Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah peran ekonomi dan
pembangunan berkelanjutan terhadap lingkungan hidup di negara berkembang ini
dengan baik dan lancar sesuai waktu yang telah ditetapkan. Makalah ini dibuat sebagai
salah satu tugas dalam bidang mata kuliah pengantar ilmu lingkungan serta memberikan
informasi dan wawasan kepada pembaca. Berkat bimbingan, petunjuk, pengarahan dan
bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini saya juga ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar
besarnya kepada pihak pihak yang telah terlibat dalam pembuatan makalah ini secara
langsung maupun tidak langsung. Dalam pembuatan makalah ini saya juga merasa masih
terdapat banyak kekurangan oleh karena itu saya meminta maaf dan memohon kritik dan
saran yang dapat membangun dari pembaca untuk dapat memotivasi dalam pembuatan
makalah yang lebih baik dilain waktu, seperti kata peribahasa Tidak ada gading yang tak
tertak.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih dan semoga makalah ini bermanfaat.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .. 1
DAFTAR ISI . 2
BAB I PENDAHULUAN 3
1 Latar Belakang 3
2 Rumusan Masalah .. 4
3 Maksud dan Tujuan .............................. 4
DAFTAR PUSTAKA . 19
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Permasalahan lingkungan hidup mendapat perhatian yang besar di semua negara di
dunia, ini terbukti dengan di adakannya konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup di
Stockholm yang di buka pada tanggal 5 Juni 1972. Tanggal pembukaan konferensi
tersebut diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Permasalahan lingkungan
hidup telah ada pada saat manusia ada di bumi bahkan permasalahan itu ada sejak bumi
ini tercipta. Jika perubahan iklim, kejadian geologi yang bersifat malapetaka dan
kepunahan massal hewan serta tumbuhan kita gunakan sebagai petunjuk permasalahan
lingkungan,
dapat kita ketahui bumi ini telah banyak mengalami permasalahan lingkungan
yang besar. Faktor yang sangat penting dalam permasalahan lingkungan ialah besarnya
populasi manusia. Dengan pertumbuhan populasi manusia yang cepat maka kebutuhan
akan pangan, bahan bakar, tempat pemukiman serta timbah domestik yang dikeluarkan
pun semakin bertambah dengan cepat. Pertumbuhan populasi ini telah mengakibatkan
permasalahan yang besar dalam lingkungan hidup. Di negara yang sedang berkembang
yang tingkat ekonomi dan teknologinya masih rendah, kerusakan hutan dan tata air yang
disertai kepunahan flora dan fauna dan erosi tanah serata sanitasi yang buruk yang
menyebabkan penyakit infeksi dan parasit terus meningkat merupakan permasalahan
lingkungan yang besar didaerah itu. Masalah - masalah tersebut hanya bisa di atasi
dengan pembangunan, karena dengan pembangunan akan menaikan perekonomian
rakyat sehingga penduduk akan lebih mampu mengatasi masalah tersebiut dengan
kekuatannya sendiri. Dengan demikian masalah lingkungan dinegara yang sedang
berkembang hanya dapat diatasi dengan pembangunan.
2 Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telas dijelaskan, maka dapat dibuat
perumusan masalah sebagai berikut:
Paradigma Pembangunan di Negara Maju versus Negara Berkembang
Keterkaitan antara Sumber Daya Alam, Ekonomi dan lingkungan hidup
Pembangunan berkelanjutan yang mengedepankan lingkungan hidup
Pembangunan ekonomi dan lingkungan hidup di negara berkembang
Permasalahan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Negara Berkembang
Pencemaran Lingkungan di negara berkembang
Pemecahan Masalah Lingkungan di negara berkembang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Masalah lingkungan hidup yang terjadi sebagai dampak dari aktivitas manusia yang
meliputi masalah perusakan lingkungan hidup akibat pembangunan gedung, penebangan
hutan, kepunahan spesies flora dan fauna karena kerusakan habitat dan perburuan, polusi
air dan udara akibat limbah industri, penghancuran terumbu karang, pembuangan sampah
tanpa pengelolaan, penipisan lapisan ozon, polusi udara di kota, dan pemanasan global.
