Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN

ROUTING DAN SWITCHING


(OPEN SHORTEST PATH FIRST)

OLEH :
ESTI

42619031

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK MULTIMEDIA


DAN JARINGAN
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2021
A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami tentang cara kerja routing protokol berbasis Link State.
2. Mahasiswa dapat memahami algoritma Djikstra atau Shortest Path First pada routing
OSPF.
3. Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi routing protokol OSPF pada Cisco router.
4. Mahasiswa dapat memahami konsep Area pada routing OSPF.

B. DASAR TEORI
Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protokol routing otomatis (Dynamic
Routing) yang mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan informasi routing antar
network mengikuti setiap perubahan jaringan secara dinamis. Pada OSPF dikenal sebuah
istilah Autonomus System (AS) yaitu sebuah gabungan dari beberapa jaringan yang sifatnya
routing dan memiliki kesamaan metode serta policy pengaturan network, yang semuanya
dapat dikendalikan oleh network administrator. Dan memang kebanyakan fitur ini diguakan
untuk management dalam skala jaringan yang sangat besar. Oleh karena itu untuk
mempermudah penambahan informasi routing dan meminimalisir kesalahan distribusi
informasi routing, maka OSPF bisa menjadi sebuah solusi.

OSPF termasuk di dalam kategori IGP (Interior Gateway Protocol) yang memiliki
kemapuan Link-State dan Alogaritma Djikstra yang jauh lebih efisien dibandingkan protokol
IGP yang lain. Dalam operasinya OSPF menggunakan protokol sendiri yaitu protokol 89.
OSPF kemudian memiliki tiga tabel untuk menyimpan informasi berikut :
 Neighbor Table : berisi semua tetangga OSPF yang ditemukan dengan siapa informasi
perutean akan dipertukarkan.
 Topology Table : berisi seluruh peta jalan jaringan dengan semua router OSPF yang
tersedia dan jalur terbaik dan alternatif yang dihitung.
 Routing Table : berisi jalur terbaik saat ini yang akan digunakan untuk meneruskan lalu
lintas data antar tetangga.
Cara Kerja OSPF
Berikut adalah sedikit gambaran mengenai prinsip kerja dari OSPF :
 Setiap router membuat Link State Packet (LSP)
 Kemudian LSP didistribusikan ke semua neighbour menggunakan Link State
Advertisement (LSA) type 1 dan menentukan DR dan BDR dalam 1 Area.
 Masing-masing router menghitung jalur terpendek (Shortest Path) ke semua neighbour
berdasarkan cost routing.
 Jika ada perbedaan atau perubahan tabel routing, router akan mengirimkan LSP ke DR
dan BDR melalui alamat multicast 224.0.0.6
 LSP akan didistribusikan oleh DR ke router neighbour lain dalam 1 area sehingga semua
router neighbour akan melakukan perhitungan ulang jalur terpendek.
Konfigurasi OSPF - Backbone Area
OPSF merupakan protokol routing yang menggunakan konsep hirarki routing, dengan
kata lain OSPF mampu membagi-bagi jaringan menjadi beberpa tingkatan. Tingakatan-
tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan yaitu area. OSPF
memiliki beberapa tipe area diantaranya :
 Bakcbone - Area 0 (Area ID 0.0.0.0) -> Bertanggung jawab mendistribusikan informasi
routing antara non-backbone area. Semua sub-Area HARUS terhubung dengan
backbone secara logikal.
 Standart/Default Area -> Merupakan sub-Area dari Area 0. Area ini menerima LSA
intra-area dan inter-area dar ABR yang terhubung dengan area 0 (Backbone area).
 Stub Area -> Area yang paling "ujung". Area ini tidak menerima advertise external
route (digantikan default area).
 Not So Stubby Area -> Stub Area yang tidak menerima external route (digantikan
default route) dari area lain tetapi masih bisa mendapatkan external route dari router
yang masih dalam 1 area.
Karakteristik OSPF
Protokol Routing OSPF memiliki karakteristik sebagai berikut :
 Merupakan link state routing protocol, sehingga setiap router memiliki
 gambaran topologi jaringan.
 Menggunakan Hello Packet untuk mengetahui keberadaan router tetangga
 (neighbor router).
 Routing update hanya dikirimkan bila terjadi perubahan dalam jaringan dan
 dikirim secara multicast.
 Dapat bekerja dengan konsep hirarki karena dapat dibagi berdasarkan konsep
 area.
 Menggunakan cost sebagai metric, dengan cost terendah yang akan menjadi
 metric terbaik.
 Tidak memiliki keterbatasan hop count tidak seperti RIP yang hanya bisa
 menjangkau 15 hop count.
 Merupakan classless routing protocol.
 Secara default nilai Adminsitrative Distance 110.
 Memiliki fitur authentication pada saat pengiriman routing update.
Kelebihan OSPF:
 OSPF menggunakan pembagian jaringan berdasarkan konsep area-area.
 Konsep jaringannya yang hirarki, sehingga membuat proses update informasinya lebih
termanajemen dengan baik.
 Adanya Convergence, dimana router akan menerima informasi dari router lain yang
bertindak sebagai tetangganya, sehingga pada akhirnya seluruh informasi yang ada
dalam sebuah jaringan dapat diketahui oleh semua router yang ada dalam jaringan.
 Sistem update informasi routing yang cukup teratur.
 OSPF menghemat penggunaan bandwitdh jaringan.
 OSPF menggunakan cost sebagai metric.
Kekurangan OSPF:
 Membutuhkan basis data yang besar.
 Mengkonsumsi banyak resource .
 Membutuhkan perencanaan dalam mendesain dan mengimplementasikannya dalam
jaringan.

C. PERALATAN
 Laptop / PC
 Aplikasi Cisco Packet Tracer

D. LANGKAH PERCOBAAN
Percobaan 1
1. Lakukan konfigurasi jaringan seperti gambar berikut menggunakan routing protokol
OSPF.
2. Hitung pengalamatan subnetting IP pada koneksi LAN host dengan alamat jaringan
awal 172.16.10.0/16.
Alamat Alamat IP Alamat IP Alamat
Subnet Netsmask
Jaringan awal akhir Broadcast
1(500 host) 172.16.0.0 255.255.254.0 172.16.0.1 172.16.1.254 172.16.1.255
2(500 host) 172.16.2.0 255.255.254.0 172.16.2.1 172.16.3.254 172.16.3.255
3(500 host) 172.16.4.0 255.255.254.0 172.16.4.1 172.16.5.254 172.16.5.254

3. Hitung pengalamatan subnetting IP pada koneksi LAN host dengan alamat jaringan
awal 192.168.10.0/24.
Alamat Alamat IP Alamat IP Alamat
Subnet Netsmask
Jaringan awal akhir Broadcast
1(2 host) 192.168.10.0 255.255.255.252 192.168.10.1 192.168.10.2 192.168.10.3
2(2 host) 192.168.10.4 255.255.255.252 192.168.10.5 192.168.10.6 192.168.10.7
3(2 host) 192.168.10.8 255.255.255.252 192.168.10.9 192.168.10.10 192.168.10.11

4. Lengkapi tabel pengalamatan IP address dan subnetmask dari masing-masing Router


berdasarkan alokasi subnet masing-masing.
Interface Router0 Router1 Router2
Fa0/0 172.16.0.1 172.16.2.1 172.16.4.1
Se0/3/0 192.168.10.1 192.168.10.2 192.168.10.5
Se0/3/1 192.168.10.9 192.168.10.6 192.168.10.10

5. Lengkapi tabel pengalamatan IP address, subnetmask dan gateway dari masing-masing


PC host.
Device IP Address Subnetmask Gateway
PC0 172.16.0.2 255.255.254.0 172.16.0.1
PC3 172.16.2.2 255.255.254.0 172.16.2.1
PC4 172.16.4.2 255.255.254.0 172.16.4.1
6. Lakukan konfigurasi IP pada setiap router dan PC host berdasarkan alokasi alamat IP
yang diberikan.
7. Setting clock rate pada interface serial router di sisi DCE.
8. Lakukan konfigurasi bandwidth pada interface Router.
Router0 – Router1 : 1024 (kbps)
Router0 – Router2 : 1024 (kbps)
Router1 – Router2 : 2048 (kbps)
9. Lakukan konfigurasi routing protokol OSPF pada masing-masing router dengan
menggunakan Area 0 untuk semua koneksi router.
Konfigurasi :
Router0
Router1
Router2
PC
10. Lakukan analisa dengan melakukan perintah :
 show run
 show ip interface brief
 show ip route
 show ip protocols
 show ip ospf interface
 show ip ospf neighbor
 show ip ospf database
11. Pastikan antar PC host dapat saling terhubung dengan menggunakan perintah ping.
12. Lakukan tracert antar PC host.
13. Catat hasil percobaan pada laporan.
Percobaan 2
1. Lakukan konfigurasi jaringan seperti berikut menggunakan routing protokol OSPF
dengan Multi Area.

