Anda di halaman 1dari 13

MANUSIA SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR YANGMENENTUKAN KONDISI

LINGKUNGAN HIDUP

Disusun Oleh :
Sri Dwi Mazidatul Nikmah
Kata Pengantar

Puji Tuhan atas karunianya yang dipanjatkan kepada ALLAH SWT atas karunianya
sehingga makalh ini berhasil terselesaikan. Makalah ini merangkum dan membahas topik yang
berkaitan dengan manusia sebagai salah satu factor yang menentukan kondisi lingkungan hidup
dalam perspektif krisis. Lingkungan yang sebnernya sebagai penentu keadaan kedepannya dalam
berbagai kehidupan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat
dijadikan tambahan infirmasi bagi seluruh stakeholder yang berkaitan dengan keterkaitan
manusia dengan mentalitas tanpa batas dn juga penurunan terhadap etika lingkungan.

Surabaya, 19 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………2


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………...3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………..4
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………….5
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………………………..6

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lingkungan …………………………………………………………….7
2.2 Hubungan Manusia dengan Lingkungan …………………………………………..8
2.3 Etika Lingkungan Terhadap Alam Bagi Kehidupan Manusia ……………………..8
2.4. Pandangan Manusia Terhadap Lingkungannya …………………………………...9
2.5 Akar Permasalahan Lingkungan Hidup ……………………………………………9
2.6  Manusia Sebagai Salah Satu Faktor yang Menentukan Lingkungan
Hidup dalam Kerangka Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 ………………………..10

BAB III

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………..12


3.2 Saran ………………………………………………………………………………12

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………....13


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Demikian juga
sebaliknya, lingkungan dapat dipengaruhi oleh aktivitas dan perilaku manusia. Kehidupan
yang saling ketergantungan antara manusia dan lingkungannya, menempatkan manusia
sebagai subjek utama yang mengambil ma3nfaat dari sumber daya alam untuk menunjang
kelangsungan hidupnya. Posisi manusia sebagai subjek dalam pemanfaatan sumber daya
alam, terkadang membuat manusia lupa diri karena didorong adanya keinginan untuk
memenuhi kebutuhannya. Proses pembangunan seringkali dilakukan hanya untuk mengejar
pertumbuhan ekonomi, tanpa mempertimbangkan aspek keberlanjutan lingkungan hidup
sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.
Pada hakikatnya manusia harus mempunyai perilaku peduli lingkungan yang tinggi,
karena manusia memiliki hubungan sosiologis maupun biologis secara langsung dengan
lingkungan hidup dimana manusia berada, sejak manusia lahir sampai meninggal dunia.
Namun, dilihat dari sisi manusia, lingkungan merupakan sesuatu yang bersifat pasif,
sedangkan yang aktif adalah manusia. Sehingga kualitas lingkungan sangat bergantung pada
kualitas manusia, sayangnya manusia sering lupa bahwa lingkungan yang berkualitas buruk
akan berpengaruh pada kualitas kehidupannya.
Tingkat pengetahuan seseorang sangat diperlukan sebagai dasar dalam berperilaku,
baik dalam lingkungan rumah tangga, lingkungan tempat tinggal, maupun tempat bekerja.
Demikian juga dalam berperilaku yang berhubungan dengan lingkungan hidup, diperlukan
pengetahuan tentang perilaku yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Tingkat
pengetahuan yang dimiliki seseorang terkait perilaku ramah atau peduli terhadap lingkungan
hidup belum tentu mendorong orang tersebut berperilaku ramah lingkungan. Akan tetapi,
faktor pengetahuan mengenai perilaku peduli lingkungan hidup harus tetap diupayakan untuk
dimiliki oleh setiap orang. Pengetahuan yang benar mengenai perilaku ramah lingkungan
hidup merupakan komponen utama faktor internal yang dapat mendorong perubahan sikap
seseorang agar lebih ramah terhadap lingkungan hidup.
Tingkat pemahaman masyarakat yang minim mengenai lingkungan menyebabkan
kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Dalam pengertian lingkungan hidup
sendiri yang berarti kesatuan ruang dengan semua benda dan daya serta kondisi termasuk
didalamnya manusia dengan segala perilakunya dimana manusia berada, yang mempengaruhi
kesejahteraan dan keselamatannya serta jasad-jasad hidup lainnya
Pengetahuan lingkungan seseorang sangat diperlukan sebagai dasar dalam
berperilaku, baik dalam lingkungan rumah tangga, lingkungan tempat tinggal, maupun
tempat bekerja. Demikian juga dalam berperilaku yang berhubungan dengan lingkungan
hidup, diperlukan pengetahuan tentang perilaku yang berhubungan dengan lingkungan hidup.
Pengetahuan lingkungan yang dimiliki seseorang terkait perilaku ramah atau peduli terhadap
lingkungan hidup belum tentu mendorong orang tersebut berperilaku ramah lingkungan.
Akan tetapi, faktor pengetahuan mengenai perilaku peduli lingkungan hidup harus tetap
diupayakan untuk dimiliki oleh setiap orang. Pengetahuan yang benar mengenai perilaku
ramah lingkungan hidup merupakan komponen utama faktor internal yang dapat mendorong
perubahan sikap seseorang agar lebih ramah terhadap lingkungan hidup.
Sesungguhnya sumber yang menimbulkan permasalahan lingkungan ialah ulah
manusia yang dalam aktivitasnya tidak memperdulikan keseimbangan dan keselarasan
lingkungan. Manusia yang selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya
yang melampaui kemampuan lingkungan dalam mendukung prikehidupan. Aktivitas berupa
eksploitasi yang berlebihan itulah yang menyebabkan terganggunya keseimbangan dan
keserasian lingkungan.
Selain proses pembangunan yang sering mengakibatkan degradasi lingkungan,
perilaku konsumtif dan gaya hidup manusia juga mengakibatkan permasalahan lingkungan.
Kerusakan sumberdaya alam banyak disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti misalnya
pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah serta kerusakan hutan. Berdasarkan
hasil kajian Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada tahun 2007, selain
faktor alam, aktivitas manusia juga merupakan penyebab utama meningkatnya konsentrasi
gas rumah kaca (GRK) di atmosfer bumi, yang pada akhirnya turut menyumbang terjadinya
pemanasan global dan perubahan iklim. Beberapa aktivitas manusia tersebut antara lain
penggunaan alat transportasi, penggunaan energi, pembakaran hutan dan peternakan.

