Anda di halaman 1dari 33

I.

Konfigurasi Static Route dan Dynamic Route (OSPF)


Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protokol routing otomatis (Dynamic
Routing) yang mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan informasi routing antar
network mengikuti setiap perubahan jaringan secara dinamis. Pada OSPF dikenal sebuah
istilah Autonomus System (AS) yaitu sebuah gabungan dari beberapa jaringan yang sifatnya
routing dan memiliki kesamaan metode serta policy pengaturan network, yang semuanya
dapat dikendalikan oleh network administrator. Dan memang kebanyakan fitur ini diguakan
untuk management dalam skala jaringan yang sangat besar. Oleh karena itu untuk
mempermudah penambahan informasi routing dan meminimalisir kesalahan distribusi
informasi routing, maka OSPF bisa menjadi sebuah solusi.

Cara Kerja OSPF


Berikut adalah sedikit gambaran mengenai prinsip kerja dari OSPF:

 Setiap router membuat Link State Packet (LSP)


 Kemudian LSP didistribusikan ke semua neighbour menggunakan Link State
Advertisement (LSA) type 1 dan menentukan DR dan BDR dalam 1 Area.
 Masing-masing router menghitung jalur terpendek (Shortest Path) ke semua neighbour
berdasarkan cost routing.
 Jika ada perbedaan atau perubahan tabel routing, router akan mengirimkan LSP ke DR dan
BDR melalui alamat multicast 224.0.0.6
 LSP akan didistribusikan oleh DR ke router neighbour lain dalam 1 area sehingga semua
router neighbour akan melakukan perhitungan ulang jalur terpendek.
Studi Kasus
Kali ini kita akan mencoba melakukan implementasi untuk konfigurasi Backbone - Area
0 pada OSPF. Adapun langkah-langkahnya cukup mudah. Disini kami mempunyai 3 router
dengan masing-masing router memiliki jaringan LAN. Kita akan mencoba supaya setiap
jaringan LAN pada ketiga router tersebut bisa saling komunikasi tanpa kita tambahkan rule
static route secara manual. Untuk gambaran topologi bisa dilihat pada tampilan berikut.

Konfigurasi dari setiap router juga sama tidak ada perbedaan. Langkah awal kita masuk pada
menu Routing -> OSPF -> Network. Kemudian tambahkan network yang terdapat di router.
OSPF Networks - Router Pertama

OSPF Networks - Router Kedua


OSPF Networks - Router Ketiga

Setelah kita menambahkan network pada masing-masing router, jika kita melihat pada OSPF -
> Interfaces maka secara otomatis akan muncul interface router dimana network tersebut
terpasang. Dengan kita menambahkan network itu secara otomatis pula OSPF pada masing-
masing router telah aktif.
Pada menu IP -> Routes juga akan ditambahkan secara dinamis rule routing baru dengan
flag DAo (Dinamic, Active, Ospf).

Nah, sampai pada langkah ini seharusnya jika kita melakukan test ping maka
setiap jaringan lokal sudah bisa reply. Dan berarti konfigurasi untuk OSPF
Backbone (Area 0) telah selesai. Cukup mudah bukan?
II. Konfigurasi Virtual Local Area Network (VLAN)
Virtual LAN atau disingkat VLAN merupakan fitur yang dibuat dengan menggunakan
jaringan pihak ketiga. Dengan VLan ini kita dapat mengkonfigurasikan beberapa perangkat
pada satu LAN atau lebih agar dapat saling berkomunikasi seperti halnya bila perangkat
tersebut terhubung langsung pada jalur yang sama, padahal sebenarnya perangkat tersebut
berada dalam segmen jaringan LAN yang berbeda.
Saat ini sudah banyak produk Router Mikrotik yang memiliki tambahan komponen
switch chipset. Detail mengenai switch-chip dapat dilihat disini. Sepert halnya pada switch
manageable yang beredar saat ini, switch-chip di Routerboard juga bisa
mengimplementasikan atau mampu melakukan forwarding paket dengan melakukan VLan.
Lalu, bagaimana mengkonfigurasikannya? Nah, artikel kali ini kita akan mencoba
melakukan setting VLan dengan menggunakan fitur switch-chip pada routerboard Mikrotik.

