Anda di halaman 1dari 62

Teknik Multimedia dan Jaringan

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ I

MODUL I KONFIGURASI DASAR ROUTER CISCO ........................................... 1

MODUL II STATIC ROUTING............................................................................... 19

MODUL III ROUTING INFORMATION PROTOCOL (RIP) ................................. 27

MODUL IV ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL

(EIGRP) ................................................................................................................... 35

MODUL V OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF)............................................. 44

MODUL VI VIRTUAL LAN (VLAN) ..................................................................... 52

Teknik Multimedia dan Jaringan i i


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

MODUL I
KONFIGURASI DASAR ROUTER CISCO

I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengenal peralatan router Cisco.
2. Mahasiswa dapat mengetahui perintah-perintah dasar pada Command Line Interface
(CLI).
3. Mahasiswa dapat mengkonfigurasi router Cisco.

II. Teori Dasar


1. Pengertian Cisco
Cisco adalah sebuah merek perusahaan yang bergerak dibidang jaringan baik
circuit switching maupun packet switching. Produk-produk dari CISCO antara lain
switch, router, wireless, firewall, server, VoIP. Berikut adalah contoh jenis perangkat
cisco.

Cisco router adalah peralatan utama yang banyak digunakan pada jaringan area
luas atau Wide Area Network (WAN). Dengan cisco router, informasi dapat
diteruskan ke alamat-alamat yang berjauhan dan berada di jaringan komputer yang
berbeda. Cisco router bertujuan untuk dapat meneruskan paket data dari suatu LAN
ke LAN lainnya dengan menggunakan tabel dan protocol routing yang berfungsi
untuk mengatur lalu lintas data.
Paket data yang tiba di router diperiksa dan diteruskan ke alamat yang dituju. Agar
paket data yang diterima dapat sampai ke tujuannya dengan cepat, router harus
memproses data tersebut dengan sangat tepat.

Teknik Multimedia dan Jaringan 1 1


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

2. Bagian-bagian Perangkat Router Cisco


Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk
meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router memiliki bagian-
bagian yang hampir mirip dengan PC. Bagian-bagian dari router adalah :
a. CPU (Central Processing Unit): untuk memproses lalu lintas data dengan cepat
b. RAM: untuk menyimpan konfigurasi yang sedang berjalan (running
configuration) dan sistem operasi IOS yang aktif, menyimpan routing table,
menangani cache ARP, menangani fast-swtiching cache, menyediakan memori
sementara utk konfigurasi file, menangani paket buffer, mengelola antrian paket.
c. NVRAM (Non Volatile RAM): untuk menyimpan konfigurasi start-up (start-up
configuration). Isinya akan tetap ada walaupun router kehilangan power.
d. FLASH MEMORY: menyimpan IOS (Operating System Image). Memory ini bisa
menyimpan berbagai versi software IOS.
e. ROM: untuk menyimpan sistem bootstrap yang berfungsi untuk mengatur proses
dan menjalankan Power On Self Test (POST) dan IOS Image.
f. INTERFACE: merupakan komponen eksternal dari suatu router yang akan
menunjang router agar dapat bekerja dengan baik.
3. Cara konfigurasi perangkat router Cisco
Cisco dapat dikonfigurasi melalui 3 cara:
1. Console : menggunakan cable console yang dihubungkan melalui serial port dan
menggunakan aplikasi Hyperterminal atau Minicom
2. Telnet : melalui Jaringan, tetapi cara ini harus terlebih dahulu mengaktifkan
IPaddress, Telnet login di Cisco device
3. AUX : CISCO dihubungkan dengan modem, kemudian diremote akses melalui
jalur PSTN
4. Jenis kabel yang sering digunakan pada router Cisco
a. Kabel Console
Kabel Console atau biasa juga disebut dengan kabel Cisco atau kabel Rollover
adalah sebuah jenis kabel null-modem yang sering digunakan untuk
menghubungkan port serial pada komputer dengan port console pada router. Pada
saat terhubung, anda dapat mengakses perangkat router dengan menggunakan
aplikasi komunikasi serial seperti: HyperTerminal, Minicom, Putty.

Teknik Multimedia dan Jaringan 2 2


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

Kabel Console umumnya berwarna biru dengan konektor DB-9 disisi satu dan
konektor RJ-45 disisi lainnya, seperti pada gambar dibawah:

Pada saat menyambungkan kabel console, ujung konektor RJ-45 dihubungkan


ke port console dari perangkat cisco, sedangkan ujung konektor serial
dihubungkan ke port RS-232 pada PC. Pada aplikasi Cisco Packet Tracer anda
dapat menemukan kabel Console pada Connection dengan icon berwarna biru dan
pada saat dihubungkan maka akan membentuk garis melengkung dengan warna
biru, seperti pada gambar berikut:

b. Kabel Straight
Kabel Straight merupakan jenis kabel yang umumnya digunakan untuk
menghubungkan dua tipe perangkat yang berbeda, misalnya menghubungkan
komputer dengan switch atau hub.
Kabel Staright dapat dikenali dengan melihat kedua ujung sisi konektor, apabila
susunan warnanya sama maka kabel tersebut adalah kabel Straight.

Teknik Multimedia dan Jaringan 3 3


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

Pada aplikasi Cisco Packet Tracer anda dapat menemukan kabel Straight pada
Connection dengan bentuk dan simbol garis utuh berwarna hitam, seperti pada
gambar dibawah:

c. Kabel Crossover
Kabel Crossover merupakan jenis kabel yang umumnya digunakan untuk
menghubungkan dua tipe perangkat yang sama, misalnya menghubungkan dua
hub-hub atau switch-switch.
Kabel Crossover dapat dikenali dengan melihat kedua ujung sisi konektor,
apabila susunan warnanya berbeda maka kabel tersebut adalah kabel Crossover.

Teknik Multimedia dan Jaringan 4 4


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

Pada aplikasi Cisco Packet Tracer anda dapat menemukan kabel Cross pada
Connection dengan bentuk dan simbol berupa garis putus-putus berwarna hitam,
seperti pada gambar dibawah:

5. Perintah-perintah dasar Cisco router


Konfigurasi awal (start-up Configuration) adalah suatu file yang berguna untuk
menentukan bagaimana Cisco router diatur pada saat boot. Jadi boleh dkatakan
file konfigurasi awal ini mirip seperti file autoexec.bat pada DOS yang berguna
untuk mengatur suatu komputer pada saat boot. Umumnya ketika pertama kali
router dihidupkan, router tersebut belum mempunyai konfigurasi awal. Untuk
membuat konfigurasi awal, Cisco router dilengkapi dengan tiga cara sebagai
berikut :
§ Dengan suatu system configuration dialog, yang secara otomatis akan
membantu dalam membuat konfigurasi awal bagi peralatan router yang belum
memiliki konfigurasi awal sewaktu router dihidupkan. Setelah sistem
konfiguration dialog muncul di layar, kemudian mengisi pertanyaan yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan. Misalnya : nama router, password, banner,
IP address dll.
§ Dengan Autoinstall, dimana router mendapatkan konfigurasi awal dari TCP/IP
host yang sudah berfungsi di suatu jaringan WAN.

Teknik Multimedia dan Jaringan 5 5


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

§ Dari configuration mode, dengan menggunakan perintah-perintah Command-


Line Interface (CLI).
Cisco router mendukung auto complete artinya kita diperbolehkan mengetik
sebagian dari perintah command yang tersedia. Seperti:
Router#configure terminal
Dapat diketik dengan
Router#config t
Tanda “?” digunakan untuk mencari bantuan. Bila perintah “?” diketik setelah
tanda prompt, maka akan muncul daftar perintah-perintah yang dapat digunakan
di tingkat tersebut. Bila perintah “?” diketik setelah spasi dari suatu perintah yang
telah diketik, ia akan memberikan bantuan dengan memberikan daftar perintah
atau parameter berikutnya yang perlu diketikkan untuk melengkapi perintah
tersebut.
Router>?
Exec commands :
Connect open a terminal connection
Disable Turn off privileged commands
Disconnect Disconnect an existing network connection
Router>telnet ?
WORD IP address or hostname of a remote system
<cr>
Command perintah cisco dapat diketik lebih mudah dan cepat dengan
memanfaatkan fungsi tombol khusus pada keyboard (shortcut) seperti:
Panah atas/bawah : Menampilkan perintah sebelumnya dari history buffer
Tombol Tab : Melengkapi suatu perintah yang belum lengkap diketik
Ctrl+A : Memindahkan cursor ke permulaan baris
Ctrl+B : Memindahkan kembali posisi kursor suatu karakter
Ctrl+C : Kembali ke privileged mode
Ctrl+D : Menghapus karakter dimana kursor berada
Ctrl+E : Memindahkan kursor ke akhir baris
Ctrl+U : Menghapus karakter sampai permulaan baris
Ctrl+W : Menghapus data sebelumnya
Ctrl+Z : Kembali ke privileged mode
Cisco IOS mempunyai penerjemah perintah (command interepter) yang disebut
EXEC. Penerjemah perintah EXEC ini menerima perintah yang diketik oleh
pemakai dan mengeksekusi perintah tersebut. Untuk menjaga keamanan

Teknik Multimedia dan Jaringan 6 6


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

konfigurasi router, EXEC dibagi atas beberapa tingkat-tingkat akses berdasar


kegunaannya.
§ User EXEC Mode, hanya memiliki perintah-perintah terbatas. Biasanya
hanya meliputi perintah-perintah yang bersifat monitoring atau view. User
EXEC tidak mengizinkan user untuk melakukan perubahan konfigurasi pada
router. User EXEC Mode ini ditandai dengan prompt “>”.
Router>
§ Privileged EXEC Mode, berisi perintah-perintah untuk akses ke Router.
Dengan mengetikkan perintah enable dari user exec mode, console akan
meminta memasukkan password jika enable password atau enable secret
password telah dibuat. Setelah itu router akan masuk ke privileged exec mode,
yang ditandai dengan router# prompt. Pada tingkat privileged mode ini
konfigurasi-konfigurasi router dapat diperiksa dan juga bisa masuk ke global
configuration mode.
Router>enable
Router#
Perintah-perintah yang dapat dijalankan pada tingkat ini adalah semua
perintah di user exec mode ditambah dengan perintah-perintah lain, seperti :
v clock: perintah ini untuk men-set waktu dan tanggal router
Router#clock set <hh:mm:ss dd month>
v configure: perintah ini untuk masuk ke global configuration mode untuk
mengkonfigurasi router
Router#configure terminal → untuk masuk ke konfigurasi
global
Router#configure memory → untuk mengkonfigurasi NVRAM
Router#configure net → untuk mengkonfigurasi TFTP server
v Show: merupakan suatu perintah yang sangat penting pada tingkat ini
yang berguna menampilkan berbagi informasi tentang router. Perintah
ini bisa juga digunakan untuk melacak kesalahan. Adapun perintah show
yang sering digunakan sebagai berikut:
Router#show running-config atau disingkat
Router#show run
Perintah ini berfungsi untuk melihat konfigurasi yang sudah disetting
dalam sebuah switch atau router Cisco.
Router#show ip route