1.2. Rumusan Masalah

Lingkungan hidup adalah hal terpenting yang harus dilestarikan maupun


dikembangkan agar tetap menajdi sumber penunjang hidup bagi manusia maupun hewan
hidup lainnya sebab manusia dalam memenuhi kehidupannya ia sangat butuh dengan
sumber daya alam skeitar yang berupa tanah , air maupun yang tak terbarukan.
Namun harus disadari bahwa sumberdaya alam yang kita perlukan empunyai
keterbatasan ketersediaan di dalam hal ini. Mulai dari ketersediaan kuantitas maupun
hingga ke kwalitas. Oleh sebab itu pentingnya diperlukan pengelolaan sumber daya alam
dengan baik dan bijaksana sesuai dengan kebutuhan
Dalam hal itu kita dapat menyimpulkan rumusan masalah berikut ini ;
1. Bagaimana cara menjaga dan melestarikan sumber daya alam

2. Factor apa saja yang menyebabkan kerusakan alam sehingga kita tidak bisa
menikmati hasil alam sampai dengan masa tua nanti
3. Bagaimana cara mengendalikan agar sumber daya alam ini nantinya tidak
akan punah
1.3. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini, antara lain:

1. Untuk mengetahui cara menjaga dan melestarikan sumber daya alam

2. Untuk mengetahui perilaku peduli lingkungan masyarakat

` 3. Untuk mengetahui pengaruh signifikan antara pengetahuan lingkungan


terhadap perilaku peduli lingkungan pada masyarakat
4. Untuk memberikan gambaran sebab – sebab orang melakukan kerusakan dan
pencemaran lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Lingkungan


Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari, dan memiliki
karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan
makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih
kompleks dan riil.
Menurut Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan danPengelolaan
Lingkungan Hidup, Definisi lingkungan hidup adalah kesatuan ruangdengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusiadan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsunganperikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain
Komponen lingkungan terdiri dari faktor abiotik (tanah, air, udara, cuaca, suhu) dan
faktor biotik (tumbuhan, hewan, dan manusia). Lingkungan bisa terdiri atas lingkungan alam dan
lingkungan buatan, sedangkan lingkungan alam adalah keadaan yang diciptakan Tuhan untuk
manusia.Lingkungan alam terbentuk karena kejadian alam. Jenis lingkungan alam antara lain air,
tanah, pohon, udara, sungai dll. Lingkungan buatan dibuat olemanusia. Misalnya jembatan, jalan,
bangunan rumah, taman kota, dll.
Lingkungan merupakan tempat hidup manusia. Manusia hidup, berada, tumbuh, dan
berkembang di atas bumi sebagai lingkungan. Lingkungan memberi sumbersumber penghidupan
manusia. Lingkungan mempengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia yang mendiaminya.
Lingkungan memberi tantangan bagi kemajuan peradaban manusia. Manusia memperbaiki,
mengubah, bahkan
Lingkungan hidup pada prinsipnya merupakan suatu sistem yang salingberhubungan satu dengan yang
lainnya sehingga pengertian lingkungan hiduphampir mencakup semua unsur ciptaan Tuhan Yang Mahakuasa di
bumi ini.Itulah sebab lingkungan hidup termasuk manusia dan perilakunya merupakanunsur
lingkungan hidup yang sangat menentukan. Namun tidak dapat dipungkiribahwa lingkungan saat ini oleh
sebagian kalangan dianggap tidak bernilai karenalingkungan hidup hanya sebuah benda yang diperuntukkan bagi
manusia.Dengan kata lain, manusia merupakan penguasa lingkungan hidup sehinggalingkungan hidup hanya
dipersepsikan sebagai objek dan bukan sebagai subjek.
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini, antara lain: 1. Untuk mengetahui pengetahuan lingkungan masyarakat di kelurahan
Tegal Rejo kecamatan Medan Perjuangan. 2. Untuk mengetahui perilaku peduli lingkungan
masyarakat di kelurahan Tegal Rejo kecamatan Medan Perjuangan. 3. Untuk mengetahui
pengaruh signifikan antara pengetahuan lingkungan terhadap perilaku peduli lingkungan pada
masyarakat kelurahan Tegal Rejo kecamatan Medan Perjuangan.
2.2. Hubungan Manusia dengan Lingkungan
Semua makhluk hidup yang ada di bumi, melakukan hubungan dengan sesama
makhluk hidup maupun dengan lingkungannya. Lingkungan alam terdiri atas benda mati
dan makhluk hidup. Lingkungan alam merupakan sumber penghidupan bagi makhluk
hidup, karena alam menyediakan semua kebutuhan makhluk hidup.
Hubungan manusia dan lingkungan bekerja melalui dua cara. Pada satu sisi, manusia
dipengaruhi oleh lingkungan, tetapi pada sisi lain manusia memiliki kemampuan untuk
mengubah lingkungan
Hubungan manusia dan lingkungan bekerja melalui dua cara. Pada satu sisi, manusia
dipengaruhi oleh lingkungan, tetapi pada sisi lain manusia memiliki kemampuan untuk
mengubah lingkungan
Hubungan manusia dan lingkungan bekerja melalui dua cara. Pada satu sisi,
manusia dipengaruhi oleh lingkungan, tetapi pada sisi lain manusia memiliki kemampuan
untuk mengubah lingkungan
Karakteristik hubungan tersebut berbeda antara satu daerah dengan daerah yang
lainnya, atau satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Pada daerah yang
masyarakatnya memiliki tingkat peradaan yang telah maju, manusia cenderung dominan
sehingga kingkungannya telah banyak berubah dari lingkungan alam menjadi lingkungan
binaan hasil karya manusia
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dengan kemajuan teknologi saat ini, sebagian manusia
menjadikan teknologi segala-galanya. Teknologi bukan lagi menjadi alternative tetapi
telah menjadi keyakinan yang dapat menjamin hidup dan kehidupan manusia. Teknologi
telah membuat sebagian manusia tidak lagi percaya kepada Tuhan, padahal teknologi
merupakan ciptaan manusia dan bertuan pada manusia, bukan sebaliknya.

