Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Tahunan Balai Konservasi Sumber
Daya Alam Nusa Tenggara Barat Tahun 2016 ini dapat diselesaikan pada waktunya.
Laporan Tahunan ini disusun mengacu pada Perencanaan strategis yang ditetapkan oleh
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Barat mengacu pada visi misi yang
ditetapkan oleh Direktorat Jenderal KSDAE yang merupakan Visi Pembangunan Nasional
Tahun 2015-2019.
Secara umum pelaksanaan dari kegiatan tugas umum pemerintahan maupun tugas
pembangunan selama tahun 2016 ini dapat dilaksanakan dengan baik walaupun masih ada
yang perlu disempurnakan dan ditingkatkan, oleh karenanya diharapkan sumbangan
pikiran, saran ataupun masukan dari semua pihak untuk memperbaiki, menyempurnakan
dan meningkatkan pelaksanan kegiatan dan laporan pada masa mendatang.
Atas tersusunnya laporan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu mulai dari persiapan sampai dengan selesainya laporan ini. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam upaya pengembangan
konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Mengacu pada target indikator tersebut, kegiatan tahunan di BKSDA NTB disusun.
Laporan Tahunan memuat rangkuman hasil pelaksanaan kegiatan untuk melaksanakan
IKU program Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan Hutan, permasalahan
dan upaya tindak lanjutnya. Laporan Tahunan Balai KSDA NTB tahun 2016 mengacu pada
Rencana Kerja Balai KSDA NTB Tahun 2016.
Penggunaan anggaran DIPA BKSDA Tahun 2016 berjumlah Rp. 18.775.629.000,-
(Delapan belas milyar tujuh ratus tujuh puluh lima juta enam ratus duapuluh sembilan
ribu rupiah) digunakan untuk membiayai kegiatan pokok yang berhubungan dengan
pencaian tujuan dan tugas pelayanan administrasi/tata usaha Balai KSDA NTB. Realiasasi
keuangan anggaran tahun 2016 sebesar Rp. 16.312.542.035,- (Enam belas milyar tiga
ratus dua belas juta lima ratus empat puluh dua ribu tiga puluh lima rupiah,-. Realisasi
anggaran sebesar 86,88%.
a. Struktur penganggaran dan aplikasi penyusunan RKA yang bersifat sangat dinamis
mengakibatkan adanya komponen kegiatan yang tidak efektif dalam mendukung
pencapaian output, dan tidak sesuai dengan target maupun output yang diharapkan.
b. Adanya kegiatan yang membutuhkan beberapa tahapan kegiatan yang saling terkait,
sehingga apabila satu tahap kegiatan belum terlaksana, kegiatan lainnya belum bisa
dilaksanakan.
c. Pelaksanaan kegiatan tidak mengacu kepada tata waktu yang telah direncanakan dalam
POK, sehingga adanya penumpukan kegiatan pada waktu tertentu.
Langkah-Langkah Antisipatif
Berbagai langkah antisipatif atas kendala dan permasalahan untuk tahun-tahun mendatang
di antaranya adalah:
1. Meningkatkan dan memantapkan koordinasi dan komunikasi yang baik pada tingkat
UPT dan Pusat (Balai KSDA NTB dan Dirjen PPI) maupun dengan mitra kerja.
2. Penyusunan RKT tepat waktu singga digunakan sebagai acuan dalam penyusunan RPK
(Rencana Pelaksanaan Kegiatan) dari setiap pelaksana kegiatan.
5. Diterapkannya alur monitoring – evaluasi – perencanaan yang tidak terputus atau data
dari hasil monitoring dan evaluasi merupakan dasar penyusunan perencanaan.
6. Peningkatan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, transparan dan akuntabel.
Halaman
Halaman
Tabel 1. Daftar BMN yang berada dalam penguasaan Balai KSDA NTB ................7
Tabel 2. Rencana Kerja...............................................................................................................8
Tabel 3. Komponen Kegiatan...................................................................................................11
Tabel 4. Rencana Anggran ........................................................................................................14
Tabel 5. Capaian Pelaksanaan Rencana Kegiatan ............................................................16
Tabel 6. Realisasi anggaran ......................................................................................................59
Halaman
Halaman
A. Latar Belakang
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Barat merupakan UPT dibawah
Kementerian Lingungan Hidup dan Kehutanan yang mengelola kawasan konservasi dan
mewujudkan konservasi sumber daya alam di dalam maupun di luar kawasan dengan
memperhatikan kesejahteraan masyarakat.
Upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya telah ditempuh antara
lain melalui penetapan wilayah-wilayah tertentu baik di daratan maupun di perairan
sebagai kawasan konservasi berupa kawasan suaka alam (cagar alam dan suaka
margasatwa), kawasan pelestarian alam (taman nasional, taman hutan raya dan taman
wisata alam), serta taman buru, yang merupakan perwakilan keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa, keutuhan sumber plasma nutfah, keseimbangan ekosistem, keunikan
dan keindahan alam sehingga lebih dapat mendukung pembangunan dan menunjang
peningkatan kesejahteraan rakyat serta pelestarian lingkungan hidup, melalui upaya
pemanfaatan di antaranya penelitian, pendidikan, pengembangan budidaya, rekreasi alam,
dan lain-lain.
Sampai saat ini di Nusa Tenggara Barat terdapat 17 kawasan konservasi yang
dikelola Balai Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Barat, dengan luas 54.962,7
hektar, terdiri dari Cagar Alam ; 11.456,75 Ha (3 lokasi), Kawasan Suaka Alam ; 5.360,05 Ha
(2 lokasi), Taman Wisata Alam ; 9.608 Ha (10 lokasi), Taman Wisata Alam Laut ; 6.000 Ha (1
lokasi), dan Taman Buru ; 22.537,9 Ha (1 lokasi).
