Anda di halaman 1dari 44

[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

Materi Praktikum 1
CISCO IOS

PENDAHULUAN

Apa itu Cisco IOS ?


Cisco IOS adalah sebuah operating system dalam perangkat-perangkat Cisco. Kepanjangan
dari Cisco IOS adalah Cisco Internetwork Operating System. Sama seperti PC, perangkat-
perangkat Cisco tanpa operating system tidak akan berfungsi. Router, LAN Switch, Wireless
AP adalah contoh perangkat-perangkat yang menggunakan Cisco IOS.

Cisco IOS menyediakan layanan-layanan berupa :


 Basic routing dan fungsi switching
 Keamanan dalam mengakses sumber jaringan
 Network scalability

Port dari router terdiri dari 3 port utama yang biasanya sering digunakan, yaitu Port
Konfigurasi, LAN dan WAN.

Port Konfigurasi, sesuai namanya, port ini digunakan untuk mengkonfigurasi suatu router
melalui sebuah PC. Port konfigurasi ini pun terbagi menjadi 2 port, yaitu :

a) Direct Port
Direct port merupakan port yang CLI IOS nya dapat diakses dengan menggunakan
console. Sesuai dengan namanya, port ini harus terhubung langsung (direct) pada
jaringan. Mengakses melalui console adalah ketika perangkat belum dikonfigurasi,
saat trouble shooting ketika remote perangkat tidak bisa dan ketika recovery
password

b) Undirect Port
Merupakan kebalikan dari port direct. Yaitu port yang CLI IOSnya dapat diakses
dengan menggunakan auxilary, port ini tidak harus terhubung langsung pada
jaringan atau bisa dengan sebah cara yang disebut remote PSTN. Biasanya
mengakses melalui Auxilary Port ketika console port tidak dapat berfungsi. Auxilary
port merupakan port yang jarang digunakan.

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 1


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

Port LAN dapat diakses dengan menggunakan ethernet dan port WAN dapat diakses dengan
menggunakan serial.

Cara Kerja / Mode IOS


Mode-mode Cisco IOS didesain secara hierarki, maksudnya mempunyai struktur secara
hirarki. Secara umum Cisco IOS mempunyai mode-mode atau cara kerja yaitu User Executive
Mode (User Exec), Previlege Executive Mode (Previllege Exec), dan Global Configuration
Mode. Tujuan adanya mode-mode konfigurasi diatas adalah agar konfigurasinya rapih,
aman, dan bertahap dimasing-masing level.

a) User Exec Mode


Hirarki user exec mode ditandai dengan tanda ‘>’, misalnya ‘Router>’ atau ‘Switch>’.
Hal tersebut menunjukan kita berada di user exec mode. Command ini memiliki
akses yang terbatas dan user hanya bisa melihat interface perangkat, versi
perangkat, dll.

b) Previllege Exec Mode


Hirarki previllege exec mode ditandai dengan tanda ‘#’, misalnya ‘Router#’ atau
‘Switch#’. Hal tersebut menunjukan kita berada di previllege exec mode. Di
previllege exec mode ini user dapat mengkonfigurasi perangkat, ini merupakan
tahap kedua setelah exec mode.

c) Global Configuration Mode


Hirarki global configuration mode ditandai dengan tanda ‘(config)#’, misalnya
‘Router(config)#’ atau ‘Switch(config)#’. Hal tersebut menunjukan kita berada di
global configuration mode. Di global configuration ini user dapat mengkonfigurasi
interface, filtering, line untuk bisa remote, dan juga merupakan awal seluruh
konfigurasi.

Jenis Kesalahan (Error)


Jenis-jenis kesalahan atau error dalam penulisan syntax pada CLI (Command Line Interfaces)
terbagi menjadi 3, yaitu :

a) Incomplete
Muncul manakala mengetik command yang belum lengkap, artinya IOS belum bisa
menerjemahkan secara lengkap

b) Ambigu
Hal ini berarti IOS masih ‘bingung’ karena command yang dimasukkan multi-taksir
(memiliki arti atau bentuk penulisan yang hampir sama)

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 2


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

c) Invalid
Hal ini berarti syntax/command yang dimasukkan kedalam CLI memang salah

Praktikum

Struktur Jaringan

Security System pada IOS

1. Mengamankan (secure) dari user ke previllege. Caranya dengan membuat


password/kata kunci, membuatnya di global configuration dengan syntax ‘enable
password’

Router>en
Router#conf t
Router(config)#enable password 3NK2POLBAN

2. Enable secret, merupakan cara security yang meminta password lebih dari satu kali
(maksimal 2 kali). Tingkat kesulitan secret password lebih tinggi dibanding dengan
password. Karena secret password sudah di enkripsi, sehingga hacker tidak dapat
mengetahui secret password. Jika sudah tau secret password tidak perlu mengetahui
password.

