Anda di halaman 1dari 72

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA BUDIDAYA

PETUNJUK TEKNIS
SARANA BUDIDAYA
PERCONTOHAN TUGAS PERBANTUAN (TP)
SAMBUTAN

Sub-sektor perikanan budidaya saat ini menjadi tumpuan penting


dalam menopang pembangunan perikanan nasional. Fenomena meningkatnya
kebutuhan masyarakat terhadap sumber pangan dan gizi yang aman bagi
kesehatan menjadi tantangan besar bagi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
dalam mewujudkan perekonomian nasional dan ketahanan pangan masyarakat.
Disamping itu Indonesia saat ini dihadapkan pada sebuah tantangan besar yaitu
dalam menghadapi persaingan perdagangan bebas di level regional ASEAN atau
Asean Economic Community (AEC).
Perdagangan bebas AEC memberikan kebebasan terkait arus bisnis untuk
masuk ke Indonesia begitupun sebaliknya. Mempertimbangkan hal tersebut,
sub sektor perikanan budidaya sebagai prime mover utama pada tahun 2016
diarahkan kepada pembangunan perikanan budidaya yang berdaulat, mandiri,
berdaya saing dan berkelanjutan, didorong untuk mampu bersaing pada tataran
perdagangan global, yaitu melalui peningkatan efesiensi, efektifitas, ramah
lingkungan, nilai tambah, jaminan mutu dan keamanan pangan (food safety).
Strategi pengembangan perikanan budidaya dilaksanakan melalui
peningkatan produksi, produktivitas dan daya saing yang berbasis ilmu
pengetahuan melalui pendekatan kawasan-kawasan minapolitan. Hal ini akan
berperan menjadi penghela percepatan sistem produksi perikanan nasional.
Percontohan di kawasan minapolitan dilaksanakan melalui teknologi yang
adaptif, aplikatif, efektif dan efisien dengan menerapkan total akuakultur sehingga
terwujud perikanan budidaya yang berkelanjutan (sustainable aquaculture).
Peran percontohan pengembangan kawasan perikanan budidaya ini menjadi
sangat penting khususnya dalam upaya memberikan tontonan, tuntunan dan
tauladan bagi masyarakat pembudidaya.
Petunjuk Pelaksanaan Percontohan perikanan budidaya di kawasan
minapolitan yang dilaksanakan oleh Dinas Kabupaten/Kota melalui dana Tugas
Pembantuan (TP) Tahun 2016 ini, diharapkan akan menjadi acuan bagi pemangku
kepentingan dalam mensukseskan pelaksanaan perontohan dimaksud..

Jakarta, 29 Februari 2016


Direktur Jenderal Perikanan Budidaya

Dr. Ir. Slamet Soebjakto, M.Si.

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 1


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada


Allah SWT TuhanYang Maha Esa, karena tanpa karunia-Nya, Buku Petunjuk
Pelaksanaan (Juklak) Percontohan ini mustahil selesai tepat waktu.
Petunjuk Pelaksanaan ini disusun untuk menjadi pegangan setiap pelaku
percontohan pengembangan kawasan perikanan budidaya terutama Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota dan Pokdakan sebagai pelaku utama
di lapangan. Buku ini memberitatanan, batasan dan arah yang jelas, mulai dari
identifikasi dan penetapan lahan, proses pembudidayaan (persiapan lahan,
operasional budidaya) sampai dengan proses monitoring, evaluasi dan pelaporan
dengan pelaksanaan tugasnya diatur secara berjenjang mulai dari pembina
pusat, Provinsi sampai dengan Kabupaten/Kota.
Petunjuk Pelaksanaan ini disusun tentu dengan melibatkan banyak pihak,
karena itu, ucapan terimakasih kami sampikan kepada seluruh pemangku
kepentingan yang telah menyumbangkan tidak hanya ide dan pemikirannya saja
tetapi juga waktu dan materi. Demikian halnya dengan Inspektur III dan Staf yang
telah mengawal secara intensif, khususnya yang berkaitan dengan akuntabilitas
kinerja dengan maksud agar proses pelaksanaan kegiatan percontohan berjalan
akuntabel. Terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh Staf lingkup Ditjen
Perikanan Budidaya yang telah mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya
sejak persiapan hingga finalisasi Juklak ini.
Sekalipun telah berusaha sekuat tenaga untuk menggali, menyusun, dan
memuatkan materi dalam Juklak ini, tidaklah mustahil kekurangan masih saja
terjadi. Oleh karena itu, dengan segala pengharapan dan keterbukaan kepada
semua khalayak diharapkan kritik dan masukannya karena kritik adalah bentuk
perhatian agar dapat menuju kesempurnaannya. Akhir kata, semoga Juklak
ini menjadi pedoman dan memberi harapan dalam khasanah pengembangan
perikanan budidaya kini dan masa mendatang.

Jakarta, 29 Februari 2016


Direktur Produksi dan Usaha Budidaya

Ir. Balok Budiyanto, MM.

2 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
NOMOR 29/PER-DJPB/2016

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS
PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA
MELALUI TUGAS PEMBANTUAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
KABUPATEN / KOTA TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan


peningkatan produksi perikanan budidaya, perlu
dilaksanakan percontohan perikanan budidaya di kawasan
minapolitan melalui tugas pembantuan Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten/Kota Tahun 2016;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya tentang Petunjuk
Teknis Percontohan Perikanan Budidaya melalui Tugas
Pembantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/
Kota Tahun 2016;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004
tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 3


154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5073);
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2015 – 2019 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
3. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111);
4. Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun
2015;
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 136/M
Tahun 2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari
dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan
Kementerian Kelautan dan Perikanan;
6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/
MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 1);
7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23/
PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1227);
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga;
9. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.18/
MEN/2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN

4 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


BUDIDAYA MELALUI TUGAS PEMBANTUAN DINAS KELAUTAN
DAN PERIKANAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016.
Pasal 1
Petunjuk Teknis Percontohan Perikanan Budidaya melalui Tugas Pembantuan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota Tahun 2016 dipergunakan
sebagai acuan bagi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota dan Kelompok
Pembudidaya Ikan pelaksana dalam melaksanakan percontohan di Kawasan
Minapolitan secara efektif dan efisien.
Pasal 2
Petunjuk Teknis Percontohan Perikanan Budidaya melalui Tugas Pembantuan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota Tahun 2016 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I dan II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 3
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Februari 2016
DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

Salinan sesuai dengan aslinya


Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas

Setiadi Heri Surono

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 5


LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
NOMOR 29/PER-DJPB/2016
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA
MELALUI TUGAS PEMBANTUAN DINAS KELAUTAN DAN
PERIKANAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka peningkatan produksi perikanan budidaya tahun 2016,
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya telah menetapkan 110 (seratus
sepuluh) kabupaten/kota kawasan Minapolitan perikanan budidaya sesuai
dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor:
111 A/KEP-DJPB/2015 tentang Penetapan 110 Lokasi Sentra Produksi
Perikanan Budidaya Berbasis Kawasan Minapolitan Terintegerasi Tahun
2016. Pengembangan kawasan tersebut dapat dioptimalkan melalui dukungan
dari berbagai sektor khususnya yang terkait dengan infrastruktur, PLN,
permodalan, pasar, jaringan komunikasi dan telekomunikasi, transportasi dan
sarana prasarana pendukung lainnya.
Optimalisasi pengembangan perikanan budidaya di kawasan minapolitan
dilakukan melalui kebijakan strategis untuk menggerakkan seluruh potensi
perikanan mulai dari hulu sampai hilir melalui peningkatan produksi dan
nilai tambah (added value) produk, peningkatan jaminan mutu dan keamanan
pangan (food safety) dan (food security) untuk meningkatkan daya saing dan
diharapkan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dalam upaya mendorong ketersediaan bahan baku bagi industri nasional
maupun untuk kebutuhan ekspor, maka kondisi mata rantai yang berada di
hulu harus diperkuat melalui input teknologi budidaya anjuran (SNI dan CBIB)
sehingga akan mampu menjamin peningkatan produktivitas, daya saing dan
keberlanjutan usaha budidaya.
Penerapan CBIB Sejak tahun 2007 telah terbukti efektif, efisien,
berkelanjutan dan menguntungkan dapat dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan percontohan tersebut. Fakta dari keberhasilan penerapan

6 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


teknologi tersebut adalah keberterimaan produk-produk perikanan budidaya
Indonesia baik di dalam negeri maupun internasional.
Sebagai acuan pelaksanaan percontohan perikanan budidaya di kawasan
minapolitan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota dan Kelompok
Pembudidaya Ikan (Pokdakan) pelaksana, perlu disusun Petunjuk Teknis
Percontohan Perikanan Budidaya melalui Tugas Pembantuan Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten/Kota untuk dapat dikembangkan baik di kawasan
Minapolitan maupun di sentra-sentra produksi lainnya secara berkelanjutan.

B. Maksud dan Tujuan


Penyusunan Petunjuk Teknis Percontohan Perikanan Budidaya melalui
Tugas Pembantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota Tahun 2016
dimaksudkan sebagai acuan bagi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/
Kota untuk pelaksanaan kegiatan percontohan di kawasan minapolitan dan
sentra produksi Rumput laut.
Tujuan disusunnya Petunjuk Teknis ini adalah agar pelaksanaan
percontohan dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan berkelanjutan.

C. Sasaran
Sasaran Petunjuk Teknis Percontohan Perikanan Budidaya melalui Tugas
Pembantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota Tahun 2016
adalah:
1. terlaksananya percontohan perikanan budidaya di 110 Kab/Kota
minapolitan tahun 2016 oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/
Kota dan atau yang membidangi kelautan dan perikanan sebanyak 531
Paket;
2. terlaksananya Percontohan di 64 Kabupaten/Kota Kawasan sentra produksi
Rumput Laut sebanyak 992 Paket; dan
3. tersedianya acuan bagi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi/Kabupaten/
Kota yang membidangi Kelautan dan Perikanan serta UPT sebagai
pendamping teknis dalam pelaksanaan percontohan.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Teknis ini meliputi:

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 7


1. kelembagaan;
2. manajemen percontohan;
3. pelaksanaan;
4. pembinaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan; dan
5. pembiayaan dan hasil kegiatan;

E. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan percontohan perikanan budidaya adalah :
1. terealisasinya percontohan di kawasan minapolitan dan sentra produksi
Rumput Laut secara efektif, efisien dan tepat waktu;
2. meningkatnya produksi, produktivitas serta pendapatan Pokdakan; dan
3. meningkatnya Pokdakan yang menerapkan teknologi anjuran.

F. Pengertian
Dalam Petunjuk Teknis ini, yang dimaksud dengan:
1. Kawasan Minapolitan Budidaya adalah kawasan pengembangan perikanan
budidaya terintegerasi yang ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan
berdasarkan usulan Bupati Kabupaten/Kota.
2. Kluster adalah areal budidaya dengan luasan tertentu yang pengelolaannya
berbasis kelompok dan satu manajemen.
3. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.
4. Dinas Provinsi adalah satuan kerja perangkat daerah di Provinsi yang
membidangi kelautan dan perikanan.
5. Dinas Kabupaten/Kota adalah satuan kerja daerah di Kabupaten/Kota
yamg membidangi kelautan dan perikanan.
6. Badan Koordinasi Penyuluh yag selanjutnya disebut Penyuluh (PPB) adalah
Badan yang mengkoordinasikan Penyuluhan di tingkat provinsi.
7. Badan Pelaksana Penyuluhan yang selanjutnya disebut Bapeluh adalah
Badan yang mengkoordinasikan Penyuluhan di tingkat kabupaten.
8. Kelompok Pembudidaya Ikan yang selanjutnya disebut Pokdakan adalah
kumpulan pembudidaya ikan yang terorganisir, mempunyai pengurus dan
aturan-aturan dalam organisasi kelompok, yang mengembangkan usaha

8 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


produktif untuk mendukung peningkatan pendapatan dan penumbuhan
wirausaha di bidang perikanan budidaya.
9. Pembudidaya ikan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan
pembudidayaan ikan.
10. Manajemen Percontohan adalah pelaksanaan percontohan yang diawali
dengan perencanaan sampai dengan pengendalian dan pengawasan serta
pelaporan.
11. Mitra adalah pelaku usaha atau investor yang menjalin kerjasama dengan
pembudidaya dalam pengelolaan pengembangan kawasan Minapolitan
dengan prinsip saling menguntungkan.
12. Kelembagaan adalah organisasi pelaksana percontohan.
13. Manajemen Percontohan adalah pelaksanaan percontohan yang diawali
dengan perencanaan sampai dengan pengendalian dan pengawasan serta
pelaporan.
14. Kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha
menengah atau besar disertai pembinaan dan pengembangan dengan
memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling
menguntungkan.

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 9


BAB II
KELEMBAGAAN
BAB II
KELEMBAGAAN
Untuk mengkoordinasikan dan mengefektifkan pelaksanaan, pengendalia
pembinaan, Untuk
monitoring dan evaluasi kegiatan pelaksanaan percontoha
mengkoordinasikan dan mengefektifkan pelaksanaan, pengendalian,
pembinaan,
perikanan monitoring
budidaya, makadan evaluasi
perlu kegiatan pelaksanaan
dibentuk percontohan yang
lembaga pelaksana perikanan
meliputi T
budidaya, maka perlu dibentuk lembaga pelaksana yang meliputi Tim Pembina,
Pembina,
TimTim Teknis,
Teknis, dan
dan UPT UPTpendamping
sebagai sebagai pendamping teknispelaksana
teknis serta kelompok serta kelomp
percontohan (Gambar 1).
pelaksana percontohan (Gambar 1).

Ditjen Perikanan
Budidaya
(Pembina Pusat)

Dinas KP Provinsi
dan Penyuluh/PPB
(Pembina Prov)

Dinas KP UPT
UPT Ditjen PB
Ditjen PB
Kabupaten/Kota (Pendamping)
(Pendamping)
(Penanggung)
(Penanggung
Jawab Pelaksana)

Tim Teknis:
- Dinas Kab/Kota
- Penyuluh/PPB
- UPT Kab/Kota

Pokdakkan Mitra

Gambar 1. Struktur Kelembagaan Percontohan Perikanan Budidaya di Kawasan


Gambar 1. Minapolitan
Struktur dan Kelembagaan
sentra produksi Percontohan Perikanan
rumput laut melalui Budidaya
TP Kabupaten/
Kawasan
Kota Minapolitan dan sentra produksi rumput laut melal
tahun 2016.
TP Kabupaten/Kota tahun 2016.

2.1. Pembina Pusat


10 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)
Tim Pembina Pusat bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan ya
meliputi :
2.1. Pembina Pusat
Tim Pembina Pusat bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan yang
meliputi :
a. merencanakan dan mengarahkan pelaksanaan percontohan;
b. menyusun Petunjuk Teknis percontohan;
c. menyusun Petunjuk Teknis percontohan; dan
d. melakukan pembinaan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan
percontohan.

2.2. Pembina Tingkat Provinsi


Pembina Tingkat Provinsi adalah Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan atau
yang membidangi Perikanan Budidaya sebagai koordinator pelaksanaan di
tingkat provinsi dan Badan Koordinasi Penyuluh (Penyuluh/PPB) di tingkat
Provinsi, dengan tugas sebagai berikut:
a. melakukan pembinaan keberhasilan percontohan ditingkat provinsi;
b. melakukan pembinaan teknis Penyuluhan dan penyebaranluasan
informasi teknologi;
c. memberikan saran dan masukan terhadap pelaksanaan percontohan;
d. melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan percontohan
perikanan budidaya di kawasan minapolitan baik Dinas Provinsi
maupun Penyuluh/PPB.

2.3. Pembina Tingkat Kabupaten/Kota


Kepala Dinas Kabupaten/Kota atau yang membidangi Perikanan Budidaya
bertanggung jawab terhadap keberhasilan percontohan perikanan budidaya
di kawasan minapolitan, yang berkoordinasi dengan Penyuluh/PPB,
mempunyai tugas:
a. menunjuk penanggung jawab pelaksanaan percontohan tingkat Kab/
Kota;
b. menetapkan lokasi dan Pokdakan percontohan berdasarkan usulan
hasil identifikasi Tim Teknis, dibuktikan dengan Berita Acara Penetapan
(Format 2c);

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 11


c. membuat dan menyampaikan laporan kepada Direktur Jenderal
Perikanan Budidaya Cq. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya dan
ditembuskan kepada Kepala Dinas Provinsi dan Kepala UPT pendamping;
d. melaksanakan temu lapang untuk mengevaluasi pelaksanaan
percontohan;
e. membuat serah terima hasil percontohan kepada pokdakan yang
dibuktikan dengan berita acara;
f. memfasilitasi kemitraan dengan stakeholders lainnnya untuk
keberlanjutan usaha;
g. melaporkan kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Cq. Direktur
Produksi dan Usaha Budidaya baik laporan pendahuluan, laporan
kemajuan dan laporan akhir secara tertulis (Format 2, 3, dan 4).

2.4. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perikanan Budidaya


Untuk mendukung tercapainya keberhasilan percontohan di Kawasan
Minapolitan dan sentra Budidaya Rumput Laut Unit Pelaksana Teknis (UPT)
mempunyai tugas:
a. menunjuk pendamping teknis di masing-masing lokasi percontohan;
b. melakukan identifikasi lokasi dan Pokdakan bersama tim teknis;
c. menyusun SOP budidaya dengan menerapkan teknologi anjuran (SNI,
CPIB dan CBIB);
d. melakukan pendampingan teknis dan manajemen pelaksanaan
percontohan di kawasan minapolitan dan sentra budidaya Rumput
Laut; dan
e. melakukan monitoring dan evaluasi percontohan.
Pendampingan teknis UPT disetiap kawasan percontohan ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya.

2.5. Tim Teknis


Tim Teknis pelaksana Percontohan perikanan budidaya di kawasan
minapolitan terdiri dari Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi perikanan
budidaya, UPTD, dan Penyuluh yang ditetapkan oleh Kepala Dinas
Kabupaten/Kota dan bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan yang
meliputi:
12 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)
a. melakukan koordinasi dengan UPT Ditjen Perikanan Budidaya sebagai
pendamping untuk penetapan calon lokasi dan calon Pokdakan
pelaksana;
b. melakukan identifikasi calon lokasi dan Pokdakan pelaksana (Format
2a);
c. merekomendasikan lokasi percontohan dan Pokdakan pelaksana
berdasarkan hasil identifikasi (dibuktikan dengan berita acara sesuai
Format 2b);
d. mensosialisasikan percontohan di kawasan minapolitan;
e. menyusun SOP budidaya dengan menerapkan teknologi anjuran (SNI,
CPIB dan CBIB) bersama dengan UPT Ditjen PB;
f. menyusun rencana kerja dan jadwal pelaksanaan bersama Pokdakan;
g. menunjuk Manajer Teknis yang berkompeten dan bertanggungjawab
dalam operasional kegiatan percontohan;
h. melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan (sesuai form
dalam Format 3);
i. melaporkan perkembangan kegiatan setiap bulan kepada Kepala Dinas
Kabupaten/Kota yang ditembuskan kepada Ditjen Perikanan Budidaya
Cq. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya.

Ketua

Sekretari
s

Bendahara
Bendahar
a
Manajer Teknis

Seksi Sarana & Seksi Produksi Seksi Seksi Usaha &


Prasarana Pemasaran Permodalan
Anggota
Anggota Anggota Anggota

Kelompok Lain
(2-5 kelompok)

Gambar 2 (Struktur Kelembagaan Kelompok)


Gambar 2. (Struktur Kelembagaan Kelompok)
2.6. Pokdakan
Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 13
Pembentukan Pokdakan sebaiknya dilaksanakan secara musyawarah dan
2.6. Pokdakan
Pembentukan Pokdakan sebaiknya dilaksanakan secara musyawarah dan
mufakat disertai dengan komitmen masing-masing anggota untuk saling
bekerjasama dengan menerapkan prinsip usaha bersama dengan tugas dari
masing-masing pengurus adalah sebagai berikut:
1. Ketua bertugas mengawal kelompok mulai dari proses perencanaan,
pengkoordinasian, pelaksanaan kegiatan dan pengendalian kelompok.
2. Sekretaris bertugas dalam pengadministrasian kegiatan kelompok,
inventarisasi sarana dan prasarana kelompok, dokumentasi kegiatan
kelompok.
3. Bendahara bertanggung jawab terhadap pengelolaan manajemen
keuangan kelompok.
4. Seksi Sarana dan Prasarana bertanggung jawab dalam penyediaan
dan perawatan sarana dan prasarana dalam kelompok.
5. Seksi Produksi bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan pencatatan
(rekaman) proses produksi dan didokumentasikan.
6. Seksi Pemasaran bertanggung jawab dalam mencari info pasar dan
memasarkan hasil produksi.
7. Seksi usaha/permodalan bertanggung jawab mencari sumber
permodalan dan menjalin hubungan dengan mitra untuk menjaga
keberlanjutan usaha.

2.7. Manajemen Kelompok


Manajemen kelompok merupakan sistem pengelolaan yang diterapkan dalam
melaksanakan usaha budidaya yang berkelanjutan mempunyai tugas:
1. menerapkan manajemen usaha bersama secara kolektif;
2. membuat rencana usaha bersama;
3. mengatur pola tanam;
4. meningkatkan kemampuan manajerial anggota kelompok;
5. mencatat dan mendokumentasikan kegiatan kelompok;
6. melaksanakan kegiatan social kemasyarakatan; dan
7. mengelola limbah hasil buangan dan menjaga kelestarian lingkungan.

14 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


2.8. Mitra
Mitra adalah stakeholder terkait yang akan mendukung keberlanjutan
usaha budidaya terutama dalam hal membantu penjaminan promosi dan
pemasaran produk. Selanjutnya, kelompok dapat membentuk koperasi
dan atau bermitra dengan stakeholder lainnya untuk penyediaan sarana
produksi dan permodalan.

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 15


BAB
BAB III III
MANAJEMEN PERCONTOHAN
MANAJEMEN PERCONTOHAN

Manajemen percontohan perkanan budidaya di kawasan minapolitan


Manajemen percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan tahun
tahun
2016 2016 dilakukan
dilakukan mulai darimulai
tahap dari tahap dan
Penyusunan Penyusunan dan Penetapan
Penetapan Konsep PercontohanKonsep
sampai dengan
Percontohan Pelaporan
sampai Hasil
dengan Kegiatan serta
Pelaporan Hasil dampak kegiatan
Kegiatan serta percontohan
dampak kegiatan
(Gambar 2).
percontohan (Gambar 2).

Gambar 3. Skema Tahapan Pelaksanaan Percontohan Perikanan Budidaya di


Gambar 3. Skema Tahapan
Kawasan Pelaksanaan
Minapolitan Percontohan
dan sentra Perikanan
produksi rumput Budidaya
laut melalui TP di
Kawasan Minapolitan dan sentra
Kabupaten/Kota tahun 2016. produksi rumput laut melalui TP
Kabupaten/Kota tahun 2016.

3.1. Penyusunan dan Penetapan Konsep Kawasan Percontohan


3.1. Penyusunan dan Penetapan Konsep Kawasan Percontohan
3.1.1. Sosialisasi/Koordinasi
3.1.1. Sosialisasi/Koordinasi
Sosialisasi dan koordinasi dilakukan oleh Dinas Kabupaten/Kota
yang berkoordinasi dengan UPT sebagai pendamping teknis pelaksana
Sosialisasi dan dan
percontohan koordinasi dilakukan
dilaksanakan oleh Dinas Kabupaten/Kota
selambat-lambatnya bulan Maret yang
berkoordinasi dengan UPT sebagai pendamping teknis pelaksana
Petunjuk Teknisdan
16 percontohan Sarana Budidaya Percontohan
dilaksanakan Tugas Perbantuan (TP)bulan Maret 2016.
selambat-lambatnya
Peserta sosialisasi adalah calon Pokdakan pelaksana di kawasan
2016. Peserta sosialisasi adalah calon Pokdakan pelaksana di kawasan
percontohan yang telah dilakukan identifikasi dan verifikasi, serta
menyatakan kesanggupan yang dibuktikan dengan berita acara.

3.1.2. Identifikasi Lokasi dan Pokdakan


Lokasi percontohan ditetapkan di kawasan minapolitan dan atau sentra
budidaya Rumput Laut. Penetapan lokasi diharapkan dapat menjamin
keselarasan dengan pembangunan wilayah di daerah dan keadaan
sosial di lingkungan sekitarnya. Lokasi pelaksanaan percontohan di
kawasan minapolitan dan sentra budidaya rumput laut tahun 2016 agar
diprioritaskan di lokasi yang tidak mendapatkan TP Kabupaten/ Kota
tahun 2015.
Lokasi pengembangan percontohan dilakukan di lahan milik Pokdakan,
yang telah memenuhi kriteria, antara lain :
a. Aspek Teknis
1) lokasi sesuai Standar kelayakan budidaya (Tawar, Ikan Hias,
Payau, Laut);
2) berada dalam kawasan pengembangan perikanan budidaya;
3) tidak dalam areal banjir dan cemaran;
4) daya dukung lingkungan memadai; dan
5) kesesuaian lokasi dengan penerapan teknologi yang akan
dikembangkan (teknologi anjuran).
b. Aspek Non Teknis
1) terdapat Kelembagaan kelompok;
2) sosial budaya dan atau kearifan local;
3) kemudahan akses (transportasi, komunikasi, sumber benih dan
pasar;
4) kondisi sarana dan prasarana penunjang; dan
5) komitmen pelaku dan dukungan pemerintah daerah.
c. Aspek Legalitas
Kawasan pengembangan percontohan lokasinya sesuai dengan tata
ruang daerah dan tidak terdapat konflik kepentingan baik dengan
kegiatan perikanan maupun kegiatan lainnya terkait pemanfaatan
ruang/lahan dan status kepemilikan lahannya jelas serta sesuai dengan
peruntukan pengembangan perikanan.

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 17


3.1.3. Persyaratan Kelompok
Identifikasi calon Pokdakan dilaksanakan oleh Tim Teknis pelaksanaan
percontohan di kawasan minapolitan bersama UPT sebagai pendamping
teknis. Hasil identifikasi lokasi dan Pokdakan dibuktikan dengan berita
acara (Format 2c).
Kelompok Pembudidaya adalah pelaksana percontohan perikanan budidaya
di kawasan minapolitan dan sentra produksi Rumput Laut yang diusulkan
oleh Tim Teknis dan ditetapkan oleh Kepala Dinas KP Kabupaten/Kota dan
bersedia untuk menandatangi surat pernyataan (Format 2d) berupa:
a. kelompok berbadan hukum;
b. penyiapan lahan percontohan budidaya secara berkelanjutan;
c. sanggup mengikuti ketentuan pelaksanaan percontohan kawasan
minapolitan;
d. sanggup melaksanakan manajemen kelompok secara kolektif
(tanggung renteng); dan
e. menerapkan manajemen kawasan untuk mempermudah pengendalian
penyakit.

3.1.4. Penetapan Lokasi dan Pokdakan


Lokasi dan Pokdakan ditetapkan oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota
berdasarkan usulan Tim Teknis, melalui SK Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten/Kota.

3.2. Pelaksanaan Percontohan


3.2.1. Persiapan
a. Persiapan Lahan dan Wadah Budidaya
Persiapan lahan dan wadah budidaya dipersiapkan sesuai dengan
kebutuhan persyaratan teknis budidaya.
b. Penyediaan Sarana dan Prasarana
Penyediaan Sarana dan prasarana dilaksanakan berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015. Agar jadwal pengadaan oleh

18 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


Satker Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota disesuaikan
dengan jadwal pelaksanaan percontohan.
c. Pemilihan Komoditas
Persiapan disesuaikan dengan teknis budidaya komoditas yang akan
dikembangkan. Komoditas utama yang akan dikembangkan adalah
komoditas Industrialisasi Perikanan Budidaya dan komoditas utama
lainnya di kawasan percontohan dengan kriteria :
1) potensial secara ekonomi sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat/Pokdakan;
2) mudah dipasarkan;
3) meningkatkan penyerapan tenaga kerja/segmentasi usaha;
4) dengan sentuhan minimal dapat menghasilkan output maksimal;
5) dapat dipanen dalam skala masal;
6) mendukung ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi.
d. Penerapan Teknologi
Teknologi budidaya yang diterapkan dalam percontohan perikanan
budidaya merupakan teknologi inovatif dan aplikatif yang mengacu
pada Standar Nasional Indonesia (SNI) atau Petunjuk Teknis (Juknis)
Budidaya sesuai komoditas yang dibudidayakan. Benih yang
digunakan harus mengikuti kaidah-kaidah Cara Pembenihan Ikan
yang Baik (CPIB), sedangkan dalam proses pemeliharaan sampai
dengan panen harus mengikuti kaidah-kaidah Cara Budidaya Ikan
yang Baik (CBIB).

3.2.2. Pembinaan Teknis
Pembinaan Teknis dilakukan oleh Pusat, Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten/
Kota, Tim Teknis, dan UPT, yang dilakukan secara bertahap sejak
persiapan, pelaksanaan budidaya hingga pelaksanaan panen.

3.2.3. Temu Lapang


Temu lapang dilaksanakan oleh Dinas Kabupaten/Kota di lokasi
percontohan dengan melibatkan UPT, Tim teknis, Mitra, dan Pokdakan
lainnya, yang bertujuan untuk:

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 19


a. mengevaluasi dan mensosialisasikan keberhasilan percontohan baik
dari segi teknis, manajemen kelompok maupun efektifitas percontohan;
b. menyebarluaskan informasi teknologi yang telah diterapkan kepada
Pokdakan sekitar di luar kawasan minapolitan;
c. menginventarisasi kendala, tantangan dan permasalahan serta solusi
pemecahannya.

3.3. Pola Pengelolaan Percontohan


Pola pengelolaan percontohan kawasan minapolitan dilakukan berdasarkan
pendekatan yang berbasis manajemen kelompok secara kolektif, melibatkan
partisipasi masyarakat secara aktif dan menggunakan komoditas dan
teknologi yang dianjurkan.

3.3.1. Berbasis pada manajemen kelompok secara kolektif


Manajemen kelompok kolektif di arahkan dalam upaya membangun
kesepahaman antar anggota bahwa pengelolaan budidaya harus dibangun
dalam kerangka mempertimbangkan keberhasilan bersama. Disisi lain,
usaha budidaya ikan secara ekonomi membutuhkan investasi yang cukup
besar, oleh karen itu melalui pengembangan kawasan berbasis manajemen
kelompok, maka diharapkan akan mampu menopang kemampuan modal
bagi kelompok untuk mempercepat pengembangan kapasitas usahanya
sehingga secara ekonomis usaha budidaya menjadi visible.
Kelompok kolektif menentukan batas klaster kelompok dengan calon klaster
lain seperti saluran/sungai, jalan, sawah dalam rangka pengendalian hama
penyakit ikan dan lingkungan budidaya. Disamping itu secara administrasi
memiliki seorang ketua/administrator yang jujur dalam memegang amanah
finansial; harus memiliki seorang manajer teknis yang menguasai SOP dan
paham akan CBIB; serta masing-masing kelompok memiliki pengumpul/
pencatat data. Seorang Manajer Teknis dapat membina 2 – 5 kelompok
kolektif dimana setiap kelompok beranggotakan 10-25 orang.
Kelompok kolektif mengoperasikan seluruh petak kolam/tambak dengan
iuran yang identik namun mengerjakan pemeliharaan di petak masing-
masing. Kegagalan usaha di satu petak akan ditutupi oleh keuntungan dari
petak-petak yang lain, karena biaya operasional seluruh kolam/tambak
adalah tanggung jawab bersama, demikian juga resiko ditanggung
bersama (tanggung renteng).

20 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


3.3.2. Melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif
Pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah mewujudkan masyarakat
yang sejahtera dan berkeadilan, dimana masyarakat tidak lagi dijadikan
objek pembangunan semata, namun sudah seharusnya menjadi subjek
(pemeran utama) pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat.
Pengembangan percontohan perikanan budidaya ini diharapkan akan
menjadi media pembelajaran dan memberikan kesempatan bagi peran aktif
masyarakat,sehingga masyarakat mampu memanfaatkan sumberdaya
perikanan melalui pengelolaan secara arif, bijaksana dan berkelanjutan.

3.3.3. Penguatan Kelembagaan Pokdakan


Agar pengembangan usaha budidaya ikan melalui wadah kelompok dapat
berkesinambungan, maka diharapkan dapat dibangun kerjasama dengan
pihak lain yang terkait. Melalui sistem kerjasama yang dibangun ini, akan
menguntungkan semua pihak.
Penguatan kelembagaan kelompok dapat dilakukan melalui:
a. partisipasi aktif pengurus dan anggota dalam penguatan modal usaha;
b. pembentukan badan hukum kelompok;
c. pelatihan ketrampilan dan kompetensi anggota kelompok;
d. peningkatan ketrampilan manajerial dan kewirausahaan kelompok;
dan
e. menumbuhkan pola kemitraan dengan stakeholder terkait lainnya
yang saling menguntungkan.

3.3.4. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan percontohan TP Kabupaten/Kota tahun 2016 dilakukan
melalui tahapan sebagaimana tabel 1.

Tabel 1. Jadwal pelaksanaan percontohan TP Kabupaten/Kota tahun 2016

Penanggung Bulan Ke-


No Detail Kegiatan
Jawab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
I PERSIAPAN
Penyusunan Tim Pusat,
Juknis dan Juknis,
A
Pembentukan Tim Dinas KP Kab/
Teknis Kota

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 21


Identifikasi calon
B lokasi dan calon Tim Teknis
Pokdakan
Dinas KP Kab/
C Sosialisasi
Kota & UPT
Penetapan Lokasi Dinas KP Kab/
D
dan Pokdakan Kota
E Penentuan SOP Tim Teknis
II PELAKSANAAN
Tim Teknis dan
A Persiapan lahan
Pokdakan
Dinas KP Kab/
Kota,Tim
Penebaran
Teknis, UPT
dan Pokdakan
Tim Teknis dan
Pemeliharaan
Pokdakan
B Pembinaan Tim Teknis
Dinas KP Kab/
C Temu Lapang
Kota
Dinas KP Kab/
Kota,Tim Teknis,
E Panen
Pokdakan, dan
Pembina
MONITORING,
III EVALUASI DAN
PELAPORAN
Tim Teknis dan
A Monitoring
Pembina
Dinas KP
B Evaluasi Kab/Kota dan
Pembina
C Laporan Bulanan Tim Teknis

Laporan Dinas KP Kab/


D
Pendahuluan Kota
Laporan Dinas KP Kab/
E
Kemajuan Kota
Dinas KP Kab/
F Laporan Akhir
Kota

22 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


BAB IV
PELAKSANAAN

4.1. Penetapan Lokasi


Penetapan lokasi percontohan harus menggacu pada Petunjuk Teknis
ini, baik teknis, non teknis maupun legalitas. Tata cara penetapan dilakukan
melalui wawancara langsung, peninjauan lokasi dan wadah budidaya serta
pemerikasaan dokumen oleh tim teknis kepada pokdakan dengan mengacu
pada checklist yang telah dimuat dalam Petunjuk Teknis.

4.2. Pelaksanaan Percontohan


Pelaksanaan percontohan dilakukan berdasarkan rencana kerja teknis
yang disusun oleh tim teknis bersama pokdakan pelaksana percontohan
kawasan budidaya tahun 2016 dan mengacu pada standar operasional
prosedur (SOP) yang telah disiapkan oleh UPT sebagai pendamping teknis.
Komoditas yang akan dikembangkan bukan termasuk komoditas asing
Invasif yaitu komoditas yang dapat menyebabkan dominannya jenis tersebut
dan akan mengurangi biodeversitas spesies lokal, jenis dan paket komoditas
percontohan tersebut adalah :
a. Polikultur (udang, bandeng, Gracilaria).
b. Kerapu.
c. Rumput Lat E. Cottonii.
d. Bandeng (semi intensif).
e. Udang vaname.
f. Gurame.
g. Udang galah (UGADI).
h. Lele.
i. Patin.
j. Nila.
k. Mas.
l. Ikan hias.
Teknologi Percontohan merupakan teknologi hasil perekayasaan yang
inovatif, aplikatif dan ramah lingkungan. Teknologi harus diterapkan oleh
Pokdakan pelaksana percontohan yang berpedoman pada SOP yang telah
dibuat oleh tim teknis, mengacu pada SNI dan menerapkan prinsip-prinsip
CBIB.

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 23


Setiap anggota kelompok harus berperan serta dan terlibat secara
langsung dalam setiap tahapan teknis operasional budidaya dibawah
bimbingan teknisi.

4.2.1. Paket Percontohan


Paket percontohan diprioritaskan pada kawasan minapolitan perikanan
budidaya meliputi budidaya air tawar, air payau dan laut serta ikan hias
yang disesuaikan dengan potensi kawasan minapolitan, contoh standar
paket terlampir.

4.2.2. Pembinaan teknis


Pembinaan teknis dilaksanakan oleh tim teknis dengan menerapkan
teknologi anjuran serta pembinaan manajemen kelompok dan usaha
bersama Dinas Kabupaten/Kota atau yang membidangi perikanan.
Diharapkan setelah pelaksanaan percontohan selesai pokdakan mengajukan
permohonan untuk dilakukan penilaian sertifikasi CBIB untuk pengakuan
bahwa telah menerapkan teknologi anjuran.
Pembinaan teknis dan manajemen dilaksanakan secara periodik baik
langsung di lapangan maupun dalam bentuk pertemuan kelompok, hal
ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kompetensi anggota
kelompok.

4.2.3. Temu lapang Percontohan


Temu lapang dilakukan pada akhir tahapan percontohan dilaksanakan
oleh Dinas Kabupaten/Kota atau yang membidangi perikanan dengan
melibatkan narasumber melalui penyajian materi dan diskusi, diharapkan
setiap peserta dapat memberikan pengalaman, saran dan masukan untuk
keberlanjutan usaha budidaya di masa mendatang.
Temu lapang juga dapat sebagai media penyebaran informasi dan
memotivasi pokdakan untuk mengembagkan usaha budidaya perikanan di
kawasan lainnya.

24 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


4.2.4. Contoh Standar Paket Percontohan Budidaya Ikan

A. Budidaya Air Tawar


1. Paket budidaya gurame di kolam (350 m2/unit) dalam bentuk sarana
produksi yang terdiri dari :
Benih : 7.000 ekor (uk. 7-15 gr/ekor)
Pakan : 2.933 kilogram
Persiapan kolam : 1 paket
Alat perikanan : 1 paket
Dengan asumsi 1 siklus produksi 4 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan
3 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 1.995 kg, sehingga dalam
1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 5,985 ton.
2. Paket budidaya ikan dengan padi (MINAPADI) dengan luasan 1.000 m2
dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :
Benih padi : 5 kilogram
Benih nila : 3.300 ekor
Pakan : 528 kilogram
Pupuk : 15 kilogram
Alat perikanan : 1 paket
Pembuatan caren : 1 paket
Dengan asumsi 1 siklus produksi nila 3 bulan, dalam 1 tahun dapat
dilakukan 4 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan nila 440 kg
dan padi 700 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar nila
1,76 ton dan 2,8 ton padi.
3. Paket budidaya udang galah bersama padi (UGADI) dengan luasan
1.000 m2 dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari:
Benih padi : 5 kilogram
Tokolan udang : 10.000 ekor
Pakan : 240 kilogram
Pupuk : 15 kilogram
Dengan asumsi 1 siklus produksi udang 3 bulan, dalam 1 tahun dapat
dilakukan 4 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 166 kg,
sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 664 kilogram.