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi di bidang konservasi sumber daya
alam, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Barat telah melakukan berbagai
kegiatan dengan mengacu pada strategi, kebijaksanaan dan program dibidang konservasi
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
Sebagai bentuk laporan tahunan yang menggambarkan pelaksanaan tugas dan
fungsi Balai Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Barat selama tahun 2016 dalam
rangka pencapaian visi dan misi serta berbagai kegiatan beserta realisasi pelaksanaan,
permasalahan dan upaya tindak lanjutnya, khususnya dalam pelaksanaan pengelolaan
kawasan suaka alam (suaka margasatwa dan cagar alam), kawasan pelestarian alam (taman
wisata alam) dan taman buru serta pelaksanaan konservasi tumbuhan dan satwa liar baik di
dalam maupun di luar kawasan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, maka disusunlah Laporan
Tahun 2016 .
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
D. Perencanaan Stratejik
Perencanaan strategis yang ditetapkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam
Nusa Tenggara Barat mengacu pada visi misi yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
KSDAE yang merupakan Visi Pembangunan Nasional Tahun 2015-2019, sebagaimana
diuraikan sebagai berikut :
a. Visi
“Terwujudnya Indoesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong”.
b. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, misi Balai KSDA NTB yang merupakan Misi
Pembangunan Nasional Tahun 2015-2019 adalah :
a. Mewujudkan kemananan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan;
b. Menwujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan
negara hukum;
No. Masa
Aset Tetap Satuan Nilai Perolehan
Kode Manfaat
(1) (2) (3) (4) (6)
131111 Tanah 0 0
132111 Peralatan dan Mesin 9 49.975.000
3.01.01 Alat Besar Darat 5 Unit 41.175.000
3.03.01 Alat Bengkel Bermesin 4 Unit 8.800.000
133111 Gedung dan Bangunan 0 0
134111 Jalan dan Jembatan 0 0
134112 Irigasi 0 0
134113 Jaringan 0 0
135121 Aset Tetap Lainnya 0 0
Jumlah 49.975.000
Nilai BMN per 1 Januari 2017 Satker Balai KSDA NTB adalah sebesar Rp49.975.000,00 (Empat
puluh sembilan juta sembilan ratus tujuh puluh lima ribu rupiah), yang terdiri dari nilai BMN
intrakomptabel (nilai BMN yang disajikan dalam Neraca) sebesar Rp49.975.000,00 (Empat puluh
sembilan juta sembilan ratus tujuh puluh lima ribu rupiah) dan nilai BMN ekstrakomptabel sebesar
Rp0,00 (nol rupiah).
8. Meningkatnya kontribusi PNBP dari Survey Potensi TSL Untuk Pengusulan Kuota
pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar Penyusunan Peta Lokasi Tangkap TSL NTB
sebesar 50 M (250 juta) Pembinaan Lembaga Konservasi/Penangkar
9. Jumlah ketersediaan data dan informasi Inventarisasi rusa timor TWA. P. Satonda
sebaran keanekaragaman spesies dan Inventarisasi jenis burung di TWA Pelangan
genetik yang valid dan reliable pada 7 Identifikasi Potensi Terumbu Karang di TWAL Pulau Moyo
wilayah biogeografi (1 paket) Inventarisasi Burung Gosong di TWA Kerandangan
Monitoring populasi Rusa TB Moyo
Monitoring populasi dan habitat kera di TWA Kerandangan
Pemeliharaan Demplot Tanaman Obat di TWA Suranadi
Pemeliharaan Demplot Penangkaran Kupu-kupu di TWA
Kerandangan
10. Jumlah kunjungan wisata ke kawasan Monitoring dan Evaluasi Ijin Pengusahaan Pariwisata Alam
konservasi minimal sebanyak 1,5 juta (PPA)
orang wisatawan mancanegara (5.000
orang)
11. Jumlah kunjungan wisata ke kawasan Bahan Promosi Wisata Alam
konservasi minimal sebanyak 20 juta Pameran Tingkat Nasional dalam rangka promosi wisata
orang wisatawan nusantara (100.000 alam
orang) Pameran KSDAHE tingkat propinsi
Pameran tingkat kabupaten
Buku informasi/publikasi kawasan kosnervasi
Buletin KSDA NTB
Pengelolaan website
Penyusuna Leaflet
12. Jumlah unit usaha pemanfaatan Penyusunan Desain Tapak TWA Pulau Satonda
pariwisata alam di kawasan konservasi Rakor Pembinaan dan Sosialisasi Peraturan Bidang
bertambah sebanyak 100 Unit dari Pariwisata Alam
baseline tahun 2013 (3 unit) Monitoring dan Evaluasi Ijin Pengusahaan Pariwisata Alam
(IPPA)
13. Jumlah unit usaha pemanfaatan jasa Inventarisasi Sumber Daya Air
lingkungan air yang beroperasi di
Total 18.775.629.000
keanekaragaman hayati.
Kampanye ini juga untuk mengurangi aktivitas kebakaran
lahan dan hutan akibat perladangan yang menjadi ancaman
terbesar dari kelestarian Taman Nasional Gunung Tambora dan
dapat berdampak pada perubahan suhu udara. Masyarakat berhak
mendapatkan atau menerima informasi yang akan diberikan
sebelum program dilaksanakan dan secara bebas tanpa tekanan
menyatakan setuju atau menolak program tersebut. Tujuan dari
kegiatan tersebut adalah untuk mendorong peran serta masyarakat
dalam pengelolaan kawasan KSDA NTB agar dapat terwujud
interaksi yang harmonis antara masyarakat dengan pengelola.
Gambar 5. Kepala Balai KSDA
Program ini secara regional ditujukan untuk
NTB memotifasi generasi menggambarkan bagaimana keberadaan Taman Nasional Gunung
muda yang hadir dalam
kampanye TN Tambora
Tambora dapat berkontribusi untuk membantu masyarakat yang
hidup tergantung pada keberadaan hutan dapat keluar dari
kemiskinan, melestarikan hutan tropis dan menyelamatkan keanekaragaman hayati.
Kampanye ini juga untuk mengurangi aktivitas kebakaran lahan dan hutan akibat
perladangan yang menjadi ancaman terbesar dari kelestarian Taman Nasional Gunung
Tambora dan dapat berdampak pada perubahan suhu udara. Masyarakat berhak
mendapatkan atau menerima informasi yang akan diberikan sebelum program dilaksanakan
di wilayahnya dan secara bebas tanpa tekanan menyatakan setuju atau menolak program
tersebut. Beberapa hal penting yang perlu ditindak lanjuti untuk menjamin bahwa perubahan
yang sedang terjadi dapat terus terjaga dan berlanjut.