Router>en
Router#conf t
Router(config)#enable secret 3NK2POLBAN
Router(config)#exit

Efek dari pembuatan password tersebut adalah sebagai berikut :

Router>enable
Password:
Password:
Password:

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 3


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

Interface Jaringan

Router>enable
Password:
Password:
Router#config ter
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.1.100 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#line vty 0 4
Router(config-line)#password NIRKABEL
Router(config-line)#login
Router(config-line)#exit

Setelah menuliskan CLI tersebut, lakukan ping di PC ke Router :

PC>ping 192.168.1.100

Pinging 192.168.1.100 with 32 bytes of data:

Reply from 192.168.1.100: bytes=32 time=2ms TTL=255


Reply from 192.168.1.100: bytes=32 time=0ms TTL=255
Reply from 192.168.1.100: bytes=32 time=0ms TTL=255
Reply from 192.168.1.100: bytes=32 time=0ms TTL=255

Ping statictics for 192.168.1.100:


Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 2ms, Average = 0ms

Kesimpulan :
Jika pada saat di ping mendapat reply dari ip address tujuan (pada percobaan kali ini, ip
address tujuan adalah ip address dari router) maka dapat disimpulkan bahwa jaringan
antara router dan pc tersebut berhasil dibangun.

Lakukan pada hal yang sama telnet pada ip address routernya :

PC>telnet 192.168.1.100
Trying 192.168.1.100 ...Open

User Access Verification

Password:

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 4


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

Password:
Password:

Kesimpulan :
Dengan menggunakan telnet dari PC, kita seolah-olah merupakan user lain yang
menggunakan router yang telah kita konfigurasi sebelumnya. Maka untuk dapat mengakses
kedalam router diperlukan password seperti yang telah dibuat di CLI.

Membuat ‘Banner MOTD’

Di CLI router, masukkan command berikut :

Router>enable
Password:
Password:
Router#config ter
Router(config)#banner MOTD “Selamat Datang di Router NKPOLBAN12”

Maka efeknya dapat dilihat ketika kita telnet di PC :

PC>telnet 192.168.1.100
Trying 192.168.1.100 ...Open
Selamat Datang di Router NKPOLBAN12

User Access Verification

Password:
Password:
Password:

Kesimpulan Praktikum IOS :


Dalam praktikum ini dapat disimpulkan bahwa untuk mengamankan jarigan (router) yang
telah dibuat dapat menggunakan cara membuat password (enable password) atau dengan
menggunakan secret password. Hal ini dilakukan agar keamanan data router dapat terjaga
jika ada user lain yang menggunakan router yang sama.

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 5


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

Materi Praktikum 2
STATIC ROUTING & DYNAMIC ROUTING

PENDAHULUAN

Apa itu routing ?


Routing adalah proses dimana suatu item dapat sampai ke tujuan dari satu lokasi ke lokasi
lain. Beberapa contoh item yang dapat dirouting :mail, telepon call, dan data.
Di dalam jaringan, Router adalah perangkat yang digunakan untuk melakukan routing trafic.
Untuk dapat me"routing" segala sesuatu, Router, atau segala sesuatu yang dapat melakukan
fungsi routing, membutuhkan informasi sebagai berikut :

 Alamat tujuan/destination address (tujuan atau alamat item yang akan di routing)
 Mengenal sumber informasi, darimana sumber (router lain) yang dapat
dipejari/diakses oleh router dan memberikan jalur sampai ke tujuan
 Menemukan rute (rute atau jalur mana yang mungkin diambil sampai ke tujuan)
 Pemilihan rute (rute terbaik yang diambil untuk sampai ke tujuan atau rute tercepat
untuk cepat ketujuan)
 Menjaga informasi routing, menjaga jalur sampai ke tujuan yang sudah diketahui dan
paling sering terjadi/dilakukan)

Jenis-jenis Routing

Pada umumnya, roting terdiri dari 2 bagian besar, yaitu Static Routing dan Dynamic Routing.
Kedua hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Static Routing
Static routing (Routing Statis) adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statik
yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan. Routing static
pengaturan routing paling sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer. 
Menggunakan routing statik murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap
entri dalam  forwarding  table  di  setiap router yang berada di jaringan tersebut.
Penggunaan  routing  statik  dalam  sebuah  jaringan  yang  kecil  tentu  bukanlah
suatu masalah,  hanya  beberapa  entri  yang  perlu  diisikan  pada  forwarding table
di setiap router. Namun Anda tentu dapat membayangkan bagaimana jika harus
melengkapi forwarding table di setiap router yang  jumlahnya  tidak sedikit dalam 
jaringan yang besar.

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 6


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

Pada umumnya, static routing memiliki kekurangan dan kelebihan sebagai berikut :
Dilihat dari segi Kelebihan Kekurangan
Dapat mencegah terjadinya static routing yang
error dalam meneruskan menggunakan next hop akan
paket ke router tujuan mengalami multiple lookup
apabila router yang akan atau lookup yg berulang.
meneruskan paket memiliki lookup yg pertama yang
link yang terhubung dengan akan dilakukan adalah
Penggunaan Next
banyak router. Itu mencari network
Hop
disebabkan karena router tujuan,setelah itu akan
telah mengetahui next hop, kembali melakukan proses
yaitu IP Address router lookup untuk mencari
tujuan. interface mana yang
digunakan untuk
menjangkau next hopnya.
Proses lookup hanya akan Kemungkinan akan terjadi
terjadi satu kali saja ( single eror keteka meneruskan
lookup ) karena router akan paket. jika link router
langsung meneruskan paket terhubung dengan banyak
Penggunan Exit ke network tujuan melalui router, maka router tidak
Interface interface yang sesuai pada bisa memutuskan router
routing table mana tujuanya karena tidak
adanya next hop pada tabel
routing. karena itulah, akan
terjadi eror

Routing static dengan menggunakan next hop cocok digunakan untuk jaringan multi-
access network atau point to multipoint sedangkan untuk jaringan point to point,
cocok dengan menggunakan exit interface dalam mengkonfigurasi static route.

b) Dynamic Routing
Dynamic Routing (Router Dinamis) adalah sebuah router yang memiliki dan
membuat tabel routing secara otomatis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan
dan juga dengan saling berhubungan antara router lainnya. Protokol routing
mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan
saling memberikan informasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi
routing yang dapat mengubah isi forwarding table, tergantung keadaan jaringannya.
Dengan cara ini, router-router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan
mampu meneruskan data ke arah yang benar. Dengan kata lain, routing dinamik
adalah proses pengisian data routing di table routing secara otomatis.

Dynamic router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya
untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator
tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut.
Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 7


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah,


sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.

Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama
maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah  dynamic routing dibangun
berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh protokol routing. Protokol ini didesain
untuk mendistribusikan informasi yang secara dinamis mengikuti perubahan kondisi
jaringan. Protokol routing mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan
akurat. Protokol routng didesain tidak hanya untuk mengubah ke rute  backup  bila
rute utama tidak berhasil, namun juga didesain untuk menentukan rute mana yang
terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.

Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh admin.
Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan
menerima tabel routing. Pemeliharaan jalur dilakukan berdasarkan pada jarak
terpendek antara device pengirim dan device tujuan.

Dynamic Routing ini juga terbagi menjadi bermacam-macam jenisnya, yang


umumnya diketahui adalah sebagai berikut :

1) RIP (Routing Information Protocol)


2) IGRP (Internal Gateway Routing Protocol)
3) OSPF (Open Shortest Path First)
4) EIGRP (Enchanced Internal Gateway Routing Protocol)
5) BGP (Border Gateway Protocol)

Tabel Routing

Sebuah router mempelajari informasi routing dari mana sumber dan tujuannya yang
kemudian ditempatkan pada tabel routing .
Router akan berpatokan pada tabel ini, untuk memberitahu port yang akan digunakan untuk
meneruskan paket ke alamat tujuan

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 8


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

Jika jaringan tujuan tidak terhubung langsung di badan router, Router harus mempelajari
rute terbaik yang akan digunakan untuk meneruskan paket. Informasi ini dapat dipelajari
dengan cara manual oleh "network administrator". Pengumpulan informasi melalui proses
dinamik dalam jaringan.Jika jaringan tujuan, terhubung langsung (directly connected) di
badan router, Router sudah langsung mengetahui port yang harus digunakan untuk
meneruskan paket.

Dan secara garis besar, perbedaan antara static routing dan dynamic routing adalah sebagai
berikut :

Aspek Routing Static Routing Dynamic


Berfungsi pada protocol IP Pada interouting protocol
Informasi Router Tidak dapat membagi Membagi secara otomatis
Dibuat dan dihapus secara Dibuat dan dihapus secara
Routing Table
manual otomatis
Routing Protocol - RIP dan OSPF
Dukungan Microsoft Multihomed System RIP untuk IP dan IPX/SPX

Syntax
 Terminologi STATIC :
R1(config)#ip route (network tujuan) (Subnet Mask tujuan) (ip next hoop/exit int)
 Terminologi DEFAULT :
R1(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 (ip next hoop/exit int)
 Terminologi FLOAT :
R1(config)#ip route (network tujuan) (Subnet Mask tujuan) (ip next hoop/exit int)
255

Praktikum

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 9


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

1) Semua router diatur menjadi router static agar bisa berkomunikasi


Konfigurasi di R1
Router>enable
Router#config ter
Router(config)#ip route 172.31.0.0 255.255.255.0 172.31.1.193
Router(config)#ip route 172.31.1.128 255.255.255.192 172.31.1.193

Konfigurasi di R2
Router>enable
Router#config ter
Router(config)#ip route 172.31.1.0 255.255.255.128 172.31.1.194
Router(config)#ip route 172.31.1.128 255.255.255.192 172.31.1.198

Konfigurasi di Router 3
Router>enable
Router#config ter
Router(config)#ip route 172.31.0.0 255.255.255.0 s0/0/1
Router(config)#ip route 172.31.1.0 255.255.255.128 s0/0/1

2) Semua router diatur menjadi dinamic agar bisa berkomunikasi


Konfigurasi pada Router 1
Router>enable
Router#config ter
Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 s0/0/1

Konfigurasi pada Router 3


Router>enable
Router#config ter
Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.31.1.193

Kesimpulan

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 10


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

 Untuk bisa merouting, sebuah router harus tahu alamat tujuan, alamat asal/source,
rute awal yang mungkin, dan path/jalur terbaik
 Informasi routing adalah router mempelajai, baik static atau dinamik, kemudian
informasi tersebut di tempatkan di table routingnya
 Static route ditentukan oleh admin/user untuk mem-forward packet dari sumber ke
tujuan
 Untuk mengkonfigurasi sebuat static route, masukkan perintah ‘ip route’ dengan
diikuti parameter/syntax yang telah dituliskan sebelumnya
 Default rute adalah rute yang digunakan ketika rute dari sumber ke tujuan tidak
dikenali atau ketika tidak terdapat informasi yang cukup dalam tabel routing ke
network tujuan

Materi Praktikum 3

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 11


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

VLAN SEGMENTATION

PENDAHULUAN

Kinerja sebuah jaringan sangat dibutuhkan oleh organisasi terutama dalam hal
kecepatan dalam pengiriman data. Salah satu kontribusi teknologi untuk meningkatkan
kinerja jaringan adalah dengan kemampuan untuk membagi sebuah broadcast domain yang
besar menjadi beberapa broadcast domain yang lebih kecil dengan menggunakan VLAN.
Broadcast domain yang lebih kecil akan membatasi device yang terlibat dalam aktivitas
broadcast dan membagi device ke dalam beberapa grup berdasar fungsinya, se[erti layanan
databasse untuk unit akuntansi, dan data transfer yang cepat untuk unit teknik.

Teknologi VLAN (Virtual Local Area Network) bekerja dengan cara melakukan
pembagian network secara logika ke dalam beberapa subnet. VLAN adalah kelompok device
dalam sebuah LAN yang dikonfigurasi (menggunakan software manajemen) sehingga
mereka dapat saling berkomunikasi asalkan dihubungkan dengan jaringan yang sama
walaupun secara fisikal mereka berada pada segmen LAN yang berbeda. Jadi VLAN dibuat
bukan berdasarkan koneksi fisikal namun lebih pada koneksi logikal, yang tentunya lebih
fleksibel. Secara logika, VLAN membagi jaringan ke dalam beberapa subnetwork. VLAN
mengijinkan banyak subnet dalam jaringan yang menggunakan switch yang sama.

Dengan menggunakan VLAN, kita dapat melakukan segmentasi jaringan switch


berbasis pada fungsi, departemen atau pun tim proyek. Kita dapat juga mengelola jaringan
kita sejalan dengan kebutuhan pertumbuhan perusahaan sehingga para pekerja dapat
mengakses segmen jaringan yang sama walaupun berada dalam lokasi yang berbeda.
Contoh penerapan teknologi VLAN diberikan dalam Gambar 1.

Dengan dikeluarkannya VLAN maka sangat bermanfaat sekali untuk kemajuan


pembagian Network agar lebih efisien. Pengertian dari VLAN (Virtual LAN) adalah suatu

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 12


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti LAN, hal ini mengakibatkan
suatu network dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik peralatan.
Penggunaan VLAN akan membuat pengaturan jaringan menjadi sangat fleksibel karena
dapat dibuat segmen yang bergantung pada organisasi, tanpa bergantung
lokasi workstations.

Keuntungan VLAN

1. Security – keamanan data dari setiap divisi dapat dibuat tersendiri, karena
segmennya bisa dipisah secara logika. Lalu lintas data dibatasi segmennya.
2. Cost reduction – penghematan dari penggunaan bandwidth yang ada dan dari
upgrade perluasan network yang bisa jadi mahal.
3. Higher performance – pembagian jaringan layer 2 ke dalam beberapa kelompok
broadcast domain yang lebih kecil, yang tentunya akan mengurangi lalu lintas packet
yang tidak dibutuhkan dalam jaringan.
4. Broadcast storm mitigation – pembagian jaringan ke dalam VLAN-VLAN akan
mengurangi banyaknya device yang berpartisipasi dalam pembuatan broadcast
storm. Hal ini terjadinya karena adanya pembatasan broadcast domain.
5. Improved IT staff efficiency– VLAN memudahkan manajemen jaringan karena
pengguna yang membutuhkan sumber daya yang dibutuhkan berbagi dalam segmen
yang sama
6. Simpler project or application management – VLAN menggabungkan para pengguna
jaringan dan peralatan jaringan untuk mendukung perusahaan dan menangani
permasalahan kondisi geografis

Identitas VLAN

Untuk memberi identitas sebuah VLAN digunakan nomor identitas VLAN yang dinamakan
VLAN ID. Digunakan untuk menandai VLAN yang terkait. Dua range VLAN ID adalah:

a. Normal Range VLAN (1 – 1005)

 digunakan untuk jaringan skala kecil dan menengah.


 Nomor ID 1002 s.d. 1005 dicadangkan untuk Token Ring dan FDDI VLAN.
 ID 1, 1002 – 1005 secara default sudah ada dan tidak dapat dihilangkan.
 Konfigurasi disimpan di dalam file database VLAN, yaitu vlan.dat. file ini
disimpan dalam memori flash milkik switch.
 VLAN trunking protocol (VTP), yang membantu manaejemn VLAN, nanti
dipelajari di bab 4, hanya dapat bekerja pada normal range VLAN dan
menyimpannya dalam file database VLAN.

b. Extended Range VLANs (1006 – 4094)

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 13


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

 Memampukan para service provider untuk memperluas infrastrukturnya kepada


konsumen yang lebih banyak. Dibutuhkan untuk perusahaan skala besar yang
membutuhkan jumlah VLAN lebih dari normal.
 Memiliki fitur yang lebih sedikit dibandingakn VLAN normal range.
 Disimpan dalam NVRAM (file running configuration).
 VTP tidak bekerja di sini.
 Switch catalys 2960 mendukung 255 normal range dan extended range.

Jenis VLAN

a. VLAN Data
VLAN Data adalah VLAN yang dikonfigurasi hanya untuk membawa data-data yang
digunakan oleh user. Dipisahkan dengan lalu lintas data suara atau pun manajemen
switch. Seringkali disebut dengan VLAN pengguna, User VLAN.

b. VLAN Default
Semua port switch pada awalnya menjadi anggota VLAN Default. VLAN Default untuk
Switch Cisco adalah VLAN 1. VLAN 1 tidak dapat diberi nama dan tidak dapat dihapus

c. Native VLAN
Native VLAN dikeluarkan untuk port trunking 802.1Q. port trunking 802.1Q mendukung
lalu lintas jaringan yang datang dari banyak VLAN (tagged traffic) sama baiknya dengan
yang datang dari sebuah VLAN (untagged traffic). Port trunking 802.1Q
menempatkanuntagged traffic pada Native VLAN.

d. VLAN Manajemen
VLAN Manajemen adalah VLAN yang dikonfigurasi untuk memanajemen switch. VLAN 1
akan bekerja sebagai Management VLAN jika kita tidak mendefinisikan VLAN khusus
sebagai VLAN Manajemen. Kita dapat memberi IP address dan subnet mask pada VLAN
Manajemen, sehingga switch dapat dikelola melalui HTTP, Telnet, SSH, atau  SNMP

e. VLAN Voice
VLAN yang dapat mendukung Voice over IP (VoIP). VLAN yang dikhusukan untuk
komunikasi data suara

Jalur VLAN

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 14


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

1. Tradisional jadi mempunyai banyak jalur


2. TRUNKING yaitu VLAN yang mempunyai 1 jalur mempunyai teks yang
mengidentifikasikan beberapa VLAN atau jalurnya mempunyai banyak jalur logika dlam 1
fisik

Sedangkan port yang digunakan antara lain :


1. Port Access = port menghubungkan ke PC (Data user)
2. Port Trunking = port yang menghubungkan antar SWITCH

Praktikum

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 15


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

Pengaturan VLAN :
VLAN 10 = SALES (172.16.10.0/24) : port 1-8
VLAN 20 = HR (172.16.20.0/24) : port 9-14
VLAN 30 = IT (172.16.30.0/24) : port 15-20

a. VLAN 1
Masing-masing VLAN memiliki 1 console, karena ada 3 VLAN, maka ada 3 console menuju
ke end devices

CLI (Command Line Interfaces) :

• Pengaturan di Switch 1

Switch>enable
Switch#config t
Switch(config)#hostname SW01
SW01(config)#enable secret class
SW01(config)#line console 0
SW01(config-line)#password ciscocon
SW01(config-line)#login
SW01(config-line)#exit
SW01(config)#line vty 0 15
SW01(config-line)#password cisconet
SW01(config-line)#login
SW01(config-line)#exit

• Identitas/Nama VLAN (masih di Switch 1)

SW01(config)#vlan 10
SW01(config-vlan)#name SALES
SW01(config-vlan)#exit
SW01(config)#vlan 20
SW01(config-vlan)#name HR

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 16


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

SW01(config-vlan)#exit
SW01(config)#vlan 30
SW01(config-vlan)#name IT
SW01(config-vlan)#end

• Pengaturan InterfaceVLAN

VLAN 10 (SALES)
SW01#config t
SW01(config)#interface range fa0/1 - 8
SW01(config-if-range)#switchport mode access
SW01(config-if-range)#switchport access vlan 10

VLAN 20 (HR)
SW01#config t
SW01(config)#interface range fa0/9 - 14
SW01(config-if-range)#switchport mode access
SW01(config-if-range)#switchport access vlan 20

VLAN 30 (IT)
SW01#config t
SW01(config)#interface range fa0/15 - 20
SW01(config-if-range)#switchport mode access
SW01(config-if-range)#switchport access vlan 30

Praktikum 2 : VLAN dengan TRUNKING

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 17


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

Lalu dibuat trunking dengan hanya menggunakan 1 console untuk 3 VLAN

Ditambahkan syntax trunking pada CLI seperti berikut :

SW01#config t
SW01(config)#interface fa0/22
SW01(config-if)#switchport mode trunk

SW01#config t
SW01(config)#interface vlan 20
SW01(config-if)#ipaddress 10.10.10.50 255.255.255.0

Praktikum 3 : VLAN ditambahkan dengan STICKY ROUTER

Jika ditambahkan STICKY ROUTER

Ditambahkan syntax sticky pada CLI router seperti berikut :

Router>en
Router#conf t
Router(config)#hostname GATEWAY
GATEWAY(config)#enable secret class

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 18


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

GATEWAY(config)#int fa0/0
GATEWAY(config-if)#ip address 10.10.10.1 255.255.255.0
GATEWAY(config-if)#no shutdown
GATEWAY(config-if)#exit
GATEWAY(config)#int fa0/1
GATEWAY(config-if)#ip address 10.10.20.1 255.255.255.0
GATEWAY(config-if)#no shutdown
GATEWAY(config)#int eth0/0/0
GATEWAY(config-if)#ip address 10.10.30.1 255.255.255.0
GATEWAY(config-if)#no shutdown
GATEWAY(config-if)#exit
GATEWAY(config-subif)#encapsulation dot1Q 10
GATEWAY(config-subif)#int fa0/0.20
GATEWAY(config-subif)#encapsulation dot1Q 20
GATEWAY(config-subif)#ip address 10.10.20.1 255.255.255.0
GATEWAY(config-subif)#int fa0/0.30

Analisa dan Kesimpulan :


Trunking digunakan untuk mengirit jumlah kabel yang digunakan antar router. seperti
pada praktikum diatas, pada pertama kalinya satu buah VLAN dihubungkan ke VLAN yang
sama dengan satu console. Sehingga, jika ada 3 VLAN, maka akan digunakan 3 saluran
console.
Jika digunakan trunking, 3 VLAN dihubungkan ke VLAN lain dengan 1 console saja. Secara
fisik, penggunaan kabel lebih irit.

