Anda di halaman 1dari 56

Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

Bab III
Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan fungsi


Pelayanan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi
Tengah

Dalam pelayanan Dinas Kelautan dan Perikanan berdasarkan tugas


dan fungsi dinas, ada terdapat beberapa permasalahan yakni:

1. Sistem informasi dan manajemen pelayanan masih belum memadai;


2. Lemahnya paradigma aparatur terhadap pelayanan umum sesuai UU
25/1999 tentang Pelayanan Publik;
3. Jumlah SDM aparatur fasilitator pelayanan di bidang Kelautan dan
perikanan belum memadai;
4. Belum optimalnya koordinasi dengan kabupaten/kota sehingga
sistem pengendalian, monitoring dan evaluasi belum berjalan
maksimal;
5. Ketersediaan data dan informasi yang belum akurat;
6. Mekanisme dan pola kerja setiap bidang belum tertata dengan efektif
dan efisien.

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah terpilih

Berdasarkan visi Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah yakni


“Sulawesi Tengah Sejajar Dengan Provinsi Maju Di Kawasan Timur
Indonesia Dalam Pengembangan Agribisnis Dan Kelautan Melalui
Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia Yang Berdaya Saing Pada
Tahun 2020” maka dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Sulawesi Tengah berupaya untuk meningkatkan produksi kelautan melalui
kegiatan yang tertuju pada peningkatan kualitas sumber daya manusia
kelautan dan perikanan yang berdaya saing melalui pendidikan dan
pelatihan, pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan produksi kelautan
perikanan dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan serta pengelolaan sumber daya kelautan perikanan melalui
peningkatan kawasan konservasi perairan, hal ini pun terkait dengan misi
Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.
Adapun yang menjadi faktor-faktor penghambat pelayanan Dinas
Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah yang dapat
mempengaruhi pencapaian visi dan misi dari Pemerintah Daerah Provinsi
Sulawesi Tengah adalah (1) Sistem informasi dan manajemen pelayanan
masih belum memadai, (2) Lemahnya paradigma aparatur terhadap
pelayanan umum sesuai UU 25/1999 tentang Pelayanan Publik, (3)
Jumlah SDM aparatur fasilitator pelayanan di bidang Kelautan dan
perikanan belum memadai, (4) Belum optimalnya koordinasi dengan

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 1


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

kabupaten/kota sehingga sistem pengendalian, monitoring dan evaluasi


belum berjalan maksimal, (5) Ketersediaan data dan informasi yang belum
akurat, (6) Mekanisme dan pola kerja setiap bidang belum tertata dengan
efektif dan efisien.
Adapun yang menjadi faktor-faktor pendorong atau penentu
tercapainya/keberhasilan visi dan misi Pemerintah Daerah Provinsi
Sulawesi Tengah adalah :

1) Organisasi yang dilengkapi dengan 5 bidang dan seksi-seksi serta 3


UPTD yang sesuai kebutuhan;
2) Adanya payung hukum yang jelas terhadap tupoksi untuk pelayanan
umum;
3) Loyalitas aparatur yang memadai;
4) Telah terbangunnya kesadaran dan motivasi akan pentingnya
hubungan dan kerjasama dengan berbagai pihak baik di Dalam
Negeri (Kelompok-kelompok Nelayan, Asosiasi pengusaha dan
Profesi) maupun di Luar Negeri;
5) Sarana dan prasarana serta lingkungan kerja yang memadai;
6) Alokasi anggaran yang memadai.

3.3 Telaahan Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi


Sulawesi Tengah dengan Renstra Provinsi

Telaahan terhadap Review Renstra 2006-2011 bidang kelautan


perikanan dibuat sebagai penyempurnaan dari Renstra 2007-2011 yang
telah disusun sebelumnya. Secara garis besar review renstra tersebut
memuat sasaran-sasaran target guna mencapai visi misi pemerintah
daerah Sulawesi Tengah pada Tahun 2006-2011 di bidang kelautan dan
perikanan. Visi bidang kelautan dan perikanan adalah “Terwujudnya
pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan Sulawesi Tengah yang
maju Tahun 2011” yang diselaraskan dengan misi:
1) Mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan sumberdaya
kelautan dan perikanan yang bertanggungjawab;
2) Mendorong produktifitas hasil kelautan dan perikanan melalui
penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan;
3) Mendorong upaya pengelolaan dan pelestarian sumber daya kelautan
dan perikanan melalui peningkatan wawasan dan konservasi
lingkungan.

Sasaran atau outcome yang termaktub dalam Review Renstra 2006-


2011 Dinas kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
dalam rangka mencapai visi misi tersebut yaitu:
1) Meningkatnya laju pertumbuhan PDRB berdasarkan harga konstan
sebesar 3,5%/tahun;
2) Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 10%/tahun;
Meningkatnya Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) sebesar
7%/tahun;

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 2


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

3) Meningkatnya hasil produksi ikan sebesar 10%/tahun;


4) Meningkatnya pendapatan rata-rata kelompok sasaran program (target
group) menjadi sebesar 12,5%/tahun;
5) Meningkatnya konsumsi makan ikan 7,5%/tahun;
6) Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan aparatur melalui
pendidikan dan pelatihan teknis sebanyak 120 orang aparatur/tahun;
7) Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan bagi pelaku usaha dan
pelestari lingkungan di bidang kelautan dan perikanan sebanyak 30
angkatan/tahun bagi; dan
8) Meningkatnya kawasan ekosistem pesisir yang terehabilitasi, terdiri
dari Kawasan mangrove serta Kawasan rumah ikan dan terumbu
karang masing-masing sebesar 5%/tahun;

Sasaran tersebut termuat dalam 3 (tiga) program besar sebagai


berikut:
1) Program Pengembangan Sumberdaya Perikanan;
2) Program Pengelolaan Sumberdaya Manusia Aparatur; dan
3) Program Pengembangan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan.

Arah kebijakan yang dianut oleh Dinas Kelautan dan Perikanan


Daerah Provinsi Sulawesi Tengah dalam pencapaian sasaran sebagai
berikut:
1) Penguatan daya saing perekonomian sektor kelautan dan perikanan;
2) Pengembangan program dan kegiatan yang dapat menyerap tenaga
kerja, seperti pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan
masyarakat;
3) Pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup;
4) Pengembangan kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan serta IPTEK
untuk optimalisasi pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan;
5) Peningkatan kualitas manajemen dan sistem informasi;
6) Peningkatan sistem pengawasan dan pengendalian kemanan SD
kelautan melalui pengembangan sistem dan kerjasama pengawasan;
7) Pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang terpadu,
berkelanjutan, dan memperhatikan aspek lingkungan yang lestari,
termasuk penataan wilayah pesisir dan lautan;
8) Pengembangan upaya-upaya mitigasi dan adaptasi wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil sebagai langkah mengurangi dampak perubahan
iklim;
9) Pengembangan jasa kelautan sebagai penopang ekonomi kelautan
Indonesia;
10) Pengembangan dan mengelola wilayah konservasi laut dan
merehabilitasi ekosistem di pesisir dan pulau-pulau kecil.
11) Peningkatan produksi perikanan melalui peningkatan kontribusi
produksi perikanan budidaya;
12) Peningkatan kesejahteraan nelayan dan pembudidaya;
13) Peningkatan pengelolaan SD perikanan yang lestari dan
berkelanjutan;

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 3


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

14) Peningkatan mutu, daya saing dan nilai tambah hasil produksi
perikanan dengan memperhatikan aspek keamanan pangan;
15) Peningkatan sistem usaha dan pemasaran hasil perikanan.

Dalam pencapaian sasaran Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah


Provinsi Sulawesi Tengah ada beberapa hal yang menjadi penghambat bagi
pelayanan umum di antaranya:
1) Masih terbatasnya sumber daya manusia kelautan perikanan yang
berkualitas, termasuk kurangnya keterampilan dan pengetahuan
pelaku usaha perikanan;
2) Terbatasnya modal dan kemampuan keuangan nelayan;
3) Masih terbatasnya iptek kelautan dan perikanan;
4) Masih adanya penangkapan dengan menggunakan alat-alat terlarang
seperti racun dan bom;
5) Masih kurangnya fasilitas-fasilitas perikanan seperti pabrik es dan
TPI/PPI, serta
6) Masih belum optimalnya kelembagaan organisasi pembudidaya.

Adapun faktor-faktor yang dapat menjadi pendorong adalah sebagai


berikut:
1) Program-program dukungan manajemen dan tugas teknis kelautan
dan perikanan yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan sumber daya manusia aparatur;
2) Program pengembangan sumber daya manusia kelautan perikanan
sehingga pengetahuan dan keterampilan pelaku usaha kelautan
perikanan dapat meningkat;
3) Program penelitian dan pengembangan iptek kelautan perikanan
4) Program-program peningkatan hasil produksi budidaya dan
penangkapan;
5) Program pengembangan pengendalian mutu dan keamanan hasil
perikanan, serta
6) Program pengawasan sumber daya kelautan perikanan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik


Indonesia NOMOR PER. 06/MEN/2010 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kelautan Dan Perikanan Tahun 2010 – 2014; arah kebijakan
Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam mendukung kebijakan
nasional dalam 5 tahun ke depan adalah:
1) Pro poor; dilakukan melalui pemberdayaan sosial ekonomi
masyarakat pelaku usaha kelautan dan perikanan;
2) Pro job; dilakukan melalui optimalisasi potensi perikanan budidaya
yang belum tergarap untuk menurunkan tingkat pengangguran
nasional. Usaha membuka lapangan kerja diiringi dengan dukungan
pengembangan modal dan kepastian berusaha;
3) Pro growth; dilakukan untuk mewujudkan pertumbuhan sektor
kelautan dan perikanan sebagai pilar ketahanan ekonomi nasional
melalui transformasi pelaku ekonomi kelautan dan perikanan, dari

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 4


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

pelaku ekonomi subsisten menjadi pelaku usaha modern, melalui


berbagai dukungan pengembangan infrastruktur, industrialisasi dan
modernisasi;

4) Pro sustainability; dilakukan melalui upaya pemulihan dan


pelestarian lingkungan perairan, pesisir, dan pulau-pulau kecil, serta
mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

Terkait dengan kebijakan di atas, pembangunan kelautan dan


perikanan dalam 5 tahun ke depan menjadi bagian dari pembangunan
bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, dan diarahkan pada
pencapaian dua prioritas bidang, yakni (i) Peningkatan Ketahanan Pangan
dan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, serta (ii)
Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan.
Strategi yang dilakukan untuk melaksanakan keempat arah
kebijakan di atas dilakukan melalui: (a) pengembangan Minapolitan; (b)
peningkatan kapasitas Entreprenuership; (c) Networking; (d) Technology
and Innovation; (e) Empowering; (f) Penguatan Kelembagaan Kelompok
Masyarakat.

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang wilayah dan Kajian Lingkungan


Hidup Strategis

3.4.1 Rencana Tata Ruang Wilayah

Tujuan penataan ruang Provinsi Sulawesi Tengah adalah untuk


mewujudkan pembangunan wilayah yang bertumpu pada sektor pertanian,
kelautan dan pariwisata yang berwawasan lingkungan berkelanjutan.
Kebijakan penataan ruang wilayah untuk mewujudkan tujuan penataan
ruang wilayah, terdiri atas:
a. Peningkatan sumber daya lahan pertanian;
b. Peningkatan sumber daya perikanan dan kelautan;
c. Pengembangan potensi pariwisata;
d. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang pertanian,
kelautan, dan pariwisata;
e. Peningkatan aksesibilitas pemasaran produksi pertanian, kelautan;
f. Peningkatan dan pengembangan prasarana wilayah dan
g. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

Strategi penataan ruang wilayah provinsi dalam peningkatan sumber


daya kelautan dan perikanan terdiri atas :
a. Mengembangkan jenis usaha budidaya perikanan air tawar;
b. Meningkatkan kemampuan dan teknologi perikanan budidaya dan
tangkap;
c. Mengembangkan industri pariwisata kelautan;
d. Mempertahankan dan meningkatkan kawasan mangrove ;

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 5


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

e. Mengembangkan budidaya perikanan dan kelautan yang dapat


mempertahankan keberadaan pulau-pulau kecil; dan
f. Mempertahankan kawasan lindung di luar kawasan peruntukan
pertambangan untuk mendukung pertanian, kelautan, dan pariwisata.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang pertanian,
kelautan, dan pariwisata terdiri atas:
a. Mengembangkan lembaga pendidikan sebagai pusat ilmu pengetahuan
guna mendukung pertanian, kelautan dan pariwisata;
b. Menjamin ketersediaan informasi pertanian, kelautan dan pariwisata;
dan
c. Mengembangkan sistem pendidikan non formal yang berkelanjutan guna
peningkatan kualitas produksi dan hasil pertanian, kelautan dan
pariwisata.
Peningkatan aksesibilitas pemasaran produksi pertanian, kelautan
terdiri atas:
a. Meningkatkan produksi pertanian untuk mendukung industri pertanian;
b. Mengembangkan kawasan industri pertanian;
c. Mengembangkan pasar hasil industri pertanian;
d. Meningkatkan akses koperasi dan UMKM terhadap modal, sarana dan
prasarana produksi, informasi, teknologi dan pasar; dan
e. Mempertahankan stabilitas pasar lokal terhadap komoditas pertanian.
Peningkatan dan pengembangan prasarana wilayah terdiri atas:
a. Mengembangkan sistem jaringan penghubung antar wilayah laut, darat,
dan udara pada Pusat Kegiatan Nasional, Pusat Kegiatan Wilayah, dan
Pusat Kegiatan Lokal;
b. Mengembangkan dan memantapkan sistem jaringan penghubung antar
pusat-pusat produksi pertanian, kelautan dan pariwisata,dengan Pusat
Kegiatan Nasional, Pusat Kegiatan Wilayah, dan Pusat Kegiatan Lokal;
c. Mengembangkan prasarana pertanian, kelautan dan pariwisata ;
d. Mengembangkan sistem jaringan dan moda transportasi guna
mendukung sektor pertanian;
e. Meningkatkan jaringan energi dengan lebih menumbuh-kembangkan
pemanfaatan sumberdaya terbarukan yang ramah lingkungan dalam
sistem kemandirian energi listrik;
f. Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana
transportasi, informasi, telekomunikasi, energi dan sumberdaya air yang
terpadu dan merata di seluruh wilayah provinsi; dan
g. Meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan jangkauan jaringan
prasarana wilayah lainnya.

3.4.2 Kajian Lingkungan Hidup Strategis

KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan


partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 6


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah


dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS) merupakan suatu kerangka kerja atau framework
pada tahap dini perencanaan pembangunan dengan maksud agar dimasa
mendatang dapat dicapai harmoni antara pembangunan dengan
lingkungan hidup. Dengan menggunakan KLHS, RTRW Provinsi Sulawesi
Tengah sudah mempertimbangkan jauh ke depan berbagai dampak
pembangunan yang akan timbul dan pengaruhnya terhadap lingkungan,
sosial dan ekonomi.

Program dan rekomendasi yang dihasilkan dari Kajian Lingkungan


Hidup Strategis (KLHS) Provinsi Sulawesi Tengah adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Pusat Kegiatan Nasional Promosi (PKNp) Kota Luwuk.
Dalam rangka pengembangan PKNp Kota Luwuk hendaknya disertai
dengan upaya konservasi tanah dan air, pemantapan kawasan lindung,
menerapkan pengelolaan wilayah pesisir terpadu, penyiapan urban
land consolidation, pengembangan sistem drainase, menyiapkan
mitigasi bencana, dan pengembangan sosial budaya masyarakat.

2. Program Pengembangan Jaringan Jalan Arteri Primer Jaringan Lintas


Timur, Barat dan Tengah
Pelaksanaan program ini hendaknya memperhatikan topografi lahan,
menghindari kawasan hutan terutama cagar alam. Alternatifnya adalah
perubahan jalur jalan dari Baturube ke Kolonodale keluar dari cagar
alam Morowali, dengan cara membuat jalur jalan tepi pantai/reklamasi
dan pengembangan sistem transportasi laut antara Baturube-
Kolonodale, Baturube-Bungku

3. Program Pembangunan Terusan Khatulistiwa


Pembangunan terusan khatulistiwa agar didahului oleh pengkajian
yang mendalam dari berbagai aspek/bidang, memperhatikan kesiapan
masyarakat terhadap perubahan pulau secara mendasar dan
disarankan penundaan pelaksanaan selama RTRW ini berlaku.

