sekitar. Apabila kontrol sosial berjalan dan lebih besar dari motivasi
pribadi untuk berbuat kejahatan maka tidak akan terjadi perilaku
menyimpang tersebut.
Sekarang kita bahas satu persatu faktor eksternal yang mempengaruhi
terjadinya curanmor. Pertama adalah Faktor ekonomi, Kondisi
perekonomian secara mikro mengalami suatu perkembangan yang
signifikan, namun kondisi ekonomi makro tidak demikian adanya,
kebijakan pemerintah dengan kenaikan BBM berimbas kepada seluruh
sendi-sendi kehidupan masyarakat, masyarakat kelas menengah ke
atas mungkin tidak akan terlalu merasakan dampaknya, namun
masyarakat yang berada pada strata di bawahnya akan sangat
merasakan dampaknya. Banyaknya pengangguran turut serta ambil
bagian dalam terjadinya berbagai macam kejahatan termasuk
curanmor.
Kedua adalah calon korban, dibeberapa jenis kejahatan korban
memberikan peran terhadap terjadinya suatu kejahatan, misalnya
seseorang ibu yang berangkat ke pasar dengan memakai perhiasan
yang berlebihan akan mengundang timbulnya niat dari pelaku
kejahatan untuk melakukan perampasan atau pencurian terhadap
perhiasan tersebut, demikian halnya dengan curanmor. Korban ratarata memarkir kendaraan hanya dengan mengunci stir saja belum
dilengkapi dengan kunci pengaman yang lain, ini lebih disebabkan
karena kekurang hati-hatian calon korban terlalu meyepelekan suatu
keadaan. Kekurang hati-hatian korban juga disebabkan banyak faktor,
antara lain memang lupa atau alpa sehingga tidak mengunci stir atau
memberikan kunci tambahan, memarkir kendaraan jauh dari
pengawasan, merasa aman karena sudah mengasuransikan
kendaraannya dan lain-lain.
Kondisi korban seperti inilah yang dapat kita sebut sebagai suitable
target atau target yang sangat dinantikan oleh pelaku kejahatan.
Dalam berbagai macam kasus curanmor pelaku tidak membutuhkan
waktu yang lama untuk melakukan pencurian, tidak dalam hitungan
puluhan menit namun dalam hitungan puluhan detik. Faktor ketiga
adalah Kondisi masyarakat, kita semua mengetahui bagaimana kondisi
masyarakat kita saat ini, masyarakat yang menurut saya sudah dalam
taraf apatis (tidak peduli) terutama di kota-kota besar yang merupakan
suatu ciri masyarakat perkotaan.
Keapatisan masyarakat ini membuat tidak adanya atau berkurangnya
kontrol sosial yang ada di masyarakat, semakin lemah kontrol sosial
maka kejahatan akan semakin besar terjadi demikian sebaliknya.
Ambil suatu contoh, pelaku kriminal adalah bagian dari masyarakat,
mustahil apabila tetangga atau teman dekat atau keluarga tidak
mengetahui apa yang dilakukan oleh pelaku kejahatan ini, apabila
seseorang tidak bekerja kemudian memiliki uang dan bisa membeli
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kejahatan merupakan masalah yang tidak asing lagi masyarakat
Indonesia terutama di kota besar.Kejahatan merupakan masalah yang
komplek yang setiap waktu dihadapi oleh penegak hukum. Kejahatan yang
sering meningkat cenderung di pengaruhi oleh krisis multi dimensi yang
melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 lalu. Badai krisis
tersebut mengakibatkan meningkatnya penggangguran pada lapisan
masyarakat dan mengurangi daya beli masyarakat ,masyarakat sering
mendapat tekanan psikis dalam memenuhi kebutuhan hidupnya .Hal
tersebut berpotensi menyebabkan semakin tingginya angka kejahatan di
Indonesia .
Kasus kejahatan pencurian yang terjadi dalam masyarakat sangat
beragam jenisnya,salah satunya adalah pencurian kendaraan bermotor
yang marak terjadi . Kasus ini menimbulkan dampak buruk selain dapat
melukai korban pelaku pun tega menhilangkan nyawa orang lain. Masalah
ini
pun
mencuri
perhatian
media
baik
cetak
maupun
elektonik
laju pertumbuhan
kendaraan
bermotor
yang
cukup
panjang
jalan
sudah
tidak
dapat
menampung
volume
BAB II
PERMASALAHAN
1.
faktor-faktor
terjadinya
permasalahan
pencurian
kendaraan
b.
Faktor
pendidikan
,pendidikan
mempunyai
peranan
penting
bagi
d.
e.
f.
g.
2.
a.
c.
Dapat melahirkan tesa kejahatan dan antitesa kejahatan yang baru serta
berkelanjutan.
d.
3.
a.
Memahami
sifat,
intensitas,
frekuensi,
dan
luas
kejahatan
dalam
masyarakat.
b.
c.
d.
Perundang-undangan
berfungsi
untuk
menganalisis
dan menekan
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dewasa ini di kota besar masalah pencurian kendaraan motor sudah
menjadi masalah yang marak terjadi tindak kejahatan tersebut banyak
terjadi di hampir semua pelosok kota , dari daerah daerah perkotaan
padat penduduk,daerah-daerah yang sepi dan daerah yang rawan
penjagaan oleh aparat yang berwajib.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tindak kriminal
curanmor seperi faktor pendidikan yang rendah, faktor ekonomi, faktor
kelalaian dan faktor kesempatan dari pelaku.Dari tindak kriminal tersebut
dapat
menyebabkan
dampak
seperti
hilangnya
keseimbangan,
jatuhnya
korban dan
dapat
melahirkan
tesa
menanggulangi
terjadinya
masalah
curanmor di
Indonesia
membantu
kelancaran
kriminalitas.
pelaksanaan
penanggulangan