Materi Praktikum 3

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 19


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

ROUTING DAN SWITCHING

PENDAHULUAN

Routing adalah proses pengiriman data maupun informasi dengan meneruskan paket


data yang dikirim dari jaringan satu ke jaringan lainnya.

Konsep Dasar Routing

Bahwa dalam jaringan WAN kita sering mengenal yang namanya TCP/IP (Transmission
Control Protocol/ Internet Protocol) sebagai alamat sehingga pengiriman paket data
dapat sampai ke alamat yang dituju (host tujuan). TCP/IP membagi tugas masing-
masingmulai dari penerimaan paket data sampai pengiriman paket data dalam sistem
sehingga jika terjadi permasalahan dalam pengiriman paket data dapat dipecahkan
dengan baik. Berdasarkan pengiriman paket data routing dibedakan menjadi routing
lansung dan routing tidak langsung.

 Routing langsung merupakan sebuah pengalamatan secara langsung menuju alamat


tujuan tanpa melalui host lain. Contoh: sebuah komputer dengan alamat 192.168.1.2
mengirimkan data ke komputer dengan alamat 192.168.1.3
 Routing tidak langsung merupakan sebuah pengalamatan yang harus melalui alamat
host lain sebelum menuju alamat hort tujuan. (contoh: komputer dengan alamat
192.168.1.2 mengirim data ke komputer dengan alamat 192.1681.3, akan tetapi
sebelum menuju ke komputer dengan alamat 192.168.1.3, data dikirim terlebih
dahulu melalui host dengan alamat 192.168.1.5 kemudian dilanjutkan ke alamat host
tujuan.

Jenis Konfigurasi Routing

1. Minimal Routing merupakan proses routing sederhana dan biasanya hanya


pemakaian lokal saja.
2. Static Routing, dibangun pada jaringan yang memiliki banyak gateway. jenis ini hanya
memungkinkan untuk jaringan kecil dan stabil.
3. Dinamic Routing, biasanya digunakan pada jaringan yang memiliki lebih dari satu rute.
Dinamic routing memerlukan routing protocol untuk membuat tabel routing yang
dapat memakan resource komputer.

Praktikum
D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 20
[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

Tujuan :
Jika PC-A akan mengirim packet ke PC-B, router yang harus dilewati adalah router JKT-
SMRG-SBY lalu paclet akan tiba di router B. Jika PC-B akan membalas ke PC-A, jalur router
yang harus dilewati adalah router SBY-YGY-JKT lalu packet akan sampai ke PC-A.

Konfigurasi CLI :
 Di router JKT
JKT#en
JKT#conf t
JKT(config)#enable secret class
JKT(config)#line console 0
JKT(config-line)#password ciscocon
JKT(config-line)#login
JKT(config-line)#exit
JKT(config)#line vty 0 4
JKT(config-line)#password cisconet
JKT(config-line)#login
JKT(config-line)#exit
JKT(config)#service password-encryption
JKT(config)#int gi0/0
JKT(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
JKT(config-if)#int serial0/0/0
JKT(config-if)#ip address 172.16.0.1 255.255.255.252
JKT(config-if)#no shutdown
JKT(config-if)#clock rate 72000
JKT(config-if)#int serial 0/0/1
JKT(config-if)#ip address 172.16.0.6 255.255.255.252

 Di router SMRG
SMRG>en
SMRG#conf t
SMRG(config)#enable secret class
SMRG(config)#line console 0
SMRG(config-line)#password ciscocon
SMRG(config-line)#login
SMRG(config-line)#exit
SMRG(config)#line vty 0 4
SMRG(config-line)#password cisconet
SMRG(config-line)#login
SMRG(config-line)#exit
SMRG(config)#service password-encryption

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 21


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

SMRG(config)#int serial 0/0/1


SMRG(config-if)#ip address 172.16.0.9 255.255.255.252
SMRG(config-if)#no shutdown
SMRG(config-if)#int serial 0/0/0
SMRG(config-if)#ip address 172.16.0.2 255.255.255.252
SMRG(config-if)#clock rate 72000
SMRG(config-if)#exit

 Di router SBY
SBY>en
SBY#conf t
SBY(config)#enable secret class
SBY(config)#line console 0
SBY(config-line)#password ciscocon
SBY(config-line)#login
SBY(config-line)#exit
SBY(config)#line vty 0 4
SBY(config-line)#password cisconet
SBY(config-line)#login
SBY(config-line)#exit
SBY(config)#service password-encryption
SBY(config)#int gi0/0
SBY(config-if)#ip address 10.10.10.1 255.255.255.0
SBY(config-if)#int se0/0/0
SBY(config-if)#ip address 172.16.0.10 255.255.255.252
SBY(config-if)#no shutdown
SBY(config-if)#clock rate 72000
SBY(config-if)#int se0/0/1
SBY(config-if)#ip address 192.168.0.1 255.255.255.252
SBY(config-if)#no shutdown
SBY(config-if)#exit
SBY(config)#interface GigabitEthernet0/0
SBY(config-if)#no shutdown

 Di router YGY
YGY>en
YGY#conf t
YGY(config)#enable secret class
YGY(config)#line console 0
YGY(config-line)#password ciscocon
YGY(config-line)#login
YGY(config-line)#exit
YGY(config)#line vty 0 4
YGY(config-line)#password cisconet
YGY(config-line)#login
YGY(config-line)#exit
YGY(config)#service password-encryption
YGY(config)#int se0/0/0
YGY(config-if)#ip address 192.168.0.2 255.255.255.252
YGY(config-if)#no shutdown
YGY(config-if)#int se0/0/1
YGY(config-if)#ip address 172.16.0.5 255.255.255.252
YGY(config-if)#no shutdown
YGY(config-if)#int se0/0/0
YGY(config-if)#ip address 192.168.0.2 255.255.255.252

Lalu lakukan ip route di masing-masing router seperti berikut.


D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 22
[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

1. Router JKT : JKT(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.0 s0/0/0


2. Router SMRG : SMRG(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.0 s0/0/1
3. Router SBY : SBY(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 s0/0/0
4. Router YGY : YGY(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 s0/0/1

Materi Praktikum 4
D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 23
[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

CONFIGURING RIPng (RIP IPv6)

PENDAHULUAN

Pengertian RIP

RIP adalah Routing protokol yang menggunakan algoritma distance vector, yaitu


algortimaBellman-Ford. Pertama kali dikenalkan pada tahun 1969 dan merupakan algoritma
routing yang pertama pada ARPANET. Versi awal dari routing protokol ini dibuat oleh Xerox
Parc’s PARC Universal Packet Internetworking dengan nama Gateway Internet Protocol.
Kemudian diganti nama menjadi Router Information Protocol (RIP) yang merupakan
bagian Xerox network Services.

RIP yang merupakan routing protokol dengan algoritma distance vector, yang
menghitung jumlah hop (count hop) sebagai routing metric. Jumlah maksimum dari hop
yang diperbolehkan adalah 15 hop. Tiap RIP router saling tukar informasi routing tiap 30
detik, melalui UDP port 520. Untuk menghindari loop routing, digunakan teknik split
horizon with poison reverse. RIP merupakan routing protocol yang paling mudah untuk di
konfigurasi.RIP memiliki 3 versi yaitu :

1. RIPv1 merupakan bagian dari distance vektor yang mencari hop terpendek atau
router terbaik,rip versi 1 juga merupakan classfull routing.
2. RIPv2 merupakan bagian dari distance vektor yang mencari hop terpendek atau
router terbaik,rip versi2 juga merupakan class list routing.
3. RIPng

Kelebihan Dari RIP sebagai berikut :

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 24


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

 Menggunakan metode Triggered Update.


 RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan
informasi routing.
 Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap
harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered
update).
 Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup
dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.

Kekurangan dari RIP sebagai berikut :


 Jumlah host Terbatas
 RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
 RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
 Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri
(informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada
 Hop CountRIP menghitung routing terbaik berdasarkan hop count dimana belum
tentu hop count yang rendah menggunakan protokol LAN yang bagus, dan bisasaja RIP
memilih jalur jaringan yang lambat.
 Hop Count Limit RIP tidak dapat mengatur hop lebih dari 15. Hal ini digunakan untuk
mencegah  loop pada jaringan.
 Classful Routing Only RIP menggunakan classful routing ( /8, /16, /24 ). RIP tidak
dapat mengatur  classless routing.

RIP mem-broadcast seluruh update routing tabelnya secara periodik (defaultnya setiap
30 detik), dalam mencapai network tujuannya RIP mencatat setiap network (router) yang
dilalui sebagai hop. RIP dikenal juga sebagai distance-vector routing algorithm yang berarti
menggunakan distance (jarak) sebagai cost (digunakan dalam metric routing protocol untuk
menentukan jalur terbaik menuju network tujuan) dan vector (arah) untuk mencapai
network tujuan. Vector hanya menunjukkan arah pada router yang ” bertetangga”, tidak
seluruh jalur network yang ada.

RIP akan bekerja baik hanya pada network berskala kecil, stabil dan berkecepatan tinggi.
Karena metric yang dipakai hanya mengandalkan jarak, jarak terpendeklah yang akan
dipakai sebagai jalur route, tidak ada parameter lain seperti speed link ataupun delay dari
interface suatu perangkat ( router ). RIP akan memilih route dengan jarak ke tujuannya
adalah 3 hop dengan kecepatan 56Kbps daripada route dengan jarak ke tujuannya adalah 4
hop dengan kecepatan 512Kbps. Selain itu, karena RIP mem-broadcast seluruh routing
tabelnya secara periodik hanya kepada network yang “bertetangga” langsung, ini
menyebabkan lambatnya informasi routing tabel yang telah diupdate sampai kepada
network yang tidak bertetangga langsung ( network yang sudah melalui banyak hop )
sehingga nilainya sudah tidak lagi valid. Karena dinilai lambat dalam pengumpulan informasi

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 25


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

update routing tabel dalam topologi jaringan ( Network Convergence ), hop dalam RIP
dibatasi hanya sampai 15, selain itu RIP juga sangat rawan akan terjadinya routing loop.