4. Program Pengembangan Kawasan Andalan untuk Perkebunan


Pengembangan kawasan andalan untuk perkebunan agar dibatasi
pengembangannya pada daerah aliran sungai utama, cabang, danau,
mangrove, dan mata air, memadukan kegiatan konservasi tanah dan
air dengan perkebunan serta pengelolaan DAS dan reklamasi lahan.
Selain itu dalam pengembagan kawasan andalan untuk perkebunan ini
perlu peninjauan kembali ijin lokasi perkebunan yang tidak aktif.

5. Program Pengembangan Kawasan Andalan untuk Pertambangan – KPP


Mineral, Batubara, Panas Bumi, Minyak Bumi Pengembangan kawasan
pertambangan hendaknya fokus pada daerah aliran sungai
utama/cabang, danau, mangrove, dan mata air, memadukan kegiatan

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 7


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

konservasi tanah dan air dengan pertambangan, peningkatan


pengelolaan DAS secara terpadu, pengawasan reklamasi lahan dan
pengelolaan limbah pada kegiatan pertambangan, pengendalian
masalah sosial dan pemberdayaan masyarakat. Dalam perijinan agar
diharuskan mengalokasikan lahan ketahanan pangan untuk rencana
areal persawahan.

6. Pengembangan Kawasan Strategis Provinsi-Kepentingan Ekonomi


(KAPET) Palapas
Pengembangan KAPET Palapas agar disertai dengan upaya konervasi,
rehabilitasi dan reklamasi lahan, optimalisasi pengendalian
pencemaran dan kerusakan lingkungan melalui pengendalian perijinan,
pengelolaan limbah secara tepat, pengelolaan sampah berbasis 3R
(reduce, reuse, recycle), meningkatkan mitigasi bencana berbasis
masyarakat lokal dan pengembangan ekonomi berbasis komoditas
unggulan.

7. Program Pengembangan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Teluk


Tomini
Pengembangan sumberdaya perikanan dan kelautan Teluk Tomini agar
memperkuat kerjasama regional, pengembangan kawasan minopolitan,
dan mengembangkan kawasan konservasi perairan (laut).

Dengan adanya kedua kajian ini yakni Rencana Tata Ruang Wilayah
dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis maka Dinas Kelautan dan
Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah dalam pembuatan program
dan kegiatannya memperhatikan kelangsungan/keberlanjutan lingkungan
hidup. Seperti program pengelolaan sumber daya laut, pesisir dan pulau-
pulau kecil dilakukan kegiatan konservasi kawasan dan jenis yang
tujuannya adalah menjaga kelestarian lingkungan hidup serta penggunaan
teknologi yang ramah lingkungan dalam pengelolaan hasil perikanan dan
kelautan.
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis

Isu strategis merupakan salah satu pengayaan analisis lingkungan


eksternal terhadap hasil capaian pembangunan selama 5 (lima) tahun
terakhir, serta permasalahan yang masih dihadapi kedepan dengan
mengidentifikasi kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang
signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) dimasa datang. Suatu
kondisi/kejadian yang menjadi isu trategis adalah keadaan yang apabila
tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau
sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.
Perumusan isu-isu strategis dilakukan dengan menganalisis
berbagai fakta dan informasi yang telah diidentifikasi untuk dipilih menjadi

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 8


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

isu strategis serta melakukan telaahan terhadap visi, misi dan program
kepala daerah terpilih, dan RPJMN sehingga rumusan isu yang dihasilkan
selaras dengan cita-cita dan harapan masyarakat terhadap kepala daerah
dan wakil kepala daerah terpilih serta kebijakan pemerintah dalam jangka
menengah.
Pada wilayah Sulawesi, dapat diidentifikasi beberapa isu strategis di
wilayah Sulawesi, yaitu sebagai berikut:
(1) Optimalisasi pengembangan sektor unggulan yang berdaya saing
tinggi di wilayah Sulawesi.
Dominasi sektor-sektor primer dalam perekonomian wilayah
Sulawesi menunjukkan belum optimalnya peningkatan nilai tambah
sektor dan komoditas unggulan. Padahal keragaman komoditas
unggulan antardaerah memungkinkan dikembangkannya gugus
(cluster) industri unggulan secara simultan

(2) Interkonektivitas domestik intrawilayah.


Integrasi jaringan transportasi domestik sangat strategis dalam
mendukung penguatan ketahanan perekonomian domestik. Di
samping itu, posisi strategis wilayah Sulawesi memainkan peranan
penting bagi penguatan integrasi perekonomian KBI dan KTI.

(3) Kualitas sumberdaya manusia dan tingkat kemiskinan.


Rendahnya kualitas sumber daya manusia ditunjukkan oleh
peringkat IPM. Provinsi-provinsi di Sulawesi berada di bawah 20,
kecuali Sulawesi Utara. Tingkat kemiskinan relatif tinggi ditemui di
Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat.

(4) Kapasitas energi listrik.


Ketersediaan energi listrik saat ini tidak mampu mengimbangi
pertumbuhan permintaan baik dalam jangka pendek maupun
panjang. Peningkatan kapasitas energi listrik sangat strategis dalam
menunjang arah pengembangan gugus industri unggulan di wilayah
Sulawesi.

(5) Revitalisasi modal sosial.


Peningkatan rasa saling percaya di antara masyarakat dan antara
masyarakat dan pemerintah berperan penting dalam meningkatkan
efektivitas program-program pembangunan. Meningkatnya rasa
saling percaya juga berperan memperlancar kerja sama produktif,
mengurangi biaya transaksi, dan memperkuat ketahanan sosial
masyarakat dalam menghadapi isu-isu sensitif. Revitalisasi modal
sosial juga termasuk akan lebih mengedepankan program yang
bersifat partisipatif.

(6) Pembangunan kawasan perbatasan dan pulau-pulau terpencil.


Pengamanan kawasan perbatasan dengan negara Filipina sangat
penting mengingat tingginya potensi konflik di bagian Mindanao

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 9


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

selatan. Keterisolasian dan kesenjangan tingkat kesejahteraan di


kawasan perbatasan juga berpotensi mengikis nasionalisme
masyarakat yang selanjutnya bisa mengancam kedaulatan wilayah
nasional.

(7) Reformasi birokrasi dan tata kelola.


Aparat pemerintah daerah yang profesional disertai pelayanan publik
yang prima berpotensi meningkatkan daya tarik daerah di mata
investor, baik local maupun asing. Selanjutnya, meningkatnya
investasi akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Pelayanan
publik yang efisien juga mengurangi beban pengeluaran rumah
tangga miskin.

(8) Konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup serta


mitigasi bencana.
Wilayah Sulawesi dikaruniai keragaman hayati yang cukup tinggi
dan unik yang berbeda dengan flora dan fauna baik di Asia maupun
Australia. Pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan yang
berlebihan dapat mengancam potensi tersebut. Di sisi lain, wilayah
ini memiliki kerawanan bencana terkait aktivitas gunung berapi dan
pergerakan lempeng bumi.

Selain isu tersebut di atas, Presiden RI telah mengeluarkan Perpres


32 Tahun 2011 pada tanggal 20 Mei 2011 tentang Masterplan Perluasan
dan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Tujuan Perpres
tersebut adalah percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi sebagai
perwujudan peningkatan kualitas Pembangunan Manusia Indonesia
termasuk membaiknya pemerataan dan kualitas hidup seluruh bangsa.
Terkait MP3EI 2011-2025 Koridor Ekonomi (KE) Sulawesi
mendapatkan mandat sebagai „‟Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil
Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Migas dan Pertambangan Nasional„‟.
VISI KKP RI Tahun 2009-2014 adalah “Indonesia Penghasil Produk
Kelautan dan Perikanan Terbesar 2015”. KE Sulawesi, terdiri dari 6 Pusat
Ekonomi, yang terdiri dari Makassar, Kendari, Mamuju, Palu, Gorontalo
dan Manado.
Kegiatan ekonomi utama pada KE Sulawesi telah ditetapkan berupa:
(a) Pertanian Pangan (Padi, Jagung, Kedelai dan Ubi Kayu); (b) Kakao; (c)
Perikanan; (d) Nikel; dan (e) Minyak dan Gas Bumi (Migas).
Implementasinya, dibutuhkan penciptaan kawasan-kawasan ekonomi baru
berbasis ekonomi kerakyatan, di luar pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
yang telah ada. Dengan demikian, perlu didorong dan diupayakan
terjadinya keterkaitan (linkage) antara kawasan-kawasan ekonomi baru
dengan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang telah ada sesuai potensi
wilayah masing-masing.

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 10


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

Di Sulawesi Tengah sendiri ada beberapa isu-isu strategis yang


berkembang, antara lain :
1) Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia

Kondisi ini ditandai dengan rendahnya Indeks Pembangunan


Manusia Sulawesi Tengah di Indonesia Tahun 2010 sebesar 71,14
poin yang masih dibawah rata-rata nasional berada pada peringkat
22. Ini menunjukkan bahwa pembangunan manusia di Provinsi
Sulawesi Tengah hingga Tahun 2010 masih jauh tertinggal dibanding
pembangunan manusia di sebagian besar provinsi se-Indonesia.
Pada tataran Regional Sulawesi, IPM Sulawesi Tengah menempati
urutan ke 3 setelah Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Dalam
konteks Sulawesi Tengah, angka IPM kabupaten dan kota tidak
satupun yang masuk dalam kategori tinggi menurut skala
internasional (IPM lebih dari 80). Dilihat dari pencapaiannya,
ternyata peningkatan tertinggi dicapai pada indeks pendidikan,
diikuti indeks daya beli dan kesehatan. Dari indikator (indeks)
tersebut menjelaskan telah terjadi perbaikan besar-besaran pada
aspek pendidikan dan ekonomi di kabupaten/kota maupun lingkup
Provinsi Sulawesi Tengah.

Meskipun demikian, terkait dengan akses, partisipasi, kontrol serta


manfaat masih ditemui gap atau kesenjangan yang cukup jauh
antara perempuan dal laki-laki. Hal ini bisa terlihat dari Indikator
Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Jender (IPJ)
masih cukup jauh tertinggal dari nilai rata-rata Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Karena itu masih dibutuhkan upaya
pembangunan yang serius dan konsisten di bidang kesehatan,
peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat serta perbaikan
bidang pendidikan agar kualitas sumberdaya manusia Sulawesi
Tengah dapat sejajar dan bahkan melebihi daerah lainnya, tentunya
dengan tidak melupakan aspek gender dalam setiap proses
pembangunan sebagaimana dimaksud diatas.

Kondisi lainnya adalah jumlah masyarakat miskin masih tinggi,


masih berada di atas rata-rata nasional. Pada Tahun 2010 sebaran
kemiskinan menurut kabupaten/kota, menurut jumlah penduduk
miskin terbanyak berada di Kabupaten Parigi Moutong sebesar
83.400 jiwa atau sebesar 18,32 persen sedangkan jumlah penduduk
miskin yang terendah berada di Kabupaten Buol sebanyak 24.800
jiwa atau sebesar 5,45 persen dari total penduduk miskin yang ada
di Provinsi Sulawesi Tengah. Jumlah penduduk miskin terakhir pada
kondisi Maret 2011 berjumlah 423,630 jiwa (15,83 persen) dari
seluruh jumlah penduduk Sulawesi Tengah pada tahun yang sama
sebesar 2,633,430 Jiwa.

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 11


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

2) Pertumbuhan Ekonomi Melalui Pemberdayaan Ekonomi


Kerakyatan Belum Optimal
Upaya pengembangan Ekonomi masyarakat perlu terus ditingkatkan
guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam rangka
peningkatan daya saing serta untuk memeratakan pembangunan
ekonomi antar daerah Kabupaten/ Kota secara berkeadilan.
Walaupun pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah di atas rata-rata
nasional namun masih bertumpu pada sektor primer pertanian yang
walaupun pertumbuhannya tinggi namun relative belum memberi
pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat
secara langsung, sehingga diharapkan kedepan berangsur – angsur
beralih kesektor sekunder Industri, perdagangan dan jasa.
Rendahnya nilai tambah dari produktivitas perekonomian
masyarakat sebagai akibat dari rendahnya penguasaan teknologi dan
keterampilan terutama teknologi tepat guna, kurangnya permodalan,
serta akses pasar yang kurang, sehingga ekspor keluar daerah masih
berupa bahan mentah.

Pengembangan wilayah berdasarkan kompetensi inti atau berbasis


komuditas unggulan menjadi isu yang mengemuka didalam
pengembangan wilayah kabupaten/Kota di masa yang akan datang.
Kawasan industri terpadu Palu akan didorong menjadi Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) Palu. Pertimbangan dalam mengembangkan
KEK adalah menyediakan suatu kawasan yang memiliki fungsi
ekonomi dimana salah satu fungsi ekonomi tersebut adalah zona
industri yang menghasilkan produk-produk akhir berkualitas ekspor.
Kawasan Industri Terpadu Palu yang diarahkan pada KEK, sesuai
dengan arah kebijakan industri nasional dan Masterplan perluasan
percepatan pembangunan ekonomi indonesia (MP3EI) yang
diharapkan menjadi engine of growth ekonomi daerah.

Juga Pada sector industri ekonomi Sulawesi Tengah selama ini


masih di dominasi oleh industry rumah tangga, industry kecil dan
menengah. Namun dengan beroprasinya industri Gas Donggi-Sinoro
diharapkan akan terbentuk klaster industri berbasis gas di wilayah
indonesia timur yang berpusat di propinsi Sulawesi Tengah. Potensi
sumber daya alam lainnya, berupa minyak dan gas bumi, bahan
mineral serta potensi perikanan dan kelautan belum memberi
manfaat ekonomis kepada masyarakat dan daerah secara penuh.

3) Pembangunan Infrastruktur Belum Memadai

Kondisi wilayah geografis Sulawesi Tengah yang luas dan tidak


meratanya penyebaran penduduk terutama pada daerah – daerah
wilayah perdesaan, daerah perdalaman dan terpencil sekaligus
sebagian dari penyebab terjadinya kesenjangan pembangunan dan
belum memadainya aksesibilitas dan jangkauan pelayanan terhadap

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 12


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

sarana dan prasarana infrastruktur antardaerah seperti transportasi,


irigasi, perumahan dan pemukinan, telekokunikasi serta kelistrikan.
Secara fungsional kondisi jalan di Sulawesi Tengah sampai dengan
Tahun 2010 adalah : jalan nasional sepanjang 2.181,95 Km dengan
kondisi mantap 1.723,64 Km (78,99 persen) dan tidak mantap
458,34 Km (21,01 persen), Jalan provinsi dengan panjang 1.648,75
Km dengan kondisi mantap 800,45 Km (59,34 persen) dan tidak
mantap 548,50 Km (40,66 persen). Dari data ini kondisi jalan
provinsi hampir setengahnya masih tidak mantap, hal ini sebagai
akibat dari rendahnya fiscal daerah dalam mendanai program
kegiatan infrstruktur.

Seiring dengan peningkatan arus pergerakan manusia, barang dan


jasa dari dan ke Sulawesi Tengah melalui Bandar Udara Mutiara
Palu yang saat ini memiliki landasan pacu 2.250 m sehingga bisa
didarati oleh pesawat jenis Boeing 737 – 900, keberadaan semakin
menuntut peningkatan baik sarana 102 dan prasarana sisi darat
maupun udara serta keselamatan. Disamping itu Bandar udara
lainnya seperti Bandar Udara Amirudin Amir Luwuk, Bandara
Kasiguncu Poso, Bandara Lalos Tolitoli, Lapangan Terbang Pogogul
Buol, perlu peningkatan dalam memacu akselerasi pembangunan di
daerah Kabupaten. Disamping itu
Permasalahan defisit energy listrik yang belum mampu mengimbangi
pertumbuhan permintaan masyarakat dan industry, sehingga
menghambat pertumbuhan industri unggulan di Sulawesi Tengah.
Rasio kelistrikan Propinsi Sulawesi Tengah hingga saat ini mencapai
42,70 % sedangkan rasio kelistrikan nasional mencapai 64 %.
Kondisi Daya Mampu saat ini sebesar 98.182 KW, maka untuk
mencapai target rasio kelistrikan nasional sebesar 64 %, Sulawesi
Tengah membutuhkan daya tambahan sebesar 48.976 KW ditambah
dengan daftar tunggu saat ini sebesar 22.234 KW sehingga total
kebutuhan saat ini menjadi 172.000 KW

4) Reformasi Birokrasi, Penegakkan Supremasi Hukum dan HAM


Belum Optimal

Upaya mewujudkan pemerintahan yang efektif, efesien dan


akuntabel masih menghadapi beberapa permasalahan dan
diperlukan penanganan secara mendasar, terencana dan sistematis,
saat ini kelembagaan pemerintah daerah baik dari aspek struktur
maupun fungsi kelembagaan belum efektif dan efesien sehingga
kualitas pelayanan public belum optimal, disamping itu rendahnya
citra dan kinerja aparatur pemerintah daerah dalam
penyelenggaraan tugas pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan yang didasari filossofi good governance, hal ini
akibat penerapan ketatalaksanaan (manajemen) pemerintahan belum
professional dan belum memiliki indicator dan pola yang jelas.