2. Konfigurasi IP address, subnet mask pada interface masing-masing Router.


Interface Router0 Router1 Router2 Router3
192.168.1.1 172.16.1.1
Fa0/0 N/A N/A
255.255.255.0 255.255.0.0
10.0.0.1 10.0.0.2 10.1.1.2 10.2.2.2
Se0/1/0
255.255.255.252 255.255.255.252 255.255.255.252 255.255.255.252
10.1.1.1 10.2.2.1
Se0/1/1 N/A N/A
255.255.255.252 255.255.255.252
3. Setting clock rate pada interface serial router di sisi DCE.
4. Konfigurasi IP address, subnet mask dan gateway pada PC host.
Device IP Address Subnetmask Gateway
PC0 192.168.1.2 255.255.255.0 192.168.1.1
PC1 172.16.1.2 255.255.0.0 172.16.1.1

5. Lakukan konfigurasi routing protokol OSPF pada masing-masing router dengan


memperhatikan Area dari masing-masing network yang didaftarkan pada router.
6. Lakukan analisa dengan melakukan perintah :
 show run
 show ip interface brief
 show ip route
 show ip protocols
 show ip ospf interface
 show ip ospf neighbor
 show ip ospf database
7. Pastikan antar PC host dapat saling terhubung dengan menggunakan perintah ping.
8. Lakukan tracert antar PC host.
9. Catat hasil percobaan pada laporan.

E. HASIL DATA POERCOBAAN


Percobaan 1
 show run
Router0
Router1
Router2
 show ip interface brief
Router0

Router1
Router2

 show ip route
Router0
Router1

Router2

 show ip protocols
Router0
Router1
Router2

 show ip ospf interface


Router0
Router1
Router2
 show ip ospf neighbor
Router0
Router1

Router2

 show ip ospf database


Router0
Router1
Router2

 Ping dan traceroute


Percobaan 2
 show run
Router0
Router1
Router2
Router3
 show ip interface brief
Router0

Router1
Router2

Router3

 show ip route
Router0
Router1
Router2

Router3

 show ip protocols
Router0
Router1
Router2

Router3

 show ip ospf interface


Router0
Router1
Router2

Router3
 show ip ospf neighbor
Router0

Router1
Router2

Router3

 show ip ospf database


Router0
Router1
Router2

Router3
 ping dan traceroute
F. ANALISA
Percobaan 1
 Router0 : Se0/3/0
Cost = Bandwidth Referensi / Bandwidth Interface dalam bps
= 108 / 1024Kbps
= 100.000.000 / 1.024.000 = 97,65625
Jadi, nilai Cost nya ialah 97.

 Router0 : Se0/3/1
Cost = Bandwidth Referensi / Bandwidth Interface dalam bps
= 108 / 2048Kbps
= 100.000.000 / 2.048.000 = 48,828125
Jadi, nilai Cost nya ialah 48.
Percobaan 2
 Router0 : Se0/1/0
Cost = Bandwidth Referensi / Bandwidth Interface dalam bps
= 108 / 1544Kbps
= 64,766839378
Jadi, nilai Cost nya ialah 64.
G. KESIMPULAN
Sebagai kesimpulan yaitu, Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protokol
routing otomatis (Dynamic Routing) yang mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan
informasi routing antar network mengikuti setiap perubahan jaringan secara dinamis. Pada
OSPF dikenal sebuah istilah Autonomus System (AS) yaitu sebuah gabungan dari beberapa
jaringan yang sifatnya routing dan memiliki kesamaan metode serta policy pengaturan
network, yang semuanya dapat dikendalikan oleh network administrator. OSPF termasuk di
dalam kategori IGP (Interior Gateway Protocol) yang memiliki kemapuan Link-State dan
Alogaritma Djikstra yang jauh lebih efisien dibandingkan protokol IGP yang lain.

Anda mungkin juga menyukai