.Dewan Gereja-Gereja se-Dunia (WCC), yang pada bulan Februari 1992
menyelenggarakan Sidang Raya yang ke-8 di Canberra-Australia, menyerukan agar upayakita
tidak berorientasi lagi kepada manusia
(man oriented ) tetapi kepada kehidupan (lifeoriented). Manusia diserukan supay sadar bahwa
dia bukanlah tujuan penciptaan. Upaya-upaya untuk mengeksploitasi bumi bagi kepentingannya
sendiri harus diganti oleh sikapdasar bahwa manusia pada hakikatnya tidak mempunyai arti apa-
apa bila dilepaskan dari makhluk-makhluk lainnya dalam suatu lingkaran ekologis yang tidak
putus-putusnya

1.2 Tujuan Penulisan


Karya tulis ini disusun dengan sistematika yang telah ada dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi tugas mata kulah umum wajib Pendidikan Agama Kristen
Protestanyang telah diberikan oleh pengajar mata kuliah Pendidikan Agama Kristen
Protestan
2. Sebagai bahan pembelajaran dan pedoman bagi mahasiswa-mahasiswi Kristen
diUniversitas SUMATRA UTARA agar dapat menjadi orang Kristen yang taat
kepadaAllah dan firmanNya.
3. Sebagai ilmu pengetahuan bagi seluruh masyarakat dalam kehidupan mereka
agarmendapat hidup yang layak sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus.

1.3 Manfaat Penulisan

Manfaat dari tulisan ini adalah agar materi penjaga ciptaan allah dapat dimengerti dan
dipahami mahasiswa
1.4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah antara lain:
1. apa persoalan lingkungan ,penyebab,dan dampaknya
2. apa paradigma tentang etika lingkungan hidup
3. apamaksud berteologi dalam konteks krisis ekologi
4. apa hubungan keberlangsungan hidup semesta ciptaan
5. apa tanggung jawab umat Kristen sebagai penjaga ciptaan allah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PERSOALAN LINGKUNGAN, PENYEBAB DAN DAMPAKNYA.
pengrusakan lingkungan secara global dimulai sejak lahirnya revolusi industri sekitar 200
tahun yang lalu kerusakan ini ditandai dengan adanyaeksploitasi besar-besaran terhadap sumber
daya alam dibumi eksploitasi besar-besaran yang dilakukan manusia mengakibatkan krisis
lingkungan.krisis lingkungan saat ini menjadi persoalan global dan universal karena menyangkut
keberadaan dan kehidupan di dunia tanpa terkecuali dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
krisis lingkungan yang terjadi mengancam keutuhan seluruh ciptaan.

Disamping itu krisis lingkungan juga ditandai dengan ketidakmampuan manusia dalam
memperhatikan kelestarian hutan yang mengakibatkan bencana longsor menelan banyak korban
binatang yang kehilangan tempat tinggal kalau tidak pernah akan menyerang ke perkampungan
timbunan sampah yang tidak pada tempatnya mendorong terjadinya wabah penyakit menular
penggunaan cairan cairan pembunuh hama yang berlebihan dan tak terkontrol begitu pula asap
yang berasal dari motor atau mobil dan pabrik mengakibatkan pencemaran udara dan air
pencemaran ini menyebabkan kotornya paru-paru manusia sehingga mudah terserang penyakit.

keadaan lingkungan alam yang semakin rusak seperti yang sudah dipaparkan di atas
menyatakan kesadaran orang akan lingkungan khususnya dalam dua dekade terakhir ini Hal ini
disebabkan karena keadaan lingkungan akan sangat mempengaruhi kelangsungan hidup seluruh
ciptaan jenis lingkungan mulai disuarakan sejak tahun 1960-an dan semakin terdengar sampai
sekarang banyak yang memikirkan kembali tentang relasi manusia dengan alam sebab Ternyata
banyak sekali terjadi eksploitasi terhadap lingkungan.

krisis lingkungan secara global sebenarnya bersumber pada saat paradigma atau cara
pandang manusia mengenai dirinya sendiri alam dan tempat manusia dan keseluruhan ekosistem
dapat demikian krisis lingkungan dewasa ini sangat mungkin dipulihkan dengan cara melakukan
perubahan paradigma dan perilaku manusia dalam berinteraksi baik dengan alam maupun
dengan manusia lain dalam keseluruhan ekosistem dan kajian selanjutnya akan diulas tentang
berbagai Perkembangan Paradigma manusia terhadap lingkungan hidup.
2.2 BERBAGAI PARADIGMA TENTANG ETIKA LINGKUNGAN HIDUP.
Secara etimologi etika berasal dari bahasa yunani yaitu Ethas yg berarti adar istiadat atau
kebiasaan. Etika sering dipahami sebagai ajaran yg berisikan aturan tetang bagaimana manusia
harus hidup baik di dalam masyarakat.

Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika berasal dari bahasa
yunani yaitu “Ethos” > adat istiadat atau kebiasaan. Ada tiga teori pengertian etika : – Etika
Deontologi : suatu tindakan dinilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau
tidak dengan kewajiban. – Etika Teologi : baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan atau
akibaT suatu tindakan. – Etika Keutamaan : mengutamakan pengembangan karakter moral pada
diri setiap orang.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi
kelangsungan kehidupan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lain baik secara langsung
maupun secara tidak langsung. Secara luas, etika dipahami sebagai pedoman bagaimana manusia
harus hidup dan bertindak sebagai orang baik. Etika memberi petunjuk, orientasi, dan arah
bagaimana harus hidup secara baik sebagai manusia. Etika lingkungan hidup berbicara mengenai
perilaku manusia terhadap alam dan juga relasi di antara semua kehidupan alam semesta, yaitu
antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam, dan antara manusia
dengan makhluk hidup yang lain atau dengan alam secara keseluruhan.

Secara umu, Etika lingkungan adalah disiplin ilmu yang membahas norma moral tetang perilaku
manusia dalam berhubungan dengan alam. Oleh karena itu, etika lingkungan tidak hanya
berbicara tetang perilaku manusia terhadap alam tetapi juga relasi manusia terhadap seluruh alam
semesta.

Beberapa macam Pradigma Etika:

1. Antroposentrisme

Menurut paradigma ini manusia adalah pusat & sistem alam semesta yang dapat dipahami bahwa
manusialah penguasa atas alam semesta.

2. Biosentrisme

Adalah sebuah pendekatan yang berpusat pada kehidupan dimana tidaj bebar hanya manusia
yang mempunyai nilak.Namun semua makhluk hidup memiliki nilai.

3.Ekosentrisme

Dimana setiap anggota komunitas tersebut memiliki kepentingan masing- masing dan memiliki
keterkaitan yang saling menguntungkan.
2.3 BERTEOLOGI DALAM KONTEKS KRISIS EKOLOGI.
Ekoteologi lahir sebagai akibat dari sebuah keprihatinanterhadap kerusakan alam yang terjadi
dan seakan tidakmendapat sedikitpun perhatian manusia. Ekoteologi mencoba kembali
mengingatkan bagaimana hubungan yang begitu erat antara manusia dengan alam. Hubungan
manusia danalam dalam konsep ekoteologi dipahami sebagai manusiayang adalah relasi Allah,
dalam relasi dengan alam berupayamewujudkan kerajaan Allah.

Berteologi dalam konteks krisis ekologi berarti berteologi terhadap penderitaan yang
dialami oleh lingkungan hidup akibat kerusakan lingkungan yang sudah berubah yang
disebabkan oleh ulah manusia jika perilaku manusia yang sewenang-wenang terhadap
lingkungan menjadikan lingkungan semakin mengalami krisis bahkan kondisi saat ini
menunjukkan bahwa lingkungan hidup sedang menuju kehancuran kondisi ini sangat
mengisahkan semua orang khususnya orang Kristen yang memiliki tanggung jawab dalam
melakukan tugas penatalayanan seluruh ciptaan.

Studi teologi lingkungan hidup lahir sebagai respon terhadap kerusakan ekologi
sepanjang sejarah gereja studi ekologi sistematik dan biblis kurang memberi perhatian terhadap
persoalan lingkungan ideologi yang dibangun cenderung seputar pada relasi antara Allah dan
manusia atau teologi antropologi yang bersifat timbal balik manusia yang diciptakan menurut
gambar dan rupa Allah jatuh ke dalam dosa dan oleh karena kasih karunia Allah manusia
memperoleh keselamatan .

2.4 KEBERLANGSUNGAN HIDUP SEMESTA CIPTAAN:


ALLAH – MANUSIA – CIPTAAN LAINNYA
2.4.1 YESUS PENCIPTA ATAU CIPTAAN
Kolese 1:15 "Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala
yang diciptakan".

Pihak Unitarian & Saksi Yehuwah memahami kata "sulung" (prototokos) dalam arti urutan
waktu penciptaan atau Yesus adalah ciptaan pertama. Jika kita melihat arti tekstual kata
prototokos terdapat dua pengertian: harfiah (literal) dan figuratif (simbolis). Mereka memilih arti
pertama yaitu arti literal.
Dalam Alkitab memang terdapat contoh-contoh penggunaan dua arti kata tersebtu. Arti
literal, misalnya Yesus disebut anak sulung Maria (Luk 2:7) juga penyebutan tulah ke anak
Sulung di Mesir. Namun prototokos juga memiliki arti figuratif, misalnya Allah menyebut
Efraim sebagai anak Sulung (Yer 31:9b) padahal sebenarnya Efraim adalah anak bungsu adik
dari Manasye(kej 48:14), juga Daud disebut sebagai anak Sulung (Maz 89:28) padahal ia adalah
anak bungsu dari Isai.

Dari kedua arti kata Prototokos ini, manakah arti/makna yang tepat dalam Kol 1:15?
kunci jawaban terletak pada KONTEKS. Arti kedua (figuratif) menunjuk pada makna
KEUTAMAAN, Efraim walaupun bungsu tetapi dia lebih utama dari Manasye demikian pula
Daud. Untuk itu mari kita melihat ayat berikut (ay 16). "..karena di dalam Dialah (YESUS) telah
diciptakan SEGALA SESUATU, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang KELIHATAN
dan yang TIDAK KELIHATAN, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun
penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia..". Jelas dalam ayat ini dibedakan
antara Yesus dengan Ciptaan (Segala Sesuatu), hal ini menunjukan Yesus adalah PENCIPTA.
Sehingga makna yg tepat kata Prototokos adalah arti kedua (figuratif) yang bermakna
KEUTAMAAN.

Konsep Saksi Yehuwa, Allah menciptakan Yesus kemudian Yesus menciptaan Alam
semesta beserta isinya. Konsep ini juga bertentangan dengan makna ay.16. Jika Yesus adalah
ciptaan maka kalimat " .. di dalam Dialah (Yesus) telah diciptakan SEGALA SESUATU" bisa
berarti Yesus juga menciptakan dirinya sendiri. Disini bisa terlihat cara penafsiran mereka justru
bertentangan dengan ALKITAB! itulah yang disebut EISEGESE, sudah ada konsep (Doktrin)
dulu kemudian mencomot ayat-ayat Alkitab dan dipaksakan ditafsirkan sesuai dengan doktrin
tersebut.

Sekarang perhatikan ayat berikut ini yang semakin mempertegas bahwa tafsiran Unitarian
& Saksi Yehuwah mengada-ngada. Yoh 1:3 "SEGALA SESUATU dijadikan oleh DIA
(YESUS) dan tanpa DIA (YESUS) tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah
dijadikan". Dalam Perjanjian Lama, sangat jelas disebutkan Kej 1:1 "Pada mulanya Allah
menciptakan langit dan bumi.". Nah.. karena Yesus yang menciptakan Alam semesta berarti Dia
juga adalah Allah.