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 13


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

Dari sisi hukum masih dirasakan budaya hukum masyarakat masih


rendah sebagai akibat dari rendahnya pemahaman, kesadaran dan
ketaatan hukum masyarakat serta kepastian dan keadilan hukum
masih rendah dan belum merata, selain itu masih dirasakan
kurangnya system koordinasi dan kerjasama fungsional penegakkan
serta penyerasian tugas-tugas antara semua unsur aparatur
pemerintah daerah dibidang pembinaan tertib hukum dalam rangka
usaha terselenggaranya ketertiban dan kepastian hukum
masyarakat. Adanya aspirasi rakyat yang berkembang berkaitan
dengan rentang kendali pemerintahan khususnya pemekaran
wilayah kabupaten menyangkut situasi dan kondisi empiris dari
geografis, ekonomis dan sosial politis kabupaten/kota yang ingin
memekarkan diri. Adapun isu pemekaran wilayah yang mengemuka
di sejumlah kabupaten khususnya menyangkut usulan pemekaran
wilayah yang telah berproses yaitu:
1. Usulan Kabupaten Donggala terbagi dua menjadi kabupaten
pantai barat dan Kota Donggala.
2. Usulan Kabupaten Parigi Moutong terbagi dua menjadi kabupaten
Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Tinombo Tomini
Moutong (TTM).
3. Usulan Pemekaran kabupaten Poso terbagi Tiga Kabupaten
menjadi Kabupaten Poso, Kabupaten Konervasi Tampolore dan
Kota Poso
4. Usulan Pemekaran kabupaten Banggai terbagi Tiga
Kabupaten/Kota menjadi Kota Luwuk, Kabupaten Banggai dan
Kabupaten Batui-Toili
5. Usulan Pemekaran kabupaten Banggai Kepulauan terbagi dua
Kabupaten menjadi Kabupaten Banggai Kepulauan dan Kabupaten
Banggai Laut.
6. Usulan Pemekaran Kabupaten Morowali terbagi Dua wilayah
Kabupaten menjadi Kabupaten Morowali dan Kabupaten Morowali
Utara.
7. Usulan Pemekaran Provinsi Sulawesi Tengah terbagi dua wilayah
menjadi Provinsi Sulawesi Tengah dan Provinsi Sulawesi Timur.

Terkait dengan pemekaran wilayah diatas, pemerintah propinsi akan


menempuh kebijakan mendorong pemekaran wilayah
Kabupaten/Kota sebagai upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat, mendekatkan pelayanan (aksesibility) dan percepatan
pembangunan daerah. Pembentukan daerah atau wilayah yang
mengalami pemekaran sebagaimana disebutkan diatas menjadi isu
strategis pemerintah dimasa yang akan datang sekaligus pemerintah
daerah menempuh kebijakan dapat mendukung sepanjang telah
memenuhi syarat administratif, teknis, dan fisik kewilayahan.
Sebagaimana diamanatkan undang-undang tujuan pemekaran
daerah yakni untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui (1) Peningkatan pelayanan kepada masyarakat, (2)

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 14


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

Percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi, (3) Percepatan


pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah, (4) Percepatan
pengelolaan potensi daerah, (5) Peningkatan keamanan dan
ketertiban dan (6) Peningkatan hubungan yang serasi antara pusat
dan daerah.

5) Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Lingkungan


Berkelanjutan Belum Optimal

Permasalahan pemanfaatan sumberdaya alam hingga saat ini yang


tidak memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup
mengakibatkan daya dukung lingkungan menurun dan ketersediaan
sumberdaya alam semakin menipis. Penurunan kualitas sumberdaya
alam ditunjukan dengan tingkat eksploitasi hutan yang semakin
marak, akibat terjasinya pembalakan liar, penambangan liar,
rusaknya wilayah laut akibat penangkapan ikan yang melanggar dan
merusak, selain itu meningkatnya konservasi hutan alam dan
meluasnya alih fungsi lahan pertanian dan tambak untuk kegiatan
ekonomi lainnya dan perumahan.

Permasalahan yang dihadapi dalam pemanfaatan sumberdaya alam


untuk mendukung pembangunan ekonomi adalah masih belum
optimalnya pemanfafatan sumberdaya alam untuk pembangunan.
Hal ini ditandai dengan tingginya tingkat eksploitasi sumberdaya
hutan dan energy untuk pembangunan, masih rendahnya
pemanfaatan sumberdaya perikanan dibanding potensinya.

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 15


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

Bab IV
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategis dan Kebijakan

4.1. Visi dan Misi Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi
Sulawesi Tengah

Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi harus


dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Visi adalah suatu
gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan
oleh organisasi. Berdasarkan hal tersebut, maka penetapan visi, sebagai
bagian dari perencanaan strategis, merupakan suatu langkah penting
dalam perjalanan suatu organisasi.Visi Dinas Kelautan dan Perikanan
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah adalah :

“Terwujudnya Produksi Kelautan dan Perikanan Berbasis Agribisnis


2,7 Juta Ton Tahun 2020”

Definisi operasional terkait visi di atas sebagai berikut:


1) Produksi adalah proses menghasilkan atau menambah nilai guna suatu
barang atau jasa dengan menggunakan sumber daya yang ada;
2) Ruang lingkup pembangunan sektor kelautan secara sinergi, optimal,
dan berkelanjutan, meliputi: (a) perikanan, (b) perhubungan laut, (c)
energi dan sumberdaya mineral kelautan, (d) pariwisata bahari, (e)
industri kelautan, dan (f) jasa kelautan. Dalam konteks visi di atas;
pengembangan bertumpu pada Perikanan, namun tetap proaktif
melakukan fasilitasi pada bidang lainnya dengan bertumpu pada tiga
pilar, yaitu: (a) ekonomi, (b) lingkungan hidup, dan (c) pengembangan
sumberdaya manusia dan IPTEK, termasuk upaya kelembagaannya;
3) Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya
mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan
pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan;
4) Agribisnis adalah jumlah total dari seluruh kegiatan yang melibatkan
pembuatan dan penyaluran sarana usaha kelautan dan perikanan;
kegiatan produksi; penyimpanan, pengolahan dan distribusi komoditas
dan berbagai produk yang dibuat darinya. Konsep agribisnis
merupakan sistem terintegrasi dari beberapa subsistem, yaitu: (a)
subsistem pengadaan sarana produksi (Aquainput); (b) subsistem
produksi (Aquaproduct); (c) subsistem pengolahan dan industri
(Aquaindustry); (d) subsistem pemasaran (Aquamarketing), dan (e)
subsistem kelembagaan penunjang (Aqua supporting). Pengembangan
agribisnis dilakukan melalui:
a) peningkatan produktivitas melalui pengembangan kompetensi
sumberdaya manusia dan penguatan kelembagaan lokal;
b) memanfaatkan desa sebagai basis kegiatan produksi;

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 16


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

c) peningkatkan keterkaitan (linkage) desa-kota baik keterkaitan


barang, keterkaitan tenaga kerja, maupun keterkaitan modal;
d) pengembangan kawasan sentra-sentra produksi berbasis
minapolitan di pedesaan berdasarkan komoditas unggulan,
terintegrasi dengan industri hilir dan industri hulunya.

Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi agar


visi organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Misi Dinas
Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah adalah:
1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan
yang berdaya saing melalui pendidikan dan pelatihan aparatur dan
pelaku usaha;
2. Memanfaatkan teknostruktur untuk peningkatan produksi, pengolahan
dan pemasaran hasil kelautan dan perikanan sebagai upaya
peningkatan pertumbuhan ekonomi;
3. Meningkatkan kawasan konservasi perairan dalam rangka pengelolaan
sumber daya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan

Definisi operasional terkait misi di atas sebagai berikut:


1) Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan adalah aparatur dan
pelaku usaha di Bidang Kelautan dan Perikanan;
2) Teknostruktur adalah upaya penggunaan inovasi teknologi yang
distruktur secara baik agar dapat digunakan oleh pelaku usaha
kelautan dan perikanan;
3) Konservasi perairan adalah upaya perlindungan, pelestarian, dan
pemanfaatan perairan, termasuk ekosistem, jenis, dan genetik untuk
menjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungannya dengan
tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan
keanekaragaman sumber daya sumberdaya ikan.

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kelautan dan


Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah

Tujuan pencapaian jangka menengah Dinas Kelautan dan Perikanan


Daerah Provinsi Sulawesi Tengah adalah :
1) Peningkatan kapasitas kelembagaan, pelayanan publik dan kualitas
sumberdaya manusia;
2) Peningkatan kontribusi bidang kelautan dan perikanan terhadap
kesempatan kerja, pengurangan angka kemiskinan dan peningkatan
ekonomi masyarakat;
3) Peningkatan hasil produksi dan jumlah pelaku usaha di bidang
kelautan dan perikanan serta pemenuhan gizi untuk mencerdaskan
masyarakat;
4) Peningkatan kualitas kawasan konservasi sumber daya alam.

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 17


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

Adapula sasaran yang hendak dicapai yakni :


1. Meningkatnya kemampuan aparatur dan masyarakat pelaku usaha
bidang kelautan dan perikanan;
2. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat pesisir, nelayan, pembudidaya
ikan dan pengolah hasil perikanan;
3. Meningkatnya ketahanan pangan melalui peningkatan produksi dan
keamanan pangan hasil kelautan dan perikanan (food safety);
4. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kontribusi
bidang kelautan perikanan pada PDRB Provinsi Sulawesi Tengah;
5. Meningkatnya pengendalian lingkungan sumberdaya kelautan dan
perikanan dan mitigasi bencana.

Tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Kelautan dan


Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah dapat dilihat pada Tabel 7
sedangkan kaitan antara Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Sulawesi
Tengah dengan Visi dan Misi Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah
Provinsi Sulawesi Tengah dapat dilihat pada Tabel 8.

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 18


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

Tabel 7. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Kelautan dan Perika

Visi Misi TUJUAN INDIKATOR TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN


201

(1) (2) (3) (6)


(4) (5)
Terwujudny 1 Meningkatkan Peningkatan Kapasitas - Jumlah Peserta Meningkatnya kemampuan
a Produksi kualitas Sumber Kelembagaan, pelayanan Pelatihan Aparatur dan Masyarakat
- Jumlah Peserta Diklat
Kelautan Daya Manusia publik dan Kualitas Pelaku Usaha Bidang Kelautan
Aparatur yang Mempunyai
dan Kelautan dan Sumber Daya Manusia dan Perikanan
Nilai Akhir ≥ 60
Perikanan Perikanan yang - Jumlah Peserta Diklat
Berbasis berdaya saing melalui Pelaku Usaha yang
Agribisnis pendidikan dan Mempunyai Nilai Akhir ≥
2,7 Juta Ton pelatihan aparatur 60
Tahun 2016 dan pelaku usaha
2 memanfaatkan Peningkatan kontribusi - Nilai Tukar Nelayan / Meningkatnya Kesejahteraan - Nilai Tukar Perikanan
teknostruktur untuk Bidang Kelautan dan Pembudidaya Ikan Masyarakat Pesisir, Nelayan, Budidaya
peningkatan Perikanan terhadap Pembudidaya Ikan dan
produksi, pengolahan pertumbuhan ekonomi, Pengolah Hasil Perikanan - Nilai Tukar Perikanan
dan pemasaran hasil kesempatan kerja, Tangkap
kelautan dan pengurangan angka
- Unit Pengolahan Ikan - Jumlah Unit Pengolahan
perikanan sebagai kemiskinan dan
Ber-SKP (Sertifikat Ikan Bersertifikat SKP
upaya peningkatan peningkatan ekonomi
Kelayakan Pengolahan) (Sertifikat Kelauayan
pertumbuhan masyarakat
Pengolahan) (unit)
ekonomi
- Konsumsi Ikan - Jumlah konsumsi makan 3
ikan (kg/kap/th)

- Ekspor Hasil Perikanan - Nilai Ekspor Hasil 6,200


Perikanan (USD)
Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

Visi Misi TUJUAN INDIKATOR TUJUAN SASARAN INDIKATOR

(1) (2) (3) (3) (4) (


Meningkatnya Pertumbuhan Prosentase K
- PDRB Perikanan -
Ekonomi Melalui Peningkatan Perikanan ter
Kontribusi Bidang Kelautan Sulteng tanp
Perikanan pada PDRB Provinsi
Sulawesi Tengah

3 Meningkatkan kawasan Peningkatan Kualitas - Kawasan Konservasi Kelautan dan Meningkatnya Pengendalian
-
Luas lahan k
konservasi perairan Kawasan Konservasi Perikanan Lingkungan Sumberdaya Kelautan sumber daya
dalam rangka Sumber Daya Alam dan Perikanan dan Mitigasi Bencana perikanan (h
pengelolaan sumber daya
kelautan dan perikanan
yang berkelanjutan - Kawasan bebas IUU (Illegal, Luas daerah
-
Unregulated, Unreported Fishing) bebas dari IU
Unregulated,
fishing (%)

- Pulau-pulau Kecil dan Pulau Terluar Jumlah Pula


yang Dikelola termasuk Pu
-
yang dikelola
Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

Tabel 8. Kaitan antara Visi, Misi Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2011-201
Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
Visi Pemda Misi Pemda Visi Dinas Misi Dinas Tujuan Sasaran Strategi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Sulawesi Tengah 1 Peningkatan Terwujudnya 1 Meningkatkan 1 Peningkatan 1 Meningkatnya 1 Meningkatkan 1 Pe
Sejajar Dengan Kualitas Produksi kualitas Sumber Kapasitas Kemampuan kapasitas ku
Provinsi Maju di Sumber Daya Kelautan dan Daya Manusia Kelembagaan, Aparatur dan kelembagaan dan pu
Kawasan Timur Manusia Yang Perikanan Kelautan dan pelayanan publik Masyarakat jejaring kerja
Indonesia Dalam Berdaya Saing Berbasis Perikanan yang dan Kualitas Sumber Pelaku Usaha
Pengembangan Berdasarkan Agribisnis 2,7 berdaya saing Daya Manusia Bidang Kelautan
Agribisnis dan Keimanan dan Juta Ton melalui pendidikan dan Perikanan
Kelautan Melalui Ketaqwaan Tahun 2020 dan pelatihan
Peningkatan aparatur dan pelaku
Kualitas Sumber usaha
Daya Manusia
Yang Berdaya
Saing Pada
Tahun 2020
Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

Visi Pemda Misi Pemda Visi Dinas Misi Dinas Tujuan Sasaran Strategi Ke

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

2 Peningkatan 2 Memanfaatkan 2 Peningkatan kontribusi 2 Meningkatnya 2 Mengembangkan 2 Penu


Pertumbuha teknostruktur bidang Kelautan dan Kesejahteraan sentra-sentra tingk
n Ekonomi untuk peningkatan Perikanan terhadap Masyarakat Pesisir, agribisnis Kelautan peng
Melalui produksi, pertumbuhan ekonomi, nelayan dan Perikanan
Pemberdaya pengolahan dan kesempatan kerja, pembudidaya ikan berbasis kawasan
an Ekonomi pemasaran hasil pengurangan angka dan pengolah hasil minapolitan
Kerakyatan kelautan dan kemiskinan dan perikanan
perikanan sebagai peningktan ekonomi 3 Meningkatkan
upaya peningkatan masyarakat penggunaan inovasi
pertumbuhan teknologi ramah
ekonomi lingkungan dalam
upaya peningkatan
ketahanan dan
keamanan pangan

3 Peningkatan hasil 3 Meningkatnya 4 Meningkatkan 3 Penin


produksi dan jumlah ketahanan pangan penguunaan inovasi kont
pelaku usaha di bidang melalui peningkatan teknologi ramah terha
kelautan dan perikanan produksi dan lingkungan dalam pertu
serta pemenuhan gizi kemanan pangan upaya peningkatan ekon
untuk mencerdaskan hasil kelautan dan ketahanan dan
masyarakat perikanan (food kemanan pangan
safety)

4 Meningkatnya 5 Meningkatkan upaya 4 Penu


pertumbuhan pemberdayaan angk
ekonomi melalui masyarakat kelautan kemi
Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

Visi Pemda Misi Pemda Visi Dinas Misi Dinas Tujuan Sasaran Strategi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

