Protocol
Dandi Farhansyah Putra :10216010
Teguh Maulana :10216012
Arif Lukmanulhakim :10216019
Ridwan Hawafi Zakaria :10216021
Fadel Rahmatullah :10216025
Subnetting
• Subnetting adalah Merancang, menerapkan, dan mengelola rencana
pengalamatan IP yang efektif memastikan bahwa jaringan dapat
beroperasi secara efektif dan efisien.
• IP address (Internet Protocol Address) adalah nomor biner atau identitas
numerik yang dipakai di setiap komputer agar komputer tersebut dapat
saling berhubungan
• IP Address terdiri dari 4 blok angka desimal dimana angka tersebut tidak
boleh melebihi nilai 255
• Ip addres dibagi menjadi 2 versi, yaitu versi 4 (IPv4) dan versi 6 (IPv6).
• Pada IPv4 terdapat network, subnetmask, range dan broadcast
• Perhitungan Subnetting meliputi Network, Subnetmask, Range dan
Broadcast. Ip addres memiliki beberapa Class yaitu Class A,B,C,D dan E.
Secara umum Class yang dipakai hanya class A,B dan C.
Subnetting IPv4
Subnetting Class A
Class A memiliki 8 bit Network Id dan 24 Host Id (11111111.00000000.
00000000.00000000), 8 bit = 1 Byte dan CIDR /8 sampai /15.
Contoh subnetting Class A : Ip Address = 10.0.0.0/11
Network Id Subnetmask Range Id Broadcast
Netmork Id : 10.0.0.0
Netmork Id : 10.0.0.0
Jumlah Host : 24-18 = 6
26 = 64 – 2 = 62 Host
(2 adalah 1 untuk network & 1 untuk broadcast)
Subnetmask : 256-64 = 192
Maka subnetmasknya 255.255.192.0
Broadcast Id : 64 (jumlah host) -1 = 63
= 172.16.63.255
Range Id : First Host network+1 = 172.16.0.1
Last Host broadcast-1 = 172.16.63.254
Subnetting Class C
Class C memiliki 24 bit Network Id dan 8 Host Id (11111111.11111111.
11111111.00000000), 32 bit = 3 Byte dan CIDR /24 sampai /31
Contoh subnetting Class C: Ip Address = 192.168.10.0/27
Network Id : 192.168.10.0
Tidak ada bandwidth yang digunakan Hanya dapat digunakan untuk jaringan
untuk pertukaran informasi dari tabel berskala kecil
isi routing pada saat pengiriman paket
Routing Statis kebal dari segala usaha Rentan terhadap kesalahan saat entri
hacker untuk men-spoof dengan tujuan data routing statis yang dilakukan
membajak traffik secara manual.
Kelebihan dan kekurangan Routing Dinamis
Kelebihane Kekurangan
Hanya mengenalkan alamat network yang Beban kerja router lebih berat karena selalu
terhubung langsung dengan routernya. memperbarui ip table pada tiap waktu
tertentu.
Bila terjadi penambahan suatu network baru Setelah konfigurasi harus menunggu
tidak perlu semua router mengkonfigurasi. beberapa saat agar setiap router mendapat
Hanya router-router yang berkaitan. semua Alamat IP yang ada.
Lebih mudah untuk mengatur network yang Susah melacak permasalahan pada suatu
besar. Akan memilih jalur lain yang ada bila topologi jaringan lingkup besar.
suatu jalur rusak.
BGP versi 2
• Ukuran message 19 – 4096 byte.
• Menghilangkan konsep up, down, dan horizontal di antara AS-AS
• Menambahkan konsep path-attribute.
BGP versi 3
• Ukuran message 19 – 4096 byte
• Mengklarifikasi prosedur pendistribusian rute-rute BGP di antara speaker-
speaker dalam sebuah AS.
• Meningkatkan restriksi terhadap penggunaan path attribute Next-hop
BGP versi 4
• Ukuran message 19 – 4096 byte.
• Path atribute AS telah dimodifikasi sehingga set AS-AS dapat
digambarkan sebagaimana AS individual.
• Inter-AS Metric path attribute telah didefinisikan ulang sebagai Multi-Exit
Discriminator path attribute.
• Local preference path attribute ditambahkan.
• Aggregator path attribute ditambahkan.
• Dukungan untuk CIDR (Classless Inter Domain Routing)
Perangkat Hardware & Software
untuk Komunikasi BGP
Perlengkapan yang dibutuhkan adalah router komersial seperti Cisco
router dan Bay router atau klon-klon PC yang menjalankan Linux, BSD,
atau varian Unix lainnya dibantu dengan program yang dinamakan gated
untuk memanage BGP.
eBGP vs iBGP
BGP mensupport dua tipe pertukaran informasi routing:
•Pertukaran di antara AS-AS yang berbeda (external BGP atau eBGP)
• Pertukaran dalam satu AS tunggal (internal BGP atau iBGP)
Sebuah sistem BGP berbagi informasi reachabilitas network dengan sistem-
sitem BGP berdekatan lainnya yang dikenal dengan neighbor atau peer.
Sistem BGP tersusun atas grup-grup (groups). Dalam sebuah grup BGP
internal, semua peer anggota grup (internal peer) berada dalam AS yang sama.
Grup internal menggunakan rute-rute dari IGP untuk memutuskan
penyampaian atau forwarding address-adress. Mereka juga menyebarkan rute-
rute eksternal di antara router-router internal lain yang menjalankan BGP
internal, menghitung next hop dengan mengambil hop BGP yang diterima
dengan rute, lalu memutuskannya menggunakan informasi yang diperoleh
dari salah satu IGP.
eBGP dan iBGP saling berbagi protokol level dasar yang sama untuk
bertukar rute dan juga berbagi algoritma. Namun eBGP digunakan untuk
bertukar rute di antara AS yang berbeda, sedang iBGP digunakan untuk
bertukar rute di antara AS yang sama. Dalam faktanya, iBGP termasuk salah
satu “interior routing protocol” yang dapat digunakan untuk melakukan
routing aktif dalam sebuah network.
Perbedaan utama eBGP dan iBGP adalah bahwa eBGP tidak bosan-
bosannya mencoba meng-advertise setiap rute BGP yang diketahui ke semua
orang sehingga mungkin harus digunakan filter untuk menghentikannya.
Sedang iBGP pada dasarnya cukup sulit bekerja karena iBGP tidak
meredistribusi rute-rute. Speaker iBGP dalam lingkungan network harus
melakukan peer dengan semua speaker iBGP lain untuk membuatnya dapat
bekerja (routing mesh).
AS Number (ASN)
ASN merupakan nomor unik yang mengidentifikasikan AS-AS.
Nomor ini diatur oleh ARIN (Autonomous Number from The American
Registry for Internet Numbers).
Kondisi yang harus dipenuhi untuk mendapatkan nomor AS:
• Unique Routing Policy
• Multi-homed Site
AS-Path
Setiap kali sebuah rute disebarkan melalui BGP, ia akan diberi ‘perangko’
dengan sebuah nomor AS (AS number) dari router yang menyelenggarakannya.
Rute ini bergerak dari satu AS ke AS lain sehingga membentuk sebuah alur atau
path (AS-Path)
Kegunaan AS-Path:
• Memberikan penelusuran diagnostik terhadap routing dalam sebuah
network.
• Merupakan salah satu nomor metric yang menetapkan bagimana rute-rute
yang “didengar” melalui BGP dimasukkan ke dalam tabel routing IP.
• Memungkinkan untuk melakukan routing policy, misalkan ketika kita ingin
mengambil rute tertentu.
BGP Message
• Open: untuk membuat koneksi BGP di antara 2 sistem BGP
• Update: untuk melakukan pertukaran informasi reachabilitas network.
• KeepAlive: untuk menetapkan apakah sebuah link atau host fail atau tidak
lagi eksis.
• Notification: dikirim ketika kondisi error terdeteksi; menyebabkan sesi
BGP dan koneksi TCP di antara sistem-sistem BGP akan ditutup.
TERIMAKASIH
Daftar Pustaka
• http://blog.umy.ac.id/kholisabida/2014/10/06/default-gateway-ipv4-host-rou
ting-table/
• https://arishartaman.staff.telkomuniversity.ac.id
• Ebook, Todd Lammle – CCNA Routing and Switching Study Guide
• http://fatzi16.blogspot.com/2016/08/pengertian-routing-protocol-dan-mac
am.html
• http://saifualamsah12.blogspot.com/
• https://idcloudhost.com/mengenal-apa-itu-ip-address
• http://junisco.blogspot.com/2013/03/subnetting-pada-ipv4.html
• https://unijarkom.blogspot.com/2016/03/menghitung-subnetting-kelas-
b.html
• http://jodies.de/ipcalc?host=10.0.0.0&mask1=8&mask2=
• https://samuraibali.blogspot.com/2016/11/penjelasan-distance-vector-dan-l
ink.html
• https://www.netacad.com/