Oleh:
MIRANDA FITALOKA, S.Pi
GOLONGAN III ANGKATAN XXV KELOMPOK 4
Pengampu:
GIRIYANTI CATUR LESTARI, A.Ks, MM
Tujuan Reformasi Birokrasi pada tahun 2025 untuk mewujudkan birokrasi kelas
dunia, merupakan respon atas masalah rendahnya kapasitas dan kemampuan Pegawai
Negeri Sipil dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis yang menyebabkan posisi
Indonesia dalam percaturan global belum memuaskan.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, secara
signifikan telah mendorong kesadaran PNS untuk menjalankan profesinya sebagai ASN
dengan berlandaskan pada: a) nilai dasar; b) kode etik dan kode perilaku; c) komitmen,
integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik; d) kompetensi yang
diperlukan sesuai dengan bidang tugas; dan e) profesionalitas jabatan.
Pegawai ASN memiliki fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,
serta perekat dan pemersatu bangsa. Selain itu, pegawai ASN juga berperan sebagai
perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme.
Kemampuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
lingkungan strategis dan analisis isu-isu kontemporer pada agenda pembelajaran Bela
Negara perlu didasari oleh materi wawasan kebangsaan dan aktualisasi nilai-nilai bela
negara yang dikontektualisasikan dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari.
PNS dituntut untuk bersikap kreatif dan melakukan terobosan (inovasi) dalam
melaksanakan pelayanan kepada masyarakat. PNS bisa menunjukan perannnya dalam
koridor peraturan perudang- undangan (bending the rules), namun tidak boleh
melanggarnya (breaking the rules). Sejalan dengan tujuan Reformasi Birokrasi terutama
untuk mengembangkan PNS menjadi pegawai yang transformasional, artinya PNS
bersedia mengembangkan cita-cita dan berperilaku yang bisa diteladani, menggugah
semangat serta mengembangkan makna dan tantangan bagi dirinya, merangsang dan
mengeluarkan kreativitas dan berupaya melakukan inovasi, menunjukkan kepedulian,
sikap apresiatif, dan mau membantu orang lain.
Kriteria pemilihan isu yang ada pada unit kerja bersumber dari SKP jabatan
Analis Budidaya Perikanan yang memiliki sifat aktual, kekhalayakan,
problematika, dan kelayakan. Kriteria tersebut digunakan sebagai parameter dalam
menentukan isu yang ada pada Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Barito
Timur. Adapun uraian jobdesc dari penulis sebagai berikut:
1. Menyusun draf pola pengembangan budidaya perikanan
2. Memfasilitasi dan melakukan pendampingan terhadap pembudidaya ikan
dalam rangka pengembangan inventarisasi
3. Melakukan pembimbingan dalm rangka meningkatkan dan pengembangan
standarisasi budidaya ikan
4. Melakuka penyiapan bahan analisis standarisasi budidaya ikan
5. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas sesuai prosedur yang berlaku sebagai
bahan evaluasi dan pertanggungjawaban
6. Membantu menyusun rencana program dan kegiatan seksi pengelolaan
budidaya perikanan
7. Membantu petani pembudidaya ikan menyusun analis usaha budidaya
perikanan
8. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan pimpinan
Identifikasi isu yang ada pada Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten
Barito Timur khususnya di Bidang Sarana Prasarana, Data, Peningkatan SDM,
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Ikan sebagai berikut:
1. Sarana prasarana di kantor sudah lama tidak diperbarui seperti terbatasnya
komputer yang ada di bidang padahal sangat penting untuk penggunaan
aplikasi Satu Data Kementerian Kelautan dan Perikanan
2. Pengarsipan spj , data kelompok pengolahan dan data sampel Angka Konsumsi
Ikan (AKI) masih dalam bentuk fisik
3. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang cara budidaya ikan yang baik
(CBIB)
4. Pemasaran ikan hasil tangkapan dan budidaya masih dikuasai mafia dari
provinsi tetangga sehingga harga beli di pasar lokal tergolong tinggi
5. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang pemasaran hasil olahan ikan untuk
meningkatkan daya saing produk.
BAB II
IDENTIFIKASI ISU DAN PENETAPAN ISU
A. Identifikasi Isu
Isu yang ada pada Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Barito Timur
khususnya di Bidang Sarana Prasarana, Data, Peningkatan SDM, Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Ikan.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan APKL dan USG, isu yang menjadi
prioritas adalah Pengarsipan data yang masih dalam bentuk fisik. Isu ini menjadi yang
utama karena setiap kali ada permintaan informasi dari Pemerintah Provinsi ataupun
Kementerian Kelautan Perikanan, mengharuskan membuka kembali tumpukan arsip yang
tersimpan di lemari. Pengarsipan dokumen di bidang penulis khususnya seksi Pengolahan
dan Pemasaran masih berupa fisik dan belum tertata dengan baik. Padahal penting untuk
membuat cadangan agar jika sewaktu-waktu berkas hilang maka masih ada file di
pencadangan digital. Dokumen dapat diarsipkan dalam berbagai format dan di berbagai
perangkat. Meskipun suatu dokumen berstatus tidak aktif, namun dokumen itu dapat
diaktifkan kembali. Dokumen yang belum diarsipkan dengan baik berpotensi besar untuk
hilang selamanya. Selain itu, dokumen yang belum diarsipkan akan menjadi sangat sulit
untuk ditemukan khususnya apabila dokumen itu sangat dibutuhkan. Dokumen yang
dikelola dengan sistem pengarsipan yang baik akan menjadi sarana pencegahan kehilangan
dan juga memungkinkan pengambilan kembali dokumen dengan cepat.
Gagasan kreatif yang dapat saya lakukan untuk menyelesaikan isu tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Mengklasifikasikan dokumen menurut jenisnya
2. Membuat penataan atau pengelolaan penyimpanan arsip data
3. Merancang pembuatan penyimpanan berbasis digital melalui Google Drive
4. Melakukan proses digitalisasi dokumen dengan memproses dokumen menjadi softfile
(scan ke pdf)
5. Melakukan sosialisasi inovasi penggunaan penyimpanan digital dengan memberikan
penjelasan dan praktik penggunaan berkas ke Google Drive
Dokumen yang belum diarsipkan dengan baik berpotensi besar untuk hilang
selamanya. Selain itu, dokumen yang belum diarsipkan akan menjadi sangat sulit untuk
ditemukan khususnya apabila dokumen itu sangat dibutuhkan. Dokumen yang dikelola
dengan sistem pengarsipan yang baik akan menjadi sarana pencegahan kehilangan dan juga
memungkinkan pengambilan kembali dokumen dengan cepat. Sejalan dengan program
pemerintah saat ini dimana ASN professional dituntut untuk terampil, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi agar pembangunan sumber daya manusia semakin meningkat.