Bab III
Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah terpilih
14) Peningkatan mutu, daya saing dan nilai tambah hasil produksi
perikanan dengan memperhatikan aspek keamanan pangan;
15) Peningkatan sistem usaha dan pemasaran hasil perikanan.
Dengan adanya kedua kajian ini yakni Rencana Tata Ruang Wilayah
dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis maka Dinas Kelautan dan
Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah dalam pembuatan program
dan kegiatannya memperhatikan kelangsungan/keberlanjutan lingkungan
hidup. Seperti program pengelolaan sumber daya laut, pesisir dan pulau-
pulau kecil dilakukan kegiatan konservasi kawasan dan jenis yang
tujuannya adalah menjaga kelestarian lingkungan hidup serta penggunaan
teknologi yang ramah lingkungan dalam pengelolaan hasil perikanan dan
kelautan.
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
isu strategis serta melakukan telaahan terhadap visi, misi dan program
kepala daerah terpilih, dan RPJMN sehingga rumusan isu yang dihasilkan
selaras dengan cita-cita dan harapan masyarakat terhadap kepala daerah
dan wakil kepala daerah terpilih serta kebijakan pemerintah dalam jangka
menengah.
Pada wilayah Sulawesi, dapat diidentifikasi beberapa isu strategis di
wilayah Sulawesi, yaitu sebagai berikut:
(1) Optimalisasi pengembangan sektor unggulan yang berdaya saing
tinggi di wilayah Sulawesi.
Dominasi sektor-sektor primer dalam perekonomian wilayah
Sulawesi menunjukkan belum optimalnya peningkatan nilai tambah
sektor dan komoditas unggulan. Padahal keragaman komoditas
unggulan antardaerah memungkinkan dikembangkannya gugus
(cluster) industri unggulan secara simultan
Bab IV
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategis dan Kebijakan
4.1. Visi dan Misi Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi
Sulawesi Tengah
Tabel 7. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Kelautan dan Perika
3 Meningkatkan kawasan Peningkatan Kualitas - Kawasan Konservasi Kelautan dan Meningkatnya Pengendalian
-
Luas lahan k
konservasi perairan Kawasan Konservasi Perikanan Lingkungan Sumberdaya Kelautan sumber daya
dalam rangka Sumber Daya Alam dan Perikanan dan Mitigasi Bencana perikanan (h
pengelolaan sumber daya
kelautan dan perikanan
yang berkelanjutan - Kawasan bebas IUU (Illegal, Luas daerah
-
Unregulated, Unreported Fishing) bebas dari IU
Unregulated,
fishing (%)
Tabel 8. Kaitan antara Visi, Misi Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2011-201
Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
Visi Pemda Misi Pemda Visi Dinas Misi Dinas Tujuan Sasaran Strategi
Visi Pemda Misi Pemda Visi Dinas Misi Dinas Tujuan Sasaran Strategi Ke
Visi Pemda Misi Pemda Visi Dinas Misi Dinas Tujuan Sasaran Strategi
3 Peningkatan
Pembangunan
Infrastruktur
4 Percepatan Reformasi
Birokrasi, Penegakan
Supremasi Hukum
dan HAM
5 Pengelolaan Sumber 3 Meningkatkan kawasan 4 Peningkatan kualitas 5 Meningkatnya 6 Meningkatkan kapasitas 5 Peningka
Daya Alam Secara konservasi perairan dalam kawasan konservasi pengendalian kelembagaan kelompok pemanfa
Optimal dan rangka pengelolaan sumber sumber daya alam lingkungan masyarakat pelaku usaha kelautan
Berkelanjutan daya kelautan dan sumberdaya kelautan dan perikanan
perikanan yang kelautan dan
berkelanjutan perikanan dan
mitigasi bencana
Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016
2) Rencana Investasi
1. Kabupaten Parigi Moutong;
Untuk pengembangan Indutri karaginan, infrastruktur/sarana
pendukung yang sudah ada adalah Cluster rumput laut dengan
luas areal 5 Ha, Investasi (1 M) Yaitu berupa bangunan depo
rumput laut kapasitas 1.000 Ton, lantai jemur (20 x 20 M, 2 unit),
alat pres rumput laut, fasilitas air bersih dan jaringan listrik
sementara yang belum ada adalah gedung dan pabrik pengolahan
rumput laut berupa chips, karaginan chips dan industri hasil
sampingan dengan perkiraan kebutuhan investasi sebesar Rp. 100
Milyar untuk periode 2011-2014 dengan penanggung jawab
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan
Swasta.
