Pemrasaran / NIM
Pembahas 1 / NIM
Pembahas 2 / NIM
Hari/Tanggal
Waktu
Ruangan
Dosen Pembimbing
Ir Wawan Oktariza, MS
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
kurun tiga tahun terakhir, udang putih memiliki volume produksi yang besar
dibandingkan komoditas tambak lain. Hal itu menunjukkan udang putih memiliki
tingkat ketersediaan yang baik. Melihat jumlah kandungan dan nutrisi daging
udang, kandungan dan nutrisi daging udang lebih baik dalam keadaan kering
dibandingkan dalam keadaan segar. Melihat potensi dan peluang yang besar di
sektor pengolahan, pengembangan bisnis pengolahan pada KUD Mina Karya
Bhakti sangat tepat dilakukan yaitu pendirian unit bisnis pengolahan udang crispy.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan Kajian Pengembangan Bisnis ini sebagai berikut :
1. Merumuskan ide pengembangan bisnis pendirian unit bisnis pengolahan
udang crispy.
2. Mengkaji kelayakan pengembangan bisnis pendirian unit bisnis pengolahan
udang crispy berdasarkan analisis aspek finansial dan non finansial yaitu
aspek pasar dan pemasaran, aspek produksi, aspek organisasi, manajemen dan
sumber daya manusia, aspek sosial dan lingkungan.
2 KERAGAAN PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
KUD Mina Karya Bhakti merupakan koperasi perikanan darat berlokasi di
Dusun Sindanglaut II Desa Muara, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang.
Koperasi ini berdiri pada tanggal 1 November 1969 karena dorongan masyarakat
yang menginginkan memiliki sarana penjualan hasil tambak. KUD Mina Karya
Bhakti telah banyak menerima penghargaan terkait perannya dalam mengabdi
terhadap pembangunan perikanan di Kabupaten Subang salah satunya piagam
penghargaam dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II Subang atas partisipasinya
meningkatkan pendapatan asli daerah tahun 1995.
2.2 Organisasi dan Manajemen, dan Sumber Daya Manusia
Struktur organisasi pada KUD Mina Karya Bhakti terdiri dari 19 orang
pengelola dan 230 orang anggota yang terlibat dalam kegiatan operasional
koperasi. Pengurus KUD Mina Karya Bhakti berjumlah tiga orang terdiri atas
ketua, sekretaris, dan bendahara serta dibantu oleh satu orang manajer. Karyawan
yang dimiliki berjumlah 12 orang. Keanggotaan pada KUD Mina Karya Bhakti
dibedakan menjadi tiga yaitu anggota penuh, calon anggota, dan anggota dilayani.
2.3 Deskripsi Unit Bisnis
KUD Mina Karya Bhakti memiliki dua unit usaha, yaitu unit usaha Tempat
Pelelangan Hasil Tambak (TPHT) dan unit usaha simpan pinjam (SP). Unit usaha
TPHT adalah unit usaha yang menawarkan jasa pelelangan komoditas hasil
tambak berupa ikan dan udang. Unit usaha simpan pinjam adalah unit usaha yang
menawarkan jasa berupa pinjaman uang kepada anggota KUD Mina Karya
Bhakti. Ikan dan udang yang dilelang di unit usaha TPHT yaitu udang windu,
udang putih, udang api-api, ikan bandeng, ikan belanak, ikan pelak, dan ikan
mujaer.