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 25


4. Paket budidaya lele di kolam terpal (10 m2/unit) dalam bentuk sarana
produksi yang terdiri dari :
Benih : 20.000 ekor (8-12 cm/ekor)
Pakan : 2.000 kilogram
Kolam terpal : 10 unit
Alat perikanan : 1 paket
Persiapan kolam : 10 paket
Dengan asumsi 1 siklus produksi lele 2 bulan, dalam 1 tahun dapat
dilakukan 6 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 2.000 kg,
sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 1,2 ton.
5. Paket budidaya lele intensif dengan penerapan teknologi bioflok (10 M2/
unit) dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :
Pembuatan kolam (bundar/persegi) : 10 unit
Saluran dan kolam tamping : 1 paket
Pompa bensin 3’ : 1 unit
Pompa sumersable : 12 unit
Selang plastik : 1 paket
Serok : 5 buah
Bak : 5 buah
Ember : 5 buah
Benih : 75.000 ek (7-8 cm/ekor)
Pakan : 6000 kg.
Probiotik : 20 liter
Molase : 500 liter
Tepung terigu/kanji : 1000 kg
Premix : 1 kg
Desinfektan : 5 botol
Dengan asumsi 1 siklus produksi lele 2,5 bulan, dalam 1 tahun dapat
dilakukan 4 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan ukuran
konsumsi 6800 kg oversize 100 kg undersize 300 kg, sehingga dalam 1
tahun akan diperoleh hasil sekitar ukuran konsumsi 27,2 ton oversize
400 kg undersize 1200 kg.
6. Paket budidaya patin di kolam dalam (10.000 m2/unit) dalam bentuk
sarana produksi yang terdiri dari :
Kolam : 10.000 m2
Pompa : 1 unit
Kincir : 4 unit

26 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


Genset : 1 unit
Peralatan dan sarana : 1 unit
Persiapan kolam : 1 paket
Peralatan : 1 paket
Benih : 300.000 ekor (3 inchi)
Pakan : 229.500 kilogram
Kapur pertanian : 4.000 kilogram
Saponin : 50 kilogram
Probiotik : 100 liter
Biaya panen : 2 paket
Dengan asumsi 1 siklus produksi patin 6 bulan, dalam 1 tahun dapat
dilakukan 2 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 172.260 kg,
sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 344,52 ton.
7. Paket budidaya patin di kolam (100 m2/unit) dalam bentuk sarana
produksi yang terdiri dari :
Kolam : 4 unit
Persiapan lahan : 10 paket
Peralatan : 1 paket
Benih : 4.000 ekor (7-9 cm/ekor)
Pakan : 2.808 kilogram
Dengan asumsi 1 siklus produksi patin 6 bulan, dalam 1 tahun dapat
dilakukan 2 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 2.160 kg,
sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 4,32 ton.
8. Paket budidaya nila di kolam dalam bentuk sarana produksi yang terdiri
dari :
Persiapan lahan : 1 paket
Benih : 3.400 ekor (5-8 cm/ekor)
Pakan : 1.000 kilogram
Dengan asumsi 1 siklus produksi nila 4 bulan, dalam 1 tahun dapat
dilakukan 3 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 900 kg,
sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 2,7 ton.
9. Paket budidaya nila di KJA dalam bentuk sarana produksi yang terdiri
dari :
Karamba : 1 unit (7 x 7 x 4 m)
Perahu : 1 unit
Bahan bakar : 1 paket

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 27


Benih : 29.400 ekor (uk.10-12 gram/ekor,
padat tebar 150 ekor/m2)
Pakan : 8.600 kilogram
Vitamin, obat-obatan : 1 paket
Alat Perikanan : 1 paket
Dengan asumsi 1 siklus produksi nila 4 bulan, dalam 1 tahun dapat
dilakukan 3 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 6.615 kg,
sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 19,8 ton.
10. Paket budidaya mas di kolam dalam bentuk sarana produksi yang terdiri
dari :
Persiapan lahan : 1 paket
Benih : 4.000 ekor (5-8 cm ekor)
Pakan : 950 kilogram
Dengan asumsi 1 siklus produksi nila 4 bulan, dalam 1 tahun dapat
dilakukan 3 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 800 kg,
sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 2,4 ton.

B. BUDIDAYA AIR PAYAU/LAUT


1. Paket polikultur udang, bandeng, rumput laut dalam bentuk sarana
produksi yang terdiri dari :
Nener : 5.000 ekor (uk. 4-7 cm)
Benur : 10.000 ekor (PL 30)
Rumput laut : 1.000 kilogram
Pupuk : 1 paket
Persiapan lahan : 1 paket
Dengan asumsi masing-masing untuk bandeng 2 siklus per tahun, udang 2
siklus per tahun, dan rumput laut 4 siklus per tahun. Sedangkan produksi
per siklus masing-masing untuk udang diproyeksikan 160 kg (size 50),
bandeng 1000 kg (size 5) dan rumput laut 4000 kilogram basah, sehingga
dalam 1 tahun akan diperoleh hasil masing-masing produksi udang sekitar
320 kg, bandeng 2000 kg dan rumput laut basah 12.000 kg.
2. Paket budidaya kerapu di KJA sebanyak 2 unit (1 unit = 8 lubang) dalam
bentuk sarana produksi yang terdiri dari:
Pengadaan sarana KJA : 2 paket
Peralatan : 2 paket
Benih kerapu cantang : 5.200 ekor (uk. 9-10 cm)

28 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


Pakan rucah : 11.700 kg (FCR = 5)
Dengan asumsi 1 siklus produksi 6 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan
2 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 2.340 kg (size 2), sehingga
dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 4.680 kg
3. Paket budidaya rumput laut metode long line/ bingkai (25 x 100 m)
atau dengan metode Rakit Apung dan atau lepas dasar dan atau metode
lainnya sesuai dengan teknologi anjuran disesuaikan dengan kondisi
daerah lokasi percontohan dalam bentuk sarana produksi sesuai dengan
jenis metoda yang dilaksanakan yang terdiri dari :
Peralatan pendukung : 1 paket
Perahu : 1 unit
Bibit rumput laut : 1 ton
Tali PE : 36 kg (diameter 12 mm)
Tali PE : 100 kg (diameter 10 mm)
Tali PE : 40 kg (diameter 4 mm)
Tali PE : 4 gulung (diameter 1,5 mm)
Tali PE : 36 kg (diameter 12 mrn)
Tali PE : 8 pak (diameter 1mm)
Jangkar beton : 4 buah (@50 kg)
Pelampung utama : 16 buah (volume 25 liter)
Pelampungjalur : 500 buah (volume 600 mililiter)
Peralatan : 1 paket
Persiapan lahan : 1 paket
Tenaga kerja : 1 orang
Dengan asumsi waktu produksi sebanyak 6 siklus per tahun, maka
produksi 1 siklus diproyeksikan minimal 6.000 kg rumput laut basah,
sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil minimal 36.000 kg rumput
laut basah.
4. Paket budidaya bandeng semi intensif di tambak (1 hektar) dalam bentuk
sarana produksi yang terdiri dari :
Glondongan : 50.000 ekor (30-40 gram/ ekor)
Pakan : 9.600 kg
Pupuk : 1 paket
Peralatan : 1 paket (termasuk kincir)
Persiapan lahan : 1 paket
Dengan asumsi waktu produksi dalam 1 tahun sebanyak 2 siklus, maka
produksi 1 siklus diproyeksikan 8.000 kg (size 4), sehingga dalam 1 tahun
Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 29
akan diperoleh hasil minimal 16.000 kg bandeng.
5. Paket budidaya udang vaname intensif plastik mulsa (1 hektar) dalam
bentuk sarana produksi yang terdiri dari :
Kincir : 16 unit
Peralatan kualitas air : 1 paket
Genset : 2 unit (15 PK)
Persiapan lahan : 1 paket
Plastik mulsa : 1 paket
Obat-obatan : 1 paket
Benih : 1.000.000 ekor (PL 12)
Pakan : 22.500 kg (FCR = 1.5)
Dengan asumsi waktu. produksi 1 tahun sebanyak 2 siklus, maka
produksi 1 siklus diproyeksikan 15.000 kg (size 50), sehingga dalam 1
tahun akan diperoleh hasil minimal 30.000 kg udang vaname.

C. BUDIDAYA MAN HIAS


1. Paket budidaya ikan koi di kolam (12 m2/unit) dalam bentuk sarana
produksi yang terdiri dari :
Bak tandon : 2 unit
Pompa air : 1 unit
Blower : 1 unit
Instalasi air dan aerasi : 1 paket
Instalasi listrik : 1 paket
Waring : 2 unit
Alat kualitas air : 1 paket
Peralatan lapangan : 1 paket
Benih : 3.600 ekor (ukuran 5 cm)
Pakan : 1.971 kg
Obat-obatan : 1 paket
Dengan asumsi 1 siklus produksi 2 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan
5 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 2.880 ekor (SR 80%),
sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil minimal 14.440 ekor ikan
koi (ukuran 15 cm).
Catatan: Semua paket demfarm-demfarm (budidaya air tawar, payau/laut,
ikan hias) dapat disesuaikan dengan kondisi dan potensi yang ada di
lokasi demfarm masing-masing.

30 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


BAB V
PEMBINAAN, MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN

5.1. Pembinaan
Pembinaan dilaksanakan secara berjenjang mulai dari pusat, propinsi
dan Kab/Kota Pembinaan Pusat dilaksanakan melalui penyusunan
Pedoman, Fasilitasi bantuan, Pendampingan dan Bimbingan teknis,
sedangkan pendampingan teknis dilaksanakan oleh tim teknis dengan
menerapkan teknologi anjuran serta pembinaan manajemen kelompok dan
usaha bersama Dinas KP Prov/Kab/Kota atau yang membidangi perikanan.
Diharapkan setelah pelaksanaan percontohan selesai pokdakan mengajukan
permohonan untuk dilakukan penilaian sertifikasi CBIB untuk pengakuan
bahwa telah menerapkan teknologi anjuran.
Pembinaan teknis dan manajemen dilaksanakan secara periodik baik
langsung di lapangan maupun dalam bentuk pertemuan tingkat Nasional,
Provinsi/Kabupaten/Kota serta pertemuan kelompok, hal ini bertujuan
untuk meningkatkan pemahaman dan kompetensi anggota kelompok.

5.2. Monitoring
Monitoring bertujuan untuk memantau kegiatan percontohan mulai
dari persiapan sampai dengan panen. Kegiatan monitoring dapat dilakukan
secara langsung melalui pemantauan dilapangan maupun tidak langsung
melalui komunikasi dengan media elektronik. Adapun materi monitoring
mencakup aspek teknis yang meliputi perkembangan proses budidaya dan
hasil produksi budidaya dan aspek non teknis yang meliputi efektifitas
pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan serta kendala pelaksanaan.

5.3. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menganalisa relevansi, efektifitas dan
dampak dari hasil pelaksanaan dengan membandingkan terhadap tujuan,
sasaran, indikator keberhasilan yang diharapkan serta melihat sejauh mana
permasalahan yang dihadapi sebagai bahan acuan dan referensi untuk
menentukan alternatif solusi dan rencana tindak lanjut.
Evaluasi pelaksanaan kegiatan percontohan periakanan budidaya di
kawasan minapolitan dan sentra produksi Rumput Laut tersebut mencakup:

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 31


a. penerapan teknologi budidaya anjuran di lokasi percontohan;
b. produksi dan produktifitas budidaya ikan di lokasi percontohan;
c. dampak pelaksanaan percontohan terhadap peningkatan teknologi dan
pendapatan pokdakan serta keberlanjutan sistem usaha budidaya di
tingkat pokdakan;
d. penguatan kelembagaan, kemandirian pokdakan dan kerjasama
kemitraan; dan
e. persepsi masyarakat untuk mengembangkan/menyebarluaskan
penerapan teknologi anjuran pada kawasan sekitarnya.

5.4. Pelaporan
Pelaporan bertujuan untuk menyampaikan hasil pelaksanaan kegiatan
percontohan kawasan Minapolitan, kendala, solusi dan rencana tindak lanjut.
Pelaporan disampaikan secara langsung dan berkala oleh Dinas Kabupaten/
Kota kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya cq : Direktur Produksi
dan Usaha Budidaya ditembuskan kepada Dinas Provinsi.
Jenis laporan yang dibuat meliputi laporan bulanan, laporan
pendahuluan, laporan kemajuan, dan laporan akhir. Laporan bulanan
dibuat oleh Tim teknis dan disampaikan melalui email subdit.atpl.produs.
bddy@gmail.com
Sedangkan laporan pendahuluan, laporan kemajuan dan laporan akhir
disusun oleh Dinas Kabupaten/Kota dan disampaikan ke Dirjen Perikanan
budidaya Cq. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya melalui via pos, faks
021-3514758 atau email subdit.atpl.produs.bddy@gmail.com. Alur
pelaporan sebagaimana Gambar 2.

