Anda di halaman 1dari 19

UTS ALAT MESIN PERTANIAN

REVIEW JURNAL PENELITIAN


OLEH :
AUREL ARDIO PRAYOGA
NIM. J1B120007
Analisis Efisiensi Kinerja pada
01 Aktivitas Pengolahan Tanah
Sawah secara Manual dan
Mekanis

Analisa Ekonomi Biaya


02 Pengolahan Tanah Cara
Tradisional Dan Mekanis Pada
Budidaya Padi
Analisis Efisiensi Kinerja pada

01 Aktivitas Pengolahan Tanah Sawah


secara Manual dan Mekanis
Nama Peneliti :Nadia Karimah
Wahyu Kristian Sugandi
Ahmad Thoriq
Asep Yusuf
Tahun Penelitian : 29 April 2020
Tujuan Penelitian :Mengetahui Efisiensi Kinerja pada Aktivitas Pengolahan
Tanah Sawah secara Manual dan Mekanis
Manfaat Penelitian:1.Pengembangan mekanisasi pertanian di Indonesia
semakin baik
2.Dapat meningkatkan pengetahuan petani dalam
kemampuan pengoperasian alat mesin pertanian
3.Dapat mengatasi permasalahan tenaga kerja di sektor
pertanian
Metodologi Penelitian :
2.1 Alat dan Bahan Alat-alat penunjang penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data pada penelitian ini
yaitu mistar ukur untuk mengukur kedalaman pembajakan, meteran untuk mengukur luas lahan, patok sebagai
penanda saat melakukan pengukuran, gelas ukur untuk mengukur konsumsi bahan bakar, bola golf sebagai
alat bantu untuk mengukur indeks kelunakan, dan stopwatch sebagai alat ukur waktu saat proses pengolahan
tanah. Kemudian data yang diperoleh dari hasil pengukuran diolah menggunakan Microsoft Excel. Adapun
bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah bahan bakar solar untuk mengoperasikan traktor roda dua.
Pada penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari pengukuran secara langsung melalui
kuisioner, wawancara yang dilakukan kepada petani dan turun langsung ke lapangan.
2.2 Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei pengukuran kinerja pengolahan tanah secara
langsung. Survei dilakukan dengan menghimpun data awal, melakukan pengukuran, pengamatan perhitungan, dan
menyusun secara sistematis, kemudian menganalisis data yang didapat.
2.3 Perlakuan pada penelitian adalah Pengukuran secara langsung yang dilakukan antara lain pada proses
pengolahan tanah yang meliputi kegiatan pembajakan, penggaruan dan pelumpuran dengan sumber tenaga
manusia, hewan ternak (kerbau) dan traktor roda dua.

Parameter penelitian : Pengukuran yang dilakukan berkaitan dengan aspek kinerja pengolahan tanah yang
meliputi kapasitas lapang, efisiensi kinerja, indeks pelumpuran, indeks kelunakan, slip roda, dan konsumsi bahan
bakar.
Hasil Penelitian :
3.1 Kinerja Pengolahan Tanah
Pada pengolahan tanah menggunakan kerbau, aktivitas penggaruan hanya akan dilakukan bila
kondisi tanah belum cukup lunak. Bila sudah cukup lunak, maka akan langsung dilanjutkan ke proses pelumpuran,
sedangkan untuk pengolahan tanah dengan menggunakan cangkul, proses olah tanahnya dapat dilakukan dua/tiga
kali tergantung kedalaman tanahnya. Pengolahan tanah secara mekanis dilakukan dengan menggunakan traktor
roda dua Yanmar YST PRO XL dengan waktu kerja 7 jam/hari. Pola pengolahan tanah yang dilakukan oleh petani
pada aktivitas pembajakan menggunakan kerbau atau traktor roda dua adalah pola tepi atau melingkar kontinyu,
karena memiliki derajat pembelokan yang cukup rendah dibandingkan pola yang lain.
3.2 Pembajakan
Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh rata-rata lebar kerja pembajakan menggunakan cangkul sebesar 0.16
m, kerbau sebesar 0.267 m dan traktor roda dua sebesar 0.4 m. Ini menunjukkan bahwa lebar kerja pembajakan
antar sumber tenaga berbeda- beda sehingga mempengaruhi kapasitas lapang teoritis. Lebar kerja terbesar
adalah pada penggunaan traktor roda dua, yaitu sebesar 0.4 m sehingga dihasilkan kapasitas lapang teoritis
0.134 ha/jam yang tidak jauh berbeda dengan nilai kapasitas lapang efektifnya. penggunaan cangkul sebagai
pengolahan tanah secara manual, memiliki nilai kecepatan kerja paling kecil yaitu sebesar 0.222 m/s, karena
menggunakan tenaga manusia yang dipengaruhi oleh usia. Kecepatan kerja terbesar diperoleh pada penggunaan
traktor roda dua yaitu sebesar 0.928 m/s, karena menggunakan tenaga mesin dan dipengaruhi pula oleh
kemampuan operator dalam mengoperasikan traktor.
3.3 Penggaruan
Penggaruan yang dilakukan oleh traktor roda dua dan kerbau masing-masing menggunakan
implemen garu sisir. Penggunaan traktor roda dua dalam aktivitas penggaruan memiliki nilai kecepatan kerja
paling besar yaitu sebesar 0.96 m/s, sedangkan kecepatan kerja terkecil yaitu pada penggunaan cangkul yaitu
sebesar 0.223 m/s, karena menggunakan tenaga manusia yang dipengaruhi oleh usia. Besarnya kecepatan kerja
masing-masing sumber tenaga mempengaruhi nilai kapasitas lapang teoritis, yang selanjutnya akan
mempengaruhi nilai efisiensi kinerja. Semakin besar nilai kecepatan kerja, maka akan semakin besar pula nilai
efisiensi kinerja. Hal ini ditunjukan oleh penggunaan traktor roda dua pada aktivitas penggaruan yang memiliki
efisiensi kinerja 51.571%.
3.4 Pelumpuran
Nilai efisiensi terbesar pada aktivitas pelumpuran adalah pada penggunaan traktor roda dua, yaitu
sebesar 49.175%. Hal ini terjadi karena perbedaan yang tidak terlalu jauh antara kapasitas lapang efektif dengan
kapasitas teoritisnya. Nilai efisiensi pengolahan tanah pada aktivitas peraataan menggunakan traktor roda dua
sangat besar, bila dibandingkan dengan penelitian [10], dimana efisiensi yang dihasilkan hanya sebesar 10.81%.
Hal ini terjadi karena perbedaan kapasitas lapang efektif yang cukup besar, artinya kemampuan kerja traktor
yang digunakan lebih besar. Nilai efisiensi terendah diperoleh pengolahan tanah menggunakan kerbau, yaitu
sebesar 28.63%. Hal ini terjadi karena kapasitas lapang efektif jauh lebih kecil di bandingkan kapasitas
teoritisnya.
3.5 Konsumsi Bahan Bakar
Berdasarkan hasil pengukuran, konsumsi bahan bakar terbesar diperoleh pada aktivitas pembajakan menggunakan
bajak singkal, yaitu sebesar 6.3 l/ha, sedangkan konsumsi bahan bakar terkecil diperoleh dari pelumpuran
menggunakan papan kayu, yaitu sebesar 5.852 l/ha. Hal ini menunjukkan semakin berat aktivitas pengolahan
tanah, maka semakin besar pula konsumsi bahan bakarnya karena memerlukan tenaga mesin yang lebih besar.
3.6 Efisiensi Kinerja
Pengolahan Tanah Efisiensi kinerja pengolahan tanah didapat dari rata-rata kapasitas lapang tiap sumber tenaga
pada aktivitas pembajakan, penggaruan, dan pelumpuran dapat dilihat bahwa kapasitas lapang efektif terbesar
untuk aktivitas pengolahan tanah adalah pada penggunaan traktor roda dua, yaitu sebesar 0.168 ha/jam,
sedangkan kapasitas lapang efektif terkecil adalah pada penggunaan cangkul, yaitu sebesar 0.006 ha/jam.
Kapasitas lapang teoritis terbesar untuk aktivitas pengolahan tanah adalah pada traktor roda dua, yaitu 0.298
ha/jam dan nilai kapasitas lapang teoritis terkecil yaitu pada pengolahan tanah menggunakan cangkul sebesar
0.013 ha/jam. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa besarnya kapasitas lapang tiap jam dengan tiga sumber
tenaga memperlihatkan perbedaan yang besar. Artinya besar luas lahan yang dapat diselesaikan dalam satu jam
oleh tiga sumber tenaga berbeda-beda. Penggunaan cangkul sebagai sumber tenaga merupakan aktivitas
pengolahan tanah dengan durasi waktu terlama, sedangkan penggunaan traktor roda dua merupakan aktivitas
pengolahan tanah dengan durasi waktu tercepat dibandingkan sumber tenaga lain

