Anda di halaman 1dari 47

Subnetting, Routing, dan Routing

Protocol
Dandi Farhansyah Putra :10216010
Teguh Maulana :10216012
Arif Lukmanulhakim :10216019
Ridwan Hawafi Zakaria :10216021
Fadel Rahmatullah :10216025
Subnetting
• Subnetting adalah Merancang, menerapkan, dan mengelola rencana
pengalamatan IP yang efektif memastikan bahwa jaringan dapat
beroperasi secara efektif dan efisien.
•  IP address (Internet Protocol Address) adalah nomor biner atau identitas
numerik yang dipakai di setiap komputer agar komputer tersebut dapat
saling berhubungan
• IP Address terdiri dari 4 blok angka desimal dimana angka tersebut tidak
boleh melebihi nilai 255
• Ip addres dibagi menjadi 2 versi, yaitu versi 4 (IPv4) dan versi 6 (IPv6). 
• Pada IPv4 terdapat network, subnetmask, range dan broadcast
• Perhitungan Subnetting meliputi Network, Subnetmask, Range dan
Broadcast. Ip addres memiliki beberapa Class yaitu Class A,B,C,D dan E.
Secara umum Class yang dipakai hanya class A,B dan C.
Subnetting IPv4
Subnetting Class A
Class A memiliki 8 bit Network Id dan 24 Host Id (11111111.00000000.
00000000.00000000), 8 bit = 1 Byte dan CIDR /8 sampai /15.
Contoh subnetting Class A : Ip Address = 10.0.0.0/11
Network Id Subnetmask Range Id Broadcast

10.0.0.0 255.224.0.0 10.0.0.1 10.31.255.254 10.31.255.255

Netmork Id : 10.0.0.0

Jumlah Host : 16-11 = 5


25 = 32-2 = 30 Host
(2 adalah 1 untuk network & 1 untuk broadcast)

Subnemask : 256-32 = 224


Maka subnetmasknya 255.224.0.0
Broadcast Id : 32 (jumlah host)-1 = 31
10.31.255.255
Range Id : First Host, network+1 = 10.0.0.1

Last Host, broadcast-1 = 10.31.255.254


Subnetting Class B
Class B memiliki 16 bit Network Id dan 16 Host Id (11111111.11111111.
00000000.00000000), 16 bit = 2 Byte dan CIDR /16 sampai /23.
Contoh subnetting Class B : Ip Address  = 172.16.0.0/18
Network Id Subnetmask Range Id Broadcast Network Id

172.16.0.0 255.255.192.0 172.16.0.1 10.0.0.254 10.31.255.255 172.16.0.0

Netmork Id : 10.0.0.0
Jumlah Host : 24-18 = 6
26 = 64 – 2 = 62 Host
(2 adalah 1 untuk network & 1 untuk broadcast)
Subnetmask : 256-64 = 192
Maka subnetmasknya 255.255.192.0
Broadcast Id : 64 (jumlah host) -1 = 63
= 172.16.63.255
Range Id : First Host network+1 = 172.16.0.1
Last Host broadcast-1 = 172.16.63.254
Subnetting Class C
Class C memiliki 24 bit Network Id dan 8 Host Id (11111111.11111111.
11111111.00000000), 32 bit = 3 Byte dan CIDR /24 sampai /31
Contoh subnetting Class C: Ip Address  = 192.168.10.0/27 

Network Id Subnetmask Range Id Broadcast Network Id


192.168.10.0 255.255.255.0 192.168.10.1 192.168.10.30 192.168.10.31 192.168.10.0

Network Id : 192.168.10.0

Jumlah Host : 32-27 = 5


25 = 32– 2 = 30 Host
(2 adalah 1 untuk network & 1 untuk broadcast)

Subnetmask : 256-32 = 224


Maka subnetmasknya 255.255.255.224
Broadcast Id : 32(jumlah host)-1= 31
Maka Broadcastnya 192.168.10.31
Range Id : First Host, network+1 = 172.16.0.1