2. Kabupaten Morowali;
Untuk pengembangan Industri karaginan, pengembangan industri
pengolahan ikan dan pengembangan kawasan budidaya rumput
laut, infrastruktur/sarana pendukung yang sudah ada adalah
sentra budidaya Cottonii dan Glacillaria Tahun 2010 dan
pembebasan lahan cluster 5 Ha Tahun 2011, pembangunan dan
pengembangan PPI Tandaoleo serta pembangunan dan
pengembangan sentra pengolahan ikan demersal skala eksport
Tahun 2012 dan yang belum ada adalah gedung depo rumput laut,
pabrik pengolahan rumput laut (Chips Rumput Laut), terbangunnya
industri olahan ikan demersal, penyediaan kebun bibit dan bibit
generatif serta penyediaan tambak rumput laut dengan perkiraan
kebutuhan investasi adalah sebesar Rp. 357,5 Milyar untuk periode
2011-2014 dengan penanggung jawab Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, pemerintah Kabupaten dan Swasta.
3. Kabupaten Banggai;
Untuk pengembangan industri karaginan dan pengembangan
industri pengolahan ikan, infrastruktur/sarana pendukung yang
sudah ada adalah sentra budidaya rumput laut Cottonii, fasilitas
oleh swasta (PT. Bresindo), PPI Pagimana, sentra pengolahan ikan
roa dan sentra pengolahan ikan demersal skala ekspor sementara
yang belum ada adalah gedung dan pabrik pengolahan rumput laut
berupa chips, karaginan dan industri hasil dan industri olahan ikan
demersal dimana perkiraan kebutuhan investasi adalah sebesar Rp.
250 Milyar untuk periode 2011-2014 dengan penanggung jawab
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, pemerintah Kabupaten dan
Swasta.
5. Kabupaten Toli-Toli;
Untuk pengembangan pengolahan ikan, infrastruktur/sarana
pendukung yang sudah ada adalah studi kelayakan (FS) tahun
2010, detail design PPI Ogotua tahun 2011, Pembebasan lahan
tahun 2010-2011, UKL/UPL tahun 2011, dan air bersih tahun 2012
dan rencana proyek adalah pembangunan PPI Ogotua beserta
sarana dan prasarananya, pembangunan landing space tuna dan
pembangunan sentra pengolahan ikan Tuna- Cakalang modern dan
pemanfaatan limbah olahan dimana perkiraan kebutuhan investasi
6. Kabupaten Donggala;
Pengembangan PPI Donggala dan Industri Pengolahan Ikan,
infrastruktur/sarana pendukung yang sudah ada adalah PPI
Donggala termasuk trestel dan dermaga, pabrik es kapasitas 5 Ton,
perbengkelan, kedai pesisir, mess nelayan, sarana perkantoran,
jaringan listrik, jaringan jalan dan air bersih sementara proyek yang
akan dilakukan adalah pengembangan PPI Donggala, pembangunan
landing space tuna, pembangunan tempat pertemuan nelayan,
pembangunan pengamanan talud sebelah utara dan pembangunan
sentra pengolahan ikan Tuna- Cakalang modern, dimana perkiraan
kebutuhan investasi adalah sebesar Rp. 100 Milyar untuk periode
2011-2014 dengan penanggung jawab Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, pemerintah Kabupaten serta Swasta.