Kesimpulan : Analisis efisiensi kinerja pengolahan tanah sawah secara manual dan mekanis dapat
disimpulkan antara lain, hasil efisiensi kinerja pada pengolahan tanah sawah dengan menggunakan cangkul,
kerbau, dan traktor roda dua masing-masing sebesar 45.556%, 29.977%, dan 56.21%. Efisiensi terbesar
diperoleh pada penggunaan traktor roda dua, sedangkan efisiensi terkecil diperoleh pada penggunaan kerbau.
Dalam hal ini efisiensi pengolahan tanah didapat dari nilai rata-rata efisiensi tiap aktivitas pengolahan tanah
pembajakan, penggaruan, dan pelumpuran. Kegiatan penggaruan dan pelumpuran menghasilkan efisiensi lapang
yang jauh lebih kecil daripada kegiatan pembajakan. Hal ini mempengaruhi rata-rata efisiensi kinerja pengolahan
tanah.
Pandangan reviewer : Penelitian ini sangat bermanfaat bagi petani dalam
menentukan pengolahan tanah yang tepat pada proses pengolahan tanah pertanian.
Petani juga dapat menghitung target kegiatan usaha pertanian mulai dari jadwal
kegiatan sampai biaya yang dibutuhkan saat pengolahan tanah. Selain itu melalui
penelitian dapat meningkatkan pengetahuan petani akan mekanisasi pertanian
sehingga sedikit demi sedikit beralih ke alat mesin pertanian. Tetapi Kekurangan
prospek dari hasil Penelitian ini adalah ketika petani mulai beralih ke alat mesin
pertanian yang operasionalnya sangatlah murah dan mudah, dapat berimbas kepada
lapangan pekerjaan yang hilang. Seperti buruh cangkul, buruh panen dan laian-lain.
Ini dapat menimbulkan kesenjangan sosisal di daerah tersebut.
Referensi reviewer :
A. Tujuan Umum
Pengolahan tanah dalam usaha budidaya pertanian bertujuan untuk menciptakan keadaan tanah olah yang siap
tanam baik secara fisis, kemis, maupun biologis, sehingga tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh dengan baik.
Pengolahan tanah terutama akan memperbaiki secara fisis, perbaikan kemis dan biologis terjadi secara tidak
langsung.
Kegiatan pengolahan tanah dibagi ke dalam dua tahap, yaitu: (1) Pengolahan tanah pertama (pembajakan), dan (2)
Pengolahan tanah kedua (penggaruan). Dalam pengolahan tanah pertama, tanah dipotong, kemudian dibalik agar
sisa tanaman dan gulma yang ada di permukaan tanah terpotong dan terbenam. Kedalaman pemotongan dan
pembalikan tanah umumnya antara 15 sampai 20 cm. Pengolahan tanah kedua, bertujuan menghancurkan bongkah
tanah hasil pengolahan tanah pertama yang besar menjad lebih kecil dan sisa tanaman dan gulma yang terbenam
dipotong lagi menjadi lebih halus sehingga akan mempercepat proses pembusukan.
B. Pengolahan Tanah Mekanisasi
B.1. Keuntungan
Salah satu keuntungan dari pengolahan secara mekanis adalah dapat dilakukan dengan lebih cepat, sehingga
dapat memperpendek waktu yang diperlukan dalam budidaya secara keseluruhan. Adapun beberapa keuntungan
pengolahan tanah secara mekanis adalah sebagai berikut :
B.1.1. Keuntungan Teknis
Pekerjaan pengolahan tanah memerlukan tenaga yang sangat besar, sehingga dibutuhkan banyak tenaga kerja.
Dengan tenaga yang besar, yang dimiliki per alatan mekanis, pekerjaan yang berat akan dengan mudah
dikerjakan. Hasil pengolahan tanah secara mekanis dapat lebih dalam.