Last Host, broadcast-1 = 172.16.63.30


Subnetting IPv6
IPv6 dituliskan dengan bilangan hexadecimal yaitu 0-F. Pada IPv6 ini
terdapat delapan blok dimana tiap blok tersebut terdapat empat digit bilangan
hexadecimal dan untuk memisahkan tiap bloknya pada IPv6 digunakan titik
dua. IPv6 sepanjang 128 bit, tapi subnet terkecil cuma sampai /64. Artinya
dari bit ke 65 sampai bit ke 128 jadi alamat host, tidak ada subnetting /72
atau /96. Jadi IPv6 itu /64 everywhere, biarpun network isinya cuma 10 host,
tetap /64 yang dipakai. Tapi ada pengecualian untuk link inter-router, satu
network yang isinya dua router. Untuk yang ini dipakai /127.
2001:0db8:0000:0000:5a55:0302:fef6:0012
Untuk penyederhanaan untuk alamat IPv6, yaitu:
• Angka 0 didepan bisa dihilangkan
• 0000 yang berurutan bisa dihilangkan dan diganti dengan titik dua. Dengan
begitu penulisan alamat IPv6 2001:0db8:0000:0000:5a55:0302:fef6:0012
diatas menjadi
2001:db8::5a55:302:fef6:12
Merubah Subnet IPv6
Range Subnet Baru : 2403:2700:38500:0000 – 2403:2700:38500:FFFF::/64 . 2
Blok Pertama dari Kiri adalah Alokasi IPv6 dari Lembaga IDNIC Indonesia , 3
dan 4 Blok dari kiri adalah Alamat Network kita. 5 Blok dari kiri sampai habis
adalah Alamat Host untuk Laptop / Komputer pada jaringan
Menghitung Jumlah Host IPv6
Rumus : 2 ^ ( 128 – Panjang Subnet IPv6 ). contoh kita mempunyai IPv6
2403:2700:38500:FFFF::/64
Rumus : 2 ^ ( 128 – 64 ) = 2 ^ 64 ini adalah hasil dari Jumlah IPv6 dengan
Panjang Subnet /64.
Jadi Range IPv6 mulai dari :
2403:2700:38500:FFFF:00000:00000:00000:00000
2403:2700:38500:FFFF:FFFF:FFFF:FFFF:FFFF/64
Routing
Routing dibagi menjadi 2 macam:
 Static Routing
Dikonfigurasi secara manual oleh administrator pada perangkat jaringan,
sehingga pilihan jalur paket akan selalu tetap sama selama konfigurasiyang
ada tidak diubah oleh administrator.
 Dinamic Routing
Dijalankan oleh perangkat jaringan secara otomatis melibatkan protocol
routing dan algoritma routing.
Kelebihan dan kekuranganRouting Statis
Kelebihan Kekurangan
Meringankan kinerja processor router Administrator jaringan harus
mengetahui semua informasi dari
masing-masing router yang digunakan

Tidak ada bandwidth yang digunakan Hanya dapat digunakan untuk jaringan
untuk pertukaran informasi dari tabel berskala kecil
isi routing pada saat pengiriman paket

Routing statis lebih aman Admisnistrasinya cukup rumit


dibandingkan routing dinamis dibanding routing dinamis, terlebih jika
banyak router yang harus dikonfigurasi
secara manual

Routing Statis kebal dari segala usaha Rentan terhadap kesalahan saat entri
hacker untuk men-spoof dengan tujuan data routing statis yang dilakukan
membajak traffik secara manual.
Kelebihan dan kekurangan Routing Dinamis
Kelebihane Kekurangan
Hanya mengenalkan alamat network yang Beban kerja router lebih berat karena selalu
terhubung langsung dengan routernya. memperbarui ip table pada tiap waktu
tertentu.

Tidak perlu mengetahui semua alamat Kecepatan pengenalan network terbilang


network yang ada. lama karena router membroadcast ke semua
router hingga ada yang cocok.

Bila terjadi penambahan suatu network baru Setelah konfigurasi harus menunggu
tidak perlu semua router mengkonfigurasi. beberapa saat agar setiap router mendapat
Hanya router-router yang berkaitan. semua Alamat IP yang ada.

Lebih mudah untuk mengatur network yang Susah melacak permasalahan pada suatu
besar. Akan memilih jalur lain yang ada bila topologi jaringan lingkup besar.
suatu jalur rusak.

Update ARP table dibagikan ke semua


komputer, berarti mengkonsumsi - butuh
RAM untuk menentukan jalur terbaik bila
terjadi down -bandwith jalur ditentukan oleh
sistem, bukan admin.
Routing Table
Tabel routing (routing table) terdiri atas entri-entri rute dan setiap entri
rute terdiri dari IP Address. Berikut perintah sintaks yang Anda gunakan
untuk menambahkan rute statis ke tabel routing dari konfigurasi global.
1. IP Route Perintah yang digunakan untuk membuat rute statis
2. Destination Network Jaringan yang Anda tempatkan dalam tabel routing.
3. Mask Subnet mask digunakan pada jaringan
4. Next-Hop ini adalah alamat IP router next-hop yang akan menerima paket
dan meneruskannya ke jaringan jarak jauh, yang harus menandakan
antarmuka router yang ada di jaringan yang terhubung langsung
5. exInterface Digunakan di tempat alamat next-hop jika Anda mau, dan
muncul sebagai rute yang terhubung langsung.
7. Administrative distance Secara default, rute statis memiliki jarak
administratif 1 atau 0 jika Anda menggunakan antarmuka keluar, bukan
alamat hop berikutnya
8. Permanent Jika antarmuka dimatikan atau router tidak dapat
berkomunikasi ke router hop berikutnya, rute akan secara otomatis
dibuang dari tabel routing secara default. Memilih opsi permanen
menyimpan entri di tabel routing tidak peduli apa yang terjadi.
Contoh sebuah jaringan dan 
• Corp
Routing Tablenya
Serial 0/0: 172.16.10.1/30
Serial 0/1: 172.16.10.5/30
Fa0/0: 10.10.10.1/24
• SF
S0/0/0: 172.16.10.2/30
Fa0/0: 192.168.10.1/24
• LA
S0/0/0: 172.16.10.6/30
Fa0/0: 192.168.20.1/24
• Anggap semua jaringan telah
terkonfigurasi untuk penamaan router,
password console, dan menambahkan IP
address
• Hanya mengkonfigurasi dari ip route saja
Table Routing Pada Cisco Router
Corp#sh ip route
Codes: L - local, C - connected, S - static, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX – EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
E1 - OSPF external type 1, E2 – OSPF external type 2
i - IS-IS, su - IS-IS summary, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2
ia - IS-IS inter area, * - candidate default, U - per-user static route
o - ODR, P – periodic downloaded static route, H - NHRP, l - LISP
+ - replicated route, % - next hop override
Konfigurasi IP route dan table
Corp#config t
routenya keluaran dari routing table, router Corp
Corp(config)#ip route 192.168.10.0 Corp(congfig)#do show ip route
255.255.255.0 172.16.10.2 150 S 192.168.10.0/24 [150/0] via 172.16.10.2
Corp(config)#ip route 192.168.20.0 172.16.0.0/30 is subnetted, 2 subnets
255.255.255.0 s0/1 150 C 172.16.10.4 is directly connected, Serial0/1
Corp(config)#do show run | begin ip route L 172.16.10.5/32 is directly connected,
ip route 192.168.10.0 255.255.255.0 Serial0/1
172.16.10.2 150 C 172.16.10.0 is directly connected, Serial0/0
ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 Serial0/1 L 172.16.10.1/32 is directly connected,
150 Serial0/0
S 192.168.20.0/24 is directly connected,
Serial0/1
10.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 10.10.10.0 is directly connected,
FastEthernet0/0
L 10.10.10.1/32 is directly connected,
FastEthernet0/0
Konfigurasi IP route dan table
routenya
SF(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.0 table routing router SF mengerti bagaimana
172.16.10.1 150
menemukan jaringan
SF(config)#ip route 172.16.10.4 255.255.255.252
172.16.10.1 150 SF(config)#do show ip route
SF(config)#ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 C 192.168.10.0/24 is directly connected,
172.16.10.1 150 FastEthernet0/0
SF(config)#do show run | begin ip route
L 192.168.10.1/32 is directly connected,
ip route 10.10.10.0 255.255.255.0 172.16.10.1 150
FastEthernet0/0
ip route 172.16.10.4 255.255.255.252 172.16.10.1
150 ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 172.16.10.1 172.16.0.0/30 is subnetted, 3 subnets
150 S 172.16.10.4 [150/0] via 172.16.10.1
C 172.16.10.0 is directly connected, Serial0/0/0
L 172.16.10.2/32 is directly connected, Serial0/0
S 192.168.20.0/24 [150/0] via 172.16.10.1
10.0.0.0/24
is subnetted, 1 subnets
S 10.10.10.0 [150/0] via 172.16.10.1
Konfigurasi IP route dan table routenya
LA#config t keluaran dari routing table, router LA
LA(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.0 LA(config)#do show ip route
172.16.10.5 150 S 192.168.10.0/24 [150/0] via 172.16.10.5
LA(config)#ip route 172.16.10.0 172.16.0.0/30 is subnetted, 3 subnets
255.255.255.252 172.16.10.5 150 C 172.16.10.4 is directly connected,
LA(config)#ip route 192.168.10.0 Serial0/0/1
255.255.255.0 172.16.10.5 150 L 172.16.10.6/32 is directly connected,
LA(config)#do show run | begin ip route Serial0/0/1
ip route 10.10.10.0 255.255.255.0 172.16.10.5 S 172.16.10.0 [150/0] via 172.16.10.5
150 C 192.168.20.0/24 is directly connected,
ip route 172.16.10.0 255.255.255.252 FastEthernet0/0
172.16.10.5 150 ip route 192.168.10.0 L 192.168.20.1/32 is directly connected,
255.255.255.0 172.16.10.5 150 FastEthernet0/0
10.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
S 10.10.10.0 [150/0] via 172.16.10.5
Tabel Routing IPv4
Bagian IPv4 ditampilkan sebagai rute tabel output. Perhatikan output
dibagi menjadi lima kolom yang mengidentifikasikannya:
• Network Destination– daftar jaringan yang terjangkau.
• Netmask – daftar masker subnet yang menginformasikan host cara
menentukan jaringan dan bagian host alamat IP.
• Gateway – daftar alamat yang digunakan oleh komputer lokal untuk
mencapai tujuan jaringan remote. Jika tujuan dapat dicapai secara
langsung, itu akan menunjukkan sebagai “pada link” dalam kolom ini.
• Interface – daftar alamat antarmuka fisik digunakan untuk mengirim
paket ke gateway yang digunakan untuk mencapai tujuan jaringan.
• Metric – suatu nilai atau ukuruan setiap rute yang digunakan untuk
menentukan rute terbaik ke tujuan.
Routing Table IPv4
Routing Protocol
Pengertian Routing protokol
Routing protokol adalah komunikasi antara router. Routing protokol
mengijinkan router untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar
router. Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan
memperbaiki tabel routingnya.
Protokol ini didesain untuk mendistribusikan informasi yang secara
dinamis mengikuti perubahan kondisi jaringan, namun juga didesain untuk
menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Pengisian
dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh admin.
Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan
dan menerima tabel routing.
Routing Protokol mempunya 3 kelas, yaitu :
1. Distance Vector Protocol,
2. Link State Routing Protocol
1. Distance Vector Protocol
Distance Vector Protocol adalah proses routing berdasarkan arah dan
