SILVOPASTURA
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah:
AGROFORESTRY
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
202180002
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Dr. J. Hatulesila, S.Hut, Msi
sebagai dosen pengampu mata kuliah Agroforestery yang telah membantu memberikan
arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah ........................................................................................................ 2
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
2.1 Sistem Silvopastura ..................................................................................................... 3
2.2 Karakteristik Tegakan Hutan Untuk Sistem Silvopastura .......................................... 3
2.3 Pola Penanaman Tegakan Hutan Dalam Sistem Silvopastura .................................... 4
2.4 Jenis Tegakan Hutan Dalam Sistem Silvopastura ....................................................... 4
2.5 Komponen hewan ternak dalam sistem silvopastura .................................................. 5
2.6 Komponen Hijau Pakan Ternak .................................................................................. 5
BAB III ...................................................................................................................................... 7
PENUTUP.................................................................................................................................. 7
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 7
3.2 Saran ............................................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
penting terutama dalam menjadi dasar untuk pemilihan jenis tanaman sehingga
pertumbuhan tanaman dapat menjadi optimal. Selain itu, aspek silvikultur seperti
pengaturan jarak tanam, pengaturan pola tanam, intensitas pendangiran dan pemberian
pupuk, sangat menentukan dalam keberhasilan agroforestry terutama pada awal
pengelolaan.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Silvopastura
3
Selaras dengan ternak dan tanaman pakan ternak yang dipiloh
Memiliki jangkauan akar yang dalam, sehingga tidak mengganggu pertumbuhan
tanaman pakan ternak.
Daunnya dapat membusuk dengan cepat.
Hidup di iklim, jenis tanah dan kelembaban setempat.
Cabang pohon mampu memberikan teduhan yang cukup bagi ternak.
4
Tumbuhan dari genus eucalyptus sangat bagus dijadikan tegakan hutan.
keunggulan eucalyptus yaitu cepat tumbuh, sedikit serangan penyakit dan
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi (Sulichantini, 2016)
Mahoni (Swietenia macrophylla)
Pohon mahoni yang berasal dari Hindia Barat ini dapat tumbuh subur bila
ditanam di pasir payau dekat dengan pantai. Pohon tahunan ini memiliki
ketinggian 5-25m, memiliki akar tunggang, berbatang bulat, banyak cabang dan
kayunya bergetah (Hasan, 2017).
Komponen hewan ternak dalam sistem silvopastura sangatlah penting. Fungsi utama
ternak disini yaitu untuk dimanfaatkan produk primernya seperti daging dan susu.
Namun produk lainnya seperti kotoran ternak juga dapat dimanfaatkan secara langusng.
Produk-produk tersebut dapat berupa pupuk kandang hingga biogas. Adapun jenis
hewan ternak yaitu:
Sapi (Bos javanicus domesticus)
Sapi merupakan hewan yang sangan umum dijumpai di Indonesia. Ternak ini
dapat dimanfaatkan sebagai ternak daging, penghasil susu hingga sebagai
pembajak sawah. Di Indonesia terdapat banyak jenis spesis sapi. Salah satu
spesies sapi yang sering diternakan adalah sapi bali (Bos javanicus domesticus).
Sapi ini sangat berpotensial karena mudah berdaptasi dengan lingkungan yang
kurang menguntungkan.
Kambing (Capra aegagrus hircus)
Menurut Wulandari dkk (2021), pengembangan ternak kambing dapat dilakukan
pada semua kondisi lahan. Kambing juga memiliki berbagai manfaat tergantung
jenisnya. Mulai dari susu, daging, kain wol dari bulu, kerajinan kulit hingga
kotorannya dapat dijadikan puput kandang.
Babi (Sus scrofa domesticus)
Babi meruapakan komoditas ternak yang banyak dikembangkan di Indonesia
bagian timur. Pengembangan ternak babi di Indonesia Timur dengan metode
silvopastura saangat potensial. Karena babi memiliki kemampuan berkembang
biak yang cukup tinggi (Sihombing, 1997 dalam Dewi, 2017).
Dalam usaha dan upaya meningkatkan produksi ternak, hijauan makanan ternak
memegang peranan yang sangat penting dan menentukan. Karena hijauan merupakan
bahan makanan pokok bagi jenis makanan penguat (konsentrat). Kebutuhan hijauan
makanan ini bisa mencapai kira-kira 95% dari total kebutuhan bahan makananannya
(Sitorus, 2016). Hijauan pakan ternak dapat dibagi menjadi dua ketegori yaitu hijauan
liar dan hijauan introduksi. Hijauan liar merupakan hijauan yang tidak sengaja ditanam
dan tumbuh sendirinya, sedangkan hijauan introduksi merupakan hijauan yang sengaja
5
ditanam dan diperlihara sebagiamana membudidayakan tanaman lainnya (Bahar, 2008).
Pengembangan tanaman pakan di Indonesia perlu memperhatikan tiga tujuan utama yang
menyangkut efisiensi, toleransi, daya dan kualitas (Anwar 1994 dalam Anwar 2003). Hal
tersebut dikarenakan adanya perbedaan struktur anatimu maupun ukuran organcerna
diantara jenis ternak ruminansia (Litbang Peterbakan 2009). Selain itu, pemilihan jenis
rumput atau tanaman pakan ternak harus dipilih dari jenis-jenis yang dapat
beradpatasidengan baik dalam lingkungan silvopaastura.
Menurut Sitorus (2016) beberapa contoh hijauan pakan ternak yang dapat
dikembangkan berdasarkan waktu tumbuh yang cepat dan kemampuan regenerasi yang
tinggi diantaranya adalah sebagai berikut:
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
Rumput gajah merupakan salah satu jenis rumput tahunan asal Afrika yang
mamou tumbuh tinggi dan tegak, mempunyai perakaran yang dalam dan
menyebar sehingga mampu menahan erosi serta berkembang dengan rhizoma
untuk membentuk rumpun (Sitorus, 2016).
Rumput Benggala (Megathyrsus maximus)
Merupakan salah satu jenis rumput yang berasal dari Afrika tropis dan sub tropis
dengan ciri tumbuh tegak membentuk rumpun, daun lebuh halus daripada rumput
gajah, banyak membetuk anakan, serta akar serabut dalam (Sitorus, 2016).
Rumput BD (Brachiaria decumbent)
Merupakan rumput gembala yang tumbuh menjalar membentuk hamparan lebat
yang tingginya sekitar 30-45 cm, memiliki daun kaku dan pendek dengan ujung
daun yang runcing. Jenis rumput ini tumbuh pada kondisi curah hujan 1000-
1500mm/tahun (Sitorus, 2016).
Rumput Australia (Paspalum dilatatum)
Merupakan rumput berumur panjang, tumbuh tegak yang bisa mencapai tinggi
60-150 cm, berdaun rumbun yang berwarna hijau tua. Tanaman ini intoleran
terhadap kekeringan karena sistem perakarannya luas dan dalam serta tahan
genangan air. (Sitorus, 2016).
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
Zainuddin, M., & Sribianti, I. (2018). Pendapatan masyarakat pada komponen silvopasture
dan agrisilvikultur Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa. Jurnal Hutan dan Masyarakat,
136-144.
Kumalasari, A. C. (2022). Buku Pintar Silvopasture - Astarika Ciputri Kumalasari Flip PDF.
Diakses pada 28 November 2023 dari https://anyflip.com/iztll/lord