Konsep Allah menciptakan Yesus kemudian Yesus menciptakan alam semesta juga
berarti Allah memiliki pendamping/perantara untuk menciptakan alam semesta. Hal ini
bertentangan dengan ayat Alkitab lainnya yang sangat tegas menyatakan hanya Allah sendiri
pencipta alam semesta. Yes 44:24 "Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, yang membentuk
engkau sejak dari kandungan; "Akulah TUHAN, yang menjadikan SEGALA SESUATU, yang
seorang diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi--siapakah yang
MENDAMPINGI Aku?".
2.4.2. ALLAH DAN SEMESTA CIPTAAN.
Sebelum menciptakan manusia, Allah terlebih dahulu menciptakan alam semesta sebagai tempat
tinggal manusia. Allah membuat semua itu baik, bahkan sesudah manusia diciptakan, semua
ciptaan itu menjadi sungguh amat baik (Kej 1:31). Dasar pemahaman alkitab mengenai alam
semesta adalah cerita penciptaan yang tertulis dalam Kejadian (pasal 1 dan 2). Ditunjukan bahwa
alam semesta dan dunia segala isinya adalah ciptaan Allah kerena segala ciptaan adalah milik
Allah. Dunia ini diciptakan menjadi bukti bahwa Allah itu ada dan berkuasa. Jadi keberadaan
dunia menunjukkan kemahakuasaan Allah. Karena alam semesta dapat memperhatikan gerak
gerik menunjukkan kemahakuasaan Tuhan itu dan yang tidak dapat dikontrol atau dikuasai oleh
manusia, seperti gempa bumi dan gunung meletus. Maksud lain dari penciptaan itu tentu adalah
bagi kepentingan ciptaan itu sendiri, yaitu alam lingkungan, tumbuhan, makhluk dan manusia.
Alam semesta yang diciptakan Tuhan terdiri dari berbagai unsur, seperti bumi, tanah, air,
udara/angin, tumbuhan, hewan dan manusia. Manusia ditugaskan untuk memelihara alam
semesta ini (Kej. 2:15). Disinilah letak tugas utama manusia dalam alam ini yaitu untuk merawat
dan serta menjaga keberlangsungan hidupnya yang tentunya diharapkan selalu baik adanya
sebagaimana pada awalnya diciptakan. Dasar pemahaman alkitab mengenai alam semesta adalah
cerita penciptaan yang tertulis dalam Kejadian (pasal 1 dan 2). Ditunjukan bahwa alam semesta
dan dunia segala isinya adalah ciptaan Allah kerena segala ciptaan adalah milik Allah. Dunia ini
diciptakan menjadi bukti bahwa Allah itu ada dan berkuasa. Jadi keberadaan dunia menunjukkan
kemahakuasaan Allah. Karena alam semesta dapat memperhatikan gerak gerik menunjukkan
kemahakuasaan Tuhan itu dan yang tidak dapat dikontrol atau dikuasai oleh manusia, seperti
gempa bumi dan gunung meletus. Maksud lain dari penciptaan itu tentu adalah bagi kepentingan
ciptaan itu sendiri, yaitu alam lingkungan, tumbuhan, makhluk dan manusia. Alam semesta yang
diciptakan Tuhan terdiri dari berbagai unsur, seperti bumi, tanah, air, udara/angin, tumbuhan,
hewan dan manusia. Manusia ditugaskan untuk memelihara alam semesta ini (Kej. 2:15).
Disinilah letak tugas utama manusia dalam alam ini yaitu untuk merawat dan serta menjaga
keberlangsungan hidupnya yang tentunya diharapkan selalu baik adanya sebagaimana pada awal
ia diciptakan

Manusia berasal dari Allah.Allah dalam bentuk manusia dari debu tanah.

● Di satu pihak digambarkan kepada manusia karena berasal dari debu tanah.

● Di pihak lain digambarkan ketergantungan manusia padahal yang daripadanya nafas


manusia berasal.
Ini menggambarkan hakikat manusia yang unik sebagai ciptaan Allah Allah meniupkan nafas
kepada manusia jelaslah bahwa apa yang diciptakan Allah ke dalam manusia adalah nafas
kehidupan hal ini mengandung arti bahwa alam Pencipta adalah Allah yang hidup Karena ia
memiliki nikmat kaim yang ditransfer kepada manusia sebagai gambarnya dengan demikian
manusia memiliki sebagian karakter yang Allah miliki dan manusia itu mencerminkan
karakter tersebut pencerminan karakter Allah dalam hidup manusia menandakan bahwa
manusia memiliki hubungan yang erat dengan Allah manusia tidak pernah dapat melepaskan
diri dari Allah manusia hidup karena Allah dan Allah hidup juga dalam manusia sekalipun
manusia seringkali memberontak kepada Allah Allah tidak melupakan manusia karena Allah
mengasihi manusia.

Dalam narasi Kitab Suci, manusia diciptakan setelah semua benda dan makhluk diciptakan
terlebih dahulu oleh Allah.Dengan demikian manusia sebenarnya makhluk ciptaan yang
bungsu.Dan memang, selanjutnya manusia bisa hidup dengan baik berkat adanya ciptaan-
ciptaan sebelumnya, sebutlah beberapa di antaranya, seperti bumi, benda-benda langit, segala
macam tumbuhan, maupun segala macam hewan. Tanpa mereka, manusia tak akan bisa
bertahan hidup. Artinya, manusia bisa hidup karena ciptaaan yang ada terlebih dahulu.Dan
sampai sekarang manusia hanya bisa hidup karena ciptaan-ciptaan tersebut. Namun seiring
perkembangan, sadar tak sadar manusia menjadi perusak alam ciptaan itu sendiri.Jika dahulu
pada masa meramu, manusia hanya berburu makanan seperlunya, maka perkembangan
selanjutnya manusia berusaha mengeksploitasi alam ini secara rakus.Manusia menganggap
dirinya sebagai pusat alam semesta ini (anthroposentrisme).Maka segala orientasi ciptaan
dianggap hanya untuk manusia dengan mengabaikan aspek kelestarian alam itu
sendiri.Manusia lupa bahwa dirinya bisa berada karena bergantung pada alam
semesta.Manusia mungkin juga lupa bahwa Allah pencipta alam semesta menyediakan
ciptaan yang telah dipandangNya baik bagi manusia guna kelangsungan hidupnya. Manusia
lupa bahwa dengan merusak alam sesungguhnya manusia sementara dan terus merusak
eksistensi Allah yang termanifestasi pada kehadiran Alam, manusia lupa bahwa
ketidakpeduliannya kepada alam adalah ketidakpeduliannya kepada Allah, manusia
bertanggungjawab sepenuhnya kepada Allah pencipta yang memberikan mandat memelihara
dan mengelola alam kepada manusia.Tulisan ini memaparkan konsep Allah dan Alam yang
berupaya membangun kesadaran manusia khususnya kekristenan dalam tanggungjawab
menjaga dan mengelola alam sesuai ajaran imannya.

2.4.3. MANUSIA DAN CIPTAAN LAINNYA.


Manusia dan alam memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan, dimana manusia
membutuhkan alam sebagai tempat mereka hidup.Namun saat ini kondisi alam semakin
memprihatinkan, banyak kerusakan yang terjadi karena ulah manusia yang memiliki
kecenderungan untuk menguasai alam yang sifatnya eksploitatif. Terjadinya kekeringan, tanah-
tanah tandus, erosi tanah, hilangnya pohon pelindung, banjir, tanah longsor, pencemaran
atmosfir, air, tanah, dan merosotnya kesuburan serta struktur tanah, degradasi tanah (penurunan
kualitas tanah), perubahan iklim, semua itu semestinya menyadarkan kita bahwa alam atau
lingkungan hidup di mana kita tinggal ini terancam kelestariannya. Semua ulah manusia yang
hanya mengeksploitasi alam demi keuntungan (ekonomis) semata, tanpa mempedulikan
kesehatan alam ciptaan dan kelestarian serta keberlangsungannya untuk jangka panjang di masa
depan, akan berakibat negatif bahkan bisa fatal, yaitu merusak tatanan ekosistem. Alam menjadi
tidak ramah dan bersahabat dengan manusia.Alam tidak menjadi tempat yang memberikan
kenyamanan dan ketentraman untuk manusia menyelenggarakan hidup.Manusia lupa diri, bahwa
mereka adalah mahluk yang diberi kepercayaan oleh Allah, untuk menjaga maupun merawat
alam semesta ini.Artinya manusia seharusnya bertanggungjawab atas keberlangsungan yang ada
di alam semesta ini. Kondisi alam yang baik tentunya akan mendukung segala aspek kehidupan
manusia, sehingga menciptakan kedamaian, dan kenyamanan bagi seluruh mahluk hidup di
muka bumi ini.

Melihat dari keprihatinan inilah, tema yang diusung dalam memperingati hari perdamaian
internasional adalah Climate Action For Peace. Dimana pada kesempatan ini kita diajak untuk
berefleksi dan melakukan sebuah aksi nyata, untuk melawan kerusakan dan menjaga bumi
sebagai bentuk tanggungjawab kita. Dalam kitab Mazmur pasal 104 kita diingatkan posisi kita
sebagai manusia, dimana dalam pasal ini mengemukakan bahwa manusia sebagai bagian dari
alam ciptaan Allah, manusia dan alam ditempatkan setara dan sama-sama berada di bawah kuasa
Allah. Dalam nyanyian Mazmur ini kita dapat menyaksikan bagaimana Allah diagungkan
sebagai pencipta yang sungguh besar, bahwa kehidupan dalam alam semesta adalah bersumber
dari Dia saja, dengan kekuasaanNya segala sesuatunya hidup.

Di Mazmur 104, manusia disebut dalam urutan yang sama dengan makhluk yang lain dan
habitatnya. Manusia mempunyai kedudukan yang setara dengan makhluk hidup yang lain.
Manusia memang merupakan penguasa alam, tetapi manusia itu juga ciptaan Allah, artinya ia
rapuh dan bergantung kepada Allah. Mungkin saat ini banyak orang berpendapat bahwa untuk
dapat menjaga atau menata alam, maka saat ini manusia harus memiliki otoritas terlebih
dahulu.Namun yang dibicarakan adalah mengenai menjaga alam dan bukan hanya sekedar
manusia mengelola alam yang mengandalkan pada wewenang sebagai penguasa.Manusia yang
ingin menata alam dalam rangka menyelamatkan alam, harus terlebih dahulu menyadari bahwa
sebelum manusia yang menata alam, sudah ada Tuhan yang lebih dahulu menata.Tuhan
menatanya dengan adil, sehingga penataan tersebut memperlihatkan irama yang teratur.Kita
manusia yang ditata Allah, ternyata merupakan bagian dari alam, maka dari itu dalam Mazmur
104 digambarkan bahwa habitat itu menentukan.

Mazmur 8 lebih sering digambarkan sebagai doa syukur pemazmur kepada Tuhan yang telah
membuat manusia menjadi ciptaan yang bermartabat karena dimahkotai dengan kemuliaan dan
hormat serta diberi kuasa atas buatan tangan Allah. Mazmur ini tidak secara langsung
bersinggungan dengan pertanggungjawaban manusia terhadap ciptaan Allah lainnya. Namun
penyebutan kuasa dalam mazmur ini menimbulkan pertanyaan soal dominasi manusia atas
ciptaan yang lain. Bahkan frase: Diletakkan di bawah kakinya” juga bisa memberi kesan bahwa
manusia memiliki level yang lebih tinggi dari ciptaan yang lain. Melalui refleksi ini akan dikaji
arti kuasa yang dimiliki manusia dalam hubungannya dengan relasi manusia dengan Tuhan dan
juga dengan sesama, terutama berkaitan dengan tanggung jawab manusia kepada ciptaan yang
lain. Memaknai kembali arti kuasa dan mahkota ini diharapkan dapat menolong gereja dan orang
Kristen untuk lebih peduli lagi dengan persoalan-persoalan yang terjadi di sekitarnya terutama
yang berhubungan dengan alam dan lingkungan.

Dengan demikian, kita sebagai ciptaan yang diberi mandat Allah, untuk menjaga alam
hendaknya berkomitmen untuk merawat alam ciptaan-Nya, untuk menciptakan kedamaian dan
menjaga generasi masa mendatang.Kekuasaan yang diberikan Allah kepada manusia adalah
kuasa sebagai penatalayan yang bertanggungjawab, termasuk penggunaan atau pemanfaatan
sumber daya yang ada.Suatu hal yang mustahil jika Allah menciptakan bumi dan menyerahkan
kepada manusia hanya untuk dihancurkan atau dieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan
sekarang dengan mengorbankan kesejahteraan atau “mengkhianati anak cucu kita” di masa
mendatang. Sebaliknya, kuasa tersebut merupakan pendelegasian atas alam ciptaan, yang di
dalamnya memuat unsur pertanggungjawaban baik kepada Allah sebagai Sang Pemilik bumi dan
kepada sesama (sebuah kesolidaritasan) serta rasa hormat terhadap lingkungan hidup kita.
Selamat menjaga alam sebagai bentuk tanggungjawab kita kepada dan menciptakan kedamaian
dimuka bumi ini.

