Anda di halaman 1dari 22

Data Percobaan OSPF

 Percobaan1

Router 0

Konfigurasi ospf

Show run
Show IP interface brief

Show IP route

Show IP protocols
Show IP ospfinterface

Show IP ospfneighbor

Show IP ospfdatabase

Router 1

Konfigurasi ospf
Show run

Show IP interface brief

Show IP route
Show IP protocols

Show IP ospf interface

Show IP neighbor
Show IP ospf database

Router 2

Konfigurasi ospf router 2

Show run
Show IP interface brief

Show IP route

Show IP protocols
Show IP ospf interface

Show IP ospfneighbor

Show IP ospfdatabase

Tes ping pc 0 ke pc 2 pc 4
Tes tracert pc 0 ke pc 2 pc 4

 Percobaan2

Router 0

Konfigurasi ospf

Show run
Show IP interface brief

Show IP route

Show ip protocols
Show IP ospfinterface

Show IP ospfneighbor

Show IP ospfdatabase

Router 1

Konfigurasi ospf

Show run
Show ip interface brief

Show IP route

Show IP protocols

Show IP ospf interface


Show IP neighbor

Show IP ospf database

Router 2

Konfigurasi ospf

Show run
Show IP interface brief

Show IP route

Show IP protocols
Show IP ospfinterface

Show ip ospfneighbor

Show IP ospf database

Router 3

Konfigurasi ospf
Show run

Show IP interface brief

Show IP route

Show IP protocols
Show IP ospf interface

Show IP ospf neighbor

Show IP ospf database

Tes ping dan tracert pc 0 ke pc1


Tes ping dan tracert pc 1 ke pc0

Tugas

1. Sebutkan kelebihan dari routing protocolOSPF!


Jawab:
 Mendukung penggunaan beberapa metriksekaligus.
 Tidak menghasilkan routingloop.
 Membagi jaringan yang besar kedalam beberapaarea.
 Dapat menghasilkan banyak jalur ke suatu tujuan tertentu. (banyak pilihanjalur)
 Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai satu titik pertemuan lebihcepat.

2. Jelaskan cara penentuan jalur terbaik pada routingOSPF!

Jawab:

OSPF merupakan protokol routing yang menggunakan algoritma linkstate untuk membangun dan
mengitung jalur terbaik ke semua tujuan yang diketahui. Algoritmalink-state juga dikenal dengan
algoritma dijkstra atau algoritma shortest path first (SPF). Algoritma dijkstra diterapkan dalam
protokol OSPF untuk memilih rute terbaik yang harus ditempuh olehsuatu paket data dari suatu
alamat asal agar sampai di alamat tujuan dengan nilai satuan beban (costmetric) terkecil. Dalam
teori graf, algoritma dijkstra dimanfaatkan untuk memilih lintasanterpendek antara dua simpul
dari suatu graf yang merupakan representasi topologi jaringan.Sedangkan RIPv2 merupakan
protokol distance vector yang menggunakan hitungan lompatandalam pengukurannya. Jalur yang
memiliki hop count yang lebih rendah akan dipilih untukmelewatkan paket data. Berdasarkan
pada percobaan yang telah dilakukan, protokol routing OSPFdapat memberikan pilihan jalur
terbaik (best path) dalam mengantarkan paket data. SementaraRIPv2 secara spesifik tidak dapat
menghasilkan jalurterbaik.