2.4 Deskripsi Sumber Daya Perusahaan
2.4.1
2.4.2
Permodalan
Permodalan pada KUD Mina Karya Bhakti dibedakan berdasarkan unit
usaha Tempat Pelelangan Hasil Tambak (TPHT) dan unit usaha simpan pinjam
(SP). Sumber modal dibedakan menjadi dua, yaitu modal sendiri dan modal luar.
dan Kota Bandung serta segmentasi psikografik yaitu konsumen yang menyukai
makanan olahan udang serta menyukai makanan cemilan yang sehat dan tanpa
bahan pengawet. Target pasar produk ini yaitu tempat yang memiliki titik
keramaian di Kabupaten Subang seperti tempat wisata dan sepanjang jalan
Pantura Subang yang dipasarkan melalui toko dan rumah makan serta target pasar
produk ini yaitu mitra reseller perorangan yang berada di wilayah Kabupaten
Karawang, Kabupaten Purwakarta, dan Kota Bandung. Posisi pasar yang ingin
dibangun produk ini yaitu udang crispy merupakan makanan olahan perikanan
khas Kabupaten Subang yang berkualitas, bersih, tanpa bahan pengawet, memiliki
variasi rasa beragam, dan memiliki tekstur yang renyah serta memiliki gizi yang
tinggi.
Bauran pemasaran terdiri atas produk (product), Harga (price), distribusi
atau tempat (place), dan promosi (promotion). Produk udang crispy merupakan
produk olahan udang yang memiliki tiga variasi rasa yaitu rasa original,
barbeque, dan pedas. Kemasan produk menggunakan plastik aluminium foil
dengan berat bersih 100 gram per bungkus. Kemasan dibuat menarik untuk
menarik perhatian konsumen dan pada kemasan terdapat merek produk yaitu
Cilus crispy, tagline, komposisi, label halal, masa kadaluarsa, label DEPKES,
keterangan rasa, dan deskripsi produk serta label menjaga lingkungan. Harga yang
ditetapkan produk ini sebesar Rp16 000 per bungkus untuk tiap variasi rasa. Harga
tersebut ditetapkan berdasarkan pertimbangan pasar serta harga pokok produksi
produk. Pendistribusian produk dengan menempatkan produk ke toko dan rumah
makan yang menjadi target pasar, serta dilakukan melalui penjualan langsung
kepada konsumen akhir dan mengirim melalui kiriman kilat kepada mitra reseller
perorangan. Promosi yang dilakukan dengan cara memanfaatkan media internet,
menyebarkan pamflet serta menempatkan banner.
Tabel 1 Jumlah permintaan permintaan dan proyeksi penjualan dalam seminggu
No
Uraian
Jumlah Permintaan
(Bungkus/minggu)
Kecamatan
Binong
Blanakan
Ciasem
Ciater
Cijambe
Jalan Cagak
Kalijati
Pagaden
Pamanukan
Patokbeusi
Pusakanagara
Subang
Sukasari
Tambakdahan
Total
B. Mitra Reseller Perorangan
1
Kab Purwakarta
2
Kab Karawang
3
Kota Bandung
C. Konsumen akhir
Total
Total Keseluruhan
A.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Sumber
40
50
100
300
10
30
10
20
20
200
70
60
40
20
970
28
40
60
132
8
24
8
16
12
132
44
40
24
12
580
28
40
60
154
8
24
8
16
12
132
44
40
24
12
602
35
50
75
210
10
30
10
20
15
165
55
50
30
15
770
20
20
20
20
80
1 050
5
5
5
5
20
600
7
7
7
7
28
630
10
10
10
10
40
810
3.3.2
Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi dalam unit bisnis ini menjelaskan mengenai proses
produksi, kebutuhan bahan baku, kebutuhan peralatan dan perlengkapan, kapasitas
produksi, lokasi dan layout pabrik, jadwal produksi, dan kebutuhan tenaga kerja.
Proses produksi pembuatan udang crispy terdiri atas beberapa tahapan antara lain:
1) penyediaan bahan baku utama dan penunjang, 2) persiapan bumbu adonan, 3)
perebusan, 4) penyortiran, 5) pemberian bumbu adonan 1, 6) pengorengan 1, 7)
pemberian bumbu adonan 2, 8) pengorengan 2, 9) penirisan minyak, 10)
pencampuran bumbu rasa, 11) pengemasan. Dalam pemilihan peralatan dan
perlengkapan harus mempertimbangkan kebutuhan produksi karena bertujuan
proses produksi berjalan efisien dan efektif. Bahan baku yang digunakan dalam
unit bisnis ini yaitu udang putih ukuran 3 sampai 5 cm sebagai bahan baku utama
dan bahan baku penunjang seperti bawang putih, ketumbar, kemiri, daun jeruk,
tepung beras, garam, gula pasir, bumbu rasa sapi, cabai kering, dan minyak
goreng. Proses produksi udang crispy dalam penggunaan bahan baku utama udang
putih sebesar 1 kg diperoleh nilai rendemen udang putih tanpa kepala sebesar 82.8
persen, nilai rendemen limbah kepala udang sebesar 17.2 persen, dan nilai
rendemen udang crispy yaitu 50.2 persen. Bahan baku udang putih diperoleh
melalui bakul mitra KUD Mina Karya Bhakti. Berdasarkan wawancara,
ketersediaan udang putih rata-rata per hari dari bakul mitra sebesar 31 kg per hari.
Penggunaan bahan baku udang putih tahun 1 sebanyak 20 kg, tahun 2 sebanyak
21 kg, dan tahun 3 sampai tahun 6 sebanyak 27 kg. Penggunaan bahan baku
udang putih dapat dilihat pada Tabel 2. Unit bisnis ini tidak boleh memasok udang
putih dari petani tambak anggota KUD Mina Karya Bhakti karena akan
mengganggu kegiatan bisnis pelelangan di unit usaha TPHT. Bahan baku
penunjang diperoleh dari pasar Sukamandi, Kabupaten Subang.
Kapasitas produksi udang crispy berbeda dalam periode tahunnya. Kapasitas
produksi tahun 1 sebesar 28 800 bungkus per tahun atau 100 bungkus per hari,
tahun 2 sebesar 30 240 bungkus atau 105 bungkus per hari serta kapasitas
produksi tahun 3 sampai tahun 6 sebesar 38 880 bungkus atau 135 bungkus per
hari. Kapasitas produksi unit bisnis pengolahan udang crispy dapat dilihat pada
Tabel 2. Dalam penggunaan bahan baku udang putih 1 kg, dapat menghasilkan 5
bungkus per 100 gram. Lokasi unit bisnis pengolahan ini terletak di Dusun
Sukamulya, Desa Muara. Pemilihan lokasi berdasarkan pertimbangan kedekatan
bahan baku dan pasar. Kebutuhan bangunan unit bisnis ini seluas 150 m 2 dengan
luas tanah seluas 300 m2. Jam kerja produksi dimulai pukul 09.30 WIB sampai
pukul 14.30 WIB. Jumlah hari kerja yaitu enam hari dalam seminggu atau 24 hari
dalam sebulan. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan bisnis dan
produksi sebanyak delapan orang yang terdiri atas kepala unit bisnis pengolahan,
divisi administrasi dan keuangan, divisi pemasaran, dan tenaga kerja pengirim.
Tabel 2 Kapasitas produksi unit bisnis pengolahan udang crispy
1
Kapasitas
produksi
Tahun 1
Tahun 2
Tahun
3-6
No
Keterangan
Satuan
Per produksi
kg
kemasan
kg
kemasan
kg
kemasan
20
100
21
105
27
135
Produksi
Per minggu
Per bulan
120
600
126
630
162
810
480
2 400
504
2 520
648
3 240
Per tahun
5 760
28 800
6 048
30 240
7 776
38 880
3.3.3
Divisi Produksi
Divisi Pemasaran
3.3.5
Perencanaan Finansial
Perencanaan finansial menjadi fokus utama pada sebuah perencanaan bisnis
karena aspek finansial dapat dengan jelas menunjukkan besar kecilnya
keuntungan yang dapat diperoleh dari bisnis. Asumsi dasar yang digunakan pada
unit bisnis pengolahan udang crispy yaitu: 1) Modal yang digunakan dalam
pembangunan dan pengoperasian bisnis menggunakan modal sendiri dan modal
pinjaman, 2) umur bisnis yang digunakan yaitu selama enam tahun berdasarkan
umur ekonomis freezer, 3) tingkat suku bunga didasarkan pada tingkat suku bunga
deposito sebesar 6.9 persen dan tingkat suku bunga pinjaman sebesar 9 persen.