Teknik Multimedia dan Jaringan 7 7


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

Perintah yang berfungsi untuk melihat routing table dari sebuah router
cisco.
Router#show interfaces atau disingkat
Router#show int
Fungsi show interfaces ini adalah untuk menampilkan status dan
parameter yang diset pada interface dari router atau switch.
Router#show ip interface
Perintah show yang satu ini berfungsi untuk menampilkan informasi
yang terkait dengan layer ke 3 dari interface router.
Router#show ip interface brief
Perintah ini mirip dengan perintah show ip interface tapi hasil dari
perintah ini adalah berupa tampilan yang ringkas tentang kondisi layer 3
dari semua interface. Perintah ini sangat cepat dalam menampilkan
kondisi dan status dari semua interface.
Router#show protocols
Perintah ini mirip dengan perintah show interface namun hasil dari
perintah ini tampilannya ringkas dan mudah terbaca dengan cepat
tentang status dari semua interface terkait dengan layer 1 dan 2.
Router#show controllers
Show controllers berfungsi untuk menampilkan status dan kondisi fisik
dari sebuah interface, terutama terkait dengan jenis kabel serial yang
terkoneksi pada interface serial.
Router#show cdp neighbor atau disingkat
Router#sh cdp nei
Dengan perintah ini kita bisa mengetahui informasi tentang semua
perangkat router atau switch cisco yang terhubung langsung dengan
sebuah router atau switch Cisco yang menjalankan perintah ini.
v Erase: perintah untuk menghapus
Router#erase startup → untuk menghapus konfigurasi
startup yang disimpan di nvram
v Write: untuk menyimpan atau menulis suatu file ke memori nvram
untuk cisco ios versi lama 10.3 dan sebelumnya
Router#write memory → untuk mengkopi konfigurasi running
ke nvram untuk perubahan permanen, sama dengan perintah
copy running-config startup-config

Teknik Multimedia dan Jaringan 8 8


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

v Ping: untuk mengirim echo message yang digunakan untuk


memeriksa hubungan jaringan. Dalam menggunakan perintah
ping, ada berbagai tanda pengembalian yang perlu diketahui,
seperti terlihat pada tabel berikut :
Router#ping <IP _address_yang_dituju>
v Telnet: untuk mengadakan hubungan jarak jauh (remote) dengan
sarana telnet. Setelah hubungan telnet dibuat, akses ke sistem
router akan dapat dilakukan
Router#telnet <IP_address>
v Traceroute: untuk memeriksa route ke tujuan (destination). Daftar
host-host yang dilalui untuk mencapai IP address yang dituju akan
ditampilkan sebgai hasil dari pengetikan perintah trace.
Router#traceroute <IP _address_yang_dituju>
§ Global Conftguration Mode, pada tingkat ini, hampir semua ragam
konfigurasi router dapat diolah. Cara masuk ke konfigurasi global yaitu
dengan mengetikkan perintah configuration terminal atau config t dari
router# prompt. Router akan memasuki konfigurasi global dengan ditandai
munculnya Router(config)# prompt seperti pada contoh dibawah ini:
Router#configure terminal
Enter configuration commands, oner per line. End
with CTRL+Z
Router(config)#
Untuk keluar dari mode global configuration dan kembali ke mode Privileged
EXEC, masukkan perintah end atau exit, atau dengan menekan Ctrl+Z.
Perintah-perintah pada tingkatan ini pada umumnya digunakan untuk
mengubah konfigurasi router secara global.
v Banner : untuk membuat banner setelah logon ke router
Router(config)#banner motd #Don?t change anything#
motd adalah singkatan Message Of ToDay (pesan hari ini) yang ingin
ditampilkan jika seorang pemakai mengadakan akses ke sistem router
melalui console port maupun telnet.
Router(config)#no banner motd → perintah ini akan
menghapus banner motd
v Hostname: untuk memberi atau merubah nama router
Router(config)#hostname Router1 → perintah ini akan
mengembalikan

Teknik Multimedia dan Jaringan 9 9


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

Router1(config)#prompt → dimana nama router diganti dengan


Router1
v Copy: untuk mengkopi file atau konfigurasi RAM, NVRAM dan
TFTP satu dengan lain. Copy juga digunakan untuk membackup
suatu konfigurasi satu IOS Image.
Router1(config)#copy running-config startup-config
v Enable Secret : untuk membuat password yang dienkripsi untuk
masuk ke privileged mode
Router(config)#enable secret rahasia → untuk membuat
enable secret password bernama rahasia
v Console password: untuk membuat password untuk akses ke
router lewat console
Router(config)#line console 0
Router(config-line)#login
Router(config-line)#password kunci → untuk membuat
password bernama kunci untuk mengakses router lewat console
v VTY password: untuk membuat password untuk akses dengan
telnet ke router
Router(config)#line vty 0 4
Router(config-line)#login
Router(config-line)#password kunci → untuk membuat
password bernama kunci untuk mengakses router lewat virtual
terminal seperti telnet
v Konfigurasi Interface Router
Perintah konfigurasi router memungkinkan anda untuk mengatur
operasi pada interface router misalnya dengan memberikan
alamat IP pada interface tersebut. Untuk dapat melakukan
konfigurasi perangkat jaringan, terlebih dahulu harus masuk pada
mode Global Configuration lalu memilih interface router mana
yang akan diatur.

Interface [jenis_interface] [slot/port]

Pada contoh dibawah mengatur interface router pada jenis interface


FastEthernet dan port/slot 0/0:
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface fastEthernet 0/0

Teknik Multimedia dan Jaringan 10 10


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

Router(config-if)#

Untuk memberikan alamat IP gunakan perintah

ip address [ip-address] [subnetmask]

Gunakan perintah “no shutdown” untuk mengatur kondisi interface


menjadi up/aktif.
Router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown

v Konfigurasi clock rate


Pada saat menghubungkan dua buah router dengan kabel serial,
salah satu sisi kabel tersebut akan berperan sebagai DCE (Data
Communication Equipment) dan satunya sebagai DTE (Data
Terminal Equipment). Pada sisi DCE inilah clock rate diatur guna
menentukan kecepatan data transfer pada interface serial tersebut.
Untuk mengatur clock rate pertama-tama masuk ke interface
serial pada sisi DCE, kemudian gunakan perintah:

clock rate [besaran_dalam_bps]

Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface serial 0/0
Router(config-if)#clock rate 64000

6. Mengatur Alamat IP Pada Perangkat Host


Alamat IP (Internet Protocol) adalah deretan angka biner antara 32 bit (untuk
IPv4) sampai 128 bit (untuk IPv6) yang dipakai sebagai alamat untuk
mengidentifikasi taip host dalam jaringan komputer. Masing-masing host seperti
komputer atau laptop pada jaringan komputer harus memiliki alamat IP yang
berbeda dan tidak boleh sama. Untuk mengatur alamat IP host pada packet tracert
dilakukan dengan cara berikut:
a. Klik dua kali pada komputer atau laptop yang akan diberikan alamat IP.
b. Masuk ke tab Desktop lalu pilih IP Configuration.

Teknik Multimedia dan Jaringan 11 11


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

c. Selanjutnya akan muncul jendela IP Configuration, masukkan alamat IP,


Subnet Mask dan Default Gateway yang diinginkan.

d. Setelah semua pengaturan selesai, cukup tutup jendela dengan mengklik


tanda x.
III. Peralatan
1. Kabel Rollover (console)
2. Kabel UTP Straight
3. Kabel Serial DTE – DCE
4. Perangkat PC yang dilengkapi dengan serial interface
5. Switch
6. Router

Teknik Multimedia dan Jaringan 12 12


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

IV. Prosedur Praktikum


a) Simulasi Cisco Packet Tracert
1. Buka aplikasi Cisco Packet Tracer
2. Buat skema jaringan LAN seperti pada gambar berikut:

3. Setelah itu tambahkan modul interface serial ke router CISCO 0 dan 1 dengan cara
klik router – lalu pada tab Physical - klik switch OFF untuk menonaktifkan router –
pada kolom sebelahnya klik modul WIC-2T (WAN Interface Card) – drag modul
WIC-2T lalu drop pada kotak kiri bagian bawah. Lalu nyalakan kembali switch ON
saat selesai.

4. Hubungkan antara Router0 dengan Router1 menggunakan kabel Serial. DCE pada sisi
Router0 (ditandai dengan icon clock) dan DTE pada sisi Router1.

Teknik Multimedia dan Jaringan 13 13


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

5. Hubungkan Router dengan PC dengan menggunakan kabel Console. Pada sisi Router
hubungkan melalui port Console dan pada sisi PC hubungkan melalui port RS-232.
6. Hubungkan Router dengan Switch dengan menggunakan kabel Straight, begitu pula
pada PC dengan Switch.
7. Setelah semua terhubung, lakukan konfigurasi pada Router dengan cara dengan
mengklik dua kali PC yang terhubung ke Router dengan kabel Console. Masuk ke tab
Desktop > Terminal. Setting parameter terminal seperti pada gambar dibawah lalu
tekan OK.

8. Ketika Router pertama kali digunakan, maka Router belum memiliki startup-
configuration, sehingga console akan diarahkan ke mode setup. Ketik “no” untuk
masuk ke user exec mode dengan tanda “Router>”.

--- System Configuration Dialog ---


Continue with configuration dialog? [yes/no]: no
Router>

9. Ketikkan “enable” untuk memasuki privileged-mode prompt, hal ini dapat dilihat
dengan tanda “Router#” setelah hostname.

Teknik Multimedia dan Jaringan 14 14


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

10. Untuk melakukan konfigurasi Anda harus masuk ke Global Configuration mode
dengan cara mengetik “configure terminal”, hal ini dapat dilihat dengan tulisan
”Router(config)#”.
11. Lakukan konfigurasi pada PC host dengan pengaturan alamat IP sebagai berikut:

Host PC2 Host PC3

IP Address 192.168.1.2 192.168.2.2


Netmask 255.255.255.0 255.255.255.0
Gateway 192.168.1.1 192.168.2.1

Contoh pada PC2:

12. Lakukan konfigurasi pada Router dengan pengaturan sebagai berikut:

Router0 Router1

FastEthernet IP address: 192.168.1.1 IP address: 192.168.2.1


Fa0/0 Netmask: 255.255.255.0 Netmask: 255.255.255.0
IP address: 192.168.0.1
Serial IP address: 192.168.0.2
Netmask: 255.255.255.0
Se0/0/0 Netmask: 255.255.255.0
Clock Rate: 64000
Hostname Router_Pusat Router_Cabang
secret telkom telkom

Contoh konfigurasi pada Router0:


Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#enable secret telkom
Router(config)#interface fastethernet 0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown

Teknik Multimedia dan Jaringan 15 15


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

Router(config)#interface serial 0/0/0


Router(config-if)#ip address 192.168.0.1 255.255.255.0
Router(config-if)#clock rate 64000
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router_Pusat(config)#hostname Router_Pusat
Router_Pusat(config)#exit
Router_Pusat#show running-config
Router_Pusat#show startup-config
Router_Pusat#copy running-config startup-config

13. Jalankan perintah ping dan traceroute dari IP router ke router.


14. Jalankan perintah show untuk melakukan verifikasi:
§ show interfaces § show flash
§ show controllers § show arp
§ show clock § show protocols
§ show hosts § show startup-config
§ show users § show running-config
§ show history § show ip interface brief
§ show version § show ip route

15. Jalankan perintah ping dan tracert antar IP host PC dengan cara masuk ke tab Desktop
lalu pilih Command Prompt.
16. Catat semua hasil perintah CLI dan lakukan analisa.
b) Meggunakan Perangkat Cisco
1. Pada praktikum dengan menggunakan alat yang seungguhnya, sebelumnya
pastikan semua peralatan dalam keadaan baik terutama Router yang dalam
keadaan OFF.
2. Gunakan kabel console, tancapkan port RS-232 ke converter serial di komputer,
kemudian ujung UTP dipasangkan ke perangkat Cisco pada port Console.
3. Sambungkan PC ke Switch dan Router ke Switch menggunakan kabel Straight
(skenario seperti pada simulasi).
4. Nyalakan perangkat Router Cisco. Catat tipe dan seri perangkat Router Cisco yang
digunakan.
5. Tunggu hingga proses booting perangkat CISCO selesai dengan memperhatikan
indikator LED.

