LINGKUNGAN HIDUP
Disusun Oleh :
Sri Dwi Mazidatul Nikmah
Kata Pengantar
Puji Tuhan atas karunianya yang dipanjatkan kepada ALLAH SWT atas karunianya
sehingga makalh ini berhasil terselesaikan. Makalah ini merangkum dan membahas topik yang
berkaitan dengan manusia sebagai salah satu factor yang menentukan kondisi lingkungan hidup
dalam perspektif krisis. Lingkungan yang sebnernya sebagai penentu keadaan kedepannya dalam
berbagai kehidupan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat
dijadikan tambahan infirmasi bagi seluruh stakeholder yang berkaitan dengan keterkaitan
manusia dengan mentalitas tanpa batas dn juga penurunan terhadap etika lingkungan.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………..4
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………….5
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………………………..6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lingkungan …………………………………………………………….7
2.2 Hubungan Manusia dengan Lingkungan …………………………………………..8
2.3 Etika Lingkungan Terhadap Alam Bagi Kehidupan Manusia ……………………..8
2.4. Pandangan Manusia Terhadap Lingkungannya …………………………………...9
2.5 Akar Permasalahan Lingkungan Hidup ……………………………………………9
2.6 Manusia Sebagai Salah Satu Faktor yang Menentukan Lingkungan
Hidup dalam Kerangka Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 ………………………..10
BAB III
2. Factor apa saja yang menyebabkan kerusakan alam sehingga kita tidak bisa
menikmati hasil alam sampai dengan masa tua nanti
3. Bagaimana cara mengendalikan agar sumber daya alam ini nantinya tidak
akan punah
1.3. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini, antara lain:
Dalam buku karangan A. Sonny Keraf (2002) yang berjudul Etika Lingkungan
mengingatkan bahwa masalah lingkungan hidup adalah masalah moral manusia, atau
persoalan perilakun manusia. Kerusakan bukan masalah teknis tetapi krisis lingkungan
adalah krisis moral manusia.
Pandangan manusia terhap alam lingkungan dapat dibedakan atas dua golongan,
yakni pandangan imanen (holistic), menurut pandangan ini, manusia dapat memisahkan
dirinya dengan system biofisik sekitarnya, seperti dengan hewan, tumbuhan, gunung,
sungai, dan lain-lain. Namun demikian, manusia masih merasa adanya hubungan
funfsional dengan factor-faktor biosifik itu sehingga membentuk satu kesatuan sosio-
biofisik.
Pandangan Transenden, menurut pandangan ini, alam lingkungan hanya dianggap
sebagai sumber daya alam yang diciptakan untuk dieksploitasi sebesar-besarnya untuk
kesejahteraan manusia. Pandangan transenden mengakibatkan banyaknya kehancuran
alam lingkungan. Kerusakan itu diawali pada saat revolusi industry di Eropa.
Kebijakan lingkungan yang digariskan oleh pemerintah juga akan dijiwai oleh
kebudayaan lingkungan tersebut. Apabila kita berhasil membuat masyarakat
berkebudayaan ramah terhadap lingkungan akan berkembang dengan sendirinya.
1. Letusan gunung berapi, banjir, abrasi, tanah longsor, angin puting beliung,
gempa bumi, dan tsunami merupakan beberapa contoh bencana alam
Bencana-bencana tersebut menjadi penyebab rusaknya lingkungan hidup
akibat peristiwa alam. Meskipun jika ditelaah lebih lanjut, bencana seperti
banjir, abrasi, kebakaran hutan dan tanah longsor bisa saja terjadi karena
adanya campur tangan manusia juga.
Masalah lingkungan hidup tidak pernah lepas dari berbagai kepentinganseperti kepentingan
Negara, kepentingan pemilik modal, kepentingan rakyatmaupun kepentingan lingkungan hidup
itu sendiri. Penempatan kepentingan ituselalu menempatkan pihak masyarakat sebagai pihak yang
dirugikan
Pembangunan merupakan pertumbuhan ekonomi untuk mendukungpeningkatan kesejahteraan.
Dalam mengejar pertumbuhan ekonomi ini, seringterjadi pacuan pertumbuhan yang seringkali
menimbulkan dampak yang tidakterduga terhadap lingkungan alam dan lingkungan sosial.
