PENDAHULUAN
tiga besar di dunia bersama-sama dengan Brazil di Amerika Selatan dan Zaire di
Afrika. Berdasarkan data dari Departemen Kehutanan dan Perkebunan tahun 1999
iklim dan kondisi fisik wilayah. Suhu dan curah hujan yang besar memungkinkan
tumbuhnya beragam jenis tumbuhan. Tumbuhan memerlukan air dan suhu yang
sesuai.Semakin banyak air tersedia semakin banyak tumbuhan yang dapat tumbuh
dan karena itu semakin banyak hewan yang dapat hidup di daerah tersebut.Bukti
dari pernyataan tersebut dapat kalian bandingkan antara daerah dengan curah
hujan yang tinggi seperti Indonesia, dengan daerah gurun yang curah hujannya
Sulawesi Tengah dengan luas daratan 68,033 kilo meter persegi dan wilayah
kabupaten dan satu, kota yakni kabupaten Donggala, parigi Moutong , poso,
morowali,Tojo unauna, Banggai, banggai kepulauan Tolitol, Buol dan Sigi serta
kota palu.
Sulawesi tengah memiliki beberapa kawasan konservasi seperti suaka alam,
suaka margasatwa dan hutan lindung yang memiliki keunikan flora dan fauna
unik sekaligus menjadi obyek penelitian bagi para ilmuwan dan naruralis. Ibukota
Sulawesi Tengah adalah palu. Kota ini terletak di teluk palu dan berbagai dua oleh
sungai palu yang membujur dari lembah palu dan bermuara di laut.
Binatang khas Pulau Sulawesi adalah Anoa yang mirip seperti Kerbau, Babi
Rusa yang berbulu sedikit dan memiliki taring di mulutnya, Tersier, Monyet
merupakan varitas binatang berkantong, serta Burung Maleo yang bertelur pada
pasir yang panas. Hutan Sulawesi juga memiliki ciri tersendiri, didominasi oleh
Kayu Agatis yang berbeda dengan Sunda Besar, didominasi oleh Pinang-Pinangan
(Spesies Rhododendron).
Wanga (Figaletta Filaris) dan Kayu itam (Dyosphiros celebica) yang popular
dengan nama Ebony yang menjadi symbol Flora Sulawesi Tengah. Fauna terdapat
127 jenis antara lain anoa pegunungan (Anoa quarlessi), Babirusa (Babyroussa
hutan. Terdapat 227 jenis burung dimana 77 jenis merupakan endemik sulawesi
maleo) yang menjadi symbol Fauna Sulawesi Tengah, serta kupu-kupu termasuk
Sulawesi tengah yaitu kayu hitam (Dyosphirous celebica) dan fauna endemic
(Macrochepalon maleo).
meelestarikannya
.
II. PEMBAHASAN
Diospyros Celebica adalah nama kayu hitam yang berasal dari sulawesi selatan
450-500 spesies pohon dan perdu yang selalu hijau atau sebagian ada pula yang
menggugurkan daun. Kebanyakan tumbuhan ini berasal dari daerah tropis, dan
kayu hitam ini berbeda dengan spesies kayu hitam yang ada di seluruh dunia.
Diospyros Celebica memiliki ciri khas yaitu Pohon yang lurus dan tegak
seperti kulit dan berwarna hijau tua, permukaan bawahnya berbulu dan
jenis ini hanya terdapat di Sulawesi di hutan primer pada tanah liat, pasir
mencapai 600 m dpl. Secara alami, kayu hitam Sulawesi ditemukan baik di
Kayu ini telah diekspor ke luar negeri semenjak abad ke-18. Pasar
utamanya adalah Jepang, dan juga Eropa dan Amerika Serikat. Karena
perkembangan populasi yang lambat dan karena tingginya tingkat eksploitasi di
alam, kini kayu hitam Sulawesi telah terancam kepunahan. Ekspor kayu ini
mencapai puncaknya pada tahun 1973 dengan jumlah sekitar 26,000 m3, dan
Nama Lokal :
Deskripsi :
garis tengah batang 100 cm dan sering berbanir besar. Kulit batangnya beralur
hijau abu-abu. Permukaan atas daun tidak berbulu dan berwarna hijau tua.