3. Berapa nilaiAdminstrative Distance (AD) routingOSPF!

Jawab: Nilai administrative distance = 110

4. Jelaskan konsep Area pada routingOSPF!


Jawab:
Routing protocol OSPF diterapkan dengan menggunakan konsep area (Area Concept). Anda dapat
menemtukan sendiri area yang akan dibentuk beserta Router mana saja yang akan menjadi anggota
dari setiap area. Tentu anda harus mempunyai pemahaman yang baik tentang desain jaringan dalam
penentuan areatersebut.
Pengelompokan router OSPF berdasarkan arwa ini dimaksudkan untuk mengurangi besarnya
penyebaran (flooding) LSA pada saat terjadi perubahan jaringan , maupun pada saat jaringan
dihidupkan untuk pertama kalinya. ika jaringan yang menerapkan OSPF telah dikelompokkan menjadi
beberapa area, maka beberapa ISA hanya akan disebarkan (flooding) kepada router-router yang berada
dala satu area. ISA tersebut tidak akan di flood ke router yang berada di area lain. Selain itu,anda dapat
menerapkan route summarization antar area sehingga akan anda dapat mengurangi ukuran tabel
routing. Router-router OSPF yang berada dalam satu area akan memiliki Link State Database yang
sama dan selalu berusaha untuk meng-sinkronkan databasenya. Namun sebuah router dari satu area
tidak perlu mengetahui dengan detail database yang dimiliki router dari area lain. Ini sangat
menguntungkan karena dapat mengurangi ukuran database pada setiap router yang pada akhirnya akan
menghemat penggunaan resource router. Router tersebut juga hanya perlu melakukan perhitungan
database untuk network-network yang berada satu area dengannya dan tidak perlu melakukan
perhitungan database untuk topologi kesulurah jaringan. Untuk mengidentifikasi area, maka setiap area
memiliki pengenal yang disebut sebagai Area-ID. Area-ID di tuliskan menggunakan 32 bit bilangan
biner dan dituliskan dalam bentuk decimal seperti IP address(x.x.x.x). walaupun penulisannya mirip
dengan IP Address, namun perlu diingat bahwa Area-ID bukanlah IP Address.

Dalam penerapan OSPF, area dapat dibagi menjadi dua, yaitu:


 Backbone Area, area ini memiliki Area-ID 0.0.0.0 dan merupakan area yang diharapkan dapat
melakukan forward paket data (IP Packet) secepat-cepatnya. Area ini wajib ada jika ternyata hanya
aka nada satu area (single area) dalam suatu jaringan. Jika ternyata dalam jaringan tersebut akan
dibuat beberapa area, maka Backbone wajib ada karena berfungsi menghubungkan area-area yang
lain (sebagai area transit bagi area lain). End user atau host tidak boleh di tempatkan pada
Backbone Area.
 Regular Area, area ini adalah area selain back bone (non backbone area) da berfungsi
menghubungkan end user. Jika dalam satu jaringan ada dua regular area, maka kedua area tersebut
harus melewati backbone are untukberkomunukasi,
Regular area masih dapat dibagi lagi menjadi beberapa area khusus (OSPF Special area).Adapun
OSPF Special Area tersebut adalah sebagai berikut
 Standarea
 StubArea
 Totally StubbyArea
 Non-So-Stubby Area(NSSA)
 Totally StubbyNSSA
Analisis