TWA Semongkat berupa Bibit Kemiri sebanyak Gambar 9. Kepala Balai KSDA NTB menyerahkan
1500 bibit, jahe putih sebanyak 1200 kg. Desa bantuan ke Desa Sangiang
Pada tahun 2011 melalui program pembentukan Model Desa Konservasi (MDK),
Balai KSDA NTB menetapkan Desa Meraran, Kecamatan Seteluk, Kabupaten Sumbawa
Barat. Dalam pelaksanaan pengembangan MDK di Desa Meraran, Balai KSDA NTB
menyerahkan bantuan pada tahun 2011 berupa tiga buah sampan dan tahun 2013
berupa sarana prasarana penguatan pemandu wisata seperti : baju pelampung, pos
informasi, papan informasi, lemari filling cabinet, meja dan kursi kerja. Setelah
kegiatan penyerahan bantuan maka monitoring dan evaluasi sangat diperlukan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dari kegiatan ini. Selain itu kegiatan ini bertujuan
untuk mengoptimalkan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk tahun-tahun
berikutnya sehingga pelaksanaan kegiatan bisa sesuai dengan tujuan pelaksanaan
kegiatan dapat tercapai secara optimal.
Pada Tahun 2015 , dari segi pendapatan ekonomi para anggota kelompok ini
mengalami peningkatan pendapatan , seperti diketahui sebelum ada program MDK ,
penghasilan rata – rata yang diperoleh anggota kelompok per orang antara Rp.
50.000.00 sampai dengan 60.000.00 per hari. Untuk meningkatkan ekonomi anggota
maka kelompok nelayan yang menjadi model pengembangan Desa Konservasi
mengembangkan usaha budidaya ikan nila di keramba apung yang dikelola kelompok ,
rata –rata dapat terjual 10 kg s/d 15 kg per hari dengan harga jual Rp 35.000.00/kg.
Pengelolaan sampan bantuan Balai KSDA NTB yang awalnya sebanyak 3 unit , pada
tahun 2013 sudah mencapai 23 unit. Sampan yang berasal dari bantuan Balai KSDA
NTB di kelola dengan disewakan kepada pengunjung kawasan TWA Danau Rawa
Taliwang sebesar Rp. 25.000/ sekali pakai .
Pada tahun 2016 ini, kembali dilakukan kegiatan monitoring, dengan hasil antara lain:
Kondisi sampan saat ini
masih ada, namun ada
beberapa sampan yang
rusak, kurang lebih 13
sampan yang perlu
perbaikan.
Penggunaan sampan
untuk menangkap ikan
saat ini berkurang Gambar 13. Tim melakukan wawancara monev bantuan sampan ke Desa Meraran
dikarenakan air Danau Rawa Taliwang yg kering dan banyaknya belukar air yg
tumbuh menyulitkan untuk mencari ikan, yang biasanya dalam sehari dapat
menghasilkan 1 kg/hari.
Untuk jasa penyewaan sampan saat ini masih berhenti, jadi belum ada pemasukan
lain selain dari mencari ikan dan bertani.
148
150 147
145
140 137
135
130
2014 2015 2016
Kandang rusa dibangun 1000m2, dengan jumlah rusa sebanyak 30 ekor akan
direalisasikan 2017. Pada tahun 2016 baru pembukaan areal seluas 1000 m2.
4. Koordinasi dan Konsultasi
a. Koordinasi/konsultasi/supervise/monitoring evaluasi IKK spesies terancam
punah
Kegiatan dimaksud berupa konsultasi, menghadiri undangan ke pusat, pembinaan
ke kawasan terkait spesies terancam punah. Dengan anggaran sebesar Rp
221.500.000,- terealisasi sebesar Rp 134.904.198,- atau sebesar 60.90 %.
OUTPUT Besaran PNBP dari hasil pemanfaatan satwa liar dan CAPAIAN
tumbuhan alam sebesar Rp 50 M 93,70 %
Balai KSDA
NTB terus berupaya
meningkatkan minat
masyarakat serta
memfasilitasi
pengembangan
penangkaran Rusa
timor (Cervus
timoriensis) dan
Kijang (Muntiacus
muntjak) di NTB.
Dalam rangka
Gambar 20. Rusa di penangkaran
pengembangan
penangkaran tersebut maka upaya pembinaan, monitoring dan evaluasi
kegiatan penangkaran terus dilakukan oleh Balai KSDA NTB sebagai salah satu
wujud pelaksanaan tugas dan fungsi pokok dibidang konservasi sumber daya
alam hayati dan ekosistemya.
Kegiatan monitoring kali ini lebih difokuskan pada pendataan satwa Rusa
timor yang ditangkarkan guna memperoleh data pasti mengenai jumlah secara
keseluruhan sesuai kondisi terkini.
G
a
r
dst... i
s
20m areal 100m 100m
pengamatan P
deep deep 5m
a
5m
10m n
interval t
a
i
20m areal
pengamatan
Pipa
paralon,
2m
Dari ketujuh titik lokasi penyelaman di perairan Pulau Satonda, semuanya dapat
ditemui jenis ikan family Chaetodontidae. Jadi perairan dan kondisi terumbu karang di
P. Satonda dikatakan baik/sehat. Kondisi Terumbu Karang dengan Indikator Ikan
Chaetodontidae di Pulau Sambangan Kepulauan Karimun Jawa, Jepara, Jawa Tengah.
Keunikan yang lain dari ikan Chaetodontidae adalah keberadaan, kelimpahan jenis dan
individu ikan ini pada suatu perairan dapat
memberikan gambaran kondisi terumbu
karang setempat. Para ahli sepakat dalam
menempatkan ikan kepe-kepe sebagai
“spesies indicator” kondisi terumbu karang,
karena ikan ini merupakan penghuni
terumbu karang sejati (Hutomo 1986).
Keeratan hubungan antara keduanya telah
diteliti oleh Adrim & Hutomo (1989), dimana
terlihat keberadaan dan kelimpahan ikan
Gambar 29. Kondisi terumbu karang dan ikan di Chaetodontidae di suatu perairan bergantung
salah satu site pengamatan
pada kondisi ekosistem terumbu karang
setempat. Persentase Tutupan Karang Hidup TWA Pulau Satonda.
Dari tabel di atas, dapat diperoleh data bahwa luas tutupan karang hidup di TWA
Pulau Satonda adalah 5.203.458 cm2 pada kelima lokasi pengamatan. Terdapat dua
titik yang kami amati dengan manta tow, tidak mengambil data transek, yang kondisi
terumbu karangnya bagus, dengan
tutupan karang ±75%. Berdasarkan
luasan tutupan karang hidup tersebut,
TWA Pulau Satonda masuk ke dalam
kategori 4 dengan persentase tutupan
karang hidup sebesar 72,86 %. Hal ini
menggambarkan bahwa tutupan
karang hidup di TWA Pulau Satonda
tergolong tinggi.
d. Inventarisasi Jenis Spesies Penting Gambar 30. Pengamatan lokasi sebaran habitat burung
gosong
di TWA Kerandangan
Sebagai upaya mengetahui spesies penting yang terdapat di TWA Kerandangan
dan sebarannya maka dilakukan kajian inventarisasi jenis spesies penting di TWA
Kerandangan. Inventarisasi dilakukan dengan metode poin sensus (point count).
Sensus dilakukan pada setiap titik secara sistematis, misalnya dibuat jalur sepanjang 2
km dengan 50 titik pegamatan, jarak setiap titik 40 m. Pada setiap titik selama 5-10
menit. Beberapa jenis spesies penting yang ada di TWA Kerandangan antara lain:
Burung Gosong, Burung Koakiau, Elang Flores, Celepuk rinjani, cekakak kalung coklat.
Dari hasil pengamatan langsung di lapangan di jumpai 4 titik lokasi sarang burung
gosong yang masih aktif dan 2 titik lokasi yang sudah tidak aktif. Di perkirakan jumlah
burung gosong yang terdapat di TWA Kerandangan yakni 4 pasang.
Berdasarkan informasi yang di peroleh dari petugas TWA Kerandangan sering di
jumpai jerat yang dipasang oleh pemburu burung gosong di sekitar sarang, hal
tersebut mempengaruhi perkembangbiakan dan kelestarian burung gosong. Burung
Monitoring dan Evaluasi Ijin Pengusahaan Pariwisata Alam (IPPA) dengan anggaran
sebesar Rp 66.000.000,- terealisasi sebesar Rp 45.011.400,- atau sebesar 68,20 %
a. Monitoring dan evaluasi Pengusahaan Pariwisata Alam
Bentuk pelaksanaan kegiatan dengan pembentukan tim monitoring IPPA
kemudian memanggil perwakilan dari IPPA dimaksud, kemudian disampaikan
hasil monitoring, IPPA tersebut memberikan jawaban dan kesanggupan
memperbaiki. Selain dengan metode diatas, tim juga melakukan survey
langsung di lapangan. Menyocokkan RPPA dengan progress yang telah
dilaksanakan oleh IPPA tersebut, apabila tidak sesuai maka akan diberikan
surat teguran dan peringatan agar menyelesaikan kewajiban-kewajibannya.
b. Koordinasi dan Konsultasi
1. Bimbingan Teknis dan Supervisi IUPSWA dan IUPJWA dengan anggaran sebesar
Rp 48.055.000 dan terealisasi sebesar Rp 38.856.100,- atau sebesar 80,86 %.
Bentuk kegiatan berupa Rakor Pembinaan dan Sosialisasi Peraturan Bidang
Pariwisata Alam. Dengan mengundang para pelaku usaha IPPA, instansi terkait.
2. Pembinaan dan Koordinasi
a. Koordinasi dan Konsultasi Pengelolaan Wisata Alam dan Jasa Lingkungan
1.5
1.4
1.3 Q
1.2
1.1
Titik 1 Titik 2 Titik 3
Gambar 34. Grafik debit air di tiga titik pengamatan Sungai Jereweh
Di Kawasan Suaka Alam Jereweh terdapat dua sungai besar yang biasa disebut
orang Brang Jereweh dan Ai Gering. Debit air sungai Brang Jereweh aktual pada saat
pengukuran 1.33756 m3/s, debit air sungai rata-rata aktual Ai Gering 1.342198
m3/s. Debit air di musim penghujan tinggi, namun sangat kecil di musim kering.
Fluktuasi perbedaan debit air di musim penghujan dan kering sangat tinggi.
Di Sungai Ai Gering terdapat pemanfaatan air non komersil untuk irigasi untuk
masyarakat sekitar kawasan. Beberapa desa tersebut adalah Desa Belo dan Desa
Beru. Sarana prasarana tersebut dibangun oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Sumbawa Barat. Kami sarankan kepada Dinas PU untuk menyampaikan proposal izin
pemanfaatan air non komersil kepada Kepala Balai KSDA NTB. Satu bulan setelah
kegiatan inventarisasi potensi jasa lingkungan air, Dinas PU KSB mengajukan izin
pemanfaatan air, dan saat ini dalam proses penerbitan Izin Pemanfaatan Air Non
Komersil sesuai dengan P.64 tahun 2014.
Pelaksanaan inventarisasi air di TWA Semongkat. Berikut contoh gambar
penampang melintang Sungai Brang Setongo TWA Semongkat.