Sebagai contoh, kita akan membuat sebuah topologi jaringan seperti pada gambar diatas. Pada
topologi tersebut R1 sebagai router utama, sedangkan R2 difungsikan sebagai Switch Mode
untuk mendistribusikan VLan.
Langkah pertama, kita akan membuat interface VLan di router utama (R1), dengan pilih
menu Interface -> VLAN -> Add [+]. Kemudian kita akan mendefinisikan VLAN-ID=10
dan VLAN-ID=20 di interface ether5.
Selanjutnya kita tambahkan IP Address pada masing-masing VLan. Untuk VLan1 kita isikan
dengan 192.168.1.1/24 dan VLan2 kita isikan dengan 172.16.1.1/24

Setelah membuat IP Address pada masing-masing VLan, selanjutnya kita tambahkan


DHCP Server di masing-masing interface VLan tersebut untuk distribusi IP Address
ke Client secara dinamis.
Selanjutnya pada langkah kedua, kita akan melakukan konfigurasi disisi switch-chip (R2).
Pertama, setting ether2 dan ether3 pada menu interface dengan master port ether1.

Policy forwarding VLan yang dilakukan oleh switch-chip ditentukan di switch-port. Ada 4
Mode VLan yakni :

 Disable, mode ini akan mengabaikan tabel VLan. Jadi trafik akan tetap dihandle baik ada
VLan Tag maupun jika tidak mengandung VLan Tag.
 Fallback (default), mirip dengan mode disable hanya perbedaannya pada mode fallback
melakukan pengecekan terhadap tabel VLan. Jika trafik yang masuk dengan VLan Tag
tetapi port-nya tidak ada atau tidak sesuai di VLan Tabel maka trafik tersebut tidak akan
didrop.
 Check, mode ini akan men-drop atau tidak meneruskan trafik dengan VLan Tag yang tidak
ada di tabel VLan. Namun jika trafik yang masuk dengan VLan Tag tetapi port-nya tidak
ada atau tidak sesuai di VLan Tabel maka trafik tersebut akan tetap dihandle.
 Secure, mode ini akan men-drop apabila trafik yang masuk dengan VLan Tag namun port-
nya tidak ada atau tidak sesuai di VLan Tabel.

Ada 3 logika untuk menangani trafik yang meninggalkan salah satu port di switch-chip yang
mengaktifkan VLan, yakni

 leave-as-is : paket data tidak ada perubahan ketika keluar dari port
 always-strip : akan menghilangkan VLan Header pada paket data
 add-if-missing : akan menambahkan VLan Header pada paket data

Kita setting VLan pada routerbord yang dijadikan switch dengan memilih menu Switch ->
Port, pilih ether1 karena interface ether1 akan digunakan sebagai trunk, isikan VLaN
Mode=secure dan VLaN Header=add if missing.
Setting ether2 dan ether3 dengan VLAN Mode = secure dan VLAN Header = always-strip.
Jangan lupa isikan VLAN-ID pada kedua port tersebut. Disini VLAN-ID 10 akan
didistribusikan melalui ether2 switch-chip dan VLAN-ID 20 akan didistribusikan melalui
ether3 switch-chip.