2.3 Etika Lingkungan Terhadap Alam Bagi Kehidupan Manusia


Manusia membutuhkan alam lingkungan daripada alam yang membutuhkan
manusia, maka sudah dapat dipastikan bahwa kerusakan alam lingkungan terjadi
dikarenakan manusia telah berbuat salah terhadap alam.

Dalam buku karangan A. Sonny Keraf (2002) yang berjudul Etika Lingkungan
mengingatkan bahwa masalah lingkungan hidup adalah masalah moral manusia, atau
persoalan perilakun manusia. Kerusakan bukan masalah teknis tetapi krisis lingkungan
adalah krisis moral manusia.

Secara teoritis, terdapat macam-macam teori etika lingkungan, yaitu


Antroposentrisme menurut teori ini, etika lingkungan yang bercorak antroposentrisme
merupakan sebuah kesalahan cara pandang Barat yang bermula dari Aristoleses hingga
filsuf-filsuf modern , dimana perhatian utamanya mengganggap bahwa etika hanya
berlaku bagi komunitas manusia. Dan Biosentrisme dan Ekosentrisme, pada faham
biosentrisme dan ekosentrisme, manusia tidak hanya dipandang sebagai makhluk sosial,
tetapi juga sebagai makhluk biologis atau makhluk ekologis. Sebagai semua makhluk
hidup lainnya, manusia mempunyai kedudukan yang sama dalam “jaringan kehidupan” di
alam semesta ini.

Dari pemahaman ini, biosentrisme dan ekosentrisme memperluas pemahaman


etika, yaitu menganggap komunitas biotis dan komunitas ekologis sebagai komunitas
moral. Etika lingkungan yang diperjuangkan dan dibela oleh biosentrisme dan
ekosentrisme adalah kembali kepada etika masyarakat adat yang dipraktikkan oleh
hamper semua suku asli di seluruh dunia.

2.4. Pandangan Manusia Terhadap Lingkungannya

Pandangan manusia terhap alam lingkungan dapat dibedakan atas dua golongan,
yakni pandangan imanen (holistic), menurut pandangan ini, manusia dapat memisahkan
dirinya dengan system biofisik sekitarnya, seperti dengan hewan, tumbuhan, gunung,
sungai, dan lain-lain. Namun demikian, manusia masih merasa adanya hubungan
funfsional dengan factor-faktor biosifik itu sehingga membentuk satu kesatuan sosio-
biofisik.
Pandangan Transenden, menurut pandangan ini, alam lingkungan hanya dianggap
sebagai sumber daya alam yang diciptakan untuk dieksploitasi sebesar-besarnya untuk
kesejahteraan manusia. Pandangan transenden mengakibatkan banyaknya kehancuran
alam lingkungan. Kerusakan itu diawali pada saat revolusi industry di Eropa.

Masyarakat sebagai pengelola lingkungan mempunyai kewajiban untuk


mengelola lingkungannya dengan baik, seperti tertera dalam undang-undang No. 4 tahun
1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Kebijakan lingkungan yang digariskan oleh pemerintah juga akan dijiwai oleh
kebudayaan lingkungan tersebut. Apabila kita berhasil membuat masyarakat
berkebudayaan ramah terhadap lingkungan akan berkembang dengan sendirinya.

Budaya cinta lingkungan haruslah dikembangkan sejak kecil, walaupun sulit,


tetapi beberapa hasil nyata akan dapat dicapai. Budaya memelihara pohon juga perlu
dikembangkan. Dan, budaya berjalan kaki dan naik sepeda harus perlu dikembangkan.
Pandangan manusia terhadap lingkungannya sebagai sumber daya yang berguna
untuk kelangsungan hidupnya. Manusia membutuhkan lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan. Karena ketergantungan manusia dengan
lingkungan maka perlu dijaga dengan baik. Lingkungan yang baik dapat menjaga
keberlangsungan hidup organisme di dalamnya.
2.5 Akar Permasalahan Lingkungan Hidup
Permasalahan lingkungan hidup saat ini memang menjadi problem yang paling
sering terjadi di lingkungan Indonesia. Permasalahan lingkungan ini bisa disebabkan oleh
ciri-ciri manusia sebagai makhluk ekonomi dari beberapa hal, mulai dari faktor alam atau
faktor dari manusia nya sendiri. Kebanyakan dari permasalahan ini terkadang belum
memiliki solusi untuk mengatasinya. Sehingga menyebabkan kerusakan-kerusakan alam
dan lingkungan terus saja terjadi. Kerusakan lingkungan hidup  memberikan dampak
langsung bagi kehidupan manusia. Pada tahun 2004, High Level Threat
Panel, Challenges and Change PBB, memasukkan degradasi lingkungan sebagai salah
satu dari sepuluh ancaman terhadap kemanusiaan. World Risk Report yang
dirilis German Alliance for Development Works (Alliance), United Nations University
Institute for Environment and Human Security (UNU-EHS) dan  The Nature
Conservancy (TNC) pada 2012 pun menyebutkan bahwa kerusakan lingkungan menjadi
salah satu faktor penting yang menentukan tinggi rendahnya risiko bencana di suatu
kawasan.