0 -8
-15 -23
-22.5
0 5 -48
-42
-25 -30 10 15 20 -24
-42 25
-62
-100 -90
-125
-160-160
-180 -180
-200 -210
-240
-260
-280
-300
Gambar 35. Profil penampang melintang Sungai Brang Setongo
Gambar 36. Grafik debitair di empat titik pengamatan Sungai Brang Setongo
Debit air rata-rata Sungai Brang Setongo actual sebesar 1.34292 m3/s sedangkan
debit air Brang Seloke rata-rata actual
sebesar 1.04478338 m3/s. Debit air
sungai dapat dimanfaatkan masa dan
energinya. Masa air dimanfaatkan oleh
masyarakat melalui PDAM meskipun
pengambilan sumber air di luar
kawasan namun dari hulu sungai yang
sama. Mekanisme pemanfaatan IPA dan
IUPA atau IPEA dan IUPEA di P. 64
tahun 2014 tidak mengatur
pemanfaatan diluar kawasan
Gambar 37. Pengambilan data kedalaman dan debit di
Brang Setongo
konservasi sehingga menurut kami
perlu dikelola dengan konsep Payment
for environment services (PES). Melalui konsep kemitraan/kerjasama pemanfaatan air
atau energy air yang sumber air/hulu sungainya di dalam kawasan.
Debit air di musim penghujan dan musim kering tidak terlalu fluktuatif. Terdapat
lokasi titik pengamatan yang diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai calon PLTMH
08° 34' 26,28"LS dan 117° 18' 48,27"BT.
Demikian contoh pelaksanaan kegiatan di beberapa lokasi, selain lokasi yang telah
dijelaskan diatas terdapat 2 lokasi di SKW I Lombok, TWA Suranadi dan TWA
Kerandangan, kemudian 1 lokasi di SKW 3 yaitu TWA Madapangga dan di TN Tambora.
Jumlah anggaran Rp 58.020.000,- dan terealisasi Rp 23.816.000,- atau sebesar 41,05 %
karena sedianya dilakukan sebanyak 2 x, di musim penghujan dan musim kemarau
Secara umum, capaian realisasi anggaran Balai Konservasi Sumber Daya Alam Nusa
Tenggara Barat tahun 2016 cukup tinggi, yaitu sebesar 86,88 % untuk program KSDAE.
Beberapa hal yang menjadi kendala dalam penyerapan anggaran tahun 2016 khususnya
program KSDAE sebagai berikut: a. Adanya self blocking anggaran; b. Tidak terealisasinya
rencana kenaikan tunjangan kinerja (Tukin) bagi PNS Kementerian LHK menyebabkan
belanja pegawai yang sudah dialokasikan untuk kenaikan tersebut tidak dapat terserap.
Upaya tindak lanjut yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut antara lain: a.
Pelaksanaan kegiatan dapat sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan sehingga ketika
ada penghematan, tidak terlalu banyak item terblocking. c. melakukan pembinaan
pegawai agar dapar lebih tertib dan kenaikan pangkat dan jabatan sehingga kenaikan
tukin yang diusulkan dapat terserap optimal.
Capaian kinerja Balai Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Barat (Balai BKSDA
NTB) secara umum telah menunjukkan kinerja yang baik khususnya Capaian kinerja Program
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati (KSDAE) dibuktikan dengan realisasi anggaran yang lebih
dari 80% dan menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan dengan capaian tahun 2015. Pada
tahun 2016, Balai BKSDA NTB mendapat amanat untuk mendukung 3 (tiga) program yaitu Program
KSDAE, PHLHK, dan PPI. Capaian kinerja program KSDAE sebesar 86,88 %, yang masuk dalam
kategori Baik atau Berhasil.
Dari hasil analisis pencapaian kinerja yang telah dilakukan, beberapa kesimpulan yang
dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Dari 17 (tujuh belas) IKK yang ditetapkan untuk mencapai sasaran strategis kegiatan pada
Program KSDAE, hampir semua dinyatakan “sangat berhasil”.
2. Realisasi anggaran yang digunakan dalam mencapai target kinerja pada Program KSDAE adalah
sebesar Rp 16.312.542.035,- atau mencapai 86,88 % dari jumlah anggaran yang direncanakan.
Laporan Tahunan ini diharapkan dapat berperan sebagai bentuk informasi hasil
pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Balai KSDA NTB atas penggunaan
anggaran. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melaksanakan program secara optimal melalui
pendekatan efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya dan perencanaan yang baik.
Demikian Laporan Tahunan Balai KSDA NTB tahun 2016 ini disusun sebagai pertanggung jawaban
kegiatan selama tahun berjalan. Semoga Bermanfaat.
Lampiran 65
Lampiran 1. Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam, dan Taman Buru serta Taman Nasional yang dikelola BKSDA
NTB
Lampiran 66
Gunung
Mergejek 21 87.00 87.00
Gn Prabu 464.0
Dundang 23 464.00 0
Gunung 132.6
Pengolon 22 132.60 0
2149.3 2149.
Jumlah II 1 31
PULAU
SUMBAWA
A. SUMBAWA
Mentan
No.502/Kpts/Um/10/1972,tgl 23- Mentan No. 348/Kpts/Um/8/75,tgl
7. CA Pedauh Pedauh 71 524.00 524.00 10-1972 20 Agst 1975
SK.2557/Menhut-VII/KUH/2014,
tgl 7 April 2014
100.5 Menhutbun No.418/Kpts- SK.2560/Menhut-VII/KUH/2014,
8. TWA Semongkat Batulanteh 61 100.50 0 II/1999,tgl 15Juni1999 tgl 7 April 2014
Pck.Ngengas 3718. Menhutbun No.418/Kpts- SK.3071/Menhut-VII/KUH/2014,
9. KSA Jereweh SL Legini 72 3718.8 8 II/1999,tgl 15Juni1999 tgl 23 April 2014
10 22,537 22,537 Menhut No. 308/Kpts-II/1986,tgl SK.2837/Menhut-VII/KUH/2014,
. TB Pulau Moyo Pulau Moyo 58 .9 .9 24 Sept 1986 tgl 16 April 2014
11 TWAL Pulau 6000.0 6000. Menhut No. 308/Kpts-II/1986,tgl SK.2837/Menhut-VII/KUH/2014,
. Moyo Pulau Moyo 58 0 00 24 Sept 1986 tgl 16 April 2014
12 KSA Pulau 1641.2 1641. Menhutbun No.418/Kpts-
. Panjang Pulau Panjang 73 5 25 II/1999,tgl 15Juni1999
13 TWA D. Rawa 819.2 Menhutbun No.418/Kpts- SK.2845/Menhut-VII/KUH/2014,
. Taliwang Danau Taliwang 76 819.20 0 II/1999,tgl 15Juni1999 tgl 16 April 2014
35341. 919.7 6000. 22537. 5360.