Pada percobaan ini, kita melakukan konfigurasi dalam cisco packet tracert dimana tiap router
dihubungkan menggunakan switch memakai kabel straight, sedangkan buat menghubungkan PC yg
mengatur konfigurasi dalam router dipakai kabel console & koneksi antar router dihubungkan memakai
kabel serial DCE dimana router yg sebagai DCE akan diberi clockrate. Pada percobaan pertama kita
menghubungkan seluruh perangkat kemudian mengisi alamat IP,subnet mask & default gateway dalam
PC 1,dua,3,4,lima. Kemudian dalam router dilakukan konfigurasi melalui terminal dalam PC yg
terhubung menggunakan console dilakukan koneksi dalam router 0 buat fastethernet 0/0 menggunakan IP
address 172.16.12.1, serial 0/3/0 menggunakan ip address 192.168.10.dua & bandwidth 1024, serial 0/3/1
menggunakan IP address 192.168.10.lima & clock rate 64000. Kemudian dilakukan tes koneksi memakai
show IP route yg dipakai buat menampilkan tabel routing IP, selanjutnya dilakukan show IP protocols yg
mengambarkan bahwa protocol yg dipakai yaitu OSPF menggunakan process ID 1 menggunakan routing
buat network 172.16.12.0 area 0, 192.168.10.4 area 0, 192.168.10.0 area 0 & pula administrative distance
110 yg adalah administrative distance menurut protocol routing OSPF dalam gateway 192.168.10.lima,
192.168.10.9 & 192.168.10.10. Selanjutnya dilakukan show IP OSPF interface buat menampilkan liputan
tentang konfigurasi secara lengkap menurut setiap interface dalam router yg telah dikonfigurasi.
Kemudian menampilkan table neighbor yg dipelajari OSPF menurut tetangganya & memastikan neighbor
itu aktif atau nir. Selanjutnya show IP OSPF database, Database table : sanggup diklaim Link State
Database (LSDB) yg berfungsi menampilkan seluruh kemungkinan infomasi route yg menuju network
pada satu area. Sama misalnya dalam router 0 selanjutnya dilakukan tes dalam router 1 & router dua,
sehabis seluruh terselesaikan dilakukan tes ping & tes tracert dalam PC 0 ke PC dua & PC4. Pada
percobaan ke 2 sama halnya dalam percobaan pertama sehabis seluruh perangkat dihubungkan dilakukan
konfigurasi menggunakan mengisi alamat IP dalam tiap PC, lalu dilakukan konfigurasi dalam tiap router.
Pertama yg dilakukan yaitu dilakukan konfigurasi dalam router melalui terminal dalam PC yg terhubung
dilakukan konfigurasi dalam router 0 buat interface fastethernet 0/0 menggunakan IP address
192.168.1.1/24. Serial 0/3/0 menggunakan IP address 10.0.0.1/30 & clock rate 64000. Selanjutnya
dilakukan konfigurasi router ospf kemudian mengecek melalui show run, lalu dilakukan tes koneksi
melalui show IP interface brief yg adalah liputan menurut setiap interface dimana FastEthernet0/0
menggunakan ip address 192.168.1.1, method manual & status up; Serial0/3/0 menggunakan ip address
10.0.0.1, method manual & status up; & buat FastEthernet0/1 & Serial0/3/1 nir pada konfigurasi sebagai
akibatnya ip address unassigned, method unset, & status down. Kemudian dilakukan lagi tes koneksi
melalui show IP route dimana buat mengecek apakah router sudah terkoneksi, selanjutnya dilakukan tes
koneksi melalui show IP protocols yg dimana dalam router 0 memperlihatkan bahwa protocol yg dipakai
yaitu OSPF menggunakan process ID 10, menggunakan routing buat network 192.168.1.0 area 10 &
10.0.0.0 area 10. Dan pula administrative distance nya 110 yg adalah administrative distance menurut
protocol routing OSPF dalam gateway 10.1.1.1 & 192.168.1.1. Selanjutnya dilakukan show IP OSPF
interface buat menampilkan liputan tentang konfigurasi secara lengkap menurut setiap interface dalam
router yg telah dikonfigurasi. Kemudian menampilkan table neighbor yg dipelajari OSPF menurut
tetangganya & memastikan neighbor itu aktif atau nir. Seperti yg terlihat menurut tabel, bahwa neighbor
yg aktif terdapat satu yaitu menggunakan ip address 10.0.0.dua menggunakan interface Serial0/3/0.
Selanjutnya dilakukan show IP OSPF database, database table : sanggup diklaim Link State Database
(LSDB) yg berfungsi menampilkan seluruh kemungkinan infomasi route yg menuju network pada satu
area. Kemudian sama halnya dalam router 0 selanjutnya dilakukan pula tes koneksi dalam router 1, router
dua, da router 3, sehabis seluruh tes koneksi sudah terselesaikan dilakukan tes ping & tes tracert dalam PC
0 ke PC 1 & tes ping & tes tracert dalam PC 1 ke PC0.
Kesimpulan

OSPF adalah singkatan dari Open Shortest Path First dan merupakan tipe standar terbuka dari
perutean dinamis. OSPF termasuk dalam Interior Gateway Protocol (IGP) yang terdapat pada bagian
Link State. Ini memilih jalur dengan bandwidth atau biaya matriks terendah. Jarak manajemen untuk
OSPF ini adalah 110. Seperti jenis perutean lainnya, OSPF ini juga mendukung IP tanpa kelas, serta
VLSM dan CIDR. Namun, konsep perutean OSPF sedikit berbeda dari jenis lainnya. OSPF
menggunakan konsep wilayah untuk memfasilitasi kontrol dan manajemen lalu lintas. Konsep dasar
dari area ini adalah area 0 dapat digunakan atau dirujuk sebagai area backbone.
Tiga tabel penting dalam OSPF :
 Routing table : menampilkan best route yang menuju destinationnetwork.
 Neighbor table : bisa disebut adjency database yang mana menampilkan informasi directly connected
router(neighbors).
 Database table : bisa disebut Link State Database (LSDB) yang berfungsi menampilkan semua
kemungkinan infomasi route yang menuju network dalam satuarea.

Anda mungkin juga menyukai