jarak dalam penetapan jalur terbaik hanya melibatkan hop(hop count).
Routng ini tidak dapat menganalisis bandwidth. Distance vektor mendapatkan
informasi dari router yang terhubung langsung dengan jaringan router
tersebut. Berdasarkan informasi tersebut, kemudian akan mengolah tabel
routing.
Yang tergolong Distance vector:
 RIP versi1
 RIP versi2
 IGRP (interior routing protocol)
Cara kerja Distance Vector
• Sebuah router awalnya hanya memiliki informasi tentang jaringan yang
terhubung secara langsung dengannya.
• Kemudian router yang lain akan saling mengirimkan data jaringan yang ia
punya. Setiap router melakukan pengecekan terhadap data-data yang di
dapat dan di bandingkan jumlah hop-nya
2.     Link State Routing Protocol
Link state adalah proses routing yang membangun topologi databasenya sendiri(Lebih
modern dari Distance Vektor). Link state akan melakukan penyelidikan terhadap semua
koneksi yang ada dalam jaringan.
Dalam Link State hop count, kapasitas bandwidth jaringan serta parameter-parameter
lainnya menentukan jalan terbaik (the best path) melalui router tetanggannya. Router
tetangga di cari dengan “hello packet”.
Yang tergolong Link State :
OSPF (Open Shortest Path First )
Cara kerja Link State
• Router akan mengirimkan hello packet secara periodik(tercipa LSA-Link State
Algoritm). Jadi setiap setiap router akan mempelajari sebuah router tetangganya dari
database LSA
• Ketika jaringan mengalami perubahan, Link state akan langsung mengupdate table
routingnya.
• Setiap routing akan menghitung jarak terpendek ke router yang lain dengan Shortest
path first(SPF) dan membentuk tree. Dan setiap router mempunyai tree yang berbeda
RIP
(Routing InformationProtocol)
RIP merupakan routing protokol yang memberikan routing table
berdasarkan router yang terhubung langsung, Kemudian router selanjutnya
akan memberikan informasi router selanjutnya yang terhubung langsung
dengan itu. Adapun informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu : Host,
network, subnet, rute default.
Ciri dari routing information protocol :
– Menggunakan algoritma distance vector
– Routing protokol distance vector
– Metric berdasarkan hop count untuk pemilihan jalur terbaik
– Jika hop count lebih dari 15, paket dibuang
– Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik
RIP terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a) RIPv1 (RIP versi 1)
Routing Information protocol versi 1 mempunyai karakteristik:
1. Distance Vector Routing Protocol.
2. Hanya mendukung routing classfull
3. Tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam perbaikan routing
4. Tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
5. Perbaikan routing broadcast
b) RIPv2 (RIP versi 2)
Secara umum RIPv2 tidak jauh berbeda dengan RIPv1. Perbedaan
yang ada terlihat pada informasi yang ditukarkan antar router. Pada RIPv2
informasi yang dipertukarkan yaitu terdapat autenfikasi pada RIPv2 ini.
Routing Information protocol versi 2 mempunyai karakteristik:
1. mendukung routing classfull dan routing classless
2. info subnet dimasukkan dalam perbaikan routing
3. mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
4. perbaikan routing multicast
Persamaan RIP v2 dengan RIP v1 :
– Distance Vector Routing Protocol
– Metric berupa hop count
– Max hop count adalah 15
– Menggunakan port 520
– Menjalankan auto summary secara default