32 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


Gambar 2.

Ditjen Perikanan
Budidaya
(Pembina Pusat)

Dinas Provinsi
(Pembina Prov)

Dinas Kabupaten/Kota
(Penanggung Jawab
Pelaksana)

UPT Ditjen PB
(Pendamping)

Tim Teknis:
- Dinas Kab/Kota
- Penyuluh/PPB
- UPT Kab/Kota

Pokdakkan Keterangan:
: Menyampaikan Laporan
: Tembusan

Gambar 3. Proses Pelaporan Percontohan Kawasan Minapolitan Perikanan


ambar Budidaya melalui
3. Proses Pelaporan Dana TP Kabupaten/Kota
Percontohan tahun 2016.Perikanan
Kawasan Minapolitan
Budidaya melalui Dana TP Kabupaten/Kota tahun 2016.
5.4.1. Laporan Bulanan
Laporan bulanan memuat perkembangan kegiatan percontohan
.4.1. Laporan Bulanan
sampai dengan bulan bersangkutan secara rutin selambat-lambatnya
tanggal 5 bulan berikutnya ke Direktorat Jenderal oleh tim teknis diketahui
LaporanKepala
bulanan
Dinas memuat perkembangan
KP Kabupaten/Kota kegiatan
dengan Tembusan percontohan
ke Direktur Jenderal sampa
dengan bulan bersangkutan
Perikanan secara Produksi
Budidaya Cq. Direktur rutin selambat-lambatnya
dan Usaha Budidaya melalui tanggal 5
bulan berikutnya ke021-3514758
via pos, faks Direktoratatau Jenderal oleh tim teknis diketahui Kepala
email subdit.atpl.produs.bddy@gmail.
Dinas KP com. Format laporan pendahuluan
Kabupaten/Kota dengan sebagaimana
Tembusan padakeFormat 1.
Direktur Jendera
Perikanan Budidaya Cq. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya melalui via
pos, faks 021-3514758 atau email subdit.atpl.produs.bddy@gmail.com
Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 33
Format laporan pendahuluan sebagaimana pada Format 1.
5.4.2. Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan menyajikan pembentukan tim teknis,
identifikasi calon lokasi dan calon kelompok, sosialisasi, penetapan
lokasi dan kelompok, rencana kerja SOP serta jadwal pelaksanaan
kegiatan. Laporan ini disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum
persiapan proses produksi. Format laporan pendahuluan sebagaimana
pada Format 2.

5.4.3. Laporan Kemajuan


Laporan kemajuan menyajikan perkembangan percontohan sejak
persiapan lahan, penebaran, pemeliharaan, pembinaan, temu lapang
dan panen. Pelaporan disajikan sesuai format dan dapat disampaikan
dalam bentuk hard copy (via pos) maupun soft copy (via faks atau e-mail).
Format laporan kemajuan sebagaimana pada Format 3.

5.4.4. Laporan Akhir


Laporan akhir menyajikan seluruh hasil pelaksanaan percontohan
(produksi), kendala, solusi dan dampak serta rencana tindak lanjut sejak
persiapan sampai dengan kegiatan proses produksi berakhir, termasuk
hasil dokumentasi seluruh rangkaian kegiatan. Laporan tertulis secara
naratif dan disusun secara sistematis, dengan outline. Pelaporan
disajikan sesuai format dan dapat disampaikan dalam bentuk hard copy
(via pos) maupun soft copy (via faks atau e-mail). Format laporan akhir
sebagaimana pada Format 4.

34 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


BAB VI
PEMBIAYAAN DAN HASIL KEGIATAN

6.1. Sumber Dana


Sumber pembiayaan untuk kegiatan percontohan Kawasan Minapolitan
berasal dari APBN melalui Satker Tugas Pembantuan Dinas Kabupaten/
Kota Tahun 2016.

6.2. Hasil Kegiatan Percontohan


Hasil kegiatan percontohan kawasan Minapolitan dan sentra produksi
Rumput Laut diserahkan oleh Dinas Kabupaten/Kota kepada Pokdakan
dengan dilengkapi Berita Acara serah terima hasil percontohan (Format
5) yang diketahui oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi. Hasil
percontohan tersebut dapat digunakan sebagai modal awal pengembangan
musim tanam selanjutnya dan harus dilaporkan secara berkala sesuai
dengan komoditas yang dibudidayakan.
Pelaksanaan siklus berikutnya dilakukan oleh Pokdakan dengan
pendampingan teknis oleh UPT Kabupaten/Kota dan atau Penyuluh.
Penanggung jawab pembinaan kelompok dilakukan oleh Dinas Kabupaten/
Kota.

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 35


BAB VII
PENUTUP

Pelaksanaan kegiatan percontohan perikanan budidaya melalui dana TP


Kabupaten/Kota tahun 2016, diharapkan dapat menjadi tontonan, tuntunan dan
teladan untuk dikembangkan sehingga diharapkan mampu memacu semangat dan
minat pembudidaya ikan untuk memanfaatkan potensi sumberdaya perikanan
yang ada di daerahnya secara optimal, bijaksana dan berkelanjutan.
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan percontohan kawasan perikanan
budidaya, diperlukan koordinasi yang baik secara terpadu, baik ditingkat
pemerintah, Pokdakan Pelaksana, maupun pihak terkait lainnya.
Keberlanjutan dari percontohan ini diharapkan dapat menerapkan
pola kemitraan serta pemupukan modal baik dari dukungan perbankan yang
diharapkan kelompok dapat meningkatkan status kelompok menjadi kelompok
utama /mandiri (bankable).
Dengan ditetapkannya Petunjuk Teknis ini diharapkan dapat digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan pengembangan kawasan budidaya dengan
efisien, terarah dan sistematis.

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Ttd

SLAMET SOEBJAKTO

Salinan sesuai dengan aslinya


a.n. Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas
Kepala Sub Bagian Hukum,

Setiadi Heri Surono


36 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
NOMOR 29/PER-DJPB/2016
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA
MELALUI TUGAS PEMBANTUAN DINAS KELAUTAN DAN
PERIKANAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016

Format 1
Laporan Bulanan Kegiatan Percontohan

LAPORAN BULANAN
KEGIATAN PERCONTOHAN KAWASAN MINAPOLITAN PERIKANAN BUDIDAYA
DANA TUGAS PEMBANTUAN (TP) DINAS KABUPATEN/ KOTA ……………….. TAHUN 2016

Tim Teknis :
Pokdakan Pelaksana :
Lokasi
- Desa :
- Kecamatan :
- Kabupaten :
- Provinsi :
Komoditas :
Periode Bulan :

Progres Kemajuan Pekerjaan (%)


Detail
No Indikator Minggu Minggu Minggu Minggu Permasalahan Tindakan Keterangan
Kegiatan
I II III IV

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


3

37
Format 2
Format Laporan Pendahuluan

LAPORAN PENDAHULUAN
KEGIATAN PERCONTOHAN KAWASAN MINAPOLITAN PERIKANAN BUDIDAYA
DANA TUGAS PEMBANTUAN (TP) DINAS KABUPATEN/ KOTA ……………….. TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Tujuan dan Sasaran

II. IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN CALON LOKASI DAN POKDAKAN PELAKSANA


PERCONTOHAN
a. Tim Teknis
b. Calon Lokasi dan Calon Pokdakan
c. Waktu Identifikasi dan hasil Identifikasi
d. Penetapan Lokasi dan Pokdakan Pelaksana Percontohan
e. Kesanggupan Pokdakan Pelaksana

III. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN POKDAKAN PELAKSANA PERCONTOHAN


a. Kondisi Lokasi
b. Kelembagaan Pokdakan

IV. RENCANA PELAKSANAAN


a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Panen

V. PENUTUP

Lampiran-Lampiran
1. Lampiran Form SK Penetapan Tim Teknis;
2. Lampiran Form Checklist Hasil Identifikasi;
3. Lampiran Form BA Usulan Lokasi dan Pokdakan oleh Tim Teknis;
4. Lampiran Form BA Penetapan oleh Kepala Dinas;
5. Lampiran Form Surat Pernyataan Kesanggupan Pokadakan;
6. Lampiran Form Jadwal dan Rencana Kerja;

38 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


Format 2a
Checklist Identifikasi Calon lokasi dan Calon Pokdakan Percontohan 2016

CHECKLIST IDENTIFIKASI CALON LOKASI DAN POKDAKAN PELAKSANA


PERCONTOHAN KAWASAN BUDIDAYA
(TP DINAS KABUPATEN/ KOTA ……………)*
TAHUN 2016

Tim Teknis (Ketua) :


Nama Pokdakan :
Lokasi Usaha
- Desa :
- Kecamatan :
- Kab/Kota :
- Provinsi :
Tanggal Identifikasi :
Komuditas :

Kesesuaian Kondisi
No. Persyaratan
Ya Tidak existing/Keterangan
I Lokasi
1 Sesuai dengan tata letak daerah,
tidak terdapat konflik kepentingan
baik dengan kegiatan perikanan
maupun kegiatan lainnya dan
memiliki legalitas status lahan

2 Secara teknis berada pada


lingkungan yang sesuai dengan
kelayakan teknis komuditas ikan
yang akan dibudidayakan
3 Tingkat resiko bahaya keamanan
pangan dari bahaya kimiawi, biologis
dan fisik rendah

4 Memiliki kemudahan aksesisbilitas


(jalan, komunikasi, sumber benih,
pasar dll)
II Kelembagaan Kelompok
1 Berbadan Hukum Koperasi
2 Memiliki surat keterangan/
pengukuhan kelompok dan atau
terdaftar di Dinas Kab/ Kota
3 Memiliki struktur organisasi dan
anggota/ SDM yang jelas/memadai
4 Status kelompok telah berkembang
dan masih aktif dalam kegiatan
usaha budidaya

5 Belum pernah menerima bantuan


dana PUMP/TP dari Ditjen PB

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 39


1 Kesimpulan :
5 Belum pernah menerima bantuan
dana PUMP/TP dari Ditjen PB

1 Kesimpulan :

2 Usulan/Rekomendasi :

......................., tanggal/bulan/tahun
TIM TEKNIS

No Nama/ Jabatan Tanda tangan


1 .......................................... ( Ketua) 1 ...................................

2 .......................................... ( Anggota) 2 .........................

3 .......................................... ( Anggota) 3 ...................................

4 .......................................... ( Anggota) 4 ..........................

Catatan:
*) coret yang tidak perlu

40 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


Format 2b
Berita Acara Hasil Identifikasi Lokasi dan Pokdakan

Berita Acara Hasil Identifikasi Lokasi dan Pokdakan


Percontohan Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2016
Nomor : ........................................………….…………………………….

Pada hari ini tanggal ……………….… bulan ….....….. tahun dua ribu enam belas, yang
bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ....................................

NIP : ....................................

Jabatan : ...................................... bertindak sebagai ketua Tim teknis

Satuan kerja :

Menyatakan bahwa:

Nama Kelompok : …………………………………………..

Lokasi
- Jalan :
- Desa/Kelurahan :
- Kecamatan :
- Kabupaten/Kota :
- Provinsi :
- Titik koordinat :

Berdasarkan hasil identifikasi calon lokasi dan calon Pokdakan pelaksana


percontohan di kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2016 yang dilaksanakan
pada tanggal ............ bulan .......... tahun 2016, telah memenuhi persyaratan dan
kelayakan secara teknis serta manajemen kelompok sebagai calon pelaksana percontohan
di kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2016 (data pokdakan dan hasil
identifikasi terlampir).

Selanjutnya kami Tim Teknis mengusulkan calon lokasi dan calon Pokdakan tersebut
di atas untuk dapat ditetapkan sebagai pelaksana percontohan di kawasan Minapolitan
Perikanan Budidaya Tahun 2016..

Demikian Berita Acara usulan ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal
tersebut diatas untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui: Yang mengusulkan:


Ketua kelompok Ketua Tim teknis

ttd ttd
(..........................................) (..........................................)

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 41


Format 2c
Berita Acara Penetapan lokasi dan Pokdakan

Berita Acara Penetapan lokasi dan Pokdakan


Percontohan kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2016
Nomor : ........................................………….…………………………….

Pada hari ini tanggal ……………….… bulan ….....….. tahun dua ribu enam belas, yang
bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

NIP :

Jabatan :

Satuan kerja :

Berdasarkan Berita Acara identifikasi lokasi dan pokdakan pelaksana percontohan di


kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2016 Nomor :............... tahun 2016 yang
mengusulkan :

Nama Kelompok : …………………………………………..

Lokasi
- Jalan :
- Desa/Kelurahan :
- Kecamatan :
- Kabupaten/Kota :
- Provinsi :
- Titik koordinat :

Menetapkan lokasi dan kelompok tersebut di atas sebagai pelaksana percontohan di


kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2016.

Demikian Berita Acara penetapan ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan
tanggal tersebut diatas untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kepala Dinas
Kabupaten/Kota......................

ttd

(…………………………….)