Tingkat suku bunga deposito dan pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga BRI
(Bank Rakyat Indonesia) terbaru pada bulan April 2016, 4) pajak pendapatan
usaha sebesar 1 persen dari total penerimaan berdasarkan UU RI No 46 Tahun
2013 tentang ketentuan pajak penghasilan usaha dengan nilai peredaran bruto di
bawah 4.8 miliar rupiah, 5) hasil perhitungan opportunity cost of capital (OCC)
digunakan dalam perhitungan discount rate yaitu nilai OCC yaitu 7.48 persen, 6)
harga bahan baku penunjang disesuaikan dengan harga pada saat kajian ini
disusun dan harga dapat berubah sewaktu-waktu, 7) pada akhir proyek terdapat
nilai sisa yang diperoleh dari beberapa komponen investasi serta penyusutan
untuk laporan laba/rugi berdasarkan metode garis lurus.
Analisis biaya dalam aspek finansial membahas biaya investasi dan
operasional (Nurmalina dan Sarianti 2012). Biaya investasi dari unit bisnis
pengolahan udang crispy sebesar Rp180 722 000. Biaya investasi terdiri atas
tanah dan bangunan sebesar Rp113 100 000, peralatan dan perlengkapan serta
fasilitas kantor sebesar Rp64 042 000, dan biaya pra-investasi sebesar Rp3 375
000. Biaya operasional merupakan biaya yang terdiri atas biaya tetap dan biaya
variabel. Biaya tetap unit bisnis ini berbeda dalam periode tahun 1, tahun 2, tahun
3 sampai tahun 4, dan tahun 5 sampai tahun 6. Biaya tetap tahun 1 sebesar Rp192
934 950, tahun 2 sebesar Rp190 029 950, tahun 3 sampai tahun 4 sebesar Rp188
779 950, dan tahun 5 sampai tahun 6 sebesar Rp188 029 950. Biaya variabel
yang dikeluarkan berbeda dalam periode tahun 1, tahun 2, dan tahun 3 sampai
tahun 6. Biaya variabel tahun 1 dengan kapasitas produksi 28 800 bungkus per
tahun sebesar Rp261 866 880, tahun 2 dengan kapasitas produksi 30 240 bungkus
per tahun sebesar Rp274 960 224, dan tahun 3 sampai tahun 6 dengan kapasitas
produksi 38 880 bungkus per tahun sebesar Rp353 520 288. Sumber penerimaan
yang diperoleh unit bisnis pengolahan udang crispy berasal dari penjualan udang
crispy dan penjualan minyak goreng sisa produksi. Minyak goreng tersebut dijual
dengan harga Rp2 500 per liter.
Analisis laba/rugi dihitung dengan mengurangkan penerimaan dengan biaya
operasional, bunga pinjaman, dan pajak. Tahun 1, unit bisnis ini mendapatkan laba
bersih sebesar Rp6 427 788, laba bersih tahun 2 yang diperoleh sebesar Rp20 330
523, tahun 3 sebesar Rp84 036 828, tahun 4 sebesar Rp84 930 180, tahun 5 dan
tahun 6 sebesar Rp86 646 433 dan Rp87 707 824. Analisis cash flow dapat dilihat
pada Lampiran 1. Nilai NPV unit bisnis pengolahan udang crispy sebesar Rp237
972 097, nilai IRR sebesar 57 persen, nilai Net B/C sebesar 3.3, nilai Gross B/C
1.1 serta nilai payback period yaitu 2 tahun 10 bulan 8 hari. Analisis sensitivitas
dengan metode switching value diperoleh kenaikan harga bahan baku udang putih
memiliki batas toleransi sebesar 36.14 persen dan penurunan harga jual memiliki
batas toleransi sebesar 9.05 persen. Angka ini mengacu pada NPV yang diperoleh
bernilai nol (NPV=0), Net B/C bernilai 1 (Net B/C=1), dan IRR bernilai 7.48
persen (DR=7.48%).