.
B.1.2. Keuntungan Ekonomis
Berdasarkan hasil penelitian (di Pulau Jawa), biaya pengolahan tanah per hektar dengan traktor
akan lebih murah dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia maupun hewan.
Penurunan biaya pengolahan tanah ini tentunya akan meningkatkan keuntungan para
petani.
B.1. 3. Keuntungan Waktu
Dengan tenaga yang cukup besar, tentunya pengolahan tanah yang dilakukan secara mekanis
akan lebih cepat. Dengan cepatnya waktu pengolahan tanah, akan mempercepat pula
proses budidaya secara keseluruhan. Untuk beberapa tanaman yang berumur pendek, sisa
waktu yang tersedia ini dapat digunakan untuk melakukan budidaya lagi.
B.3. Mengkondisikan Lahan
Salah satu keuntungan dari pengolahan secara mekanis adalah dapat dilakukan dengan lebih
cepat, sehingga dapat memperpendek waktu yang diperlukan dalam budidaya secara
keseluruhan
Analisa Ekonomi Biaya Pengolahan
02 Tanah Cara Tradisional Dan Mekanis
Pada Budidaya Padi
Nama Peneliti :Darnawi
Sri Widata
Susi Widiatmi
Tahun Penelitian : Juni-Oktober 2017.
Tujuan Penelitian : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya
pengolahan tanah cara tradisional dan cara mekanis, kemudian
menganalisa perbedaannya dan selanjutnya bisa diinformasikan
kepada petani sehingga dapat melakukan efisiensi biaya
produksi khususnya biaya pengolahan tanah.
Manfaat Penelitian:1.Dapat merencanakan kebutuhan biaa Pengolahan Tanah Pada
Budidaya Padi
2.Dapat mengetahui Biaya Pengolahan Tanah Cara Tradisional
Dan Mekanis Pada Budidaya Padi
3.Petani dapat mengetahui cara pengolahan yang lebih
efisien sehingga petani dapat menekan biaya produksi.
Metodologi Penelitian :
Penelitian akan dilakukan selama 6 (enam) bulan, dimulai pada bulan Juni sampai Oktober 2017.
Penelitian diawali dengan persiapan alat, pengambilan data dilapangan sampai analisa data dan pembuatan
laporan akhir. Penelitian dilaksanakan di Daerah Kabupaten Sleman yaitu a. Kelompok tani, yang pengolahan
tanahnya menggunakan hand traktor b. Kelompok tani yang pengolahan tanahnya masih menggunakan hewan
Penelitian diawali dengan survey lokasi pada daerah dimana petani dalam pengolahan tanahnya masih
menggunakan tenaga hewan dan lokasi dimana petani dalam pengolahan tanahnya menggunakan hand traktor.
Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan Quisiner untuk petani/kelompok tani yang berisi pertanyaan
pertanyaan yang berkaitan dengan biaya untuk pengolahan tanah. Kemudian dilakukan penelitian dengan cara
memberikan pertanyaan pertanyaan pada kelompok tani . (5 lokasi Kelompok tani hand traktor dan 5 lokasi
kelompok tani tenaga hewan).
Parameter penelitian :
Variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :
a. Lama Pengolahan tanah/ha
b. Waktu kegiatan pengolahan tanah (pagi, siang, sore, atau malam)
c. Cara pengolahan tanah (Pengolahan tanah I, Pengolahan tanah II, dll)
d. Biaya per hektar pengolahan tanah
e. Kedalaman pengolahan tanah.
Hasil Penelitian :
Sesuai dengan metode penelitian bahwa penelitian dilakukan di tiga lokasi yaitu di
wilayah Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon Progo.
A. Bantul
Di kabupaten Bantul, Pengolahan tanah cara tradisional dilakukan dengan memakai tenaga sapi , tenaga
kerbau dan ada juga yang masih memakai tenaga manusia dengan cara mencangkul. Rata rata pengolahan
tanah per 1000 m² cara tradisional di Kabupaten Bantul membutuhkan waktu 17,1 jam dengan rata rata
kedalaman pengolahan tanah 25 cm. Pengolahan tanah cara mekanis dilakukan dengan traktor , rata rata per