Lalu, kita akan melakukan pemetaan VLAN Table dengan memilih menu Switch -> VLAN.
Kita tambahkan VLAN table dengan VLAN-ID 10, masukkan port yang berhubungan dengan
ether1 dan ether2. Tambahkan pula VLAN-ID 20 dan masukkan port yang berhubungan
dengan ether1 dan ether3.
Nah, pada tahap terakhir ini kita akan melakukan pengetesan dengan menghubungkan
perangkat client ke masing-masing interface routerboard yang digunakan sebagai switch. Kita
aktifkan DHCP-Clien pada perangkat tersebut dan dilihat apakah alokasi IP Address sudah
sesuai dengan segment dari masing-masing VLan.
Apabila langkah-langkah yang dilakukan sudah benar maka secara otomatis akan terlihat pada
DHCP Leases di router utama. Dari DHCP Leases tersebut akan tampil Client yang
melakukan request IP Address baik yang terhubung di ether2 switch-chip maupun ether3
switch-chip.

Dengan menggunakan fungsi VLan, perangkat Client yang berada di VLan1 dan VLan2
komunikasinya tidak lagi via Layer 2, namun komunikasinya inter-vlan yakni melalui router
utama.

III. Konfigurasi Network Address Translations


Network Address Translation (NAT) adalah proses di mana perangkat jaringan, biasanya
firewall, memberikan alamat publik ke komputer (atau kelompok komputer) dalam jaringan
lokal. Penggunaan utama dari NAT adalah untuk membatasi jumlah alamat IP publik suatu
organisasi atau perusahaan menggunakan IP Publik, baik untuk tujuan ekonomi atau tujuan
keamanan.
Bentuk yang paling umum dari terjemahan jaringan melibatkan jaringan swasta besar
menggunakan alamat dalam rentang pribadi (10.0.0.0 sampai 10.255.255.255, 172.16.0.0
sampai 172.31.255.255, atau 192.168.0 0 sampai 192.168.255.255). skema pengalamatan
bekerja dengan baik untuk komputer yang hanya perlu mengakses sumber informasi dalam
jaringan, seperti workstation yang membutuhkan akses ke file server dan printer.
Router dalam jaringan lokal dapat melintas antara jaringan lokal tanpa kesulitan. Namun,
untuk mengakses sumber daya di luar jaringan, seperti Internet, komputer ini harus memiliki
alamat publik agar semua pengguna jaringan lokal bisa terhubung dengan internet hanya
dengan satu ip publik digunakan NAT atau Network Address Translation .

1. Sambungkan Modem atau PC source internet ke Mikrotik pada ether1 dan PC


guest/client ke ether2. Pada PC client buka Winbox dan search perangkat mikrotik dan
tekan connect jangan lupa set login = admin dan password kosongkan.
2. setting DHCP client (mendapatkan IP publik dari modem/PC sumber internet) pada
mikrotik dengan cara IP – DHCP Client

3. pilih tanda (+) dan pilih interface ether1 yang tersambung dengan modem/pc sumber
internetdan OK

4. Lihat pada list DHCP client apakah sudah tertera tulisan bound di ether1, berarti ether1
sudah emndapat IP address dari modem/PC sumber internet
5. Lihat pada Addresses pada ether1 sudah mendapatkan IP dengan tanda (D) yaitu dinamik
otomatis dapat IP dari modem/ pc sumber internet

6. sekarang buatIP address pada ether2 yang tersambung ke PC client.


masuk IP>addresses lalu tekan tanda (+) masukan IP privat misal 192.168.5.1/24 dan
interface ether2 lalu OK, dan buat DHCP Server pada Ether2.
7. Sekarang setting NAT, dengan cara buka IP – Firewall – pada tab NAT pilih tanda (+)
untuk menambah konfigurasi NAT

8. Pilih chain srcnat dan out interface pilih ether1


9. PadaTabActionpilih masquerade lalu OK

10. Setting DNS dengan pilihIP>DNS masukan IP dari server modem/ pc yang tersambung
internetdanDNSgoogle8.8.8.8

IV. Konfigurasi Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)


Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) merupakan service yang memungkinkan
perangkat dapat mendistribusikan/assign IP Address secara otomatis pada host dalam sebuah
jaringan. Cara kerjanya, DHCP Server akan memberikan response terhadap request yang
dikirimkan oleh DHCP Client.
Selain IP Address, DHCP juga mampu mendistribusikan informasi netmask, Default
gateway, Konfigurasi DNS dan NTP Server serta masih banyak lagi custom option
(tergantung apakah DHCP client bisa support).
Mikrotik dapat digunakan sebagai DHCP Server maupun DHCP Client atau keduanya
secara bersamaan. Sebagai contoh, misalnya kita berlangganan internet dari ISP A. ISP A
tidak memberikan informasi IP statik yang harus dipasang pada perangkat kita, melainkan
akan memberikan IP secara otomatis melalui proses DHCP.
Mikrotik sebagai DHCP Client
Dalam kasus ini, untuk dapat memperoleh alokasi IP Address dari ISP, yang nantinya dapat
digunakan untuk terkoneksi ke internet, kita bisa menggunakan fitur DHCP Client.
Langkah-langkah pembuatan DHCP Client dapat dilakukan pada menu IP -> DHCP Client
-> Add.

Untuk pengaktifkan DHCP Client, definisikan parameter interface dengan interface yang
terhubung ke DHCP Server, atau dalam kasus ini adalah interface yang terhubung ke ISP.
Karena kita ingin semua traffic ke internet menggunakan jalur koneksi dari ISP, maka Use-
Peer-DNS=yes dan Add-Default-Route=yes.
Terdapat beberapa parameter yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan jaringan;

 Interface : Pilihlah interface yang sesuai yang terkoneksi ke DHCP Server


 Use-Peer-DNS : Bila kita hendak menggunakan DNS server sesuai dengan informasi
DHCP
 Use-Peer-NTP : Bila kita hendak menggunakan informasi pengaturan waktu di router
(NTP) sesuai dengan informasi dari DHCP
 Add-Default-Route : Bila kita menginginkan default route kita mengarah sesuai dengan
informasi DHCP
 Default-Route-Distance : Menentukan nilai Distance pada rule routing yang dibuat secara
otomatis. Akan aktif jika add-default-route=yes

Sampai langkah ini, seharunya Router sudah bisa akses ke internet. Selanjutnya lakukan
setting DHCP Server untuk distribusi IP Address ke arah jaringan lokal /LAN.
Mikrotik sebagai DHCP Server
DHCP Server akan sangat tepat diterapkan jika pada jaringan memiliki user yang sifatnya
dinamis. Dengan jumlah dan personil yang tidak tetap dan selalu berubah. Jika pada kasus
ini sifat user seperti itu dapat kita temui pada tamu yang berkunjung.
Konfigurasi DHCP Server dapat dilakukan pada menu IP -> DHCP Server -> Klik DHCP
Setup

Dengan menekan tombol DHCP Setup, wizard DHCP akan menuntun kita untuk melakukan
setting dengan menampilkan kotak-kotak dialog pada setiap langkah nya.

Langkah pertama, kita diminta untuk menentukan di interface mana DHCP Server akan
aktif. Pada kasus ini DHCP Server diaktifkan pada ether3. Selanjutnya Klik Next
Sebelumnya pada ether3 sudah dipasang IP Address 192.168.4.0/24. Maka pada langkah
kedua, penentuan DHCP Address Space akan otomatis mengambil segment IP yang sama.
Jika interface sebelumnya belum terdapat IP, bisa ditentukan manual pada langkah ini.

Selanjutnya, kita diminta menentukan IP Address yang akan digunakan sebagai default-
gateway oleh DHCP Client nantinya. Secara otomatis wizard akan menggunakan IP Address
yang terpasang pada interface ether3.

