Anda di halaman 1dari 41

Pedoman Penyusunan RKA-KL TA.

2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 1


Kabupaten/Kota
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Merujuk pada amanat UUD 1945 ayat 2 yang berbunyi Pemerintah Daerah
Provinsi, Daerah Kabupaten dan Kota mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, serta dalam rangka
melaksanakan UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang
sebagian telah diubah pada UU Nomor 8 Tahun 2005, dimana pelaksanaan
otonomi dimaksud dapat melalui desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas
pembantuan. Pemerintah telah menerapkan sistem Desentralisasi, yaitu
penyerahan wewenang pemerintah oleh Pemerintah Pusat kepada daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus pemerintahan dalam NKRI.
Selanjutnya salah satu penerapan kebijakan desentralisasi yang diterapkan
adalan Desentralisasi Fiskal, yaitu pelimpahan kewenangan di area tanggung
jawab finansial dan pembuatan keputusan termasuk memenuhi keuangan
sendiri. Hal ini dilaksanakan dengan memperhatikan dan melaksanakan UU
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah, yaitu suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional,
demokratis, transparan, dan efisien dalam rangka pendanaan penyelenggaraan
Desentralisasi, dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan
daerah, serta besaran pendanaan penyelenggaraan Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan.
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia yang adil
dan merata, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah secara signifikan,
maka pelaksanaan kegiatan pembangunan dengan menerapkan otonomi dan
desentralisasi secara optimal dipandang perlu, juga untuk menumbuhkan
kemandirian dan meningkatkan kemampuan daerah dalam memanfaatkan
sumberdaya dan potensi di wilayahnya secara mandiri.
Penerapan kebijakan Dekonsentrasi dan Tugas pembantuan dalam rangka
melaksanakan pembangunan perikanan budidaya di daerah dilaksanakan untuk
mendukung percepatan pembangunan perikanan budidaya di daerah, yang
disesuaikan dengan potensi wilayah/daerah, kemampuan dan komitmen
pemerintah daerah, serta prioritas kebijakan.

Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 2


Kabupaten/Kota
Kemudian disadari bahwa tahun 2015 merupakan tahun pertama
pelaksanaan RPJMN ke-3 (2015-2019), dimana pada lima tahun ke depan
kebijakan pembangunan nasional akan difokuskan pada pembangunan ekonomi
kompetitif yang berbasis sumberdaya alam, pengembangan sumberdaya manusia
dan inovasi teknologi. Untuk itu arah kebijakan pembangunan perikanan
budidaya diarahkan sesuai dengan arah kebijakan pembangunan kelautan dan
perikanan yang ditujukan untuk menjawab isu-isu strategis yaitu ketahanan
pangan, daya saing, serta kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Selanjutnya postur anggaran Ditjen Perikanan Budidaya akan lebih berpihak
pada masyarakat, untuk mendukung secara langsung pelaksanaan strategi
kebijakan pengentasan kemiskinan (pro-poor), pertumbuhan (pro-growth),
pembukaan lapangan kerja (pro-job), dan pelestarian lingkungan (pro-
environment).
Suatu tata kelola anggaran yang baik akan menentukan arah kebijakan
anggaran dalam mencapai tujuan pembangunan suatu negara. Sebagai bagian
dari sistem perencanaan pembangunan, sejak tahun 2003 Pemerintah telah
melaksanakan sistem pelaksanaan anggaran yang baru atau reformasi kebijakan
penganggaran negara melalui penerapan UU Nomor 17 Tahun 2003, yaitu UU
Keuangan Negara. Salah satu upaya untuk mengimplementasikan secara
konsisten UU keuangan negara tersebut adalah dengan melaksanakan
perencanaan Anggaran Berbasis Kinerja (performance-based budget), yang
menuangkan hubungan antara aspek keuangan dari seluruh kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dengan sasaran strategis dan indikator kinerja
dalam rangka pencapaian visi dan misi pembangunan.
Walaupun selama lebih dari satu dekade pelaksanaan UU keuangan negara
tersebut telah dilaksanakan, namun pada implementasinya masih ditemui
beberapa kendala. Salah satu upaya untuk meminimalisasi masalah dan kendala
tersebut, maka dipandang perlu untuk menyusun petunjuk penyusunan rencana
kerja dan anggaran (RKA) Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2016 Satker Tugas
Pembantuan Kabupaten/Kota.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari petunjuk penyusunan RKA-K/L Ditjen Perikanan Budidaya
tahun 2016 Satker Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota adalah sebagai panduan
pelaksanaan perencanaan program dan kegiatan dekonsentrasi dan tugas

Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 3


Kabupaten/Kota
pembantuan sub bidang perikanan budidaya yang dilaksanakan oleh Satuan
Kerja (Satker) dinas provinsi yang membidangi urusan kelautan dan perikanan
dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Ditjen Perikanan Budidaya, dalam
rangka implementasi anggaran berbasis kinerja.
Tujuan dari buku petunjuk penyusunan RKA-K/L ini adalah untuk: 1)
memastikan pencapaian indikator kinerja melalui komponen kegiatan satker
pusat dan daerah; 2) pedoman pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan
sub bidang perikanan budidaya agar sesuai dengan prinsip pelimpahan
kewenangan kepada daerah; 3) meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam
pengalokasian anggaran, serta 4) menghindari penggunaan/pelaksanaan
komponen kegiatan yang telah menjadi urusan daerah menjadi dana transfer
(DAK).

1.3 Sasaran
Sasaran petunjuk penyusunan RKA-K/L Ditjen Perikanan Budidaya tahun
2016 Satker Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota adalah pelaksana kegiatan
tugas pembantuan pada Satker lingkup Ditjen Perikanan Budidaya, yang
meliputi: Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota Minapolitan Rumput Laut.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup buku petunjuk penyusunan RKA-K/L Ditjen Perikanan
Budidaya tahun 2016 meliputi:
1. Pendahuluan;
2. Indikator Kinerja Pembangunan Perikanan Budidaya;
3. Petunjuk Penyusunan Kegiatan Tugas Pembantuan (TP);
4. Penutup.
5. Lampiran

Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 4


Kabupaten/Kota
BAB 2. INDIKATOR KINERJA

Program dan kegiatan perikanan budidaya yang akan dilaksanakan sebagai


implementasi dari arah kebijakan dan strategi pembangunan perikanan budidaya,
disusun berdasarkan tugas dan fungsi setiap setiap unit kerja pendukung
pembangunan perikanan budidaya, baik di tingkat pusat maupun daerah. Seperti
yang tercantum dalam Permen PAN Nomor PER/O9/M.PAN/5/2007 Pasal 11
bahwa keberhasilan pencapaian sasaran strategis pada setiap tingkatan
organisasi harus dinyatakan dengan indikator kinerja utama. Selanjutnya,
indikator kinerja ditetapkan dalam rangka pengukuran kinerja dan untuk
meningkatkan akuntabilitas suatu instansi/unit kerja. Indikator Kinerja Utama
(IKU) pembangunan perikanan budidaya adalah peningkatan produksi perikanan
budidaya yang pada tahun 2016 ditetapkan sebesar 19,46 juta ton dan 1,9 milyar
ekor ikan hias.

