OLEH;
ADRYAN SAPUTRA
M1A116171
KEHUTANAN C
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
peran ekonomi dan pembangunan berkelanjutan terhadap lingkungan hidup di
negara berkembang ini dengan baik dan lancar sesuai waktu yang telah ditetapkan.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam bidang mata kuliah pengantar
ilmu lingkungan serta memberikan informasi dan wawasan kepada pembaca. Berkat
bimbingan, petunjuk, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini saya juga ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar
besarnya kepada pihak pihak yang telah terlibat dalam pembuatan makalah ini
secara langsung maupun tidak langsung. Dalam pembuatan makalah ini saya juga
merasa masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu saya meminta maaf dan
memohon kritik dan saran yang dapat membangun dari pembaca untuk dapat
memotivasi dalam pembuatan makalah yang lebih baik dilain waktu, seperti kata
peribahasa Tidak ada gading yang tak tertak.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih dan semoga makalah ini bermanfaat.
Kendari,10 maret2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ..
1 Latar Belakang ...
2 Rumusan Masalah ..
3 Maksud dan Tujuan
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Permasalahan lingkungan hidup mendapat perhatian yang besar di semua
negara di dunia, ini terbukti dengan di adakannya konferensi PBB tentang
Lingkungan Hidup di Stockholm yang di buka pada tanggal 5 Juni 1972. Tanggal
pembukaan konferensi tersebut diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
Permasalahan lingkungan hidup telah ada pada saat manusia ada di bumi bahkan
permasalahan itu ada sejak bumi ini tercipta. Jika perubahan iklim, kejadian geologi
yang bersifat malapetaka dan kepunahan massal hewan serta tumbuhan kita gunakan
sebagai petunjuk permasalahan lingkungan,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Masalah lingkungan hidup yang terjadi sebagai dampak dari aktivitas manusia
yang meliputi masalah perusakan lingkungan hidup akibat pembangunan gedung,
penebangan hutan, kepunahan spesies flora dan fauna karena kerusakan habitat dan
perburuan, polusi air dan udara akibat limbah industri, penghancuran terumbu
karang, pembuangan sampah tanpa pengelolaan, penipisan lapisan ozon, polusi
udara di kota, dan pemanasan global.
3. Makin baik
Kualitas lingkungan makin baik jika daya lenting lingkungan lebih besar dari
tingkat kerusakan. Di sini lingkungan tidak hanya mampu memulihkan, tapi lebih
dari itu mampu menjadikan kondisi lingkungan lebih baik. Contoh banjir di daerah
rendahan sepanjang sungai yang tidak ada penduduknya.
Biologi lingkungan atau yang biasa dikenal dengan ekologi adalah bagian dari
ilmu pengetahuan yang mempunyai hubungan erat dengan lingkungan. Ekologi
berasal dari kata oikos yang berarti rumah tangga dan logos yang mempunyai arti
ilmu pengetahuan. Jadi, ekologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan keadaan lingkungannya yang
bersifat dinamis. Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya sangat
terbatas terhadap lingkungan yang bersangkutan, hubungan inilah yang disebut
dengan keterbatasan ekologi. Dalam keterbatasan ekologi terjadi degradasi ekosistem
yang disebabkan oleh dua hal yaitu peristiwa alami dan kegiatan manusia. Secara
alami merupakan peristiwa yang terjadi bukan karena disebabkan oleh perilaku
manusia. Sedangkan yang disebabkan oleh kegiatan manusia yaitu degradasi
ekosistem yang dapat terjadi diberbagai bidang meliputi bidang pertanian,
pertambangan, kehutanan, konstruksi jalan raya, pengembangan sumber daya air dan
adanya urbanisasi.
Pada mulanya konsep Daya Dukung dipergunakan dalam sistem ternak satwa
liar. Pada suatu lingkungan alamiah tanpa subsidi dari luar, seperti pemupukan atau
penggunaan teknologi lainnya. Sehingga daya dukung itu menurut Soemarwoto
(1985) dalam makalah Dahlan (2011) diartikan untuk menunjukkan besarnya
kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan hewan yang dinyatakan
dalam jumlah ekor persatuan luas lahan.
Dari dua konsep tadi dapat ditarik persamaan bahwa daya dukung itu
berkenaan dengan kemampuan suatu lingkungan atau sebidang lahan untuk
mendukung kehidupan sesuatu jenis makhluk hidup secara umum dan lebih terukur.
Daya dukung lingkungan itu tidak lain adalah ukuran kemampuan suatu lingkungan
mendukung sejumlah populasi jenis tertentu untuk dapat hidup dengan wajar dalam
lingkungan tersebut. Dalam hal ini lingkungan dapat berupa sebidang lahan, suatu
wilayah geografi tertentu atau suatu ekosistim tertentu. Kelompok atau sejumlah
individu tertentu dalam hal ini bisa berupa tumbuh- tumbuhan, binatang atau
manusia. Secara khusus hubungannya dengan manusia Sumaatmadja (1989)
mengemukakan daya dukung yaitu ukuran kemampuan suatu lingkungan
mendukung sejumlah populasi manusia untuk dapat hidup dengan wajar dalam
lingkungan tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
Di negara-negara maju, dalam keadaan tingkat hidup yang tinggi dan hampir
semua penduduknya tidak lagi mengenal kelaparan maupun penyakit menular yang
berbahaya, kerusakan lingkungan dianggap sebagai bahaya terhadap kehidupan
yang makmur, aman dan menyenangkan. Untuk apa membangun bendungan bila
membawa resiko kerusakan lingkungan, sedangkan listrik untuk pabrik dan
keperluan rumah tangga serta air irigasi untuk produksi pertanian telah cukup.
Untuk apa pula digunakan pestisida guna menaikkan lagi produksi bahan makanan
dengan menanggung resiko terjadinya pencemaran lingkungan, sedangkan produksi
telah melimpah bahkan berlebih (Soemarwoto, 2007).
Sejak tahun 1960-an di negara maju, terjadi gerakan lingkungan yang kuat
yang bertujuan untuk menyelamatkan lingkungan dari kerusakan yang diakibatkan
oleh pembangunan. Gerakan tersebut diikuti oleh gerakan yang bersifat anti-
teknologi maju dan anti-pembangunan, karena pembangunan dianggap sebagai
biang keladi rusaknya lingkungan. Gerakan-gerakan tersebut melihat masalah
lingkungan dari cara pandang negara maju yang serba kecukupan dan bebas dari
penyakit menular yang berbahaya (Soemarwoto, 2007).
3.2 Keterkaitan antara Sumber Daya Alam, Ekonomi dan lingkungan hidup
5. Kemasyarakatan
Dari uraian tersebut diatas jelaslah bagi kita bahwa dalam menyikapi
terjadinya pencemaran lingkungan baik akibat teknologi, perubahan lingkungan,
industri dan upaya-upaya yang dilakukan dalam pembangunan ekonomi, diperlukan
itikad yang luhur dalam tindakan dan perilaku setiap orang yang peduli akan
kelestarian lingkungan hidupnya.Walaupun telah ditetapkan Undang-Undang No. 4
Tahun 1982, PP No. 19 tahun 1994 dan Keppres No .7 tahun 1994 yang
berhubungan dengan pengelolaan lingkungan, jika tidak ada kesamaan persepsi dan
kesadaran dalam pengelolaan lingkungan hidup maka berbagai upaya pembangunan
yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat tidak
akan dapat dinikmati secara tenang dan aman, karena kekhawatiran akan bencana
dari dampak negatif pencemaran lingkungan.
2) Pencemaran Tanah
Tanah bisa dapat tercemar apabila penggunaan secara berlebihan terhadap pupuk
dan bahan pestisida. Pencemaran tanah mempunyai ciri yaitu adanya perubahan
tanah menjadi kering dan keras, hal ini disebabkan oleh jumlah kandungan garam
yang sangat besar yang terdapat di dalam tanah. Selain itu, pencemara tanah juga
dapat disebabkan oleh sampah plastik karena pada umumnya sampah plastik tidak
mengalami proses penghancuran secara sempurna.
3) Pencemaran Hutan
Dalam pengelolaan sumber daya alam agar tetap lestari maka dapat dilakukan
uasaha atau upaya sebagai berikut:
1. Menjaga kawasan tangkapan hujan seperti kawasan pegunungan yang harus selalu
hijau karena daerah pegunungan merupakan sumber bagi perairan di darat.
2. Untuk mengurangi aliran permukaan serta untuk meningkatkan resapan air sebagia
air tanah, maka diperlukan pembuatan lahan dan sumur resapan.
8. Melakukan reboisasi terhadap lahan yang kritis sebagai suatu bentuk usaha
pengendalian agar memiliki nilai yang ekonomis.
9. Pembuatan sengkedan, guludan, dan sasag yang betujuan untuk mengurangi laju
erosi.
10. Adanya pengendalian terhadap penggunan sumber daya alam secara berlebihan.c)
Pengelolaan Daur Ulang Sumber Daya alam
Untuk menjaga kelestarian flora dan fauna, upaya yang dapat dilakukan adalah
mendirikan tempat atau daerah dengan memberikan perlindungan khusus yaitu
sebagai berikut:
3. Taman Nasional yaitu daerah yang cukup luas yang tujuannya sebagai
tempat perlindungan alam dan bukan sebagai tempat tinggal melainkan sebagai
tempat rekreasi.
4. Cagar alam merupakan daerah dari hutan suaka alam yang dijadikan
sebagai tempat perlindungan untuk keadaan alam yang mempunyai ciri khusus
termasuk di dalamnya meliputi flora dan fauna serta lingkungan abiotiknya
yang berfungsi untuk kepentingn kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan.
bagi negara berkembang, diperhadapkan pada dua pilihan. Pada satu pilihan
mempercepat pertumbuhan pembangunan, sementara pada pilihan yang lain faktor
kelestarian lingkungan sangat dibutuhkan. ini menunjukkan bahwa keterbelakangan
pembangunan pada negara-negara berkembang menghadapi suatu dilematis. Dia
mengharapkan keluar dari garis batas kemiskinan dengan mempercepat
pembangunan, namun diperhadapkan dengan faktor lingkungan hidup.
4.2 Saran.