3 Peningkatan
Pembangunan
Infrastruktur

4 Percepatan Reformasi
Birokrasi, Penegakan
Supremasi Hukum
dan HAM

5 Pengelolaan Sumber 3 Meningkatkan kawasan 4 Peningkatan kualitas 5 Meningkatnya 6 Meningkatkan kapasitas 5 Peningka
Daya Alam Secara konservasi perairan dalam kawasan konservasi pengendalian kelembagaan kelompok pemanfa
Optimal dan rangka pengelolaan sumber sumber daya alam lingkungan masyarakat pelaku usaha kelautan
Berkelanjutan daya kelautan dan sumberdaya kelautan dan perikanan
perikanan yang kelautan dan
berkelanjutan perikanan dan
mitigasi bencana
Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

4.3. Kebijakan dan Strategi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi


Sulawesi Tengah

1.3.1. Arah Kebijakan dan Strategi


Kebijakan merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi
pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,
kepemimpinan, dan cara bertindak. Arah kebijakan yang dianut oleh Dinas
Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah adalah:

1) Penurunan angka kemiskinan


Pendekatan: pemberdayaan sosial ekonomi pelaku usaha kelautan
dan perikanan;

2) Penurunan tingkat pengangguran


Pendekatan: optimalisasi penciptaan lapangan kerja di bidang
kelautan dan perikanan, dukungan pengembangan modal dan
kepastian berusaha

3) Peningkatan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah


Pendekatan: industrialisasi perikanan rakyat yang ditunjang oleh
inovasi teknologi dan pengembangan infrastruktur dasar;

4) Peningkatan pengawasan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan


perikanan
Pendekatan: pemulihan dan pelestarian lingkungan perairan, pesisir,
dan pulau-pulau kecil, serta mitigasi dan adaptasi terhadap
perubahan iklim;

5) Peningkatan Kualitas Pelayan Publik


Pendekatan: peningkatan kualitas pelatihan, pendidikan dan
pelayanan masyarakat kelautan dan perikanan sesuai ukuran standar
nasional

Strategi merupakan pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan


dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktifitas
dalam kurun waktu tertentu atau suatu cara untuk mencapai visi misi
yang telah dirumuskan. Strategi pembangunan kelautan dan perikanan
yang ditempuh adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan jejaring kerja


a. Peningkatan kapasitas kelembagaan: peningkatan pelayanan
publik, pengelolaan keuangan negara, penataan organisasi, dan
penciptaan regulasi yang kondisif,
b. Pengembangan jejaring kerja, kerjasama antara pusat-daerah,
antar SKPD serta membangun kerjasama antar daerah dan
internasional,

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 24


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

2) Mengembangkan sentra-sentra agribisnis kelautan dan perikanan


berbasis Kawasan Minapolitan
a. Meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitas produk
kelautan dan perikanan,
b. Meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya, pengolah dan
pemasaran ikan,
c. Minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di daerah dan
sentra-sentra produksi perikanan sebagai penggerak ekonomi
rakyat,

3) Meningkatkan kewirausahaan (entrepreneurship) dan skala usaha


pelaku usaha kelautan dan perikanan
a. Upaya membangun kepercayaan (trust building) para pelaku
usaha; agar dapat memanfaatkan fasilitas kredit dan pembinaan,
b. Peningkatan skala usaha di sektor kelautan dan perikanan,
c. Pembekalan dan motivasi dilanjutkan dengan pelatihan/magang
teknis,

4) Meningkatkan penggunaan inovasi teknologi ramah lingkungan dalam


upaya peningkatan ketahanan dan keamanan pangan
a. Penguasaan teknologi perikanan kunci peningkatan ketahanan
dan keamanan pangan,
b. Inovasi teknologi: akuakultur, penangkapan, pengolahan dan
pasca panen, konservasi, pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut
serta adaptasi perubahan iklim,
c. Kaji terap teknologi inovasi, transfer pada pelaku usaha melalui
pendampingan dan penyuluhan,

5) Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat kelautan dan


perikanan
a. Upaya memberikan fasilitas, dorongan atau bantuan teknis dan
manajerial,
b. Penguatan lembaga keuangan mikro, penggalangan partisipasi
masyarakat, dan kegiatan usaha ekonomi produktif yang berbasis
sumber daya lokal,
c. Pemberdayaan untuk peningkatan kemandirian dan kemampuan
masyarakat,

6) Meningkatkan kapasitas kelembagaan kelompok masyarakat pelaku


usaha kelautan dan perikanan
a. Peningkatan interaksi antar anggota dan menguatkan posisi tawar,
b. Kemudahan pembinaan, penyampaian informasi, dan diseminasi
teknologi,
c. Penguatan kelompok menjadi modal bagi ketahanan sosial dan
kesejahteraan masyarakat.

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 25


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

1.3.2. Strategi Pengembangan Komoditas Unggulan Kelautan dan


Perikanan Sulawesi Tengah Terkait MP3EI

Terdapat 5 (lima) komoditas Kelautan dan Perikanan yang akan


dikembangkan di Sulawesi Tengah yakni rumput laut, tuna/cakalang,
udang, ikan demersal dan sidat.

1) Strategi Pengembangan Rumput Laut


1. Pengembangan cluster industri rumput laut yang dilakukan hulu-
hilir berbasis masyarakat dan peran serta dunia usaha
2. Peningkatan konstruksi budidaya, kultur jaringan dan spora dan
pasca panen
3. Pengembangan kebun bibit, pabrik karagenan (pergudangan) serta
perbaikan/pencetakan tambak dan saluran irigasi
4. Pengembangan industri rumput laut berbasis hulu – hilir berbasis
Cluster, mendorong investasi, meningkatkan peran serta
masyarakat dan dunia usaha;
5. Pengembangan Cluster dilakukan melalui budidaya; industri
pengolahan, termasuk pabrikasi Semi-Refined Carrageenan (SRC)
serta industri pendukung lain dalam satu kawasan;
6. Pengembangan pada 3 (tiga) cluster: (1) Cluster Teluk Tomini; (2)
Cluster Teluk Tolo, dan (3) Cluster Selat Makassar-Laut Sulawesi;
7. Fasilitasi Kementerian Perindustrian RI; untuk pengembangan
Pabrik Semi Refine dan Refined Carrageenan;
8. Rencana pengembangan industri hilir dan pendukung budidaya
(industri tali, pelampung, Refined Carrageenan, dsb) pada Kawasan
Ekonomi dan Kawasan Industri Palu (KEKI)

2) Strategi Pengembangan Tuna – Cakalang


1. Peningkatan SDM pelaku usaha untuk penguasaan IPTEK
2. Penataan Sarana Prasarana TPI/PPI;
3. Pengembangan karamba tuna beserta hatchery pendukungnya,
4. Pengembangan Outer Ring Fishing Port di Sekitar Laut Sulawesi,
5. Penciptaan kawasan minapolitan dan industri perikanan tangkap
terpadu pada PPI Donggala; PPI Pagimana dan Calon P3 Ogotua;
6. Pemberdayaan nelayan skala 3 – 10 GT untuk Tuna/Cakalang;
7. Restruksturisasi armada > 30 GT;
8. Pengembangan Teknologi Penangkapan berbasis IPTEK;
9. Pengembangan Industri Pengolahan (Processing and Canning);
10. Pengembangan Industri Penunjang (Kapal Fiberglass; dan Alat
Tangkap Ikan)

3) Strategi Pengembangan Udang


1. Peningkatan SDM pelaku usaha untuk penguasaan IPTEK
2. Pengembangan coldstorage, hatchery dan pabrik pakan
3. Pengembangan Tambak Rakyat, melalui :
- Komoditas Udang Windu (P. Monodon)
- Integrasi Polikultur dengan bandeng dan gracilaria

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 26


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

- Penguatan BBU dan produksi benih unggul


- Pengembangan kawasan budidaya, termasuk revitalisasi
konstruksi dan saluran tambak
- Stimulan permodalan kerja
- Pendampingan teknis budidaya
- Monev Kesling
4. Pengembangan Tambak Intensif, melalui :
- Komoditas Udang Vaname (L. vannamei)
- Penggunaan teknologi yang efisien ramah lingkungan
- Tax holiday bagi pengembangan investasi

4) Strategi Pengembangan Ikan Demersal


Produksi Ikan Demersal didominasi oleh Red Snapper, Baramundi,
Grouper, Giant Seaperch, Yellowtail Fusilier, Black and Silver Pomfret dan
Goat-Fish. Pasar Ikan Demersal , terutama Kerapu Hidup adalah Jepang,
Singapura, Hongkong, Cina dan Taiwan sedangkan bentuk frozen dikirim
ke Eropa dan Amerika. Pabrik-pabrik Pengolahan (Processing Plant)
berorientasi ekspor umumnya berada di daerah Kabupaten Banggai.
Terkait dengan itu, maka pengembangan ikan demersal akan
diintegrasikan dengan sea ranching berbasis fish home. Sea Ranching
merupakan kegiatan terintegrasi antara bidang perikanan tangkap,
budidaya, kelautan dan pengawasan. Implementasinya adalah sebagai
berikut :
1. Peningkatan SDM pelaku usaha untuk penguasaan IPTEK
2. Restocking ikan ekonomis penting non ruaya pada kawasan rumah
ikan (Fish Homes);
3. Rumah Ikan adalah terumbu karang buatan (Artificial Reef),
sebagai: (a) alat pengumpul; (b) tempat reproduksi ikan, serta (c)
rehabilitasi ekosistem laut;
4. Tujuannya adalah untuk (a) konservasi, (b) produksi; dan (c) secara
tidak langsung menjaga ketersediaan food chain bagi Tuna dan
pelagis besar;
5. Poin Strategisnya adalah (a) penyiapan ekosistem berupa
pembangunan rumah ikan (Fish Homes); (b) penyiapan
kelembagaan masyarakat; (c) restocking ikan spesies ekonomis
penting non ruaya; dan (d) penyiapan aturan main pengelolaan
kawasan;
6. Peningkatan peran swasta khususnya ekspotir ikan demersal dalam
tata kelola fish home

5) Strategi Pengembangan Sidat


Sulawesi Tengah disebut sebagai penghasil benih sidat terbesar
nasional. Jenis sidat di Sulawesi Tengah didominasi oleh (1) Anguilla
celebesensis, (2) Anguilla marmorata, (3) Anguilla bicolor pasifica dan (4)
Anguilla bicolor. Tujuan ekspor adalah ke Jepang dan China berkisar 18,09
Ton/tahun dengan perkiraan harga pasar USD 20-30/Kg. Kebutuhan
Jepang dan China masing-masing berkisar 100.000 ton/tahun yang
didominasi hasil tangkapan, sedangkan budidaya pembesaran masih

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 27


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

dikembangkan. Produksi Sidat Sulawesi Tengah Tahun 2010 sebesar 14,3


ton naik dibandingkan tahun 2009 yang hanya 2,2 ton. Implementasinya
adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan SDM pelaku usaha untuk penguasaan IPTEK
2. Pengembangan sarana prasarana penangkap benih yang ramah
lingkungan.
3. Pengembangan sarana prasarana budidaya seperti kaaramba
tambak
4. Pengembangangan kawasan konservasi Sidat
5. Pengembangan teknologi pembesaran
6. Pengembangan teknologi pengolahan ( unagi, kabayashi dsb).

4.3.3. Rencana Aksi dan Dukungan Terhadap MP3EI Sektor Kelautan


dan Perikanan

1) Regulasi dan Kebijakan


1. Perda No 10 Tahun 2000 tentang Sertifikat Pengujian Kapal;
2. Perda No 12 Tahun 2000 tentang Retribusi Pasar Grosir;
3. Perda No 6 Tahun 2005 tentang Retribusi Usaha Perikanan;
4. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 3 Tahun 2009
tentang Organisasi dan Tata Kerja dan Lembaga Lain Bagian dari
Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah;
5. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah No. 6 Tahun 2010
tentang Penanaman Modal;
6. Peraturan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor 8 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Sulawesi Tengah (Berita Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun 2010 Nomor 86);
7. Peraturan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor 11 Tahun 2010
tentang Pendelegasian Kewenangan Gubernur untuk
Penandatanganan Perizinan dan Non Perizinan Kepada kepala
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Daerah (KP2TD) Provinsi
Sulawesi Tengah;

2) Rencana Investasi
1. Kabupaten Parigi Moutong;
Untuk pengembangan Indutri karaginan, infrastruktur/sarana
pendukung yang sudah ada adalah Cluster rumput laut dengan
luas areal 5 Ha, Investasi (1 M) Yaitu berupa bangunan depo
rumput laut kapasitas 1.000 Ton, lantai jemur (20 x 20 M, 2 unit),
alat pres rumput laut, fasilitas air bersih dan jaringan listrik
sementara yang belum ada adalah gedung dan pabrik pengolahan
rumput laut berupa chips, karaginan chips dan industri hasil
sampingan dengan perkiraan kebutuhan investasi sebesar Rp. 100
Milyar untuk periode 2011-2014 dengan penanggung jawab
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan
Swasta.

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 28


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

2. Kabupaten Morowali;
Untuk pengembangan Industri karaginan, pengembangan industri
pengolahan ikan dan pengembangan kawasan budidaya rumput
laut, infrastruktur/sarana pendukung yang sudah ada adalah
sentra budidaya Cottonii dan Glacillaria Tahun 2010 dan
pembebasan lahan cluster 5 Ha Tahun 2011, pembangunan dan
pengembangan PPI Tandaoleo serta pembangunan dan
pengembangan sentra pengolahan ikan demersal skala eksport
Tahun 2012 dan yang belum ada adalah gedung depo rumput laut,
pabrik pengolahan rumput laut (Chips Rumput Laut), terbangunnya
industri olahan ikan demersal, penyediaan kebun bibit dan bibit
generatif serta penyediaan tambak rumput laut dengan perkiraan
kebutuhan investasi adalah sebesar Rp. 357,5 Milyar untuk periode
2011-2014 dengan penanggung jawab Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, pemerintah Kabupaten dan Swasta.

3. Kabupaten Banggai;
Untuk pengembangan industri karaginan dan pengembangan
industri pengolahan ikan, infrastruktur/sarana pendukung yang
sudah ada adalah sentra budidaya rumput laut Cottonii, fasilitas
oleh swasta (PT. Bresindo), PPI Pagimana, sentra pengolahan ikan
roa dan sentra pengolahan ikan demersal skala ekspor sementara
yang belum ada adalah gedung dan pabrik pengolahan rumput laut
berupa chips, karaginan dan industri hasil dan industri olahan ikan
demersal dimana perkiraan kebutuhan investasi adalah sebesar Rp.
250 Milyar untuk periode 2011-2014 dengan penanggung jawab
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, pemerintah Kabupaten dan
Swasta.

4. Kabupaten Tojo Una-Una;


Untuk pengembangan industri karaginan, infrastruktur/sarana
pendukung yang sudah ada adalah gedung depo rumput laut, lantai
jemur dan sarana air, yang belum ada adalah pembangunan
gedung dan pabrik pengolahan rumput laut berupa chips,
karaginan dan industri hasil sampingan dimana perkiraan
kebutuhan investasi adalah sebesar Rp. 100 Milyar untuk periode
2011-2014 dengan penanggung jawab Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, pemerintah Kabupaten serta Swasta.

5. Kabupaten Toli-Toli;
Untuk pengembangan pengolahan ikan, infrastruktur/sarana
pendukung yang sudah ada adalah studi kelayakan (FS) tahun
2010, detail design PPI Ogotua tahun 2011, Pembebasan lahan
tahun 2010-2011, UKL/UPL tahun 2011, dan air bersih tahun 2012
dan rencana proyek adalah pembangunan PPI Ogotua beserta
sarana dan prasarananya, pembangunan landing space tuna dan
pembangunan sentra pengolahan ikan Tuna- Cakalang modern dan
pemanfaatan limbah olahan dimana perkiraan kebutuhan investasi

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 29


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

adalah sebesar Rp. 100 Milyar untuk periode 2011-2014 dengan


penanggung jawab Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi,
pemerintah Kabupaten dan Swasta.

6. Kabupaten Donggala;
Pengembangan PPI Donggala dan Industri Pengolahan Ikan,
infrastruktur/sarana pendukung yang sudah ada adalah PPI
Donggala termasuk trestel dan dermaga, pabrik es kapasitas 5 Ton,
perbengkelan, kedai pesisir, mess nelayan, sarana perkantoran,
jaringan listrik, jaringan jalan dan air bersih sementara proyek yang
akan dilakukan adalah pengembangan PPI Donggala, pembangunan
landing space tuna, pembangunan tempat pertemuan nelayan,
pembangunan pengamanan talud sebelah utara dan pembangunan
sentra pengolahan ikan Tuna- Cakalang modern, dimana perkiraan
kebutuhan investasi adalah sebesar Rp. 100 Milyar untuk periode
2011-2014 dengan penanggung jawab Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, pemerintah Kabupaten serta Swasta.

