Anda di halaman 1dari 10

Judul

Pemrasaran / NIM
Pembahas 1 / NIM
Pembahas 2 / NIM
Hari/Tanggal
Waktu
Ruangan
Dosen Pembimbing

: Kajian Pengembangan Bisnis Pendirian Unit Bisnis


Pengolahan Udang Crispy Pada KUD Mina Karya Bhakti
Kabupaten Subang
: Rice Alfani/J3J113085
:
:
:
:
:
: Ir Wawan Oktariza, MS
Menyetujui,

Ir Wawan Oktariza, MS

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Usaha di sektor agribisnis perikanan dapat memberikan kontribusi berupa


ketersediaan pasokan pangan, penyerapan tenaga kerja, stimulan untuk usaha di
bidang pendukung agribisnis, setoran pajak negara, hingga peningkatan devisa
negara. Sektor agribisnis perikanan yang dapat dikembangkan dan memiliki
prospek yang baik yaitu sektor pengolahan perikanan. Pengembangan industri
pengolahan perikanan di Indonesia yang didukung oleh sumber daya alam mampu
menghasilkan berbagai produk olahan yang dapat dibuat dan dikembangkan dari
sumber daya alam lokal atau daerah. Peluang industri pengolahan sangat besar
karena adanya dorongan pemerintah bagi pelaku usaha untuk mengembangkan
sektor pengolahan dan pemasaran hasil perikanan.
KUD Mina Karya Bhakti merupakan koperasi yang bergerak di bidang
perikanan tambak di Desa Muara, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang. KUD
Mina Karya Bhakti belum memiliki unit bisnis di sektor pengolahan karena tidak
memiliki keberanian untuk mendirikan unit bisnis pengolahan serta tidak
memiliki keahlian dalam mengelola dan menjalankan unit bisnis pengolahan.
Bisnis pengolahan perikanan hasil tambak memiliki prospek yang baik untuk
dijalankan karena pengolahan perikanan dapat memberikan nilai tambah produk
perikanan yang diolah dan meningkatkan pendapatan koperasi. Komoditas hasil
tambak yang memiliki potensi dalam pengolahan yaitu udang putih (Penaeus
merguiensis). Berdasarkan laporan produksi KUD Mina Karya Bhakti tahun 2015,

kurun tiga tahun terakhir, udang putih memiliki volume produksi yang besar
dibandingkan komoditas tambak lain. Hal itu menunjukkan udang putih memiliki
tingkat ketersediaan yang baik. Melihat jumlah kandungan dan nutrisi daging
udang, kandungan dan nutrisi daging udang lebih baik dalam keadaan kering
dibandingkan dalam keadaan segar. Melihat potensi dan peluang yang besar di
sektor pengolahan, pengembangan bisnis pengolahan pada KUD Mina Karya
Bhakti sangat tepat dilakukan yaitu pendirian unit bisnis pengolahan udang crispy.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan Kajian Pengembangan Bisnis ini sebagai berikut :
1. Merumuskan ide pengembangan bisnis pendirian unit bisnis pengolahan
udang crispy.
2. Mengkaji kelayakan pengembangan bisnis pendirian unit bisnis pengolahan
udang crispy berdasarkan analisis aspek finansial dan non finansial yaitu
aspek pasar dan pemasaran, aspek produksi, aspek organisasi, manajemen dan
sumber daya manusia, aspek sosial dan lingkungan.

2 KERAGAAN PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
KUD Mina Karya Bhakti merupakan koperasi perikanan darat berlokasi di
Dusun Sindanglaut II Desa Muara, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang.
Koperasi ini berdiri pada tanggal 1 November 1969 karena dorongan masyarakat
yang menginginkan memiliki sarana penjualan hasil tambak. KUD Mina Karya
Bhakti telah banyak menerima penghargaan terkait perannya dalam mengabdi
terhadap pembangunan perikanan di Kabupaten Subang salah satunya piagam
penghargaam dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II Subang atas partisipasinya
meningkatkan pendapatan asli daerah tahun 1995.
2.2 Organisasi dan Manajemen, dan Sumber Daya Manusia
Struktur organisasi pada KUD Mina Karya Bhakti terdiri dari 19 orang
pengelola dan 230 orang anggota yang terlibat dalam kegiatan operasional
koperasi. Pengurus KUD Mina Karya Bhakti berjumlah tiga orang terdiri atas
ketua, sekretaris, dan bendahara serta dibantu oleh satu orang manajer. Karyawan
yang dimiliki berjumlah 12 orang. Keanggotaan pada KUD Mina Karya Bhakti
dibedakan menjadi tiga yaitu anggota penuh, calon anggota, dan anggota dilayani.
2.3 Deskripsi Unit Bisnis
KUD Mina Karya Bhakti memiliki dua unit usaha, yaitu unit usaha Tempat
Pelelangan Hasil Tambak (TPHT) dan unit usaha simpan pinjam (SP). Unit usaha
TPHT adalah unit usaha yang menawarkan jasa pelelangan komoditas hasil
tambak berupa ikan dan udang. Unit usaha simpan pinjam adalah unit usaha yang

menawarkan jasa berupa pinjaman uang kepada anggota KUD Mina Karya
Bhakti. Ikan dan udang yang dilelang di unit usaha TPHT yaitu udang windu,
udang putih, udang api-api, ikan bandeng, ikan belanak, ikan pelak, dan ikan
mujaer.
2.4 Deskripsi Sumber Daya Perusahaan
2.4.1

Sarana dan Peralatan


Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh KUD Mina Karya Bhakti
dibedakan menjadi tiga, yaitu inventaris kantor, inventaris tanah, dan inventaris
gedung dan bangunan.

2.4.2

Permodalan
Permodalan pada KUD Mina Karya Bhakti dibedakan berdasarkan unit
usaha Tempat Pelelangan Hasil Tambak (TPHT) dan unit usaha simpan pinjam
(SP). Sumber modal dibedakan menjadi dua, yaitu modal sendiri dan modal luar.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN


Dasar ide pengembangan bisnis ini ialah matriks SWOT. Matriks ini
menjabarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta peluang dan
ancaman yang dihadapi. Penjabaran tersebut menghasilkan beberapa alternatif
strategi yang dapat diterapkan perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya.
3.1 Rumusan Ide Pengembangan Bisnis
Kajian pengembangan bisnis ini diformulasikan berdasarkan permasalahan
yang ada pada KUD Mina Karya Bhakti yaitu belum adanya unit bisnis
pengolahan hasil perikanan tambak yang dikelola KUD Mina Karya Bhakti untuk
meningkatkan nilai tambah produk dan pendapatan koperasi. Berdasarkan
permasalahan pada KUD Mina Karya Bhakti tersebut, hasil analisis faktor
lingkungan internal dan eksternal yang telah dilakukan menghasilkan alternatif
strategi S-O (Strength Opportunity). Alternatif strategi ini merupakan strategi
yang dilakukan untuk memanfaatkan kekuatan internal dan peluang eksternal.
Kekuatan internal yang dapat dimanfaatkan yaitu ketua KUD Mina Karya
Bhakti memiliki networking yang luas. Networking yang luas dapat memudahkan
pengembangan bisnis pengolahan ini dalam pemanfaatan bantuan dan program
pemerintah dan kerjasama terkait dengan unit bisnis pengolahan udang crispy.
Peluang eksternal dari pengembangan bisnis ini antara lain: 1) pertumbuhan
ekonomi di Jawa Barat stabil, 2) tingkat inflasi terkendali, 3) pendapatan
masyarakat Kabupaten Subang meningkat, 4) tersedianya tenaga kerja potensial
dan produktif, 5) akses dan sarana perekonomian masyarakat bertambah, 6)
adanya kebijakan perkreditan untuk KUMKM dari pemerintah, 7) adanya
kebijakan pembinaan, pelatihan, dan penyuluhan terkait pengelolaan perikanan
dan koperasi oleh pemerintah, 8) pemerintah menggalakkan program pengolahan
dan pemasaran hasil perikanan, 9) adanya program GEMARIKAN dan
FORIKAN dari pemerintah, 10) adanya kebijakan pemerintah dalam membina