Indikator kinerja kegiatan yang merupakan indikator output dari setiap


komponen kegiatan yang dilaksanakan oleh Satker Pusat dan Daerah, merupakan
nilai indikator pencapaian dari setiap komponen kegiatan dalam rangka
mendukung pencapaian indikator kinerja utama pembangunan perikanan
budidaya. Pada tahun anggaran 2016, setiap satker pelaksana baik di tingkat
Pusat dan Daerah akan melaksanakan setiap komponen kegiatan untuk
mencapai indikator kinerja kegiatan yang telah ditetapkan sebagai berikut.

2.1 Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan

TARGET
N0 INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
2016
1 Jumlah RSNI-3 sub bidang Kesehatan Ikan dan Lingkungan 5
yang disusun (judul; non kumulatif)
2 Jumlah laboratorium penyakit ikan, kualitas air, pakan dan 57
residu yang memenuhi standar teknis (unit; kumulatif)
3 Pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan 29025
(sampel; non kumulatif)
4 Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang sistem 18
keskanling (paket teknologi; non kumulatif)
5 Jumlah paket desiminasi teknologi terapan bidang sistem 18
keskanling (paket; non kumulatif)
6 Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya 100

Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 5


Kabupaten/Kota
dilakukan survailan dan atau monitoring (kab/kota; non
kumulatif)
7 Jumlah kawasan budidaya yang mendapat penanganan 100
kualitas lingkungannya (kawasan; non kumulatif)
8 Jumlah Obat Ikan yang terjamin, mutu, keamanan dan 272
khasiatnya (obat; kumulatif)
9 Jumlah sampel produk perikanan budidaya yang diambil 4300
minimal 96% bebas residu (sampel; non kumulatif)

2.2 Pengelolaan Perbenihan Ikan

TARGET
N0 INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
2016
1 Jumlah produksi calon induk dan induk unggul di 1000
UPT/UPTD (ribu ekor, non kumulatif)
2 Jumlah unit pembenihan yang menggunakan induk unggul 600
(unit; kumulatif)
3 Jumlah unit pembenihan ikan air tawar siap sertifikasi; (unit; 140
non kumulatif)
4 Jumlah unit pembenihan ikan air payau siap sertifikasi; 10
(unit; non kumulatif)
5 Jumlah unit pembenihan ikan air laut siap sertifikasi; (unit; 10
non kumulatif)
6 Jumlah kawasan kebun bibit rumput laut; (kawasan, 300
kumulatif)
7 Jumlah unit pembenihan bersertifikat CPIB (Cara 678
Pembenihan Ikan yang Baik) ; (unit, kumulatif)
8 Jumlah RSNI 3 yang tersedia; (Judul, non kumulatif) 9
9 Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang 27
perbenihan (paket teknologi)

2.3 Pengelolaan Kawasan Perikanan Budidaya

TARGET
N0 INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
2016
1 Jumlah perencanaan penataan kawasan perikanan budidaya 20
(kab/kota; non kumulatif)
2 Jumlah perencanaan detail dan/atau pembangunan kawasan 34
perikanan budidaya (kawasan;non kumulatif)
3 Jumlah hasil perekayasaan sub bidang pembangunan kawasan 3
budidaya (paket teknologi; non kumulatif)
4 Jumlah diseminasi sub bidang pembangunan kawasan 13
budidaya (paket; non kumulatif)
Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 6
Kabupaten/Kota
5 Jumlah kawasan budidaya yang prasarananya mampu 34
operasional secara tepat guna (kawasan; non kumulatif)
6 Jumlah kelompok partisipatif yang melakukan pemeliharaan 235
infrastrukturnya secara efektif (kelompok; non kumulatif)
7 Jumlah penerima manfaat peralatan dan mesin perikanan 700
budidaya (kelompok; non kumulatif)
8 Jumlah RSNI 3 bidang sarana dan prasarana perikanan 9
budidaya yang disusun (judul; non kumulatif)
9 Jumlah Kab/kota yang memenuhi syarat sebagai minapolitan 100
berbasis perikanan budidaya (Kab/kota; kumulatif)
10 Jumlah stakeholder utama yang terlibat mendukung kawasan 2
minapolitan (stakeholder; kumulatif)

2.4 Pengelolaan Produksi dan Usaha Pembudidayaan

TARGET
N0 INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
2016
1 Jumlah RSNI3 bidang pembesaran ikan yang disusun (judul; 7
non kumulatif)
2 Jumlah analisis dan publikasi data statistik perikanan 6
budidaya (laporan)
3 Jumlah hasil perekayasaan teknik pembudidayaan ikan sub 14
bidang pengelolaan produksi dan usaha budidaya (paket
teknologi)
4 Jumlah lokasi percontohan teknologi (lokasi, non kumulatif) 124

5 Unit Pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB skala kecil dan 9200


skala besar (unit; kumulatif)
6 Jumlah kelompok masyarakat yang tingkatkan skala usahanya 700
di bidang perikanan budidaya (kelompok)
7 Jumlah pembudidaya yang memperoleh akses permodalan 500
melalui fasilitasi (ORANG; non kumulatif)
8 Jumlah unit usaha budidaya yang mendapat layanan perizinan 700
(unit; kumulatif)
9 Jumlah Paket Promosi Perikanan Budidaya (Paket; non 15
komulatif)
10 Prosentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di 100
Dit.Produksi dan Usaha (persen)

2.5 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya


Ditjen Perikanan Budidaya

Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 7


Kabupaten/Kota
TARGET
N0 INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
2016
1 Indeks kesenjangan kompetensi pejabat struktural dan <14%
fungsional lingkup DJPB (%)
2 Persentase Pelaksanaan Kegiatan Manajemen PNS lingkup DJPB 100
3 Indeks Pemanfaatan Informasi DJPB Berbasis TI (%) >75%

4 Nilai Penerapan RB DJPB A

5 Nilai SAKIP DJPB A

6 Nilai efisiensi anggaran DJPB >95%

7 Persentase pembayaran gaji dan tunjangan kinerja pegawai 100


DJPB (%)
8 Persentase pemenuhan layanan perkantoran DJPB (%) 100

Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 8


Kabupaten/Kota
BAB 3. PETUNJUK PENYUSUNAN RKA-K/L
KEGIATAN TP KAB/KOTA

3.1 Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan


Ikan

NO KOMPONEN SUB PENJELASAN


KOMPONEN DETAIL KEGIATAN
1. Indikator/ Output : Jumlah laboratorium penyakit ikan, kualitas air,
pakan dan Residu yang memenuhi standar teknis (unit; kumulatif)
Operasional Operasional  Pengertian
POSIKANDU POSIKANDU POSIKANDU mempunyai peran yang
sangat penting dalam hal pengendalian
penyakit ikan di sentra-sentra budidaya.
POSIKANDU merupakan unit pelayanan
kesehatan ikan dan lingkungan yang
berfungsi memberikan pelayanan
kesehatan ikan dan lingkungan di sentra-
sentra budidaya secara cepat dan tepat.
Oleh karena itu Laboratorium senantiasa
dituntut untuk meningkatkan kapasitas
dan kapabilitasnya, sehingga dapat
memberikan pelayanan kesehatan ikan
dan lingkungan disentra budidaya sesuai
dengan tugas dan fungsinya. Berkaitan
dengan hal tersebut, perlu ada
pembangunan dan dukungan biaya
operasional laboratorium seperti
pengadaan bahan uji, monitoring penyakit
ikan dan kualitas air, pemeliharaan
peralatan laboratorium termasuk kalibrasi
eksternal (kalibrasi yang tidak dapat
dilakukan sendiri melainkan oleh pihak
ketiga) serta peningkatan kompetensi
petugas Laboratorium.

