Anda di halaman 1dari 6

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer

Dasar Teori.

Routing merupakan suatu metode “penjaluran” suatu data, jalur mana saja yang akan dilewati
oleh data tersebut dari source node ke destination node. Ada 2 metode routing, yaitu static
routing dan dinamyc routing.

Yang akan dibahas kali ini adalah metode Dynamic Routing. Dynamic routing dibagi menjadi
2 macam yaitu distance vector dan link state. Contoh distance vector adalah Routing
Information Protocol (RIP), Interior Gateway Routing Protocol (IGRP), dan Enhanced IGRP
(EIGRP). Sedangkan contoh link state adalah Open Shortest Path First (OSPF) dan
Intermediate System-to-Intermediate System (IS-IS).

Pada artikel kali ini, kita akan mencoba untuk membuat konfigurasi dari metode Dynamic
Routing, yaitu Open Shortest Path First (OSPF). Adapun karakteristik dari OSPF adalah
sebagai berikut :

1. OSPF merupakan metoda routing berdasarkan link state.


2. OSPF menggunakan cost sebagai metric perhitungan jarak.
3. Metode routing OSPF cocok digunakan untuk topologi jaringan yang besar.
4. Support VLSM (Variable Length Subnet Masking)

Istilah-istilah dalam dynamic routing (OSPF) :

1. AD ( Administrative Distance). AD merupakan dentitas dari suatu metode routing yang


digunakan. AD terdiri dari bilangan 0-255 yang menjadi acuan atau tingkat trusted
network yang digunakan. Semakin kecil AD, maka semakin terpercaya jaringan
tersebut. Contohnya, untuk directly connected, AD=0. Untuk static, AD=1. Sedangkan
untuk OSPF, AD=110.
2. Tabel routing. Table routing merupakan tabel yang berisi tentang informasi dari
jaringan yang menggunakan routing protocol tertentu. Tabel routing dimiliki oleh setiap
router. Isi dari tabel routing dari OSPF adalah network address tujuan, subnet mask
network address tujuan, cost, dan interface ip address gateway.

1
3. Cost. Cost merupakan metric perhitungan dalam metoda routing OSPF. Cost
merupakan nilai yang dimasukan oleh system administrator sebagai acuan jarak antar
hop (router). Adapun acuan nilai cost adalah besar bandwidth yang juga dapat di
tentukan oleh system administrator. Semakin besar bandwidth, maka semakin kecil
cost. Semakin kecil cost, maka semakin baik.
4. VLSM (Variable Length Subnet Masking). VLSM merupakan metode pembagian IP
berdasarkan jumlah alokasi alamat yang dibutuhkan. Ciri dari VLSM adalah prefix.
Semakin besar prefix, maka semakin sedikit alokasi alamat yang ditentukan. Contoh :
IP address 192.168.10.0/30. IP tersebut hanya memiliki alokasi alamat sebanyak 4
buah, yaitu IP 192.168.10.1 dan 192.168.10.2 sebagai alokasi host. sedangkan IP
192.168.10.0 sebagai network id dan IP 192.168.10.3 sebagai broadcast id.

Konfigurasi RIP di Cisco Packet Tracer.

1. Buka software Cisco Packet Tracer


2. Buatlah topologi sebagai berikut :

3. Kita akan menghubungkan Client 1 dan Client 4. Karena menggunakan dynamic


routing (OSPF), kita tidak perlu menentukan jalur yang akan ditempuh data. Data
akan secara otomatis mencari jalur terpendek untuk sampai ke tujuan berdasarkan
perhitungan cost.
4. Selanjutnya, kita konfigurasi IP di setiap router. Konfigurasi nya adalah sebagai
berikut :
Command yang digunakan adalah :
Router > enable
Router # configure terminal
Router (config) # interface “jenis Interface” “nomor slot / nomor port
Router (config-if) # ip address “alamat ip” “subnet mask”
Router (config-if) # no shutdown
Router (config-if) # clock rate “speed bit per second (1200,2400,dsb)” *
Router (config-if) # encapsulation “jenis encapsulation” *
*untuk jenis interface serial (digunakan untuk interkoneksi)
Diatas adalah command yang digunakan untuk mensetting ip di setiap interface di
router. Contohnya adalah sebagai berikut :

5. Setelah setting ip selesai. Kita setting OSPF nya. Konfigurasinya adalah sebagai
berikut :
Command yang digunakan adalah sebagai berikut :
Router > enable

3
Router # configure terminal
Router (config) # router ospf “process-id ( 1 – 65535 )”
Router (config – router) # network “network tetangga yang terhubung langsung”
“wildcard mask” area “area-id ( 0 – 4294967295 )”
Router # show ip route*
Router # show running-config*
*untuk melihat OSPF yang telah di setting
Berikut adalah contoh setting OSPF :

Keterangan command diatas :


1. Process-id merupakan nomor antara 1 – 65535 yang di tentukan oleh system
administrator. Process-id digunakan untuk menentukan nomor dari OSPF yang
digunakan. Biasanya dalam suatu topologi jaringan digunakan process-id yang
sama agar memudahkan dalam konfigurasi.
2. Wildcard mask. Wildcard mask merupakan kebalikan dari subnet mask. Jika subnet
mask adalah 255.255.255.0, maka wildcard mask nya adalah 0.0.0.255.
3. Area-id. Area-id pada OSPF merupakan nilai antara 0 – 4294967295 yang
ditentukan oleh system administrator. Area-id menjadi identitas untuk setiap router
dengan area-id yang sama untuk berbagi tentang informasi link-state. Router
dengan area-id yang sama pasti memiliki informasi link-state yang sama di database
link-state nya. Area-id dapat di setting menjadi single area (area 0 saja) atau multi
area (terdiri dari banyak area). Area 0 digunakan sebagai backbone area

4
atau area yang menjadi core network. Sedangkan area lain menjadi support area,
biasanya area dengan jaringan kecil.

Contoh command “show ip route” di router 2 (R2) adalah :

5
Berikut adalah contoh command # show running-config di router 2 (R2) :

Catatan : untuk konfigurasi protocol routing OSPF, semua router harus di setting
konfigurasi OSPF nya. Semua router harus di masukan network tetangga nya yang
terhubung langsung dengan router yang di setting, serta wildcard mask dan area yang
digunakan.
6. Setelah semua konfigurasi selesai dilakukan, tes koneksi dengan menggunakan perintah
ping dari client 1 ke client 4.
7. Selamat mencoba....

Anda mungkin juga menyukai