KEGIATAN BELAJAR 1
MANAJEMEN BANDWIDTH
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
2. Relevansi
Relevansi dari Kegiatan Belajar 1 ini adalah agar peserta PPG memiliki
kompetensi dalam pengaturan bandwidth secara sederhana dalam sebuah jaringan,
memiliki kemampuan analisis pembagian bandwidth jaringan.
1
3. Panduan Belajar
Pada Kegiatan Belajar 1 ini, urutan yang harus dilakukan oleh peserta dalam
mempelajari modul ini adalah:
B. Inti
2. Pokok-pokok Materi
2
g. Konsep dan permasalahan pada load balancing.
3. Uraian Materi
3
Gambar 1.1: Ilustrasi bandwidth
Throughput adalah bandwidth yang sebenarnya (aktual) yang diukur
dengan satuan waktu tertentu dan pada kondisi jaringan tertentu yang digunakan
untuk melakukan transfer file dengan ukuran tertentu. Bandwidth adalah batas
maksimal, sedangkan throughput adalah data sebenarnya yang mengalir pada
media transmisi (Kemendikbud, 2014).
Kita telah memahami tentang apa itu bandwidth, selanjutnya akan kita
bahas mengenai jenis-jenis dari bandwidth. Menurut Witantri (2016), terdapat
dua jenis bandwidth, yaitu bandwidth digital dan bandwidth analog.
4
b) Bandwidth digital, yaitu jumlah atau volume data yang dapat dikirimkan
melalui sebuah saluran komunikasi dalam satuan bits per second tanpa
distorsi.
5
b) Pembatas kecepatan transfer dan pengiriman data
6
Gambar 1.4: Ilustrasi bandwidth sebagai pembatas jumlah data
Bandwidth mengacu pada data rate yang didukung oleh koneksi jaringan
yang terhubung ke jaringan. Ia biasanya diekspresikan dalam istilah bit per
second (bps), atau kadang kala Byte per sekon (Bps). Bandwidth jaringan
mewakili kapasitas koneksi jaringan, walaupun penting untuk memahami beda
antara throughput secara teoritis dan hasil nyatanya. Misalnya, jaringan
Ethernet Gigabit 1000BASE-T (yang menggunakan kabel UTP – unshielded
twisted-pair) secara teoritis mendukung 1,000 megabit per sekon (Mbit/s), tapi
level ini tidak pernah bisa dicapai dalam prakteknya karena perangkat keras dan
sistem perangkat lunak yang digunakannya. Inilah yang menjadi tantangan
dalam menghitung bandwidth.
7
Untuk lebih memahami tentang analisis kebutuhan bandwidth, berikut ini
akan diberikan contoh analisis kebutuhan bandwidth dalam sebuah jaringan.
Misalnya, akan dibangun sebuah warung internet (warnet) yang menyediakan
layanan web atau browsing. Layanan web ini membutuhkan bandwidth minimal
512 kbps. Jika pada warnet tersebut kita sediakan 30 komputer, maka kebutuhan
bandwidth adalah 512 kbps x 30 komputer = 15360 kbps atau sekitar 15
Mbps.
8
Kemudian, bagaimana cara membagi bandwidth? Banyak cara yang dapat
dilakukan untuk melakukan pembagian bandwidth, diantaranya adalah dengan
limit, grouping, burst dan priority.
9
Gambar 1.7: Pembagian bandwidth - grouping
10
Gambar 1.9: Pembagian bandwidth – priority
11
bandwidth yang cukup besar hanya untuk upload atau download file berukuran
besar.
12
dialirkan di atas jaringan dengan bandwidth yang tidak cukup, dengan latency
yang tidak dapat diprediksi, atau jitter yang berlebih.
1). Bandwidth
Bandwidth adalah luas atau lebar cakupan frekuensi yang digunakan oleh
sinyal dalam medium transmisi. Bandwidth sering digunakan sebagai suatu
sinonim untuk kecepatan transfer data (transfer rate) yaitu jumlah data yang
dapat dibawa dari sebuah titik ke titik lain dalam jangka waktu tertentu (pada
umumnya dalam detik).
2). Throughput
13
3). Jitter
Jitter adalah variasi waktu kedatangan paket data. Data yang dikirim
dalam bentuk paket-paket, memungkinkan pengirimannya akan dilakukan
secara bersamaan. Akan tetapi paket-paket tersebut belum tentu sampai secara
bersamaan karena melalui jalur yang berbeda. Perbedaan waktu sampai inilah
yang dinamakan Jitter. Adanya jitter ini dapat mengakibatkan hilangnya data,
terutama pada pengiriman data dengan kecepatan tinggi. Banyak hal yang dapat
menyebabkan jitter, antara lain:
c) Kecepatan terima dan kirim paket dari setiap node juga dapat
menyebabkan jitter.
d) Kegagalan yang terjadi pada sisi penerima antara lain bisa disebabkan
karena overflow (beban berlebih) yang terjadi pada buffer (penyimpanan
data).
14
Packet loss dapat terjadi karena kesalahan yang diperkenalkan oleh
medium transmisi fisik. Hal-hal yang mempengaruhi terjadinya packet loss juga
bisa karena kondisi geografis seperti kabut, hujan, gangguan radio frequensi,
sel handoff selama roaming, dan interferensi seperti pohon-pohon, bangunan,
dan pegunungan.
5). Latency
Latency adalah total waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh
proses transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya. Delay
(waktu tunda) di dalam jaringan terdiri dari delay processing, delay
packetization, delay serialization, delay jitter buffer dan delay network.
15
Bandwidth yang tidak terpakai bisa digunakan oleh klasifikasi yang lebih
rendah.
a) Rate
16
b) Ceil
Random Early Detection (RED) atau bisa disebut Random Early Drop
biasanya digunakan untuk gateway/router backbone dengan tingkat trafik
yang sangat tinggi. RED mengendalikan trafik jaringan sehingga terhindar
dari kemacetan pada saat trafik tinggi berdasarkan pemantauan perubahan
nilai antrian minimum dan maksimum. Jika isi antrian di bawah nilai
minimum, maka mode drop tidak berlaku, saat antrian mulai terisi hingga
melebihi nilai maksimum, maka RED akan membuang (drop) paket data
secara acak sehingga kemacetan pada jaringan dapat dihindari. RED juga
mempunyai parameter yang menyusunnya, yaitu : Max, Min, Probability,
Limit, Burst, Avpkt, Bandwith, ECN (Explicit Congestion Notification).
Konsep kerja CBQ dimulai saat classifier menentukan paket yang datang
dan menempatkan ke kelas yang tepat. Kemudian general scheduler
menentukan bandwidth yang diperuntukkan untuk suatu kelas, estimator
memeriksa apakah kelas-kelas mendapatkan bandwidth sesuai dengan yang
dialokasikan. Jika suatu kelas kekurangan maka dengan bantuan link-sharing
17
scheduler kelas yang memiliki bandwidth yang tidak terpakai bisa dipinjamkan
ke kelas yang membutuhkan tambahan bandwidth.
Apabila bandwidth yang kita miliki tidak diatur bisa jadi antar pengguna
saling berebut dan kadang ada yang sampai tidak kebagian jatah bandwidth.
Jika itu terjadi di kantor pada jam operasional, pekerjaan yang sifatnya
membutuhkan koneksi internet akan terganggu dan akan memberikan efek yang
buruk untuk kinerja karyawan. Atau contoh lain jika itu terjadi di sebuah warnet,
18
wifi-area atau RT/RW Net Anda, pasti akan timbul banyak komplain dari
beberapa pelanggan yang sedang menikmati layanan internet kita.
Parameter dasar dari Simple Queue adalah Target dan Max-limit. Target
dapat berupa IP Address, network address, dan bisa juga interface yang akan
diatur bandwidth-nya. Max-limit Upload/Download digunakan untuk
memberikan batas maksimal bandwidth untuk si Target.
19
dilakukan dengan melakukan marking paket data menggunakan Firewall
Mangle. Jadi, sebelum melakukan teknik Queue Tree ini harus melakukan
konfigurasi Firewall Mangle terlebih dahulu.
20
juga menggunakan aplikasi winbox untuk me-remote RouterOS Mikrotik
sehingga bisa dikonfigurasi dengan mudah.
21
c) Pastikan pengaturan adapter pada RouterOS Mikrotik ada dua, yaitu
Adapter 1: Bridged Adapter untuk koneksi ke internet (IP Public) dan
Adapter 2: Host-only Adapter untuk koneksi ke client (IP Private).
Berikut langkah-langkahnya.
(2). Klik tab Network lalu pada Adapter 1, pilih Attached to: Bridged
Adapter, Name: Realtek RTL8723BE 802.11 bgn Wi-Fi Adapter (sesuai
adapter laptop koneksi internet) kemudian Promiscuous Mode: Allow
All.
22
(3). Pada Adapter 2, pilih Attached to: Host-only Adapter, Name:
VirtualBox Host-Only Ethernet Adapter kemudian Promiscuous Mode:
Allow All. Setelah itu klik OK.