3. Makin baik
Kualitas lingkungan makin baik jika daya lenting lingkungan lebih besar dari
tingkat kerusakan. Di sini lingkungan tidak hanya mampu memulihkan, tapi lebih dari itu
mampu menjadikan kondisi lingkungan lebih baik. Contoh banjir di daerah rendahan
sepanjang sungai yang tidak ada penduduknya.
Dengan adanya kegiatan pembangunan tingkat kerusakan lingkungan hidup
bergantung pada upaya pengendalian yang dilakukan oleh pelaku pembangunan, yaitu:
Pada perkembangan selanjutnya daya dukung telah diterapkan juga pada populasi
manusia sehingga Mustadji dan Silalahi (1983) dalam makalah Dahlan (2011)
mendefinisikan Daya Dukung sebagai kemampuan lingkungan untuk mendukung
kehidupan manusia dan makluk hidup lainnya. Hal ini diperkuat oleh Soemarwoto (1985)
dalam makalah Dahlan (2011) yang mengartikan Daya Dukung sebagai kemampuan
sebidang lahan untuk mendukung kehidupan.
Dari dua konsep tadi dapat ditarik persamaan bahwa daya dukung itu berkenaan
dengan kemampuan suatu lingkungan atau sebidang lahan untuk mendukung kehidupan
sesuatu jenis makhluk hidup secara umum dan lebih terukur. Daya dukung lingkungan itu
tidak lain adalah ukuran kemampuan suatu lingkungan mendukung sejumlah populasi
jenis tertentu untuk dapat hidup dengan wajar dalam lingkungan tersebut. Dalam hal ini
lingkungan dapat berupa sebidang lahan, suatu wilayah geografi tertentu atau suatu
ekosistim tertentu. Kelompok atau sejumlah individu tertentu dalam hal ini bisa berupa
tumbuh- tumbuhan, binatang atau manusia. Secara khusus hubungannya dengan manusia
Sumaatmadja (1989) mengemukakan daya dukung yaitu ukuran kemampuan suatu
lingkungan mendukung sejumlah populasi manusia untuk dapat hidup dengan wajar
dalam lingkungan tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
Di negara-negara maju, dalam keadaan tingkat hidup yang tinggi dan hampir semua
penduduknya tidak lagi mengenal kelaparan maupun penyakit menular yang berbahaya,
kerusakan lingkungan dianggap sebagai bahaya terhadap kehidupan yang makmur, aman
dan menyenangkan. Untuk apa membangun bendungan bila membawa resiko kerusakan
lingkungan, sedangkan listrik untuk pabrik dan keperluan rumah tangga serta air irigasi
untuk produksi pertanian telah cukup. Untuk apa pula digunakan pestisida guna
menaikkan lagi produksi bahan makanan dengan menanggung resiko terjadinya
pencemaran lingkungan, sedangkan produksi telah melimpah bahkan berlebih
(Soemarwoto, 2007).
Sejak tahun 1960-an di negara maju, terjadi gerakan lingkungan yang kuat yang
bertujuan untuk menyelamatkan lingkungan dari kerusakan yang diakibatkan oleh
pembangunan. Gerakan tersebut diikuti oleh gerakan yang bersifat anti-teknologi maju
dan anti-pembangunan, karena pembangunan dianggap sebagai biang keladi rusaknya
lingkungan. Gerakan-gerakan tersebut melihat masalah lingkungan dari cara pandang
negara maju yang serba kecukupan dan bebas dari penyakit menular yang berbahaya
(Soemarwoto, 2007).
3.2 Keterkaitan antara Sumber Daya Alam, Ekonomi dan lingkungan hidup
Jadi jelaslah keserasian bukanlah suatu hal yang kekal, melainkan berubah-ubah
menurut umur orang atau golongan, tempat dan waktu. Karena itu melestarikan
keserasian bertentangan dengan hakekat hidup yang menginginkan perubahan.
Melestarikan keserasian akan berarti meniadakan kebutuhan dasar untuk dapat memilih.
Karena itu akan berarti menurunkan mutu lingkungan dan dengan itu mutu hidup.
e. Kemasyarakatan
Isu-isu aktual diatas merupakan status lingkungan atas tekanan aktivitas manusia.
Untuk mengantisipasi dan mengatasi status kerusakan tersebut, masyarakat menunjukkan
respon atas perubahan-perubahan yang terjadi melalui kebijakan-kebijakan lingkungan,
ekonomi dan sektoral dan melalui kesadaran dan perubahan perilaku. Model status-
tekanan-respon tersebut dijabarkan dengan ringkas pada gambar 1 berikut;
Terbitnya UU No. 32 Th. 2009 tersebut tampaknya memang ditujukan untuk lebih
memperkuat aspek perencanaan dan penegakan hukum lingkungan hidup, yang mana
terlihat dari struktur UU yang lebih dominan dalam mengatur aspek perencanaan dan
penegakan hukum. Meskipun demikian terdapat celah yang cukup mencolok dalam UU
No. 32 Th. 2009, yaitu ketiadaan pasal dan ayat yang menyinggung tentang komitmen
para pemangku kepentingan untuk memperlambat, menghentikan dan membalikkan arah
laju perusakan lingkungan (Adnan, 2009).
Konferensi PBB tentang lingkungan Hidup di Stockholm pada tahun 1972, telah
menetapkan tanggal 5 Juni setiap tahunnya untuk diperingati sebagai Hari lingkungan
Hidup Sedunia. Kesepakatan ini berlangsung didorong oleh kerisauan akibat tingkat
kerusakan lingkungan yang sudah sangat memprihatinkan.
Di Indonesia perhatian tentang lingkungan hidup telah dilakukan sejak tahun 1960-
an. Tonggak pertama sejarah tentang permasalahan lingkungan hidup dipancangkan
melalui seminar tentang Pengelolaan lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional yang
diselenggarakan di Universitas Padjajaran pada tanggal 15 18 Mei 1972. Hasil yang
dapat diperoleh dari pertemuan itu yaitu terkonsepnya pengertian umum permasalahan
lingkungan hidup di Indonesia. Dalam hal ini, perhatian terhadap perubahan iklim,
kejadian geologi yang bersifat mengancam kepunahan makhluk hidup dapat digunakan
sebagai petunjuk munculnya permasalahan lingkungan hidup.
Pada saat itu, pencemaran oleh industri dan limbah rumah tangga belumlah
dipermasalahkan secara khusus kecuali di kota-kota besar. Saat ini, masalah lingkungan
hidup tidak hanya berhubungan dengan gejala-gejala perubahan alam yang sifatnya
evolusioner, tetapi juga menyangkut pencemaran yang ditimbulkan oleh limbah industri
dan keluarga yang menghasilkan berbagai rupa barang dan jasa sebagai pendorong
kemajuan pembangunan di berbagai bidang.
Dari uraian tersebut diatas jelaslah bagi kita bahwa dalam menyikapi terjadinya
pencemaran lingkungan baik akibat teknologi, perubahan lingkungan, industri dan upaya-
upaya yang dilakukan dalam pembangunan ekonomi, diperlukan itikad yang luhur dalam
tindakan dan perilaku setiap orang yang peduli akan kelestarian lingkungan hidupnya.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber
daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di
atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia
seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah
segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi.
Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan,
hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).Masalah lingkungan adalah
aspek negatif dari aktivitas manusia terhadap lingkungan biofisik. Masalah lingkungan
terbaru saat ini yang mendominasi mencakup perubahan iklim, polusi, dan hilangnya
sumber daya alam.Dalam lingkungan hidup di Indonesia, banyak terjadi permasalahan di
sungai, laut, tanah dan hutan yaitu sebagai berikut:
Sungai dan laut dapat tercemar dari kegiatan manusia seperti penggunaan bahan
logam berat, pembuangan limbah cair kapal dan pemanfaatan air panas. Secara
biologis, fisik dan kimia senyawa seperti logam tidak dapat dihancurkan. Di berbagai
sektor industri dan rumah tangga seperti pemakaian bahan-bahan dari plastik.
2) Pencemaran Tanah
Tanah bisa dapat tercemar apabila penggunaan secara berlebihan terhadap pupuk
dan bahan pestisida. Pencemaran tanah mempunyai ciri yaitu adanya perubahan
tanah menjadi kering dan keras, hal ini disebabkan oleh jumlah kandungan garam
yang sangat besar yang terdapat di dalam tanah. Selain itu, pencemara tanah juga
dapat disebabkan oleh sampah plastik karena pada umumnya sampah plastik tidak
mengalami proses penghancuran secara sempurna.
3) Pencemaran Hutan
Dalam pengelolaan sumber daya alam agar tetap lestari maka dapat dilakukan uasaha
atau upaya sebagai berikut:
a) Menjaga kawasan tangkapan hujan seperti kawasan pegunungan yang harus selalu hijau
karena daerah pegunungan merupakan sumber bagi perairan di darat.
b) Untuk mengurangi aliran permukaan serta untuk meningkatkan resapan air sebagia air
tanah, maka diperlukan pembuatan lahan dan sumur resapan.
c) Reboisasi di daerah pegunungan, dimana daerah tersebut berfungsi sebagai reservoir air,
tata air, peresapan air, dan keseimbangan lingkungan.
h) Melakukan reboisasi terhadap lahan yang kritis sebagai suatu bentuk usaha pengendalian
agar memiliki nilai yang ekonomis.
i) Pembuatan sengkedan, guludan, dan sasag yang betujuan untuk mengurangi laju erosi.
j) Adanya pengendalian terhadap penggunan sumber daya alam secara berlebihan.c)
Pengelolaan Daur Ulang Sumber Daya alam
Untuk menjaga kelestarian flora dan fauna, upaya yang dapat dilakukan adalah
mendirikan tempat atau daerah dengan memberikan perlindungan khusus yaitu sebagai
berikut:
b) Suaka Marga Satwa merupakan salah satu dari daerah hutan suaka alam yang
tujuannya sebagai tempat perlindungan untuk hewan-hewan langka agar tidak
punah.
c) Taman Nasional yaitu daerah yang cukup luas yang tujuannya sebagai tempat
perlindungan alam dan bukan sebagai tempat tinggal melainkan sebagai tempat
rekreasi.
d) Cagar alam merupakan daerah dari hutan suaka alam yang dijadikan sebagai
tempat perlindungan untuk keadaan alam yang mempunyai ciri khusus
termasuk di dalamnya meliputi flora dan fauna serta lingkungan abiotiknya
yang berfungsi untuk kepentingn kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan.
bagi negara berkembang, diperhadapkan pada dua pilihan. Pada satu pilihan
mempercepat pertumbuhan pembangunan, sementara pada pilihan yang lain faktor
kelestarian lingkungan sangat dibutuhkan. ini menunjukkan bahwa keterbelakangan
pembangunan pada negara-negara berkembang menghadapi suatu dilematis. Dia
mengharapkan keluar dari garis batas kemiskinan dengan mempercepat pembangunan,
namun diperhadapkan dengan faktor lingkungan hidup.
4.2 Saran.
Soejono, (1996). Hukum Lingkungan dan Peranannya Dalam Pembangunan. Jakarta; Rineka
Cipta.
Yakin, Addinul, (1997). Ekonomi Sumber Daya dan Lingkungan (Teori dan Kebijaksanaan
Jakarta;Djembatan.
ugandhy, Aca dan Hakim, Rustam. 2007. Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan
Wicaksono, Sonny Ilham. 2012. Masalah Lingkungan Hidup dan Upaya Penanggulangan
Adiningsih, Sri. 2009. Pembangunan Berkelanjutan Ditinjau dari Aspek Ekonomi, Artikel
Anonim. 2011. Undang Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang : Pengelolaan Lingkungan
OLEH;
ADRYAN SAPUTRA
M1A116171
KEHUTANAN C
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016