 Tujuan
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan
ikan dan lingkungan secara tepat
sasaran, efektif dan efisien.
2. Meningkatkan kualitas petugas
laboratorium dalam melakukan
pengujian.
Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 9
Kabupaten/Kota
NO KOMPONEN SUB PENJELASAN
KOMPONEN DETAIL KEGIATAN
 Sasaran
POSIKANDU di 40 Kabupaten/Kota yaitu
(1) Bireun, (2) Aceh Tenggara, (3) Pidie
Jaya, (4) Serdang Bedagai, (5) Agam, (6)
Pesisir Selatan, (7) Kampar, (8) Bintan, (9)
Muaro Jambi, (10) Kota Jambi, (11) Kota
Palembang, (12) Musi Rawas, (13) Ogan
Ilir, (14) Banyuasin, (15) Tulang Bawang,
(16) Pesawaran, (17) Tangerang, (18)
Serang, (19) Bogor, (20) Subang, (21)
Indramayu, (22) Gunung Kidul, (23)
Brebes, (24) Klaten, (25) Pati, (26)
Banyumas, (27) Boyolali, (28) Pekalongan,
(29) Kendal, (30) Lamongan, (31)
Banyuwangi, (32) Gresik, (33) Sidoarjo,
(34) Banjar, (35) Kapuas, (36) Klungkung,
(37) Sumbawa, (38) Sumba Timur, (39)
Pinrang dan (40) Maros

 Detail Kegiatan
1. Sub Komponen/ detail:
2. Honor tenaga kerja yang berstatus
tenaga kontrak (Non PNS). Honor
diberikan kepada 26 Kabupaten/Kota.
Setiap kabupaten mengalokasikan 1
(satu) orang tenaga honorer sebanyak
12 OB. Besarnya honor setiap bulan
disesuaikan dengan standard biaya
Umum Daerah masing-masing
kabupaten/kota , meliputi :
3. (1) Bireun, (2) Agam, (3) Kampar, (4)
Kota Jambi, (5) Kota Palembang, (6)
Musi Rawas, (7) Tulang Bawang, (8)
Pesawaran, (9) Tangerang, (10) Serang,
(11) Bogor, (12) Subang, (13)
Indramayu, (14) Gunung Kidul, (15)
Pati, (16) Banyumas, (17) Boyolali, (18)
Pekalongan, (19) Kendal, (20) Gresik,
(21) Sidoarjo, (22) Banjar, (23) Kapuas,
(24) Sumbawa, (25) Pinrang dan (26)
Maros.
4. Kegiatan pemantauan kawasan
industrialisasi perikanan Budidaya
bagi 26 Kabupaten/Kota.

Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 10


Kabupaten/Kota
NO KOMPONEN SUB PENJELASAN
KOMPONEN DETAIL KEGIATAN
5. Output kegiatan pemantauan: untuk
mengetahui kondisi/status kesehatan
ikan dan lingkungan di wilayah
masing-masing. Volume pemantauan
maksimal 48 x 2 org dalam satu tahun
(96 OT).
6. Laporan pemantauan dimasukkan
sebagai laporan kegiatan POSIKANDU,
yang disampaikan ke Direktur
Kesehatan Ikan dan Lingkungan dan
ditembuskan ke Kepala Dinas KP
Provinsi setiap 6 (enam) bulan sekali.
Biaya disesuaikan dengan biaya
perjalanan lokal di Kab/Kota masing-
masing.
7. Penyediaan bahan uji/kit untuk
pengujian kualitas air.
8. Pengadaan bahan uji water quality
analysis dan buffer pH. Biaya
penyediaan kit dialokasikan untuk
memenuhi kebutuhan pengujian
kualitas air sebesar Rp20 juta di 26
Kab/Kota. Jenis bahan uji disesuaikan
dengan kebutuhan.
9. Perjalanan dinas menghadiri
pertemuan Evaluasi POSIKANDU di
Jawa Barat (2 OT) dari 26
Kabupaten/Kota. Biaya sesuai SBM.
10. Biaya pengujian sampel, maksimal 20
sampel. Harga per sampel maksimal Rp
Rp 500.000 atau disesuaikan dengan
biaya yang berlaku di daerah masing-
masing.
11. Biaya pembuatan laporan maksimal 3
paket laporan. (@ Rp 250 ribu).
12. Biaya Pembangunan POSIKANDU
sebesar Rp 400 juta meliputi
bangunan, teralis jendela, mebeler,
listrik, untuk 14 (empat belas)
Kabupaten/Kota yakni (1) Aceh
Tenggara, (2) Pidie Jaya, (3) Serdang
Bedagai, (4) Pesisir Selatan, (5) Bintan,
(6) Muaro Jambi, (7) Ogan Ilir, (8)
Banyuasin, (9) Brebes, (10) Klaten, (11)

Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 11


Kabupaten/Kota
NO KOMPONEN SUB PENJELASAN
KOMPONEN DETAIL KEGIATAN
Lamongan, (12) Banyuwangi, (13)
Klungkung, dan (14) Sumba Timur.
13. Biaya pengadaan 1 paket peralatan
kualitas air portabel untuk (empat
belas) Kabupaten/Kota yakni (1) Aceh
Tenggara, (2) Pidie Jaya, (3) Serdang
Bedagai, (4) Pesisir Selatan, (5) Bintan,
(6) Muaro Jambi, (7) Ogan Ilir, (8)
Banyuasin, (9) Brebes, (10) Klaten, (11)
Lamongan, (12) Banyuwangi, (13)
Klungkung, dan (14) Sumba Timur
dengan senilai maksimal Rp 200 juta
rupiah.
14. Biaya pengadaan 1 unit kendaraan
roda dua untuk (empat belas)
Kabupaten/Kota yakni (1) Aceh
Tenggara, (2) Pidie Jaya, (3) Serdang
Bedagai, (4) Pesisir Selatan, (5) Bintan,
(6) Muaro Jambi, (7) Ogan Ilir, (8)
Banyuasin, (9) Brebes, (10) Klaten, (11)
Lamongan, (12) Banyuwangi, (13)
Klungkung, dan (14) Sumba Timur
dengan senilai maksimal Rp 30 juta
rupiah.

3.2 Pengelolaan Perbenihan Ikan

NO KOMPONEN SUB PENJELASAN


KOMPONEN DETAIL KEGIATAN
1. Indikator/Output : Jumlah Kawasan Kebun Bibit Rumput Laut
Paket Sarana Unit Sarana  Pengertian
Perbenihan Kebun Bibit Pengadaan Unit Sarana Kebun Bibit Rumput
Kebun Bibit Rumput Laut Laut untuk diserahkan ke Masyarakat
Rumput Laut  Tujuan
Menghasilkan bibit rumput laut yang unggul
 Sasaran
Kelompok Pembibit Rumput Laut
 Detail Kegiatan
a. 1 kawasan 20 unit kebun bibit rumput
laut dan bila diperlukan 1 kawasan

Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 12


Kabupaten/Kota
kebun bibit dapat dilengkapi dengan
perahu motor;
b. Biaya termasuk identifikasi, monitoring ,
administrasi pengadaan dan honor tim.
c. Bibit rumput laut yang digunakan:
-Bibit rumput laut hasil kultur jaringan
(BBPBL Lampung, BPBL Lombok, BPBAP
Takalar);
- Bibit Rumput Laut spesifik lokal
d. Pelaksanaan kebun bibit rumput laut
mengacu kepada Pedoman Pelaksanaan