23
Gambar 1.19: Pengaturan Network Adapter 1 Client 2
(1). Jalankan RouterOS Mikrotik dengan mengklik dua kali pada RouterOS
Mikrotik sampai muncul tampilan untuk Login
24
Gambar 1.22: Tampilan login RouterOS Mikrotik
(2). Buka aplikasi winbox pada OS Host (laptop). Aplikasi ini bisa
didownload pada web resmi Mikrotik.
25
(4). Jika berhasil akan muncul tampilan berikut, klik saja OK.
(1). Pada menu winbox, klik IP → DHCP Client maka akan muncul kotak
dialog DHCP Client
26
Gambar 1.27: Kotak dialog DHCP Client
(2). Klik tanda (+) maka akan muncul kotak dialog baru. Pada Interface
pastikan interface yang koneksi ke laptop (ether1) lalu klik OK.
27
(4). Lakukan pengujian koneksi ke Gateway IP Public (internet) dengan
mengklik New Terminal lalu ketikkan ping 192.168.43.1 dan jika
berhasil tampak seperti gambar di bawah ini.
(5). Mengatur agar RouterOS Mikrotik bertindak sebagai Server DNS dan
melayani permintaan DNS dari client baik menggunakan protokol TCP
maupun UDP port 53. Klik IP → DNS → centang pada Allow Remote
Requests → OK
28
(6). Melakukan pengujian koneksi ke server Google. Klik New Terminal
lalu ketikkan ping google.com.
29
(2). Klik tanda (+) lalu isi pada Address: 200.100.100.1/24 dan Interface:
ether2 lalu klik OK.
(3). Jalankan semua client pada VirtualBox lalu berikan IP Address secara
manual masing-masing client. Pertama berikan IP Address pada client
1, dengan cara:
Klik kanan pada icon Network lalu Open Network and Sharing Center
30
Gambar 1.38: Change adapter settings
Klik kanan pada Local Area Connection lalu pilih Properties
31
Isikan IP Address, Gateway dan DNS Server lalu klik OK.
(4). Lakukan hal yang sama pada langkah c) untuk client 2 dan client 3
menjadi seperti gambar di bawah ini.
32
(5). Atur pada RouterOS Mikrotik agar bisa sharing internet sehingga client
bisa akses internet. Pada winbox, klik IP → Firewall akan muncul kotak
dialog Firewall
(6). Klik pada tab NAT lalu klik tanda (+) kemudian pada tab General,
Chain: scrnat
(7). Klik tab Action lalu pada Action pilih masquerade lalu klik OK.
33
Gambar 1.47: Hasil konfigurasi NAT Rule
(8). Uji pada client apakah sudah bisa akses internet. Buka browser Internet
Explorer lalu ketik google.com maka halaman Google akan muncul
yang menandakan client sudah terkoneksi dengan internet.
34
b) Jika hanya ada satu client yang melakukan akses, maka client tersebut
bisa mendapatkan bandwidth hingga 512 kbps.
d) Jika setiap client diberikan prioritas yang berbeda maka bandwidth yang
tersedia akan dibagi terlebih dahulu ke client yang memiliki prioritas
paling tinggi.
a) Router kita tidak tahu berapa total bandwidth real yang kita miliki, maka
kita harus definisikan. Pada winbox, klik Queues lalu pada Simple
Queue klik tanda (+). Akan muncul kotak dialog New Simple Queue, isi
Name: Total-Bandwidth, Target: 200.100.100.0/24, max-limit upload
maupun download: 512k
35
b) Tentukan limitasi per client dengan melakukan setting child-queue.
Untuk Client 1, lakukan konfigurasi dengan cara:
(1). Pada Simple Queue klik tanda (+) lalu isi Name : Client 1, Target
Address: 200.100.100.2 (IP Address Client 1), dan Max-limit: 512k
(2). Klik tab Advanced, tentukan Limit-at sebesar 128k, lalu Parent: Total-
Bandwidth lalu klik OK.
36
c) Untuk limitasi Client 2 dan Client 3 lalukan hal yang sama pada langkah
2). Sesuaikan Name dan Target Address-nya, Limit-at 128k dan
Parent: Total-Bandwidth.
37
d) Akan tampak seperti gambar di bawah ini jika telah melakukan
konfigurasi.
f) Pada sisi RouterOS Mikrotik, lihat kondisi hasil limitasi yang dilakukan
terhadap client.