Teknik Multimedia dan Jaringan 16 16


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

6. Buka aplikasi Hyperterminal. Beri nama pada koneksi Hyperterminal

7. Set parameter (Bit per second: 9600; Data bits: 8 Parity: None; Stop bits: 1; Flow
control: None) pada Hyperterminal.

8. Connect

9. Konfigurasi Router seperti pada simulasi packet tracert.


10. Konfigurasi alamat IP pada PC/laptop yang dipakai sebagai host dijaringan.

Teknik Multimedia dan Jaringan 17 17


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

11. Buka aplikasi command prompt dan lakukan tes ping dari PC ke Router, untuk
mengecek apakah sudah terkoneksi atau belum.

12. Apabila belum terkoneksi lakukan pengecekan semua perangkat, sambungan


kabel dan konfigurasi pada Cisco router.
13. Catat hasil konfigurasi pada laporan lengkap.

V. Laporan Resmi
Tulis hasil percobaan, analisa hasilnya dan beri kesimpulan.

VI. Tugas
1. Sebutkan dan jelaskan komponen utama dari Cisco Router ?
2. Sebutkan model dan series Cisco Router untuk berbagai kelas dan pengunaannya ?
3. Jelaskan system operasi pada Cisco Router dan sebutkan jenis-jenis lisensi dan
perbedaanya ?
4. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis koneksi pada Cisco Router ?
5. Sebutkan dan jelaskan konfigurasi Cisco Router ?

Teknik Multimedia dan Jaringan 18 18


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

MODUL II
STATIC ROUTING

I. Tujuan
1. Mahasiswa memahami konsep static routing.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja static routing.
3. Mahasiswa dapat memahami isi tabel routing.
4. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi static routing.

II. Teori Dasar


Router bertugas untuk menyampaikan paket data dari satu jaringan ke jaringan lainnya,
dengan menggunakan tabel routing untuk memilih jalur terbaik mana yang akan dilalui oleh
paket data dalam jaringan tersebut untuk mencapai tujuan.
Pada routing static, router akan meneruskan paket dengan menggunakan informasi rute
yang telah administrator masukkan secara manual dari tabel routing. Pada static routing admin
harus mengatur secara manual jalur yang akan dilalui antara dua router dan pengaturan tersebut
bersifat tetap. Apabila ada perubahan pengaturan pada router, admin harus mengkonfigurasi
ulang perangkat tersebut, berbeda dengan routing dinamis yang dapat bekerja secara otomatis.
Namun static routing lebih sedikit menggunakan bandwidth dibandingkan dengan routing
dinamis. Selain itu tidak memerlukan CPU cycles untuk menghitung dan menganalisa
pembaruan jalur.
Penggunaan static routing tidak cocok untuk skala jaringan yang besar, karena apabila
terdapat perubahan jaringan maka static routing tidak dapat menyesuaikan dan harus diatur
kembali secara manual. Sehingga static routing hanya cocok untuk lingkup jaringan komputer
yang kecil.
1. Pengertian Tabel Routing
Router merekomendasikan tentang jalur yang digunakan untuk melewatkan
paket berdasarkan informasi yang terdapat pada tabel routing. Informasi yang terdapat
pada tabel routing dapat diperoleh secara static routing melalui perantara administrator
dengan cara mengisi tabel routing secara manual ataupun secara dynamic routing
menggunakan protokol routing, dimana setiap router yang berhubungan akan saling
bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan memelihara tabel
routing.

Teknik Multimedia dan Jaringan 19 19


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

Ada 4 kategori entry dalam tabel routing, yaitu:


§ Directly Connected Network; Entry ini akan muncul pada saat interface router
diaktifkan dan dikonfigurasi IP address. Beberapa jenis router status default dari
interfacenya adalah disable (non aktif) sehingga perlu diaktifkan oleh administrator
jaringan.
§ Static Routes; Entry ini diisi manual oleh administrator jaringan, sehingga jika
terjadi perubahan jaringan, maka entry ini juga harus dirubah secara manual pula
§ Dynamic Routes; Entry muncul karena hasil pertukaran informasi routing dari
beberapa router. Pertukaran informasi routing akan menggunakan routing protocol.
Entry ini tidak diisikan manual oleh administrator jaringan. Dalam hal ini
administrator hanya perlu mengaktifkan routing protocol dan network yang akan
dirouting.
§ Default Routes; Entry ini digunakan untuk menentukan kemana sebuah paket akan
dikirimkan jika alamat tujuan dari paket tersebut tidak terdapat pada tabel routing.
Entry default routes bisa dikonfigurasikan secara manual (static) ataupun didapat
dari pertukaran informasi dari routing protocol (dynamic).
Tabel Routing pada umumnya berisi informasi tentang:
§ Alamat network tujuan
§ Interface Router yang terdekat dengan network tujuan
§ Metric, yaitu sebuah nilai yang menunjukkan jarak untuk mencapai network
tujuan. Semakin kecil nilai metric maka semakin baik jalur/rute yang dilewati.
Terdapat beberapa parameter metric, seperti: hop count, bandwidth, delay, load,
dan realibility.

Teknik Multimedia dan Jaringan 20 20


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

2. Mengkonfigurasi Static Routing


Untuk menambahkan static routing pada router Cisco, harus masuk ke mode
global configuration. Adapun format perintah static routing:

ip route [network] [subnetmask] [next hop address]

Penjelasan:
ip route : perintah untuk membuat static routing
network : alamat network jaringan yang hendak ditambahkan
subnetmask : netmask yang digunakan pada network tujuan
next_hop_address: alamat IP dari hop router selanjutnya, yang akan
menerima paket lalu meneruskannya ke jaringan yang
dituju
Berikut ini contoh penggunaan static routing yang diatur pada Router A:

Pada contoh diatas merupakan jalur dari jaringan ke sebuah “stub network”
yaitu sebuah jaringan yang dibelakangnya tidak ada jaringan lain sehingga untuk
mengakses jaringan ini hanya dapat melalui satu rute. Seringkali, static route digunakan
sebagai jalan satu-satunya untuk keluar masuk stub network.

Teknik Multimedia dan Jaringan 21 21


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

Contoh selanjutnya adalah penggunaan static route yang diatur pada Router B
dengan menggunakan default route:

Sebuah "default route" adalah rute default yang digunakan router dalam
meneruskan paket ketika rute dari sumber/source ke tujuan tidak dikenali atau ketika
tidak terdapat informasi yang cukup dalam tabel routing ke network tujuan maka paket
akan dilewatkan ke default route.
Adapun format perintah static routing:

ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 [next hop address]

III. Peralatan
1. Perangkat PC dengan software Packet Tracer
2. Kabel Rollover (console)
3. Kabel UTP Straight
4. Kabel Serial DTE-DCE
5. Switch
6. Router

IV. Prosedur Praktikum


a) Percobaan 1
1. Simulasikan topologi jaringan berikut ini dengan Software Cisco Paket Tracer dan
konfigurasi menggunakan static routing.

Teknik Multimedia dan Jaringan 22 22


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

2. Lakukan konfigurasi pada PC dengan pengaturan alamat IP sebagai berikut:

Host PC0 Host PC1

IP Address 192.168.1.2 192.168.2.2


Netmask 255.255.255.0 255.255.255.0
Gateway 192.168.1.1 192.168.2.1

3. Lakukan konfigurasi pada Router dengan pengaturan sebagai berikut:

Router0 Router1

FastEthernet IP address: 192.168.1.1 IP address: 192.168.2.1


Fa0/0 Netmask: 255.255.255.0 Netmask: 255.255.255.0
IP address: 192.168.3.1
Serial IP address: 192.168.3.2
Netmask: 255.255.255.0
Se0/0/0 Netmask: 255.255.255.0
Clock Rate: 64000
Hostname Router_Pusat Router_Cabang
secret telkom telkom

4. Tambahkan pengaturan static routing pada Router


§ Pengaturan IP route pada Router0
Router_Pusat(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0
192.168.3.2
§ Pengaturan IP route pada Router1
Router_Cabang(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0
192.168.3.1

5. Lakukan verifikasi dari konfigurasi router dengan menggunakan perintah:


§ show running-config
§ show interfaces

Teknik Multimedia dan Jaringan 23 23


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

§ show ip interface brief


§ show ip route
6. Lakukan tes ping dan traceroute dari Router0 - PC1 dan Router1 - PC0.
7. Lakukan tes ping dan tracert dari PC0 – PC1 dan sebaliknya.
8. Catat semua hasil percobaan dan lakukan analisa.
b) Percobaan 2
1. Simulasikan topologi jaringan berikut dengan Software Cisco Paket Tracer dan
konfigurasi menggunakan static routing.

2. Lakukan konfigurasi pada Router dengan parameter sebagai berikut:

Router Bone Router Pinrang Router Wajo Router Soppeng

172.16.0.1 172.16.0.13 172.16.0.9 172.16.0.5


S0/2/0 255.255.255.252 255.255.255.252 255.255.255.252
255.255.255.252
192.168.0.1 192.168.3.1 192.168.2.1 192.168.1.1
Fa0/0
255.255.255.0 255.255.255.0 255.255.255.0 255.255.255.0

Hostname Bone Pinrang Wajo Soppeng

Password cisco cisco cisco Cisco

Teknik Multimedia dan Jaringan 24 24


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

Koneksi Router Makassar IP address Netmask

Bone 172.16.0.2 255.255.255.252

Pinrang 172.16.0.14 255.255.255.252

Wajo 172.16.0.10 255.255.255.252

Soppeng 172.16.0.6 255.255.255.252

3. Lakukan konfigurasi pada PC dengan parameter IP address dan netmask seperti pada
tabel berikut dan lengkapi isian kolom gateway-nya.

Host 1 Host 2 Host 3 Host 4


(Bone) (Soppeng) (Wajo) (Pinrang)

IP address 192.168.0.2 192.168.1.2 192.168.2.2 192.168.3.2

Netmask 255.255.255.0 255.255.255.0 255.255.255.0 255.255.255.0

Gateway

4. Lengkapi tabel konfigurasi static routing berikut pada router utama Makassar
(gunakan IP next hop) dan atur static routing tersebut langsung pada router.
Router
Makassar Bone Pinrang Wajo Soppeng

ip route

5. Atur static routing pada tiap router cabang Bone, Soppeng, Wajo, Pinrang (gunakan
default route) dan atur static routing tersebut pada masing-masing router.

Router Bone Router Pinrang Router Wajo Router Soppeng

ip route

6. Setelah selesai, lakukan perintah ping dari PC host ke PC Host antar jaringan cabang
lalu catat hasilnya di buku laporan.
7. Jalankan perintah dibawah kemudian lakukan analisa dan catat hasilnya di laporan :
§ show running-config
§ show interfaces
§ show ip interface brief
§ show ip route

c) Percobaan 3
1. Buatlah jaringan menggunakan peralatan yang tersedia dilab seperti pada skema
percobaan 2.

Teknik Multimedia dan Jaringan 25 25


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

2. Aturlah menjadi 5 kelompok praktikum untuk mengkonfigurasi masing-masing


router.
3. Hubungkan semua perangkat seperti pada topologi jaringan percobaan 2.
4. Setelah semua alat terpasang dengan sempurna, nyalakan router.
5. Konfigurasi masing-masing perangkat router dan PC host sesuai dengan langkah
percobaan pada simulasi.
6. Lakukan pengetasan jaringan dengan melakukan ping dan tracert dari PC antar
jaringan.
7. Apabila belum terkoneksi lakukan pengecekan semua perangkat, sambungan kabel
dan konfigurasi pada Cisco router.
8. Catat hasil konfigurasi pada laporan lengkap.

V. Laporan Resmi
Tulis hasil percobaan, analisa hasilnya dan beri kesimpulan.

VI. Tugas
1. Apakah yang dimaksud dengan static routing?
2. Sebutkan kelebihan dan kekurangan dari static routing!
3. Apakah fungsi tabel routing?
4. Apakah diperbolehkan menambahkan dua static route menuju ke jaringan yang sama
dengan gateway yang berbeda (ya/tidak)? berikan alasannya!

Teknik Multimedia dan Jaringan 26 26


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

MODUL III
ROUTING INFORMATION PROTOCOL (RIP)

I. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami konsep dynamic routing protocol.
2. Mengetahui perbedaan RIPv1 dan RIPv2
3. Melakukan proses routing dengan protokol RIP.
4. Mengkonfigurasi routing RIP pada router Cisco.

II. Dasar Teori


Selain menggunakan static routing untuk menghubungkan beberapa jaringan, dapat juga
menggunakan jenis dynamic routing protocol. Pada saat akan menggunakan dynamic routing,
Administrastor jaringan tidak perlu lagi untuk menyusun tabel routing secara manual. Router
akan dapat mengetahui network-network yang ada, dan menyusun sendiri tabel routingnya.
Untuk menyusun tabel routing sendiri, maka router harus menjalankan routing protocol.
Routing protocol ini yang akan digunakan untuk bertukar informasi dengan router-router lain
yang ada dalam jaringan tersebut. Informasi yang dipertukarkan dapat berupa network address,
tipe jaringan maupun cost yang diperlukan untuk menuju network tersebut. Hasil pengolahan
dari pertukaran informasi tersebut akan menjadi tabel routing.
1. Pengertian RIP
Salah satu protokol routing yang mudah untuk diimplementasikan adalah
Routing Information Protocol (RIP). RIP merupakan protokol routing yang
menggunakan algoritma Distance Vector, yang mana berarti menentukan jalur terbaik
berdasarkan jumlah hop count sebagai parameter metricnya pada router untuk
mencapai tujuan. RIP dibatasi hanya sampai 15 hop yang berarti nilai 16 tidak
terjangkau (unreachable).
RIP memiliki kekurangan antara lain waktu respon yang lebih lambat, sehingga
tidak cocok untuk jaringan dengan skala besar. Router yang menjalankan RIP juga tidak
memiliki gambaran topologi yang jelas, sehingga besar kemungkinan terjadi routing
loop. Sebuah router RIP hanya mengandalkan router tetangga untuk mengetahui
keberadaan remote network.

Teknik Multimedia dan Jaringan 27 27


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

Tiap RIP router saling tukar informasi routing tiap 30 detik, melalui UDP port
520. Untuk menghindari loop routing, digunakan Teknik split horizon with poison
reverse. RIP merupakan routing protocol yang paling mudah untuk di konfigurasi.
RIP terdiri dari beberapa versi, yaitu RIPv1 yang hanya bisa bekerja pada
jaringan dengan pengalamatan classfull, RIPv2 yang merupakan penyempurnaan
RIPv1 yang bisa bekerja pada jaringan classless, dan RIPng untuk jaringan dengan
pengalamatan IPv6.
2. Konsep Hop Count pada RIP
Untuk lebih memahami konsep hop pada RIP, perhatikan gambar dibawah ini:

Bila diasumsikan semua router menggunakan protokol routing RIP, maka pada
R0 terdapat 2 kemungkinan jalur yang dapat digunakan untuk sampai ke jaringan
10.0.0.0/24. Satu jalur melalui R1, sedangkan jalur yang satunya lagi melalui R2 dan
R3.
Untuk kasus ini dalam menentukan jalur terbaik, RIP akan menggunakan jalur
melalui R1 untuk sampai ke jaringan 10.0.0.0/24 karena hanya menggunakan 1 hop.
Dibandingkan dengan melalui R2 dan R3 yang menggunakan 2 hop.
3. RIPv1 vs RIPv2
Perbedaan yang paling mendasar antara RIPv1 dengan RIPv2 adalah metode
pengelamatan IP yang dimilikinya, yang mana pada RIPv1 menggunakan routing
classfull dan pada RIPv2 menggunakan routing classless juga mendukung classful.
Classfull secara sederhana dapat diartikan "dengan kelas" atau "menggunakan
kelas". Kemudian jika dikaitkan dengan pengalamatan IP, maka pengalamatan IP
classfull dapat diartikan menjadi "pengalamatan IP berdasarkan kelas". Contoh
misalnya pada jaringan kelas A memiliki range jaringan 1 – 127 dan menggunakan

Teknik Multimedia dan Jaringan 28 28


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

subnet mask 255.0.0.0, begitu juga dengan kelas B yang menggunakan subnet mask
255.255.0.0 dan juga kelas C yang menggunakan subnet mask 255.255.255.
Sedangkan untuk Classless atau secara sederhana dapat diartikan "tanpa kelas"
atau "tidak menggunakan kelas". Kemudian jika dikaitkan dengan pengalamatan IP,
maka pengalamatan IP classless dapat diartikan menjadi "pengalamatan IP tanpa
mengenal kelas". Yaitu dengan cara menggunakan Classless-Inter Domain Rouing
(CIDR) atau juga dapat dikenal dengan istilah panjang prefiks. Format
pengalamatannya adalah dengan memberi tanda slash (/) di belakang alamat IP
kemudian diikuti dengan variabel panjang prefiks.
Contoh: 172.26.78.3/28
172.26.78.3 = alamat IP, /28 = panjang prefiks (CIDR)
Dengan metode classless dapat menyederhanakan tabel routing dengan cara
satu tabel routing dapat untuk beberapa jaringan sehingga menghemat penggunaan
kapasitas router dalam membuat tabel routing.
4. Konfigurasi Routing Protokol RIP
Melakukan konfigurasi routing protokol RIP terbilang cukup mudah. Adapaun
langkah yang perlu dilakukan untuk melakukan konfigurasi routing RIP.
a. Mengaktifkan routing protokol RIP melalui mode global configuration dengan
memasukkan perintah “router rip”.
Router(config)#router rip
b. Untuk menggunakan RIP versi 2 cukup dengan memasukkan perintah “version
2” namun apabila ingin menggunakan versi 1, Anda dapat melangkahi bagian ini.
Router(config-router)#version 2
c. Mendaftarkan alamat network yang terhubung langsung pada router dengan
routing protocol RIP menggunakan perintah “network [alamat_jaringan]”
Router(config-router)#network [network_address]

Pada contoh konfigurasi protokol RIP dibawah ini, menggunakan dua buah
router yang saling terhubung dan terdapat tiga network id. Untuk contoh dibawah kita
menggunakan protokol RIP versi 2 untuk pengalamatan classless.

Teknik Multimedia dan Jaringan 29 29


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

Konfigurasi RIP pada Router0:


Router(config)#router rip
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 192.168.1.0
Router(config-router)#network 10.10.10.0
Konfigurasi RIP pada Router1:
Router(config)#router rip
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 192.168.2.0
Router(config-router)#network 10.10.10.0
5. Administrative Distance
Administrative Distance(AD) adalah sebuah nilai yang diberikan pada sebuah
routing protokol yang digunakan untuk memberikan peringkat jalur yang lebih
diutamakan (nilai AD rendah) hingga yang tidak diutamakan (nilai AD tinggi). Maka
dari itu pada saat terdapat beberapa jalur untuk ke tujuan yang sama, maka router akan
menggunakan jalur yang memiliki nilai AD yang rendah.
Setiap router vendor router umumnya telah menentukan besaran AD pada setiap
router secara default. Contoh misalnya pada router Cisco untuk routing protokol RIP
secara default memiliki nilai AD sebesar 120, meskipun nilai tersebut dapat juga
ditentukan secara manual. Berikut list nilai default Adminstrative Distance routing
protokol yang digunakan pada router Cisco:
Routing Protocol Administrative Distance
Connected interface 0
Static Route 1
Enhanced Interior Gateway Routing
5
Protocol (EIGRP) summary route
External Border Gateway Protocol
20
(BGP)
Internal EIGRP 90
IGRP 100
OSPF 110
Intermediate System-to-Intermediate
115
System (IS-IS)
Routing Information Protocol (RIP) 120
Exterior Gateway Protocol (EGP) 140
On Demand Routing (ODR) 160
External EIGRP 170

Teknik Multimedia dan Jaringan 30 30


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

Internal BGP 200


Unknown* 255

III. Peralatan
1. Perangkat PC dengan software Packet Tracer
2. Kabel Rollover (console)
3. Kabel UTP Straight
4. Kabel Serial DTE-DCE
5. Switch
6. Router

IV. Prosedur Praktikum


a) Percobaan 1 (RIPv1)
1. Simulasikan topologi jaringan dibawah ini dengan Software Cisco Paket Tracer
dan konfigurasi menggunakan routing RIPv1.