Penyebab kerusakan lingkungan hidup secara umum bisa dikategorikan dalam


dua faktor yaitu akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia.

1. Letusan gunung berapi, banjir, abrasi, tanah longsor, angin puting beliung,
gempa bumi, dan tsunami merupakan beberapa contoh bencana alam
Bencana-bencana tersebut menjadi penyebab rusaknya lingkungan hidup
akibat peristiwa alam. Meskipun jika ditelaah lebih lanjut, bencana seperti
banjir, abrasi, kebakaran hutan dan tanah longsor bisa saja terjadi karena
adanya campur tangan manusia juga.

2. Penyebab kerusakan lingkungan yang kedua adalah akibat ulah manusia.


Kerusakan yang disebabkan oleh manusia ini justru lebih besar dibanding
kerusakan akibat bencana alam. Ini mengingat kerusakan yang dilakukan bisa
terjadi secara terus menerus dan cenderung meningkat. Kerusakan ini
umumnya disebabkan oleh aktifitas manusia yang tidak ramah lingkungan
seperti perusakan hutan dan alih fungsi hutan, pertambangan, pencemaan
udara air, dan tanah dan lain sebagainya.

2.6  Manusia Sebagai Salah Satu Faktor yang Menentukan LingkunganHidup dalam


Kerangka Undang-Undang No. 32 Tahun 2009

Masalah lingkungan hidup tidak pernah lepas dari berbagai kepentinganseperti kepentingan
Negara, kepentingan pemilik modal, kepentingan rakyatmaupun kepentingan lingkungan hidup
itu sendiri. Penempatan kepentingan ituselalu menempatkan pihak masyarakat sebagai pihak yang
dirugikan
Pembangunan merupakan pertumbuhan ekonomi untuk mendukungpeningkatan kesejahteraan.
Dalam mengejar pertumbuhan ekonomi ini, seringterjadi pacuan pertumbuhan yang seringkali
menimbulkan dampak yang tidakterduga terhadap lingkungan alam dan lingkungan sosial.

Krisis lingkungan global yang kita alami dewasa ini sebenarnyabersumber pada kesalahan
fundamental-filosofis manusia dalam memahami ataumemandang dirinya, alam dan
tempat manusia dalam keseluruhan ekosistempada gilirannya hal ini menyebabkan kesalahan
pada perilaku manusia yangbersumber dari kesalahan cara pandang tersebut. Manusia keliru
memandangalam dan keliru menempatkan diri dalam konteks alam semesta seluruhnya.Inilah awal
dari semua bencana lingkungan hidup yang kita alami sekarang, olehkarena itu pembenahannya harus
pula menyangkut pembenahan cara pandangdan perilaku manusia dalam berinteraksi baik
dengan alam maupun denganmanusia lain dalam keseluruhan ekosistem

Kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup tidak hanya menjadimasalah nasional, tetapi telah
menjadi masalah antarnegara, regional dan global.Dunia semakin sempit, hubungan antarnegara
bertambah dekat dan makintergantung satu sama lain. Pencemaran pun semakin meluas,
kadang-kadang melintasi batas-batas Negara dalam bentuk pencemaran air sungai,
emisi udara,kebakaran hutan, pencemaran minyak di laut dan seterusnya. Kebakaran
hutandiserawak akan mudah merembet ke Kalimantan Barat dan sebaliknya. Semuaini
memerlukan pengaturan khusus yang bersifat supranasional