1000 m² membutuhkan waktu 4,86 jam dengan kedalaman pengolahan tanah 25 cm.
B. Sleman
Pengolahan tanah cara tradisional di Kabupaten Sleman sebagian besar dilakukan dengan tenaga sapi dan
semuanya dilakukan pada pagi hari yaitu sekitar 5 jam , dimulai jam 5 30 WIB sampai jam 10 30 WIB. Rata-
rata kedalaman pengolahan tanah adalah 15 cm. Pengolahan tanah cara tradisional per 1000 m², rata rata di
selesaikan dalam waktu 9,8 jam. Rata rata biaya yang dikeluarkan per 1000 m² luas lahan yang diolah adalah
Rp. 145.609,00. Pengolahan tanah cara mekanis dilakukan dengan tenaga traktor, waktu pengolahan tanah
dilakukan mulai pagi hari sampai sore hari. Rata rata kedalaman tanah adalah 20 cm . Pengolahan tanah cara
mekanis per 1000 m², rata rata di selesaikan dalam waktu 2,94 jam. Rata rata biaya yang dikeluarkan per
1000 m² luas lahan yang diolah adalah Rp.114.596,00.
C. Kulon Progo
Pengolahan tanah cara tradisional di Kabupaten Kulonprogo sebagian dilakukan
dengan tenaga sapi dan sebagian dilakukan dengan tenaga manusia (dengan cara
mencangkul). Rata-rata kedalaman pengolahan tanah adalah 20 cm. Pengolahan tanah cara
tradisional per 1000 m², rata rata diselesaikan dalam waktu 18,132 jam. Rata rata biaya yang
dikeluarkan per 1000 m² luas lahan yang diolah adalah Rp. 358.333,00. Pengolahan tanah
secara mekanis dilakukan dengan tenaga traktor, waktu pengolahan tanah dilakukan mulai
pagi hari sampai sore hari. Rata rata kedalaman tanah adalah 20 cm . Pengolahan tanah cara
mekanis per 1000 m², rata rata di selesaikan dalam waktu 3,085 jam. Rata-rata biaya yang
dikeluarkan per 1000 m² luas lahan yang diolah adalah Rp. 362.500 ,00.
Dari hasil penelitian di tiga Kabupaten tersebut, terlihat bahwa pengolahan tanah
cara tradisional per 1000 m² luas lahan, membutuhkan biaya operasional yang lebih besar
dibanding pengolahan tanah secara mekanis. Sementara untuk pengolahan tanah per 1000 m²
luas lahan secara tradisional membutuhkan waktu jauh lebih besar dibanding secara mekanis.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengolahan tanah cara mekanis lebih efektif dan
lebih efisien dibanding cara tradisional.
Kesimpulan :
1. Biaya pengolahan tanah per 1000 m² luas lahan, cara
tradisional adalah Rp.242.091,00 sementara cara mekanis Rp.
210.143,00 Sementara waktu yang dibutuhkan cara tradisional
adalah 15,01 jam dan cara tradisional 3,63 jam.
2. Pengolahan tanah cara mekanis lebih
efisien dan efektif.
Pandangan reviewer :
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi petani dalam menentukan kebutuhan biaa Pengolahan
Tanah Pada Budidaya Padi Selain itu melalui penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan
petani dalam mengetahui cara pengolahan yang lebih efisien sehingga petani dapat menekan
biaya produksi khususnya biaya pengolahan tanah Tetapi Kekurangan prospek dari hasil
Penelitian ini adalah ketika petani mulai beralih ke alat mesin pertanian ang operasionalnya
sangatlah murah dan mudah, dapat berimbas kepada lapangan pekerjaan yang akan hilang.
Seperti buruh cangkul, buruh panen dan lain-lain. Ini dapat menimbulkan kesenjangan sosisal
di daerah tersebut.Kemudian dalam pengaplikasian mekanisasi pertanian membutuhkan biaa
awal ang besar untuk mengadakan alat mesin pertanian tersebut, tentu ini menjadi faktor
penghambat dan sangat memberatkan bagi petani sehingga hana petani petani besar saja ang
bisa menerapkanna. Penerapan pengolahan tanah secara mekanis juga belum bisa di terapkan
secara maksimal karena petani di indonesia kebanakan memiliki lahan ang kecil dan tersebar
di beberapa tempat