Perbedaan RIP v2 dengan RIP v.1 :


– Bersifat classless routing protocol, artinya menyertakan field SM dalam paket update yang
dikirimkan sehingga RIP v.2 mendukung VLSM & CIDR
– Mengirimkan paket update & menerima paket update versi 2
– Mengirimkan update ke alamat multicast yaitu 224.0.0.9
– Auto Summary dapat dimatikan
– Mendukung fungsi keamanan berupa authenticationyang dapat mencegah routing update
dikirim atau diterima dari sumber yang tidak dipercaya
IGRP
(Interior Gateway Routing Protocol)
Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah routing
protocol berpemilik yang dikembangkan pada pertengahan tahun 1980-an
oleh Cisco Systems, Inc Cisco tujuan utama dalam menciptakan IGRP
adalah untuk menyediakan protokol yang kuat untuk routing dalam sistem
otonomi (AS). IGRP memiliki hop maksimum 255, tetapi defaultnya
adalah 100. IGRP menggunakan bandwidth dan garis menunda secara
default untuk menentukan rute terbaik dalam sebuah internetwork
(Composite Metrik).
Pada IGRP ini routing dilakukan secara matematik berdasarkan jarak.
Untuk itu pada IGRP ini sudah mempertimbangkan hal berikut sebelum
mengambil keputusan jalur mana yang akan ditempuh. Adapun hal yang
harus diperhatikan: load, delay, bandwitdh, realibility.
Karakteristik IGRP adalah :
– Menggunakan algoritma distance vector
– Protokol routing distance vector
– Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth,load,delay dan
reliability
– Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik
OSPF
(Open Short Path First)
OSPF adalah sebuah protocol standar terbuka yang telah
diimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan. Jika Anda memiliki
banyak router, dan tidak semuanya adalah cisco, maka Anda tidak dapat
menggunakan EIGRP, jadi pilihan Anda tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF.
Jika itu adalah jaringan besar, maka pilihan Anda satu-satunya hanya OSPF
atau sesuatu yang disebut route redistribution – sebuah layanan penerjemah
antar – routing protocol.
OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut algoritma Dijkstra.
Pertama sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun,
dan kemudian routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yang
dihasilkan dari pohon tersebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja.
Karakteristik OSPF adalah :
– Menggunakan algoritma link-state
– Protokol routing link-state
– Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328
– Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah
– Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi
jaringan
EIGRP
(Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
Distance vector protocol merawat satu set metric yang kompleks untuk
jarak tempuh ke jaringan lainnya. EIGRP menggabungkan juga konsep
link state protocol. Broadcast-broadcast di-update setiap 90 detik ke semua
EIGRP router berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan
jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar.
Pada EIGRP ini terdapat dua tipe routing protokol yaitu dengan distance
vektor dan dengan Link state. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah
mempertimbangkan masalah bandwitdh yang ada dan delay yang terjadi.
– Menggunakan algoritma advanced distance vector
– Menggunakan protokol routing enhanced distance vector
– Menggunakan cost load balancing yang tidak sama
– Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state
Border Gateway Protocol
Border Gateway Protocol (BGP) merupakan salah satu jenis routing
protokol yang digunakan untuk koneksi antar Autonomous System (AS),
dan salah satu jenis routing protokol yang banyak digunakan di ISP besar
(Telkomsel) ataupun perbankan. BGP termasuk dalam kategori routing
protokol jenis Exterior Gateway Protokol (EGP).
Dengan adanya EGP, router dapat melakukan pertukaran rute dari
dan ke luar jaringan lokal Auotonomous System (AS). BGP mempunyai
skalabilitas yang tinggi karena dapat melayani pertukaran routing pada
beberapa organisasi besar. Oleh karena itu BGP dikenal dengan routing
protokol yang sangat rumit dan kompleks.
Karakteristik BGP
• Menggunakan algoritma routing distance vektor.Algoritma routing distance
vector secara periodik menyalin table routing dari router ke router.
Perubahan table routing di update antar router yang saling berhubungan pada
saat terjadi perubahan topologi.
• Digunakan antara ISP dengan ISP dan client-client.
• Digunakan untuk merutekan jalur internet antar autonomous system.
• BGP adalah Path Vector routing protocol.Dalam proses menentukan rute-rute
terbaiknya selalu mengacu kepada path yang terbaik dan terpilih yang
didapatnya dari router BGP yang lainnya.
• Router BGP membangun dan menjaga koneksi antar-peer menggunakan port
nomor 179.
• Koneksi antar-peer dijaga dengan menggunakan sinyal KeepAlive secara
periodik.
• Metrik (atribut) untuk menentukan rute terbaik sangat kompleks dan dapat
dimodifikasi dengan fleksibel.
• BGP memiliki routing table sendiri yang biasanya memuat prefiks-prefiks
routing yang diterimanya dari router BGP lain
Beberapa Versi BGP
BGP versi 1
• Ukuran message 8 – 1024 byte.
• Terdapat 8 bit field Direction yang menandkan arah yang diambil oleh informasi
routing.
• Lima kemungkinan field Direction: Up, Down, Horizontal, EGP-derived
information, Incomplete

