Anda di halaman 1dari 7

KARST | Laporan Kegiatan Pendampingan RHL 1

Disiapkan oleh :

KARST
Bersama Melestarikan Alam.

Jalan Supeno 5 Kota Palembang, Sumatera Selatan


INDONESIA
karst@gmail.com│karst.or.id

Pada Proyek :

PENDAMPINGAN KEGIATAN RHL BPDAS HL MUSI 2019

Kegiatan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS HL) Musi
mengenai Rehablitasi Hutan dan Lahan tahun 2019 di beberapa UPTD KPH di Wilayah
Sumatera Selatan.

AGUSTUS, 2019

Photo Credits : KARST


Pendamping RHL : Ria Anggraini
Penyusun Laporan : Ria Anggraini

KARST | Laporan Kegiatan Pendampingan RHL 2


LAPORAN KEGIATAN PENDAMPING DALAM PROGRAM
REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DI DESA SUMBER JAYA
KECAMATAN BPR DANAU RANAU TENGAH KAB. OKU SELATAN;
SM GUNUNG RAYA

PERIODE PELAPORAN: AGUSTUS 2019

1. Jenis Kegiatan
1.1. Sosialisasi Akbar Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Pada tanggal 7 Agustus 2019, Tenaga Pendamping bersama Vendor, Tim
Penilai dan BKSDA SM Gunung Raya melakukan Sosialisasi Akbar Program
RHL di Desa Sumber Jaya, Kecamatan BPR Ranau Tengah, Kab. Oku Selatan;
Wilayah Kerja SM gunung Raya. Kegiatan ini bertujuan untuk: (1)
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat dan pemerintah
(Kecamatan dan Desa) terkait dengan RHL dalam konteks; konsep, tujuan, dan
sasaran kegiatan RHL, (2) membangun koordinasi multipihak khususnya pada
aktor-aktor kunci di level Desa dan Kecamatan; Camat, Kepala Desa, Kapolsek,
Babinsa, Ketua Kelompok Tani, Tokoh Masyarakat dan elemen lainnya, dan (3)
mendorong masyarakat dan pemerintah (Desa dan Kecamatan) untuk
menerima dan mendukung pelaksanaan RHL secara optimal dan
berkelanjutan. Adapun jumlah masyarakat yang terlibat adalah 200 orang,
yakni:164 laki-laki, dan 36 perempuan.

Gambar 1. Sosialisasi Akbar RHL di Desa Sumber Jaya

KARST | Laporan Kegiatan Pendampingan RHL 3


Dalam sosialisasi itu Perwakilan BPDAS (Bapak Sulthani Aziz)
menyampaikan bahwa tujuan penyelenggaraan RHL adalah mempercepat
upaya untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan
dan lahan, dimana khusus untuk Desa Sumber Jaya lokasinya ada di DAS yang
masuk dalam kategori DAS intensif. Sementara Bapak M. Ardisson Perwakilan
Dinas Kehutanan mengatakan bahwa program penanaman hutan di Indonesia
adalah 202.000 ha; yang mana khusus untuk Sumatera Selatan mencapai
18.000 ha. Dari angka tersebut, Desa Sumber Jaya menjadi salah satu target
sasaran dengan total luas hutan yang akan dihijaukan adalah 700 ha. M.
Ardisson berharap program reboisasi melalui program Rehabilitasi Hutan dan
Lahan dapat didukung oleh semua pihak khususnya oleh masyarakat dan
pemerintah desa.
Dikesempatan yang sama, Vendor sebagai salah satu pelaksana RHL
menyatakan bahwa jenis tanaman yang akan dikembangkan di Desa Sumber
Jaya berjumlah 481.250 bibit, yang terdiri dari: 85.400 bibit Gaharu, 60.200
bibit Durian, 65.450 bibit Jengkol, 59.850 bibit Petai, 45.500 bibit Alpukat,
46.200 bibit Pinang, 66.150 bibit Nangka, dan 52.500 bibit Cempedak.
Selanjutnya, Camat BPR Danau Ranau Tengah (Bapak Syamsul Huda)
menekankan bahwa masyarakat kirannya mendukung program ini secara
optimal khususnya di Desa Sumber Jaya yang dijadikan sebagai salah satu
lokus sasaran kegiatan RHL; meskipun disadari bahwa program ini secara
factual mendapat penolakan terkait dengan status lahan hutan; -pada satu sisi
masyarakat mengklaim bahwa lokasi sasaran RHL bukan merupakan kawasan
hutan melainkan milik salah satu tokoh masyarakat, dan disisi lain Pemerintah
menyatakan bahwa lahan yang dimaksud tersebut adalah kawasan hutan -.