Tentukan IP Address yang akan di-distribusikan ke Client. Secara otomatis wizard akan
mengisikan host ip pada segment yang telah digunakan. Pada contoh ini, IP 192.168.4.1
tidak masuk dalam Addresses To Give Out, sebab IP tersebut sudah digunakan sebagai
gateway dan tidak akan di-distribusikan ke Client.
Kita harus menentukan juga, nantinya DHCP Client akan melakukan rquest DNS ke server
mana. Secara otomatis wizard akan mengambil informasi setting DNS yang telah dilakukan
pada menu /ip dns . Tetapi bisa juga jika kita ingin menentukan request DNS Client ke
server tertentu.

Langkah terakhir kita diminta untuk menentukan Lease-Time, yaitu berapa lama waktu
sebuah IP Address akan dipinjamkan ke Client. Untuk menghindari penuh / kehabisan IP,
setting Lease-Time jangan terlalu lama, misalkan 1 hari saja.
Sampai langkah ini, jika di klik Next akan tertampil pesan yang menyatakan bahwa setting
DHCP telah selesai.

Untuk melakukan percobaan, hubungkan PC ke ether3 kemudian ubah


pengaturan IP PC pada posisi "obtain an IP address automatically" .

Seharusnya Laptop akan mendapatkan assign IP otomatis dari Router. Perhatikan expired
time, seharusnya sama dengan parameter Lease-Time yang sudah ditentukan pada DHCP
Server.
V. Konfigurasi Access Point

1. Konfigurasi Mikrotik

Di Mikrotik kita akan menggunakan port 4 ke port 1 di Asus RT-12HP, di Asusnya sendiri
bebas menggunakan port yang mana saja, asalkan tidak menggunakan port WAN.
Komputer untuk mengkonfigurasi di hubungkan ke port 2 Mikrotik. Login menggunakan
WinBoxatauWebfig

Klik Interface, pilih ether4 lalu konfigurasi sesuai gambar dibawah ini
klik menu IP -> Address

klik tanda +, masukkan


Address : 192.168.4.1/24
Network : 192.168.4.0 (Opsional)
Interface : ether4-wireless
Comment : Wireless (Opsional)
192.168.4.1 adalah IP dari Mikrotik di Port 4.
klik menu IP -> Pool

klik tanda +, masukkan


Name : Wireless-Pool
Addresses : 192.168.4.20-192.168.4.80
klik menu IP -> DHCP Server

klik tanda +, masukkan


Name : Wireless
Interface : ether4-Wireless
Address Pool : Wireless-Pool
Add ARP for Leases : Dicentang
klik tab Networks

klik tanda +, masukkan


Address : 192.168.4.0/24
Gateway : 192.168.4.1
DNS Servers : 64.6.64.6, 8.8.4.4
Satu lagi yang sangat penting adalah menambahkan NAT untuk port 4 di Mikrotik.
klik IP -> Firewall -> NAT

klik tanda +, masukkan


2. Konfigurasi Asus RT-12HP
Cabut kabel lan dari Mikrotik, lalu hubungkan ke port 2 Asus RT-12HP. Komputer
anda akan otomatis mendapatkan IP Address. username admin password admin. Port 2
Asus hubungkan ke Port 4 Mikrotik.
Setelah login, klik Quick Internet Setup

Di Internet Setup

Get LAN IP Automatically? : Yes


Connect to DNS Server automatically : Yes
Selanjutnya setting SSID

Network Name (SSID) : Jaranguda (bebas)


Password : inipassword (bebas)
akhiri dengan mengklik Apply.

Asus RT-12HP akan otomatis reboot, cabut colokan LAN dari Laptop anda,
lalu cek SSID. Disana seharusnya sudah ada SSID jaranguda atau sesuai
dengan yang telah anda buat sebelumnya.
VI. Konfigurasi Captive Portal (CP) dan User Management
1. Captive Portal (CP)
Captive Portal (CP) adalah halaman login hostpot,sejatinya hanya halaman html yang
mengirim parameter user dan password untuk verifikasi database user dan password
login.

Silahkan akses MikroTik anda dengan winbox….

Buka di menu IP > Hotspot > Hotspot Setup.

Klik tombol Hotspot Setup, maka wizard Hotspot akan menuntun anda untuk melakukan
setting dengan menampilkan kotak-kotak dialog pada setiap langkah nya.

Pilihlah interface mana yang akan diaktifkan hotspot server nya. Pada contoh disini
NetMe memilih interface wlan1.
Pada langkah ini, jika anda sudah menambahkan alamat IP pada interface yang dipilih,
maka IP address secara otomatis muncul, tetapi jika belum anda bisa menambahkan ip
dari sini.

Jika pada interface terdapat 2 IP atau lebih, namun IP address yang muncul bukan IP
yang diharuskan, silahkan rubah.

Silahkan centang Masquerade network jika anda ingin mengaktifkan firewall NAT.

Tentukan range IP address untuk diberikan ke user lewat DHCP server. Secara default,
mikrotik otomatis memberikan range IP address berdasarkan prefix / subnet IP yang ada
di interface.

Silahkan rubah range IP tersebut jika anda membutuhkan.

Langkah selanjutnya, menentukan SSL Certificate. Jika anda akan menggunakan HTTPS
untuk halaman login nya. Tetapi jika anda tidak memiliki sertifikat SSL, silahkan pilih
certificate none.
Jika diperlukan SMTP Server khusus untuk server hotspot bisa ditentukan, sehingga
setiap request SMTP client diredirect ke SMTP yang kita tentukan. Karena tidak
disediakan smtp server, IP 0.0.0.0 NetMe biarkan default.

Untuk langkah ini, silahkan anda tentukan DNS server yang akan diberikan ke user.

Jika alamat DNS Server sudah di setting, maka secara otomatis di langkah ini IP DNS
akan muncul.

Anda bisa mengisi alamat DNS Server pada langkah ini.

Masukan nama DNS untuk local hotspot server. Jika nama dns di isi, secara otomatis user
yang melakukan login akan diarahkan ke alamat sesuai nama DNS tersebut, bukan ke
alamat IP.

Tulis lah nama dns sesuai dengan format FQDN yang benar, karena jika tidak sesuai
kadang akan kesulitan ketika melakukan login hotspot di browser.
Langkah terakhir, tentukan username dan pasword untuk login ke jaringan hotspot Anda.
Ini adalah username yang akan di gunakan untuk masuk ke jaringan hotspot.

Sampai pada langkah ini, jika di klik Next maka akan muncul pesan yang menyatakan
bahwa setting Hotspot telah selesai.

Selanjutnya silahkan anda coba koneksikan laptop ke dalam ether hotspot yang sudah kita
buat.

Kemudian buka browser di laptop anda, pada kolom nama alamat web, ketikan
alamat www.netme.id atau alamat web yang lainnya, yang penting jangan menggunakan
protokol https jika anda tidak mengaktifkan https untuk login hotspotnya.

Jika setingan hotspot sudah benar dan laptop sudah terhubung ke mikrotik, maka browser
akan mengalihkan ke halaman login, seperti gambar berikut ini :

login page hotspot mikrotik default


2. User Management
UserManager merupakan fitur AAA (Authentication, Authorization dan Accounting)
server yang dimiliki oleh Mikrotik. , UserManager memiliki DataBase yang bisa
digunakan untuk melakukan autentikasi user yang login kedalam network kita,
memberikan kebijakan terhadap user tersebut misalnya limitasi transfer rate, dan juga
perhitungan serta pembatasan quota yang dilakukan user kita nantinya.

1. Pertama kita instal terlebih dahulu package usermanager nya, packagenya bisa kamu
download di routeros.co.id ( pilih versi yang sama dengan routerboard anda), setelah kita
download selanjutnya kita upload file package "usermanager" ada dua cara untuk
mengupload lewat ftp atau dengan cara drag and drop ke menu files di winbox mikrotik
anda. setelah upload selesai reboot router anda agar router tersebut menginstal package
usermanager tersebut

2. Setelah package usermanager terinstal, langkah selanjutnya kita integrasikan


usermanager dengan radius server caranya :

 masuk menu "Radius" pada winbox Anda


 centang bagian hotspot karna pada postingan ini saya akan integrasikan dengan
hotspot mikrotik
 address : isi 127.0.0.1 ( karna akan terintegrasi dengan perangkat yang sama )
 secret : isi password anda
Masih dalam menu "Radius" klik button "Incoming", centang pada opsi "Accept"

3. Setelah itu kita aktifkan use raduis pada menu hotspot > server profile caranya sebagai
berikut:

 Klik menu IP > Hotspot > Server Profiles > klik 2x hsprof1 >RADIUS > ceklis Use
RADIUS > klik Apply klik OK
4. Langkah selanjutnya Untuk mengakses database UserManager kita, kita bisa gunakan
webbrowser dan mengetikkan alamat http://ip.router/userman. Untuk default login bisa
menggunakan

 Username = admin
 Password = kosongkan saja.
5. Setelah itu Tambahkan di menu “Routers” untuk menginformasikan Radius, router
mana saja yang boleh akses kedatabase kita.

 Parameter Name dengan nama BEBAS


 IP Address dengan “127.0.0.1”.
 Shared secret kita sesuaikan dengan parameter secret yang ada di menu Radius.
 Jika sudah tekan tombol Add.

6. Langkah selanjutnya kita setting batasan user profile, pada table voucher diatas kita
buat limitasi berdasarkan waktu, itu berarti username password hanya bisa digunakan
selama waktu yang ditetapkan. caranya :

Pilih menu profile - Limitations - add new, iskan name, owner dan limitasi yang ingin
diberikan, bisa quota, berapa lama bisa akses (uptime) atau semuanya bisa anda
gunakan. Disini kami berikan contoh untuk limitasi akses hanya bisa 1 jam (1h pada
uptime).
7. Kemudian kita setting user profile voucher yang nantinya akan digunakan
untuk masing-masing username.caranya
klik tab profiles > pilih profiles > klik tanda + untuk menambahkan user
Keterangan Gambar Diatas :

 Isi nama profiles/paket voucher, misalnya “Paket 1Jam“


 Isi masa aktif voucher pada kolom “Validity“, misalnya “1d“/1 hari. Jadi voucher ini
akan hangus dalam 1 hari terhitung dari saat pertama kali login (harus dihabiskan dalam 1
hari), walaupun masih ada sisa waktu.
 Isi harga paket voucher pada kolom “Price“
 Klik tombol “Add new limitation“
 Tentukan periode waktu, paket ini bisa digunakan pada hari atau jam berapa. Opsi ini
bisa digunakan bila anda mempunyai paket voucher seperti paket begadang, atau paket
weekend.
 Pilih limitasi yang sebelumnya anda buat sesuai nama profile/paket voucher Anda,
misalnya "1Jam" dalam contoh ini.
 Klik “Add“
 Klik “Save Profile“

8. Langkah terakhir kita buat user hotspot pada user manager. Klik tombol "Add-one"
(untuk menambahkan username dan password secara manual) atau dengan menggunakan
"Add-Batch" (untuk menggenerate banyak username dan password). Tentukan profilenya
dengan profile yang sudah dibuat tadi. )
9. Selanjutnya kita coba login ke hotspot mikrotik melalui web browser maka akan
muncul tampilan login hotspot :

login dengan username dan password yang tadi kita buat di langkah ke 8

11. jika berhasil maka akan muncul waktu atau time based yang tadi kita setting seperti
gambar dibawah ini :
12. Lalu coba kita refresh browser kita dan pastikan waktunya akan berkurang seperti gambar
dibawah ini :

catatan :jika waktunya sudah habis maka koneksi internet akan otomatis terhenti atau
terputus

Anda mungkin juga menyukai