7. Kabupaten Poso;
Untuk Pengembangan Industri Budidaya dan Pengolahan Sidat,
infrastruktur/sarana pendukung yang sudah ada adalah sarana
prasarana pembesaran (Skala Rakyat) namun belum memadai
untuk industri dan yang belum ada adalah sarana prasarana
budidaya dan sarana prasarana pengolahan ikan dimana perkiraan
kebutuhan investasi adalah sebesar Rp. 30 Milyar untuk periode
2011-2014 dengan penanggung jawab Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, pemerintah Kabupaten dan Swasta.
8. Kota Palu;
Untuk Pengembangan PPI dan Industri Pengolahan Ikan,
infrastruktur/sarana pendukung yang sudah ada adalah lokasi
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seluas 100 Ha dan Total areal
yang direncanakan sekitar 1.500 Ha (700 ha Kawasan Industri; 500
ha Kawasan Perumahan,100 ha Education Park & Research Center,
50 ha Sport, Golf & Country Club, 50 ha Pergudangan, 15 ha IKM
Centre, 5 ha Palu Botanical Garden) dan yang belum ada adalah
pabrikasi untuk industri ikan demersal dan karaginan/agar dimana
perkiraan kebutuhan investasi adalah sebesar Rp. 75 Milyar untuk
periode 2011-2014 dengan penanggung jawab Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, pemerintah Kabupaten serta Swasta.
2 Parigi MoutongCluster rumput laut 5 Ha, Depo Gedung dan pabrik Pengembangan
rumput laut kapasitas 1000 Ton, pengolahan rumput laut industri karaginan
Lantai Jemur 2 unit (20x20 M), berupa Chips, karaginan
alat pres rumput laut, fasilitas air chips dan industri hasil
bersih dan jaringan listrik sampingan
3 Poso Sarana prasarana pembesaran Sarana prasarana budidaya Industri budidaya dan
(skala rakyat) dan sarana prasarana pengolahan sidat
pengolahan ikan
4 Tojo Una Una Gedung depo rumput laut, lantai Gedung dan pabrik Pengembangan
jemur dan sarana air pengolahan rumput laut industri karaginan
berupa Chips, karaginan
chips dan industri hasil
sampingan
6 Palu Lokasi KEK 100 Ha, 700 Ha Pabrikasi untuk industri Pengembangan PPI
kawasan industri,500 Ha kawasan ikan demersal dan dan industri
perumahan, 100 Ha education karaginan/agar pengolahan ikan
park dan research center, 50 Ha
sport, golf & country club, 50 Ha
pergudangan, 15 Ha IKM centre
dan 5 Ha botanical garden
7 Donggala PPI Donggala termasuk trestel dan Pengembangan PPI Pengembangan PPI
dermaga, pabrik es kapasitas 5 Dongala, pembangunan Donggala dan industri
ton, perbengkelan, kedai pesisir, landing scape tuna, tempat pengolahan ikan
mess nelayan, sarana pertemuan nelayan,
perkantoran, jaringan listrik, pengamanan talud sebelah
jaringan jalan dan air bersih utara dan sentra
pengolahan ikan tuna-
cakalang modern
10 Buol Outer ring fishing port Industri pengolahan ikan tuna Pengembangan dan pengolahan
industri tuna rakyat
11 Sigi Sarana prasarana pembesaran Sarana prasarana budidaya Pengembangan industri budidaya
(skala rakyat) dan sarana prasarana dan pengolahan ikan air tawar
pengolahan ikan
Bab V
Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja,
Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif
Sulawesi Tengah memiliki beberapa buah danau air tawar yang cukup
besar seperti Danau Poso (32.150 Ha), Danau Lindu (3.453 Ha);
Danau Rano (150 Ha); Danau Tiu (525 Ha), Danau Talaga (750 Ha)
dan Danau Wanga (138 Ha). Selain itu, masih terdapat potensi kolam
air tawar sebesar 11.740 Ha serta rawa dan sungai 1.639.605 Ha.