(1). Kondisi 1 di bawah ini menunjukkan ketika hanya satu client yang
menggunakan bandwidth, maka client tersebut bisa mendapat hingga
Max-limit.
38
Gambar 1.58: Kondisi 1 – satu client gunakan bandwidth
(2). Kondisi 2 di bawah ini menunjukkan ketika hanya dua client yang
menggunakan bandwidth. Sisa bandwidth akan dibagi dua oleh client
tersebut.
39
g) Pada limitasi dengan prinsip hirarki (HTB) juga bisa diterapkan Priority
(lebih penting) untuk client. Nilai priority queue adalah 1-8 dimana
terendah 8 dan tertinggi 1.
(2). Kondisi yang terjadi adalah ketika limit-at semua client terpenuhi,
maka sisa bandwidth akan terlebih dahulu diberikan kepada client yang
memiliki prioritas yang lebih tinggi.
40
Sebagai contoh kasus, kita akan melakukan pengaturan bandwidth
sebesar 1 Mbps untuk digunakan 3 client dengan konsep yang sama pada Simple
Queue sebagai berikut:
b) Jika hanya ada satu client yang melakukan akses, maka client tersebut
bisa mendapatkan bandwidth hingga 1 Mbps.
d) Jika setiap client diberikan prioritas yang berbeda maka bandwidth yang
tersedia akan dibagi terlebih dahulu ke client yang memiliki prioritas
paling tinggi.
41
b) Untuk mark-connection Client 1, klik pada tab Mangle, lalu klik tanda
(+). Konfigurasikan Chain: prerouting, Src Address: 200.100.100.2
(IP Address Client 1); kemudian di tab Action, pilih Action: mark-
connection, New Connection Mark: conn-client1 jangan lupa centang
pada Passthrough. Setelah itu klik OK.
42
d) Untuk mark-connection dan mark-packet Client 2 dan Client 3, lakukan
konfigurasi yang sama dengan langkah 2) dan langkah 3). Sesuaikan Src
Address dengan IP Address client dan juga penamaannya.
43
(3). Konfigurasi mark-connection Client 3.
44
e) Akan tampak seperti gambar di bawah ini jika sudah mengkonfigurasi
connection tiap client.
f) Membuat parent Queue Tree klik Queues → tab Queue Tree → klik
tanda tambah (+) isi Name, Parent, Max-limit seperti gambar di bawah
ini lalu OK.
45
Gambar 1.74: Konfigurasi Queue Tree untuk Client 2
46
j) Pada sisi RouterOS Mikrotik Queue Tree akan tampak penggunaan
bandwidth masing-masing client.
47
Gambar 1.82: Konfigurasi Priority Client 2
48
Load balancing digunakan pada saat sebuah server telah memiliki jumlah
pengguna yang telah melebihi maksimal kapasitasnya. Load balancing juga
mendistribusikan beban kerja secara merata di dua atau lebih komputer, link
jaringan, CPU, hard drive, atau sumber daya lainnya, untuk mendapatkan
pemanfaatan sumber daya yang optimal.
49
3). Permasalahan pada Load Balancing
Ada sebuah kasus menurut Jurnal yang ditulis Sumarno dan Hasmoro
(2013) yang terjadi di SMP Negeri 2 Karanganyar. Pada tahun 2005 pihak
sekolah berlangganan internet paket office dari Telkom yang besaran
bandwidth-nya 512 Mbps. Dengan paket office tersebut diharapkan dapat
mencukupi kebutuhan koneksi internet untuk 25 komputer di laboratorium
komputer, 5 (lima) komputer di kantor tata usaha dan beberapa guru yang ingin
terkoneksi lewat wifi/hotspot.
50
lagi yang besaran bandwidth-nya 2 Mbps dialokasikan untuk lab komputer 1
dan lab komputer 2.
Ada berbagai metode load balancing, antara lain yaitu: Static Route
dengan Address List, Equal Cost Multi Path (ECMP), Nth dan Per Connection
Classifier (PCC). Setiap metode load balancing tersebut memiliki kekurangan
maupun kelebihan tersendiri, namun lebih dari hal itu yang paling terpenting
dalam menentukan metode load balancing apa yang akan digunakan adalah
harus terlebih dahulu mengerti karakteristik dari jaringan yang akan
diimplementasikan. Berikut ini adalah pengertian dari masing-masing metode
load balancing dan disertakan pula kekurangan maupun kelebihannya.
Static route dengan Address list adalah metode load balancing yang
mengelompokkan suatu range IP Address untuk dapat di atur untuk melewati
salah satu gateway dengan menggunakan static routing (Gene, 2018: 9).