1.2 Koordinasi ke BKSDA SM Gunung Raya


Koordinasi ke BKSDA SM Gunung Raya dilakukan bersama Vendor pada
tanggal 19 Agustus 2019, dengan tujuan untuk memperjelas status lahan RHL
di Desa Sumber Jaya (Dusun 3, 4, dan 5) yang oleh masyarakat diklaim sebagai
lahan milik seorang yang berpengaruh (mantan PANGAB RI/ berinisial RR).
Hal ini sangat penting selain untuk menghindari konflik kepentingan, juga agar
tahapan kegiatan RHL dapat dilakukan secara optimal baik oleh Vendor
maupun Tim Pendamping. Di SM Gunung Raya, Tim Pendamping disambut
oleh Bapak Herman (BKSDA) yang pada kesempatan itu menjelaskan bahwa
lahan yang diklaim oleh masyarakat bukanlah lahan milik warga, melainkan
berstatus sebagai Kawasan Suaka Marga Satwa; merujuk pada SK Menhut No.
SK. 3090/ Menhut-VII/KUM/2014. Beliau juga menyatakan bahwa terkait
dengan masalah yang ada, akan diselesaikan oleh BPDAS HL Musi, dan
menurutnya ada kemungkinan lokasi kegiatan RHL dipindah ke Desa Bumi
Agung, Kec. Warkuk Ranau Selatan.

KARST | Laporan Kegiatan Pendampingan RHL 4


Gambar 2. Kordinasi Ke BKSDA SM Gunung Raya

1.3 Sosialisasi Tindak Lanjut RHL Pada Kelompok Tani


Sosialisasi ini dilakukan pada tangal 21 Agustus 2019, dan merupakan
tindak lanjut dari sosialisasi akbar Rehabilitasi Hutan dan Lahan yang
sebelumnya dilakukan pada tangal 7 Agustus 2019. Sosialisasi ini bertempat di
rumah Kepala Desa dimana tujuannya sama dengan sosialisasi akbar, yang
hanya saja dalam sosialisasi ini pesertanya difokuskan pada Ketua-Ketua
kelompok tani, dengan jumlah 8 orang. Tim pendamping menjelaskan bahwa
meskipun Dusun 3, 4, dan 5 menolak kegiatan RHL, sosialisasi tetap harus
berjalan yang setidaknya masyarakat tahu akan pentingnya kegiatan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Desa Sumber Jaya. Dijelaskan bahwa kegiatan
Rehabilitasi Hutan Lahan –meskipun mendapat penolakan warga- esensinya
adalah bukan terkait dengan klaim-mengklaim kawasan, tetapi bagaimana
semua elemen dapat menjaga eksistensi dan atau keberadaan hutan dengan
fungsi-fungsinya, khususnya dalam hal pencegahan banjir dan erosi didaerah
hilir, dan terlebih untuk menjaga ketersediaan air dalam jangka panjang demi
terpenuhinya kebutuhan dasar warga.

1.4 Monitoring Pembibitan Dan Atau Persemaian


Pada 14-20 Agustus 2019, Tim Pendamping (CMI) melakukan monitoring
ke lokasi pembibitan dan atau persemaian RHL. Kegiatan ini merupakan
rutinitas mingguan dan atau bulanan yang wajib dilakukan, yaitu selain untuk
memastikan bahwa kondisi bibit dalam keadaan baik dan sehat, juga untuk
melihat bahwa vendor melakukan penyiapan bibit secara optimal. Dari
monitoring itu diketahui bahwa; (1) ada 1500 bibit tanaman yang mati (2)
kesiapan bibit hingga saat ini 91 % dari total 481.250 bibit, dan (3) perawatan
bibit dilakukan oleh beberapa orang masyarakat; 5 orang, dimana peran
mereka bukan saja melakukan perawatan melainkan untuk memastikan dan
menjamin kondisi persemaian dalam keadaan aman dari berbagai gangguan,
baik oleh manusia, hewan dan atau kondisi alam.