BGP versi 2
• Ukuran message 19 – 4096 byte.
• Menghilangkan konsep up, down, dan horizontal di antara AS-AS
• Menambahkan konsep path-attribute.
BGP versi 3
• Ukuran message 19 – 4096 byte
• Mengklarifikasi prosedur pendistribusian rute-rute BGP di antara speaker-
speaker dalam sebuah AS.
• Meningkatkan restriksi terhadap penggunaan path attribute Next-hop
BGP versi 4
• Ukuran message 19 – 4096 byte.
• Path atribute AS telah dimodifikasi sehingga set AS-AS dapat
digambarkan sebagaimana AS individual.
• Inter-AS Metric path attribute telah didefinisikan ulang sebagai Multi-Exit
Discriminator path attribute.
• Local preference path attribute ditambahkan.
• Aggregator path attribute ditambahkan.
• Dukungan untuk CIDR (Classless Inter Domain Routing)
Perangkat Hardware & Software
untuk Komunikasi BGP
Perlengkapan yang dibutuhkan adalah router komersial seperti Cisco
router dan Bay router atau klon-klon PC yang menjalankan Linux, BSD,
atau varian Unix lainnya dibantu dengan program yang dinamakan gated
untuk memanage BGP.
eBGP vs iBGP
BGP mensupport dua tipe pertukaran informasi routing:
•Pertukaran di antara AS-AS yang berbeda (external BGP atau eBGP)
• Pertukaran dalam satu AS tunggal (internal BGP atau iBGP)
Sebuah sistem BGP berbagi informasi reachabilitas network dengan sistem-
sitem BGP berdekatan lainnya yang dikenal dengan neighbor atau peer.
Sistem BGP tersusun atas grup-grup (groups). Dalam sebuah grup BGP
internal, semua peer anggota grup (internal peer) berada dalam AS yang sama.
Grup internal menggunakan rute-rute dari IGP untuk memutuskan
penyampaian atau forwarding address-adress. Mereka juga menyebarkan rute-
rute eksternal di antara router-router internal lain yang menjalankan BGP
internal, menghitung next hop dengan mengambil hop BGP yang diterima
dengan rute, lalu memutuskannya menggunakan informasi yang diperoleh
dari salah satu IGP.
eBGP dan iBGP saling berbagi protokol level dasar yang sama untuk
bertukar rute dan juga berbagi algoritma. Namun eBGP digunakan untuk
bertukar rute di antara AS yang berbeda, sedang iBGP digunakan untuk
bertukar rute di antara AS yang sama. Dalam faktanya, iBGP termasuk salah
satu “interior routing protocol” yang dapat digunakan untuk melakukan
routing aktif dalam sebuah network.
Perbedaan utama eBGP dan iBGP adalah bahwa eBGP tidak bosan-
bosannya mencoba meng-advertise setiap rute BGP yang diketahui ke semua
orang sehingga mungkin harus digunakan filter untuk menghentikannya.
Sedang iBGP pada dasarnya cukup sulit bekerja karena iBGP tidak
meredistribusi rute-rute. Speaker iBGP dalam lingkungan network harus
melakukan peer dengan semua speaker iBGP lain untuk membuatnya dapat
bekerja (routing mesh).
AS Number (ASN)
ASN merupakan nomor unik yang mengidentifikasikan AS-AS.
Nomor ini diatur oleh ARIN (Autonomous Number from The American
Registry for Internet Numbers).
Kondisi yang harus dipenuhi untuk mendapatkan nomor AS:
• Unique Routing Policy
• Multi-homed Site
AS-Path
Setiap kali sebuah rute disebarkan melalui BGP, ia akan diberi ‘perangko’
dengan sebuah nomor AS (AS number) dari router yang menyelenggarakannya.
Rute ini bergerak dari satu AS ke AS lain sehingga membentuk sebuah alur atau
path (AS-Path)
Kegunaan AS-Path:
• Memberikan penelusuran diagnostik terhadap routing dalam sebuah
network.
• Merupakan salah satu nomor metric yang menetapkan bagimana rute-rute
yang “didengar” melalui BGP dimasukkan ke dalam tabel routing IP.
• Memungkinkan untuk melakukan routing policy, misalkan ketika kita ingin
mengambil rute tertentu.
BGP Message
• Open: untuk membuat koneksi BGP di antara 2 sistem BGP
• Update: untuk melakukan pertukaran informasi reachabilitas network.
• KeepAlive: untuk menetapkan apakah sebuah link atau host fail atau tidak
lagi eksis.
• Notification: dikirim ketika kondisi error terdeteksi; menyebabkan sesi
BGP dan koneksi TCP di antara sistem-sistem BGP akan ditutup.
TERIMAKASIH
Daftar Pustaka
• http://blog.umy.ac.id/kholisabida/2014/10/06/default-gateway-ipv4-host-rou
ting-table/
• https://arishartaman.staff.telkomuniversity.ac.id
• Ebook, Todd Lammle – CCNA Routing and Switching Study Guide
• http://fatzi16.blogspot.com/2016/08/pengertian-routing-protocol-dan-mac
am.html
• http://saifualamsah12.blogspot.com/
• https://idcloudhost.com/mengenal-apa-itu-ip-address
• http://junisco.blogspot.com/2013/03/subnetting-pada-ipv4.html
• https://unijarkom.blogspot.com/2016/03/menghitung-subnetting-kelas-
b.html
• http://jodies.de/ipcalc?host=10.0.0.0&mask1=8&mask2=
• https://samuraibali.blogspot.com/2016/11/penjelasan-distance-vector-dan-l
ink.html
• https://www.netacad.com/

Anda mungkin juga menyukai