Metode ini sering di gunakan pada warnet yang membedakan PC untuk
browsing dengan PC untuk Game Online. Mikrotik akan menentukan jalur
gateway yang di pakai dengan membedakan src-address pada paket data.
51
Kelebihan dari metode ini, yaitu dapat membagi jaringan dengan topologi yang
sederhana, tidak sulit, dan tidak ada disconnection pada client yang disebabkan
perpindahan gateway karena load balancing. Sedangkan kekurangannya adalah
mudah terjadi overload jika yang aktif hanya client-client pada salah satu
address list saja.
Equal Cost Multi Path adalah pemilihan jalur keluar secara bergantian
pada gateway. Contohnya jika ada dua gateway, dia akan melewati kedua
gateway tersebut dengan beban yang sama (equal cost) pada masing-masing
gateway (Gene, 2018: 10). Kelebihan dari metode ini, yaitu dapat membagi
beban jaringan berdasarkan perbandingan kecepatan di antara 2 ISP. Namun,
kekurangannya adalah sering terjadi disconnection yang disebabkan oleh
routing table yang restart secara otomatis setiap 10 menit.
3). Nth
Pada dasarnya, koneksi yang masuk ke proses router akan menjadi satu
arus yang sama. Walaupun mereka datang dari interface yang berbeda. Maka
pada saat menerapkan metode Nth, tentunya akan ada batasan ke router untuk
hanya memproses koneksi dari sumber tertentu saja. Ketika router telah
membuat semacam antrian baru untuk batasan yang kita berikan di atas, baru
proses Nth di mulai.
Kelebihan dari metode ini, yaitu membagi penyebaran paket data yang
merata pada masing-masing gateway. Namun kekurangannya adalah
kemungkinan terjadi terputusnya koneksi yang disebabkan perpindahan
gateway karena load balancing.
52
4). Per Connection Classifier (PCC)
Setelah kita memahami konsep tentang load balancing dan juga jenis-
jenis metode load balancing, selanjutnya adalah implementasi dari metode
tersebut untuk mengatur bandwidth menggunakan RouterOS Mikrotik.
53
Topologi pada Gambar 1.86 akan kita gunakan sebagai acuan dalam
mengkonfigurasi load balancing metode ECMP. Kondisi dari topologi tersebut,
yaitu Router yang digunakan tipe RB951Ui-2HnD, interface ether1 terhubung
ke ISP-1, interface ether2 terhubung ke ISP-2 dan interface ether3 terhubung
ke Switch sebagai gateway untuk jaringan lokal. Untuk melakukan
konfigurasinya, dilakukan dengan langkah-langkah di bawah ini.
54
e) Lihat hasil penambahan entri routing pada routing table dengan
perintah /ip route print.
55
Gambar 1.93: Topologi jaringan untuk load balancing – Nth
Berdasarkan mekanisme Nth, untuk topologi di atas setiap trafik/paket
data yang lewat akan dibagi menjadi 1 atau 2. Kemudian untuk link ISP-1 akan
digunakan untuk jalur paket 1 dan link ISP-2 akan digunakan untuk jalur paket
2. Untuk melakukan konfigurasi load balancing menggunakan metode Nth,
ikuti langkah-langkah di bawah ini.
56
d) Buat rule mangle untuk membuat routing-mark berdasarkan parameter
Nth.
57
Kondisi dari topologi tersebut, yaitu Router yang digunakan tipe
RB951Ui-2HnD, interface ether1 terhubung ke ISP-1, interface ether2
terhubung ke ISP-2 dan interface ether3 terhubung ke Switch sebagai gateway
untuk jaringan lokal. Untuk melakukan konfigurasinya, dilakukan dengan
langkah-langkah di bawah ini.
Rule Mangle di atas akan menandai koneksi yang masuk dari ether1
sebagai connection-mark = ISP-1 dan koneksi yang masuk melalui
ether2 akan ditandai sebagai connection-mark =ISP-2, dari situ kita bisa
memetakan koneksi yang keluar dari router melalui masing-masing
interface dengan action mark-routing.
58
Gambar 1.103: Script konfigurasi routing-mark
d) Tambahkan Rule NAT untuk client agar client yang berada di bawah
router dapat terhubung ke jaringan internet.
59
e) Tambahkan entri routing. Entri routing yang harus kita input ke dalam
table routing terbagi menjadi 2 jenis entri routing.
Kedua, yaitu berfungsi sebagai skema failover apabila salah satu link
mengalami gangguan (down), maka semua trafik akan dialihkan ke link
yang masih aktif.
60