3.3 Pengelolaan Kawasan Perikanan Budidaya

NO KOMPONEN SUB PENJELASAN


KOMPONEN DETAIL KEGIATAN
1. Indikator/ Output : Jumlah kawasan yang pemeliharaan irigasinya
difasilitasi secara partisipatif (kelompok)
Fasilitasi Dukungan  Pengertian
pemeliharaan Manajemen Dukungan manajemen pelaksanaan
irigasi Pelaksanaan kegiatan pengelolaan irigasi
perikanan Kegiatan perikanan partisipatif adalah
budidaya Pengelolaan seluruh kegiatan dalam rangka
partisipatif Irigasi mendukung pelaksanaan PITAP yang
(PITAP) Perikanan efektif, efisien dan sesuai ketentuan
Partisipatif  Tujuan
(PITAP) 1. Terkoordinasi program
pengelolaan saluran irigasi
perikanan budidaya
2. Tersedianya data calon lokasi
dan calon poklina yang sudah
diverifikasi untuk diusulkan ke
Dinas KP Provinsi dan
ditembuskan kepada Dit.
Prasarana dan Sarana Budidaya
3. Terlaksananya monitoring,
evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan PITAP
 Sasaran
Terlaksananya kegiatan PITAP
secara efektif dan efisisen di
kab/kota telah ditetapkan
sebagaimana terlampir

Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 13


Kabupaten/Kota
NO KOMPONEN SUB PENJELASAN
KOMPONEN DETAIL KEGIATAN
 Detail Kegiatan
1. Koordinasi program pengelolaan
saluran irigasi perikanan
budidaya :
a) Sosialisasi program kegiatan
pengelolaan saluran irigasi
perikanan partisipatif
2. Identifikasi dan verifikasi usulan
lokasi dan kelompok pelaksana
(Poklina) :
a) Perjalanan dinas dalam
rangka identifikasi calon
lokasi dan calon poklina
b) Perjalanan dinas dalam
rangka verifikasi persyaratan
dan kelengkapan dokumen
ke lokasi yang diusulkan
untuk kegiatan Pitap
3. Pelaksanaan kegiatan swakelola
PITAP
4. Honor Tim Teknis dan Konsultan
pendamping PITAP
5. Monitoring dan evaluasi kegiatan
Pitap :
a) Perjalanan dinas dalam
rangka pendampingan dan
pembinaan kegiatan Pitap
b) Penyusunan laporan hasil
monitoring dan evaluasi
pelaksanaan PITAP
2. Indikator/ Output : Jumlah penerima manfaat peralatan dan mesin
perikanan budidaya (kelompok)
Fasilitasi Dukungan  Pengertian
pengembangan Manajemen Merupakan seluruh kegiatan
peralatan dan Pelaksanaan dukungan manajemen dalam rangka
mesin di Kegiatan perencanaan dan pelaksanaan
kawasan perencanaan fasilitasi pengembangan peralatan
perikanan dan dan mesin dalam mendukung
budidaya pelaksanaan pengembangan kawasan perikanan
pengembangan budidaya
peralatan dan  Tujuan
mesin di 1. Tersebarnya informasi mengenai
kawasan pelaksanaan kegiatan fasilitasi
perikanan pengembangan peralatan dan
Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 14
Kabupaten/Kota
NO KOMPONEN SUB PENJELASAN
KOMPONEN DETAIL KEGIATAN
budidaya mesin dalam mendukung
pengembangan kawasan
perikanan budidaya
2. Tersedianya data calon lokasi
dan calon kelompok penerima
manfaat yang sudah diverifikasi
untuk diusulkan ke Dinas KP
Provinsi dan ditembuskan
kepada Dit. Prasarana dan
Sarana Budidaya
3. Terlaksananya monitoring,
evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan kegiatan fasilitasi
pengembangan peralatan dan
mesin dalam mendukung
pengembangan kawasan
perikanan budidaya
 Sasaran
1. Pelaksana kegiatan
pengembangan peralatan dan
mesin di kawasan PB (provinsi
dan kabupaten terlampir)
2. Kelompok pembudidaya ikan di
kawasan perikanan budidaya
(kabupaten terlampir)

 Detail Kegiatan
1. Pengadaan Excavator dan/atau
KJA ramah lingkungan
2. Honor Tim pengadaan
3. Honor Tim Pemeriksa dan
Penerima barang
4. Perjalanan dinas dalam rangka
identifikasi calon lokasi dan
calon penerima manfaat
kegiatan pengembangan
peralatan dan mesin perikanan
budidaya
5. Perjalanan dinas dalam rangka
mengikuti kegiatan Bimbingan
teknis operasional peralatan dan
mesin perikanan budidaya
6. Perjalanan dinas dalam rangka
monitoring, dan evaluasi

Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 15


Kabupaten/Kota
NO KOMPONEN SUB PENJELASAN
KOMPONEN DETAIL KEGIATAN
pelaksanaan kegiatan fasilitasi
pengembangan peralatan dan
mesin dalam mendukung
pengembangan kawasan
perikanan budidaya
7. Penyusunan laporan hasil
kegiatan

3. Indikator/ Output : Jumlah Kab/kota yang memenuhi syarat sebagai


minapolitan berbasis perikanan budidaya (Kab/kota; kumulatif)
Pengembangan Koordinasi dan  Pengertian
kawasan Operasional Pelaksanaan koordinasi dan
minapolitan Pokja operasional Kelompok Kerja (POKJA)
Minapolitan Minapolitan dalam rangka
mendorong pengembangan kawasan
Minapolitan berbasis perikanan
budidaya di daerah untuk
meningkatkan perekonomian dan
pertumbuhan wilayah dengan
kegiatan perikanan budidaya
sebagai penggerak utamanya.
 Tujuan
1. Terlaksananya pembangunan di
kawasan perikanan budidaya
yang terintegrasi dan
meningkatnya koordinasi lintas
sektor dalam mendukung
pembangunannya
2. Melakukan verifikasi data potensi
pengembangan kawasan
minapolitan
3. Sinkronisasi program
pengembangan kawasan
minapolitan perikanan budidaya
 Sasaran
1. Kab/kota yang telah ditetapkan
sebagai kawasan minapolitan
melalui Kepmen N0 35/2013
2. Terlaksananya koordinasi dan
operasional kegiatan Tim
Kelompok Kerja Minapolitan
 Detail Kegiatan
1. Operasional POKJA Minapolitan
dengan tahapan sebagai berikut
Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 16
Kabupaten/Kota
NO KOMPONEN SUB PENJELASAN
KOMPONEN DETAIL KEGIATAN
a) Persiapan pelaksanaan rapat
koordinasi Kelompok Kerja
Minapolitan tingkat
Kabupaten/Kota
b) Pelaksanaan rapat koordinasi
yang mengundang semua
anggota POKJA untuk
melihat perkembangan
pelaksanaan pengembangan
kawasan minapolitan dan
komitmen dari masing-
masing SKPD anggota POKJA
dalam mendukung
pelaksanaan pengembangan
kawasan minapolitan/Rapat
triwulanan (4 paket)
c) Pembayaran Honorarium Tim
POKJA Minapolitan (15
orang; 11 bulan)
2. Penyusunan laporan tentang
pelaksanaan koordinasi dan
operasional POKJA Minapolitan
(4 paket) dan disampaikan
kepada Ditjen Perikanan
Budidaya cq. Dit. Prasarana dan
Sarana Budidaya.