Keterangan;
Titik koordinat merupakan range antara LS/LU dan BB/BT
(derajat (0) menit (‘) detik (“) LS/LU dan derajat derajat (0) menit (‘) detik (“) BB/BT)

42 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


Format 2d
BA Surat Kesanggupan Pokdakan

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN

Pada hari ini…………… tanggal……….. bulan ………………..tahun dua ribu enam


belas, yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama Kelompok :
2. Lokasi Unit Budidaya :
Dengan ini menyatakan kesanggupan melaksanakan percontohan perikanan
budidaya tahun 2016 dan memenuhi ketentuan:
a) Menyiapkan lahan percontohan budidaya;
b) Mengikuti ketentuan pelaksanaan percontohan kawasan budidaya;
c) Melaksanakan manajemen kelompok secara kolektif (tanggung renteng);
d) Menerapkan dan disertifikasi CBIB;
e) Menerapkan manajemen kawasan untuk mempermudah pengendalian penyakit;
f) Mengembangkan secara berkelanjutan ke kawasan budidaya lainnya.
Demikian Surat Pernyataan Kesanggupan ini dibuat dengan sebenar - benarnya
untuk dapat dipergunakan sebagai mana mestinnya.

………………, tanggal/bulan/tahum

1. Ketua Kelompok ttd


Meterai 6000
(Nama…………………………)
2.Wakil Ketua ttd
(Nama…………………………)
3.Sekretaris ttd
(Nama…………………………)
4.Anggota ttd
(Nama…………………………)
5.Anggota ttd
(Nama…………………………)

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 43


Format 3
Laporan Kemajuan TP Percontohan

I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Sasaran
c. Rencana Kerja/ Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

II. PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PERCONTOHAN


a. Indikator keberhasilan dan target
b. Kondisi dan Perkembangan pencapaian target
c. Permasalahan

III. RENCANA TINDAK LANJUT


a. Alternatif solusi/Pemecahan masalah
b. Tindak lanjut pelaksanaan pencapaian target

IV. PENUTUP

Lampiran-Lampiran
1. Lampiran Form Kemajuan Pekerjaan
2. Lampiran Tabel Monitoring Kualitas Air
3. Lampiran Tabel Peforma Ikan dan Mortalitas Ikan

44 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


Format 3a
Form Laporan Kemajuan Percontohan

LAPORAN KEMAJUAN KEGIATAN


PERCONTOHAN KAWASAN BUDIDAYA
DANA TUGAS PEMBANTUAN (TP) DINAS KABUPATEN/ KOTA ……………….. TAHUN 2016

1) Tim Teknis (Ketua) :


2) Nama Pokdakan (Ketua) :
3) Manajer Teknis (MT) :
4) Lokasi Usaha
- Desa :
- Kecamatan :
- Kab/Kota :
- Provinsi :
- Telp dan Fax :
5) Surat Keterangan Dinas/ :
Surat Pengukuhan Kelompok
6) Informasi lahan
- Total luas lahan (ha) :
- Luas bersih lahan budidaya :
(ha)
- Jumlah petak pemeliharaan :
(unit)
- Luas petak rata-rata :
(m2/petak)
7) Asal benih/benur/bibit :
8) Jenis komoditas budidaya :
9) Kapasitas produksi (ton/thn) :
10) Jumlah Pekerja :

Progres/ Kemajuan
Penagg Tindakan/
Uraian Kegiatan Permasalahan
No. ung Rencana Keterangan
Kegiatan Detail Fisik dan Kendala
Jawab Tindak Lanjut
Kegiatan (% )
I Persiapan
1
2
3
II Pelaksana
1
2
3
III Panen
1
2
3

……….., tanggal/ bulan/tahun


Penanggung Jawab/ Ketua Tim

(..........................................................)

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 45


Format 3b
Form Monitoring Kualitas Air, Performa Ikan dan Laporan Mortalitas Ikan

Tabel Monitoring Kualitas Air (Lap. Kemajuan)

Kode Parameter Kualitas air


Hari/Tgl Perlakuan Ket.
Kolam
DO pH Nitrat Nitrit Salinitas dst.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
hari..../tgl....
hari..../tgl....
hari..../tgl....
hari..../tgl....
dst..

Tabel Performa Ikan (Lap. Kemajuan)


Keterangan
Juml. Ikan Berat Panjang
Hari/Tgl Kode Kolam Tgl. Tgl.
(ekor) (g) (cm)
Sebelumnya Berikutnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
hari..../tgl....
hari..../tgl....
hari..../tgl....
hari..../tgl....
dst..

Tabel Laporan Mortalitas Ikan (Lap. Kemajuan)


∑ Tebar awal Ikan Mati ∑ Ikan hidup
Hari/Tgl Kode Kolam
(ekor) Ukuran (g) Jumlah (ekor) (ekor)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
hari..../tgl....
hari..../tgl....
hari..../tgl....
hari..../tgl....
dst....

46 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


Format 4
Format Laporan Akhir

OUT LINE
LAPORAN AKHIR HASIL PELAKSANAAN
PERCONTOHAN BUDIDAYA PERIKANAN
PADA KAWASAN MINAPOLITAN

I. PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
1.2. Sasaran
1.3. Lokasi dan Pelaksanaan
1.4. Output
1.5. Outcome

II. PELAKSANAAN KEGIATAN


2.1 Pemilihan lokasi
2.2 Teknologi budidaya
2.3 Penyediaan sarana dan prasarana produksi
2.4 Proses produksi
2.5 Kendala dan Solusi

III. KINERJA HASIL


3.1 Penerapan teknologi budidaya
3.2 Perkembangan produksi dan produktivitas
3.3 Laporan hasil panen

IV. KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran dan Rekomendasi

V. PENUTUP

Lampiran:
Foto Kegiatan

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 47


Format 5
Format 5
BA Serah Terima Hasil Percontohan
BA Serah Terima Hasil Percontohan
BERITA ACARA
SERAH TERIMA HASIL BERITA PRODUKSI
ACARA PERCONTOHAN
SERAH TERIMA HASIL
KAWASAN PRODUKSI
MINAPOLITAN TAHUNPERCONTOHAN
2016
KAWASAN MINAPOLITAN TAHUN 2016
Pada hari ini ............ tanggal........... bulan ............... tahun dua ribu enam belas, kami
Pada bertanda
yang hari ini ............
tangan di tanggal...........
bawah ini : bulan ............... tahun dua ribu enam belas, kami
yang bertanda tangan di bawah ini :
I. Nama : ....................................................
I. Nama
Jabatan : ....................................................
Jabatan
Alamat : ....................................................
Alamat : ....................................................
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama.................... . *). Selanjutnya disebut sebagai
pihak pertama.
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama.................... . *). Selanjutnya disebut sebagai
pihak pertama.
II. Nama : ....................................................
II. Nama
Jabatan : ....................................................
Jabatan
Alamat : ....................................................
Alamat : ....................................................
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan)
dalam hal ini bertindak
.......................... Selanjutnya untuk dan atas
disebut sebagainama pihak kedua. Pembudidaya Ikan (Pokdakan)
Kelompok
.......................... Selanjutnya disebut sebagai pihak kedua.
Para Pihak sepakat untuk melakukan serah terima hasil produksi Percontohan
penerapan Para PihakTeknologi sepakat untuk (CBIB),
Anjuran melakukan berupaserahuang terimasenilai
hasil produksi Percontohan
Rp ......................
penerapan Teknologi Anjuran (CBIB),
(............................................................) denganberupa uang sebagai
ketentuan senilai berikut Rp : ......................
a) Pihak pertama menyerahkan hasil
(............................................................) dengan produksi
ketentuan percontohan
sebagai berikut penerapan: Teknologi
a) Anjuran
Pihak pertama menyerahkan
(CBIB) budidaya hasil produksi
ikan kepada pihak kedua percontohan
sebagai biaya penerapan Teknologi
operasional awal
dalam menerapkan
Anjuran (CBIB) budidaya teknologi ikan hasil kegiatan
kepada pihak di kedua
lapangan sebagai biaya operasional awal
b) dalam
Pihak menerapkan
kedua menerima teknologihasilhasil kegiatan
produksi di lapangan
dimaksud sebagai biaya operasional awal
b) Pihak kedua menerima
dalam menerapkan teknologihasilanjuran
produksi dimaksud sebagai biaya operasional awal
berikutnya.
c) dalam
Pihak keduamenerapkan memegang teknologikomitmen
anjuran dan tanggungjawab dalam penerapan teknologi
berikutnya.
c) Pihak
budidaya kedua hasilmemegang
kegiatan komitmen
percontohan dan penerapan
tanggungjawab dalamAnjuran
Teknologi penerapan teknologi
(CBIB) serta
membuka hasil
budidaya diri untuk
kegiatan melakukan
percontohan sosialisasi teknologi
penerapan budidaya
Teknologi terhadap
Anjuran Pokdakan
(CBIB) serta
membuka
lain. diri untuk melakukan sosialisasi teknologi budidaya terhadap Pokdakan
d) lain.
Setelah serah terima dilakukan, maka segala biaya yang timbul pada oprasional
kegiatanserah
d) Setelah budidaya terimaselanjutnya
dilakukan, menjadi
makatanggungjawab
segala biaya yang pihak kedua.
timbul pada oprasional
kegiatan
Demikianbudidaya berita acara selanjutnya
ini kamimenjadi
buat dengan tanggungjawab
sebenarnya pihak
untuk kedua.
dapat dipergunakan
sebagaimana
Demikian mestinya.
berita acara ini kami buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya. ............, ......, ........ 2016
............, ......, ........ 2016
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
(Materai 6000)
(................................) (Materai 6000)
(................................) (................................)
(................................)
*) : coret yang tidak perlu
*) : coret yang tidak perlu

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,


DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,
ttd.
ttd.
SLAMET SOEBJAKTO
SLAMET SOEBJAKTO

Salinan sesuai dengan aslinya


Salinan
Kepala Bagian sesuai Organisasi,
Hukum, dengan aslinya
dan Humas
Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas

Setiadi Heri Surono


Setiadi Heri Surono

48 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
NOMOR 111A/KEP-DJPB/2015

TENTANG

LOKASI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA


BERBASIS KAWASAN MINAPOLITAN TERINTEGRASI TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Menimbang : a. bahwa guna mendukung keberhasilan pelaksanaan peningkatan


produksi perikanan budidaya, perlu dikembangkan kegiatan
terpadu berbasis kawasan dengan konsepsi Minapolitan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal
Perikanan Budidaya tentang Lokasi Sentra Produksi Perikanan
Budidaya Berbasis Kawasan Minapolitan Terintegrasi Tahun
2016;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004
tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2015
tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111);

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 49


3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 136/M
Tahun 2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari
dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan
Kementerian Kelautan dan Perikanan;
4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.12/
MEN/2010 tentang Minapolitan;
5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.18/
MEN/2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Induk
Pengembangan Kawasan Minapolitan;
6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/
MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1);
7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23/
PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1227);
8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 25/
PERMEN-KP/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Kelautan dan Perikanan Tahun 2015-2019;
9. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.18/
MEN/2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan;
10. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 35/
KEPMEN-KP/2013 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
TENTANG LOKASI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA
BERBASIS KAWASAN MINAPOLITAN TERINTEGRASI TAHUN
2016.
KESATU : Menetapkan Lokasi Sentra Produksi Perikanan Budidaya
Berbasis Kawasan Minapolitan Terintegrasi Tahun 2016
berjumlah 110, sebagaimana tersebut dalam Lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan
Direktur Jenderal ini.

