PENDAHULUAN
- Produk utama dari kelapa yaitu minyak kelapa dapat terbukti baik untuk
kesehatan dan dapat pula digunakan sebagai sumber energi.
- Produk kelapa selain sebagai sumber minyak dan lemak nabati, juga
sebagai sumber bahan baku berbagai industri seperti santan, kelapa
segar, berbagai jenis oleo chemical, berbagai produk dari sabut dan
tempurung kelapa, air, yang mempunyai prospek pasar yang baik.
- Potensi untuk pengembangan produk (product development) cukup luas
dan terbuka, sehingga akan memperluas segmen pasar
- Produk kelapa berpotensi untuk substitusi energi Bahan Bakar Nabati
(BBN)
- Adanya dukungan industri rumah tangga, kecil dan menengah yang
membutuhkan bahan baku kelapa termasuk bahan ikutannya
- Produk kelapa dan hasil sampingnya bersifat biodegradable (ramah
lingkungan).
- Lahan diantara pertanaman kelapa berpotensi untuk diversifikasi usaha,
dengan cabang usahatani lainnya sehingga dapat meningkatkan
produktivitas usahatani.
Berangkat dari hal tersebut maka dalam rangka peningkatan kualitas dan
produktivitas juga potensi komoditi kelapa tersebut, maka petani sangatlah
membutuhkan benih kelapa unggul bermutu yang memenuhi persyaratan
teknis. Oleh karena itu bantuan sosial berupa benih kelapa unggul
bersertifikat untuk Peremajaan adalah yang tidak dapat ditawar lagi.
1. Ketua : Uu Kuswana
2. Sekretaris : Pujarsono
3. Bendahara : Wawan SP
1.2.1. Calon Lokasi yang terletak pada ketinggian 300 dpl memenuhi
persyaratan tumbuh untuk komoditi kelapa
1.2.2. Pangsa pasar sangat terbuka, selian memenuhi kebutuhan di daerah
produk kelapa butiran dari kersaratu dijual ke luar daerah seperti
Tasikmalaya, Bandung, Jakarta, Solo, dan Purwodadi.
1.2.3. Antusiasme petani terhadap komoditi kelapa sangat tinggi.
1.2.4. Bersedia melaksanakan program pemerintah sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
2.3.1. Produktivitas dan kualitas kelapa sekarang ini kurang maksimal karena
banyaknya pohon yang berusia tidak produktif lagi rata rata berusia
sekitar 50 tahun.
2.3.2. Dalam kegiatan rehabilitasi kelapa secara teknis dan finansial petani
sulit mendapatkan benih unggul bersertifikat secara swadaya.
2.3.3. Para petani hanya menggunakan bibit yang hasil seleksi sendiri dari
pohon induk sekitar dan tidak jelas asal usulnya sehingga hasil
produksinya kurang optimal.
2
BAB IIII
RENCANA PENGELOLAAN BANTUAN
- Alokasi lahan : 30 Ha
- Populasi per Ha : 120 pohon
- Kebutuhan bibit : 3.600 Pohon
3
BAB IV
PENUTUP
GAPOKTAN PUTRAJAYA
Ketua
UU KUSWANA