KARST | Laporan Kegiatan Pendampingan RHL 5


Gambar 3. Kondisi Bibit di Persemaian

2. Output
Dalam konteks sosialisasi RHL pada masyarakat dan pemerintah Desa, beberapa
hal yang dihasilkan adalah: (1) tersosialisasinya program RHL pada kelompok
masyarakat dan perangkat desa secara optimal (2) meningkatnya pemahaman dan
pengetahuan masyarakat terkait dengan RHL, dalam konteks; maksud, tujuan, dan
sasaran, dan (3) dari sosialisasi itu, vendor menyiapkan 8 jenis bibit yang akan
ditanam, dimana total bibit adalah 481.250 bibit, yang terdiri dari 8 jenis, yaitu:
Gaharu, Durian, Jengkol, Petai, Alpukat, Pinang, Nangka dan Cempedak. Sementara
dari kegiatan monitoring pembibitan dan atau persemaian menunjukkan bahwa: (1)
kondisi persemaian dalam pertumbuhan yang baik dan aman; meskipun ada sebagian
yang mati namun tidak signifikan, (2) dapat diketahui bahwa khusus untuk bibit
cempedak belum tersedia, dan (3) kelompok tani berkomitmen untuk menjaga
kesehatan bibit dan juga keamanan persemaian dari berbagai gangguan.

3. Tantangan (Kendala Yang Dihadapi)


Persoalan serius yang dihadapi di Desa Sumber Jaya adalah adanya penolakan
warga (Dusun 3, 4, dan 5) terkait dengan kegiatan RHL; dimana mereka menganggap
bahwa lahan yang akan digunakan dalam kegiatan RHL bukanlah kawasan hutan
negara melainkan milik salah satu warga berinisial (RR). Warga menuturkan bahwa
sebelum ada pernyataan resmi dari warga yang berinisal RR/ Mantan PANGAB RI
untuk mendukung dan atau mengizinkan kegiatan RHL di lahan yang berkonflik
tersebut (lokasi sasaran RHL) maka kegiatan RHL tidak akan didukung, dan atau
bahkan dilarang oleh warga dan atau pemerintah Desa. Implikasi dari penolakan itu
adalah sosialisasi lanjutan ke masyarakat dan atau pada kelompok -kelompok tani di
tingkat tapak/ Desa dan atau lahan yang menjadi sasaran RHL tidak optimal dilakukan,
dan bisa dikatakan segala aktivitas terkait dengan RHL di lokasi sasaran tidak boleh
dan atau sangat sulit dilakukan.

4. Rencana Kerja Tindak Lanjut


Berdasarkan paparan sebagaimana tersebut di atas, maka beberapa Rencana
Kerja Tindak Lanjut adalah sebagai berikut pada Tabel 1.

Tabel 1 Rencana Kerja Tindak Lanjut

KARST | Laporan Kegiatan Pendampingan RHL 6


NAMA KEGIATAN LOKASI WAKTU
Resolusi konflik tenurual/ kepemilikan Desa Sumber Jaya September
lahan
Pendekatan Partisipatif dan Sosialisasi Desa Sumber Jaya September
Lanjutan Pada Kelompok Tani

5. Kesimpulan dan Rekomendasi


Kesimpulan sebagaimana paparan diatas adalah: (1) Sosialisasi Akbar dan
lanjutannya pada kelompok tani yang dilakukan di Desa Desa Sumber Jaya,
Kecamatan BPR Ranau Tengah, Kab. Oku Selatan; Wilayah Kerja SM Gunung Raya,
dapat dilakukan secara optimal meskipun secara implementasi masyarakat menolak
adanya program RHL sampai status lahan jelas dan atau mendapat rekomendasi
warga yang berinisial RR, yang diklaim oleh warga sebagai pemilik lahan (2) meskipun
mendapat penolakan warga, persiapan bibit oleh vendor tetap dilaksanakan; yang
sejauh ini telah tersedia sekitar 91 % dari total bibit yang dibutuhkan sebanyak
481.250 bibit, yang terdiri dari: Gaharu, Durian, Jengkol, Petai, Alpukat, Pinang,
Nangka dan Cempedak, dan (3) kondisi bibit di persemaian dalam keadaan baik
(sehat) dan aman dari berbagai gangguan hewan dan atau manusia; meskipun bibit
yang mati berjumlah 1500 bibit (tidak signifikan).
Selanjutnya rekomendasi tindak lanjut dari kegiatan di atas, khususnya dalam
konteks penolakan warga terkait kegiatan RHL (dusun 3, 4, dan 5) di Desa Sumber
Jaya adalah perlunya dilakukan resolusi konflik dan atau koordinasi penyelesaian
konflik yang kiranya diinisiasi oleh pemangku kepentingan di level atas; para Pembina
Program baik ditingkat Kabupaten maupun Provinsi. Hal ini sangat penting untuk
mengoptimalkan seluruh rangkaian kegiatan RHL di Desa Sumber Jaya.

KARST | Laporan Kegiatan Pendampingan RHL 7

Anda mungkin juga menyukai