Jumlah III 65 0 00 524.00 0.00 9 05
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
B. DOMPU dan
BIMA
14 26,130 26,130 Menhutbun No.418/Kpts- SK.2842/Menhut-VII/KUH/2014,
. TB Gn. Tambora Tambora 53 .25 .25 II/1999,tgl 15Juni1999 tgl 16 April 2014
15 21,674 21,674 Menhutbun No.418/Kpts- SK.2842/Menhut-VII/KUH/2014,
. SM Gn. Tambora Tambora 53 .68 .68 II/1999,tgl 15Juni1999 tgl 16 April 2014
16 23,840 23,840 Menhutbun No.418/Kpts- SK.2842/Menhut-VII/KUH/2014,
. CA Gn. Tambora Tambora 53 .81 .81 II/1999,tgl 15Juni1999 tgl 16 April 2014
Lampiran 67
Perubahan fungsi
CA,SM
TB G Tambora
menjadi
TN Gunung MenLHK No.SK.111/Menlhk-
Tambora Tambora 53 II/2015,7 April 2015
17 TWA Pulau 2,600. 2,600 SK. Menhut No. 22/Kpts- SK.2558/Menhut-VII/KUH/2014,
. Satonda Pulau Satonda 83 00 .00 II/1998,tgl 22 Juni 1998 tgl 7 April 2014
18 TWA 232.0 Menhutbun No.418/Kpts- SK.3069/Menhut-VII/KUH/2014,
. Madapangga Toffo Rompu 65 232.00 0 II/1999,tgl 15Juni1999 tgl 23April 2014
19 CA Toffo Kota Kota Menhutbun No.418/Kpts- SK.3002/Menhut-VII/KUH/2014,
. Lambu Donggomas 67 3,340 3,340 II/1999,tgl 15Juni1999 tgl 17 April 2014
20 CA Pulau 7,492. 7,492. Menhutbun No.418/Kpts- SK.2559/Menhut-VII/KUH/2014,
. Sangiang Pulau Sangiang 89 75 75 II/1999,tgl 15Juni1999 tgl 7 April 2014
85,310 2832. 34673. 21674. 26,130
Jumlah IV .49 00 0.00 56 68 .25
12620 9303. 6000. 35197. 21674. 48668. 5360.
Jumlah NTB ( I + II + III + IV ) 3.72 28 00 56 68 15 05
Lampiran 68
Lampiran 2. Bagan Struktur Organisasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam NTB
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
Lampiran 69
Lampiran 3. Realisasi Keuangan DIPA BKSDA NTB Tahun 2016
Program KSDAE
REALISASI
RENCANA REALISASI KEUANGAN s/d REALISASI KEUANGAN
KEGIATAN/SUB KEGIATAN/JENIS BELANJA/RINCIAN FISIK s/d
KODE BULAN INI s/d BULAN INI
BELANJA BULAN INI
(Rp.) (%) KEUANGAN (%) (%)
Program Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Alam dan
029.05.08
Ekosistem
5425 18.775.629.000
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati 100,00 16.312.542.035 86,88
Jumlah kawasan konservasi yang ditingkatkan
efektivitas pengelolaannya hingga memperoleh nilai
5425.001 indeks METT minimal 70% pada minimal 260 unit KSA,
KPA dan TB di seluruh Indonesia
[Base Line] 113.650.000 100 67.302.600 59,22 59,32
051
Pemeliharaan Batas Kawasan 61.650.000 100 57.015.000 92,48 -
052
Koordinasi dan Konsutasi 52.000.000 100 10.287.600 19,78 -
Jumlah KPHK pada kawasan konservasi non taman
5425.002 nasional yang beroperasi sebanyak 100 Unit KPHK
[Base Line] 953.409.000 100,00 867.818.046 91,02 86,57
009 100,0
Pengembangan Kelembagaan TN. Gunung Tambora 113.354.000 100,00 113.354.000 0 -
011
Layanan Internal Organisasi 385.500.000 100,00 349.389.594 90,63 -
051
Pengelolaan TN Gunung Tambora 410.555.000 100,00 362.078.652 88,19 -
Lampiran 70
Jumlah dokumen perencanaan pengelolaan kawasan
konservasi yang tersusun dan mendapat pengesahan
5425.003
sebanyak 150 Dokumen Rencana Pengelolaan
[Base Line] 75.210.000 100 70.948.260 94,33 95,20
Lampiran 71
Persentase peningkatan populasi 25 jenis satwa
terancam punah prioritas sesuai The IUCN Red List of
5425.014 Threatened Species sebesar 10% dari baseline data
tahun 2013
[Base Line] 604.525.000 100,00 225.589.198 37,32 37,31
051
Monitoring Populasi Tumbuhan Alam dan Satwa Liar 96.600.000 100,00 46.694.000 48,34 -
052
Pembinaan Habitat/Populasi Satwa Liar 10.710.000 100 - - -
053
Operasional dan Pemeliharaan Satwa Liar 275.715.000 100,00 43.991.000 15,96 -
054
Koordinasi dan Konsultasi 221.500.000 100,00 134.904.198 60,90 -
Besaran PNBP dari hasil pemanfaatan satwa liar dan
5425.017 tumbuhan alam sebesar Rp 50 M
[Base Line] 36.106.000 100,00 12.005.000 33,25 33,75
051
Monitoring dan Evaluasi 36.106.000 100,00 12.005.000 33,25 -
Jumlah ketersediaan data dan informasi sebaran
keanekaragaman spesies dan genetik yang valid dan
5425.018
reliable pada 7 wilayah biogeografi
[Base Line] 140.090.000 100,00 110.895.000 79,16 -
Inventarisasi dan Pemetaan Sebaran Tumbuhan Alam
051
dan Satwa Liar 77.260.000 100,00 72.884.000 94,34 -
052
Monitoring Populasi Tumbuhan Alam dan Satwa Liar 18.030.000 100,00 18.021.000 99,95 -
053
Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar 44.800.000 100,00 19.990.000 44,62 -
