ROUTING DYNAMIC
A. Tujuan
1. Mahasiswa mengenal dan memahami konsep routing Dynamic pada jaringan komputer.
2. Mahasiswa mampu menerapkan konsep routing Dynamic dalam melakukan intrkoneksi
network.
3. Mahasiswa mampu mengkonfigurasi Routing Protocol OSPF.
C. Teori Singkat
Routing Dynamic merupakan type Routing dimana Router dapat mempelajari
sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah
network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh
oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router
mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic
routing berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.
OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut algoritma Dijkstra. Pertama
sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun, dan kemudian routing
table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yang dihasilkan dari pohon tersebut. OSPF hanya
mendukung Routing IP saja.
- OSPF merupakan routing protocol open standar, yang bisa di implementasikan pada
semua vendor router
- Link-State Protocol
- OSPF bekerja menggunakan Algorithma Djikstra
- Hop Count Unlimitide
- Metric: Perhitungan (Cost: 10^8 / BW)
- Administrative Distance: 110
- Classless Routing Protocol
- Mendukung VLSM dan CIDR
- Hanya mendukung Equal Cost Load Balancing
- Menggunakan konsep Area yang berguna untuk memudahkan manajemen dan control
Traffic
- Menyediakan design hirearki pada Multiple Area
- Wajib memiliki Area 0 (Backbone) dan None Backbone area wajib terhubung ke
Bacbone area
- Mendukung Authentikasi
- Update melalui Multicast Address: 224.0.0.5
- Konvergensi Cepat (waktu yang di butuhkan untuk mencari Rute ketika best rute
Down)
- Mengirimkan Packet Hello untuk bertukar Informasi neighbor Route setiap 10 second
- Trigger/incrimental Updates (router mengirim Update pada saat terjadi perubahan dan
tidak mengirimkan semua routing Tables pada Priodik Update
- Secara Scalables lebih baik di banding Routing Protocol Distance Vector
Terdapat dua jenis protokol routing, yaitu distance vector dan link state. Distance
vector adalah proses routing berdasarkan arah dan jarak. Sementara link state adalah proses
routing yang membangun topologi databasenya sendiri. Konsep dasar dari link state routing
adalah setiap router menerima peta (map) dari router tetangga. Link state bekerja dengan
cara yang berbeda dari distance vector. Walaupun proses pengumpulan informasi
routingnya lebih rumit dan berat dari distance vector, namun link state lebih realible, lebih
skalabel dalam melayani jaringan besar, lebih terstruktur dan juga lebih menghemat
bandwith.
Pada link state akan melakukan tracking atau penyelidikan terhadap semua koneksi yang
ada dalam jaringan. Status dari koneksi-koneksi tersebut, jenis dan tipe koneksi, bahkan
kecepatan dari koneksi tersebut semuanya dikumpulkan menjadi sebuah informasi. Hal ini
sangat berbeda dengan distance vector. Algoritma distance vector memiliki informasi yang
tidak spesifik tentang jaringan tujuan dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan
algoritma link state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka
(router) terkoneksi.
Gambar 2.1. Perbandingan Distance Vector dan Link State
OSPF masuk dalam klasifikasi Routing Protocol IGP (Interior Gateway Protocol),
cocok dipakai pada Autonomous System (AS), yang merupakansebuah gabungan dari
beberapa jaringan yang sifatnya memiliki kesamaan routing dan metode serta policy
pengaturan network, yang semuanya dikendalikan oleh sebuah network operator.
Karena sebuah Autonomous System (AS) memiliki skala jaringan yang sangat besar
maka penggunaan routing menjadi sangat penting dan kritis. Informasi routing haruslah
tepat dan kesalahan melakukan distribusi informasi routing harus diminimalisasi sedikit
mungkin. Sangatlah tidak nyaman jika harus menuliskan rule routing untuk puluhan bahkan
ratusan router secara static.
Elemen OSPF
- Area adalah system grouping yang digunakan di protocol OSPF yaitu gabungan dari
beberapa router IR (Internal Router) yang berjumlah <80 router.
- IR (Internal Router) adalah router yang tergabung dalam sebuah area OSPF.
- ABR (Area Border Router) adalah router yang menjembatani area satu dengan area
yang lain.
- ASBR (Autonomous System Border Router) adalah sebuah router yang terletak di
perbatasan sebuah AS (Router Terluar dari AS) dan bertugas untuk menjembatani antara
router yang ada di dalam AS dengan Network lain (Berbeda AS). ASBR juga bisa berarti
sebuah router anggota OSPF yang menjembatani routing OSPF dengan protocol Routing
yang lain (RIP,BGP dll).
D. Langkah Kerja
1. Praktikum menggunakan router MikroTik yang mendukung protokol routing OSPF.
2. Bangun Network seperti Gambar 2.4.
10.10.10.0/24
Eth1
- Dalam setiap segmen area, router akan memilih Designated Router (DR) dan Backup
Designated Router (BDR) secara otomatis.
- DR berfungsi untuk mengumpulkan dan menyebarkan LSA dalam satu area,
sehingga mengurangi proses pertukaran LSA antar router.
- BDR, akan menggantikan DR jika terjadi error
- DR dan BDR ditentukan oleh priority dari masingmasingrouter
- Jika priority sama, akan dipilih yang memiliki router-ID paling tinggi
LSA Type
7. OSPF Interface
Gambar 2.7. OSPF Interface
Setelah OSPF network ditentukan maka secara otomatis mendeteksi interface yang
menggunakan network tersebut. Untuk mengubah cost dan priority interface harus
didefinisikan secara manual.
8. OSPF Route
Cek pada tabel routing, OSPF akan mendistribusikan routing dari network lain yang
terhubung ke backbone area. Rule routing yang memiliki Flag DAO menunjukkan ada
rule routing yang didistribusikan menggunakan protocol OSPF.
Klik ganda pada entri routing untuk melihat detail dari OSPF Route.
Gambar 2.9. OSPF Route Detail
3. Hubungkan ether2 dari router anda ke ether2 router rekan anda sebagai link backup
(Penggunaan ether bisa menyesuaikan, sesuai ketersediaan interface pada router).
4. Pasang IP satu segmen 10.10.Y.0/24 pada link backup tersebut. Y adalah nomor
kelompok.
6. Coba matikan link utama dan test apakah fail over bisa dilakukan otomatis.
Gambar 2.13. Pengujian Backup Link
8. Hidupkan kembali link utama untuk cek terhadap proses fail over.