50 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


KEDUA : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal 1
Januari 2016.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 31 Agustus 2015
DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

Salinan sesuai dengan aslinya


a.n.Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas
Kepala Sub Bagian Hukum

Hendra Dermawan

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 51


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN
BUDIDAYA
NOMOR 111A/KEP-DJPB/2015
TENTANG
LOKASI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA
BERBASIS KAWASAN MINAPOLITAN TERINTEGRASI
TAHUN 2016

LOKASI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA


BERBASIS KAWASAN MINAPOLITAN TERINTEGRASI TAHUN 2016

NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA KOMODITAS


1. Aceh 1. Kabupaten Aceh Tenggara Nila, Mas, Lele
    2. Kabupaten Bireun Udang Windu, Bandeng,
Kerapu
    3. Kabupaten Aceh Timur Udang, Bandeng, Kerapu
    4. Kabupaten Aceh Selatan Mas, Nila
2. Sumatera Utara 5. Kabupaten Serdang Lele, Udang Vaname,
Bedagai Gurame, Mas
    6. Kabupaten Tapanuli Utara Mas, Nila
3. Sumatera Barat 7. Kabupaten Agam Mas, Nila
    8. Kabupaten Pasaman Mas, Nila, Lele
    9. Kabupaten Pesisir Selatan Kerapu
    10. Kabupaten Lima Puluh Mas, Nila
Kota
    11. Kabupaten Dharmasraya Mas, Nila
4. Riau 12. Kabupaten Kampar Patin, Mas, Nila
    13. Kabupaten Kuantan Patin,Nila
Singingi
5. Kepulauan Riau 14. Kabupaten Bintan Kerapu, Rumput Laut
6. Jambi 15. Kabupaten Muaro Jambi Patin, Nila
    16. Kabupaten Batanghari Patin, Nila
7. Bengkulu 17. Kabupaten Bengkulu Nila, Mas
Utara
    18. Kabupaten Bengkulu Nila, Mas
Selatan
8. Sumatera 19. Kabupaten OKU Timur Patin, Nila
Selatan

52 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


    20. Kabupaten OKI Udang, Patin, Mas, Nila
    21. Kabupaten Ogan Ilir Patin, Nila
    22. Kabupaten OKU Selatan Patin, Nila
    23. Kabupaten Banyuasin Patin, Nila
    24. Kota Palembang Patin, Lele, Nila
    25. Kabupaten Musi Rawas Nila, Mas, Lele
    26. Kabupaten Musi Nila, Patin
Banyuasin
9. Kep. Bangka 27. Kabupaten Bangka Rumput Laut, Kerapu
Belitung Selatan
10. Lampung 28. Kabupaten Pesawaran Kerapu, Rumput Laut, Udang
    29. Kabupaten Tulang Udang
Bawang
    30. Kabupaten Lampung Udang, Bandeng
Timur
    31. Kabupaten Lampung Udang, Rumput Laut
Selatan
11. Banten 32. Kabupaten Tangerang Udang, Bandeng, Lele
    33. Kabupaten Serang Bandeng, Rumput Laut
12. Jawa Barat 34. Kabupaten Karawang Udang, Bandeng
    35. Kabupaten Subang Bandeng, Nila, Udang,
Rumput Laut
    36. Kabupaten Indramayu Udang, Bandeng
    37. Kabupaten Bogor Lele
    38. Kabupaten Garut Mas, Nila, Lele, Udang Galah,
Ikan Hias
13. Jawa Tengah 39. Kabupaten Brebes Rumput Laut, Udang
    40. Kabupaten Pemalang Udang, Bandeng
    41. Kabupaten Demak Udang, Bandeng, Lele,
Gurame
    42. Kabupaten Jepara Udang, Bandeng
    43. Kabupaten Pati Udang, Bandeng
    44. Kabupaten Rembang Udang
    45. Kabupaten Klaten Nila
    46. Kabupaten Boyolali Lele
    47. Kabupaten Banyumas Gurame
    48. Kabupaten Banjarnegara Gurame, Nila
    49. Kabupaten Kendal Udang, Bandeng

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 53


14. DI Yogyakarta 50. Kabupaten Gunungkidul Lele
    51. Kabupaten Sleman Lele, Mas, Nila
15. Jawa Timur 52. Kabupaten Tuban Bandeng, Udang, Lele, Nila,
Mas
    53. Kabupaten Lamongan Udang Vanname, Bandeng
    54. Kabupaten Gresik Udang, Bandeng
    55. Kabupaten Sidoarjo Udang, Bandeng
    56. Kabupaten Pasuruan Udang, Bandeng, Lele, Nila
    57. Kabupaten Probolinggo Udang
    58. Kabupaten Banyuwangi Udang
    59. Kabupaten Blitar Ikan Koi, Nila, Gurame, Lele
    60. Kabupaten Sumenep Rumput Laut
    61. Kabupaten Tulungagung Lele
    62. Kabupaten Situbondo Udang
16. Kalimantan 63. Kabupaten Sambas Udang Windu, Bandeng
Barat
17. Kalimantan 64. Kabupaten Kapuas Patin
Tengah
18. Kalimantan 65. Kabupaten Banjar Patin, Mas, Nila
Selatan
    66. Kabupaten Hulu Sungai Patin, Mas, Nila
Utara
    67. Kabupaten Hulu Sungai Patin
Selatan
19. Kalimantan 68. Kabupaten Penajam Paser Bandeng
Timur Utara
    69. Kabupaten Kutai Nila, Mas
Kartanegara
20. Kalimantan 70. Kabupaten Malinau Mas
Utara
21. Sulawesi Utara 71. Kabupaten Minahasa Rumput Laut
Utara
    72. Kabupaten Minahasa Nila, Mas
Tenggara
    73. Kabupaten Minahasa Mas, Nila, Rumput Laut
22. Gorontalo 74. Kabupaten Gorontalo Udang, Rumput Laut,
Utara Bandeng

54 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


    75. Kabupaten Pohuwato Rumput Laut, Udang
23. Sulawesi Tengah 76. Kabupaten Parigi Moutong Rumput Laut
    77. Kabupaten Morowali Rumput Laut, Udang,
Kerapu, Lele
    78. Kabupaten Donggala Udang, Bandeng, Rumput
Laut
    79. Kabupaten Tojo Una-Una Rumput Laut
24. Sulawesi 80. Kabupaten Pangkajene Udang, Rumput Laut,
Selatan Kepulauan Bandeng
    81. Kabupaten Pinrang Udang Windu, Rumput Laut,
Bandeng
    82. Kabupaten Maros Udang, Bandeng, Rumput
Laut
    83. Kabupaten Bone Udang, Bandeng, Rumput
Laut
    84. Kabupaten Takalar Udang, Bandeng, Rumput
Laut
    85. Kabupaten Jeneponto Udang, Bandeng, Rumput
Laut
25. Sulawesi Barat 86. Kabupaten Polewali Udang, Bandeng, Rumput
Mandar Laut
    87. Kabupaten Mamuju Udang, Bandeng, Rumput
Laut
26. Sulawesi 88. Kabupaten Bombana Udang
Tenggara
    89. Kabupaten Kolaka Udang, Bandeng, Rumput
Laut
    90. Kabupaten Muna Rumput Laut, Udang, Kerapu
    91. Kabupaten Konawe Udang, Bandeng, Rumput
Selatan Laut
    92. Kabupaten Kolaka Utara Udang, Rumput Laut
27. Bali 93. Kabupaten Tabanan Nila, Lele, Mas
    94. Kabupaten Klungkung Rumput Laut
    95. Kabupaten Bangli Nila
28. Nusa Tenggara 96. Kabupaten Sumbawa Rumput Laut, Udang
Barat
    97. Kabupaten Lombok Rumput Laut, Udang
Tengah Vanname, Nila

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 55


    98. Kabupaten Sumbawa Rumput Laut
Barat
    99. Kabupaten Bima Rumput Laut, Bandeng
    100. Kabupaten Lombok Timur Rumput Laut
29. Nusa Tenggara 101. Kabupaten Sumba Timur Rumput Laut
Timur
    102. Kabupaten Rote Ndao Rumput Laut
    103. Kabupaten Lembata Rumput Laut
    104. Kabupaten Sikka Rumput Laut
30. Maluku 105. Kabupaten Seram Bagian Rumput Laut
Barat
31. Maluku Utara 106. Kabupaten Kepulauan Rumput Laut, Kerapu
Sula
    107. Kabupaten Halmahera Rumput Laut, Kerapu
Selatan
32. Papua 108. Kota Jayapura Nila, Bandeng, Udang Windu,
Kuwe, Mas
33. Papua Barat 109. Kabupaten Sorong Nila
    110. Kabupaten Raja Ampat Rumput Laut, Kerapu,
Mutiara

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

No. Jabatan Paraf

Salinan sesuai dengan aslinya


a.n. Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas
Kepala Sub Bagian Hukum,

Hendra Dermawan

56 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
NOMOR 133A/KEP-DJPB/2015

TENTANG

PENDAMPINGAN TEKNOLOGI OLEH UNIT PELAKSANA TEKNIS LINGKUP


DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DI 110 KABUPATEN/KOTA
LOKASI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA BERBASIS KAWASAN
MINAPOLITAN TERINTEGRASI TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Menimbang : a. bahwa guna mendukung keberhasilan pelaksanaan


peningkatan produksi perikanan budidaya, perlu
dikembangkan kegiatan terpadu berbasis kawasan dengan
konsepsi Minapolitan;
b. bahwa guna pengembangan kegiatan terpadu berbasis kawasan
dengan konsepsi Minapolitan, maka perlu menetapkan
Pendampingan Teknologi oleh Unit Pelaksana Teknis Lingkup
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya di 110 Kabupaten/
Kota lokasi sentra produksi perikanan budidaya Berbasis
kawasan Minapolitan Terintegrasi tahun 2016;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur
Jenderal Perikanan Budidaya tentang Pendampingan Teknologi
oleh Unit Pelaksana Teknis Lingkup Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya di 110 Kabupaten/Kota Lokasi Sentra
Produksi Perikanan Budidaya Berbasis Kawasan Minapolitan
Terintegrasi Tahun 2016;

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 57


Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 5073);
2. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 8);
3. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian
Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 111);
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 136/M
Tahun 2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari
dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan
Kementerian Kelautan dan Perikanan;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2008
tentang Pengembangan Kawasan Strategis cepat tumbuh di
Daerah;
6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.12/
MEN/2010 tentang Minapolitan;
7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/
MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan
Perikanan;
8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23/
PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kelautan dan Perikanan;
9. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.18/
MEN/2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan;
10. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 35/
KEPMEN-KP/2013 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan;

58 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
TENTANG PENDAMPINGAN TEKNOLOGI OLEH UNIT PELAKSANA
TEKNIS LINGKUP DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN
BUDIDAYA DI 110 KABUPATEN/KOTA LOKASI SENTRA PRODUKSI
PERIKANAN BUDIDAYA BERBASIS KAWASAN MINAPOLITAN
TERINTEGRASI TAHUN 2016.
KESATU : Menetapkan Pendampingan Teknologi oleh Unit Pelaksana Teknis
lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya di 110 Kabupaten/
Kota Lokasi sentra Produksi Perikanan Budidaya Berbasis Kawasan
Minapolitan Terintegrasi Tahun 2016 sebagaimana tersebut dalam
Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
KEDUA :
Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud pada diktum
KESATU mempunyai tugas melakukan pendampingan teknologi
pembudidayaan ikan (pembenihan/pembesaran) berbasis kawasan
minapolitan terintegrasi tahun 2016 untuk komoditas unggulan
Kabupaten/Kota.
KETIGA : Pendampingan Teknologi oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya di 110 Kabupaten/Kota Lokasi Sentra
Produksi Perikanan Budidaya Berbasis Kawasan Minapolitan
Terintegrasi Tahun 2016 sebagaimana dimaksud pada Diktum
KESATU dilaksanakan pada Tahun 2016.
KEEMPAT : Kabupaten/Kota yang didampingi oleh UPT berkewajiban untuk
menyampaikan laporan Triwulanan dan Tahunan kepada Unit
Pelaksana Teknis pendamping dalam rangka memecahkan
permasalahan teknologi budidaya ikan di lokasi Kawasan
Minapolitan.
KELIMA : Biaya pendampingan teknologi oleh UPT sebagaimana
dimaksud dalam diktum KETIGA dibebankan pada Anggaran
Tugas Pembantuan dari masing-masing Kabupaten/Kota yang
didampingi.
KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 59


Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 September 2015
DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

Ttd

SLAMET SOEBJAKTO

Salinan sesuai dengan aslinya


a.n. Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas
Kepala Sub Bagian Hukum,

Hendra Dermawan

60 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN
BUDIDAYA
NOMOR 133A/KEP-DJPB/2015
TENTANG
PENDAMPINGAN TEKNOLOGI OLEH UNIT PELAKSANA
TEKNIS LINGKUP DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN
BUDIDAYA DI 110 KABUPATEN/KOTA LOKASI SENTRA
PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA BERBASIS KAWASAN
MINAPOLITAN TERINTEGRASI TAHUN 2016

PENDAMPINGAN TEKNOLOGI OLEH UNIT PELAKSANA TEKNIS LINGKUP


DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DI 110 KABUPATEN/KOTA
LOKASI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA BERBASIS KAWASAN
MINAPOLITAN TERINTEGRASI TAHUN 2016
UPT KOMODITAS KOMODITAS
NO KAB/KOTA
PENDAMPING UNGGULAN DENFARM
1. BBPBAT 1. Aceh Tenggara (NAD) Nila, Mas, Lele Nila, Mas, Lele
Sukabumi 2. Aceh Selatan (NAD) Nila, Mas Nila, Mas
3. Tapanuli Utara (Sumut) Nila, Mas Nila, Mas
4. Oku Selatan (Sumsel) Patin, Nila Patin
5. Oku Timur (Sumsel) Patin, Nila Patin, Nila
6. OKI (Sumsel) Udang, Patin, Patin
Mas, Nila
7. Ogan Ilir (Sumsel) Patin, Nila Patin
8. Banyuasin (Sumsel) Patin, Nila Patin
9. Kota Palembang (Sumsel) Patin, Lele, Nila Patin
10. Bogor (Jabar) Lele Lele
11. Garut (Jabar) Mas, Nila, Lele, Nila, Lele
udang galah,
Ikan hias
12. Banyumas (Jateng) Gurame Gurame
13. Banjarnegara (Jateng) Gurame, Nila Gurame, Nila
14. Gunung Kidul (DI. Lele Lele
Yogyakarta)
15. Sleman (DI. Yogyakarta) Mas, Nila, Lele Nila, Lele,
Gurame
16. Blitar (Jatim) Ikan Koi, Nila, Ikan Koi
Gurame, Lele
17. Tulungagung (Jatim) Lele Lele