Krisis lingkungan global yang kita alami dewasa ini sebenarnyabersumber pada kesalahan
fundamental-filosofis manusia dalam memahami ataumemandang dirinya, alam dan
tempat manusia dalam keseluruhan ekosistempada gilirannya hal ini menyebabkan kesalahan
pada perilaku manusia yangbersumber dari kesalahan cara pandang tersebut. Manusia keliru
memandangalam dan keliru menempatkan diri dalam konteks alam semesta seluruhnya.Inilah awal
dari semua bencana lingkungan hidup yang kita alami sekarang, olehkarena itu pembenahannya harus
pula menyangkut pembenahan cara pandangdan perilaku manusia dalam berinteraksi baik
dengan alam maupun denganmanusia lain dalam keseluruhan ekosistem
Kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup tidak hanya menjadimasalah nasional, tetapi telah
menjadi masalah antarnegara, regional dan global.Dunia semakin sempit, hubungan antarnegara
bertambah dekat dan makintergantung satu sama lain. Pencemaran pun semakin meluas,
kadang-kadang melintasi batas-batas Negara dalam bentuk pencemaran air sungai,
emisi udara,kebakaran hutan, pencemaran minyak di laut dan seterusnya. Kebakaran
hutandiserawak akan mudah merembet ke Kalimantan Barat dan sebaliknya. Semuaini
memerlukan pengaturan khusus yang bersifat supranasional
Dalam ruang nasional, hukum lingkungan menempati titik silang sebagaibagian dari hukum
klasik, yaitu hukum publik dan privat. Termasuk hukum publikadalah hukum pidana, hukum
pemerintahan (administratif), hukum pajak, hukumtata Negara, bahkan hukum agraria pun berkaitan
dengan hukum lingkungan.Kaitannya dengan Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa
bumidan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negaradan dipergunakan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Ketentuan initelah dijabarkan ke dalam Undang-Undang
Pokok Agraria Tahun 1960, bahkantelah ditambah dengan dimensi baru, yakni ruang angkasa,
disamping bumi danair. Dengan demikian pemberian hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha,hak
pakai dan lain-lain harus juga memperhatikan kepentingan lingkungan, kalautanah itu dirusak atau
dipergunakan yang mengakibatkan pencemaran ataurusaknya lingkungan hidup, hak itu dapat
dicabut
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Eksploitasi manusia terhadap alam mendapat legitimasi ilmiah-filosofismelalui
pandangan dunia modern bahwa manusia adalah pusat dunia(antroposentrisme). Alam dipahami sebagai
sesuatu yang tidak punyai nilaiintrinsik kecuali semata-mata nilai yang dilekatkan oleh
manusia terhadapnya.
Etika Lingkungan Hidup hadir sebagai respon atas etika moral yang selama iniberlaku, yang
dirasa lebih mementingkan hubungan antar manusia danmengabaikan hubungan antara manusia dan
mahluk hidup bukan manusia.Mahluk bukan manusia, kendati bukan pelaku moral (moral
agents) melainkandipandang sebagai subyek moral (moral subjects), sehingga pantas
menjadiperhatian moral manusia. Kesalahan terbesar semua etika sejauh ini adalahetika-etika tersebut
hanya berbicara mengenai hubungan antara manusiadengan manusia.
Dalam perkembangan selanjutnya, etika lingkungan hidupmenuntut adanya perluasan
cara pandang dan perilaku moral manusia. Yaitudengan memasukkan lingkungan atau alam semesta
sebagai bagian darikomunitas moral. Sebagaimana telah disebutkan di dalam firman Allah di dalam
Selanjutnya manusia sebagai salah satu komponen lingkungan hidupyang memiliki ciri yang
sangat berbeda dengan komponen-komponen lingkunganlainnya. Perbedaan yang hakiki dengan
makhluk lainnya ialah manusia memilikiakal atau kecerdikan. Manusia melakukan kerusakan dan
pencemaranlingkungan hidup selain disebabkan karena penegakan hukumnya yang
lemah juga disebabkan karena pola pikir manusia yang keliru memandang alam da
nkeliru menempatkan diri dalam konteks alam semesta. Serta perilaku manusiayang tidak
bertanggung jawab, tidak peduli pada orang lain serta kebutuhanhidup yang tinggi
mendorong manusia memiliki mentalitas tanpa batas danbersifat serakah dengan tujuan
memperkaya diri sendiri.
3.2. Saran
Adapun saran penulis yaitu mulailah dari diri kita sendiri untuk tetapmenjaga
kelestarian lingkungan hidup serta mau berpartisipasi dalam usahamengurangi kerusakan maupun
pencemaran lingkungan hidup yang semakintidak terkendali. Penting adanya kesadaran pada
semua lapisan masyarakatterhadap kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup.
https://jurnal.cilacap.info/pandangan-manusia-terhadap-alam-dan-lingkungan-menentukan-kelestariannya
https://pdfcoffee.com/pandangan-manusia-terhadap-lingkungan-3-pdf-free.html
https://www.google.com/search?
q=manusia+sebagai+salah+satu+faktor+penentu+lingkungan+hiduo&oq=manusia+sebagai+salah+satu+faktor+
penentu+lingkungan+hiduo&aqs=chrome..69i57j0i22i30l2.22007j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan