A. Pendahuluan
Routing adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket jaringan
dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah antar-jaringan
(internetwork). Routing merujuk kepada sebuah metode penggabungan
beberapa jaringan sehingga paket-paket data dapat dialirkan dari satu
jaringan ke jaringan selanjutnya. Digunakanlah sebuah perangkat jaringan
yang disebut sebagai Router.
Routing dinamis, juga disebut routing adaptif, adalah proses di mana
router dapat meneruskan data melalui rute yang berbeda atau tujuan yang
diberikan berdasarkan kondisi saat ini dari sirkuit komunikasi dalam suatu
sistem. Rute yang dipelajari oleh router setelah seorang administrator
mengkonfigurasi sebuah protokol routing yang membantu menentukan rute.
Dynamic routing digunakan untuk menangani kelemahan static routing
yang tidak dapat mencari jalur alternatif ketika jalur pengiriman putus
sehingga data tidak dapat terkirim.
Secara umum dynamic routing dibagi menjadi 2 kategori yaitu:
1. Distance Vector
2. Link State
1
usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path First
(OSPF) dan protokol OSI IS-IS.
RIP menggunakan jumlah lompatan (hop count) untuk menentukan
cara terbaik ke sebuah network remote, yaitu jumlah router yang harus dilalui
oleh paket-paket untuk mencapai alamat tujuannya. Hop count RIP hanya
dibatasi sampai 15 hop, selebihnya router akan memberikan pesan error
destination is unreachable.
RIP termasuk dalam kategori Distance Vector, yaitu proses routing
berdasarkan arah dan jarak dalam penetapan jalur terbaik (the best path)
hanya melibatkan jumlah hop (hop count). Routing ini tidak dapat
menganalisis bandwidth. Distance vector mendapatkan informasi dari router
yang terhubung langsung dengan jaringan router tersebut. Berdasarkan
informasi tersebut, kemudian akan mengolah tabel routing.
RIP merupakan jenis routing protokol distance vektor yang sejati. pada
dasarnya hanya dapat menangani hanya 15 hop saja( network ) network ke
16 da seterusnya dianggap tidak terjangkau atau unreachable.RIP akan
mengirimkan routing table yang lengkap setiap 30 detik kepada semua
router yang aktif. RIP berkerja dengan baik pada jaringan - jaringan yang
kecil. RIP tidak efisien untuk jaringan - jaringan yang besar. RIP v1
menggunakan classful routing , yaitu semua alat yang berada pada jaringan
tersebut harus menggunakan subnet mask yang sama. Oleh karenanya RIP
v1 tidak memberikan informasi subnet mask setiap kali mengirim update
routing.
Algoritme routing yang digunakan dalam RIP, algoritme Bellman-Ford,
pertama kali digunakan dalam jaringan komputer pada tahun 1968, sebagai
awal dari algoritme routing ARPANET. Versi paling awal protokol khusus yang
menjadi RIP adalah Gateway Information Protocol, sebagai bagian dari PARC
Universal Packet internetworking protocol suite, yang dikembangkan di Xerox
Parc. Sebuah versi yang bernama Routing Information Protocol, adalah
bagian dari Xerox Network Services.
2
RIP menggunakan tiga jenis timer untuk mengatur unjuk kerjanya,
yaitu:
1. Route Update Timer , timer ini digunakan untuk menset interval
periodik update routing, dimana router mengirimkan copy lengkap dari
routing tablenya kesemua router tetangga.
2. Route Invalid Timer , jika sebuah router tidak mendengar update routing
selama waktu yang telah ditentukan maka route tersebut sudah tidak valid
lagi. Dan router tetangganya akan mengirimkan pemberitahuan bahwa
route tersebut sudah tidak valid lagi, biasanya dalam waktu 180 s.
3. Holddown Timer , merupakan waktu dimana informasi update ditahan,
jika sebuah paket update yang diterima menunjukkan waktu route
tidak terjangkau.Ini akan berlanjut hingga paket update diterima dengan
sebuah metric yang lebih baik atau sampai expired.
4. Route Flush Time , merupakan waktu antara sebuah route tidak valid
dan penghapusannya dari table routing.
Keterbatasan Routing Information Protocol (RIP) adalah :
1. Metric: RIP menghitung routing terbaik berdasarkan hop count, padahal
belum tentu hop count yang rendah menggunakan protokol LAN yang
bagus dan bisa saja RIP memilih jalur jaringan yang lambat.
2. RIP hanya dapat mengatur hingga hop count 15, selebihnya paket akan
dibuang (untuk mencegah loop pada jaringan).
3. RIP tidak dapat mengatur classless routing, hanya menggunakan classful
routing (/8, /16, /24).
Cara Kerja RIP :
1. Host mendengar pada alamat broadcast jika ada update routing dari
gateway.
2. Host akan memeriksa terlebih dahulu routing table lokal jika menerima
update routing .
3. Jika rute belum ada, informasi segera dimasukkan ke routing table .
4. Jika rute sudah ada, metric yang terkecil akan diambil sebagai acuan.
5. Rute melalui suatu gateway akan dihapus jika tidak ada update dari
gateway tersebut dalam waktu tertentu
3
6. Khusus untuk gateway, RIP akan mengirimkan update routing pada alamat
broadcast di setiap network yang terhubung
Karakteristik dari RIP:
1. Distance vector routing protocol
2. Hop count sebagi metric untuk memilih rute
3. Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap unreachable
4. Secara default routing update 30 detik sekali
5. RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan subnet mask pada
update
6. RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet mask pada update
Dalam implementasi RIP memang mudah untuk digunakan, namun RIP
mempunyai masalah serius pada Autonomous System yang besar, yaitu :
1. Terbatasnya diameter network
Telah disebutkan sedikit di atas bahwa RIP hanya bisa menerima metrik
sampai 15. Lebih dari itu tujuan dianggap tidak terjangkau. Hal ini bisa
menjadi masalah pada network yang besar.
2. Konvergensi yang lambat
Untuk menghapus entry tabel routing yang bermasalah, RIP mempunyai
metode yang tidak efesien.
3. Tidak bisa membedakan network masking lebih dari /24
RIP membaca IP address berdasarkan kepada kelas A, B dan C. Seperti
kita ketahui bahwa kelas C mempunyai masking 24 bit. Dan masking ini
masih bias diperpanjang menjadi 25 bit, 26 bit dan seterusnya. RIP tidak
dapat membacanya bila lebih dari 24 bit. Ini adalah masalah besar,
mengingat masking yang lebih dari 24 bit banyak dipakai. Hal ini sudah
dapat di atasi pada RIPv2.
4. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route
5. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM)
Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya
sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya
berada.
4
C. Jenis Routing Information Protocol
Ada tiga versi dari Routing Information Protocol: RIPv1, RIPv2, dan
RIPng.
1. RIP versi 1
Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan
routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang
dukungan untuk Variable Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini
tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas
jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan
harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router
otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.
2. RIP versi 2
Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan
pada tahun 1993 dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk
kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung
Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas,
maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya
beroperasi dengan spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang
dalam pesan RIPv1 benar ditentukan. Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur
memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian.
3. RIPng
RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan
dalam RFC 2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6,
generasi Internet Protocol berikutnya. Perbedaan utama antara RIPv2 dan
RIPng adalah:
a. Dukungan dari jaringan IPv6.
b. RIPv2 mendukung otentikasi RIPv1, sedangkan RIPng tidak. IPv6
router itu, pada saat itu, seharusnya menggunakan IP Security (IPsec)
untuk otentikasi.
c. RIPv2 memungkinkan pemberian beragam tag untuk rute , sedangkan
RIPng tidak;
5
d. RIPv2 meng-encode hop berikutnya (next-hop) ke setiap entry route,
RIPng membutuhkan penyandian (encoding) tertentu dari hop
berikutnya untuk satu set entry route.
6
E. Konfigurasi Routing Information Protocol
RIP memiliki tiga versi yakni RIP saja, RIPv2 dan RIPng. Yang umum
digunakan adalah yang versi 2. Untuk mengkonfigurasi routing RIP (RIPv2)
setidaknya ada tiga langkah yang perlu dilakukan.
Devic
e Interface IP Address Subnet Mask Gateway
7
Fa0/0 100.100.100.1255.255.255.252N/A
Fa0/0 100.100.100.2255.255.255.252N/A
Fa1/0 100.100.100.5255.255.255.252N/A
Fa0/0 100.100.100.6255.255.255.252N/A
R1
R1(config)#router rip
R1(config-router)#version 2
R1(config-router)#network 192.168.1.0
R1(config-router)#network 100.100.100.0
R1(config-router)#no auto-summary
R1(config-router)#passive-interface fa1/0
R1(config-router)#exit
R1(config)#
R2
R2(config)#router rip
8
R2(config-router)#version 2
R2(config-router)#network 192.168.2.0
R2(config-router)#network 100.100.100.0
R2(config-router)#network 100.100.100.4
R2(config-router)#no auto-summary
R2(config-router)#passive-interface fa2/0
R2(config-router)#exit
R2(config)#
R3
R3(config)#router rip
R3(config-router)#version 2
R3(config-router)#network 192.168.3.0
R3(config-router)#network 100.100.100.4
R3(config-router)#no auto-summary
R3(config-router)#passive-interface fa1/0
R3(config-router)#exit
R3(config)#
Verifikasi
R1
R1#show ip route
9
R1#
R2
R2#show ip route
R2#
R3
R3#show ip route
R3#
F. Lembar Kerja
10
Materi: Routing RIP V-1 pada Tanggal :
Topologi Jaringan Sederhana
Dynamic Routing RIP V-1
Lembar Kerja :1
A. TUJUAN:
1. Siswa dapat menerapkan Konfigurasi Dynamic Routing RIP V-1 pada topologi
jaringan sederhana dan kompleks
1. PC/ Laptop
2. Aplikasi Packet Tracer/ Edraw Max
C. KESELAMATAN KERJA :
D. PERSIAPAN :
E. LANGKAH KERJA :
F. KEGIATAN
TUGAS
1. Lakukanlah Dynamic Routing RIP V-1 pada topologi yang terdiri dari tiga router, tiga
switch dan dua belas PC !
2. Scrennshootlah masing-masing langkah yang dilakukan !
13
Dynamic Routing RIP V-2
Lembar Kerja :2
A. TUJUAN:
1. Siswa dapat menerapkan Konfigurasi Dynamic Routing RIP V-2 pada topologi
jaringan sederhana dan kompleks
1. PC/ Laptop
2. Aplikasi Packet Tracer/ Edraw Max
C. KESELAMATAN KERJA :
D. PERSIAPAN :
E. LANGKAH KERJA :
F. KEGIATAN
ROUTING INFORMATION PROTOCOL (RIP v2)
14
Langkah-langkah konfigurasi RIP v2
1. Pada Router, aktifkan port yang digunakan Beri alamat IP sesuai gambar
TUGAS
1. Lakukanlah Dynamic Routing RIP V-2 pada topologi yang terdiri dari empat router,
lima switch dan sepuluh PC !
2. Scrennshootlah masing-masing langkah yang dilakukan !
17