koperasi dan UMKM dalam menghadapi MEA 2015, 11) berkembangnya


teknologi di bidang informasi, komunikasi, komputerisasi, dan budidaya yang
mendukung sektor perikanan, 12) selera masyarakat terhadap produk perikanan
semakin meningkat.
3.2 Perencanaan Produk
Udang putih (Penaeus merguiensis) diolah menjadi udang crispy yang
memiliki berat bersih 100 gram per bungkusnya. Udang putih yang digunakan
yaitu udang berukuran 3 sampai 5 cm. Proses pembuatan udang crispy ini
menggunakan bahan rempah-rempah alami tanpa menggunakan bahan pengawet
dan diproses secara tradisional. Udang crispy merupakan inovasi olahan perikanan
yang dibuat untuk memenuhi tuntutan pasar yang cenderung menyukai olahan
perikanan yang praktis. Udang crispy memiliki tekstur yang renyah dan tidak
keras serta memiliki tiga variasi rasa yaitu rasa original, barbeque, dan pedas.
Udang crispy dikemas menggunakan plastik aluminium foil. Penggunaan
plastik aluminium foil bertujuan agar produk lebih tahan lama serta dapat diberi
desain gambar yang menarik pada kemasan bagian luarnya. Produk olahan udang
crispy ini akan dipasarkan dengan nama produk Cilus Crispy. Pemberian nama
tersebut memiliki pertimbangan produk mudah diingat. Produk ini memiliki daya
simpan selama enam bulan.
3.3 Perencanaan Pengembangan Bisnis
Perencanaan pengembangan bisnis terdiri atas perencanaan pasar dan
pemasaran, perencanaan produksi, perencanaan organisasi, manajemen, dan
sumber daya manusia, perencanaan sosial dan lingkungan serta perencanaan
finansial.
3.3.1

Perencanaan Pasar dan Pemasaran


Kondisi pasar untuk produk olahan perikanan khususnya produk olahan
udang sangat terbuka lebar di Kabupaten Subang. Produk olahan udang crispy
memiliki jumlah permintaan sebanyak 1 050 bungkus dalam seminggu. Jumlah
permintaan tersebut diperoleh melalui survei pasar ke toko-toko dan rumah makan
yang tersebar di Kabupaten Subang serta perkiraan permintaan pasar yang diminta
oleh reseller perorangan yang tersebar di sekitar wilayah Kabupaten Subang yaitu
Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, dan Kota Bandung. Jumlah
permintaan udang crispy dalam seminggu dan proyeksi penjualan udang crispy
dalam seminggu dapat dillihat pada Tabel 1. Tingkat persaingan pasar untuk di
Kabupaten Subang, produk ini tidak memiliki pesaing. Namun dilihat dari tingkat
persaingan di pasar online, terdapat beberapa pesaing yang menjual produk udang
crispy. Bila dilihat dari sisi konsumen, rata-rata pengeluaran per kapita
masyarakat Kabupaten Subang selalu mengalami peningkatan dalam tiga tahun
terakhir, yaitu tahun 2011 sampai tahun 2014. Rata-rata pengeluaran per kapita
masyarakat tahun 2014 sebesar Rp722 811.
Strategi pemasaran produk udang crispy menggunakan strategi STP, yaitu
segmentasi pasar, target pasar, dan posisi pasar. Segmentasi pasar produk udang
crispy terdiri atas segmentasi geografik yaitu konsumen yang berada di wilayah
Kabupaten Subang dan wilayah Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang,

dan Kota Bandung serta segmentasi psikografik yaitu konsumen yang menyukai
makanan olahan udang serta menyukai makanan cemilan yang sehat dan tanpa
bahan pengawet. Target pasar produk ini yaitu tempat yang memiliki titik
keramaian di Kabupaten Subang seperti tempat wisata dan sepanjang jalan
Pantura Subang yang dipasarkan melalui toko dan rumah makan serta target pasar
produk ini yaitu mitra reseller perorangan yang berada di wilayah Kabupaten
Karawang, Kabupaten Purwakarta, dan Kota Bandung. Posisi pasar yang ingin
dibangun produk ini yaitu udang crispy merupakan makanan olahan perikanan
khas Kabupaten Subang yang berkualitas, bersih, tanpa bahan pengawet, memiliki
variasi rasa beragam, dan memiliki tekstur yang renyah serta memiliki gizi yang
tinggi.
Bauran pemasaran terdiri atas produk (product), Harga (price), distribusi
atau tempat (place), dan promosi (promotion). Produk udang crispy merupakan
produk olahan udang yang memiliki tiga variasi rasa yaitu rasa original,
barbeque, dan pedas. Kemasan produk menggunakan plastik aluminium foil
dengan berat bersih 100 gram per bungkus. Kemasan dibuat menarik untuk
menarik perhatian konsumen dan pada kemasan terdapat merek produk yaitu
Cilus crispy, tagline, komposisi, label halal, masa kadaluarsa, label DEPKES,
keterangan rasa, dan deskripsi produk serta label menjaga lingkungan. Harga yang
ditetapkan produk ini sebesar Rp16 000 per bungkus untuk tiap variasi rasa. Harga
tersebut ditetapkan berdasarkan pertimbangan pasar serta harga pokok produksi
produk. Pendistribusian produk dengan menempatkan produk ke toko dan rumah
makan yang menjadi target pasar, serta dilakukan melalui penjualan langsung
kepada konsumen akhir dan mengirim melalui kiriman kilat kepada mitra reseller
perorangan. Promosi yang dilakukan dengan cara memanfaatkan media internet,
menyebarkan pamflet serta menempatkan banner.
Tabel 1 Jumlah permintaan permintaan dan proyeksi penjualan dalam seminggu
No

Uraian

Jumlah Permintaan
(Bungkus/minggu)

Kecamatan
Binong
Blanakan
Ciasem
Ciater
Cijambe
Jalan Cagak
Kalijati
Pagaden
Pamanukan
Patokbeusi
Pusakanagara
Subang
Sukasari
Tambakdahan
Total
B. Mitra Reseller Perorangan
1
Kab Purwakarta
2
Kab Karawang
3
Kota Bandung
C. Konsumen akhir
Total
Total Keseluruhan

Jumlah yang akan Ditawarkan


(Bungkus/minggu)
Tahun 1
Tahun 2
Tahun3-6

A.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Sumber

: Data primer 2016

40
50
100
300
10
30
10
20
20
200
70
60
40
20
970

28
40
60
132
8
24
8
16
12
132
44
40
24
12
580

28
40
60
154
8
24
8
16
12
132
44
40
24
12
602

35
50
75
210
10
30
10
20
15
165
55
50
30
15
770

20
20
20
20
80
1 050

5
5
5
5
20
600

7
7
7
7
28
630

10
10
10
10
40
810

3.3.2

Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi dalam unit bisnis ini menjelaskan mengenai proses
produksi, kebutuhan bahan baku, kebutuhan peralatan dan perlengkapan, kapasitas
produksi, lokasi dan layout pabrik, jadwal produksi, dan kebutuhan tenaga kerja.
Proses produksi pembuatan udang crispy terdiri atas beberapa tahapan antara lain:
1) penyediaan bahan baku utama dan penunjang, 2) persiapan bumbu adonan, 3)
perebusan, 4) penyortiran, 5) pemberian bumbu adonan 1, 6) pengorengan 1, 7)
pemberian bumbu adonan 2, 8) pengorengan 2, 9) penirisan minyak, 10)
pencampuran bumbu rasa, 11) pengemasan. Dalam pemilihan peralatan dan
perlengkapan harus mempertimbangkan kebutuhan produksi karena bertujuan
proses produksi berjalan efisien dan efektif. Bahan baku yang digunakan dalam
unit bisnis ini yaitu udang putih ukuran 3 sampai 5 cm sebagai bahan baku utama
dan bahan baku penunjang seperti bawang putih, ketumbar, kemiri, daun jeruk,
tepung beras, garam, gula pasir, bumbu rasa sapi, cabai kering, dan minyak
goreng. Proses produksi udang crispy dalam penggunaan bahan baku utama udang
putih sebesar 1 kg diperoleh nilai rendemen udang putih tanpa kepala sebesar 82.8
persen, nilai rendemen limbah kepala udang sebesar 17.2 persen, dan nilai
rendemen udang crispy yaitu 50.2 persen. Bahan baku udang putih diperoleh
melalui bakul mitra KUD Mina Karya Bhakti. Berdasarkan wawancara,
ketersediaan udang putih rata-rata per hari dari bakul mitra sebesar 31 kg per hari.
Penggunaan bahan baku udang putih tahun 1 sebanyak 20 kg, tahun 2 sebanyak
21 kg, dan tahun 3 sampai tahun 6 sebanyak 27 kg. Penggunaan bahan baku
udang putih dapat dilihat pada Tabel 2. Unit bisnis ini tidak boleh memasok udang
putih dari petani tambak anggota KUD Mina Karya Bhakti karena akan
mengganggu kegiatan bisnis pelelangan di unit usaha TPHT. Bahan baku
penunjang diperoleh dari pasar Sukamandi, Kabupaten Subang.
Kapasitas produksi udang crispy berbeda dalam periode tahunnya. Kapasitas
produksi tahun 1 sebesar 28 800 bungkus per tahun atau 100 bungkus per hari,
tahun 2 sebesar 30 240 bungkus atau 105 bungkus per hari serta kapasitas
produksi tahun 3 sampai tahun 6 sebesar 38 880 bungkus atau 135 bungkus per
hari. Kapasitas produksi unit bisnis pengolahan udang crispy dapat dilihat pada
Tabel 2. Dalam penggunaan bahan baku udang putih 1 kg, dapat menghasilkan 5
bungkus per 100 gram. Lokasi unit bisnis pengolahan ini terletak di Dusun
Sukamulya, Desa Muara. Pemilihan lokasi berdasarkan pertimbangan kedekatan
bahan baku dan pasar. Kebutuhan bangunan unit bisnis ini seluas 150 m 2 dengan
luas tanah seluas 300 m2. Jam kerja produksi dimulai pukul 09.30 WIB sampai
pukul 14.30 WIB. Jumlah hari kerja yaitu enam hari dalam seminggu atau 24 hari
dalam sebulan. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan bisnis dan
produksi sebanyak delapan orang yang terdiri atas kepala unit bisnis pengolahan,
divisi administrasi dan keuangan, divisi pemasaran, dan tenaga kerja pengirim.
Tabel 2 Kapasitas produksi unit bisnis pengolahan udang crispy
1

Kapasitas
produksi
Tahun 1

Tahun 2

Tahun
3-6

No

Keterangan

Satuan

Per produksi

Kebutuhan Udang putih


Produk Jadi
Kebutuhan Udang Putih
Produk Jadi
Kebutuhan Udang Putih
Produk Jadi

kg
kemasan
kg
kemasan
kg
kemasan

20
100
21
105
27
135

Produksi
Per minggu
Per bulan
120
600
126
630
162
810

480
2 400
504
2 520
648
3 240

Per tahun
5 760
28 800
6 048
30 240
7 776
38 880

3.3.3

Perencanaan Organisasi, Manajemen dan Sumber Daya Manusia


Manajemen dan organisasi merupakan dua bagian yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya. Artinya manajemen merupakan bagian organisasi
dan organisasi merupakan bagian dari manajemen. (Kasmir dan Jakfar 2012).
Unsur yang perlu diperhatikan dalam organisasi yaitu tipe organisasi, struktur
organisasi, deskripsi tugas, spesifikasi tenaga kerja, gaji dan tunjangan kerja, serta
jadwal aktivitas bisnis. Struktur organisasi unit bisnis pengolahan udang crispy
dapat dilihat pada Gambar 1.
Kepala Unit Bisnis Pengolahan Udang Crispy

Divisi Produksi

Divisi Administrasi dan Keuangan

Divisi Pemasaran

Tenaga Kerja Pengirim

Gambar 1 Struktur organisasi unit bisnis pengolahan udang crispy


Kepala unit bisnis pengolahan udang crispy bertanggung jawab penuh atas
produksi, administasi dan keuangan, pemasaran dan melakukan pengawasan
terhadap kegiatan bisnis. Divisi administrasi dan keuangan bertugas mengatur
dan mengawasi keuangan bisnis. Divisi produksi bertanggung jawab atas proses
produksi dan pengontrolan bahan baku. Divisi pemasaran bertugas mengelola
pemasaran bisnis, menjalankan operasional promosi penjualan serta tenaga kerja
pengirim bertugas melalukan pengiriman produk kepada target penjualan. Gaji
tenaga kerja diberikan tiap bulan dan tunjangan tenaga kerja diberikan satu kali
dalam setahun yaitu pada hari raya Idul Fitri. Jadwal aktivitas unit bisnis ini
terdiri atas pembelian bahan baku, produksi, dan pemasaran.
3.3.4

Perencanaan Sosial dan Lingkungan


Pendirian unit bisnis pengolahan udang crispy ini diharapkan memberikan
dampak positif terhadap masyarakat yang berada di lingkungan sekitar. Dampak
sosial yang dapat dirasakan masyarakat sekitar yaitu tenaga kerja yang direkrut
dari masyarakat lingkungan sekitar. Limbah yang dihasilkan dari unit bisnis ini
adalah limbah padat yang berasal dari kulit pemotongan bumbu, limbah sisa
sortasi udang berupa kepala udang, limbah air pencucian udang, serta limbah sisa
minyak goreng. Penanganan limbah dilakukan dengan cara yang baik agar tidak
mengganggu masyarakat sekitar lokasi bisnis. Limbah sisa minyak goreng dijual
kepada warung-warung di sekitar lokasi bisnis dengan harga murah.

3.3.5

Perencanaan Finansial
Perencanaan finansial menjadi fokus utama pada sebuah perencanaan bisnis
karena aspek finansial dapat dengan jelas menunjukkan besar kecilnya
keuntungan yang dapat diperoleh dari bisnis. Asumsi dasar yang digunakan pada
unit bisnis pengolahan udang crispy yaitu: 1) Modal yang digunakan dalam
pembangunan dan pengoperasian bisnis menggunakan modal sendiri dan modal
pinjaman, 2) umur bisnis yang digunakan yaitu selama enam tahun berdasarkan

umur ekonomis freezer, 3) tingkat suku bunga didasarkan pada tingkat suku bunga
deposito sebesar 6.9 persen dan tingkat suku bunga pinjaman sebesar 9 persen.
Tingkat suku bunga deposito dan pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga BRI
(Bank Rakyat Indonesia) terbaru pada bulan April 2016, 4) pajak pendapatan
usaha sebesar 1 persen dari total penerimaan berdasarkan UU RI No 46 Tahun
2013 tentang ketentuan pajak penghasilan usaha dengan nilai peredaran bruto di
bawah 4.8 miliar rupiah, 5) hasil perhitungan opportunity cost of capital (OCC)
digunakan dalam perhitungan discount rate yaitu nilai OCC yaitu 7.48 persen, 6)
harga bahan baku penunjang disesuaikan dengan harga pada saat kajian ini
disusun dan harga dapat berubah sewaktu-waktu, 7) pada akhir proyek terdapat
nilai sisa yang diperoleh dari beberapa komponen investasi serta penyusutan
untuk laporan laba/rugi berdasarkan metode garis lurus.
Analisis biaya dalam aspek finansial membahas biaya investasi dan
operasional (Nurmalina dan Sarianti 2012). Biaya investasi dari unit bisnis
pengolahan udang crispy sebesar Rp180 722 000. Biaya investasi terdiri atas
tanah dan bangunan sebesar Rp113 100 000, peralatan dan perlengkapan serta
fasilitas kantor sebesar Rp64 042 000, dan biaya pra-investasi sebesar Rp3 375
000. Biaya operasional merupakan biaya yang terdiri atas biaya tetap dan biaya
variabel. Biaya tetap unit bisnis ini berbeda dalam periode tahun 1, tahun 2, tahun
3 sampai tahun 4, dan tahun 5 sampai tahun 6. Biaya tetap tahun 1 sebesar Rp192
934 950, tahun 2 sebesar Rp190 029 950, tahun 3 sampai tahun 4 sebesar Rp188
779 950, dan tahun 5 sampai tahun 6 sebesar Rp188 029 950. Biaya variabel
yang dikeluarkan berbeda dalam periode tahun 1, tahun 2, dan tahun 3 sampai
tahun 6. Biaya variabel tahun 1 dengan kapasitas produksi 28 800 bungkus per
tahun sebesar Rp261 866 880, tahun 2 dengan kapasitas produksi 30 240 bungkus
per tahun sebesar Rp274 960 224, dan tahun 3 sampai tahun 6 dengan kapasitas
produksi 38 880 bungkus per tahun sebesar Rp353 520 288. Sumber penerimaan
yang diperoleh unit bisnis pengolahan udang crispy berasal dari penjualan udang
crispy dan penjualan minyak goreng sisa produksi. Minyak goreng tersebut dijual
dengan harga Rp2 500 per liter.
Analisis laba/rugi dihitung dengan mengurangkan penerimaan dengan biaya
operasional, bunga pinjaman, dan pajak. Tahun 1, unit bisnis ini mendapatkan laba
bersih sebesar Rp6 427 788, laba bersih tahun 2 yang diperoleh sebesar Rp20 330
523, tahun 3 sebesar Rp84 036 828, tahun 4 sebesar Rp84 930 180, tahun 5 dan
tahun 6 sebesar Rp86 646 433 dan Rp87 707 824. Analisis cash flow dapat dilihat
pada Lampiran 1. Nilai NPV unit bisnis pengolahan udang crispy sebesar Rp237
972 097, nilai IRR sebesar 57 persen, nilai Net B/C sebesar 3.3, nilai Gross B/C
1.1 serta nilai payback period yaitu 2 tahun 10 bulan 8 hari. Analisis sensitivitas
dengan metode switching value diperoleh kenaikan harga bahan baku udang putih
memiliki batas toleransi sebesar 36.14 persen dan penurunan harga jual memiliki
batas toleransi sebesar 9.05 persen. Angka ini mengacu pada NPV yang diperoleh
bernilai nol (NPV=0), Net B/C bernilai 1 (Net B/C=1), dan IRR bernilai 7.48
persen (DR=7.48%).

4 SIMPULAN DAN SARAN


4.1 Simpulan
Pengembangan yang akan dilakukan yaitu pendirian unit bisnis
pengolahan udang crispy pada KUD Mina Karya Bhakti. Berdasarkan aspek non
finansial bisnis ini layak dijalankan. Jumlah permintaan menunjukkan produk
udang crispy memiliki sasaran pasar yang jelas, ketersediaan bahan baku udang
putih lebih besar dari kebutuhan produksi, tenaga kerja yang dibutuhkan memiliki
deskripsi tugas jelas, serta memiliki gaji dan tunjangan tenaga kerja yang layak,
bisnis ini memiliki penanganan limbah yang baik serta memiliki dampak sosial
yang positif. Berdasarkan aspek finansial bisnis ini layak untuk dijalankan.
Analisis kelayakan usaha menunjukkan bisnis ini memiliki nilai NPV sebesar
Rp237 972 097, dikatakan layak apabila NPV>0. Nilai IRR sebesar 57 persen,
dikatakan layak apabila IRR> discount rate (DR=7.48%). Nilai Net B/C yaitu
3.3, dikatakan layak apabila Net B/C>1. Nilai Gross B/C yaitu 1.1, dikatakan
layak apabila Net B/C>1 serta nilai payback period yaitu 2 tahun 10 bulan 8 hari,
dikatakan layak apabila PP>umur proyek yaitu 6 tahun. Analisis switching value
menunjukkan bahwa batas toleransi maksimum untuk kenaikan bahan baku dan
penurunan harga jual memiliki persentase swiching value yang baik.
4.2 Saran
KUD Mina Karya Bhakti dalam menjalankan unit bisni pengolahan udang
crispy ini harus dapat memperkirakan kenaikan harga bahan baku udang putih
sebesar lebih tinggi dari 36.14 persen. Solusi dalam mengatasi hal tersebut dengan
memaksimalkan sistem penyimpanan dan persediaan bahan baku.

DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Subang. 2015. Kecamatan Blanakan
dalam Angka 2015. Sesi Statistik Neraca Wilayah dan Analisis Statistik,
editor. Subang (ID) : BPS.
Kasmir, Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi. Jakarta (ID) : Prenada
Media Grup.
KUD Mina Karya Bhakti. 2016. Buku Produksi. Muara (ID) : KUD Mina Karya
Bhakti.
Nurmalina R, dan Sarianti T. 2012. Modul Kuliah Studi Kelayakan Bisnis. Bogor
(ID) : Program Diploma Institut Pertanian Bogor.

LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisis cash flow unit bisnis pengolahan udang crispy


URAIAN
INFLOW
1. Penjualan Udang Crispy
2. Penjualan limbah minyak goreng
3. Penjualan Uji Coba Pasar
3. Pinjaman
4. Nilai Sisa
TOTAL INFLOW
OUTFLOW
1. Biaya Investasi
1. Tanah
2. Bangunan
3. Instalasi Listrik
4. Instalasi Air
5. Kartu SIM Hp
6. Handphone
7. Netbook
8. Sepeda Motor
9. Boks Pengiriman
10. Spinner
11. Vacuum Sealer
12. Freezer
13. Pompa Air
14. Tempat Bumbu
15. Kompor Gas 1 Tungku
16. Tabung Gas ( 3 Kg)
17. Selang + Regulator
18. Celemek
19. Serbet
20. Blender
21. Timbangan 10 kg
22. Timbangan Digital
23. Pisau
24. Wajan Penggorengan
25. Talenan
26. Alat Kebersihan
27. Gayung
28. Sendok Besar
29. Sendok stainless
30. Saringan Penggorengan
31. Ayakan Bambu
32. Ember
33. Keranjang Plastik
34. Spatula
35. Nampan Stainless
36. Gunting
37. Galon Air
38. Tempat Sampah
39. Baskom Stainless
40. Lemari Penyimpanan
41. Meja Kantor
42. Meja Tamu
43. Sofa Tamu
42. Kursi
43. Kursi Plastik Kecil
44. Kalkulator
45. Gelas
46. Kipas Angin
47. Rak Penyimpanan
48. Cap Stempel
49. Perizinan Usaha (SIUP)
50. IMB
51. Izin PIRT DepKes
52. Label Halal MUI
Total Biaya Investasi
Total Biaya Tetap
Total Biaya Variabel
Biaya Pra-produksi
Pembiayaan Pinjaman
Pajak Penghasilan Badan Usaha
TOTAL OUTFLOW
Net Benefit
Discount Factor (DR=7,48%)
PV/Tahun
PV Benefit/Tahun
PV Cost/Tahun
NPV
IRR
PV Positif
PV Negatif
Net B/C
Gross B/C
Rata-Rata Penerimaan Bersih
Payback Period

TAHUN
1

460 800 000


5 040 000
1 920 000
50 000 000

483 840 000


5 472 000

622 080 000


8 064 000

622 080 000


8 064 000

622 080 000


8 064 000

622 080 000


8 064 000

517 760 000

489 312 000

630 144 000

630 144 000

630 144 000

82 117 500
712 261 500

38 100 000
75 000 000
1 500 000
1 000 000
12 000
2 200 000
2 400 000
22 000 000
5 000 000
3 000 000
1 200 000
10 400 000
430 000
1 080 000
540 000
360 000
285 000
700 000
100 000
975 000
400 000
70 000
500 000
800 000
135 000
100 000
20 000
45 000
55 000
140 000
50 000
105 000
900 000
80 000
260 000
60 000
65 000
75 000
600 000
3 000 000
500 000
250 000
575 000
1 000 000
75 000
60 000
150 000
205 000
690 000
100 000
1500 000
375 000
1 500 000
0
180 722 000
171 056 700
261 866 880
3 614 424
12 854 622.85
110 381.7
630 225 008.5
-112 465 008.5
0.930396976
-104 637 103.8
481 722 338.1
586 359 441.9
Rp237 972 097.74
57%
342 609 201.5
-104 637 103
3.3
1.1
60 423 359
2.9 (2 Tahun 10 Bulan
8 Hari)

2 200 000

2 200 000
2 400 000
5 000 000
3 000 000
1 200 000
430 000
540 000
360 000

700 000
100 000

700 000
100 000

285 000
700 000
100 000
975 000
400 000
70 000

500 000

700 000
100 000

700 000
100 000

500 000
800 000

100 000
20 000
45 000
55 000
140 000

135 000
100 000
20 000
45 000
55 000
140 000

100 000
20 000
45 000
55 000
140 000
50 000

135 000
100 000
20 000
45 000
55 000
140 000

105 000

105 000

80 000

80 000

100 000
20 000
45 000
55 000
140 000
900 000

60 000
65 000

60 000
65 000

260 000
60 000
65 000
75 000
600 000

60 000
65 000

60 000
65 000
3 000 000

250 000
75 000
150 000

75 000
60 000
150 000

75 000
150 000
205 000

1 000 000
75 000
60 000
150 000

75 000
150 000

1 500 000
1 500 000
1 510 000
168 151 700
274 960 224

4 590 000
166 901 700
353 520 288

0
6 200 000
166 901 700
353 520 288

8 600 000
166 151 700
353 520 288

17 610 000
166 151 700
353 520 288

12 854 622.85
243 218.26
457 719 765.1
31 592 234.89
0.865638532
27 347 455.84
423 567 321.5
396 219 865.6

12 854 622.85
878 437.62
538 745 048.5
91 398 951.53
0.805387472
73 611 570.55
507 510 083.3
433 898 512.8

12 854 622.85
878 437.62
540 355 048.5
89 788 951.53
0.749330068
67 281 561.19
472 185 846.6
404 904 285.4

12 854 622.85
885 937.62
542 012 548.5
88 131 451.53
0.697174429
61 442 994.43
439 320 283.6
377 877 289.2

885 937.62
538 167 925,6
174 093 574.4
0.648648981
112 925 619.5
462 007 695.8
349 082 076.3

Anda mungkin juga menyukai