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Subang. 2015. Kecamatan Blanakan
dalam Angka 2015. Sesi Statistik Neraca Wilayah dan Analisis Statistik,
editor. Subang (ID) : BPS.
Kasmir, Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi. Jakarta (ID) : Prenada
Media Grup.
KUD Mina Karya Bhakti. 2016. Buku Produksi. Muara (ID) : KUD Mina Karya
Bhakti.
Nurmalina R, dan Sarianti T. 2012. Modul Kuliah Studi Kelayakan Bisnis. Bogor
(ID) : Program Diploma Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN
TAHUN
1
82 117 500
712 261 500
38 100 000
75 000 000
1 500 000
1 000 000
12 000
2 200 000
2 400 000
22 000 000
5 000 000
3 000 000
1 200 000
10 400 000
430 000
1 080 000
540 000
360 000
285 000
700 000
100 000
975 000
400 000
70 000
500 000
800 000
135 000
100 000
20 000
45 000
55 000
140 000
50 000
105 000
900 000
80 000
260 000
60 000
65 000
75 000
600 000
3 000 000
500 000
250 000
575 000
1 000 000
75 000
60 000
150 000
205 000
690 000
100 000
1500 000
375 000
1 500 000
0
180 722 000
171 056 700
261 866 880
3 614 424
12 854 622.85
110 381.7
630 225 008.5
-112 465 008.5
0.930396976
-104 637 103.8
481 722 338.1
586 359 441.9
Rp237 972 097.74
57%
342 609 201.5
-104 637 103
3.3
1.1
60 423 359
2.9 (2 Tahun 10 Bulan
8 Hari)
2 200 000
2 200 000
2 400 000
5 000 000
3 000 000
1 200 000
430 000
540 000
360 000
700 000
100 000
700 000
100 000
285 000
700 000
100 000
975 000
400 000
70 000
500 000
700 000
100 000
700 000
100 000
500 000
800 000
100 000
20 000
45 000
55 000
140 000
135 000
100 000
20 000
45 000
55 000
140 000
100 000
20 000
45 000
55 000
140 000
50 000
135 000
100 000
20 000
45 000
55 000
140 000
105 000
105 000
80 000
80 000
100 000
20 000
45 000
55 000
140 000
900 000
60 000
65 000
60 000
65 000
260 000
60 000
65 000
75 000
600 000
60 000
65 000
60 000
65 000
3 000 000
250 000
75 000
150 000
75 000
60 000
150 000
75 000
150 000
205 000
1 000 000
75 000
60 000
150 000
75 000
150 000
1 500 000
1 500 000
1 510 000
168 151 700
274 960 224
4 590 000
166 901 700
353 520 288
0
6 200 000
166 901 700
353 520 288
8 600 000
166 151 700
353 520 288
17 610 000
166 151 700
353 520 288
12 854 622.85
243 218.26
457 719 765.1
31 592 234.89
0.865638532
27 347 455.84
423 567 321.5
396 219 865.6
12 854 622.85
878 437.62
538 745 048.5
91 398 951.53
0.805387472
73 611 570.55
507 510 083.3
433 898 512.8
12 854 622.85
878 437.62
540 355 048.5
89 788 951.53
0.749330068
67 281 561.19
472 185 846.6
404 904 285.4
12 854 622.85
885 937.62
542 012 548.5
88 131 451.53
0.697174429
61 442 994.43
439 320 283.6
377 877 289.2
885 937.62
538 167 925,6
174 093 574.4
0.648648981
112 925 619.5
462 007 695.8
349 082 076.3