Jumlah kunjungan wisata ke kawasan konservasi
5425.020 minimal sebanyak 1,5 juta orang wisatawan
mancanegara[Base Line] 66.000.000 100,00 45.011.400 68,20 68,58
Monitoring dan Evaluasi Ijin Pengusahaan Pariwisata
5425.020.011
Alam (IPPA) 66.000.000 100,00 45.011.400 68,20 -
011 Layanan Internal Organisasi 66.000.000 100,00 -
Lampiran 72
45.011.400 68,20
Jumlah kunjungan wisata ke kawasan konservasi
5425.021 minimal sebanyak 20 juta orang wisatawan
nusantara[Base Line] 571.214.000 100,00 257.832.453 45,14 44,48
051
Informasi, Promosi dan Pemasaran 571.214.000 100,00 257.832.453 45,14 -
Jumlah unit usaha pemanfaatan pariwisata alam di
kawasan konservasi bertambah sebanyak 100 Unit
5425.022
dari baseline tahun 2013
[Base Line] 48.055.000 100,00 38856100 80,86 81,16
052
Bimbingan Teknis dan Supervisi IUPSWA dan IUPJWA 55.000 100 38.856.100 80,86 -
053
Pembinaan dan Koordinasi 48.000.000 100,00 38.856.100 80,95 -
Jumlah pemanfaatan jasa lingkungan air yang
beroperasi di kawasan konservasi bertambah
5425.023
sebanyak 25 Unit
[Base Line] 58.020.000 100,00 23.816.000 41,05 41,00
051
INVENTARISASI POTENSI SUMBER DAYA AIR 58.020.000 100,00 23.816.000 41,05 -
Jumlah Kader Konservasi (KK), Kelompok Pecinta Alam
(KPA), Kelompok Swadaya Masyarakat/ Kelompok
5425.026 Profesi (KSM/KP) yang berstatus aktif sebanyak 6.000
Orang
[Base Line] 311.254.000 100,00 125.205.300 40,23 40,34
051
Kemah Bakti Kader Konservasi 50.680.000 100 50.630.000 99,90 -
052
Pembinaan KK/KPA/KSM/KP 155.834.000 100 45.427.000 29,15 -
053
Penilaiai KK/KPA/KSM/KP Dalam Rangka Wana Lestari 104.740.000 100,00 29.148.300 27,83 -
Nilai SAKIP Direktorat Jenderal KSDA dan Ekosistem
5425.027 minimal 78,00
[Base Line] 1.419.909.000 100,00 1.244.654.878 87,66 87,62
Lampiran 73
051
PROGRAM DAN ANGGARAN 260.359.000 100,00 198.044.579 76,07 -
052
EVALUASI DAN LAPORAN 267.756.000 100,00 226.019.195 84,41 -
053
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN 621.673.000 100,00 596.088.887 95,88 -
054
ADMINISTRASI KEUANGAN 115.921.000 100,00 104.350.067 90,02 -
056
Peningkatan Kapasitas SDM 154.200.000 100 120.152.150 77,92 -
Jumlah dokumen perencanaan penataan kawasan
konservasi yang tersusun dan mendapat pengesahan
5425.029
sebanyak 150 Dokumen Zonasi dan/atau Blok
[Base Line] 166.420.000 100 141.151.320 84,82 84,99
Penyusunan Rancangan Dokumen Perencanaan
051
Penataan Kawasan 73.500.000 100 67.622.109 92,00 -
052
Konsultasi Publik Rancangan Penataan Blok 92.920.000 100 67.622.109 79,13 -
Jumlah KEE yang memiliki lembaga yang di fasilitasi
pembentukannya sebanyak 48 KEE (6 Kawasan Karst,
5425.032 6 kawasan Mangrove, 6 koridor kawasan konservasi,
30 Taman Kehati)
[Base Line] 59.700.000 100 37.075.194 62,10 60,68
Koordinasi Pembentukan/Pembinaan Forum
051
Komunikasi Konservasi Penyu (KEE) 59.700.000 100 37.075.194 62,10
Layanan Perkantoran
5425.994
[Base Line] 11.527.000.000 100,00 11.267.515.006 97,75 98,39
001
Gaji dan Tunjangan 10.052.310.000 100,00 9.976.803.705 99,25
Lampiran 74
5425.997.001
Peralatan kantor 176.260.000 100,00 175.175.000,00 99,38 100,00
007
Peralatan dan Mesin 176.260.000 100,00 175.175.000,00 99,38
Gedung/Bangunan
5425.998
[Base Line] 1.180.000.000 100,00 976.434.250,00 82,75 82,97
051
Sarana Prasarana Wsata Alam 1.180.000.000 100,00 976.434.250,00 82,75
5450.001.013 Deteksi dan Peringatan Dini 43.100.000 42.175.000 97,85 38.250.000 92,51
052 Peningkatan Sistem Kemitraan dan
Lampiran 75
MPA 18.350.000 18.350.000 - 13.500.000 73,57
63.675.000,
64.850.000 00 98,19
Nama Jenis
No. Satuan Kuota Realisasi Keterangan
Daerah Latin
I. TUMBUHAN
Gyrinops
1. Gaharu versteghii kg 5.000 5.000 Appendix CITES II
Jumlah I 5.000 5.000
II. SATWA LIAR
Ular sanca
1. sawah Python reticulatus kulit 500 - Appendix CITES II
Biawak air
2. tawar Varanus salvator kulit 7.000 - Appendix CITES II
3. Karang - Acropora spp. pieces 500 500 Appendix CITES II
- Fungia spp. pieces 1.500 1.500
- Fungia (Diaseris) sp. pieces 500 500
- Heliofungia actiniformis pieces 5.000 5.000
- Polyphillia talpina pieces 1.000 1.000
- Galaxea fascicularis pieces 1.000 1.000
- Blastomussa wellsi pieces 500 500
- Lobophyllia corymbosa pieces 1.000 1.000
- Lobophyllia sp. pieces 1.000 1.000