Dalam ruang nasional, hukum lingkungan menempati titik silang sebagaibagian dari hukum
klasik, yaitu hukum publik dan privat. Termasuk hukum publikadalah hukum pidana, hukum
pemerintahan (administratif), hukum pajak, hukumtata Negara, bahkan hukum agraria pun berkaitan
dengan hukum lingkungan.Kaitannya dengan Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa
bumidan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negaradan dipergunakan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Ketentuan initelah dijabarkan ke dalam Undang-Undang
Pokok Agraria Tahun 1960, bahkantelah ditambah dengan dimensi baru, yakni ruang angkasa,
disamping bumi danair. Dengan demikian pemberian hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha,hak
pakai dan lain-lain harus juga memperhatikan kepentingan lingkungan, kalautanah itu dirusak atau
dipergunakan yang mengakibatkan pencemaran ataurusaknya lingkungan hidup, hak itu dapat
dicabut
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Eksploitasi manusia terhadap alam mendapat legitimasi ilmiah-filosofismelalui
pandangan dunia modern bahwa manusia adalah pusat dunia(antroposentrisme). Alam dipahami sebagai
sesuatu yang tidak punyai nilaiintrinsik kecuali semata-mata nilai yang dilekatkan oleh
manusia terhadapnya.
Etika Lingkungan Hidup hadir sebagai respon atas etika moral yang selama iniberlaku, yang
dirasa lebih mementingkan hubungan antar manusia danmengabaikan hubungan antara manusia dan
mahluk hidup bukan manusia.Mahluk bukan manusia, kendati bukan pelaku moral (moral
agents) melainkandipandang sebagai subyek moral (moral subjects), sehingga pantas
menjadiperhatian moral manusia. Kesalahan terbesar semua etika sejauh ini adalahetika-etika tersebut
hanya berbicara mengenai hubungan antara manusiadengan manusia.
Dalam perkembangan selanjutnya, etika lingkungan hidupmenuntut adanya perluasan
cara pandang dan perilaku moral manusia. Yaitudengan memasukkan lingkungan atau alam semesta
sebagai bagian darikomunitas moral. Sebagaimana telah disebutkan di dalam firman Allah di dalam
Selanjutnya manusia sebagai salah satu komponen lingkungan hidupyang memiliki ciri yang
sangat berbeda dengan komponen-komponen lingkunganlainnya. Perbedaan yang hakiki dengan
makhluk lainnya ialah manusia memilikiakal atau kecerdikan. Manusia melakukan kerusakan dan
pencemaranlingkungan hidup selain disebabkan karena penegakan hukumnya yang

lemah juga disebabkan karena pola pikir manusia yang keliru memandang alam da
nkeliru menempatkan diri dalam konteks alam semesta. Serta perilaku manusiayang tidak
bertanggung jawab, tidak peduli pada orang lain serta kebutuhanhidup yang tinggi
mendorong manusia memiliki mentalitas tanpa batas danbersifat serakah dengan tujuan
memperkaya diri sendiri.

3.2. Saran

Adapun saran penulis yaitu mulailah dari diri kita sendiri untuk tetapmenjaga
kelestarian lingkungan hidup serta mau berpartisipasi dalam usahamengurangi kerusakan maupun
pencemaran lingkungan hidup yang semakintidak terkendali. Penting adanya kesadaran pada
semua lapisan masyarakatterhadap kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup.

Dengan kesadaran,diharapkan masyarakat berpartisipasi aktif dalam upaya pengendalian


dampaklingkungan. Untuk aparatur penegak hukum agar lebih tegas dalam melakukantindakan terhadap
para pelaku kerusakan dan pencemaran lingkungan hidupyang pada akhirnya dapat merugikan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

https://jurnal.cilacap.info/pandangan-manusia-terhadap-alam-dan-lingkungan-menentukan-kelestariannya

https://pdfcoffee.com/pandangan-manusia-terhadap-lingkungan-3-pdf-free.html

https://www.google.com/search?
q=manusia+sebagai+salah+satu+faktor+penentu+lingkungan+hiduo&oq=manusia+sebagai+salah+satu+faktor+
penentu+lingkungan+hiduo&aqs=chrome..69i57j0i22i30l2.22007j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai