Anda di halaman 1dari 6

KARST | Laporan Kegiatan Pendampingan RHL 1

Disiapkan oleh :

KARST
Bersama Melestarikan Alam.

Jalan Supeno 5 Kota Palembang, Sumatera Selatan

INDONESIA

karst@gmail.com│karst.or.id

Pada Proyek :

PENDAMPINGAN KEGIATAN RHL BPDAS HL MUSI 2019

Kegiatan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS HL)
Musi mengenai Rehablitasi Hutan dan Lahan tahun 2019 di beberapa UPTD KPH di
Wilayah Sumatera Selatan.

AGUSTUS, 2019

Photo Credits : KARST


Pendamping RHL : Wahyu Prasetya
Penyusun Laporan : Wahyu Prasetya

KARST | Laporan Kegiatan Pendampingan RHL 2


LAPORAN KEGIATAN PENDAMPING DALAM PROGRAM REHABILITASI HUTAN
DAN LAHAN DI DESA BUNGA KECAMATAN LENGKITI
KAB.OGAN KOMERING ULU; UPTD KPH WIL.VI BUKIT NANTI MARTAPURA

PERIODE PELAPORAN : AGUSTUS 2019

1. Jenis Kegiatan
1.1 Monitoring Lokasi Pembibitan
Pada tanggal 12 Agustus 2019, Tim CMI dan Vendor melakukan
survey lokasi pembibitan di Desa Bunga Tanjung, Kecamatan Lengkiti,
Kabupaten Ogan Komering Ulu; UPTD KPH Wil.VI Bukit Nanti
Martapura. Dalam kegiatan ini bertujuan untuk; (1) Mengetahui
sejauh mana kesiapan bibit untuk di tanam, (2) mengetahui keamanan
bibit; (3) Membangun koordinasi multi-pihak pada masyarakat untuk
mendukung dan mensukseskan kegiatan RHL. Adapun jumlah
masyarakat yang terlibat adalah 4 orang (3 Laki-laki dan 1
Perempuan) diantaranya; Kelompok Tani dan masyarakat yang
terlibat dalam Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL)

Gambar 1. Keamanan bibit dilengkapi paranet

Dari pantauan Tim CMI (Wahyu) bibit yang ada di lokasi


persemaian Blok III sudah mencapai 70% dari target yang ada yakini;
Durian 45.900 bibit, Petai 42.000 bibit, Alpukat 38.100 bibit dan
Jengkol 42.000 bibit. Selanjutnya terkait dengan keamanan bibit
dimana sudah di lengkapi dengan paranet yang Penggunaannya
sebagai naungan dapat mengontrol jumlah intensitas cahaya
matahari yang dibutuhkan oleh bibit. Dalam prosesnya CMI (Wahyu)
menjelaskan tujuan dari penyelenggaraan kegiatan Rehabilitasi
Hutan dan Lahan ini adalah untuk memulihkan, mempertahankan,
dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan melalui kegiatan

KARST | Laporan Kegiatan Pendampingan RHL 3


rehabilitasi. Dimana sasarannya adalah pada lokasi lahan kritis di
DAS Prioritas.

1.2 Monitoring Lokasi Penanaman dan pendekatan Pada Masyarakat


sasaran RHL
Pada tanggal 22 Agustus 2019, Tenaga Pendamping CMI
bersama Vendor dan Tim Pendamping melakukan monitoring lokasi
penanaman yang berfokus pada masyarakat yang bertempat tinggal
di kawasan program RHL di Desa Bunga Tanjung, Kecamatan
Lengkiti, Kabupaten Ogan Komering Ulu, UPTD KPH Wil.VI Bukit
Nanti Martapura. Adapun tujuan dari kegiatan ini yakini; (1)
membangun komunikasi pada masyarakat yang bertempat
tinggal/berkebun di dalam kawasan program RHL, (3) mengetahui
teknisi penanaman, dan (4) Membangun koordinasi multi-pihak
pada masyarakat untuk mendukung dan mensukseskan kegiatan
RHL. Adapun jumlah masyarakat yang terlibat adalah 9 orang; yang
kesemuanya adalah laki-laki, diantaranya; Perangkat Desa,
Kelompok Tani dan Masyarakat yang memiliki lahan di lokasi
sasaran RHL.

Gambar 1. Diskusi bersama masyarakat Gambar 1. Lokasi Penanaman

Dalam prosesnya Tim Penilai menjelaskan bahwa jarak


tanam yang aman untuk bibit Alpukat yaitu 5 meter x 5 meter, hal ini
ditujukan agar ranting tanaman nantinya tidak saling
bersinggungan, sehingga pertumbuhan pohon dan hasil
produktivitasnya akan maksimal, rata-rata ranting pohon Alpukat
usia 10 tahun lebih memiliki panjang 2 meter sehingga dengan jarak
tanam tadi pohon masih bisa untuk terus tumbuh maksimal tanpa
perlu ada pemangkasan atau pengaturan cabang. Kemudian Tim
Penilai menuturkan bahwa Kualitas bibit yang layak taman harus
memenuhi kriteria-kriteria, yaitu; (1) Umur bibit cukup sesuai
perkembangan normal, (2) Sehat dan tumbuh normal, (3) Tinggi
antara 25 – 35 cm, (4) Akar sudah kompak dan belum keluar dari
polybag, dan (4) Polybag cukup kuat untuk tidak rusak dalam
KARST | Laporan Kegiatan Pendampingan RHL 4
pengangkutan. Sebagai Tim Pendamping (CMI) menginformasikan
bahwa tujuan penyelenggaraan RHL adalah menurunnya degradasi
hutan dan lahan serta memulihkan lahan-lahan rusak/kritis agar
dapat berfungsi sebagai media produksi dan media tata air.

2. Output Kegiatan
Hasil dari kegiatan ini adalah; (1) Terlaksananya kegiatan
monitoring secara optimal, (2) Bibit yang ada di lokasi persemaian sudah
di lengkapi dengan paranet untuk menjaga keamanan bibit, (3)
Terbangunnya koordinasi multi-pihak (Kelompok Tani dan Masyarakat)
dan kesepakatan untuk mensukseskan kegiatan RHL, dan (4) bibit yang
ada di Blok III sudah mencapai 70% dari target yang ada yakini; Durian
(45.900), Petai (42.000), Alpukat (38.100), dan Jengkol (42.000) dan
jumlah bibit adalah sebanyak 168.000 bibit. Selanjutnya, terkait dengan
kegiatan koordinasi dan inisiasi resolusi potensi konflik, hasil yang dicapai
adalah; (1) masyarakat yang bertempat tinggal/Berkebun di kawasan
hutan Lindug mengetahui maksud, tujuan dan sasaran RHL, (2) jarak
tanam yang aman untuk bibit Alpukat yaitu 5 meter x 5 meter, hal ini
ditujukan agar ranting tanaman nantinya tidak saling bersinggungan,
sehingga pertumbuhan pohon dan hasil produktivitasnya akan maksimal,
dan (3) Kualitas bibit yang layak taman harus memenuhi kriteria-kriteria,
yaitu; Umur bibit cukup sesuai perkembangan normal, Sehat dan tumbuh
normal, Tinggi antara 25 – 35 cm, Akar sudah kompak dan belum keluar
dari polybag, dan Polybag cukup kuat untuk tidak rusak dalam
pengangkutan.

3. Masalah Yang Di hadapi


Sampai periode Agustus masalah yang di hadapi CMI sebagai Tim
Pendamping, adalah munculnya kecemburuan sosial pada sebagian
masyarakat yang tidak memiliki lahan kebun di area kawasan sehingga
tidak mendapatkan bibit.

4. Rencana Kerja Tindak Lanjut


Berdasarkan pemaparan sebagaimana kegiatan diatas maka
rencana kerja tindak lanjut kegiatan RHL pada periode September adalah
sebagai Berikut pada tabel 1.

NO KEGIATAN TUJUAN WAKTU


1 Sosialisasi (1) Untuk mensosialisasikan September 2019
lanjutan pada program RHL pada

KARST | Laporan Kegiatan Pendampingan RHL 5


kelompok tani masyarakat yang bertempat
yang bercocok tinggal/ berkebun di kawasan
tanam di lokasi hutan lindung.
penanaman bibit (2) Meningkatkan pemahaman
dan pengetahuan masyarakat
yang bertempat tinggal/
berkebun di kawasan hutan
lindung/
(3) Membangun koordinasi
multi-pihak pada berbagai
pemerintah di tingkat Desa
khususnya pada kelompok
masyarakat yang tinggal di
luar kawasan hutan lindung
yang bukan pelaku dalam
kegiatan RHL guna
meminimalisasi tingkat
kecemburuan sosial.

5. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat di tarik dari monitoring lokasi pembibitan
dalam program RHL adalah:
1. Total jumlah bibit Tanaman MPTS yang di sediakan untuk Blok III Desa
Bunga tanjung yaitu : 168 ribu .
2. Keamanan bibit sudah dilengkapi dengan jaring pelindung bibit
(paranet).
3. Masyarakat yang bertempat tinggal/Berkebun di kawasan hutan Lindung
mengetahui maksud, tujuan dan sasaran RHL.
4. Jarak tanam yang aman untuk bibit Alpukat yaitu 5 meter x 5 meter, hal
ini ditujukan agar ranting tanaman nantinya tidak saling bersinggungan,
sehingga pertumbuhan pohon dan hasil produktivitasnya akan maksimal.
5. Kualitas bibit yang layak taman harus memenuhi kriteria-kriteria, yaitu;
Umur bibit cukup sesuai perkembangan normal, Sehat dan tumbuh
normal, Tinggi antara 25 – 35 cm, Akar sudah kompak dan belum keluar
dari polybag, dan Polybag cukup kuat untuk tidak rusak dalam
pengangkutan.

KARST | Laporan Kegiatan Pendampingan RHL 6

Anda mungkin juga menyukai