3.4 Pengelolaan Produksi dan Usaha Pembudidayaan Ikan

SUB PENJELASAN
NO KOMPONEN
KOMPONEN DETAIL KEGIATAN
1 Indikator/ Output : Jumlah hasil perekayasaan teknik pembudidayaan
ikan sub bidang pengelolaan produksi dan usaha budidaya (paket
teknologi)
Percontohan Identifikasi lokasi  Pengertian
dan dan kelompok Kegiatan identifikasi lokasi dan
Sosialisasi pembudidaya kelompok pembudidaya yang sudah
penerapan ikan siap baik lokasi dan management
teknologi kelompok dalam menerapkan
Budidaya Air tekhnologi anjuran budidaya sesuai
Tawar Payau SNI dan prinsip-prinsip CBIB dalam
dan Laut satu kawasan atau hamparan

Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 17


Kabupaten/Kota
SUB PENJELASAN
NO KOMPONEN
KOMPONEN DETAIL KEGIATAN
 Tujuan
Menentukan lokasi dan kelompok
pembudidaya yang sudah siap baik
lokasi dan management kelompok
dalam menerapkan tekhnologi
anjuran budidaya sesuai SNI dan
prinsip-prinsip CBIB dalam satu
kawasan atau hamparan
 Sasaran
Lokasi dan pelaku pembudidaya ikan
yang berada pada Kabupaten/Kota
yang mendapatkan alokasi TP
 Detail kegiatan
Perjalanan dinas dalam rangka
identifikasi lokasi dan kelompok
pembudidaya ikan oleh Dinas KP
atau yang membidangi
Persiapan lokasi  Pengertian
dan Pelaksanaan Kegiatan percotohan perikanan
percontohan budidaya yang menerapkan
tekhnologi anjuran budidaya sesuai
SNI dan prinsip-prinsip CBIB dalam
satu kawasan atau hamparan
 Tujuan
1. Mensosialisasikan model
percontohan penerapan
tekhnologi anjuran budidaya
2. Mengoptimalkan pengelolaan
sumberdaya melalui manajemen
kawasan berbasis kelompok
3. Meningkatkan efektifitas dan
evisiensi usaha perikanan
budidaya sehingga produk
mempunyai daya saing yang lebih
baik
 Sasaran
Lokasi dan pelaku pembudidaya ikan
yang berada pada Kabupaten/Kota
yang mendapatkan alokasi TP
 Detail kegiatan
1. Perjalanan dinas dalam rangka
Persiapan lokasi
2. Pelaksanaan percontohan
budidaya sesuai SNI dan prinsip-
Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 18
Kabupaten/Kota
SUB PENJELASAN
NO KOMPONEN
KOMPONEN DETAIL KEGIATAN
prinsip CBIB
Temu Lapang  Pengertian
Pertemuan yang melibatkan
kelompok pembudidaya ikan yang
berada di Kabupaten/Kota yang
mendapatkan alokasi TP
 Tujuan
Untuk menghasilkan persamaan
presepsi dalam menerapkan
tekhnologi anjuran budidaya sesuai
SNI dan prinsip-prinsip CBIB dalam
satu kawasan atau hamparan
 Sasaran
kelompok pembudidaya ikan yang
berada di Kabupaten/Kota yang
mendapatkan alokasi TP
 Detail Kegiatan
Pertemuan yang dilakukan di
Kabupaten/Kota yang mendapatkan
alokasi TP
Monitoring,  Pengertian
Evaluasi dan Kegiatan monitoring dan evaluasi
Pelaporan yang dilakukan secara sistematis
untuk menjamin bahwa percontohan
penerapan tekhnologi budidaya ikan
berjalan sesuai dengan ketentuan
yang telah ada
 Tujuan
Untuk memantau dan mengevaluasi
percontohan budidaya yang
menerapkan tekhnologi anjuran
budidaya sesuai SNI dan prinsip-
prinsip CBIB
 Sasaran
Pelaku usaha pembudidaya ikan
terutama dikawasan monapolitan,
sentra-sentra produksi dan wilayah
perbatasan
 Detail Kegiatan
Perjalanan Dinas dalam rangka
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 19


Kabupaten/Kota
3.5 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Ditjen Perikanan Budidaya

No Komponen Sub Komponen Uraian Petunjuk Teknis


1. Indikator/Output : Terselenggaranya Reformasi Birokrasi

Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 20


Kabupaten/Kota
No Komponen Sub Komponen Uraian Petunjuk Teknis
Penyusunan Konsultasi dan  Pengertian
dokumen Koordinasi dalam Kegiatan penyusunan
perencanaan Rangka Perencanaan dokumen rencana kerja dan
program dan Program dan Anggaran. anggaran tahun 2016 dengan
anggaran difokuskan pada pencapaian
target indikator kinerja yang
telah ditetapkan
 Tujuan
Mengidentifikasi rencana
kerja dan kebutuhan
anggaran, melakukan
sinkronisasi dengan
Kab./Kota serta menyusun
dokumen perencanaan dan
anggaran untuk selanjutnya
dituangkan dalam dokumen
RKA-K/L
 Sasaran
Tersusunnya dokumen
perencanaan dan anggaran
pada satker TP kab./kota.
 Penjelasan
Kegiatan konsultasi dan
koordinasi perencanaan
program dan anggaran
dilaksanakan dalam bentuk
menghadiri kegiatan
Ratekcan dan Finalisasi
RKAKL Tahun 2016.
Tujuannya adalah
tersusunnya dokumen RKA-
K/L beserta TOR, RAB, dan
data dukung antara lain: (i)
rencana konstruksi yang
telah disahkan Dinas
Pekerjaan Umum dan
anggaran biaya yang telah
dihitung oleh konsultan
pelaksana; (ii) surat
penawaran harga barang dari
pihak ketiga; (iii) Surat
Pernyataan Tanggung Jawab
Mutlak (SPTJM) yang telah
ditandatangani oleh Kuasa
Pengguna Anggaran; (iv)
Daftar Pejabat Pengelola
Satker; (v) data dukung
lainnya. Peserta yang
diundang sebanyak 4
orang/tahun dengan rencana
waktu pelaksanaan Ratekcan
pada bulan Mei-Juni 2016
dan Finalisasi RKAKL pada
Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 21
bulan September 2016 di
Kabupaten/Kota
Jawa Barat.
No Komponen Sub Komponen Uraian Petunjuk Teknis
Penyusunan 1. Temu Koordinasi  Pengertian
Dokumen Program/Kegiatan Proses pembinaan,
Monitoring, Pembangunan pemantauan, pengawasan,
Evaluasi dan Perikanan pengendalian serta pelaporan
Pelaporan Budidaya Tahun kegiatan dan anggaran
2015. dekonsentrasi dan tugas
2. Monitoring dan pembantuan yang dilakukan
Evaluasi Kegiatan secara triwulanan.
Ditjen Perikanan
Budidaya  Tujuan
3. Penyusunan - Melakukan koordinasi
Laporan Bulanan dan menghimpun
Satker informasi kemajuan
4. Penyusunan kegiatan TP
Laporan Tahunan - Melakukan pembinaan
Satker dan pengendalian
5. Koordinasi dan kegiatan
Konsultasi ke Pusat - Mengevaluasi dan
membuat rekomendasi
untuk perbaikan
- Menyusun laporan
kegiatan setiap tiga
bulan.
 Sasaran
Terlaksananya monitoring,
evaluasi dan pelaporan
kegiatan pada satker
Kab./Kota penerima dana
Tugas Pembantuan.
 Penjelasan
1) Temu Koordinasi Program
Kegiatan Pembangunan
Perikanan Budidaya Tahun
2015 merupakan acara yang
diselenggarakan oleh DJPB
Pusat dalam rangka
mengevaluasi capaian kinerja
tahun 2014, pelaksanaan
kegiatan tahun 2015 dan
rencana kebijakan
pembangunan perikanan
budidaya tahun 2016.
Masing-masing satker
kabupaten mengirimkan 1
orang (Kepala Dinas atau
Kabid Perikanan Budidaya).
Pertemuan ini dilaksanakan
pada Bulan Maret 2015 di
Jawa Barat.