2.5 TANGGUNG JAWAB UMAT KRISTEN SEBAGAI PENJAGA CIPTAAN ALLAH


Manusia dipercayakan Allah tugas dan tanggung jawab untuk mengambil prakarsa dalam
berkarya demi kepentingan manusia di seluruh ciptaannya,serta manusia juga berkewajiban
untuk menjaga segala sesuatu yang baik yang telah Tuhan berikan kepadanya.Dengan demikian
Sudah Selayaknya manusia menjaga dan melestarikan ciptaan sebagai wujud tanggung jawab
manusia kepada Allah atas alam ciptaannya tanggung jawab manusia terhadap alam dapat
dikatakan juga sebagai bentuk wujud solidaritas manusia terhadap alam manusia didorong untuk
mengambil sebuah kebijakan yang pro terhadap lingkungan sehingga manusia dapat menjaga
lahan dengan benar secara khusus Sungai Kristen juga bertanggung jawab dalam menjaga
seluruh ciptaan Allah tanggung jawab yang diberikan kepada umat Kristen dalam narasi
penciptaan tersebut berlanjut sampai sekarang tugas dan tanggung jawab tersebut dapat
diwujudkan dalam tindakan ekologis yaitu tindakan yang menghargai alam.

Manusia merupakan satu-satunya makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi. Alam merupakan
lingkungan kehidupan atau segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi seperti tumbuh-
tumbuhan dan binatang. Manusia dan alam mempunyai hubungan yang saling tergantung dan
saling membutuhkan.
Pemazmur mengatakan bahwa Allahlah pemilik alam semesta ini. “Tuhanlah yang empunya
bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya” (Mazmur. 24:1). Tuhan telah
menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan, creatio ex nihilo. Jika manusia ingin mencipta
sesuatu, harus menggunakan apa yang telah diciptakan oleh Allah. Manusia mencipta dan
membangun senantiasa menggunakan yang tersedia di alam, yang merupakan ciptaan Allah.

Alkitab berbicara tentang ciptaan yang baru dan bumi yang baru (Wahyu. 21:1), di mana bumi
yang baru tersebut adalah bebas dari polusi (pencemaran), destruksi (pengrusakan). Manusia
ditugasi oleh Allah dalam rangka menggalang keharmonisan manusia dan alam. Menurut
( Kejadian 1:28 ), ciptaan terakhir yakni manusia, mendapatkan mandat untuk bertanggung
jawab atas seluruh ciptaan. Tanggung jawab terhadap alam sebagai ciptaan Allah, juga telah
dipertegar lewat kehadiran Kristus Yesus.

Tetapi seiring berjalannya waktu, alam berubah wujud dari tampilan sebelumnya. Pengembangan
aspek kehidupan, tidak terlepas dari kemajuan pola pikir manusia yang dititikberatkan kepada
keadaan sekarang, usaha mempermudah kehidupan manusia karena kebutuhan hidup. Penyebab
dari lingkungan hidup yang kian menjadi rusak adalah mungkin dikarenakan cara pandang dan
sikap manusia yang telah salah terhadap alam. Karena memang benar pemahaman dan cara
pandang orang terkait lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap mereka, dan bagaimana
mereka akan memperlakukan alam.

Pemikiran bahwa manusia yang paling memiliki kepentingan yang dianggap akan paling
menentukan tatanan ekosistem. Banyak yang berpandangan bahwa alam dapat dilihat sebagai
objek, alat, dan sarana untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan manusia. Adanya pemikiran
seperti itu akan memicu munculnya sikap yang tidak bersahabat dengan alam, dan tidak
menghargai adanya lingkungan hidup untuk kepentingan banyak orang.

Krisis lingkungan hidup yang dialami manusia pada masa sekarang merupakan akibat langsung
dari kurang pedulinya manusia terhadap pengelolaan lingkungan hidup mereka sendiri. Artinya,
manusia umumnya melakukan pengelolaan sumber-sumber alam tidak peduli pada peran etika.
Dengan kata lain, krisis lingkungan hidup yang dialami manusia berakar pada krisis etika
(moral). Manusia kurang peduli pada norma-norma kehidupan atau lebih peduli pada
kepentingan diri sendiri. Kita melihat dan merasakan sendiri bagaimana perubahan lingkungan
telah terjadi dan berdampak langsung pada kehidupan kita.