2. Berikan pengaturan alamat IP pada masing-masing PC dan Router


§ PC Host

Device IP Address Netmask Gateway

PC0 192.168.1.2 255.255.255.0


PC1 192.168.1.254 255.255.255.0

Teknik Multimedia dan Jaringan 31 31


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

PC2 192.168.6.2 255.255.255.0


PC3 192.168.6.254 255.255.255.0
PC4 192.168.3.2 255.255.255.0
PC5 192.168.3.254 255.255.255.0

§ Router
Interface Router 0 Router 1 Router 2
Fa0/0 192.168.1.1 192.168.3.1 192.168.6.1
Se0/1/0 192.168.2.2 192.168.2.1 192.168.4.2
Se0/1/1 192.168.4.1 192.168.5.1 192.168.5.2
3. Setting clock rate pada interface serial router di sisi DCE.
4. Lakukan konfigurasi routing RIP versi 1 pada masing-masing router.
5. Lakukan analisa dengan melakukan perintah :
§ show ip interface brief
§ show ip route
§ show ip protocols
6. Pastikan antar PC host dapat saling terhubung dengan menggunakan perintah ping.
7. Lakukan tracert antar PC host.
8. Putus jalur antara router1 ke router2, kemudian lakukan analisa kembali dengan
melakukan perintah seperti di nomor 5.
9. Ulangi tracert antar PC host.
10. Catat hasil percobaan pada laporan.
b) Percobaan 2 (RIPv2)
1. Lakukan konfigurasi jaringan berikut menggunakan routing protokol RIP versi 2.

Teknik Multimedia dan Jaringan 32 32


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

2. Lengkapi tabel pengalamatan IP address berikut:


Alamat jaringan Netmask Alamat IP Alamat IP Alamat
awal akhir broadcast
192.168.0.0/27
192.168.0.32/27
192.168.0.64/28
192.168.0.80/30
192.168.0.84/30
192.168.0.88/30

§ Router

Router 0 Router 1 Router 2


Interface
Fa0/0 atau Gig0/0
Se0/1/0
Se0/1/1

Teknik Multimedia dan Jaringan 33 33


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

§ PC Host

Device IP Address Netmask Gateway


PC0
PC1
PC2
PC3
PC4
PC5

3. Berikan pengaturan alamat IP pada masing-masing PC dan Router berdasarkan


alokasi alamat IP jaringannya.
4. Setting clock rate pada interface serial router di sisi DCE.
5. Lakukan konfigurasi routing RIP versi 2 pada masing-masing router.
Pada dasarnya konfigurasi RIPv1 dan RIPv2 hampir sama, hanya khusus pada
konfigurasi RIPv2 harus menambahkan 1 baris perintah yakni :
Router(config)#router rip
Router(config-router)#version 2
6. Lakukan analisa dengan melakukan perintah :
§ show ip interface brief
§ show ip route
§ show ip protocols
7. Pastikan antar PC host dapat saling terhubung dengan menggunakan perintah ping.
8. Lakukan tracert antar PC host.
9. Putus jalur antara router0 ke router2, kemudian lakukan analisa kembali dengan
melakukan perintah seperti di nomor 6.
10. Ulangi tracert antar PC host.
11. Catat hasil percobaan pada laporan.
c) Percobaan 3
1. Buatlah jaringan menggunakan peralatan yang tersedia dilab seperti pada skema
percobaan 2.
2. Aturlah menjadi 2 grup masing-masing terdiri dari 3 kelompok praktikum untuk
mengkonfigurasi masing-masing router.
3. Hubungkan semua perangkat seperti pada topologi jaringan percobaan 2.

Teknik Multimedia dan Jaringan 34 34


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

4. Setelah semua alat terpasang dengan sempurna, nyalakan router.


5. Konfigurasi masing-masing perangkat router dan PC host sesuai dengan langkah
percobaan pada simulasi.
6. Lakukan pengetasan jaringan dengan melakukan ping dan tracert dari PC antar
jaringan.
7. Apabila belum terkoneksi lakukan pengecekan semua perangkat, sambungan kabel
dan konfigurasi pada Cisco router.
8. Catat hasil konfigurasi pada laporan lengkap.

V. Laporan Resmi
Tulis hasil percobaan, analisa hasilnya dan beri kesimpulan.

VI. Tugas
1. Apakah yang dimaksud dengan dynamic routing protocol?
2. Jelaskan konsep hop count pada routing RIP!
3. Mengapa routing RIP dibatasi maksimum hanya 15 hop!
4. Sebutkan beberapa metode yang digunakan oleh routing RIP untuk mencegah routing
loop!

Teknik Multimedia dan Jaringan 35 35


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

MODUL IV
ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL (EIGRP)

I. Tujuan
1. Memahami teknik subnetting CIDR dan VLSM.
2. Mendesain alokasi pengalamatan IP dijaringan menggunakan teknik subnetting.
3. Memahami proses routing dengan protokol EIGRP.
4. Mengkonfigurasi routing EIGRP pada router Cisco.

II. Dasar Teori

EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah protokol routing dynamic
yang hanya tersedia pada perangkat router cisco atau sering disebut sebagai proprietary
protocol pada cisco, sehingga untuk routing protocol EIGRP ini hanya bisa digunakan pada
sesama router cisco saja.
Bila dibandingkan dengan protokol routing RIP, EIGRP memiliki kelebihan yang jauh
lebih baik, contohnya pada area cakupan yang mana RIP hanya dapat mencakup jaringan
hingga 15 hop sedangkan pada EIGRP dapat mencakup jaringan hingga 100 hop. Hal ini
membuat protokol routing EIGRP cocok untuk digunakan pada jaringan skala menengah
hingga skala besar.
Dalam perhitungan untuk menentukan path/jalur yang tercepat/terpendek, EGIRP
menggunakan algortima DUAL (Diffusing-Update Algorithm) dalam menentukannya. EIGRP
mempunyai 3 table dalam menyimpan informasi networknya:
1. Neighbor table : Tabel yang paling penting dari tabel-tabel yang lainnya. di tabel ini
menyimpan list tentang router-router tetangganya. Setiap ada router baru yang
dipasang, address dan interface langsung dicatat di tabel ini.

2. Topology table : Tabel ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan dari Routing table dalam
1 autonomous system (seperti sistem area di OSPF). DUAL mengambil informasi dari
neighbor tabel dan topology table untuk melakukan kalkulasi cost terendah untuk
mencapai tujuan. Setelah melakukan kalkulasi akan ada yang namanya successor
route. Successor route ini disimpan di tabel ini juga.

3. Routing table : menyimpan rute terbaik untuk ke tujuan. Informasi tersebut diambil.
dari topology table.

Teknik Multimedia dan Jaringan 36 36


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

Dalam melakukan update routing table, EIGRP akan mengirimkan hello packet setiap 5
detik dengan dead interval 15 detik untuk melakukan update routing table dan mengetahui
apakah router-router tetangganya masih hidup ataukah sudah mati. Hello packet dikirimkan
kepada EIGRP ke neighbor router dengan menggunakan Autonomous System Number (ASN)
untuk mengidentifikasi router dan hanya router yang memiliki ASN yang dapat melakukan
sharing information. Oleh karena itu jika kamu memiliki dua router, satu dengan “router eigrp
1” dan satunya dengan “router eigrp 2” maka mereka tidak dapat melakukan pertukaran
informasi karena ASN mereka tidak sama.
1. Perhitungan EIGRP Metric
Dalam menentukan jalur terbaik, routing protokol EIGRP menggunakan persamaan
Metric:
𝐾2 . 𝐵𝑊 𝐾5
𝑀𝑒𝑡𝑟𝑖𝑐 = ()𝐾1 . 𝐵𝑊 + + 𝐾3 . 𝐷𝐸𝐿𝐴𝑌< . A . 256
256 − 𝐿𝑂𝐴𝐷 𝐾4 + 𝑅𝐸𝐿𝐼𝐴𝐵𝐼𝐿𝐼𝑇𝑌
Namun secara default pada routing protokol EIGRP mengatur nilai K1=1, K2=0,
K3=1, K4=0 dan K5=0. Sehingga bila disederhanakan maka persamaan untuk
menghitung Metric EIGRP adalah:
𝑀𝑒𝑡𝑟𝑖𝑐 = (𝐵𝑊 + 𝐷𝐸𝐿𝐴𝑌). 256
Dimana:
BW = 107 / bandwidth terkecil sepanjang route (Kbps)
Delay = total delay sepanjang route dibagi 10 (microsecond)

Contoh:

Pada gambar diatas terdapat dua buah router R1 dan R2 yang terhubung
menggunakan fastEthernet dan telah dikonfigurasi menggunakan routing protokol
EIGRP.
Jika diketahui Bandwidth yang digunakan dalam jaringan tersebut sebesar 10000
Kbit dan delay dari R1 = 5000, R2 = 1000.

Teknik Multimedia dan Jaringan 37 37


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

Maka untuk perhitungan Metric EIGRPnya adalah:

10000000 5000 + 1000


𝑀𝑒𝑡𝑟𝑖𝑐 = ) + < . 256
10000 10
= (1000 + 600). 256
= 409600
2. Wildcard Mask
Pada konfigurasi EIGRP membutuhkan masukan wildcard mask. Sama seperti
subnet mask, wildcard mask juga memiliki panjang 32 bit dan sering disebut sebagai
kebalikan dari subnet mask.
Cara untuk menghitung wildcard mask adalah dengan mengurangkan
255.255.255.255 dengan subnet mask, misalnya:
§ Untuk subnet mask /24 atau 255.255.255.0

Bit Tinggi 255 255 255 255


Subnet Mask -255 -255 -255 -0
Widcard Mask 0 0 0 255

Maka Wildcard Mask untuk /24 adalah 0.0.0.255


§ Untuk subnet mask /29 atau 255.255.255.0

Bit Tinggi 255 255 255 255


Subnet Mask -255 -255 -255 -248
Widcard Mask 0 0 0 7

Maka Wildcard Mask untuk /24 adalah 0.0.0.7


Wildcard mask digunakan untuk mengidentifikasi range alamat IP yang akan
digunakan, contohnya:
§ IP 192.168.1.0/24 memiliki wildcard mask 0.0.0.255. Maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat 256 alamat IP pada jaringan tersebut.
§ IP 192.168.1.0/23 memiliki wildcard mask 0.0.1.255. Dapat disimpulkan terdapat
512 alamat IP pada jaringan tersebut.
3. Konfigurasi Badwidth Serial Interface
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa besaran Bandwidth sangatlah
berpengaruh dalam menentukan jalur terbaik yang akan digunakan pada routing
protokol EIGRP. Oleh karena itu cara untuk mengatur besaran Bandwidth pada

Teknik Multimedia dan Jaringan 38 38


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

interface yaitu dengan menggunakan perintah “bandwidth


[besar_bandwidth(kbps)]”.