2) Monitoring dan Evaluasi


Kegiatan Ditjen Perikanan
Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 22
Kabupaten/Kota
No Komponen Sub Komponen Uraian Petunjuk Teknis
Budidaya Tahun 2014 dan
2015 dilakukan dalam bentuk
perjalanan dinas lokal ke
daerah binaan.

3) Masing-masing Satker
Kabupaten diwajibkan
menyusun dan mengirimkan
Laporan Bulanan tiap satu
bulan dan disampaikan
kepada Sekretaris Ditjen
Perikanan Budidaya. Laporan
bulanan mencakup: realisasi
anggaran (form DA), capaian
Indikator Kinerja Utama
(produksi) dan Indikator
Kinerja Kegiatan, progres
pelaksanaan kegiatan pokok
di daerah

4) Masing-masing Satker
Kabupaten diwajibkan
menyusun dan mengirimkan
Laporan Tahunan pada akhir
tahun dan disampaikan
kepada Sekretaris Ditjen
Perikanan Budidaya. Laporan
tahunan mencakup: capaian
Indikator Kinerja Utama
(produksi) dan Indikator
Kinerja Kegiatan, realisasi
anggaran (form DA), progres
pelaksanaan kegiatan pokok
di daerah selama satu tahun.

5) Koordinasi dan konsultasi ke


Pusat merupakan kegiatan
yang dilaksanakan dalam
rangka koordinasi dan
konsultasi ke DJPB Pusat
(Jakarta) utamanya terkait
pelaksananaan kegiatan,
perencanaan, revisi kegiatan
dan anggaran dan pelaporan.
2 Indikator/Output : Anggaran Pembangunan yang Efisien

Pengelolaan  Nama Output di RKA-K/L


Keuangan Laporan Pelaksanaan
dan Aset Pengelolaan Keuangan, Aset
Milik Negara Milik Negara (SAI, SABMN,
PNBP) dan Administrasi
Persuratan

Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 23


Kabupaten/Kota
No Komponen Sub Komponen Uraian Petunjuk Teknis
 Pengertian
Merupakan kegiatan
meningkatkan kualitas
laporan keuangan dan aset
milik negara di satker lingkup
Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya yang sesuai
peraturan, akuntabel dan
dapat dipertanggung
jawabkan.
 Tujuan
- Menertibkan pengelolaan
keuangan dan asset
Pemerintah Pusat dan Daerah
melaui pencatatan,
pemrosesan dan pelaporan
transaksi keuangan yang
konsisten sesuai dengan
standard dan praktek
akuntansi yang diterima
secara umum.
- Menyediakan informasi
keuangan yang dapat
dipercaya tentang posisi
keuangan suatu instansi dan
pemerintah pusat secara
keseluruhan
- Menyediakan informasi yang
akurat dan tepat waktu
tentang anggaran dan
kegiatan keuangan
Pemerintah Pusat, baik secara
nasional maupun instansi
yang berguna sebagai dasar
penilaian kinerja, untuk
menentukan ketaatan
terhadap otorisasi anggaran
dan untuk tujuan
akuntabilitas.

 Sasaran
Tersusunnya laporan
keuangan dan aset yang
berkualitas sesuai peraturan
dan akuntabel pada unit
kerja KKP pada umumnya
dan DJPB pada khususnya
mendapat opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP).
 Sub Komponen/ detail:/
detail:
1) Penyusunan laporan SAI
Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 24
Kabupaten/Kota
No Komponen Sub Komponen Uraian Petunjuk Teknis
semester II TA. 2014
2) Penyusunan laporan SAI
semester I TA. 2015
3) Transport Lokal ke Kanwil
DJPb dan KPPN
4) Honorarium Pengelola SAI
dan SABMN
 Penjelasan
1) Penyusunan laporan SAI
semester II TA. 2014
bertujuan untuk menyajikan
laporan SAI semester II tahun
2014 dan melakukan
sosialisasi aplikasi SAI
terbaru di lingkup Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya.
Masing-masing Satker
Kabupaten mengirimkan 2
orang yaitu Operator SAK dan
Operator SABMN. Pertemuan
ini rencananya dilaksanakan
pada Bulan Januari 2015 di
Surabaya.

2) Penyusunan laporan SAI


semester I TA. 2015 bertujuan
untuk menyajikan laporan
SAI semester I tahun 2015.
Masing-masing satker
kabupaten mengirimkan 2
orang yaitu Operator SAK dan
Operator SABMN. Pertemuan
ini rencananya dilaksanakan
pada Bulan Juli 2015 di
Jakarta.

3) Setiap satker kabupaten


diharapkan menganggarkan
bantuan transportasi bagi
petugas keuangan yang
melakukan rekonsiliasi dan
konsultasi keuangan ke
Kanwil DJPb dan KPPN
dengan besaran sesuai
dengan Standar Biaya
Masukan (SBM). Jika lokasi
kabupaten berjauhan dengan
Kantor Kanwil di ibukota
provinsi, maka satker dapat
menggunakan standar biaya
perjalanan dinas di
daerahnya masing-masing
Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 25
Kabupaten/Kota
No Komponen Sub Komponen Uraian Petunjuk Teknis
berdasarkan asas kewajaran.

4) Honorarium untuk Pengelola


SAI dan SABMN diberikan
selama 12 bulan dengan
besaran sesuai dengan
Standar Biaya Masukan.
3 Indikator/Output : Belanja Aparatur dan Belanja Operasional
Perkantoran

Pengelolaan  Nama Output di RKA-K/L


Satker Pengelolaan Satker

 Pengertian
Kegiatan dukungan
manajemen dalam rangka
pengelolaan satuan kerja
tugas pembantuan.
 Tujuan
- Menetapkan pengelola
satuan kerja yang
bertanggungjawab
terhadap pelaksanaan
kegiatan dan anggaran
tugas pembantuan sesuai
dengan ketentuan yang
berlaku,
- Menyusun pelaksanaan
kegiatan dan laporan
pencapaian kinerja
tahunan.
 Sasaran
Terkelolanya kegiatan tugas
pembantuan dan di satker
provinsi sesuai ketentuan
yang berlaku
 Sub Komponen:
1) Honorarium Pengelola
Satker
2) Bahan Adminsitrasi
Satuan kerja
f. Penjelasan
1) Honorarium pengelola satker
diberikan kepada KPA, PPK,
pejabat penguji tagihan dan
penandatangan SPM,
bendahara, staf pengelola,
pejabat pengadaan
barang/jasa, pejabat
penerima hasil pekerjaan.
Honorarium dialokasikan
untuk kegiatan
Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 26
Kabupaten/Kota
No Komponen Sub Komponen Uraian Petunjuk Teknis
dekonsentrasi dan tugas
pembantuan selama 12
bulan.