Secara teologis dapat dikatakan bahwa manusia dan alam adalah ciptaan, properti dan bait Allah,
semuanya itu berada dalam suatu hubungan perjanjian dengan Allah. Barangsiapa yang merusak
alam, maka ia merusak hubungan perjanjian itu. Di samping itu, segala kegiatan pengrusakan
alam akan mendatangkan kerusakan pada hidup umat manusia. Alam merupakan pemberian
Allah untuk manusia untuk memelihara dan dipergunakan (Kejadian 1). Oleh karena itu, etika
lingkungan tidak berpusat pada manusia atau alam, melainkan berpusat kepada Allah.
Sebagai Pencipta, Allah sesuai rencana-Nya yang agung telah menciptakan segala sesuatu sesuai
dengan maksud dan fungsinya masing-masing dalam hubungan harmonis yang terintegrasi dan
saling memengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya. Sebab semua ciptaan berharga di
mata Tuhan. Jadi, sikap eksploitatif terhadap alam merupakan bentuk penodaan dan perusakan
terhadap karya Allah yang agung itu.

Berdasarkan pandangan umum maupun pandangan agama Kristen tentang alam semesta
lingkungan hidup, maka setiap orang memiliki tanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan
hidup berdasarkan pemahamannya. Setiap pandangan memiliki dasar tanggung jawab etis
terhadap kerusakan lingkungan hidup.

Di akhir kata, menjadi Kristen, berarti menjadi bagian dari karya Allah untuk menata kehidupan
yang harmonis. Keikutsertaan dalam melestarikan alam, bukan lagi harus dilakukan sebagai
bentuk formalitas taat negara, atau ikut-ikutan masyarakat sekitar. Tetapi dilaksanakan sebagai
bentuk kesadaran dan tanggung jawab umat Kristen sebagai umat ciptaan Allah. Yang bisa
dimulai dari menyadarkan diri sendiri, berlanjut ke lingkungan sekitar dan lalu masyarakat luas.
Semua itu tentu saja, diperbuat untuk memuliakan Allah Sang Pencipta.
BAB III
KESIMPULAN
Persoalan ekologi dewasa ini menjadi sebuah wacana aktual yang mendapat sorotan
hangat dari berbagai kalangan sebab tidak dapat dipungkiri teknologi yang terjadi
mengakibatkan keberlangsungan seluruh ciptaan terganggu bukan saja manusia seluruh ciptaan
mengalami penderitaan akibat krisis yang terjadi berkaitan dengan itu maka berbagai upaya
dalam mengatasi dan mengantisipasi nya pun terus digalakkan sebagai sebuah keprihatinan,
kepedulian dan juga pertanggung-jawaban iman kepada Allah.

Tidak dapat dipungkiri bahwa upaya untuk mencari asal muasal berbagai persoalan ekologi juga
terkait dengan pelayanan atau pemaknaan terhadap ajaran-ajaran agama yang berkaitan dengan
hal tersebut berarti bahwa setiap orang Kristen khususnya mahasiswa Kristen memiliki tugas dan
tanggung jawab dalam memelihara semesta ciptaan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan oleh Allah kepada manusia diwujudnyatakan melalui sikap manusia untuk
mengusahakan dan memelihara segala ciptaan bukan untuk menggunakan sumber daya alam
secara obral-obralan atau mengeksploitasi alam manusia diberi hak untuk mempergunakan
sumber daya alam dan menikmati seluruh ciptaan tuhan secara bertanggung jawab dalam arti
bahwa manusia sebaiknya menggunakannya sesuai dengan kebutuhan dan bertanggungjawab
dalam membangun dan menciptakan kelestarian
DAFTAR PUSTAKA
https://binus.ac.id/character-building/2020/04/manusia-dan-alam-semesta-dari-
pandangan-agama-kristen/

http://apologiakristen.blogspot.com/2012/10/yesus-pencipta-atau-ciptaan-studi-
ayat.html?m=1

https://www.researchgate.net/publication/338994631_ALLAH_DAN_ALAM

https://www.researchgate.net/publication/
339018899_MENGHIDUPI_CIPTAAN_ALLAH_Tanggung_Jawab_Manusia_atas_Cip
taan_Allah_Berdasarkan_Mazmur_8

https://www.scribd.com/presentation/430508348/Manusia-Sebagai-Penjaga-
Ciptaan-Allah

Anda mungkin juga menyukai