Anda di halaman 1dari 33

Bridging, Switching &

Routing

Certified Network Associate


Organized by : Citraweb Nusa Infomedia
www.mikrotik.co.id
Interconnection

192.168.1.1/24 192.168.1.2/24
Interconnection

192.168.1.1/24 192.168.1.2/24 192.168.1.3/24


Interconnection
Eth3<>Eth4<>Eth5 = BRIDGING/SWITCHING
Eth1<>Eth2<>(Bridge1) = ROUTING
INTERNET

192.168.2.1/24 192.168.1.1/24 192.168.1.2/24 192.168.1.3/24


Bridge / Switch Concept
 Digunakan untuk menggabungkan 2 atau lebih interface yang bertipe
ethernet kedalam sebuah broadcast domain yang sama
 Proses ini dilakukan di OSI layer 2

 Software mode : Bridge


 Hardware Mode : Switch
Bridge VS Switch
Feature BRIDGE SWITCH
Level Software Hardware
Platform Semua (RB / PC) Hanya RB tertentu
Interfaces Ethernet, VLAN, Wireless, Ethernet (tergantung chipset)
SFP, Tunnel
Monitoring Trafik antar port bisa dikontrol Trafik antar port yang dalam
1 switch tidak bisa dikontrol
Firewall Support Tidak
Speed Slower (CPU HOG) Faster
[LAB-1]Bridge Mode

Ether2 Ether2

Ether1 Ether1

172.16.1.1/24 172.16.1.2/24
[LAB-1]Bridge Interfaces
[LAB-1]Bridge Port
[LAB-1]Testing

Set IP laptop sesuai dengan topologi
[LAB-1]
 Test ping antar laptop
 Amati service yang semula dijalankan di
ether1 (DHCP server, IP Address)

Amati di tabel neighbor dan Bridge HOST

Test file sharing antar laptop dan amati
CPU load serta Interfaces stats
Bridge Note
 Service yang ada di slave port, harus dipasangkan ke
interface Bridge agar berjalan normal
 Wireless mode yang support bridging :
 apbridge, bridge, station-wds, station-pseudobridge,
station-pseudobridge-clone, station-brige, wds-slave
 Tunnel yang support bridging : EoIP
 MAC interface bridge akan mengacu ke interface slave
yang pertama kali running

Gunakan bridge host untuk memapping mac perangkat
lain di tiap brige port
Bridge Firewall

Bridge Filter & Nat bisa kita gunakan untuk melakukan


firewall antar port yang masih dalam 1 bridge
IP Firewall

Aktifkan “Use IP Firewall” jika trafik antar portnya ingin diatur di layer 3
- /Ip firewall
- /queue
[LAB-2]Switch Mode

Ether2 Ether2

Ether3 Ether3

172.16.1.1/24 172.16.1.2/24
[LAB-2]Master Port
[LAB-2]Testing

Test ping antar laptop

Amati di tabel neighbor dan Switch HOST

Test file sharing antar laptop dan amati
CPU load serta Interfaces stats
Switch Tips

Fitur-fitur switch dan interface yang bisa
digabung menjadi switch di tiap routerboard
bisa berbeda tergantung chipset
controllernya

Setiap service yang dijalankan di
masterport, secara otomatis akan berjalan
juga di semua slave portnya
 Jika di router terdapat 2 switch chip dan
ingin digabungkan ke dalam 1 broadcast
domain, kedua masterport bisa dibridging
Switch Chip
Quiz – 1
 Jika ether1 dan ether2 sudah di bridge, dan kita
menginginkan DHCP untuk dapat diakses dari kedua
interface tersebut, maka DHCP Server bisa dijalankan
pada ether1 (Benar/Salah)

 Switch mode bisa dijalankan untuk interface Wlan1


dan ether3 pada RB941-2nD. (Benar/Salah)
Routing
 Merupakan metode untuk menentukan jalur yang akan
digunakan oleh trafik ke sebuah tujuan
 Bekerja pada OSI Layer 3 (Network)
Routing Advantages

Memungkinkan kita melakukan
pemantauan dan pengelolaan jaringan
yang lebih baik
 Lebih aman dibandingkan bridge/switch
 Gangguan di satu segment tidak
mengganggu segment lain

Adanya dynamic route protocol (RIP, OSPF,
BGP dsb) sangat berguna untuk jaringan
skala besar
Routing Type

Static Route

Merupakan informasi routing yang dibuat
secara manual oleh user untuk menentukan
jalur mana yang akan digunakan
 Dynamic Route
 Merupakan informasi routing yang dibuat
secara otomatis oleh router karena service
tertentu (misal : mengaktifkan OSPF, BGP
dsb)
Routing Type (2)
A: Active
S: Static

A: Active
D: Dynamic
C: Connected Setiap memasang IP disebuah interface, secara
otomatis akan dibuatkan rule routing dengan flag
DAC
Routing Parameter

Destination : tujuan dari trafik

Sebuah host : 202.65.113.16

Sebuah network : 202.65.113.0/24

Semua network : 0.0.0.0/0
 Gateway : jalur yang akan digunakan
 IP Address dari router depannya
 Interface yang akan digunakan (biasanya

untuk PPP interface)


Routing Basic Concept
Gateway harus IP address dari router yang ada didepannya
(yang akan dilewati) dan IP tersebut 1 segment dengan router
kita (direct connect)

• Router B, jika akan ke internet harus melewati


router A
Internet
• Di Router B, default gatewaynya harus diset ke
10.10.0.2/24
Router A
A • Maka default gatewaynya menggunakan IP
10.10.2.1/24 10.10.2.1 karena yang satu segmen dengan
router B
10.10.2.2/24
/ip route add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.10.2.1
B
10.10.4.1/24 • Begitu juga dengan laptop, karena melewati
Router B jika ke internet, maka default
10.10.4.2/24 gatewaynya 10.10.4.1
Routing Implementation
(DAC) Dst-addr= 10.10.1.0/24 (DAC) Dst-addr= 10.10.2.0/24
pref-source=10.10.1.2 pref-source=10.10.2.2
(DAC) Dst-addr= 10.10.2.0/24 (DAC) Dst-addr= 10.10.3.0/24
pref-source=10.10.2.1 pref-source=10.10.3.1
(AS) Dst-addr= 0.0.0.0/0 gw=10.10.1.1 (AS) Dst-addr= 0.0.0.0/0 gw=10.10.2.1
10.10.0.1/24 (AS) Dst-addr= 10.10.3.0/24 gw=10.10.2.2

10.10.0.2/24
10.10.2.2/24
10.10.1.1/24 10.10.1.2/24 10.10.2.1/24
10.10.3.1/24

(DAC) Dst-addr= 10.10.0.0/24


pref-source=10.10.0.2 10.10.3.2/24
(DAC) Dst-addr= 10.10.1.0/24 (DAC) Dst-addr= 10.10.3.0/24
pref-source=10.10.1.1 pref-source=10.10.3.2

(AS) Dst-addr= 0.0.0.0/0 gw=10.10.0.1


(AS) Dst-addr= 0.0.0.0/0 gw=10.10.3.1
(AS) Dst-addr= 10.10.2.0/24
gw=10.10.1.2
(AS) Dst-addr= 10.10.3.0/24
gw=10.10.1.2
[LAB-3]Static Route

Ether2 Ether2

10.1.1.1/30 10.1.1.2/30
Ether1 Ether1

192.168.x.2/24 192.168.x.2/24
[LAB-3]Langkah

Matikan interface bridge dan & switch dari lab
sebelumnya dan kembalikan konfig laptop sesuai
meja masing-masing

Matikan firewall nat masquerade di setiap router

Tambahkan routing di kedua laptop

Contoh :

Meja 1 : /ip route add dst-address=192.168.2.0/24
gateway=10.1.1.2

Meja 2 : /ip route add dst-address=192.168.1.0/24
gateway=10.1.1.1

Test ping atau file sharing antar laptop
[LAB-4] Static Route 192.168.X.2/24

WLAN1:10.10.10.X/24 1

Internet 10.10.10.100/24
Buatlah konfigurasi berikut dan lakukan pengaturan ETHER3:
static route sehingga semua laptop dapat 10.Y.1.1/24
terkoneksi ke internet dan semua laptop dapat
melakukan ping ke laptop lainnya.
Matikanlah src-nat/masquerade. ETHER2:
10.Y.1.2/24
ETHER3: ETHER3:
4 10.Y.3.1/24 3 10.Y.2.1/24 2

ETHER2: ETHER2:
10.Y.3.2/24 10.Y.2.2/24

192.168.X.2/24
192.168.X.2/24
192.168.X.2/24
Route Selection (1)
Untuk pemilihan routing, router akan memilih
berdasarkan:

Rule routing yang paling spesifik tujuannya
• Contoh: destination 192.168.0.128/26 lebih
spesific dari 192.168.0.0/24
 Distance
• Router akan memilih yang distance nya
paling kecil
 Round robin (random)
Route Selection (2)
Untuk koneksi dengan destination 192.168.0.9,
manakah urutan prioritas rule yang digunakan ?

DESTINATION DISTANCE GATEWAY

192.168.0.0/24 1 10.10.1.1 2
192.168.0.0/27 2 10.10.2.1 1
192.168.0.0/29 4 10.10.3.1
192.168.0.0/24 5 10.10.4.1 3
0.0.0.0/0 1 10.10.10.100 4
Static Route Trick & Tips

Check Gateway bisa kita gunakan untuk mendeteksi
apakah gateway kita terkoneksi / tidak. Fungsi check
gateway akan mengirimkan arp / echo request secara
berkala (per 10 detik)

Sebuah rule check gateway, akan berlaku disemua rule
yang menggunakan gateway sama
 Jika router tidak menerima reply dari gateway yang di
check beberapa kali, maka gateway tersebut dianggap
putus dan rule routing yang menggunakan gateway
tersebut tidak digunakan
Quiz – 2
 Perlu ditambahkan RouterOS package routing untuk dapat
membuat static route. (Benar/Salah)

 Manakah rule default-route berikut yang akan aktif


/ip route
add dst-address=0.0.0.0/0 distance=1 gateway=192.168.20.1
add dst-address=0.0.0.0/0 distance=5 gateway=192.168.30.1

Anda mungkin juga menyukai