2) Bahan administrasi satuan


kerja merupakan bahan yang
mendukung administrasi
satuan kerja berupa alat tulis
kantor (ATK), komputer
supplies, penggandaan
dokumen.

BAB 4. PENUTUP

Petunjuk Pelaksanaan RKA-KL Satker lingkup Ditjen Perikanan Budidaya


Tahun Anggaran 2016 ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi seluruh
satker lingkup Ditjen Perikanan Budidaya. Tersedianya pedoman ini
diharapkan mempermudah pelaksanaan RKA-KL agar tepat sasaran,
efektif dan efisen dalam mengawal pencapaian program peningkatan
produksi perikanan budidaya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi
dalam penyusunan petunjuk pelaksanaan RKA-KL Satker lingkup Ditjen
Perikanan Budidaya Tahun Anggaran 2016.Saran dan masukan sangat
kami harapkan dalam upaya melakukan penyempurnaan.

Jakarta,

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 27


Kabupaten/Kota
LAMPIRAN
Lampiran 2. Lokasi Kabupaten/Kota Target Monitoring penyakit ikan penting di
Kawasan Budidaya

N KABUPATEN/ N KABUPATEN/KOT
PROVINSI PROVINSI
O KOTA O A
Aceh
1 Aceh 1 54 Banyuwangi
Tenggara
2 Bireun 55 Blitar
3 Aceh Timur 56 Sumenep
Aceh
4 57 Tulung Agung
Selatan
Sumatera Serdang
2 5 58 Situbondo
Utara Bedagai
Sumatera 1 Kalimanta
3 6 Agam 59 Sambas
Barat 7 n Barat
1 Kalimanta
7 Pasaman 60 Kapuas
8 n Tengah
Pesisir 1 Kalimanta
8 61 Banjar
Selatan 9 n Selatan
Hulu Sungai
4 Riau 9 Kampar 62
Utara
1 Kuantan Hulu Sungai
63
0 Singingi Selatan
Kepulauan 1 2 Kalimanta Penajam Paser
5 Bintan 64
Riau 1 0 n Timur Utara
1 Muaro Kutai
6 Jambi 65
2 Jambi Kertanegara
1 2 Kalimanta Bulungan
Batanghari 66
3 1 n Utara
1 Bengkulu Kota Tarakan
7 Bengkulu 67
4 Utara
1 Bengkulu 2 Sulawesi Minahasa
68
5 Selatan 2 Utara Utara
Sumatera 1 Minahasa
8 OKU Timur 69
Selatan 6 Tenggara
1 2 Gorontalo
OKI Gorontalo 70
7 3 Utara
1 2 Sulawesi
Ogan Ilir 71 Parigi moutong
8 4 Tengah
1 OKU
72 Morowali
9 Selatan
2 Banyuasin 73 Donggala
Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 28
Kabupaten/Kota
N PROVINSI KABUPATEN/ N PROVINSI KABUPATEN/KOT
O 0 KOTA O A
2 Musi
74 Tojo Una-Una
1 Rawas
2 Musi 2 Sulawesi Pangkajene
75
2 Banyuasin 5 Selatan Kepulauan
Kep. Bangka 2 Bangka
9 76 Pinrang
Belitung 3 Selatan
1 2
Lampung Pesawaran 77 Maros
0 4
2 Tulang
78 Bone
5 Bawang
2 Lampung
79 Takalar
6 Selatan
1 2 Kepulauan 2 Sulawesi Polewali
DKI Jakarta 80
1 7 Seribu 6 Barat Mandar
2 Jakarta
81 Mamuju
8 Barat
2 Jakarta 2 Sulawesi
82 Bombana
9 Timur 7 Tenggara
1 3
Banten Tangerang 83 Kolaka
2 0
3
Serang 84 Muna
1
1 3 Konawe
Jawa Barat Karawang 85
3 2 Selatan
3 2
Subang Bali 86 Tabanan
3 8
3
Indramayu 87 Klungkung
4
3 2
Bogor NTB 88 Sumbawa
5 9
1 Jawa 3 Lombok
Brebes 89
4 Tengah 6 Tengah
3 Sumbawa
Pemalang 90
7 Barat
3
Demak 91 Bima
8
3 3
Jepara NTT 92 Sumba Timur
9 0
4
Pati 93 Rote Ndao
0
4
Rembang 94 Lembata
1
4
Klaten 95 Sikka
2
4 3 Seram Bagian
Boyolali Maluku 96
3 1 Barat
Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 29
Kabupaten/Kota
N PROVINSI KABUPATEN/ N PROVINSI KABUPATEN/KOT
O 4 KOTA 3
O Maluku Kepulauan
A
Banyumas 97
4 2 Utara Sula
4 Banjarnega Halmahera
98
5 ra Selatan
1 D.I. 4 Gunung 3
Papua 99 Kota Jayapura
5 Yogyakarta 6 Kidul 3
4 3 Papua 10
Sleman Sorong
7 4 Barat 0
1 4
Jawa Timur Tuban
6 8
4
Lamongan
9
5
Gresik
0
5
Sidoarjo
1
5
Pasuruan
2
5
Probolinggo
3

Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 30


Kabupaten/Kota
Lampiran 3. Lokasi Kabupaten/Kota Target Monitoring penyakit ikan penting di
Kawasan Budidaya

Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 31


Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 32
Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 33
Kabupaten/Kota
Lampiran 4. Lokasi Kabupaten/Kota Target Monitoring Lingkungan