Router(config)# interface serial 0/0


Router(config-if)# bandwidth 1024

4. Konfigurasi Routing Protokol EIGRP


Untuk melakukan konfigurasi routing protokol EIGRP dilakukan dengan
langkah-langkah berikut:
a. Masuk ke mode global configuration untuk meng-enable konfigurasi EIGRP dan
menentukan nomor ASN router melalui mode global configuration dengan
perintah “router eigrp [nomor_ASN]”. Nomor ASN memiliki range nilai 1
sampai 65535.
Router(config)#router eigrp 1
b. Mendaftarkan jaringan mana yang merupakan bagian dari EIGRP dengan nomor
ASN yang sudah ditentukan sebelumnya dengan menggunakan perintah “network
[network_ID] [wildcard_mask]”
Router(config-router)#network 192.168.1.0 0.0.0.255
5. Contoh Konfigurasi Routing Protokol EIGRP
Pada contoh konfigurasi routing protokol EIGRP dibawah menggunakan 3 buah
router dengan nilai ASN = 10.

Konfigruasi routing EIGRP pada Router0:


Router(config)#router eigrp 10
Router(config-router)#network 10.0.0.0 0.0.0.3
Router(config-router)#network 192.168.100.0 0.0.0.255

Teknik Multimedia dan Jaringan 39 39


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

Konfigruasi EIGRP pada Router1:


Router(config)#router eigrp 10
Router(config-router)#network 10.0.1.0 0.0.0.3
Router(config-router)#network 10.0.0.0 0.0.0.3
Router(config-router)#network 192.168.200.0 0.0.0.7
Konfigruasi EIGRP pada Router0:
Router(config)#router eigrp 10
Router(config-router)#network 10.0.1.0 0.0.0.3
Router(config-router)#network 192.168.0.0 0.0.0.31

III. Peralatan
1. Perangkat PC dengan software Packet Tracer
2. Kabel Rollover (console)
3. Kabel UTP Straight
4. Kabel Serial DTE-DCE
5. Switch
6. Router

IV. Prosedur Praktikkum


a) Percobaan 1
1. Simulasikan topologi jaringan dibawah ini dengan Software Cisco Paket Tracer dan
konfigurasi menggunakan routing EIGRP.
Subnet ID 2
30 host

Subnet ID 5
Subnet ID 4 2 host
2 host

Subnet ID 3
Subnet ID 1 14 host
30 host
Subnet ID 6
2 host

Teknik Multimedia dan Jaringan 40 40


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

2. Konfigurasi IP address, subnet mask pada interface masing-masing Router.

Interface Router0 Router1 Router2


192.168.1.1 192.168.1.33 192.168.1.65
Fa0/0
255.255.255.224 255.255.255.224 255.255.255.224
192.168.1.81 192.168.1.82 192.168.1.85
Se0/2/0
255.255.255.252 255.255.255.252 255.255.255.252
192.168.1.89 192.168.1.86 192.168.1.90
Se0/2/1
255.255.255.252 255.255.255.252 255.255.255.252

3. Setting clock rate pada interface serial router di sisi DCE.


4. Konfigurasi IP address, subnet mask dan gateway pada masing-masing PC host.

Device IP Address Subnetmask Gateway


PC0 192.168.1.2 255.255.255.224 192.168.1.1
PC1 192.168.1.30 255.255.255.224 192.168.1.1
PC2 192.168.1.34 255.255.255.224 192.168.1.33
PC3 192.168.1.62 255.255.255.224 192.168.1.33
PC4 192.168.1.66 255.255.255.240 192.168.1.65
PC5 192.168.1.78 255.255.255.240 192.168.1.65
5. Setting clock rate pada interface serial router di sisi DCE.
6. Konfigurasi routing protokol EIGRP pada masing-masing router.
7. Jalankan perintah berikut dan analisa hasilnya:
§ Show run
§ show ip route
§ show ip protocols
§ show ip eigrp neighbor
§ show ip eigrp topology

8. Lakukan ping dan tracert antar PC host yang berbeda jaringan.


9. Setting bandwidth pada masing-masing router
Router0 – Router1 : 64 (kbps)
Router0 – Router2 : 1544 (kbps)
Router1 – Router2 : 1024 (kbps)
10. Jalankan kembali perintah seperti langkah nomor 6 dan analisa hasilnya.
11. Lakukan ping dan tracert antar PC host yang berbeda jaringan.
12. Putus jalur antara Router0 ke Router2, kemudian lakukan analisa kembali dengan
melakukan perintah seperti di nomor 6.

Teknik Multimedia dan Jaringan 41 41


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

13. Ulangi tracert antar PC host.


14. Catat hasil percobaan pada laporan.
b) Percobaan 2
1. Lakukan konfigurasi jaringan seperti gambar berikut menggunakan routing protokol
EIGRP.

Subnet ID 7
2 host Subnet ID 3
Subnet ID 4
6 host 14 host

Subnet ID 8 Subnet ID 6
192.168.1.0/24
2 host 2 host

Subnet ID 5
Subnet ID 1 2 host Subnet ID 2
30 host 30 host

2. Hitung pengalamatan subnetting IP dari jaringan diatas

Subnet Alamat jaringan Netmask Alamat IP Alamat IP Alamat


awal akhir broadcast
1 (30 host)
2 (30 host)
3 (14 host)
4 (6 host)
5 (2 host)
6 (2 host)
7 (2 host)
8 (2 host)

3. Lengkapi tabel pengalamatan IP address dan subnetmask dari masing-masing Router


berdasarkan alokasi subnet masing-masing

Interface Router0 Router1 Router2 Router3


Fa0/0
Se0/0/0
Se0/0/1

Teknik Multimedia dan Jaringan 42 42


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

4. Lengkapi tabel pengalamatan IP address, subnetmask dan gateway dari masing-masing


PC host.

Device IP Address Subnetmask Gateway


PC0
PC1
PC2
PC3

5. Lakukan konfigurasi IP pada setiap router dan PC host berdasarkan alokasi alamat IP
yang diberikan.
6. Setting clock rate pada interface serial router di sisi DCE.
7. Lakukan konfigurasi bandwidth pada interface Router.
§ Router0 – Router1 : 1544 (kbps)
§ Router1 – Router2 : 1024 (kbps)
§ Router2 – Router3 : 64 (kbps)
§ Router3 – Router0 : 64 (kbps)
8. Lakukan konfigurasi routing EIGRP pada masing-masing router.
9. Lakukan analisa dengan melakukan perintah :
§ show run
§ show ip interface brief
§ show ip route
§ show ip protocols
§ show ip eigrp neighbor
§ show ip eigrp topology
10. Pastikan antar PC host dapat saling terhubung dengan menggunakan perintah ping.
11. Lakukan tracert antar PC host.
12. Catat hasil percobaan pada laporan.
c) Percobaan 3
1. Buatlah jaringan menggunakan peralatan yang tersedia dilab seperti pada skema
percobaan 1.
2. Aturlah menjadi 2 grup masing-masing terdiri dari 3 kelompok praktikum untuk
mengkonfigurasi masing-masing router.
3. Hubungkan semua perangkat seperti pada topologi jaringan percobaan 1.
4. Setelah semua alat terpasang dengan sempurna, nyalakan router.

Teknik Multimedia dan Jaringan 43 43


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

5. Konfigurasi masing-masing perangkat router dan PC host sesuai dengan langkah


percobaan pada simulasi.
6. Lakukan pengetasan jaringan dengan melakukan ping dan tracert dari PC antar
jaringan.
7. Apabila belum terkoneksi lakukan pengecekan semua perangkat, sambungan kabel dan
konfigurasi pada Cisco router.
8. Catat hasil konfigurasi pada laporan lengkap.

V. Laporan Resmi
Tulis hasil percobaan, analisa hasilnya dan beri kesimpulan.

VI. Tugas
1. Sebutkan kelebihan dari routing protocol EIGRP!
2. Jelaskan konsep DUAL pada routing EIGRP!
3. Berapa nilai Adminstrative Distance (AD) routing EIGRP!
4. Sebutkan parameter metric yang digunakan pada routing EIGRP!

Teknik Multimedia dan Jaringan 44 44


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

MODUL V
OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF)

I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami tentang cara kerja routing protokol berbasis Link State.
2. Mahasiswa dapat memahami algoritma Djikstra atau Shortest Path First pada routing
OSPF.
3. Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi routing protokol OSPF pada Cisco router.
4. Mahasiswa dapat memahami konsep Area pada routing OSPF.

II. Teori Dasar


OSPF adalah sebuah protokol yang menggunakan algoritma link state dan merupakan
salah satu protokol yang sering digunakan diantara Interior Gateway Protocol (IGP).
Pada saat mengkonfigurasi, OSPF akan mendengarkan router tetangga dan
mengumpulkan seluruh data link state yang tersedia untuk membangun peta topologi dari
seluruh jalur yang dapat digunakan pada jaringan tersebut dan menyimpan informasi tersebut
pada topology database atau juga dikenal dengan nama Link-State Database (LSDB). OSPF
kemudian memiliki tiga tabel untuk menyimpan informasi berikut:
§ Neighbor Table: berisi semua tetangga OSPF yang ditemukan dengan siapa
informasi perutean akan dipertukarkan.
§ Topology Table: berisi seluruh peta jalan jaringan dengan semua router OSPF yang
tersedia dan jalur terbaik dan alternatif yang dihitung.
§ Routing Table: berisi jalur terbaik saat ini yang akan digunakan untuk meneruskan
lalu lintas data antar tetangga.
Dari data-data yang dikumpulkan tersebut maka akan dilakukan perhitungan untuk
menentukan jalan pendek terbaik yang dilalui untuk mencapai tujuan berdasarkan algoritma
Shortest Path First (SPF). Berbeda dengan protokol routing RIP yang menggunakan jumlah
hops untuk menghitung jalur terbaik, OSPF menghitung jalur terbaik berdasarkan bandwidth.
1. Memahami Konsep Area pada OSPF
OSPF menggunakan area untuk menyederhanakan administrasi dan
mengoptimalkan lalu lintas dan pemanfaatan sumber daya. Suatu area hanyalah
pengelompokan logis dari jaringan dan router yang berdekatan. Semua router di area

Teknik Multimedia dan Jaringan 45 45


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

yang sama memiliki tabel topologi yang sama dan tidak tahu tentang router di area lain.
Manfaat utama menggunakan area dalam jaringan OSPF adalah:
§ Mengurangi isi tabel routing.
§ Lebih sedikit waktu yang diperlukan untuk menjalankan algoritma SFP, karena
router akan menghitung ulang Link-State Database mereka hanya ketika ada
perubahan topologi dalam area mereka sendiri.
§ Mengurangi Routing updates.
Setiap area dalam jaringan OSPF harus terhubung ke area backbone (juga
dikenal sebagai area 0). Semua router yang berada di dalam suatu area harus memiliki
ID area yang sama untuk menjadi tetangga OSPF. Router yang memiliki interface di
lebih dari satu area (area 0 dan area 1, misalnya) dikenal sebagai Area Border Router
(ABR). Sedangkan Router yang menghubungkan jaringan OSPF ke domain routing lain
(misalnya ke jaringan EIGRP) disebut Autonomous System Border Routers (ASBR).

Semua router yang digambarkan di atas menjalankan routing protokol OSPF.


Anda dapat melihat bahwa satu router adalah ABR (Area Border Router) karena
memiliki interface di dua area, yaitu area 0 dan area 1. Satu router adalah ASBR
(Autonomous System Border Routers), ia berfungsi menghubungkan jaringan OSFP ke
routing protokol yang lain (seperti routing EIGRP).
2. OSPF Metric Cost
Dalam menghitung cost, OSPF menggunakan rumus:
Cost = Bandwidth Referensi / Bandwidth Interface dalam bps

Teknik Multimedia dan Jaringan 46 46


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

Pada penerapan routing OSPF, dapat dilakukan penyesuaian Bandwidth


referensi, untuk pengaturan default dari Cisco menggunakan 100Mbps (108) sebagai
Bandwidth referensi.
Berikut ini contoh perhitungan cost pada interface dengan bandwidth
defaultnya:

Tipe Interface Bandwidth Hitungan Metric Cost


Ethernet 10 Mbps 100000000 / 10000000 = 10 10
FastEthernet 100 Mps 100000000 / 100000000 = 1 1
Serial 1544 Kbps 100000000 / 1544000 = 64.76 64.76

Contoh perhitungan pada kapasitas bandwidth yang sering dipakai:

Bandwidth Hitungan Metric Cost


56Kbps 100000000/56000 = 1785.71 1785
64Kbps 100000000/64000 = 1562.5 1562
128Kbps 100000000/128000 = 781.25 781
512 Kbps 100000000/512000 = 195.31 195
1Mbps 100000000/1000000 = 100 100
10Mbps 100000000/10000000 = 10 10
100Mbps 100000000/100000000 = 1 1
1Gbps 100000000/100000000 0= 0.1 1
10Gbps 100000000/10000000000 = 0.01 1

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi bandwidth yang
dimiliki maka semakin kecil cost yang dihasilkan.
3. Konfigurasi Routing Protokol OSPF
Untuk melakukan konfigurasi routing protokol EIGRP dilakukan cara sebagai
berikut:
a. Masuk ke mode global configuration untuk meng-enable konfigurasi OSPF dan
menentukan Process IDnya. Process ID adalah bilangan positif integer dari 1
sampai 65.353.

Router(config)#router ospf [process_ID]

Teknik Multimedia dan Jaringan 47 47


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

b. Mendaftarkan jaringan yang merupakan bagian dari router OSPF beserta wildcard,
dan juga menentukan area dari jaringan OSPF dengan menggunakan perintah:
Router(config-router)#network [network_ID] [wildcard_mask] area
[id_area]
4. Contoh Konfigurasi Routing Protokol OSPF
Pada contoh berikut mengatur routing protokol OSPF dengan menggunakan dua
area (area 0 dan area 1) dengan menggunakan tiga buah router. R1 berada pada area 0,
R2 berada pada area 1 dan R2 menghubungkan kedua area tersebut yang mana
membuatnya menjadi Area Border Router (ABR).

Konfigurasi OSPF pada Router R1:


Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#network 10.0.1.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#network 172.16.0.0 0.0.255.255 area 0
Konfigurasi OSPF pada Router R2:
Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#network 90.10.0.0 0.0.0.255 area 1
Router(config-router)#network 192.168.0.0 0.0.0.255 area 1
Konfigurasi OSPF pada Router R3:
Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#network 172.16.0.0 0.0.255.255 area 0
Router(config-router)#network 192.168.0.0 0.0.0.255 area 1

III. Peralatan
1. Perangkat PC dengan software Packet Tracer
2. Kabel Rollover (console)
3. Kabel UTP Straight
4. Kabel Serial DTE-DCE
5. Switch
6. Router

Teknik Multimedia dan Jaringan 48 48


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

IV. Prosedur Praktikum


a) Percobaan 1
1. Lakukan konfigurasi jaringan seperti gambar berikut menggunakan routing protokol
OSPF.

Device IP Address Subnet Mask


Subnet ID 2 Gateway
500 host
PC0 172.16.1.18 255.255.255.240 172.16.1.17
PC1 Subnet ID172.16.1.30
1 Subnet ID 2
255.255.255.240 172.16.1.17
2 host 2 host
PC2 10.10.10.254 255.255.255.0 10.10.10.1
PC3 10.10.10.2 255.255.255.0 10.10.10.1
PC4 172.16.1.34 255.255.255.248 172.16.1.33
PC5 172.16.1.38 255.255.255.248 172.16.1.33
Subnet ID 3
Subnet ID 1 2 host
Subnet ID 3
500 host 500 host

2. Hitung pengalamatan subnetting IP pada koneksi LAN host dengan alamat jaringan
awal 172.16.10.0/16

Subnet Alamat jaringan Netmask Alamat IP Alamat IP Alamat


awal akhir broadcast
1 (500 host)
2 (500 host)
3 (500 host)

3. Hitung pengalamatan subnetting IP pada koneksi LAN host dengan alamat jaringan
awal 192.168.10.0/24

Subnet Alamat jaringan Netmask Alamat IP Alamat IP Alamat


awal akhir broadcast
1 (2 host)
2 (2 host)
3 (2 host)

4. Lengkapi tabel pengalamatan IP address dan subnetmask dari masing-masing Router


berdasarkan alokasi subnet masing-masing.

Teknik Multimedia dan Jaringan 49 49


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

Interface Router0 Router1 Router2


Fa0/0
Se0/0/0
Se0/0/1

5. Lengkapi tabel pengalamatan IP address, subnetmask dan gateway dari masing-masing


PC host.

Device IP Address Subnetmask Gateway


PC0
PC1
PC2
PC3
PC4
PC5

6. Lakukan konfigurasi IP pada setiap router dan PC host berdasarkan alokasi alamat IP
yang diberikan.
7. Setting clock rate pada interface serial router di sisi DCE.
8. Lakukan konfigurasi bandwidth pada interface Router.
§ Router0 – Router1 : 1024 (kbps)
§ Router0 – Router2 : 1024 (kbps)
§ Router1 – Router2 : 2048 (kbps)
9. Lakukan konfigurasi routing protokol OSPF pada masing-masing router dengan
menggunakan Area 0 untuk semua koneksi router.
10. Lakukan analisa dengan melakukan perintah :
§ show run
§ show ip interface brief
§ show ip route
§ show ip protocols
§ show ip ospf interface
§ show ip ospf neighbor
§ show ip ospf database

11. Pastikan antar PC host dapat saling terhubung dengan menggunakan perintah ping.
12. Lakukan tracert antar PC host.
13. Catat hasil percobaan pada laporan.

Teknik Multimedia dan Jaringan 50 50


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

b) Percobaan 2
1. Lakukan konfigurasi jaringan seperti berikut menggunakan routing protokol OSPF
dengan Multi Area.

2. Konfigurasi IP address, subnet mask pada interface masing-masing Router.

Router0 Router1 Router2 Router3


Interface
192.168.1.1 172.16.1.1
Fa0/0 N/A N/A
255.255.255.0 255.255.0.0
10.0.0.1 10.0.0.2 10.1.1.2 10.2.2.2
Se0/2/0
255.255.255.252 255.255.255.252 255.255.255.252 255.255.255.252
10.1.1.1 10.2.2.1
Se0/2/1 N/A N/A
255.255.255.252 255.255.255.252

3. Setting clock rate pada interface serial router di sisi DCE.


4. Konfigurasi IP address, subnet mask dan gateway pada PC host.

Device IP Address Subnetmask Gateway


PC0 192.168.1.2 255.255.255.0
PC1 172.16.1.2 255.255.0.0

5. Lakukan konfigurasi routing protokol OSPF pada masing-masing router dengan


memperhatikan Area dari masing-masing network yang didaftarkan pada router.
6. Lakukan analisa dengan melakukan perintah :
§ show run
§ show ip interface brief
§ show ip route
§ show ip protocols
§ show ip ospf interface

Teknik Multimedia dan Jaringan 51 51


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

§ show ip ospf neighbor


§ show ip ospf database
7. Pastikan antar PC host dapat saling terhubung dengan menggunakan perintah ping.
8. Lakukan tracert antar PC host.
9. Catat hasil percobaan pada laporan.
c) Percobaan 3
d) Buatlah jaringan menggunakan peralatan yang tersedia dilab seperti pada skema
percobaan 1.
e) Aturlah menjadi 2 grup masing-masing terdiri dari 3 kelompok praktikum untuk
mengkonfigurasi masing-masing router.
f) Hubungkan semua perangkat seperti pada topologi jaringan percobaan 1.
g) Setelah semua alat terpasang dengan sempurna, nyalakan router.
h) Konfigurasi masing-masing perangkat router dan PC host sesuai dengan langkah
percobaan pada simulasi.
i) Lakukan pengetasan jaringan dengan melakukan ping dan tracert dari PC antar
jaringan.
j) Apabila belum terkoneksi lakukan pengecekan semua perangkat, sambungan kabel dan
konfigurasi pada Cisco router.
k) Catat hasil konfigurasi pada laporan lengkap.

V. Laporan Resmi
Tulis hasil percobaan, analisa hasilnya dan beri kesimpulan.

VI. Tugas
1. Sebutkan kelebihan dari routing protocol OSPF!
2. Jelaskan cara penentuan jalur terbaik pada routing OSPF!
3. Berapa nilai Adminstrative Distance (AD) routing OSPF!
4. Jelaskan konsep Area pada routing OSPF!

Teknik Multimedia dan Jaringan 52 52


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

MODUL VI
VIRTUAL LAN (VLAN)

I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja VLAN
2. Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi VLAN

II. Dasar Teori


VLAN merupakan suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti
LAN, hal ini mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa harus
menuruti lokasi fisik peralatan. Penggunaan VLAN akan membuat pengaturan jaringan
menjadi sangat fleksibel dimana dapat dibuat segmen yang bergantung pada organisasi atau
departemen, tanpa bergantung pada lokasi workstation seperti pada gambar berikut.

Keuntungan penggunaan VLAN antara lain:


1. Security – keamanan data dari setiap divisi dapat dibuat tersendiri, karena
segmennya bisa dipisah secarfa logika. Lalu lintas data dibatasi segmennya.