Referensi reviewer :
Referensi reviewer :
A. Tujuan Umum
Pengolahan tanah dalam usaha budidaya pertanian bertujuan untuk menciptakan keadaan tanah olah yang siap
tanam baik secara fisis, kemis, maupun biologis, sehingga tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh
dengan baik. Pengolahan tanah terutama akan memperbaiki secara fisis, perbaikan kemis dan biologis
terjadi secara tidak langsung.
Kegiatan pengolahan tanah dibagi ke dalam dua tahap, yaitu: (1) Pengolahan tanah pertama (pembajakan), dan
(2) Pengolahan tanah kedua (penggaruan). Dalam pengolahan tanah pertama, tanah dipotong, kemudian
dibalik agar sisa tanaman dan gulma yang ada di permukaan tanah terpotong dan terbenam. Kedalaman
pemotongan dan pembalikan tanah umumnya antara 15 sampai 20 cm. Pengolahan tanah kedua, bertujuan
menghancurkan bongkah tanah hasil pengolahan tanah pertama yang besar menjad lebih kecil dan sisa
tanaman dan gulma yang terbenam dipotong lagi menjadi lebih halus sehingga akan mempercepat proses
pembusukan.
B. Pengolahan Tanah Mekanisasi
B.1. Keuntungan
Salah satu keuntungan dari pengolahan secara mekanis adalah dapat dilakukan dengan lebih cepat, sehingga
dapat memperpendek waktu yang diperlukan dalam budidaya secara keseluruhan. Adapun beberapa
keuntungan pengolahan tanah secara mekanis adalah sebagai berikut :
B.1.1. Keuntungan Teknis
Pekerjaan pengolahan tanah memerlukan tenaga yang sangat besar, sehingga dibutuhkan banyak tenaga kerja.
Dengan tenaga yang besar, yang dimiliki per alatan mekanis, pekerjaan yang berat akan dengan mudah
dikerjakan. Hasil pengolahan tanah secara mekanis dapat lebih dalam.
B.1.2. Keuntungan Ekonomis
Berdasarkan hasil penelitian (di Pulau Jawa), biaya pengolahan tanah per hektar dengan traktor
akan lebih murah dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia maupun hewan.
Penurunan biaya pengolahan tanah ini tentunya akan meningkatkan keuntungan para
petani.
B.1. 3. Keuntungan Waktu
Dengan tenaga yang cukup besar, tentunya pengolahan tanah yang dilakukan secara mekanis
akan lebih cepat. Dengan cepatnya waktu pengolahan tanah, akan mempercepat pula
proses budidaya secara keseluruhan. Untuk beberapa tanaman yang berumur pendek, sisa
waktu yang tersedia ini dapat digunakan untuk melakukan budidaya lagi.
B.3. Mengkondisikan Lahan
Salah satu keuntungan dari pengolahan secara mekanis adalah dapat dilakukan dengan lebih
cepat, sehingga dapat memperpendek waktu yang diperlukan dalam budidaya secara
keseluruhan
Terima
Kasih!

Anda mungkin juga menyukai