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 61


UPT KOMODITAS KOMODITAS
NO KAB/KOTA
PENDAMPING UNGGULAN DENFARM
2. BPBAT Jambi 18. Agam (Sumbar) Mas, Nila Nila
19. Pasaman (Sumbar) Mas, Nila, Lele Mas
20. Limapuluh Kota (Sumbar) Mas, Nila Mas, Nila
21. Dharmasraya (Sumbar) Mas, Nila Mas, Nila
22. Kampar (Riau) Patin, Mas, Nila Mas, Nila
23. Kuantan Singingi (Riau) Patin, Nila Patin, Nila
24. Bengkulu Selatan Nila, Mas Nila, Mas
(Bengkulu)
25. Bengkulu Utara (Bengkulu) Nila, Mas Nila, Mas
26. Muaro Jambi (Jambi) Patin, Nila Patin, Nila
27. Batanghari (Jambi) Patin, Nila Patin
28. Musi Rawas (Sumsel) Nila, Mas, Lele Nila, Lele
29. Musi Banyuasin (Sumsel) Nila, Patin Nila, Patin
3. BPBAT 30. Tabanan (Bali) Mas, Nila, Lele Lele
Mandiangin 31. Bangli (Bali) Nila Lele
32. Kapuas (Kalteng) Patin Patin
33. Banjar (Kalsel) Patin, Mas, Nila Patin, Mas, Nila
34. Hulu Sungai Utara Patin, Mas, Nila Nila
(Kalsel)
35. Hulu Sungai Selatan (Kalsel) Patin Patin
36. Malinau (Kaltara) Mas Patin, Nila
37. Kutai Kertanegara Nila, Mas Nila
(Kaltim)
4. BPBAT Tatelu 38. Minahasa Tenggara Nila, Mas Nila, Mas,
(Sulut) Rumput Laut
39. Minahasa (Sulut) Mas, Nila, Mas, Nila,
Rumput Laut Rumput Laut
40. Gorontalo Utara Udang, Rumput Rumput Laut
(Gorontalo) Laut, Bandeng
41. Pohuwato (Gorontalo) Udang, Rumput Rumput Laut
Laut
42. Minahasa Utara (Sulut) Rumput Laut Rumput Laut
43. Sorong (Papua Barat) Nila Nila, Rumput
Laut
44. Raja Ampat (Papua Barat) Rumput Laut, Rumput Laut
Kerapu, Mutiara
45. Kota Jayapura (Papua) Nila, Mas, Nila
Bandeng, Udang
Windu, Kuwe

62 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


UPT KOMODITAS KOMODITAS
NO KAB/KOTA
PENDAMPING UNGGULAN DENFARM
5. BLUPPB 46. Serdang Bedagai (Sumut) Lele, Mas, Lele, Gurame,
Karawang Gurame, Udang Patin
Vaname
47. Karawang (Jabar) Udang, Bandeng Udang
48. Subang (Jabar) Udang, Bandeng, Udang
Nila, Rumput
Laut
49. Indramayu (Jabar) Udang, Bandeng Udang
50. Boyolali (Jateng) Lele Lele
51. Klaten (Jateng) Nila Nila
52. Brebes (Jateng) Rumput Laut, Rumput Laut,
Udang Udang
6. BBPBAP Jepara 53. Tulang Bawang Udang Udang
(Lampung)
54. Lampung Timur Udang, Bandeng Udang,
(Lampung) Bandeng
55. Tangerang (Banten) Udang, Bandeng, Udang
Lele
56. Pemalang (Jateng) Udang, Bandeng Udang
57. Demak (Jateng) Udang, Bandeng, Bandeng
Gurame, Lele
58. Jepara (Jateng) Udang, Bandeng Bandeng
59. Pati (Jateng) Udang, Bandeng Bandeng
60. Rembang (Jateng) Udang Udang
61. Sambas (Kalbar) Udang Windu, Udang Windu
Bandeng
7. BPBAP Ujung 62. Bireun (NAD) Kerapu, Kerapu,
Batee Bandeng, Udang Bandeng,
Windu Udang Windu
63. Aceh Timur (NAD) Udang, Bandeng, Udang,
Kerapu Bandeng

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 63


UPT KOMODITAS KOMODITAS
NO KAB/KOTA
PENDAMPING UNGGULAN DENFARM
8. BPBAP 64. Lamongan (Jatim) Udang Vanname, Udang
Situbondo Bandeng Vanname
65. Gresik (Jatim) Udang, Bandeng Udang
66. Tuban (Jatim) Udang, Bandeng, Udang,
Nila, Mas, Lele Bandeng
67. Sidoarjo (Jatim) Udang, Bandeng Udang
68. Pasuruan (Jatim) Udang, Bandeng, Udang, Nila
Nila, Lele
69. Probolinggo (Jatim) Udang Udang, Rumput
Laut
70. Kendal (Jateng) Udang, Bandeng Udang
71. Banyuwangi (Jatim) Udang Udang, Rumput
Laut
72. Situbondo (Jatim) Udang Udang
73. Penajam Paser Utara Bandeng Bandeng
(Kaltim)
9. BPBAP Takalar 74. Kolaka (Sultera) Udang, Bandeng, Rumput Laut
Rumput Laut
75. Kolaka Utara (Sultera) Udang, Rumput Udang, Rumput
Laut Laut
76. Bombana (Sultera) Udang Udang, Rumput
Laut
77. Konawe Selatan (Sultera) Udang, Bandeng, Udang, Rumput
Rumput Laut Laut
78. Muna (Sultera) Udang, Rumput Udang, Rumput
Laut, Kerapu Laut
79. Mamuju (Sulbar) Udang, Rumput Rumput Laut
Laut, Bandeng

64 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


UPT KOMODITAS KOMODITAS
NO KAB/KOTA
PENDAMPING UNGGULAN DENFARM
80. Polewali Mandar (Sulbar) Udang, Rumput Udang, Rumput
Laut, Bandeng Laut, Bandeng
81. Pangkajene dan Udang, Rumput Udang, Rumput
Kepulauan (Sulsel) Laut, Bandeng Laut, Bandeng
82. Pinrang (Sulsel) Udang Windu, Udang Windu,
Rumput Laut, Rumput Laut
Bandeng
83. Maros (Sulsel) Udang, Rumput Udang,
Laut, Bandeng Bandeng
84.Bone (Sulsel) Udang, Rumput Udang, Rumput
Laut, Bandeng Laut
85. Takalar (Sulsel) Udang, Rumput Rumput Laut
Laut, Bandeng
86. Jeneponto (Sulsel) Udang, Rumput Rumput Laut
Laut, Bandeng
10. BBPBL 87. Bangka Selatan (Babel) Kerapu, Rumput Kerapu,
Lampung Laut Rumput Laut
88. Pesawaran (Lampung) Kerapu, Rumput Rumput Laut,
Laut, Udang Udang
89. Lampung Selatan Udang, Rumput Udang, Rumput
(Lampung) Laut Laut
90. Serang (Banten) Bandeng, Rumput Laut
Rumput Laut
91. Sumenep (Jatim) Rumput Laut Rumput Laut
92. Bima (NTB) Rumput Laut, Rumput Laut
Bandeng
93. Sumbawa (NTB) Rumput Laut, Rumput Laut
Udang
94. Lombok Tengah (NTB) Udang Vanname, Udang
Rumput Laut, Vanname,
Nila Rumput Laut
11. BPBL Batam 95. Bintan (Kepri) Kerapu, Rumput Kerapu
Laut
96. Pesisir Selatan (Sumbar) Kerapu Rumput Laut

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 65


UPT KOMODITAS KOMODITAS
NO KAB/KOTA
PENDAMPING UNGGULAN DENFARM
12. BPBL Lombok 97. Klungkung (Bali) Rumput Laut Rumput Laut
98. Sumbawa Barat (NTB) Rumput Laut Rumput Laut
99. Lombok Timur (NTB) Rumput Laut Rumput Laut
100. Sumba Timur (NTT) Rumput Laut Rumput Laut
101. Rote Ndao (NTT) Rumput Laut Rumput Laut,
Lele
102. Sikka (NTT) Rumput Laut Rumput Laut
103. Lembata (NTT) Rumput Laut Rumput Laut
13. BPBL Ambon 104. Morowali (Sulteng) Rumput Laut, Rumput Laut
Udang, Kerapu,
Lele
105. Parigi Moutong (Sulteng) Rumput Laut Rumput Laut
106. Donggala (Sulteng) Rumput Laut, Rumput Laut,
Udang, Bandeng Udang, Bandeng
107. Tojo Una Una (Sulteng) Rumput Laut Rumput Laut
108. Seram Bagian Barat Rumput Laut Rumput Laut
(Maluku)
109. Kep. Sula (Malut) Rumput Laut, Rumput Laut
Kerapu
110. Halmahera Selatan Rumput Laut, Rumput Laut
(Malut) Kerapu

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

Ttd

SLAMET SOEBJAKTO

Salinan sesuai dengan aslinya


a.n. Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas
Kepala Sub Bagian Hukum,

Hendra Dermawan

66 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
NOMOR 8/KEP-DJPB/2016

TENTANG

LOKASI SENTRA PRODUKSI RUMPUT LAUT


TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Menimbang : a. bahwa guna mendukung percepatan target produksi


perikanan budidaya tahun 2015-2019 dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat pembudidaya rumput laut,
perlu dikembangkan kegiatan terpadu pada sentra
produksi rumput laut;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya tentang Lokasi
Sentra Produksi Rumput Laut Tahun 2016;
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang
Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5073);
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun
2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 111);
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 136/M
Tahun 2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan
dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di
Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan;
4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.12/MEN/2010 tentang Minapolitan;
5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan di Lingkungan Kementerian
Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1);

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 67


6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
23/PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1227);
7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
25/PERMEN-KP/2016 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015-2019 ;
8. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
KEP.18/MEN/2011 tentang Pedoman Umum
Minapolitan;
9. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
35/KEPMEN-KP/2013 tentang Penetapan Kawasan
Minapolitan;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
TENTANG LOKASI SENTRA PRODUKSI RUMPUT LAUT
TAHUN 2016.
KESATU : Menetapkan Lokasi Sentra Produksi Rumput Laut Tahun
2016 berjumlah 64 (enam puluh empat), sebagaimana
tersebut dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal ini

KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 20 Januari 2016

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

Salinan sesuai dengan aslinya


Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas

Setiadi Heri Surono

68 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)


LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN
BUDIDAYA
NOMOR 8/KEP-DJPB/2016
TENTANG
LOKASI SENTRA PRODUKSI RUMPUT LAUT
TAHUN 2016

LOKASI SENTRA PRODUKSI RUMPUT LAUT


TAHUN 2016

NO. PROVINSI KABUPATEN/KOTA


1. Sulawesi Selatan 1. Kabupaten Luwu
2. Kabupaten Bantaeng
3. Kabupaten Wajo
4. Kabupaten Bulukumba
5. Kabupaten Sinjai
6. Kabupaten Pare-Pare
7. Kabupaten Kep. Selayar
8. Kabupaten Barru
9. Kabupaten Luwu Utara
10. Kabupaten Luwu Timur
11. Kota Palopo
2. Nusa Tenggara Timur 12. Kabupaten Kupang
13. Kabupaten Sabu Raijua
14. Kabupaten Alor
15. Kabupaten Flores Timur
16. Kabupaten Ngada
17. Kabupaten Ende
18. Kabupaten Manggarai
19. Kabupaten Sumba Barat
20. Kabupaten Manggarai Barat
21. Kabupaten Manggarai Timur
22. Kabupaten Sumba Barat Daya
23. Kabupaten Sumba Tengah
3. Sulawesi Tengah 24. Kabupaten Banggai
25. Kabupaten Poso
26. Kabupaten Buol
27. Kabupaten Banggai Kep
28. Kabupaten Toli-Toli
29. Kabupaten Banggai Laut
4. Sulawesi Utara 30. Kabupaten Buton
31. Kabupaten Bau-Bau
32. Kabupaten Buton Utara
33. Kabupaten Konawe Utara
34. Kabupaten Konawe Kepulauan
5. Nusa Tenggara Barat 35. Kabupaten Lombok Barat
36. Kabupaten Dompu
37. Kota Bima
6. Jawa Timur 38. Kabupaten Pacitan
39. Kabupaten Pamekasan

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 69


NO. PROVINSI KABUPATEN/KOTA
7. Maluku 40. Kota Tual
41. Kep. Aru
42. Kabupaten Maluku Tenggara
43. Kabupaten Maluku Barat Daya
44. Kabupaten Burru
45. Kabupaten Seram Bagian Timur
46. Kota Ambon
47. Kabupaten Maluku Tengah
8. Kalimantan Timur/Utara 48. Kabupaten Berau
49. Kabupaten Bontang
50. Kota Balikpapan
51. Kabupaten Kutai Timur
52. Kabupaten Tarakan
53. Kabupaten Paser
9. Sulawesi Utara 54. Kabupaten Minahasa Selatan
55. Kabupaten Boolang Mongondo Utara
10. Bali 56. Kabupaten Badung
11. Gorontalo 57. Kabupaten Boalemo
12. Maluku Utara 58. Kabupaten Halmahera Tengah
59. Kabupaten Halmahera Timur
13. Papua Barat 60. Kabupaten Fak-Fak
61. Kabupaten Kaimana
14. Sulawesi Barat 62. Kabupaten Mamuju Utara
63. Kabupaten Mamuju Tengah
15. Banten 64. Kabupaten Pandeglang

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

Salinan sesuai dengan aslinya


Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas

Setiadi Heri Surono

70 Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

Anda mungkin juga menyukai