telur, berbulu dan berwarna merah kuning sampai coklat bila tua. Kayu Eboni
terdiri atas kayu gubal yang berwarna putih sampai merah muda dan kayu
teras yang berwarna hitam atau coklat vang berbaris-baris hitam. Kayu ini
sangat berat, dengan Berat jenis 0,76; kelas keawetan dan kekuatannya
hutan primer pada tanah liat, pasir atau tanah berbatu-batu yang mempunyai
Manfaat tumbuhan :
Karena kualitasnya yang baik, kayu ini termasuk kayu ekspor yang
tiang jembatan, vinir mewah, mebel, patung, ukiran dan hiasan rumah.
a. Klasifikasi Maleo
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Order : Galliformes
Family : Megapodiidae
telurnya didalam pasir panas dan dibiarkan tanpa pengawasan sama sekali dari
induknya sampai telur menetas. Maleo kecil yang baru lahir harus mencari makan
sendiri tanpa bimbingan dari pengasuh untuk mulai hidup di alam bebas.
Meskipun memiliki sayap dengan bulu yang cukup panjang, namun lebih senang
jalan kaki dari pada terbang. Biasanya yang dewasa sering diketemukan
berpasangan ditempat terbuka dan berpasir panas. Dalam bertelur, Maleo jantan
dan betina secara bergantian menggali lubang untuk meletakkan telurnya. Telur
tadi ditimbun lagi dan ditinggalkan begitu saja dan tak pernah diurus lagi. Maleo
Habitat dan penyebaran Habitat atau tempat hidup Maleo adalah daerah
berpasir atau pada aliran sungai yang berpasir maupun disekitar sumber-sumber
air panas di dalam hutan sampai daerah pasir pantai. Maleo (Macrocephalon
Tengah relatif luas namun saat ini mulai terancam punah karena habitat yang
tergolong satwa liar yang langka dan dilindungi Lokasi kawasan konservasi yang
Gangguan di alam bebas antara lain : terdesaknya habitat terutama yang berada di
luar kawasan konservasi, pemanfaatan telurnya oleh manusia serta predator antara
lain : Biawak (Varanus sp), Babi Hutan (Sus sp). Upaya budi daya/penangkaran
relatif masih sulit dan belum ada yang berminat melakukannya. Namun demikian
hidupnya sepanjang masa. Pemanfaatan yang dapat dilakukan antara lain untuk
Pemanfaatan lain yakni sebagai atraksi wisata secara terbatas, pada habitat
konservasi.
Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999. Selain perlindungan
mencegah laju kepunahan populasi Maleo, yaitu secara in situ maupun eks situ
dilakukan, yaitu:
diperlukan.
2. Konservasi, meliputi konservasi in-situ dan ex-situ. Konservasi in- situ
dapat dilakukan dengan penetapan cagar alam dan taman nasional dan
3.1 Kesimpulan
Diospyros Celebica memiliki ciri khas yaitu Pohon yang lurus dan
ini mulai terancam punah karena habitat yang semakin sempit dan
3.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan yaitu dengan adanya makalah ini kita
http://forester-untad.blogspot.com/2013/10/makalah-burung-maleo-hewan-
endemik.html
BPTH Sulawesi. 2011. Diospyros celebica Bakh. Mengenal Kayu Eboni serta
mengenal-kayu-eboni-diospyros-celebica-back-serta-sebaran-sumber-
http://www.iucnredlist.org/details/summary/14662/0
MAKALAH FLORA FAUNA ENDEMIK SULAWESI TENGAH.
‘’Deskripsi kayu eboni dan burung maleo’’
OLEH:
JURUSAN KEHUTANAN
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Alla SWT semata, sehingga rasa syukur yang
tiada hentinya tidak dapat penulis ungkapkan dengan kata-kata. Berkat taufiq dan
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah sebagai salah satu mata
kekurangan, untuk itu penulis membuka diri menerima berbagai saran dan kritik
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA