Anda di halaman 1dari 9

Faktor-faktor yang Menyebabkan Maraknya Kasus Curanmor

Peristiwa-peristiwa kejahatan yang terjadi disebabkan oleh banyak


faktor, apabila dilihat dari pelaku kejahatan maka bisa saya
kategorikan menjadi dua golongan besar yaitu faktor eksternal dan
faktor internal. Banyak studi, penelitian maupun kajian tentang
kejahatan ini, namun saya membahas berdasarkan fakta dan
pengalaman saya sendiri. Faktor internal dapat saya bagi lagi menjadi
dua yaitu motivasi dari pelaku dan kondisi psikologis dari pelaku,
motivasi pelaku akan terkait erat dengan faktor-faktor eksternal yang
akan kita bahas nanti, sedangkan kondisi psikologis erat kaitannya
dengan asumsi bahwa kecenderungan setiap manusia berperilaku
menyimpang.
Sedangkan faktor eksternal dapat kita bagi menjadi beberapa bagian
yaitu faktor ekonomi, faktor calon korban kejahatan, masyarakat,
hukum dan penegak hukum.Selanjutnya akan kita bahas faktor internal
pelaku, banyak teori motivasi yang dapat kita gunakan untuk
membahas permaslahan terjadinya kejahatan pencurian kendaraan
bermotor, saya ambil simplenya saja bahwa kebutuhan dasar manusia
(basic need) adalah makan, pakaian dan perumahan. Fakta di
lapangan bahwa pelaku-pelaku curanmor termotivasi menjadi pelaku
kejahatan lebih banyak didasari oleh motivasi untuk memenuhi
kebutuhan dasar tersebut.
Faktor internal kedua yaitu kondisi psikologis atau kejiwaan dari pelaku,
asumsi bahwa setiap individu mempunyai potensi untuk berperilaku
menyimpang, pencurian dapat saya masukan ke dalam perilaku
menyimpang karena ada beberapa norma yang dilanggar yaitu norma
hukum dan norma agama. Kondisi kejiwaan ini sangat dipengaruhi juga
oleh seberapa besar motivasi yang timbul untuk mendukung
terciptanya suatu perilaku menyimpang. Potensi individu untuk
berperilaku menyimpang juga tidak terlepas dari kontrol sosial, kontrol
sosial ini dapat tombul dari diri pribadi maupun dari masyarakat

sekitar. Apabila kontrol sosial berjalan dan lebih besar dari motivasi
pribadi untuk berbuat kejahatan maka tidak akan terjadi perilaku
menyimpang tersebut.
Sekarang kita bahas satu persatu faktor eksternal yang mempengaruhi
terjadinya curanmor. Pertama adalah Faktor ekonomi, Kondisi
perekonomian secara mikro mengalami suatu perkembangan yang
signifikan, namun kondisi ekonomi makro tidak demikian adanya,
kebijakan pemerintah dengan kenaikan BBM berimbas kepada seluruh
sendi-sendi kehidupan masyarakat, masyarakat kelas menengah ke
atas mungkin tidak akan terlalu merasakan dampaknya, namun
masyarakat yang berada pada strata di bawahnya akan sangat
merasakan dampaknya. Banyaknya pengangguran turut serta ambil
bagian dalam terjadinya berbagai macam kejahatan termasuk
curanmor.
Kedua adalah calon korban, dibeberapa jenis kejahatan korban
memberikan peran terhadap terjadinya suatu kejahatan, misalnya
seseorang ibu yang berangkat ke pasar dengan memakai perhiasan
yang berlebihan akan mengundang timbulnya niat dari pelaku
kejahatan untuk melakukan perampasan atau pencurian terhadap
perhiasan tersebut, demikian halnya dengan curanmor. Korban ratarata memarkir kendaraan hanya dengan mengunci stir saja belum
dilengkapi dengan kunci pengaman yang lain, ini lebih disebabkan
karena kekurang hati-hatian calon korban terlalu meyepelekan suatu
keadaan. Kekurang hati-hatian korban juga disebabkan banyak faktor,
antara lain memang lupa atau alpa sehingga tidak mengunci stir atau
memberikan kunci tambahan, memarkir kendaraan jauh dari
pengawasan, merasa aman karena sudah mengasuransikan
kendaraannya dan lain-lain.
Kondisi korban seperti inilah yang dapat kita sebut sebagai suitable
target atau target yang sangat dinantikan oleh pelaku kejahatan.
Dalam berbagai macam kasus curanmor pelaku tidak membutuhkan
waktu yang lama untuk melakukan pencurian, tidak dalam hitungan
puluhan menit namun dalam hitungan puluhan detik. Faktor ketiga
adalah Kondisi masyarakat, kita semua mengetahui bagaimana kondisi
masyarakat kita saat ini, masyarakat yang menurut saya sudah dalam
taraf apatis (tidak peduli) terutama di kota-kota besar yang merupakan
suatu ciri masyarakat perkotaan.
Keapatisan masyarakat ini membuat tidak adanya atau berkurangnya
kontrol sosial yang ada di masyarakat, semakin lemah kontrol sosial
maka kejahatan akan semakin besar terjadi demikian sebaliknya.
Ambil suatu contoh, pelaku kriminal adalah bagian dari masyarakat,
mustahil apabila tetangga atau teman dekat atau keluarga tidak
mengetahui apa yang dilakukan oleh pelaku kejahatan ini, apabila
seseorang tidak bekerja kemudian memiliki uang dan bisa membeli
2

sesuatu maka sebagai keluarga, teman, atau tetangga seharusnya


mulai bertanya, dari mana dia dapat uang?
Bukan mencurigai namun itulah wujud dari kepedulian yang
merupakan bagian dari kontrol sosial, satu contoh lagi ada beberapa
kasus curanmor terjadi ketika korban sedang bertamu atau berkunjung
ke rumah seseorang, apabila kontrol sosial itu berjalan maka
sewajarnya ada yang mengingatkan awas hati-hati kendaraannya,
parkir kendaraan yang bisa diawasi atau parker kendaraan di halaman
rumah atau peringatan yang lainnya. Kondisi masyarakat lain yang
berperan sangat besar terhadap maraknya kasus curanmor adalah
masih banyak masyarakat kita yang mau membeli kendaraan atau
onderdil kendaraan yang patut di duga hasil kejahatan, bayangkan
apabila masyarakat mengerti dan sepakat untuk tidak mau membeli
barang-barang tersebut maka saya yakin dan percaya tidak akan ada
lagi pencurian kendaraan bermotor.
Faktor keempat adalah hukum, yang saya maksud di sini adalah hukum
formal dan hukum material yang menyangkut tindak pidana yaitu
KUHAP dan KUHP, semua praktisi maupun akademisi sepakat bahwa
KUHP dan KUHAP kita sudah ketinggalan jaman dan perlu segera
direfisi, namun kenyataannya sampai sekarang belum juga ada
realisasinya. Tujuan hukum adalah membuat masyarakat teratur,
sedangkan tujuan dari pemidanaan adalah agar terciptanya dan
terjaminnya suatu keadilaan di masyarakat disamping membuat jera
pelaku kejahatan maka pemidanaan diharapkan dapat mengembalikan
pelaku kejahatan ke jalan yang benar.
Di dalam KUHP ancaman hukuman untuk semua jenis pencurian harus
ditinjau ulang, seharusnya ada batasan yang jelas tentang hukuman
minimal sehingga hakim mempunyai rambu-rambu yang jelas dalam
memutuskan suatu vonis kepada para pelaku kejahatan, dalam kondisi
sekarang hakim dalam memberikan vonis terhadap pelaku pencurian
di Negara kita ini pasti beragam, untuk kasus yang sama vonis
pastinya tidak akan sama meskipun banyak faktor yang menentukan
seorang hakim untuk menentukan berat ringannya hukuman namun
setidak-tidaknya apabila ada batasan minimal hukuman maka
keberagaman tersebut tidak terlalu variatif.
Faktor yang kelima adalah penegak hukum, berbicara penegak hukum
adalah Polisi, Jaksa, Hakim dan Pengacara. Namun yang akan kita
bahas di sini adalah khusus untuk Polisi sebagai penegak hukum di
lapangan. Sebagaimana kita ketahui Polisi sepertinya kesulitan apabila
dihadapkan pada kasus curanmor, harus diakui bahwa mencegah saja
sulit apalagi untuk mengungkap jaringan. Apabila kita ambil
persentase antara kejadian curanmor dengan pengungkapan maka
tidak lebih dari 20 %. Inilah yang kita namakan ketidakmampuan Polisi
untuk memberikan rasa aman terhadap masyarakat, lebih tepatnya
3

adalah Polisi masih belum bisa sepenuhnya memberikan rasa aman


terhadap masyarakat.
Pelaku kejahatan pastinya mempelajari kegiatan yang dilakukan oleh
polisi, baik Polisi yang berseragam maupun yang tidak berseragam,
dari pengungkapan kasus yang telah berhasil dilakukan pelaku
kejahatan ini terlebih dulu mempelajari situasi lingkungan sekitar TKP
sebelum melakukan aksinya, mereka juga menggunakan sistem
hunting (tidak mematok tempat untuk melakukan kejahatan) dimana
ada kesempatan yang memungkinkan mereka mengambil kendaraan
maka mereka akan melakukan aksinya. Biasanya mereka melakukan
aksinya minimal 2 (dua) orang. Satu orang sebagai pemetik dan satu
orang lagi sebagai pengawas situasi.
Sedikit ulasan di atas menggambarkan bagaimana terjadinya
pencurian kendaraan bermotor dan kondisi yang menyebabkan
semakin maraknya pencurian kendaraan bermotor. Ulasan ini jauh dari
sempurna namun sedikit banyak dapat menguraikan tentang
kejahatan pencurian kendaraan bermotor di Negara ini.

BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kejahatan merupakan masalah yang tidak asing lagi masyarakat
Indonesia terutama di kota besar.Kejahatan merupakan masalah yang
komplek yang setiap waktu dihadapi oleh penegak hukum. Kejahatan yang
sering meningkat cenderung di pengaruhi oleh krisis multi dimensi yang
melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 lalu. Badai krisis
tersebut mengakibatkan meningkatnya penggangguran pada lapisan
masyarakat dan mengurangi daya beli masyarakat ,masyarakat sering
mendapat tekanan psikis dalam memenuhi kebutuhan hidupnya .Hal
tersebut berpotensi menyebabkan semakin tingginya angka kejahatan di
Indonesia .
Kasus kejahatan pencurian yang terjadi dalam masyarakat sangat
beragam jenisnya,salah satunya adalah pencurian kendaraan bermotor
yang marak terjadi . Kasus ini menimbulkan dampak buruk selain dapat
melukai korban pelaku pun tega menhilangkan nyawa orang lain. Masalah
ini

pun

mencuri

perhatian

media

baik

cetak

maupun

elektonik

,pemberitaan mengenai curanmor hampir setiap hari menhiasi surat kabar


cetak maupun siaran di televisi nasional.
Meningkatnya kasus curanmor ini memang tidak dapat terelakan akibat
meningkatnya

laju pertumbuhan

kendaraan

bermotor

yang

cukup

tinggi.Dari data dinas perhubungan menyatakan laju pertumbuhan


kendaraan bermotor sudah tidak sebanding dengan panjang jalan yang
ada,dan

panjang

jalan

sudah

tidak

dapat

menampung

volume

kendaraan.hal tersebut dapat menimbulkan rendahnya faktor keselamatan


serta meningkatnya faktor kelalaian dalam penggunaan kendaraan

bermotor. Kelalaian tersebut dapat memudahkan terjadinya tindak


pencurian kendaraan bermotor.
Dalam kenyataan kasus curanmor cenderung masih menunjukan angka
yang cukup tinggi ,keadaan ini sangat memprihatinkan mengingat
timbulnya keresahan dalam masyarakat sebagai korban kejahatan
pencurian kendaraan bermotor dan kasus ini sudah tersusun dalam KUHP
Pasal 362 dan pasal 363 yang melawan hukum. Dari uraian diatas kasus
curanmor menjadi tugas bagi aparat penegak hukum dan masyarakat
untuk mencegah dan menanggulangi pencurian kendaraan bermotor di
Indonesia.
2. Tujuan
Dari penulisan ini terdapat tujuan yang akan dicapai diantaranya :
a. Agar dapat diketahui faktor-faktor yang menyebabkan tindak kejahatan
curanmor
b. Agar hukum yang mengatur tentang pencurian kendaraan bermotor dapat
berfungsi dengan baik.
c. Agar dapat mempengaruhi angka kejahatan curanmor memjadi lebih
kecil
d. Agar pemerintah dapat melaksanakan pembangunan dengan baik
sehingga pertumbuhan ekonomi dapat berjalan baik dan mengurangi
kemiskinan yang akan berdampak mengurangi kriminalitas.

BAB II
PERMASALAHAN
1.

Faktor faktor terjadinya permasalahan


Berikut

faktor-faktor

terjadinya

permasalahan

pencurian

kendaraan

bermotor adalah sebagai berikut :


a.

Faktor kelalaian korban sendiri

b.

Faktor

pendidikan

,pendidikan

mempunyai

peranan

penting

bagi

penghidupan yang layak


c.

Adanya pengaruh pergaulan dalam lingkungan,

d.

Faktor ekonomis, kebutuhan ekonomi yang mendesak

e.

Faktor kesempatan dari pelaku

f.

Pertumbuhan penduduk di negara-negara berkembang lebih besar


daripada pertumbuhan ekonomi sehingga secara komparatif tidak
memberikan peningkatan taraf hidup secara signifikan

g.

Belum meratanya program pembangunan khususnya pedesaan, di luar


jawa ,daerah terpencil dan daerah perbatasan.

2.

Dampak yang terjadi dari permasalahan


Masalah pencurian kendaraan bermotor akan memberikan dampak
sebagai berikut:

a.

Hilangnya keseimbangan, ketentraman dan ketertiban masyarakat


b.

Pencurian kendaraan bermotor sering melibatkan kekasaran, dapat


menyebabkan jatuhnya korban

c.

Dapat melahirkan tesa kejahatan dan antitesa kejahatan yang baru serta
berkelanjutan.

d.

3.

Semakin meningkatnya tingkat kriminalitas di Indonesia.

Upaya penanggulangan permasalahan


Upaya-upaya yang harus dilakukan untuk menanggulangi masalah
pencuriaan kendaraan bermotor adalah sebagai berikut :

a.

Memahami

sifat,

intensitas,

frekuensi,

dan

luas

kejahatan

dalam

masyarakat.
b.

Pengamanan diri sendiri masyarakat sangat penting dilakukan di luar


adanya pengamanan oleh aparat kepolisian

c.

Melaksanakan pembangunan dengan baik dan merata agar dapat


menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi penggaguran sehingga
dapat menurunkan ekonomi lemah masyarakat

d.

Perundang-undangan

berfungsi

untuk

menganalisis

dan menekan

kejahatan dengan mempertimbangkan masa depan.


e.

melakukan patroli, melakukan operasi, melakukan himbauan kepada


masyarakat agar lebih waspada

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dewasa ini di kota besar masalah pencurian kendaraan motor sudah
menjadi masalah yang marak terjadi tindak kejahatan tersebut banyak
terjadi di hampir semua pelosok kota , dari daerah daerah perkotaan
padat penduduk,daerah-daerah yang sepi dan daerah yang rawan
penjagaan oleh aparat yang berwajib.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tindak kriminal
curanmor seperi faktor pendidikan yang rendah, faktor ekonomi, faktor
kelalaian dan faktor kesempatan dari pelaku.Dari tindak kriminal tersebut
dapat

menyebabkan

dampak

seperti

hilangnya

keseimbangan,

ketentraman dan ketertiban di dalam kehidupan masyarakat, tindak


kejahatan curanmor sendiri sering melibatkan kekasaran sehingga
sering menyebabkan

jatuhnya

korban dan

dapat

melahirkan

tesa

kejahatan dan antitesa kejahatan yang baru serta berkelanjutan serta


semakin meningkatnya tingkat kriminalitas di Indonesia.
Untuk

menanggulangi

terjadinya

masalah

curanmor di

Indonesia

diperlukan adanya Peningkatan dan pemantapan aparat penegak hukum


meliputi pemantapan organisasi, personal, sarana, prasarana serta
Perundang-undangan berfungsi dengan baik dan adanya partisipasi
masyarakat dan aparat penegak hukum untuk saling berhubungan
sehingga

membantu

kelancaran

kriminalitas.

pelaksanaan

penanggulangan

Anda mungkin juga menyukai