- Cynarina lacrymalis pieces 500 500
Acanthophyllia
- deshayesiana pieces 1.000 1.000
- Merulina ampliata pieces 500 500
Lampiran 78
- Oxypora sp. pieces 500 500
- Euphyllia glabrescens pieces 1.000 1.000
- Euphyllia cristata pieces 2.000 2.000
- Euphyllia ancora pieces 1.000 1.000
- Plerogyra turbida pieces 1.000 1.000
- Plerogyra sinuosa pieces 2.000 2.000
- Catalophyllia jardinei pieces 1.500 1.500
- Turbinarina peltata pieces 1.000 1.000
- Turbinarina spp. pieces 2.000 2.000
- Equichipsammia fistula pieces 2.000 2.000 28.000
- Tubastrea sp. pieces 1.000 1.000 36.500
- Porrites spp. pieces 3.500 3.500
- Goniopora lobata pieces 3.000 3.000
- Goniopora sp. pieces 3.000 3.000
- Goniopora stokesi pieces 3.000 3.000
- Caulastrea sp. pieces 1.000 1.000
- Favites spp. pieces 500 500
- Hydnopora exesa pieces 1.500 1.500
- Hydnopora microconus pieces 1.000 1.000
- Trachyphyllia geoffroyi pieces 2.000 2.000
- Wellsophyllia radiata pieces 500 500
- Tubipora musica pieces 500 500 20.500
- Substrat pieces 50.000 50.000
Musang Non Appendix
4. Luwak Paradoxurus hermaphroditus ekor 50 - CITES
Non Appendix
5. Babi celeng Sus scrofa vittatus pet 500 - CITES
Non Appendix
6. Tokek biasa Gekko gecko pet 2.000 - CITES
Lampiran 79
Cicak rumah Non Appendix
7. asia Hemidactylus frenatus pet 1.000 - CITES
Katak
8. sawah Fejervarya cancrivora ekor 1.400.000 -
Non Appendix
9. Serangga - Aegus acuminatus ekor 100 - CITES
- Prosopocoilus giraffa ekor 100 -
- Agestrata orichalcea ekor 50 -
- Dicheros bicornis ekor 50 -
- Batocera rubus ekor 100 -
- Chrysochroa bimanensis ekor 100 -
Chrysochroa
- purpureiventris ekor 20 -
- Chrysodema smaragdula ekor 50 -
- Catacanthus incarnatus ekor 500 -
- Penthicodes atomaris ekor 200 -
- Polydictya illuminata ekor 50 -
- Scamandra tamborana ekor 200 -
- Graphium agamemnon ekor 100 -
- Graphium antiphates ekor 100 -
- Graphium aristeus ekor 20 -
- Graphium sarpedon ekor 100 -
- Pachliopta aristolochiae ekor 100 -
- Papilio demoleus ekor 100 -
- Papilio demolion ekor 100 -
- Papilio helenus ekor 100 -
- Papilio memnon ekor 100 -
- Papilio peranthus ekor 100 -
- Papilio polytes ekor 100 -
Lampiran 80
- Delias oraia ekor 400 -
- Delias periboea ekor 20 -
- Delias sumbawana ekor 10 -
- Hebomoia glaucippe ekor 100 -
- Ixias reinwardti ekor 50 -
- Cethosia hypsea ekor 50 -
- Cethosia penthesilea ekor 150 -
- Cethosia tambora ekor 50 -
- Charaxes elwesi ekor 40 -
- Charaxes ocellatus ekor 50 -
- Euthalia atalanta ekor 20 -
- Hypolimnas bolina ekor 100 -
- Hypolimnas sumbawana ekor 50 -
- Lexias aegle ekor 50 -
- Polyura alphius ekor 50 -
- Polyura galaxia ekor 50 -
- Sumalia hollandi ekor 50 -
- Actias groenendaeli ekor 50 -
- Actias maenas ekor 50 -
- Attacus atlas ekor 50 -
- Attacus inopinatus ekor 50 -
- Pharmacia biceps ekor 10 -
Jumlah II 1.513.590 98.500
Jumlah I + II 1.518.590 103.500
Lampiran 81
Lampiran 5. Daftar Realisasi Kuota Ekspor Tumbuhan dan Satwa Liar Tahun 2016
Karang &
2. Karang (34 jenis) 98.540 98.500 98.500 pcs komersil Substrat
NON APPENDIX
II. CITES -NIHIL-
Catatan :
*) Komersil dan Non Komersil
Lampiran 82
Lampiran 6. PERAMBAHAN HUTAN DI KAWASAN KONSERVASI LINGKUP BALAI KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM NUSA
TENGGARA BARAT
Luas Perkiraa
Kelom SK
N Nama RT Kawa n Luas Tindak
pok Penunjukan/Penet Pelaku Barang bukti Keterangan
o. Kawasan K san Peramb Lanjut
Hutan apan
(Ha) ahan
Lampiran 83
tgl 29 September sebanyak ± 42 2. Ternak Sapi, - operasi - Ada perlawanan
1986 jiwa Kerbau, Ayam gabungan dari
- operasi
yustisi masyarakat
Lampiran 84
Lampiran 7. Rencana Kerja BKSDA NTB 2016
Lampiran 85
Review RP TWA Gunung
Tunak
Lampiran 86
Lampiran 87
Lampiran 88
Lampiran 89
Lampiran 90
Lampiran 91
Lampiran 8. Foto-Foto Dokumentasi Kegiatan BKSDA NTB Tahun 2015
Gambar 1. Kegiatan Inventarisasi Potensi Air di KSA Jereweh Gambar 2. Kepala Balai menyampaikan informasi Tupoksi BKSDA NTB kepada
mahasiswa Universitas Mataram
Lampiran 92
Gambar 3. Pengamatan burung kakatua jambul kuning di TB. Moyo Gambar 4. Persiapan pembangunan Sarana Prasarana di TWA G. Tunak
Lampiran 93
Gambar 5, 6, dan 7 . Dokumentasi Pelatihan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia ke- 1,2, dan ke 3 Kerjasama Indonesia dengan Korea