Danau, rawa dan sungai yang ada di Sulawesi Tengah secara umum
dihuni oleh biota air tawar antara lain : Sidat jenis Anguilla marmorata
dan Anguilla celebensis, Mujair (Tilapia mosambica), Tawes (Puntius
javanicus), Lele (Clarias batrachus), Nila (Tilapia nilotica), Nilem, Mas
(Cyprinus carpio), Gabus (Channa stiatus), Betok (Anabas teshuieus),
Sepat (Tricogaster trichopterus), Julung-julung (Nomorhamphus
celebencius), Bungu (Wiberogo amadi), Ikan Padi (Oryzias nigrimas)
dan beberapa jenis krustacea, reptil dan moluska. Keragaman jenis
biota yang hidup secara alami di danau, rawa dan sungai merupakan
indikator bahwa perairan umum ini dapat dimanfaatkan untuk usaha
perikanan budidaya dan perikanan tangkap.
Tabel 11. Produksi ikan air tawar dari kolam dan perairan umum di
Sulawesi Tengah
Produksi (Ton)
No. Jenis Ikan Air Tawar
2007 2008 2009
1. Mas 1.069,67 1.078,7 1.793,41
2. Nila 554,1 556,8 1.793,41
3. Lele 5,9 6,7 17,95
Total 1.629,67 1.642,2 3.608,26
Jenis kerapu yang diekspor dari Sulawesi Tengah dalam bentuk frozen
umumnya adalah kerapu sunu, kerapu macan dan kerapu lumpur
atau didominasi spesies Plectopormus sp dan Ephinephelus sp,
sedangkan kerapu bebek umumnya masih di ekspor dalam keadaan
hidup. Volume ekspor kerapu, kakap dan ikan laut lain dari Sulawesi
Tengah tahun 2006 sebesar 578,89 ton dengan nilai USD 4.052.195.
Negara tujuan ekspor kerapu dalam bentuk frozen adalah USA,
sedangkan dalam bentuk ikan hidup umumnya untuk mencukupi
pasar Asia.
Implementasi Programnya :
a. Program pendampingan teknis pada pelaku pembenihan dan
budidaya, termasuk kerjasama dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Pusat sebagai institusi penghasil teknologi budidaya;
b. Segmentasi usaha, untuk mensiasati lamanya waktu budidaya;
c. Kemitraan antara pembeli dan produsen difasilitasi pemda;
d. Pengembangan usaha budidaya berbasis Co-Management melalui
kegiatan Sea Ranching.
Bab VI
Indikator Kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Sulawesi Tengah yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran
RPJM
Tabel 12. Indikator Kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah yang Mengacu pada Tujuan dan
Sasaran RPJMD
Kondisi
Kinerja Pada Kondisi
awal Target Capaian Setiap Tahun Kinerja pada
No Indikator
Periode akhir periode
RPJMD RPJMD
Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Kontribusi PDRB Perikanan 5.7 5.9 6.01 6.03 6.05 6.07 6.07
terhadap PDRB Sulteng
tanpa Migas (%)
2 Produksi Perikanan
- Perikanan Tangkap (ton) 151,400.00 156,800.00 162,200.00 167,600.00 173,000.00 178,400.00 178,400.00
- Perikanan Budidaya (ton) 800,000.00 988,888.00 1,177,776.00 1,366,664.00 1,555,552.00 1,744,440.00 1,744,440.00
3 Nilai Ekspor Hasil Perikanan 6,200,000.00 8,500,000.00 8,884,793.00 9,287,006 9,707,427 10,146,880.00 10,146,880.00
(US$)
4 Konsumsi Ikan (Kg/Kap/Th) 37.21 38.77 39.27 39.76 40.27 40.78 40.78
5 Jumlah Unit Pengolahan Ikan
yang Bersertifikat SKP (Sertifikat
10 12 14 16 18 20 20
Kelayakan Pengolahan)
6 Nilai Tukar Perikanan Tangkap 100 100 101 102 103 104 104
Nilai Tukar Perikanan Budidaya 100 100 101 102 103.00 104.00 104.00
7 Luas Kawasan Konservasi Laut 149.5 164.45 180.90 198.98 218.88 240.77 240.77
dan Perairan (ha)
LAMPIRAN - LAMPIRAN