N KABUPATEN/ N KABUPATEN/KOT
PROVINSI PROVINSI
O KOTA O A
Aceh
1 Aceh 1 54 Banyuwangi
Tenggara
2 Bireun 55 Blitar
3 Aceh Timur 56 Sumenep
Aceh
4 57 Tulung Agung
Selatan
Sumatera Serdang
2 5 58 Situbondo
Utara Bedagai
Sumatera 1 Kalimanta
3 6 Agam 59 Sambas
Barat 7 n Barat
1 Kalimanta
7 Pasaman 60 Kapuas
8 n Tengah
Pesisir 1 Kalimanta
8 61 Banjar
Selatan 9 n Selatan
Hulu Sungai
4 Riau 9 Kampar 62
Utara
1 Kuantan Hulu Sungai
63
0 Singingi Selatan
Kepulauan 1 2 Kalimanta Penajam Paser
5 Bintan 64
Riau 1 0 n Timur Utara
1 Muaro Kutai
6 Jambi 65
2 Jambi Kertanegara
1 2 Kalimanta Bulungan
Batanghari 66
3 1 n Utara
1 Bengkulu Kota Tarakan
7 Bengkulu 67
4 Utara
1 Bengkulu 2 Sulawesi Minahasa
68
5 Selatan 2 Utara Utara
Sumatera 1 Minahasa
8 OKU Timur 69
Selatan 6 Tenggara
1 2 Gorontalo
OKI Gorontalo 70
7 3 Utara
1 2 Sulawesi
Ogan Ilir 71 Parigi moutong
8 4 Tengah
1 OKU
72 Morowali
9 Selatan
2
Banyuasin 73 Donggala
0
2 Musi
74 Tojo Una-Una
1 Rawas
2 Musi 2 Sulawesi 75 Pangkajene
Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 34
Kabupaten/Kota
N PROVINSI KABUPATEN/ N PROVINSI KABUPATEN/KOT
O 2 Banyuasin
KOTA 5
O Selatan Kepulauan
A
Kep. Bangka 2 Bangka
9 76 Pinrang
Belitung 3 Selatan
1 2
Lampung Pesawaran 77 Maros
0 4
2 Tulang
78 Bone
5 Bawang
2 Lampung
79 Takalar
6 Selatan
1 2 Kepulauan 2 Sulawesi Polewali
DKI Jakarta 80
1 7 Seribu 6 Barat Mandar
2 Jakarta
81 Mamuju
8 Barat
2 Jakarta 2 Sulawesi
82 Bombana
9 Timur 7 Tenggara
1 3
Banten Tangerang 83 Kolaka
2 0
3
Serang 84 Muna
1
1 3 Konawe
Jawa Barat Karawang 85
3 2 Selatan
3 2
Subang Bali 86 Tabanan
3 8
3
Indramayu 87 Klungkung
4
3 2
Bogor NTB 88 Sumbawa
5 9
1 Jawa 3 Lombok
Brebes 89
4 Tengah 6 Tengah
3 Sumbawa
Pemalang 90
7 Barat
3
Demak 91 Bima
8
3 3
Jepara NTT 92 Sumba Timur
9 0
4
Pati 93 Rote Ndao
0
4
Rembang 94 Lembata
1
4
Klaten 95 Sikka
2
4 3 Seram Bagian
Boyolali Maluku 96
3 1 Barat
4 3 Maluku Kepulauan
Banyumas 97
4 2 Utara Sula
4 Banjarnega Halmahera
98
5 ra Selatan
Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 35
Kabupaten/Kota
N PROVINSI KABUPATEN/ N PROVINSI KABUPATEN/KOT
1
O D.I. 4 Gunung
KOTA 3
O Papua 99 KotaAJayapura
5 Yogyakarta 6 Kidul 3
4 3 Papua 10
Sleman Sorong
7 4 Barat 0
1 4
Jawa Timur Tuban
6 8
4
Lamongan
9
5
Gresik
0
5
Sidoarjo
1
5
Pasuruan
2
5
Probolinggo
3

Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 36


Kabupaten/Kota
Lampiran 5. lokasi identifikasi/invenstigasi kekerangan 2016

Lokasi Jenis kerang Status


1 NAD 1 Aceh Besar (kec Kerang darah Blm ada
Meuraksa) data
2 Aceh Besar (kec Oyster Blm ada
Krueng Cut) data
3 Bireun Blm ada data Blm ada
data
4 Aceh Utara Blm ada data Blm ada
data
5 Aceh Timur (Kec Kerang darah & Blm ada
Birim Bayeun & Kerang bakau data
Kec. Darul Alam)
2 SUMUT 6 Sergei Blm ada data Blm ada
data
3 JAMBI 7 Tj Barat Kerang darah Blm ada
data
8 Tj Timur Kerang darah Blm ada
data
4 KEPRI 9 Natuna Siput gonggong Blm ada
data
10 Bintan Singking; Siput Blm ada
gonggong data
11 Lingga Singking; Siput Blm ada
gonggong data
12 Anambas Singking; Siput Blm ada
gonggong data
5 BABEL 13 Bangka Barat K. hijau B
6 LAMPUNG 14 Lampung Selatan K. hijau Blm ada
data
15 Lampung Timur K. hijau Blm ada
data
16 Pesawaran K. hijau Blm ada
(Ketapang) data
7 BANTEN 17 Pandeglang K. hijau B
18 Serang K. hijau B
19 Kota Serang K. hijau B
8 DKI 20 Jakarta K. hijau T
9 JABAR 21 Bekasi K. hijau Blm ada
data
22 Karawang K. hijau Blm ada
data
23 Cirebon K. Hijau & K. T

Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 37


Kabupaten/Kota
Lokasi Jenis kerang Status
darah
10 JATENG 24 Brebes Blm ada data Blm ada
data
25 Cilacap Blm ada data Blm ada
data
26 Demak Blm ada data Blm ada
data
27 Pemalang Blm ada data Blm ada
data
28 Purworejo Blm ada data Blm ada
data
11 JATIM 29 Gresik Kerang hijau T
12 BALI 30 Badung K. hijau B
13 NTB 31 Lombok Utara Blm ada data Blm ada
data
32 Lobar Blm ada data Blm ada
data
33 Lotim Blm ada data Blm ada
data
34 Sumbawa Blm ada data Blm ada
data
35 Sumbawa Barat Blm ada data Blm ada
data
36 Dompu Blm ada data Blm ada
data
37 Bima Blm ada data Blm ada
data
14 KALBAR 38 Kab Pontianak K. Darah; Blm ada
Kerang tahu data
39 Kab Kubu Raya K. Darah; Blm ada
Kerang tahu data
40 Kab Bengkayang K. Darah; Blm ada
Kerang tahu data
41 Kab. Sambas K. Darah; Blm ada
Kerang tahu data
42 Kab. Kayung utara K. Darah; Blm ada
Kerang tahu data
43 Kab. Ketapang K. Darah; Blm ada
Kerang tahu data
15 KALTIM 44 Blm ada data ? Blm ada
data
16 SULSEL 45 Maros K. Darah & B
Kerang ?
46 Makassar Kerang ? B
47 Takalar Kerang ? B
Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 38
Kabupaten/Kota
Lokasi Jenis kerang Status
17 SULTERA 48 Blm ada data Blm ada data Blm ada
data
18 SULUT 49 Minut Blm ada data Blm ada
data
50 Bolaang Blm ada data Blm ada
Monongodow data
51 Bolaang M. Timur Blm ada data Blm ada
data
19 MALUKU 52 Blm ada data Blm ada data Blm ada
data
20 PAPUA 53 Raja Ampat Blm ada data Blm ada
BARAT data
54 Kab Sorong Blm ada data Blm ada
data

Keterangan:

B = Bersih
T = Tercemar
= Monapolitan

Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 39


Kabupaten/Kota
DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN .....................................................................1


1.1 Latar Belakang ................................................................ 2
1.2 Maksud dan Tujuan......................................................... 3
1.3 Sasaran ........................................................................... 4
1.4 Ruang Lingkup ................................................................ 4
BAB 2. INDIKATOR KINERJA ............................................................ 5
2.1 Visi .................................... Error! Bookmark not defined.
2.2 Misi ................................... Error! Bookmark not defined.
2.3 TUJUAN............................. Error! Bookmark not defined.
2.4 SASARAN STRATEGIS ....... Error! Bookmark not defined.
2.5 PROGRAM DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)Error! Bookmark
2.6 KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)Error! Bookm
BAB 3. PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN TP KAB/KOTA ...........9
3.1 Pengembangan Sistem Kesehatan Ikan Dan
Lingkungan ....................... Error! Bookmark not defined.
3.2 Pengembangan Sistem Prasarana Dan Sarana
Pembudidayaan Ikan ......... Error! Bookmark not defined.
3.3 Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya Ditjen Perikanan Budidaya .......... 20
3.4 PENGEMBANGAN SISTEM PRODUKSI
PEMBUDIDAYAAN IKAN ................................................ 17
BAB 4. PENUTUP ............................................................................ 27
LAMPIRAN.............................................................................................
................20

Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 40


Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan RKA-KL TA. 2016 Ditjen Perikanan Budidaya Satker TP 41
Kabupaten/Kota

Anda mungkin juga menyukai