Teknik Multimedia dan Jaringan 53 53


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

2. Cost reduction – penghematan dari penggunaan bandwidth yang ada dan dari
upgrade perluasan network yang bisa jadi mahal.
3. Higher performance – pembagian jaringan layer 2 ke dalam beberapa kelompok
broadcast domain yang lebih kecil, yang tentunya akan mengurangi lalu lintas packet
yang tidak dibutuhkan dalam jaringan.
4. Broadcast storm mitigation – pembagian jaringan ke dalam VLAN-VLAN akan
mengurangi banyaknya device yang berpartisipasi dalam pembuatan broadcast
storm. Hal ini terjadinya karena adanya pembatasan broadcast domain.
5. Improved IT staff efficiency – VLAN memudahkan manajemen jaringan karena
pengguna yang membutuhkan sumber daya yang dibutuhkan berbagi dalam segmen
yang sama.
6. Simpler project or application management – VLAN menggabungkan para
pengguna jaringan dan peralatan jaringan untuk mendukung perusahaan dan
menangani permasalahan kondisi geografis.
VLAN dibangun menggunakan berbagai perangkat, seperti: switch, router, PC, dan
sebagainya. Tentunya diperlukan hubungan atau link diantara perangkat-perangkat tersebut.
Link seringkali disebut sebagai interface. Ada dua jenis link yang digunakan, yaitu :
1. Access Link
Access Link merupakan tipe link yang umum dan dimiliki oleh hampir semua jenis
switch VLAN. Access Link lazimnya digunakan untuk menghubungkan komputer dan
switch. Access link tidak lain merupakan port switch yang sudah terkonfigurasi. Selama
proses transfer data, switch akan membuang informasi tentang VLAN. Anggota suatu
VLAN tidak bisa berkomunikasi dengan VLAN yang lain, kecuali dihubungkan dengan
router. Access Link hanya mendukung teknologi Ethernet biasa (10Mbps) dan Fast
Ethernet (100Mbps).
2. Trunk Link
Trunk Link digunakan untuk menghubungkan switch dengan switch yang lain,
switch dengan router, atau switch dengan server. Jadi, port telah dikonfigurasi untuk dilalui
berbagai VLAN (tidak hanya sebuah VLAN).
Trunk Link hanya mendukung teknologi Fast Ethernet (100Mbps) dan Gigabit
Ethernet ( 1000Mbps).

Teknik Multimedia dan Jaringan 54 54


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

Cara Kerja Vlan


VLAN diklasifikasikan berdasarkan metode (tipe) yang digunakan untuk
mengklasifikasikannya, baik menggunakan port, MAC addresses dsb. Semua informasi yang
mengandung penandaan/pengalamatan suatu vlan (tagging) di simpan dalam suatu database
(tabel), jika penandaannya berdasarkan port yang digunakan maka database harus
mengindikasikan port-port yang digunakan oleh VLAN.
Untuk mengaturnya maka biasanya digunakan switch/bridge yang manageable atau yang
bisa di atur. Switch/bridge inilah yang bertanggung jawab menyimpan semua informasi dan
konfigurasi suatu VLAN dan dipastikan semua switch/bridge memiliki informasi yang sama.
Switch akan menentukan kemana data-data akan diteruskan dan sebagainya. atau dapat pula
digunakan suatu software pengalamatan (bridging software) yang berfungsi
mencatat/menandai suatu VLAN beserta workstation yang didalamnya.untuk menghubungkan
antar VLAN dibutuhkan router.
Satu VLAN adalah satu broadcast domain, sehingga satu buah komputer di sebuah
VLAN tidak dapat terkoneksi dengan komputer yang berbeda VLAN. Agar komputer yang
berbeda VLAN dapat terkoneksi maka dibutuhkan perangkat layer 3 yaitu router. Persyaratan
router yang dapat dipakai untuk routing VLAN adalah router tersebut harus bisa dibuat
trunking ke switch. Oleh karena itu, router-nya harus tersedia interface fastethernet, selain itu
IOS untuk router tersebut juga harus mendukung trunking. Cirinya adalah interface-nya bisa
dibuat subinterface, dan mendukung enkapsulasi ISL serta DOT1Q.
Sub-interface adalah beberapa interface virtual yang diasosiasikan dengan interface
physical. Sub-interface ini dikonfigurasikan dengan software pada router yang secara
independent dikonfigurasikan dengan ip address dan VLAN untuk beroperasi pada VLAN
tertentu. Sub-interface dikonfigurasikan untuk beberapa subnet yang berbeda namun
berhubungan dengan VLAN lain yang memfasilitasi routing secara logical sebelum frame data
di tag VLAN dan dikirimkan ke physical interface.
Inter-VLAN routing adalah proses mem-forward traffic network dari satu VLAN ke
VLAN lain menggunakan router. VLAN diasosiasikan dengan IP subnet yang unik pada
network. Konfigurasi subnet akan memfasilitasi proses routing pada lingkungan beberapa
VLAN. Ketika kita menggunakan router untuk memfasilitasi inter-VLAN routing, interface
pada router dapat dihubungkan dengan VLAN yang berbeda. Setiap device pada VLAN
tersebut mengirimkan traffic melalui router untuk mencapai VLAN lain.

Teknik Multimedia dan Jaringan 55 55


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

1. Konfigurasi VLAN pada Switch


Untuk melakukan konfigurasi VLAN dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
a. Menambahkan atau mendefinisikan VLAN
Langkah awal untuk melakukan konfigurasi Routing Protokol VLAN adalah
dengan membuat VLAN pada masing-masing switch dengan menggunakan
perintah berikut:
Membuat VLAN satu persatu:
Switch(config)#vlan [nomor_vlan]
Switch(config-vlan)#name [nama_vlan]
Switch(config-vlan)#exit
Membuat VLAN sekaligus:
Switch#vlan database
Switch(vlan)#vlan [nomor_vlan] name [nama_vlan]
b. Mendaftarkan port switch ke VLAN
Umumnya tiap-tiap port pada interface switch memiliki VLAN 1 yang
dipilih secara default, oleh karena itu untuk mengganti pengaturan VLAN pada
tiap-tiap port interface switch digunakan perintah berikut:
Pilih switch yang ingin diatur lalu masuk ke mode global configuration,
lalu jalankan.
Switch(config)#interface [nama_interface] [port_interface]
Switch(config-if)#switchport access vlan [nomor_vlan]
Switch(config-if)#exit
Atau bisa juga mengatur sekaligus dengan menggunakan interface range
Switch(config)# interface range [nama_interface]
[port_interface], [nama_interface] [port_interface]
Switch(config-if)#switchport access vlan [nomor_vlan]
Switch(config-if)#exit
Untuk menghapus pengaturan VLAN pada tiap port dapat dilakukan cukup
dengan menambahkan perintah “no” didepan perintah “switchport access
vlan [nomor_vlan]”.
c. Mengatur Port Trunk
Untuk menghubungkan beberapa VLAN maka dibutuhkan sebuah Trunk
sebagai akses jalur keluar masuknya data, untuk mengatur suatu perangkat router
menjadi sebuah Trunk, yaitu dengan menggunakan perintah:
Switch(config)#interface [nama_interface] [port_interface]
Switch(config-if)#switchport mode trunk

Teknik Multimedia dan Jaringan 56 56


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

Switch(config-if)#exit
2. Konfigurasi VLAN pada Router
Langkah terakhir dalam melakukan konfigurasi VLAN adalah dengan
melakukan encapsulation atau membungkus sub-sub interface pada router
dengan menggunakan protokol trunking yaitu dot1q. Berikut perintah
lengkapnya:
Pastikan untuk mengatur interface utama dalam posisi up.
Router(config)#interface [nama_interface] [port_interface]
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Setelah interface utama posisi up, selanjutnya lakukan konfigurasi pada
masing-masing sub interface
Router(config)#interface [nama_interface] [port_int].[sub_int]
Router(config-subif)#encapsulation dot1q [nomor_vlan]
Router(config-subif)#ip address [alamat_ip] [subnet_mask]
3. Contoh Konfigurasi Routing Protokol VLAN
Berikut ini contoh konfigurasi VLAN dengan menggunakan dua switch
dengan satu router yang berfungsi sebagai Trunk dengan topologi seperti gambar
berikut.

Konfigurasi VLAN pada S1:


Switch(config)#vlan 10
Switch(config-vlan)#name Saber
Switch(config-vlan)#vlan 20
Switch(config-vlan)#name Venom

Teknik Multimedia dan Jaringan 57 57


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

Switch(config-vlan)#exit
Switch(config)#interface fastEthernet 0/1
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#interface fastEthernet 0/5
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#interface fastEthernet 0/6
Switch(config-if)#switchport access vlan 10

Konfigurasi VLAN pada S2:


Switch(config)#vlan 10
Switch(config-vlan)#name Saber
Switch(config-vlan)#vlan 20
Switch(config-vlan)#name Venom
Switch(config-vlan)#exit
Switch(config)#interface fastEthernet 0/1
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#interface fastEthernet 0/18
Switch(config-if)#switchport access vlan 20

Konfigurasi VLAN pada R1:


Switch(config)#interface gigabitethernet 0/1
Switch(config-if)#no shutdown
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface gigabitethernet 0/1.1
Switch(config-subif)#encapsulation dot1Q 1
Switch(config-subif)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
Switch(config)#interface gigabitethernet 0/1.10
Switch(config-subif)#encapsulation dot1Q 10
Switch(config-subif)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.0
Switch(config)#interface gigabitethernet 0/1.20
Switch(config-subif)#encapsulation dot1Q 20
Switch(config-subif)#ip address 192.168.20.1 255.255.255.0

III. Peralatan
1. Perangkat PC dengan software Packet Tracer
2. Kabel Rollover (console)
3. Kabel UTP Straight
4. Kabel Serial DTE-DCE
5. Switch
6. Router

Teknik Multimedia dan Jaringan 58 58


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

IV. Prosedur Praktikum


1. Bentuk topologi jaringan seperti pada gambar dibawah:

2. Atur pengalamatan IP pada perangkat menggunakan parameter dibawah:


Perangkat Interface IP Address Subnet Mask Gateway
Fa0/0.10 192.168.10.1 255.255.255.0 N/A
Router Fa0/0.20 192.168.20.1 255.255.255.0 N/A
Fa0/0.30 192.168.30.1 255.255.255.0 N/A
PC0 N/A 192.168.10.2 255.255.255.0 192.168.10.1
PC1 N/A 192.168.10.3 255.255.255.0 192.168.10.1
PC2 N/A 192.168.20.2 255.255.255.0 192.168.20.1
PC3 N/A 192.168.20.3 255.255.255.0 192.168.20.1
PC4 N/A 192.168.30.2 255.255.255.0 192.168.30.1
PC5 N/A 192.168.30.3 255.255.255.0 192.168.30.1

3. Lakukan konfigurasi VLAN pada switch

Port Switch No VLAN Nama VLAN


Fa0/1 – Fa0/2 VLAN 10 ELEKTRO
Fa0/3 – Fa0/4 VLAN 20 SIPIL
Fa0/5 – Fa0/6 VLAN 30 MESIN
Fa0/24 TRUNK N/A

Teknik Multimedia dan Jaringan 59 59


PRAKTIKUM ROUTING SWITCHING

4. Lakukan analisa dengan melakukan perintah :


Pada perangkat switch:
§ show run
§ show vlan
Pada perangkat router:
§ show run
§ show ip interface brief
§ show ip route
§ show ip protocols
5. Pastikan antar PC host dapat saling terhubung dengan menggunakan perintah ping.
6. Lakukan tracert antar PC host.
7. Catat hasil percobaan pada laporan.

V. Laporan Resmi
Tulis hasil percobaan, analisa hasilnya dan beri kesimpulan.

VI. Tugas
1. Jelaskan cara kerja VLAN sehingga dapat membagi broadcast domain dijaringan?
2. Sebutkan keuntungan menggunakan VLAN dijaringan!
3. Jelaskan perbedaan link access dan Trunk pada VLAN!

Teknik Multimedia dan Jaringan 60 60

Anda mungkin juga menyukai