7. Kabupaten Poso;
Untuk Pengembangan Industri Budidaya dan Pengolahan Sidat,
infrastruktur/sarana pendukung yang sudah ada adalah sarana
prasarana pembesaran (Skala Rakyat) namun belum memadai
untuk industri dan yang belum ada adalah sarana prasarana
budidaya dan sarana prasarana pengolahan ikan dimana perkiraan
kebutuhan investasi adalah sebesar Rp. 30 Milyar untuk periode
2011-2014 dengan penanggung jawab Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, pemerintah Kabupaten dan Swasta.

8. Kota Palu;
Untuk Pengembangan PPI dan Industri Pengolahan Ikan,
infrastruktur/sarana pendukung yang sudah ada adalah lokasi
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seluas 100 Ha dan Total areal
yang direncanakan sekitar 1.500 Ha (700 ha Kawasan Industri; 500
ha Kawasan Perumahan,100 ha Education Park & Research Center,
50 ha Sport, Golf & Country Club, 50 ha Pergudangan, 15 ha IKM
Centre, 5 ha Palu Botanical Garden) dan yang belum ada adalah
pabrikasi untuk industri ikan demersal dan karaginan/agar dimana
perkiraan kebutuhan investasi adalah sebesar Rp. 75 Milyar untuk
periode 2011-2014 dengan penanggung jawab Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, pemerintah Kabupaten serta Swasta.

9. Kabupaten Banggai Kepulauan;


Untuk pengembangan Industri Karaginan, belum ada
infrastruktur/sarana pendukung dimana Banggai Kepulauan
merupakan penghasil rumput laut terbesar Sulawesi Tengah dan
proyek pembangunan adalah gedung pengolahan rumput laut
(Chips Rumput Laut) serta pembangunan depo pergudangan,

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 30


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

dimana perkiraan kebutuhan investasi adalah sebesar Rp. 100


Milyar untuk periode 2011-2014 dengan penanggung jawab
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, pemerintah Kabupaten dan
Swasta.

10. Kabupaten Sigi


Pengembangan Industri Budidaya dan Pengolahan Ikan Air Tawar,
infrastruktur/sarana pendukung yang sudah ada adalah sarana
prasarana pembesaran (Skala Rakyat) dan yang belum ada adalah
sarana prasarana budidaya dan sarana prasarana Pengolahan ikan
dimana perkiraan kebutuhan investasi adalah sebesar Rp. 30
Milyar untuk periode 2011-2014 dengan penanggung jawab
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, pemerintah Kabupaten dan
Swasta

11. Kabupaten Buol


Untuk Pengembangan dan Pengolahan Industri Tuna Rakyat,
infrastruktur/sarana pendukung yang sudah ada adalah Bagian
dari pengembangan Outer Ring Fishing Port Kab. ToliToli dan yang
belum ada adalah industri pengolahan ikan Tuna, dimana
perkiraan kebutuhan investasi adalah sebesar Rp. 30 Milyar untuk
periode 2011-2014 dengan penanggung jawab Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, pemerintah Kabupaten dan Swasta.

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 31


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

Tabel 9. Gambaran Rencana Investasi


Kabupaten/K Teknologi Pengembangan Rencana
No
ota Sudah Ada Belum Ada Pengembangan
1 Toli-toli Studi Kelayakan (FS) Tahun 2010, Pembangunan PPI Ogotua Pengembangan
detail design PPI Ogotua Tahun beserta sarana prasarana, pengolahan ikan
2011, pembebasan lahan Tahun landing scape tuna dan
2010-2011, UKL/UPL Tahun 2011 sentra pengolahan ikan
dan air bersih Tahun 2012 tuna-cakalang modern dan
pemanfaatan limbah
olahan

2 Parigi MoutongCluster rumput laut 5 Ha, Depo Gedung dan pabrik Pengembangan
rumput laut kapasitas 1000 Ton, pengolahan rumput laut industri karaginan
Lantai Jemur 2 unit (20x20 M), berupa Chips, karaginan
alat pres rumput laut, fasilitas air chips dan industri hasil
bersih dan jaringan listrik sampingan

3 Poso Sarana prasarana pembesaran Sarana prasarana budidaya Industri budidaya dan
(skala rakyat) dan sarana prasarana pengolahan sidat
pengolahan ikan

4 Tojo Una Una Gedung depo rumput laut, lantai Gedung dan pabrik Pengembangan
jemur dan sarana air pengolahan rumput laut industri karaginan
berupa Chips, karaginan
chips dan industri hasil
sampingan

5 Banggai Sentra budidaya rumput laut Gedung dan pabrik Pengembangan


Cottonii, fasilitas oleh swasta (PT. pengolahan rumput laut industri karaginan dan
Bresindo), PPI Pagimana dan berupa Chips, karaginan pengembangan
sentra pengolahan ikan roa, ikan chips dan industri hasil industri pengolahan
demersal skala ekspor serta industri olahan ikan ikan
demersal

6 Palu Lokasi KEK 100 Ha, 700 Ha Pabrikasi untuk industri Pengembangan PPI
kawasan industri,500 Ha kawasan ikan demersal dan dan industri
perumahan, 100 Ha education karaginan/agar pengolahan ikan
park dan research center, 50 Ha
sport, golf & country club, 50 Ha
pergudangan, 15 Ha IKM centre
dan 5 Ha botanical garden

7 Donggala PPI Donggala termasuk trestel dan Pengembangan PPI Pengembangan PPI
dermaga, pabrik es kapasitas 5 Dongala, pembangunan Donggala dan industri
ton, perbengkelan, kedai pesisir, landing scape tuna, tempat pengolahan ikan
mess nelayan, sarana pertemuan nelayan,
perkantoran, jaringan listrik, pengamanan talud sebelah
jaringan jalan dan air bersih utara dan sentra
pengolahan ikan tuna-
cakalang modern

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 32


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

Kabupaten/Ko Teknologi Pengembangan


No
ta Sudah Ada Belum Ada Rencana Pengembangan
8 Morowali Sentra budidaya Cottonii dan Gedung depo rumput laut, Pengembangan industri karaginan
Glacillaria, pembebasan lahan pabrik pengolahan rumput dan pengembangan kawasan
cluster 5 Ha laut, industri olahan ikan budidaya rumput laut
demersal dan penyediaan
kebun bibit dan bibit generatif
serta tambak rumput laut

9 Banggai - Gedung pengolahan rumput Pengembangan industri karaginan


Kepulauan laut, depo pergudangan

10 Buol Outer ring fishing port Industri pengolahan ikan tuna Pengembangan dan pengolahan
industri tuna rakyat

11 Sigi Sarana prasarana pembesaran Sarana prasarana budidaya Pengembangan industri budidaya
(skala rakyat) dan sarana prasarana dan pengolahan ikan air tawar
pengolahan ikan

4.3.4. Dukungan Lintas Sektor

Pencapaian sasaran pembangunan kelautan dan perikanan di Provinsi


Sulawesi Tengah sangat memerlukan dukungan instansi terkait serta
peran serta masyarakat luas. Adapun beberapa bentuk dukungan kegiatan
yang diperlukan dari instansi lain sebagaimana berikut:

Tabel 10. Gambaran Teknologi Pengembangan

No. Bidang Kegiatan


1. SDM dan IPTEK  Pendidikan Formal – Non formal
 Pemberdayaan perempuan
 Pendampingan dan penyuluhan teknis -
manajerial
 IPTEK produksi dan pengolahan hasil
Kelautan dan Perikanan
 IPTEK pengendalian, pemulihan dan
konservasi sumberdaya kelautan dan
perikanan
 IPTEK energi baru terbarukan Kelautan dan
Perikanan

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 33


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

2. Infrastruktur dan  Kelistrikan pada sentra-sentra produksi dan


Sarana - Prasarana pulau-pulau kecil
 Jalan produksi pada sentra-sentra produksi
dan pulau-pulau kecil
 Moda transportasi pada sentra-sentra
produksi dan pulau-pulau kecil
 Air bersih pada sentra-sentra produksi dan
pulau-pulau kecil
 Jaringan irigasi tambak/kolam pada sentra-
sentra produksi
 Pengolahan, perdagangan dan perindustrian
 UKM dan perkoperasian
 Perumahan dan pendukungnya
 Transmigrasi, ketenagakerjaan dan
pendidikan keahlian
 Kesehatan dan kerohanian
 Lembaga perbankan dan pembiayaan
 Pelabuhan, pelabuhan perikanan dan sarana
pendukungnya
 Navigasi, kemaritiman dan kesyahbandaran
 Lalu lintas dan angkutan danau/laut
 Industri perkapalan dan logistik
 Industri pariwisata bahari
 Jasa kelautan lain
3. Pertahanan dan  Keamanan teritorial dan Zona Ekonomi
Keamanan Eksklusif Indonesia (ZEEI)
 Keamanan laut, pantai dan perairan umum
lain
 Keamanan pada sentra-sentra produksi dan
pulau-pulau kecil
4. Tata Ruang, Data dan  Data dan informasi keoceanografian
Informasi  Data dan informasi energi dan sumber daya
mineral kelautan dan perikanan
 Data dan informasi spasial terkait tata ruang
 Data dan informasi sosial, ekonomi dan
kependudukan terkait masyarakat kelautan
dan perikanan
 Data dan informasi meteorologi dan geofisika
 Data lain terkait perencanaan dan
pengembangan kelautan dan perikanan
5. Pelestarian Lingkungan,  Upaya pengendalian, pemulihan dan
Mitigasi dan konservasi ekosistem pesisir dan laut
Penanganan Bencana  Upaya pengendalian, pemulihan dan
konservasi sumberdaya ikan
 Upaya mitigasi dan penanganan bencana
 Regulasi terkait pelestarian lingkungan dan
penanganan bencana

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 34


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

Bab V
Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja,
Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif

Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi


Sulawesi Tengah bertujuan untuk peningkatan kapasitas sumber daya
manusia, peningkatan kontribusi bidang Kelautan dan Perikanan terhadap
pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja dan pengurangan angka
kemiskinan, peningkatan hasil produksi dan jumlah pelaku usaha di
bidang kelautan dan perikanan serta pemenuhan gizi untuk mencerdaskan
masyarakat, dan peningkatan kualitas sumber daya alam memfokuskan
arah perencanaan program dan kegiatan Dinas Kelautan dan Perikanan
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan
dokumen perencanaan lainnya agar terjadi sinergi dan sinkronisasi
program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan daerah dalam rangka
mewujudkan visi dan misi daerah.

5.1. Rencana Program dan Kegiatan

5.1.1 Program pelayanan administras perkantoran

Kegiatan: Penyediaan administrasi perkantoran, penyediaan jasa


perkantoran, rapat kerja koordinasi dan konsultasi ke dalam/luar
negeri

5.1.2 Program peningkatan sarana dan prasarana kerja aparatur

Kegiatan: Pemeliharaan sarana dan prasarana kerja aparatur


Pengadaan sarana dan prasarana kerja aparatur

5.1.3 Program peningkatan disiplin aparatur

Kegiatan: Pengadaan pakaian dinas dan kelengkapannya

5.1.4 Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur

Kegiatan: Sosialisasi dan bimbingan teknis

5.1.5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian


kinerja dan keuangan

Kegiatan: Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi


kinerja dan keuangan

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 35


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016
5.1.6 Program peningkatan kualitas perencanaan

Kegiatan: Pelaksanaan RAKOR, konsultasi, rapat kerja penyusunan


perencanaan SKPD

5.1.7 Program pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan

Kegiatan: Pendidikan kelautan dan perikanan

Dengan adanya beberapa UPTD, terutama di bidang perikanan


budidaya, telah tersedia infrastruktur yang dapat digunakan dalam rangka
pengembangan IPTEK dan SDM maupun sebagai sarana dasar riset. Selain
itu, adanya program berkaitan dengan institusi-institusi pendidikan
(pengembangan SMK Perikanan Terpaudu, Pengembangan STPL-Palu,
kemitraan melalui Konsorsium Mitra Bahari), memberi peluang untik
mengembangkan berbagai aktivitas riset serta pengembangan IPTEK dan
SDM. Strategi pengembangan periode 2011-2016 sebagai berikut:
1. Memanfaatkan infrastruktur dan SDM yang berada di UPTD-UPTD
teknis (terutama BBI serta laboratorium perikanan) untuk
mengembangkan IPTEK yang relevan berkaitan dengan program
secara keseluruhan, terutama dari aspek perikanan budiya dan
pengendalian (mitigasi) pencemaran
2. Meningkatkan kemampuan dengan pengadaan sarana dan
prasarana (alat dan bahan) yang dibutuhkan sesuai kebutuhan
tahunan
3. Peningkatan SDM aparatur dan pelaku usaha termasuk didalamnya
nelayan, pembudidaya, pengolah dan pemasar ikan melalui tugas
magang, pelatihan internal maupun eksternal termasuk melalui
kerja-sama dengan lembaga-lembaga pendidikan agar dapat
menerapkan IPTEK yang ramah lingkungan
4. Peningkatan kerja-sama dengan lembaga-lembaga pendidikan dan
riset untuk melaksanakan atau memfasilitasi riset yang akan
berguna bagi pengembangan perikanan dan kelautan di Sulawesi
Tengah, antar lain riset yang berfokus pada komoditas unggulan dan
lokal (termasuk spesies endemik), kegiatan survey/monitoring dan
inventarisasi potensi, riset terhadap masalah-maslah yang dihadapi
(termasuk berkaitan dengan mitigasi bencana, pencemaran dan
perubahan iklim), dan lain sebagainya. Kerja-sama tersebut dapat
dalam bentuk dukungan/sharing finansil, sarana dan prasarana,
sumberdaya manusia dan lainnya.
Implementasi dapat dilaksanakan berdasarkan program tahunan yang
disusun secara internal dan bersama stakeholders lain untuk mendukung
aktivitas pada program-program pokok, pembangunan dan strategis. Selain
itu, program dapat diperkaya dengan aktivitas yang dilaksanakan secara
ad-hoc sesuai peluang-peluang yang ada misalnya pengembangan IPTEK
untuk menjawab masalah-masalah yang dihadapi dalam perbenihan
komoditas unggulan, partisipasi dalam pelatihan-pelatihan yang
diselenggarakan oleh berbagai instansi, fasilitasi terhadap penelitian-

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 36


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016
penelitian yang dilaksanakan dalam rangka penyusunan Skripsi atau Tesis
pada perguruan tinggi, dan lain sebagainya.

5.1.8 Program peningkatan produksi perikanan budidaya

Tujuan program adalah meningkatnya produksi perikanan budidaya,


dengan sasaran program peningkatan produksi perikanan budidaya bak
volume dan nilai. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan
yang akan dilaksanakan adalah :
1. Pengembangan sistem produksi pembudidaya ikan
2. Pengembangan sistem perbenihan ikan
3. Pengembangan sistem kesehatan ikan dan lingkungan pembudidayaan
ikan
4. Pengembangan sistem usaha pembudidayaan ikan
5. Pengembangan sistem prasarana dan sarana pembudidayaan ikan
6. Peningkatan dukungan manajemen dan pelaksana tugas teknis lainnya
perikanan budidaya

Berdasarkan potensi daerah, pengembangan perikanan budidaya di


Provinsi Sulawesi Tengah dilakukan melalui:

1) Pengembangan Komoditas Budidaya Laut


Pengembangan komoditas budidaya laut diarahkan pada
pengembangan Rumput Laut. Komoditas ini merupakan salah satu
komoditas unggulan pada kegiatan revitalisasi perikanan yang mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat. Budidaya rumput laut
tidak memerlukan teknologi yang tinggi, investasi relative rendah,
menyerap tenaga kerja yang cukup banyak serta menghasilkan
keuntungan yang relatif besar. Pengembangan usaha tersebut
diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran (pro job),
meningkatkan pendapatan masyarakat (pro growth) serta dapat
menekan angka kemiskinan (pro poor). Potensi areal pengembangan
budidaya rumput laut sebesar 106.468 Ha, sedang potensi lahan
tambak udang dan rumput laut jenis Gracilaria sp sebesar 42.095 Ha.
Produksi secara umum didominasi oleh Kabupaten Banggai
Kepulauan dan Kabupaten Morowali. Spesies dominan yang
dibudidayakan adalah Eucheuma cottonii dan E. spinosum, sedangkan
Gracilaria verrucosa sedang coba dikembangkan.

