Anda di halaman 1dari 30

Penjelasan Protokol Routing Distance-Vector RIP dan IGRP

Routing Table adalah nyawa dari sebuah prosesrouting. Sebuah network yang berada
di luar jangkauan router kita hanya dapat dijangkau bila terdapatrouting table menuju
network tersebut pada router kita.
Sekarang bagaimana cara mendapatkan routing table? Itu semua tergantung dari
protokol routing yang kita gunakan. Kali ini kita akan membahas secara singkat
beberapa routing protokol yang digunakan secara umum.
Terdapat beberapa tipe protokol routing, yaitu tipe Distance Vector, Link
State dan Hybrid. Kali ini saya akan membahas mengenai Distance Vector. Link
State dan Hybrid akan dibahas di postingan berikutnya dikarenakan terlalu panjang
jika ingin kita bahas secara mendalam. Tapi tenang saja, saya tetap akan memposting
penjelasan mendalam tentang Link State dan Hybrid!
Sebelum kita masuk ke penjelasan tipe-tipe tersebut, ada baiknya kita
mengenal Administrative Distance atau biasa disingkat AD. AD digunakan sebagai
pengukur kepercayaan terhadap informasi routing yang diterima router konfigurasi
dari router tetangga. AD berkisar antara integer 0 sampai integer 255. Makin kecil
AD, makin terpercaya informasi routing tersebut. Berikut tabel AD dari beberapa
protokol routing yang umum digunakan :
Routing Protocol AD
Directly Connected 0
Routing Statis 1
EIGRP 90
IGRP 100
OSPF 110
RIP 120
External EIGRP 170
Unknown 255
Perhatian : Directly Connected adalah Best Administrative
Distance sementara Unknown tidak akan digunakan untuk meneruskan paket!
Sesuai namanya, Distance Vector menggunakan jarak sebagai standar pemilihan
routing. Distance Vector mengenal apa yang disebut hop, yaitu lompatan ketika
suatu paket dikirim melewati sebuah router. Makin sedikit jumlah hop, makin
terpercaya suatu rute. Rute terbaik adalah rute dengan jumlah hop paling sedikit.
Contoh dari protokol routing Distance Vector adalah RIP (Routing Information
Protocol) dan IGRP (Interior Gateway Routing Protocol). Distance Vector membagi
routing table mereka dengan router yang terhubung langsung (Directly Connected)
dengan router tempat mereka dikonfigurasi.
Karena menggunakan jarak sebagai patokan, maka ada kemungkinan terdapat
beberapa rute untuk menjangkau sebuah network remote. Bagaimana cara memilih
salah satu? Pertama, AD akan diperiksa. Rute yang memiliki AD terkecil akan dipilih.
Lalu bagaimana ternyata jika kedua informasi rute memiliki AD yang sama juga?
Maka protokol routing tersebut harus menggunakan metric (patokan) lain sebagai
penentu rute.
RIP hanya menggunakan hop count sebagai metric, jadi jika terdapat 2 atau lebih jalur
yang memiliki AD dan hop count sama maka RIP akan melakukan load
balancing round-robin. RIP bisa melakukanload balancing terhadap 2 sampai 6 rute
(defaultnya 4).
Sedikit masalah muncul karena perhitungan load balancing ini. Walaupun jalur
pertama memilikibandwidth yang jauh lebih besar dari jalur kedua, RIP tetap akan
menganggap keduanya sama. Ini sering disebut sebagai pinhole congestion.
Karena protokol routing Distance Vector selalu mem-broadcast update routing
terbarunya (termasukrouting table yang sudah lengkap), maka protokol routing ini
memakan banyak kinerja CPU danbandwidth jaringan. Konvergensi (kondisi dimana
suatu router mengetahui jalur menuju networklainnya) yang lambat juga bisa
mengakibatkan looping, yaitu kondisi dimana paket selalu berputar-putar di dalam
jaringan karena tidak menemukan interface tujuan, diakibatkan ketika paket tersebut
dikirim, routing table router asalnya tidak mengetahui bahwa network/interface tujuan
sudah tidak ada atau jalurnya berubah.
Ada tiga cara untuk mencegah routing loops atau looping, yaitu :
1. Menentukan jumlah maksimum hop count. Sebenarnya ini tidak
menghilangkan total sebuah loop, hanya saja membatasi loop sampai jumlah
tertentu. RIP membatasi sampai 15 hop count.
2. Metode Split Horizon dimana kita memaksakan sebuah aturan yang melarang
sebuah paket dikirimkan ke router yang sudah pernah menerima paket
tersebut. Dengan kata lain, sebuah interface hanya akan dilewati sekali saja.
3. Metode Route Poisoning. Metode ini meracuni rute yang hilang dengan
mengatakan bahwa rute tersebut adalah hop ke-16 dan unreachable.
Selain tiga cara diatas, terdapat sebuah cara lagi yang
dinamakan Holddowns. Holddowns digunakan untuk mengatasi
sebuah interface/network yang tidak stabil (kadang menyala dan kadang hidup). Jika
suatu rute mati, holddown timer akan menyala sampai rute tersebut
berhasil dijangkau denganmetric yang lebih baik dari
sebelumnya. Holddowns menggunakan triggered updates untuk memberitahu router
lainnya tentang perubahan dalam network keseluruhan. Ada 3 kondisi
ketikatriggered updates mereset Holddown Timer, yaitu :
1. Ketika Holddown Timer habis
2. Ketika muncul update dengan metric yang lebih baik
3. Ketika flush time atau tepat sebelum sebuah network dinyatakan harus dibuang.
IGRP adalah protokol khusus milik Cisco, dengan kata lain, jika ingin menggunakan
IGRP, kita harus memiliki router Cisco! Perbedaannya dengan RIP adalah :
IGRP RIP
Menggunakan Hop
Count, Bandwidth dan waktu tunda rute
sebagai metric
Hanya menggunakan hop
count sebagai metric
Maksimum hop count berjumlah 255 Maksimum hop count hanya 15
Bisa digunakan di internetwork skala
besar
Hanya bekerja efektif pada network
skala kecil
Menggunakan nomor autonomous
system
Tidak menggunakan
nomor autonomous system
Mengirim update routing table tiap 90
detik
Mengirim update routing table tiap 30
detik
AD = 100 AD = 120
Nah, kini kita sudah mulai mengerti mengenai routing protocol tipe Distance Vector.
Di postingan berikutnya saya akan membahas tentang routing protocol tipe Link
State dan contoh-contohnya.
Semoga apa yang saya tulis bermanfaat bagi anda sekalian.
Untuk sekarang, Auf Wiedersehen und hoffen Sie einige gute Studien haben, meine
Freund!!!


Baiklah, di postingan sebelumnya kita telah belajar bagaimana cara setting up routing
statis dengan menggunakan Cisco Packet Tracer. Nah, bagaimana jika jumlah route
yang ada dalam jaringan tersebut banyak? Apakah kita harus melakukan setup satu
per satu? Untuk kasus seperti ini, biasanya orang menggunakan apa yang disebut
sebagai Dynamic Routing. Ada banyak protokol routing dinamis ini dan yang akan
kita bahas kali ini adalah RIP (Routing Information Protocol) yang merupakan salah
satu protokol routing Distance-Vector. Ini berarti bahwa RIP menggunakan jarak
terpendek sebagai jalur terbaiknya.
Pertama, buka Cisco Packet Tracer anda dan buat rancangan seperti berikut :

Contoh Topologi
Perlu diketahui bahwa terdapat 2 versi RIP, versi 1 dan versi 2. Versi 1 hanya
mensupport untuk classful subnet sedangkan versi 2 sudah mensupport classless
subnet seperti VLSM (Variable Length Subnet Mask). Kali ini kita hanya akan
menggunakan versi 1.
Kemudian kita beri IP Address untuk masing-masing interface. Katakanlah IP
Address yang kita berikan seperti berikut :
Router 0 PC 0 : 192.168.0.1/24
PC 0 : 192.168.0.2/24
Router 0 Router 1 : 192.168.1.1/24
Router 1 Router 0 : 192.168.1.2/24
Router 1 Router 2 : 192.168.2.1/24
Router 2 Router 1 : 192.168.2.2/24
Router 2 PC 2 : 192.168.3.1/24
PC 2 : 192.168.3.2/24
Router 2 Router 3 : 192.168.4.1/24
Router 3 Router 2 : 192.168.4.2/24
Router 3 PC 1 : 192.168.5.1/24
PC 1 : 192.168.5.2/24
Maka kita berikan IP Address pada masing-masing interface :
Perhatian : ^Z berarti tekan tombol Ctrl + Z untuk kembali ke console
sebelumnya!!!
Router 0 :
Router>en
Router#conf t
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.0.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#^Z
Router#conf t
Router(config)#interface fastEthernet 0/1
Router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#^Z
Router 1 :
Router>en
Router#conf t
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.1.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#^Z
Router#conf t
Router(config)#interface fastEthernet 0/1
Router(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#^Z
Router 2 :
Router>en
Router#conf t
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.2.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#^Z
Router#conf t
Router(config)#interface fastEthernet 0/1
Router(config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#^Z
Router#conf t
Router(config)#interface ethernet 0/1/0
Router(config-if)#ip address 192.168.4.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#^Z
Router 3 :
Router>en
Router#conf t
Router(config)#interface fastEthernet 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.4.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#^Z
Router#conf t
Router(config)#interface fastEthernet 0/1
Router(config-if)#ip address 192.168.5.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#^Z
Setelah semua interface diberi IP dan dihidupkan, maka kita bisa memulai setting RIP
versi 1. Kode untuk setting up RIP pada router adalah :
#router rip
# rip <network tujuan>
Dimana network tujuan berarti network yang terhubung secara langsung dengan
router tersebut. Maka contoh setup nya adalah :
Router 0 :
Router#conf t
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 192.168.0.0
Router(config-router)#network 192.168.1.0
Router(config-router)#^Z
Router 1 :
Router#conf t
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 192.168.1.0
Router(config-router)#network 192.168.2.0
Router(config-router)#^Z
Router 2 :
Router>en
Router#conf t
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 192.168.2.0
Router(config-router)#network 192.168.3.0
Router(config-router)#network 192.168.4.0
Router(config-router)#^Z
Router 3 :
Router#conf t
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 192.168.4.0
Router(config-router)#network 192.168.5.0
Router(config-router)#^Z
Untuk melihat routing table yang sudah terbentuk, ketikkan command show ip
route pada masing-masing router. Kira-kira tampilannya (misalkan router 0) adalah
sebagai berikut :
Codes: C connected, S static, I IGRP, R RIP, M mobile, B BGP
D EIGRP, EX EIGRP external, O OSPF, IA OSPF inter area
N1 OSPF NSSA external type 1, N2 OSPF NSSA external type 2
E1 OSPF external type 1, E2 OSPF external type 2, E EGP
i IS-IS, L1 IS-IS level-1, L2 IS-IS level-2, ia IS-IS inter area
* candidate default, U per-user static route, o ODR
P periodic downloaded static route
Gateway of last resort is not set
C 192.168.0.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/1
R 192.168.2.0/24 [120/1] via 192.168.1.2, 00:00:11, FastEthernet0/1
R 192.168.3.0/24 [120/2] via 192.168.1.2, 00:00:11, FastEthernet0/1
R 192.168.4.0/24 [120/2] via 192.168.1.2, 00:00:11, FastEthernet0/1
Gampang, kan? Protokol Routing Dinamis bahkan akan langsung mencari gateway
sendiri (perhatikan tulisan via pada routing table di atas). Kita tidak perlu menulis
satu per satu seperti routing statis.
Untuk memastikannya, coba ping dari PC 0 ke PC 2, jika statusnya reply berarti sudah
terhubung.
Masih ada lagi beberapa protokol routing dinamis lainnya. Jika anda berminat,
nantikan penjelasan berikutnya!



Membuat PC Router dan DHCP Server Menggunakan Linux Mint Debian Edition
dan Ubuntu
Akhirnya bisa kembali menulis setelah disibukkan dengan administrasi kampus di
semester baru ini. Baiklah, kali ini kita akan membahas tentang Membuat PC
Router dengan Linux Mint Debian Edition dan Ubuntu!
Sebelum saya memulai langkah-langkah, akan saya jelaskan terlebih dahulu tentang
PC Router. Jika kita memiliki sebuah koneksi internet dengan modem ADSL yang
memberi alamat dengan prefix /24 yang berarti bisa menampung 254 host (misalnya
Telkom Speedy), maka kita bisa membagi koneksi tersebut dengan menyambungkan
modem ke sebuah switch dan memberi IP Address yang 1 network dengan modem
pada setiap komputer yang kita ingin sambungkan dengan internet.
Nah, bagaimana jika kita hanya diberi alamat network dengan prefix /30, atau dengan
kata lain hanya memiliki 4 alamat interface (1 IP Address Network, 1 IP Address
Broadcast dan 2 IP Address terakhir hanya untuk interface modem dan PC kita)?
Tenang, semua bisa diselesaikan dengan konsep PC Router!
Protokol yang digunakan dalam PC Router adalah NAT (Network Address
Translation) yang berfungsi mengubah alamat IP Private LAN menjadi IP Publik
Modem. Oke, langsung saja kita mulai! Pertama, buat dulu topologi seperti di bawah
ini :

Contoh Rancangan Topologi
Lalu atur setiap IP Address pada interface kita sehingga masing-masing sesuai dengan
IP Address Network mereka. Mudah, tinggal ketikkan Network Connection dan
langsung keluar deh! Perhatikan interface yang menuju ke internet dan menuju ke
LAN pribadi kita, jangan sampai salah tertukar!

Membuka Network Connection
Dalam contoh ini saya anggap interface yang menuju ke internet adalah eth2 dan
yang menuju ke LAN adalah eth1. Dan jangan lupa juga bahwa DNS Server bagi
kedua interface adalah IP Address Modem atau DNS Server pemberian ISP
anda!
Setelah kita mengganti IP Address masing-masing interface agar sesuai dengan IP
Network, maka setiap anggota LAN harus sudah bisa saling berkomunikasi. Begitu
juga interface eth2 dengan modem. Sekarang, tinggal melakukan NAT pada PC
Router kita!
Buka terminal dan masuk ke mode root. Ketikkan gedit /etc/sysctl.conf.
Cari baris yang bertuliskan #net.ipv4.ip_forward=1 dan hilangkan tanda # pada baris
tersebut. Perlu diketahui bahwa dalam file konfigurasi seperti ini, baris yang diawali
dengan tanda # akan dianggap sebagai comment dan tidak dimasukkan ke dalam
konfigurasi. Yang kita lakukan adalah meng-uncomment sehingga baris tersebut akan
dianggap penting.

Membuka File sysctl.conf
Berikutnya, ketikkan perintah : iptables -t nat -A POSTROUTING -o <interface ke
internet> -s <IP Network LAN kita beserta prefixnya> -j MASQUERADE
Sesuai dengan pemberian nama interface koneksi kita tadi, maka pada contoh akan
saya ketikkan :
iptables -t nat -A POSTROUTING -o eth2 -s <192.168.0.0/24> -j
MASQUERADE
Terakhir, kita lakukan pemberian izin IP Forwarding kita :
echo 1 > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward
Proses NAT sudah selesai! Sekarang tinggal merestart interface dengan perintah :
/etc/init.d/networking restart
Nah, sekarang sudah bisa terkoneksi, deh! Lalu agar setiap kita menyalakan komputer
konfigurasi ini langsung hidup, kita ketikkan perintah :
gedit /etc/rc.local
dan isikan perintah NAT kita tadi serta perintah pemberian izin IP Forwarding tadi
sebelum baris bertuliskan exit 0.
Bagaimana kalau kita memiliki 100 komputer? Wah, repot sekali memberi alamat IP
satu per satu! Tenang, disini kita akan menggunakan DHCP Server, dimana setiap
client yang terkoneksi ke PC Router kita akan langsung mendapat IP Address Dinamis
tanpa perlu setting ulang.
Pertama, instalasi DHCP Server. Ketikkan perintah berikut :
apt-get install dhcp3-server
Begitu instalasi sudah, kita masukkan interface default untuk DHCP Server kita,
dalam hal ini berarti interface LAN pribadi kita (eth1). Ketik perintah berikut :
gedit /etc/default/dhcp3-server
dan cari baris bertuliskan INTERFACES=, isikan interface gateway kita (eth1)
diantara kutip tersebut.
Berikutnya kita lakukan setting IP Address Dinamis kita :
gedit /etc/dhcp3/dhcpd.conf
Ganti isi di dalamnya dengan kode berikut :
subnet <IP Address Network LAN> netmask <netmask LAN> {
range <IP Address Pertama> <IP Address Terakhir>;
option domain-name-servers <DNS Server kita>;
option domain-name <nama terserah>;
option routers <IP Address interface ke LAN>;
option broadcast-address <IP Address Broadcast>;
default-lease-time 600;
max-lease-time 7200;
}
Jika melihat rancangan kita tadi, maka kode diatas akan menjadi :
subnet 192.168.0.0 netmask 255.255.255.0 {
range 192.168.0.100 192.168.0.200;
option domain-name-servers 10.31.91.9;
option domain-name terserah;
option routers 192.168.0.1;
option broadcast-address 192.168.0.255;
default-lease-time 600;
max-lease-time 7200;
}
Lalu terakhir kita restart servis DHCP Server dengan kode berikut :
/etc/init.d/dhcp3-server restart
Sim Salabim! DHCP Server sudah bisa digunakan! Tinggal setting di PC Client dan
ganti IP Manual dengan Auto atau DHCP!

Keuntungan dari PC Router adalah kita bisa mengatur pengaturan bandwidth masing-
masing klien, membuat proxy server untuk memblokir berbagai macam situs indah
dan lain sebagainya. Baiklah, nantikan postingan berikutnya mengenai PC Router ini!
Untuk sekarang, Auf Wiedersehen und hoffen Sie einige gute Studien haben, meine
Freund!!!




Penjelasan Subnetting dan Variable Length Subnet Mask (VLSM)
Baiklah, di postingan sebelumnya kita sudah menyinggung apa yang dimaksud
dengan IP Address v4. Nah, sesuai janji, kini akan saya bahas
mengenai subnetting dan perhitungannya!
Anggap bahwa kita mempunyai sebuah network 192.168.0.0/24. Berarti kita bisa
menampung 254 interface dalam network tersebut. Bukankah ini terlalu boros jika
kita hanya ingin memiliki 10 atau 20 interface saja? Nah, subnetting berarti memecah
sebuah network menjadi beberapa network yang berbeda. Tentu saja perlakuan pada
tiap network secara fisikal sama dengan network yang berbeda. Mereka tidak bisa
terhubung tanpa adanya router.
Pertama, kita harus tahu dulu cara menghitung jumlah host (interface) maksimum
pada network tersebut. Masih ingat pembagian kelas IP Address? Nah, seperti yang
kita lihat, 192.168.0.0/24 berada pada kelas C, dengan kata lain 3 oktet pertama
merupakan octet IP Network sementara octet terakhir adalah IP Host. Jika kita
konversi ke biner, maka 192.168.0.0/24 akan menjadi :
11000000.10101000.00000000.00000000
Ingat,dalam contoh ini kita menggunakan octet keempat saja karena termasuk kelas C,
jika kelas A dan B tentu kita menggunakan oktet-oktet lainnya juga. Nah,
anggap h adalah jumlah angka 0 dalam octet tersebut. Maka jumlah host maksimum
yang dapat kita miliki dalam network tersebut adalah :
H (jumlah host) = 2^h-2
Kenapa dikurang 2? Tentu saja karena salah satunya adalah IP Network sedangkan
satunya lagi IP Broadcast!
Lalu anggaplah kita ingin membaginya menjadi 4 network. Nah, disini kita mulai
berkenalan dengan bit subnet. Yaitu bit-bit yang berhubungan dengan pembagian
yang kita inginkan.Kita anggap bit subnet sebagai b. Perhitungannya adalah :
Jumlah Sub-Network <= 2^b (harus nilai terdekat)
Nah, berarti untuk membuat 4 sub network, kita menggunakan 2 bit subnet,
yang letaknya merupakan bit-bit pertama dalam octet yang kita gunakan.
11000000.10101000.00000000.00000000
Kita bisa mengubah nilai 0 yang merupakan bit subnet tersebut dengan 1. Berarti, ada
4 kemungkinan, 00, 01, 10 dan 11. Nilai subnet masknya berubah sesuai dengan
jumlah bit subnet yang kita gunakan. Dalam kasus ini, subnet masknya berubah
menjadi 11111111.11111111.11111111.11000000 atau 255.255.255.192 (prefix 26).
1. 11000000.10101000.00000000.00000000 = 192.168.0.0/26
2. 11000000.10101000.00000000.01000000 = 192.168.0.64/26
3. 11000000.10101000.00000000.10000000 = 192.168.0.128/26
4. 11000000.10101000.00000000.11000000 = 192.168.0.192/26
Nah, subnet yang kita inginkan sudah tersedia! Namun misalnya kita hanya
menginginkan 6 subnet, sedangkan rumus di atas berarti kita paling tidak memiliki
2^3 atau 8 subnet? Tentu saja kita tetap memiliki 8 subnet, hanya saja kita boleh
memilih subnet mana saja yang ingin kita pakai dalam jaringan. Praktis, kan?
Berikutnya kita akan membahas teknik yang lebih canggih, yaitu VLSM (Variable
Length Subnet Mask). Apaan tuh? Ini juga teknik subnetting, hanya saja jumlah host
maksimum tiap network tidak harus sama.
Misalnya kita menginginkan 3 subnet yang memiliki jumlah host 14, 36 dan 80. Kalau
menggunakan cara subnetting biasa akan terlalu boros. Lalu bagaimana menggunakan
VLSM? Pertama, buat dulu daftar subnet yang kita inginkan mulai dari yang memiliki
host yang paling banyak.
Network yang akan dipecah > 192.168.0.0/24
1. Subnet 1 : Host = 80
2. Subnet 2 : Host = 36
3. Subnet 3 : Host = 14
Lalu kita lakukan perhitungan dengan rumus berikut :
2^x 2 >= Jumlah Host
Ambil nilai x yang paling mendekati!
Dari perhitungan tersebut, kita dapatkan bahwa x untuk host berjumlah 80 adalah 7.
Nah, berarti range IP untuk subnet ini adalah max 126 host (2^7- 2). Sekali lagi ingat
bahwa penggunaan octet tergantung dari kelas berapa IP Address tersebut (dalam
kasus ini kelas C berarti octet keempat saja). Subnet Masknya didapatkan dengan
menambahkan angka 1 sejumlah 8 x (dalam subnet ini berarti
11111111.11111111.11111111.10000000 atau 255.255.255.128).
Subnet 1 :
IP Network : 192.168.0.0
IP Host : 192.168.0.1 192.168.0.126
IP Broadcast : 192.168.0.127
Subnet Mask : 255.255.255.128
Kita lanjutkan dengan Subnet kedua, yang memiliki 36 host. Ingat, karena network
sebelumnya memiliki range sampai 127 (plus broadcast) maka gunakan IP Network
setelahnya, yaitu 192.168.0.128. Gunakan rumus yang sama :
2^x 2 >= 36
x = 6
Max Host = 62
Didapatkanlah hasilnya sebagai berikut :
Subnet 2 :
IP Network = 192.168.0.128
IP Host = 192.168.0.129 192.168.0.190
IP Broadcast = 192.168.0.191
Subnet Mask = 255.255.255.192
Terakhir, subnet ketiga memiliki jumlah host 14 :
2^x 2 >= 14
x = 4
Max Host = 14
Dan hasilnya adalah sebagai berikut :
Subnet 3 :
IP Network = 192.168.0.192
IP Host = 192.168.0.193 192.168.0.206
IP Broadcast = 192.168.0.207
Subnet Mask = 255.255.255.240
Nah, memang sedikit lebih pusing menggunakan VLSM namun penggunaan IP jadi
lebih akurat dan tidak mubazir.
Sekian dulu penjelasan tentang Subnetting dan VLSM dari saya, jika ada kesalahan
mohon dikoreksi. Semoga apa yang saya tulis dapat bermanfaat bagi kawan-kawan
sekalian.
Untuk sekarang, Auf Wiedersehen und hoffen Sie einige gute Studien haben, meine
Freund!!!



Cara Setting Up Modem Speedy
Bagi kita yang tinggal di Indonesia tentu tahu Telkom Speedy. Nah, sekedar berbagi
sedikit, saya akan menulis tentang cara setting modem Speedy. Mungkin teman-teman
sudah tahu, ya?
1. Pertama, tentu saja harus daftar ke Telkom supaya bisa dapat username dan
passwordnya
2. Ubah IP Address PC anda menjadi 1 network dengan modem (misalnya modem
menggunakan IP Address 192.168.0.1/24, maka anda beri saja untuk PC anda
192.168.0.2/24)
3. Buka Web Browser anda (misalnya IE, Mozilla) dan ketikkan IP Address Modem
anda. Maka anda akan masuk ke halaman setting up.
4. Masuk ke WAN Setting New Connection beri nama apa saja
5. Pilih Type PPPoE
6. Isikan Username dan Password anda
7. Untuk VPI dan VCI, tergantung kota tempat anda tinggal (misalkan Palembang
memiliki VPI 8 dan VCI 81)
8. Klik Submit
9. Klik Save
10. Modem siap digunakan.
Pada Modem Speedy terdapat beberapa lampu :
1. Power, jika tidak menyala berarti gangguan terdapat pada adaptor atau board
modem anda
2. Ethernet, jika tidak menyala berarti masalah terdapat di kabel dan port interface
anda
3. DSL, jika tidak menyala berarti gangguan dari Telkom
4. Internet, jika tidak menyala berarti belum disetting atau salah setting.
Sekian penjelasan singkat ini semoga berguna bagi anda.
Untuk sekarang, Auf Wiedersehen und hoffen Sie einige gute Studien haben, meine
Freund!!!




IP Address v4 dan Penjelasannya
Dalam penjelasan sebelumnya, saya sudah menjelaskan tentang IP dan manfaatnya
bagi jaringan. Nah, IP Address adalah sebuah alamat yang diberikan pada
suatu interfacejaringan yang merupakan alamat logical (alamat asli milik si alat
adalah MAC Address). MAC Address ibarat nama seseorang, sedangkan IP Address
ibarat pangkat seseorang. Jadi, kita bisa menyebutkan tolong kirim paket ini ke Pak
Walikota! daripada tolong kirim paket ini ke pak Tono!. Gampang, kan?
IP Address menggunakan empat octet bilangan biner yang dipisahkan oleh sebuah
titik, misalnya11000000.10101000.00000000.00000001. Namun demi mempermudah
pengaturan, sekarang IP Address menggunakan bilangan decimal. Misalnya, jika anda
berlangganan modem, biasanya anda mendapat alamat seperti 192.168.0.1 dan subnet
mask 255.255.255.0. Untuk sekarang kita akan membicarakan IP Address dan Subnet
Mask versi default yang sering digunakan di LAN standar (karena kita belum
mempelajari subnetting).
Untuk mempermudah logika, anggap bahwa IP Network adalah nama
jalan sedangkan IP Host adalahnomor rumah.
Untuk mempermudah penjelasan, kita akan anggap keempat octet tersebut
sebagai w,x,y dan z. Nah, terdapat berbagai kelas IP Address, tergantung dari
banyaknya host dan jaringan yang ingin dibentuk.
Kelas IP Network IP Host
Default Subnet
Mask
A w. x.y.z 255.0.0.0
B w.x y.z 255.255.0.0
C w.x.y Z 255.255.255.0
Lho, dapat subnet masknya darimana? Gampang, lihat bagian IP Network? Isikan
semua octet di sana (tiap kelas berbeda) dengan angka 1, maka jika ditotalkan akan
menjadi subnet mask. Misalnya kelas A, IP Network hanya terdiri dari 1 oktet (w).
Maka bisa dilihat sebagai 11111111.00000000.00000000.00000000 atau jika
dikonversi ke decimal menjadi 255.0.0.0.
Lalu apa pula guna subnet mask ini? Untuk melihat apakah terdapat subnet di dalam
pembagian jaringan kita. Di postingan ini saya belum akan memasukkan subnet, jadi
kita anggap tidak ada subnet (default).
Jumlah network dan host per network yang bisa ditampung tiap kelas adalah :
Kelas Range
Jumlah Max
Network Jumlah Max Host
A 1-126 126 16.777.214
B 128-191 16.384 65534
C 192-233 2097152 254
Sebenarnya ada lagi kelas D dan E, dimana kelas D biner dimulai dengan 1110 yang
dipergunakan untuk alamat-alamat multicast sedangkan kelas E yang dimulai dengan
biner 1111 yang disediakan untuk sarana experimental.
Angka 127 di octet pertama (misal 127.0.0.1) tidak boleh digunakan dalam
pengalamatan karena merupakan alamat loopback yang merujuk ke komputer itu
sendiri. Misalnya jika anda memiliki hobiweb programming, bukankah anda pasti
kenal dengan istilah localhost? Nah, itulah alamat 127.0.0.1! Lalu bagaimana dengan
127.0.0.2, 127.0.0.3 dan seterusnya? Mereka digunakan ketika kita hendak memblokir
situs dari PC pribadi kita (teknik ini akan dibahas di postingan selanjutnya).
Pokoknya, seluruh host dengan oktet pertama 127 TIDAK BOLEH DIGUNAKAN
UNTUK ALAMAT IP INTERFACE!
Lalu sebelum saya lupa, seluruh IP Address di dunia ini diatur penggunaannya oleh
badan internasional bernama Internic. Karena semua situs di dunia ini memiliki IP
Address, maka bisa dibayangkan betapa rumitnya penanganan IP Address ini. IP
Address yang digunakan untuk penamaan sah sebuah alamat di internet disebut IP
Publik sementara yang dikhususkan untuk LAN (yang tidak dikenal di internet, hanya
di area local saja) disebut IP Private. Kita tidak boleh menggunakan IP Publik
sebagai alamat privat dalam sebuah LAN. Meskipun sudah ada suatu protocol yang
disebut NAT (Network Address Translation) yang merupakan rahasia IP Address
tidak akan habis (akan dibahas di postingan selanjutnya) tapi tetap saja tidak boleh.
Berikut range IP Address Private untuk masing-masing kelas :
Kelas A : 10.0.0.1 10.255.255.254
Kelas B : 172.16.0.1 172.31.255.254
Kelas C : 192.168.0.1 192.168.0.254
Lalu penggunaan angka 255 di octet terakhir (misalnya 192.168.0.255) tidak
diperbolehkan bagi pengalamatan IP Address Private, karena alamat tersebut
merupakan IP Broadcast (untuk mengirim pesan broadcast ke seluruh host, misalnya
pada penggunaan protocol ARP). Untuk penggunaansubnetting yang akan dibahas
nanti, terdapat beberapa IP Broadcast tergantung pembagian network tersebut.
Nah, sekarang kita mulai cara matematis menghitung IP Address Network dan Host.
Misalnya kita mempunyai sebuah alamat IP Host 192.168.0.1 dan subnet masknya
255.255.255.0. Berapa IP Network saya? Gampang, cukup memanfaatkan rumus
logika AND. Ubah dulu keduanya menjadi biner :
IP Host : 11000000.10101000.00000000.00000001
Subnet Mask : 11111111.11111111.11111111.00000000
______________________________________________________ AND
IP Network : 11000000.10101000.00000000.00000000
Konversi ke decimal menjadi 192.168.0.0! Gampang sekali bukan?
Mungkin anda pernah melihat sebuah alamat IP yang bertuliskan 192.168.0.1/24. Apa
arti /24 tersebut? Itu menandakan prefix network tersebut. Untuk gampangnya,
menunjukkan subnet mask IP Address tersebut. Lho bagaimana?
NIlai prefix menunjukkan jumlah angka 1 pada subnet mask! Jadi terdapat 24 angka
1 atau bisa dilihat seperti ini :
11111111.11111111.11111111.00000000
Konversikan ke biner maka akan menjadi 255.255.255.0!
Sampai disini dulu penjelasan saya mengenai IP Address dan Subnet Mask
yang default. Semoga apa yang saya jelaskan bisa bermanfaat bagi anda semua.




Penjelasan Routing Table dan Static Routing
Routing Table adalah nyawa dalam proses menghubungkan LAN-LAN yang berada
pada network yang berbeda. Apapun metodenya, apapun protocol routing yang
digunakan, intinya adalah bahwa jika alamat tujuan ada pada routing table pada router
gateway, maka alamat tujuan pasti bisa dicapai.

Kita akan mulai dengan static routing yang merupakan dasar dari routing. Pertama,
buka Packet Tracer anda dan gambar rangkaian berikut ini :


Contoh Topologi Sederhana
Pada defaultnya, router hanya memiliki routing table tentang network yang langsung
terhubung dengannya (directly connected). Untuk network lainnya, perlu kita gunakan
protocol routing untuk menghubungkannya.

Sebelum itu, kita harus mengetahui istilah next hop yang berarti interface router
tetangga yang akan dijadikan gateway atau pintu menuju network tujuan. Lalu
bagaimana jika jalannya bercabang (ada lebih dari 1 router yang bisa dijadikan next
hop)? Pilih saja salah satu, biasanya pertimbangannya adalah jauh-dekatnya jalur yang
akan dicapai nanti.

Pada router 0, kita akan memberi routing table menuju network 192.168.2.0
melalui next hop192.168.1.2. Caranya adalah dengan mengetikkan ip
route <spasi>(network tujuan)<spasi>(subnet mask network tujuan)<spasi>(next hop
pilihan). Seperti berikut :
ROUTER 0
Router>enable
Router#conf t
Router(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 192.168.1.2
Router(config)#^Z

Jika dilihat dari perintah show ip route maka akan terlihat routing tablenya sudah
terbentuk :

Router#show ip route
Codes: C connected, S static, I IGRP, R RIP, M mobile, B BGP
D EIGRP, EX EIGRP external, O OSPF, IA OSPF inter area
N1 OSPF NSSA external type 1, N2 OSPF NSSA external type 2
E1 OSPF external type 1, E2 OSPF external type 2, E EGP
i IS-IS, L1 IS-IS level-1, L2 IS-IS level-2, ia IS-IS inter area
* candidate default, U per-user static route, o ODR
P periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

C 192.168.0.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/1
S 192.168.2.0/24 [1/0] via 192.168.1.2

Nah, sekarang paket data dari network 192.168.0.0 akan bisa sampai ke server di
network 192.168.2.0. Tapi paket datanya ternyata tidak bisa membalas (reply)!
Tenang, itu karena kita belum membuatrouting table menuju network 192.168.0.0 di
router 1. Perlu diingat bahwa sebuah routing table harus disetting dari dua arah (asal
dan tujuan) agar koneksi bisa terjadi.
ROUTER 1

Router>en
Router#conf t
Router(config)#ip route 192.168.0.0 255.255.255.0 192.168.1.1
Router(config)#^Z

Jika dilihat dengan perintah show ip route :

Router#show ip route
Codes: C connected, S static, I IGRP, R RIP, M mobile, B BGP
D EIGRP, EX EIGRP external, O OSPF, IA OSPF inter area
N1 OSPF NSSA external type 1, N2 OSPF NSSA external type 2
E1 OSPF external type 1, E2 OSPF external type 2, E EGP
i IS-IS, L1 IS-IS level-1, L2 IS-IS level-2, ia IS-IS inter area
* candidate default, U per-user static route, o ODR
P periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

S 192.168.0.0/24 [1/0] via 192.168.1.1
C 192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.2.0/24 is directly connected, FastEthernet0/1

Sekarang kita coba ping dari salah satu komputer network 192.168.0.0
menuju server di network 192.168.2.0. Jika berhasil, maka berarti kedua network
sudah terhubung.


Ping ke Server Target
Nah, dengan sudah terhubungnya kedua network, kini semua host dalam masing-
masing network bisa saling berkomunikasi.



Sistem I/O pada Komputer Personal berbasis Mikroprosesor Intel
Meneruskan tentang Sistem Komputer berbasis Mikroprosesor Intel, akan saya
jelaskan tentang Sistem I/O dan pengalamatannya.

Ruang I/O (Input/Output) dalam sistem komputer terentang dari port 0000H FFFFH.
Sistem pengalamatan I/O sama dengan sistem pengalamatan memori. Peranti I/O
memungkinkan mikroprosesor untuk berkomunikasi antar bagian didalamnya atau
dengan perangkat luar. Ruang I/O membantu komputer untuk mengalamati hingga 64
kilobyte peranti I/O berbeda.


Peta Memori Sistem I/O


Area I/O terdiri atas 2 bagian besar. Area yang terletak di bawah lokasi I/O 0400H
digunakan untuk peranti sistem. I/O port 0400H FFFFH digunakan untuk ekspansi
I/O. Beberapa mainboard pada sistem komputer baru juga bisa menggunakan alamat
lain diatas 0400H.

Secara umum, komponen pada mainboard komputer dialamati dengan alamat 0000H
00FFH, sedangkan alamat dari 0100H 03FFH mengalamati peranti kartu plugin.
Perlu diketahui, standar keterbatasan alamat I/O sampai 03FFH berasal dari standar
asli PC (merek dagang IBM untuk komputer personal).

Sampai disini mengerti? Berikutnya akan saya jelaskan mengenai model
pemrograman pada Mikroprosesor Intel.


TCP/IP Network Access Layer IEEE 802.1Q (Virtual LAN) dan VTP (VLAN
Trunking Protocol)
Bayangkan jika kita ingin membentuk beberapa LAN hanya dengan menggunakan 1
router. Tentu kita harus memiliki interface yang cukup, kan? Nah, untuk menghemat
penggunaan interface, diciptakanlah VLAN (Virtual Local Area Network). Mari kita
bahas mengenai VLAN pelan-pelan.
VLAN merupakan salah satu protokol yang terdapat pada Datalink Layer (merujuk
pada model OSI). Dengan kata lain, VLAN diperuntukkan bagi switch. Perlakuan
VLAN sama seperti LAN fisikal biasa, mereka memiliki IP Network dan Subnet
Mask yang berbeda, memiliki broadcast domain yang berbeda serta tidak bisa
terhubung antar VLAN yang berbeda tanpa melalui sebuah router.
Sebuah router pada VLAN memiliki sebuah (kalau lebih dari 1 maka sama saja
dengan LAN fisikal, kan?) interface yang akan dibagi menjadi sub-interface. Setiap
sub-interface ini akan berfungsi sebagaidefault gateway VLAN tertentu.
Lalu apa guna VLAN? Misalkan kita ingin membagi LAN seperti gambar berikut
(dalam gambar ini saya sertakan VTP (VLAN Trunking Protocol yang akan saya
jelaskan juga ;D) :

Contoh Topologi Virtual LAN
Maka kita dapat menghemat biaya instalasi karena hanya menggunakan 1 router saja.
Karenabroadcast domain setiap VLAN berbeda, maka performa jaringan akan
meningkat. Desain network juga fleksibel, dikarenakan kita bisa menambah
jumlah host VLAN sampai batas maksimum. Lalu pembagian seperti ini juga
meningkatkan keamanan.
Proses VLAN menggunakan protokol IEEE 802.1Q yang memanfaatkan frame
tagging (penandaanframe). Jika kita ingin mengirim data dari VLAN pertama ke
VLAN lainnya, maka ketika frame sampai ke switch VLAN akan ditandai (tag)
dengan informasi VLAN asal. Ketika sampai di router, tag tadi akan dicabut dan
diganti dengan tag VLAN tujuan, berikutnya ketika sampai di switch
VLAN lagi, tag akan dihapus dan frame akan kembali ke integritas dan bentuk semula.

Frame Tagging VLAN Asal

Pencabutan Tag VLAN Asal dan Pemasangan Tag VLAN Tujuan

Pencabutan Tag VLAN Tujuan

Frame kembali seperti semula
Lalu bagaimana dengan VTP? VTP adalah protokol milik Cisco yang
memungkinkan switch-switchCisco saling bertukar informasi VLAN. Dengan kata
lain, jika kita ingin menjadi anggota sebuah VLAN yang ada pada switch tertentu, kita
tidak harus mengaitkan (attach) komputer kita ke switch tersebut. Kita bisa
mengaitkan pada sebuah switch lain (client) yang terhubung ke switch VLAN tadi
(server). Dengan sistem client-server, maka kita akan mengatur penamaan di server
switch dan bisa mengatur pengelompokan VLAN di client switch.
Untuk cara merancang VLAN dan VTP, akan dibahas pada postingan berikutnya.
Semoga apa yang saya jelaskan bisa membantu anda.


Sistem Memori Transient Program Area (TPA) dan System Area pada Sistem
Komputer Personal berbasis Mikroprosesor Intel
Wah sudah lama sekali tidak memposting di blog, dikarenakan tugas-tugas yang berat
sebagai seorang mahasiswa.. Baiklah, kali ini saya akan memperdalam lagi
penjelasan mengenai Sistem Mikroprosesor.
Sebuah sistem komputer berbasis Mikroprosesor memiliki diagram blok seperti
berikut :

Diagram Blok Sistem Komputer berbasis Mikroprosesor
Kali ini kita akan membahas mengenai sistem memori pada sistem komputer berbasis
Mikroprosesor. Memori adalah tempat kita menyimpan dan mengambil data. Sistem
Memori terbagi menjadi 3 bagian, yaitu TPA (Transient Program Area), System
Area dan XMS (Extended Memory System). Nah, untuk melihat apakah sistem
komputer kita memiliki XMS atau tidak, silakan dilihat dari jenisnya. Komputer
zaman dahulu, yang berbasis Intel 8086 dan Intel 8088, hanya memiliki TPA dan area
sistem, tanpa XMS. TPA berukuran 640 kilobyte dan area sistem berukuran 384
kilobyte, total 1 MB. Sistem memori berukuran 1 MB ini disebut juga sistem memori
konvensional.

Peta Memori Komputer Personal
Mulai dari sistem komputer berbasis Intel 80286, mereka memiliki XMS dalam sistem
memorinya. Lalu apa guna ketiga bagian ini? Mari kita bahas perlahan!
Pertama, Transient Program Area. Berguna untuk menyimpan sistem program, sistem
operasi, data dan driver. Berikut gambar peta memori untuk bagian TPA :

Peta Memori TPA
Vektor Interupsi mengakses berbagai macam fitur DOS, BIOS dan aplikasi. BIOS
biasanya disimpan dalam ROM atau EEPROM.
Area komunikasi BIOS dan DOS berisikan data-data transien yang digunakan
program untuk mengakses peranti I/O dan fitur internal sistem komputer. Data-data
ini disimpan di area transien agar bisa diubah-ubah sesuai keperluan ketika sistem
berjalan.
IO.SYS adalah program yang diambil dari disk dan dijalankan di TPA ketika MS-
DOS atau PCDOS dijalankan. IO.SYS berisikan program yang memungkinkan DOS
mengakses keyboard, printer, tampilan video serta peranti I/O lainnya.
Program IO.SYS menghubungkan DOS dengan program lain yang disimpan dalam
BIOS ROM.
DOS melingkupi dua area memori, pertama yaitu area sepanjang 16 byte yang terletak
di bagian atas TPA dan kedua berukuran lebih besar yang terletak di dekat bagian
dasar TPA. Ukuran area DOS tergantung pada versi yang digunakan. Jika DOS
diinstall pada bagian atas memori atau high memory(biasanya
menggunakan driver HIMEM.SYS), sebagian besar TPA menjadi kosong sehingga
dapat digunakan untuk program aplikasi.
Area Driver memiliki ukuran yang berbeda-beda antara satu sistem komputer dan
yang lainnya. Driveradalah program yang mengontrol peranti I/O
seperti mouse, scanner, DVD ROM dan lain sebagainya. Biasanya berekstensi .SYS,
misalnya MOUSE.SYS pada DOS versi 3.2 atau diatasnya. Atau bisa juga berekstensi
.EXE seperti EMM386.EXE.
Program COMMAND.COM mengontrol operasi komputer dari keyboard. Kita biasa
menyebut cara operasi ini sebagai CLI-based, dimana CLI adalah singkatan
dari Command Line Interface.
Area TPA bebas akan digunakan oleh aplikasi DOS ketika aplikasi tersebut
dieksekusi.
Kedua, Area Sistem. Meskipun lebih kecil dari TPA, area sistem tetap mempunyai
fungsi yang sangat penting. Area sistem berisikan ROM dan RAM untuk
penyimpanan data. Berikut peta memori area sistem, tepat dimulai di atas TPA.

Peta Memori Area Sistem
Area pertama sistem berisikan RAM untuk tampilan video dan program untuk
mengatur video yang ada pada ROM. Alamatnya dari A0000H sampai C7FFFH.
Ukuran dan jumlah memori yang digunakan tergantung pada jenis adapter video yang
digunakan.
Diatasnya terdapat area untuk menyimpan ROM atau disk BIOS yang ditransfer dari
kartu antarmuka. Area C8000H DFFFFH seringkali kosong. Area ini digunakan
untuk EMS (Expanded Memory System) pada sistem PC atau XT, dan upper
memory pada AT. EMS memungkinkan penggunaan 64K byte page frame dari
memori oleh aplikasi. Page frame berukuran 64K byte ini (biasanya terletak di lokasi
D0000H DFFFFH) digunakan untuk memperluas sistem memori, dengan cara
memindahkan page memori dari EMS ke daerah alamat memori. Cara ini
disebut swap.

Proses Swap pada Upper Memory Blocks
Lokasi memori E0000H EFFFFH berisi rekaman bahasa BASIC (hanya pada sistem
komputer yang lama). Pada sistem komputer terbaru, seringkali dibiarkan kosong dan
digunakan sebagai RAM ekstra yang disebut upper memory blocks.
Terakhir, sistem BIOS ROM yang ada pada alamat F0000H FFFFFH. ROM ini
mengontrol operasi dasar peranti I/O, kecuali sistem video karena sudah memiliki
alamat ROM tersendiri. Alamat F0000H F7FFFH berisi program untuk mengatur
komputer, sisanya untuk program yang mengontrol sistem I/O dasar. Jika
menggunakan driver EMM386.EXE, lokasi F0000H F7FFFH menjadi upper
memory blocks. Lokasi lain yang bisa digunakan sebagai upper memory blocks adalah
B0000H B7FFFH, yaitu ketika video hitam putih tidak dibutuhkan.
Ketiga, XMS digunakan sebagai memori ekstra untuk membantu kinerja sistem
komputer.
Sampai disini bisa dimengerti? Penjelasan saya sampai disini dulu, semoga
bermanfaat bagi kalian semua.

Anda mungkin juga menyukai