Pengembangan Budidaya Rumput Laut di Sulawesi Tengah:


a) Subsistem Hulu: (1) Kerjasama dengan lembaga-lembaga penelitian
serta lembaga pengabdian masyarakat milik perguruan tinggi untuk
pengembangan bibit unggul; (2) Penunjukan lembaga resmi yang
bertanggung jawab dalam penyediaan dan distribusi bibit unggul;
(3) Penyediaan fasilitas pengembangan kebun bibit untuk dalam
rangka penanganan mutu dan penyediaan bibit secara kontinyu; (4)
Pengawasan oleh lembaga teknis yang berwenang terhadap
kesehatan, proses produksi dan dan distribusi bibit rumput laut.

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 37


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016
b) Subsistem Produksi: (1) Melakukan identifikasi dan analisis
kesesuaian lahan agar pemilihan lokasi budidaya sesuai dengan
daya dukung lingkungan, meliputi fasilitasi masterplan cluster
rumput laut; (2) Melakukan penataan ruang dan penetapan wilayah
pengembangan produksi rumput laut yang diintegrasikan dengan
kepentingan pengembangan komoditas lain dan sektor terkait lain;
(3) Penetapan kawasan budidaya yang didukung oleh aturan yuridis
formal agar memberikan kepastian hukum yang jelas bagi pelaku
usaha di bidang rumput laut; (4) Peningkatan SDM Pembudidaya,
mulai proses produksi hingga teknik panen dan pascapanen; (5)
Peningkatan kegiatan penyuluhan dan pembinaan pada tiap-tiap
kawasan yang dilakukan secara periodik dan terstruktur; (6)
Pengaturan pola tanam rumput laut pada tiap kawasan
berdasarkan pendekatan iklim dan orientasi pasar.
c) Subsistem Hilir: (1) Peningkatan kualitas melalui penanganan mutu
rumput laut mulai sejak panen sampai ke lokasi pabrikasi; (2)
Diversifikasi olahan, baik secara vertikal maupun horisontal; (3)
Melakukan pengawasan dalam standarisasi dan diversifikasi bahan
olahan; baik ditingkat UMKM maupun pabrikasi; (4) Pengembangan
pemasaran melalui peningkatan fasilitas dan promosi produk; (5)
Perluasan segmen pasar dan pengembangan pola distribusi
d) Subsistem Pembiayaan: (1) Meningkatkan kerjasama dengan
perusahaan pembiayaan, investor dan sektor perbankan untuk
mendapatkan fasilitas kredit murah bagi pembudidaya rumput laut;
(2) Peningkatan pemberdayaan masyarakat dan UMKM melalui
pemberian fasilitas kredit murah bagi usaha budidaya dan
pengolahan; (3) Pemberian insentif kepada para debitur kredit
murah yang berprestasi, tertib administrasi dan tepat waktu dalam
penyelesaian kredit; (4) Peningkatan stimulasi pengembangan
usaha budidaya rumput laut melalui pemberian bantuan bibit
unggul; (5) Peningkatan upaya percepatan pengembangan usaha
budidaya rumput laut melalui pengadaan unit percontohan
(demplot), kebun bibit dan upaya-upaya pembinaan.
e) Subsistem Kelembagaan: (1) Peningkatan peran kelembagaan
melalui pembentukan asosiasi atau kelompok pada semua
tingkatan stakeholders yang bergerak di bidang budidaya rumput
laut; (2) Peningkatan kemampuan mendapatkan akses informasi
terhadap inovasi, teknologi, permodalan, pemasaran dan
pengembangan kelembagaan; melalui kerjasama dengan instansi
terkait; (3) Menciptakan situasi kondusif serta melakukan fasilitasi
agar komunikasi antar lembaga dapat dilakukan secara terstruktur
dan terorganisasi secara baik; (4) Melakukan kerjasama dengan
media massa serta media publikasi ilmiah yang berhubungan
dengan komoditas; (5) Penyediaan akses informasi yang
menyangkut inovasi, teknologi, permodalan, pemasaran dan
pengembangan kelembagaan dapat sampai ke pelosok desa;

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 38


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

2) Pengembangan Budidaya Tambak


Pengembangan budidaya tambak di arahkan pada komoditas Udang
(Penaeus monodon), (Litopenaeus vannamei) dan Bandeng (Chanos
chanos). Khusus untuk tambak rakyat, di arahkan untuk diversifikasi
komoditas polikultur udang windu, bandeng dan rumput laut
Gracilaria sp.

Provinsi Sulawesi Tengah memiliki areal pertambakan seluas 9.380 Ha


dari total potensi sebesar 42.095 Ha. Hingga tahun 2006, tambak
yang terolah telah mencapai 9.380 Ha atau 22,28% dari potensi yang
ada. Luasan tersebut didominasi oleh tambak ekstensif (tradisional)
yang tersebar di 9 Kabupaten, sedangkan tambak semi intensif dan
intensif berada di Kabupaten Banggai dengan luasan kurang lebih
10% dari luasan tambak yang diolah. Komoditas yang paling banyak
dibudidayakan oleh pembudidaya ekstensif adalah udang windu.
Hingga tahun 2008, tercatat hasil produksi dari Sulawesi Tengah
mencapai 5.390 ton, terdiri dari windu 3.676,3 ton dan vaname
1.713,7 ton. Produksi udang windu tersebut didominasi oleh
Kabupaten Toli-Toli, Parigi Moutong, Banggai, Donggala dan Morowali.
Total produksi rata-rata tiap musim tanam tambak ekstensif berkisar
100 kg/ha.

Komoditas udang vaname baru beberapa tahun tahun terakhir


dikembangkan. Komoditas tersebut dikembangkan oleh beberapa
perusahaan tambak intensif di Kabupaten Banggai. Perusahan
tersebut umumnya adalah perusahaan dari hulu ke hilir, menangani
perbenihan, budidaya, pengolahan hingga ekspor ke luar negeri.Total
produksi rata-rata tambak udang vaname tiap siklus dapat mencapai
20 – 30 ton/ha. Hasil produksi udang vaname tahun 2008 berkisar
1.713,7 ton yang di ekspor dalam bentuk frozen ke Perancis, Korea,
USA, Jepang dan Belgia.

Prioritas dalam pengembangan budidaya udang terutama akan


didorong pada Kabupaten Parigi Moutong, Donggala, Banggai,
Morowali, Tolitoli; Buol, Tojo Una-Una dan Poso. Komoditas udang
dapat dilakukan berdiri sendiri (monokultur) atau dikombinasi dengan
bandeng dan atau Rumput Laut Gracilaria sp. Strategi pengembangan
sebagai berikut:
1. Pembangunan sistem dan usaha aquabiz berorientasi pada market
driven (kekuatan pasar);
2. Pengembangan on dan off farm adalah melalui pemberdayaan
masyarakat berdasarkan Analisis Kesesuaian Lahan (Land Use) dan
kondisi ekonomi, sosial-budaya masyarakat;
3. Pengembangan sarana-prasarana publik yang berwawasan
lingkungan;
4. Reformasi regulasi yang menuju terciptanya iklim kondusif bagi
pengembangan usaha

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 39


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

Arah Pengembangan dari budidaya ini adalah :

1. Pemberdayaan masyarakat termasuk peningkatan kualitas SDM


dan stakeholder, sehingga mampu memanfaatkan potensi dan
peluang ekonomi;
2. Pemanfaatan sumberdaya alam secara efisien dan ekonomis,
sehingga tidak ada limbah yang terbuang;
3. Menguatkan sistem dan usaha aquabis yang saling mendukung dan
menguatkan (industri kecil, pengolahan dan jasa);
4. Menjamin tersedianya sarana produksi dan permodalan (jumlah,
kualitas, jenis, waktu, harga, lokasi);
5. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana-prasarana
on dan off farm;
6. Pengembangan kelembagaan (pembudidaya, keuangan,
pendampingan), pembinaan generasi muda dan kaji terap teknologi
tepat guna

3) Pengembangan Budidaya Kolam


Pengembangan Budidaya Kolam diarahkan pada komoditas ikan air
tawar meliputi Ikan Mas (Cyprinus carpio); Nila (Oreochromis niloticus)
dan Lele (Clarias gariepenus).

Sulawesi Tengah memiliki beberapa buah danau air tawar yang cukup
besar seperti Danau Poso (32.150 Ha), Danau Lindu (3.453 Ha);
Danau Rano (150 Ha); Danau Tiu (525 Ha), Danau Talaga (750 Ha)
dan Danau Wanga (138 Ha). Selain itu, masih terdapat potensi kolam
air tawar sebesar 11.740 Ha serta rawa dan sungai 1.639.605 Ha.
Danau, rawa dan sungai yang ada di Sulawesi Tengah secara umum
dihuni oleh biota air tawar antara lain : Sidat jenis Anguilla marmorata
dan Anguilla celebensis, Mujair (Tilapia mosambica), Tawes (Puntius
javanicus), Lele (Clarias batrachus), Nila (Tilapia nilotica), Nilem, Mas
(Cyprinus carpio), Gabus (Channa stiatus), Betok (Anabas teshuieus),
Sepat (Tricogaster trichopterus), Julung-julung (Nomorhamphus
celebencius), Bungu (Wiberogo amadi), Ikan Padi (Oryzias nigrimas)
dan beberapa jenis krustacea, reptil dan moluska. Keragaman jenis
biota yang hidup secara alami di danau, rawa dan sungai merupakan
indikator bahwa perairan umum ini dapat dimanfaatkan untuk usaha
perikanan budidaya dan perikanan tangkap.

Meskipun angka konsumsi ikan Provinsi Sulawesi Tengah berkisar


34,77 kg/kapita /tahun, namun dirasakan masih ada ketimpangan
dalam hal konsumsi ikan antara masyarakat pesisir dengan dataran
tinggi. Konsumsi ikan terutama pada masyarakat yang hidup di
sekitar dataran tinggi relative masih rendah. Sementara itu, suplai
ikan laut ke arah dataran tinggi juga sangat kecil, selain karena daya
beli masyarakat yang masih terbatas.

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 40


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016
Upaya yang perlu dilakukan adalah melakukan budidaya ikan air
tawar dengan memanfaatkan potensi perairan yang ada. Hampir
semua kabupaten/kota memiliki potensi budidaya air tawar, bahkan
Kabupaten Poso dan Sigi memiliki potensi air tawar yang cukup besar.
Strategi utama yang perlu diperhatikan adalah mendorong agar harga
ikan setidaknya sama harga ayam potong. Saat ini, harga ikan laut
per kilogramnya masih lebih tinggi dari ayam potong yang hanya
berkisar 20 ribu/kg.

Pengembangan ikan air tawar harus dilakukan secara massal, agar


harga jual dapat ditekan pada kisaran 12.000 – 15.000/kg. Jika
demikian, maka masyarakat akan mempunyai lebih banyak pilihan
dalam pemenuhan gizi keluarga. Percepatan budidaya ikan air tawar
harus dilakukan melalui promosi, mengingat masyarakat pesisir yang
jumlahnya lebih dominan dapat mulai mengkonsumsi ikan tawar.
Peningkatan produksi perikanan budidaya dilakukan melalui
pendekatan: (1) intensifikasi, melalui penggunaan teknologi, serta (2)
ekstensifikasi, dengan cara memperluas dan atau menambah unit
usaha budidaya.

Tabel 11. Produksi ikan air tawar dari kolam dan perairan umum di
Sulawesi Tengah
Produksi (Ton)
No. Jenis Ikan Air Tawar
2007 2008 2009
1. Mas 1.069,67 1.078,7 1.793,41
2. Nila 554,1 556,8 1.793,41
3. Lele 5,9 6,7 17,95
Total 1.629,67 1.642,2 3.608,26

Adapun strategi pengembangannya adalah :


a. Pemilihan species ikan yang akan dibudidayakan (kultivan)
b. Penggunaan induk/benih unggul
c. Penyediaan sarana dan prasarana budidaya yang memadai
d. Pemberdayaan Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN)
e. Meningkatkan daya saing, melalui efisiensi biaya produksi
f. Pengendalian hama penyakit ikan
g. Bantuan permodalan, termasuk pada wirausahawan pemula
h. Penyediaan paket-paket produksi
i. Promosi budidaya ikan air tawar

Implementasi Programnya adalah :


a. Pengembangan perbenihan ikan; melalui penyediaan benih unggul kelas
sebar oleh BBI/BBIS serta pembinaan terhadap Unit Pembenihan
Rakyat (UPR);
b. Peningkatan produksi ikan, melalui kegiatan:
1. Ekstensifikasi dan penciptaan kawasan minapolitan
2. Fokus pada komoditas Ikan Mas (Cyprinus carpio), Nila (Oreochromis
niloticus), baik Gesit, BEST maupun Nirwana; serta Lele (Clarias
gariepenus) dengan asumsi:

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 41


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016
- Permintaan pasar yang cenderung meningkat terutama domestik
- Dapat dikembangkan di perairan Umum seperti danau, waduk,
rawa, dan sungai
- Teknologi perbenihan dan pembesaran sederhana, sehingga mudah
diterapkan Pokdakan
- Pemanfaatan serta lahan- lahan marjinal seperti tanah gambut,
serta tambak kritis yang memerlukan alih komoditas
- Merupakan kegiatan usaha terutama skala kecil yang
menguntungkan.
c. Penggunaan teknologi inovatif untuk peningkatan produksi, baik pada
perbenihan maupun pembesaran, disesuaikan dengan tingkatan
pengguna;
d. Pemantauan kesehatan ikan dan lingkungan, dilakukan melalui
optimalisasi fungsi Laboratorium Kesehatan ikan dan Lingkungan;
e. Pendampingan usaha pembudidayaan ikan baik yang bersifat teknis
maupun manajemen usaha, melalui kegiatan pendampingan dan
penyuluhan pada kawasan budidaya;
f. Peningkatan sarana prasarana, terutama irigasi kolam, disain
konstruksi dan tata letak baik di perbenihan maupun pembesaran;
g. Fasilitasi kapasitas kelembagaan Kelompok Pembudidaya Ikan
(POKDAKAN); terhadap akses pemasaran maupun permodalan melalui
kemitraan;
h. Sosialisasi Kegiatan Gemarikan (GEMAR MAKAN IKAN);
i. Pembinaan kolam pemancingan dan Asosiasi Pemancingan Ikan Air
Tawar.

4) Pengembangan Budidaya Karamba


Pengembangan Budidaya Karamba diarahkan pada pengembangan
budidaya ikan laut ekonomis penting seperti Kerapu Macan
(Ephinephelus fuscoguttatus) dan Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis).

Kerapu merupakan jenis ikan demersal yang hidup di daerah perairan


karang, diantara celah-celah karang atau di dalam gua di dasar
perairan. Ikan ini termasuk karnivor yang tergolong tidak aktif dan
bersifat penyergap. Kerapu relatif mudah dibudidayakan karena
mempunyai daya adaptasi yang cukup tinggi. Kerapu juga mempunyai
nilai ekonomis yang cukup tinggi dan potensi pasar yang baik. Pangsa
pasar ikan hidup terutama kerapu didominasi oleh negara-negara Asia
seperti Jepang, Singapura, Hongkong, Cina dan Taiwan. Umumnya,
kebutuhan akan kerapu terutama dalam keadaan hidup akan sangat
meningkat menjelang perayaan tahun baru Cina. Hingga kini,
kebutuhan pasar baik ekspor maupun konsumsi dalam negeri,
sebagian besar masih dipenuhi oleh hasil tangkapan di laut di
banding kegiatan budidaya. Kebutuhan pasar yang tinggi ini banyak
menarik minat para pengusaha untuk melakukan budidaya baik
menggunakan keramba jaring apung ataupun tambak payau.

Perairan di Sulawesi Tengah yang terdiri dari sekitar 1.142 pulau


besar dan kecil sangat potensial untuk pengembangan komoditas

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 42


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016
Kerapu. Teluk Tomini dan Kepulauan Togian yang mempunyai
karakteristik perairan dalam. Teluk Tolo mempunyai banyak gugusan
kepulauan besar dan kecil, dasar perairan berpasir serta banyak
terdapat hamparan terumbu karang. Kedua teluk tersebut adalah
daerah produsen kerapu alam dan sangat potensial sebagai daerah
pengembangan budidaya kerapu dalam KJA. Hingga saat ini, daerah
produsen kerapu di Sulawesi Tengah adalah Kabupaten Banggai,
Morowali, Donggala, Parimo dan Tojo Una – Una.

Sebagian besar hasil produksi kerapu masih berasal dari hasil


tangkapan alam. Tahun 2008, kerapu hasil tangkapan alam berkisar
3.348,2 Ton, sedangkan 2009 sebesar 4.962,6 Ton. Kegiatan
pembesaran dan budidaya kerapu mulai banyak dilakukan di
Karamba Jaring Apung (KJA), walaupun dalam skala kecil. Pelaku
pembesaran kerapu tersebut adalah nelayan tradisional, sedangkan
benih dengan ukuran rata-rata 200 gram masih mengandalkan hasil
tangkapan alam, namun umumnya pembesaran hanya bersifat
penampungan saja. Hasil budidaya tahun 2007 sebesar 40,70 ton
sedangkan tahun 2008 sebesar 10,3 Ton.

Jenis kerapu yang diekspor dari Sulawesi Tengah dalam bentuk frozen
umumnya adalah kerapu sunu, kerapu macan dan kerapu lumpur
atau didominasi spesies Plectopormus sp dan Ephinephelus sp,
sedangkan kerapu bebek umumnya masih di ekspor dalam keadaan
hidup. Volume ekspor kerapu, kakap dan ikan laut lain dari Sulawesi
Tengah tahun 2006 sebesar 578,89 ton dengan nilai USD 4.052.195.
Negara tujuan ekspor kerapu dalam bentuk frozen adalah USA,
sedangkan dalam bentuk ikan hidup umumnya untuk mencukupi
pasar Asia.

Strategi Pengembangannya adalah :


a. Peningkatan peran Balai Benih Ikan Pantai (BBIP):
- BBIP Kampal di Kabupaten Parigi Moutong;
- BBIP Tete di Ampana Kab Tojo Una Una;
- BBIP Banggai Kepulauan
- Panti Pembenihan milik swasta di Desa Meli, Kab. Donggala;
- Panti Pembenihan milik swasta di Kab. Banggai
b. Peningkatan SDM pelaku usaha di perbenihan dan pembesaran;
c. Peningkatan akses permodalan;
d. Melakukan kerjasama antar pihak buyers dengan produsen

Implementasi Programnya :
a. Program pendampingan teknis pada pelaku pembenihan dan
budidaya, termasuk kerjasama dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Pusat sebagai institusi penghasil teknologi budidaya;
b. Segmentasi usaha, untuk mensiasati lamanya waktu budidaya;
c. Kemitraan antara pembeli dan produsen difasilitasi pemda;
d. Pengembangan usaha budidaya berbasis Co-Management melalui
kegiatan Sea Ranching.

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 43


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

5.1.9 Program pengembangan dan pengelolaan perikanan tangkap


Tujuan program adalah meningkatkan produktivitas perikanan
tangkap dengan sasaran peningkatan hasil tangkapan dalam setiap upaya
tangkap. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang
akan dilaksanakan adalah :
1. Pengelolaan sumberdaya ikan
2. Pembinaan dan pengembangan kapal perikanan, alat penangkap ikan
dan pengawakan kapal perikanan
3. Pengembangan pembangunan dan pengelolaan pelabuhan perikanan
4. Pelayanan usaha perikanan tangkap yang efisien, tertib dan
berkelanjutan
5. Pengembangan usaha penangkapan ikan dan pemberdayaan nelayan
skala kecil
6. Peningkatan dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya perikanan
tangkap
7. Dana Alokasi Khusus dan pendamping bidang kelautan dan perikanan

Sasaran revitalisasi Perikanan Tangkap, yaitu :


1. Memulihkan sumber daya ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP)
laut dan Perairan Umum Daratan (PUD)
2. Terwujudnya retsrukturisasi armada kapal perikanan yang memenuhi
standar di setiap WPP laut dan PUD.
3. Meningkatnya pembangunan dan pencapaian standar pelayanan prima
di pelabuhan perikanan dengan fasilitas penunjang produksi,
pengolahan, pemasaran, dan kesyahbandaran yang sesuai standart.
4. Terwujudnya kawasan Minapolitan perikanan tangkap dengan usaha
yang benkable serta realisasi investasi usaha perikanan tangkap.
5. Meningkatnya pelayanan prima dan ketertiban usaha perikanan
tangkap sesuai ketersediaan SDI disetiap WPP secara akuntabel dan
tepat waktu.
6. Meningkatnya pendapatan nelayan.
7. Meningkatnya produksi perikanan tangkap

Guna mewujudkan visi dan misi Pembangunan Perikanan Tangkap


tersebut, arah kebijakan yang akan ditempuh adalah melalui Revitalisasi
Perikanan Tangkap dengan strategy yang akan diterapkan adalah :
a. Pemulihan stok sumber daya ikan
b. Restrukturisasi armada kapal perikanan nasional
c. Penguatan pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan
dengan focus di lingkar luar (outer ring fishing port)
d. Pengembangan kawasan minapolitan perikanan tangkap.
e. Peningkatan pelayanan usaha perikanan tangkap yang efisien, tertib,
dan berkelanjutan dengan fokus pada penataan izin usaha
penangkapan ikan.
Usaha perikanan penangkap tuna di Sulawesi Tengah dapat
dikategorikan menjadi 2 kelompok yakni yang bersifat industri (industrial
fisheries) dan yang bersifat perikanan rakyat (artisanal fisheries).

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 44


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016
Penangkapan ikan tuna yang bersifat industri meliputi perikanan tuna long
line dan tuna pukat cincin. Perikanan rakyat menggunakan pancing ulur
(hand line), rawai tuna dan tonda dengan kapasitas < 10 GT. Hasil
tangkapan ikan tuna yang diperoleh dari perikanan industri ini umumnya
dipasarkan sebagai komoditas ekspor baik berupa ikan tuna segar (fresh
tuna), tuna beku (frozen tuna), ataupun tuna kaleng (canning tuna).
Pergerakan (migrasi) kelompok tuna di wilayah perairan Indonesia
mencakup wilayah perairan pantai, teritorial dan Zona Ekonomi Ekslusif
(ZEE) Indonesia, dipengaruhi spesies tuna dan kondisi hidro-oseanografi
perairan. Migrasi tuna di perairan Indonesia merupakan bagian dari jalur
migrasi tuna dunia, karena terletak pada lintasan perbatasan perairan
antara samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Kelompok tuna merupakan
jenis kelompok ikan pelagis besar, yang secara komersial dibagi atas
kelompok tuna besar dan tuna kecil. Tuna besar terdiri dari jenis ikan tuna
mata besar (bigeye – Thunnus obesus), madidihang (yellowfin – Thunnus
albacares), tuna albakora (albacore – Thunnus alalunga), tuna sirip biru
selatan (southern bluefin – Thunnus maccoyii), dan tuna abu-abu (longtail
tuna – Thunnus tonggol), sedangkan yang termasuk tuna kecil adalah
cakalang (skipjack – Katsuwonus pelamis).
Produksi tuna dan pelagis besar di Provinsi Sulawesi Tengah tahun
2007 adalah: (1) Tuna Big Eye = 135 Ton; Madidihang= 7,181,2 Ton; (3)
Cakalang= 11.731,4 Ton sedangkan tahun 2008 : (1) Tuna Big Eye =
1.079,3 Ton; Madidihang= 4. 628,3 Ton; (3) Cakalang= 16.039,2 Ton.
Daerah Fishing ground tuna Zona I = perairan sebelah selatan Kab.
Donggala, barat daya Tanjung Manimbaya; barat perairan Sioyong hingga
Laut Sulawesi; Utara Toli-Toli hingga Buol; Zona II = perairan sebelah
timur Ampibabo – Tinombo, Moutong, Kep. Una Una hingga Boalemo, Kab.
Banggai; Zona III = perairan Kep. Menui, perairan sebelah timur Bungku
hingga Bangkep; Selat Peleng hingga berbatasan dengan Pulau Sonit.
Tempat pendaratan (landing space) Tuna pada Zona I = meliputi Donggala,
Tambu, Sioyong, Rerang, Ogoamas, (Kab. Donggala); Ogotua dan Toli Toli
(ToliToli), Buol, Paleleh (Buol); Landing space Tuna Zona II = Paranggi,
Tomini, Tinombo dan Moutong, Parigi, Boyantongo (Kab. Parimo);
Gebangrejo (Poso), Malei, Tojo Barat dan Ampana (Kab. Touna), Pagimana,
Boalemo (Kab. Banggai); Landing space Tuna Zona III = , Luwuk, Batui,
dan Rata (Kab. Banggai); Kolonodale, Bungku, Menui Kepulauan (kab.
Morowali), Banggai dan Kep. Bokan (Kab. Banggai Kepulauan).
Produksi sentra pengolahan skala industri rakyat umumnya fresh
tuna berupa Tuna Loin, meliputi Donggala, Palu, Ogotua, Toli Toli, Buol,
Boalemo, Luwuk. Hasil tuna Loin dikirim ke industri besar (processing
plant). Industri besar Provinsi Sulawesi Tengah berada di Kota Palu (2
perusahaan) dan Luwuk (2 Perusahaan), ekspor dalam bentuk frozen. Hasil
produksi cakalang (skipjack) digunakan untuk domestik dan antar pulau,
sebagian kecil di ekspor dalam bentuk frozen.

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 45


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

Strategi Pengembangannya adalah :


a. Pemulihan sumberdaya ikan (SDI) dengan upaya restocking dan sea
ranching, melalui gerakan “One man one thousand fries”;
b. Restrukturisasi armada perikanan tangkap skala kecil (Kapal < 3 GT)
secara bertahap menjadi kapal dengan kapasitas antara 30-60 GT;
c. Pembangunan dan pengelolaan pelabuhan perikanan dalam Outer Ring
Fishing Port;
d. Pengembangan Minapolitan Perikanan Tangkap di sekitar PPI;

e. Penghapusan retribusi usaha nelayan;


f. Meningkatkan pendapatan nelayan dengan mendorong nelayan tanpa
motor untuk menjadi pembudidaya ikan, rumput laut serta pengolah
ikan;
g. Pemberhentian izin baru untuk alat penangkap ikan dan alat bantu
penangkapan ikan tertentu termasuk purse seine pelagis besar, pukat
ikan, pukat udang, gill net oceanik dan rumpon di ZEEI;
h. Peningkatan kerja sama antara pusat dan daerah dalam rangka
meminimalkan Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing

Adapun implementasi Programnya :

a. Revitalisasi Perikanan Tangkap, fokus pada:


1. Peningkatan Sarana Prasarana pada PPI/TPI;
2. Penciptaan Kawasan Minapolitan dan Industri Perikanan Tangkap
Terpadu:
- Wilayah Barat : Pelabuhan Perikanan Pantai (P3) Donggala;
- Wilayah Timur : Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pagimana;
- Wilayah Utara : Outer Fishing Port calon PPI Ogotua
3. Pembangunan dan pengembangan Outer Fishing Port calon PPI
Ogotua:
- Menjangkau WPP – 717 (Laut Sulawesi dan Laut Halmahera);
- Menjangkau pulau-pulau terluar dan daerah perbatasan;
- Kegiatan sinergi dengan pertahanan keamanan negara;
- Penanggulangan IUU (Illegal, Unregulated and unreported) fishing;
4. Penciptaan upaya kondusif bagi usaha nelayan, melalui
penghapusan restribusi daerah;
5. Peningkatan armada kapal > 30 – 60 GT untuk menjangkau ZEEI ;
6. Mendorong nelayan tanpa motor menjadi pembudidaya dan pengolah
ikan;
7. Pengembangan Program Usaha Mina Pedesaan (PUMP)
- Pengembangan sehat nelayan
- SEHAT (sertifikasi hak atas tanah nelayan)
- Kartu nelayan
- Pemberdayaan nelayan dalam rangka INKAMINA

b. Pemasaran Hasil Perikanan dan Peningkatan Daya Saing, melalui:


1. Penerapan Cold Chain System (CCS) melalui pembangunan dan
optimalisasi pabrik es beserta fasilitas pendukung;

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 46


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

2. Peningkatan promosi dan pemasaran hasil perikanan tuna dan


pelagis besar seperti Tuna Loin serta komoditas hasil laut lainnya;
3. Pembangunan sentra-sentra pengolah ikan dan produk perikanan
lain;
4. Diversifikasi dan peningkatan mutu produk olahan hasil produksi
UMKM;

c. Pengembangan Sistem Informasi dan Teknologi melalui pengembangan


Sistem Informasi berbasis satelit untuk penentuan jalur migrasi dan
fishing ground ikan;

d. Peningkatan peran pengawasan dan pengendalian sumberdaya


perikanan dalam rangka meminimalkan destructive dan IUU fishing

5.1.10 Program peningkatan daya saing produk perikanan


Tujuan program adalah meningkatnya jaminan mutu dan keamanan
hasil perikanan, nilai tambah produk perikanan, investasi, serta distribusi
dan akses pemasaran hasil perikanan, dengan sasaran peningkatan
volume dan nilai ekspor hasil perikanan serta peningkatan volume produk
olahan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang akan
dilaksanakan adalah :

1. Fasilitasi penguatan dan pengembangan pemasaran dalam negeri hasil


perikanan
2. Fasilitasi penguatan dan pengembangan pemasaran luar negeri hasil
perikanan
3. Fasilitasi pengembangan industri pengolahan hasil perikanan
4. Fasilitasi pengembangan produk hasil perikanan non konsumsi
5. Fasilitasi pembinaan dan pengembangan sistem usaha dan investasi
perikanan
6. Peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
lainnya P2HP

Arah kebijakan peningkatan daya saing produk perikanan akan dapat


dicapai melalui:
1. Fasiltasi pemasaran hasil perikanan
2. Fasilitasi Kelembagaan pemasaran
3. Pengembangan sarana dan prasarana pemasaran
4. Promosi Usaha Perikanan.

Strategi Pengembangannya adalah :


1. Pembangunan dan pengembangan pasar ikan
2. Pembinaan ketenagakerjaan pemasaran hasil perikanan
3. Membangun jaringan informasi pasar
4. Inventarisasi potensi pasar hasil perikanan
5. Peningkatan Konsumsi Ikan
6. Kontinuitas promosi usaha perikanan

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 47


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

Dengan Implementasi Program :


1. Peningkatan dan Pembinaan pasar ikan pedesaan dan perkotaan
2. Inventarisasi ketenagakerjaan pemasaran hasil perikanan
3. Pelatihan dan pembinaan sumberday manusia ketegakerjaan
pemasaran hasil perikanan
4. Enumerasi dan penyusunan peta jaringan informasi pasar
5. Publikasi informasi harga hasil-hasil perikanan
6. Mengikuti ifent promosi dalam dan luar negeri
7. Penyelenggaraan Gemarikan
8. Penyelenggaraan lomba dan kampanye produk perikanan
9. Memperkuat jalur distribusi pemasaran hasil perikanan
10. Peningkatan Ekspor Hasil Perikanan.

5.1.11 Program pengelolaan sumber daya laut, pesisir dan pulau-


pulau kecil
Tujuan program adalah mewujudkan tertatanya dan dimanfaatkannya
wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil secara lestari, dengan sasaran
peningkatan persentase pendayagunaan sumberdaya laut, pesisir dan
pulau-pulau kecil. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan
yang akan dilaksanakan adalah :
1. Pengelolaan dan pengembangan konservasi kawasan dan jenis
2. Pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengembangan usaha
3. Peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
lainnya Bidang KP3K

Arah kebijakan Pengembangan Sumberdaya Kelautan akan dilakukan


melalui:
1. Menyediakan kerangka hukum dan penata ruang yang mendukung
pengembangan pemanfaatan sumber daya kelautan, pesisir dan pulau-
pulau kecil yang efisien, berkelanjutan dan mensejahterakan rakyat,
2. Meningkatkan cakupan dan efektivitas konservasi dengan pengelolaan
dan rehabilitasi ekosistem Terumbu karang, Mangrove dan Padang
Lamun,
3. Memfasilitasi pemberdayaan ekonomi pesisir dilakukan dengan
mendorong dan memfasilitasi sarana dan prasarana wirausaha lokal.
4. Meningkatkan kesadaran seluruh lapisan masyarakat mengenai isu-isu
kunci dibidang kelautan, termasuk pentingnya kelestarian
sumberdaya kelautan dan perikanan, mitigasi dan adaptasi bencana,
dan perubahan iklim.

Strategi yang akan dilakukan mencakupi:


1. Fasilitasi penyelesaian proses perencanaan dilakukan melalui
pendekatan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil terpadu
(Integrated Coastal Management) yang diintegrasikan dalam dokumen
rencana strategis, rencana zonasi, rencana pengelolaan, rencana aksi
2. Pengembangan dan pendayagunaan Pulau-pulau kecil berbasis
masyarakat dan ekowisata

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 48


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016
3. Pemetaan dan Pengelolaan Mitigasi dan adaptasi bencana perubahan
dan pencemaran wilayah Kelautan , pesisir dan Pulau-pulau kecil
4. Pengembangan percontohan-percontohan optimalisasi dan
pendayagunaan wilayah Pesisir
5. Peningkatan, luas dan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
perairan dan jenis ikan
6. Peningkatan jumlah dan efektivitas kegiatan rehabilitasi ekosistem
terumbu karang, mangrove dan padang lamun.

Pengembangan program pemberdayaan masyarakat pesisir dan Pulau-


pulau Kecil dari aspek ekonomi, aspek lingkungan dan aspek bencana.
Kegiatan yang akan dilakukan dalam implementasi Program
Pengembangan Sumberdaya Kelautan adalah sebagai berikut:
1. Fasilitasi proses penyusunan dan penyempurnaan seluruh rangkaian
hierarki perencanaan pengelolaan wilayah Kelautan, pesisir dan pulau-
pulau kecil berbasis Integrated Coastal Zona Management (ICZM)
sesuai amanat UU No. 27 tahun 2007 melalui penyusunan D dalam
dokumen rencana strategis, rencana zonasi, rencana pengelolaan,
rencana aksi di Provinsi dan Kabupaten.
2. Fasilitasi Zonasi Rinci Minapolitan Budidaya dan Tangkap (sesuai
Keputusan Menteri KKP No. Kepmen.32 Tahun 2010) di Kabupaten
Banggai Kepulauan (Minapolitan Budidaya), Kabupaten Tojo Una-una
(Minapolitan Budidaya), Kabupaten Donggala (Minapolitan Budidaya
dan Tangkap), Kabupaten Parigi Moutong (Minapolitan Budidaya),
Kabupaten Banggai (Minapolitan)
3. Fasilitasi Kegiatan Mitigasi dan Adaptasi Bencana, Pencemaran dan
perubahan iklim melalui :
a. Identifikasi, Inventarisasi dan pemetaan daerah rawan bencana dan
pencemaran,
b. Penyusunan Rencana Strategis dan pengelolaan Mitigasi dan
Asdaptasi Bencana beserta bahan sosialisasinya,
c. Sosialisasi Mitigasi dan Adaptasi Bencana melalui media eletronika
dan media surat kabar serta pameran,
d. Melaksakan program aksi berupa Gerakan Bersih Pantai dan
Gerakan Ayo Tanam Mangrove, Fish Home dan Padang Lamun
dengan bekerjasama dengan sekolah, gerakan pramuka,palang
merah, asosiasi kesehatan dan olahraga,
e. Berpartisipasi dalam gerakan Nasional dan International misalnya
Seminar dan Workshop kebencanaan, Gerakan Blue Carbon, Coral
Traingle initiative dan lain-lain pada wilayah kawasan rawan tsunami
( Kabupaten Donggala, Tolitoli, Buol, Banggai Kepulauan), kawasan
abrasi (seluruh kabupaten/kota kecuali Kabupaten Sigi), kawasan
tanah longsor (seluruh Kabupaten/Kota), Kawasan rawan
gelombang pasang (Kabupaten Morowali, Banggai, Banggai
Kepulauan, Tojo Una-una, Poso, Parigi Moutong, Donggala, Buol,
Tolitoli dan Kota Palu).
4. Pengembangan Pengelolaan Pesisir Terpadu melalui Pengembangan
Desa Pesisir Tangguh (PDPT) dengan kegiatan terpadu pada 5 (lima)
kegiatan berupa kegiatan Bina lingkungan (perbaikan infrastruktur

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 49


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016
Desa dan kebersihan), Bina Sumberdaya Manusia (Pelatihan,
kesehatan dan Pendidikan ), Bina Usaha (Budidaya, Tangkap dan
Pengolahan serta Pemasaran Ikan, Kedai Pesisir, KUR, Minawisata),
Bina Sumberdaya (Kawasan Konservasi Perairan, Kawasan Daerah
Perlindungan Laut, Rehabilitasi Mangrove, Terumbu Karang dan
Padang Lamun), Bina Siaga Bencana ( Pelatihan Mitigasi dan Adaptasi
Bencana, Peta Evakuasi Bencana, Kesiapan sarana peringatan dini,
Alat komunikasi, sarana lainya).
5. Optimalisasi pendayagunaan Potensi Pulau-Pulau Kecil melalui
kegiatan Identifikasi dan Inventarisasi dan Pemetaan Pulau-pulau
Kecil, penyusunan masterplan dan landscape dalam pengelolaan
Ekowisata Bahari berbasis masyarakat melalui :
a. Pengelolaan dan Pengembangan Kawasan Konservasi Perairan dan
Jenis dengan kegiatan (1) Monitoring, Evaluasi dan Perawatan
kegiatan rehabilitasi terumbu karang dan mangrove, (2) Penyusunan
Data Base ekosistem Mangrove, Terumbu Karang (Fish Home) dan
Padang lamun yang akan direhabilitasi, (3) Kegiatan Rutin
Rehabilitasi Mangrove, Terumbu Karang (Fish Home) dan Padang
lamun di daerah kawasan konservasi dan rawan bencana, (4)
Meningkatkan Kerjasama International melalui Sulu Sulawesi Marine
Ecoregion(SSME),
b. Kawasan Lindung Nasional sesuai UU No. 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yaitu Taman Nasional Laut
Kepulauan Banggai dan Taman Wisata Alam Laut Kepulauan Togean
dan Batudaka (Proses usulan penyesuaian perubahan dari Taman
Nasional Laut Togean),
c. Kawasan Lindung Provinsi yaitu Taman Laut Pulau Tokobae dan
Teluk Tomori (Kabupaten Morowali), Taman Wisata Alam Laut
Tanjung Karangg dan laut Tasale (Kabupaten Donggala), Taman
Wisata Alam Laut Pulau Peleng dan Kepulauan Sago (Kabupaten
Banggai Kepulauan), Taman Wisata Alam Laut Pulau Batudoka
(Kabupaten Parigi Moutong),
d. Kawasan Konservasi Laut Daerah/Kawasan Konservasi Perairan
sesuai surat Keputusan Bupati yaitu Kawasan Konservasi Laut
Daerah/KKP Banggai Kepulauan, Kawasan Konservasi Laut
daerah/KKP Uwedikan Kabupaten Banggai, Kawasan Konservasi
Perairan Teluk Palu (Usulan).
e. Kawasan Konservasi Jenis Ikan yaitu Kawasan Konservasi Jenis
Ikan Banggai Cardinal Fish (Kabupaten Banggai dan Banggai
Kepulauan) dan Kawasan Konservasi Jenis Ikan Sidat ( Danau Poso
Kabupaten Poso dan Danau Lindu Kabupaten Sigi).
6. Pemberdayaan Masyarakat Pesisir melalui (1) Pelatihan, Magang dan
Pendampingan; (2) Gerakan Cinta bahari; (3) Kegiatan Sail Tomini 2014
dan ikut serta Kegiatan Sail lainnya; (3) Peningkatan Aksesibilitas
terhadap data, ilmu dan pemasaran Pengelolaan Sumber Daya
Perikanan dan Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau kecil melalui internet
dan pusat data/informasi; (4) Penguatan kelembagaan Mitra Bahari
dalam pendampingan kegiatan KUR, Garam Rakyat, PUM, PDPT dll); (5)
Sosialisasi peraturan dan perundangan Pengelolaan Sumberdaya

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 50


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016
Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau kecil yang berlaku secara
international (CITES), nasional dan daerah.
7. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga Nasional dan Internasional
(misalnya SUSCLAM di Teluk Tomini),
8. Pengumpulan dan Penyusunan Data Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil melalui Internet, pusat data/informasi, buku data.

5.1.12 Program pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan


Tujuan program adalah meningkatnya ketaatan dan ketertiban dalam
pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan dengan sasaran
perairan Indonesia bebas Illegal, Unreported & Unregulated (IUU) fishing
serta kegiatan yang merusak sumberdaya kelautan dan perikanan. Untuk
mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan
adalah:
1. Peningkatan operasional pemantauan sumber daya kelautan dan
perikanan dan pengembangan infrastruktur

Arah kebijakan pengembangan sistem pengawasan dan pengendalian


sumberdaya kelautan dan perikanan akan dilakukan melalui :
1. Meningkatkan kualitas pengawasan secara sistematis dan terintegrasi
agar pengelolaan SDKP berlangsung secara tertib
2. Meningkatkan apresiasi masyarakat dalam pengawasan sumberdaya
kelautan dan perikanan

3. Meningkatkan pengawasan dan operasi penegakan hukum


4. Pembinaan kelompok masyarakat pengawas

Strategi yang akan dilakukan mencakup :


1. Proses penyelesaian kasus pelanggaran yang diatur dalam UU 45
Tahun 2010 tentang perikanan dan perubahan UU nomor 31 Tahun
2004 tentang perikanan
2. Pemetaan dan rencana strategis penanggulangan daerah rawan illegal
fishing
3. Sosialisai peraturan perundang undangan bidang perikanan
4. Peningkatan sumberdaya manusia (SDM)

Kegiatan yang akan dilakukan dalam implementasi program


pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan dan perikanan di 3
(tiga) zona adalah sebagai berikut :
1. Tersedianya SARPRASWAS
- Alat komunikasi HF dan VHF
- Pos pengawasan didaerah rawan pelanggaran illegal fishing
- Speed boat
- Printer
2. Menurunnya tingkat pelanggaran dan kerusakan ekosistem laut
- Pemberdayaan POKMASWAS
- Peningkatan SDM POKMASWAS
- Sosialisasi peraturan perundang undangan di bidang perikanan
- Patroli laut bersama instansi terkait

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 51


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016
- Monitoring dan evaluasi pengawasan di kabupaten/kota
3. Meningkatnya penyelesaian pelanggaran
- Pembentukkan tim operasi terpadu
- Investigasi dilapangan
- Pemberdayaan PPNS
4. Terjalinnya koordinasi hukum antara instansi terkait
- Rapat koordinasi pengawasan dengan instansi terkait
5. Terbentuknya ja5.1
6. ringan POKMASWAS
- Pembentukkan dan penambahan POKMASWAS di kabupaten/kota
- Memberikan pembinaan secara rutin di lapangan tentang sistem dan
prosedur pengawasan SDKP
- Target jumlah POKMAS untuk Tahun 2012 – 2014 adalah 18
POKMAS

5.1.13 Program Pengembangan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu


dan Keamanan Hasil Perikanan
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :
1. Pengembangan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan
2. Pengembangan sistem manajemen karantina ikan, mutu dan
keamanan hasil perikanan

5.2. Indikator Kinerja

Yang menjadi indikator kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi


Sulawesi Tengah adalah :

1) Peningkatan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia


aparatur;
2) Peningkatan pengetahuan dan keterampilan pelaku usaha
perikanan;
3) Lulusan Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan (STPL) Palu;
4) Kontribusi PDRB perikanan terhadap PDRB Sulawesi Tengah tanpa
migas;
5) Produksi perikanan budidaya;
6) Produksi perikanan tangkap;
7) Nilai tukar nelayan/pembudidaya ikan;
8) Nilai ekspor hasil perikanan;
9) Konsumsi ikan;
10) Jumlah unit pengolahan ikan yang bersertifikat SKP (Sertifikat
Kelayakan Pengolahan);
11) Luas kawasan konservasi laut dan perairan;
12) Jumlah pulau-pulau kecil, termasuk pulau kecil terluar yang
dikelola;
13) Presentase wiayah perairan bebas illegal fishing dan kegiatan yang
merusak sumber daya kelautan dan perikanan.

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 52


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

5.3. Kelompok Sasaran

Yang menjadi kelompok sasaran dalam Sasaran program dan kegiatan


yang dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi
Sulawesi Tengah adalah pengembangan dan peningkatan sumberdaya
manusia baik di lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan daerah Provinsi
Sulawesi Tengah maupun masyarakat perikanan Sulawesi Tengah pada
umumnya.

5.4. Pendanaan Indikatif

Dana Indikatif adalah rincian dana yang dialokasikan untuk


kegiatan tahunan guna menunjang terlaksananya dan tercapainya
rencana program, kegiatan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dinas
Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah setiap tahunnya
mendapatkan dana pembiayaan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD), dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Murni yang
berupa dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (TP), Pengembangan
Usaha Mina Pedesaan (PUMP) maupun pembiayaan Dana Alokasi Khusus
(DAK).
Rencana program kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasasaran dan
pendanaan indikatif Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi
Tengah dapat dilihat pada Lampiran 1.

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 53


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

Bab VI
Indikator Kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Sulawesi Tengah yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran
RPJM

Berdasarkan PER/O9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum


Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah,
lndikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator) adalah ukuran
keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. Tujuan
penetapan indikator kinerja utama di lingkungan instansi pemerintah
adalah:
a. Memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam
menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik;
b. Memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan
sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja
dan peningkatan akuntabilitas kinerja.
IKU juga digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan
perencanaan jangka menengah; perencanaan tahunan, penyusunan
dokumen penetapan kinerja (TAPKIN), pelaporan akuntabilitas kinerja,
evaluasi kinerja instansi pemerintah; serta pemantauan dan pengendalian
kinerja (monev) pelaksanaan program dan kegiatan-kegiatan. Analisis dan
monitoring - evaluasi (monev) kinerja dilakukan dengan memperhatikan
pencapaian IKU. Hal ini dilakukan secara berkala dengan meneliti fakta-
fakta yang ada baik berupa kendala, hambatan maupun informasi lainnya.
Dasar pelaksanaan monitoring dan evaluasi mengacu pada
peraturan perundang undangan yang berlaku dan dilakukan terhadap
pelaksanaan program dan kegiatan yang mengacu pada pencapaian
sasaran. Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan mengikuti kaidah-
kaidah yang berlaku baik melalui pengambilan data primer maupun
sekunder termasuk melakukan sampling terhadap beberapa titik sample.
Selain itu, ditetapkan pula desa model yang digerakkan oleh kelautan dan
perikanan sebagai pembanding. Desa yang telah ditetapkan sebagai model
adalah: (1) Desa Ogotua Kec. Dampal Utara Kab. Toli-Toli; (2) Desa
laemanta Kec. Kasimbar Kab. Parimo; dan (3) Desa Bungintimbe Kec.
Petasia Kab. Morowali. Hasil monev dan pengukuran kinerja akan menjadi
bahan perbaikan kinerja, peningkatan akuntabilitas kinerja serta
perencanaan pada tahun berikutnya.
Berdasarkan Visi dari Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
maka untuk tahun 2011 - 2016 Indikator Kinerja Utama (IKU)
pembangunan kelautan dan perikanan yang akan dicapai sebagaimana
tersebut pada tabel berikut ini.

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 54


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

Tabel 12. Indikator Kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah yang Mengacu pada Tujuan dan
Sasaran RPJMD

Kondisi
Kinerja Pada Kondisi
awal Target Capaian Setiap Tahun Kinerja pada
No Indikator
Periode akhir periode
RPJMD RPJMD
Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Kontribusi PDRB Perikanan 5.7 5.9 6.01 6.03 6.05 6.07 6.07
terhadap PDRB Sulteng
tanpa Migas (%)
2 Produksi Perikanan
- Perikanan Tangkap (ton) 151,400.00 156,800.00 162,200.00 167,600.00 173,000.00 178,400.00 178,400.00

- Perikanan Budidaya (ton) 800,000.00 988,888.00 1,177,776.00 1,366,664.00 1,555,552.00 1,744,440.00 1,744,440.00

3 Nilai Ekspor Hasil Perikanan 6,200,000.00 8,500,000.00 8,884,793.00 9,287,006 9,707,427 10,146,880.00 10,146,880.00
(US$)

4 Konsumsi Ikan (Kg/Kap/Th) 37.21 38.77 39.27 39.76 40.27 40.78 40.78
5 Jumlah Unit Pengolahan Ikan
yang Bersertifikat SKP (Sertifikat
10 12 14 16 18 20 20
Kelayakan Pengolahan)

6 Nilai Tukar Perikanan Tangkap 100 100 101 102 103 104 104

Nilai Tukar Perikanan Budidaya 100 100 101 102 103.00 104.00 104.00

7 Luas Kawasan Konservasi Laut 149.5 164.45 180.90 198.98 218.88 240.77 240.77
dan Perairan (ha)

8 Jumlah Pulau-pulau Kecil, termasuk 2 2 3 3 3 3 3


Pulau Kecil Terluar yang dikelola
(buah)

9 Presentase wilayah Perairan 10 10 15 20 25 30 30


Bebas Ilegal Fishing dan
Kegiatan yang merusak SDKP
(%)

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 55


Review Rencana Strategis (RENSTRA) 2011-2016

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 56

Anda mungkin juga menyukai