Untuk menangani kekurangannya, maka RIP memberlakukan hal - hal berikut :


 Route Poisoning : Digunakan untuk mengindikasikan pada router - router lain (“tanda
diracuni”) bahwa sebuah router sudah tidak terjangkau (lebih dari 15 hop) dan harus
dihapus dari routing tabel mereka.
 Split Horizon : Interface router tidak akan mengirimkan informasi update routing tabel
kepada interface router yang telah mengirimkan update routing tabel yang sama.
Artinya, tidak beguna memberikan informasi kepada pemberi informasi.
 Hold Down Timer : Metode yang digunakan untuk mengantisipasi keadaan network
yang tidak stabil, yang disebabkan oleh penyebaran informasi update routing tabel yang
belum tentu kevalidan nilainya. Dengan kata lain, hold down akan menjaga sebuah
router dalam mengumumkan perubahan routing tabelnya sampai kondisi network stabil
dan sebuah interface benar - benar sudah mendapatkan route terbaik. Untuk
menunggu keadaan network stabil, dibutuhkan parameter waktu yang bisa di-set.Ketika
router mendeteksi perubahan network, hold down timer dimulai, router akan
menunggu kestabilan network berdasarkan hold down timer yang telah ditentukan.
Ketika waktu yang ditentukan telah habis, router baru menginformasikan update
routing tabelnya.

RIP tidak bisa membaca subnet dalam pengalamatannya, RIP hanya bisa membaca Classfull
address, artinya dia hanya mengerti pengalamatan berdasarkan kelas address dengan
subnetmask default. - Kelas A ( 0 - 126 ) subnet mask 255.0.0.0 - KelasB ( 128 - 191 ) subnet
mask 255.255.0.0 - Kelas C ( 192 - 223 ) subnet mask 255.255.255.0 RIP tidak dilengkapi
perbekalan untuk bertukar informasi subnet antar router, network kita dan network tujuan
sebaiknya memliki subnet mask yang sama agar RIP dapat mengirimkan paket IP di seluruh
network kita, jika tidak RIP akan kesulitan untuk menentukan yang mana alamat network
dan yang mana alamat host karena RIP tidak mampu secara dinamis mengupdate atau
merubah subnet mask.

Perbedaan RIPv1, RIPv2 dan RIPng

Dynamic routing secara umum dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu Distance
Vector dan Link state routing protocol, antara lain : Routing Information Protocol (RIP)
dibagi lagi ada versi 1, versi 2 dan RIPng, Interior Gateway Routing Protocol (IGRP), dan
Enhanced Interior Gateway Routing protocol (EIGRP).

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 26


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

Pokok pembahasan disini adalah RIP. RIP atau Routing Information Protocol terbagi menjadi
3 jenis, yaitu RIPv1, RIPv2, dan RIPng.

 RIPv1
Menggunakan classful routing. Pembaruan routing periodik tidak membawa subnet
informasi, dukungan kurang untuk subnet mask panjang variable (VLSM). Keterbatasan
ini tidak memungkinkan untuk memiliki ukuran yang berbeda subnet yang sama dalam
kelas jaringan. Dengan kata lain, semua subnet dalam jaringan kelas harus memiliki
ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untukotentikasi router, membuat RIP
rentan terhadap berbagai versi RIP attacks. RIP versi 1 hanya ada jumlah hop 16 (0-15).
Jika ada lebih dari 16 hop antara dua router itu gagal untuk mengirim paket data ke
alamat tujuan. 

 RIPv2
Karena kekurangan dari spesifikasi asli RIP, maka RIP versi 2 (RIPv2) diciptakan
kemampuan yang dimiliki untuk membawa informasi subnet, sehinga mendukung
classless inter-domain routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas ke belakang,
jumlah hop limit 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya interoperate
dengan spesifikasi awal jika semua protokol bidang Harus Zero dalam pesan RIPv1 yang
benar ditentukan. Selain itu, fitur beralih kompatibilitas berbutir interoperabilitas
memungkinkan penyesuaian saja. Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak
perlu di host yang tidak berpartisipasi dalam routing, multicast RIPv2 tabel routing
seluruh untuk semua router berdekatan di alamat 224.0.0.9, sebagai lawan RIPv1 yang
menggunakan siaran. Pengalamatan unicast masih diperbolehkan untuk aplikasi khusus.

 RIPng
RIPng (RIP next generation) adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6,
generasi berikutnya Inter Protocol. Perbedaan utama antara RIPV2 dan RIPng adalah :
a. Dukungan dari jaringan IPv6.
b. Meskipun RIPv2 dukungan otentikasi RIPv1 update, RIPng tidak. Router IPv6 adalah
pada saat itu,   seharusnya menggunakan IPsec untuk otentikasi.
c. RIPv2 memungkinkan melampirkan tag sewenang-wenang untuk rute, RIPng tidak
d. Mengkodekan RIPv2 hop berikutnya ke setiap entri rute, RIPng membutuhkan
pengkodean khusus dari hop berikutnya untuk satu set entri rute.

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 27


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

Praktikum

Tujuan :
Masing-masing switch dan pc di setiap bagian dberikan IPv6 sebagai defaultnya. Dengan
menggunakan RIPng, diharuskan agar switch dan router bisa berkomunikasi dengan IPv6,
dan router harus mengerti IPv6 yang dikirimkan dari PC untuk berkomunikasi ke PC lain.

CLI :
 Konfigurasi Router 1
R1>en
R1#conf t
R1(config)#ipv6 unicast-routing
R1(config)#ipv6 router rip CISCO
R1(config-if)#ipv6 rip CISCO enable
R1(config-if)#int se0/0/0
R1(config-if)#ipv6 rip CISCO enable

 Konfigurasi Router 2
R2>en
R2#conf t
R2(config)#ipv6 unicast-routing
R2(config)#ipv6 router rip CISCO
R2(config-rtr)#int gi0/0
R2(config-if)#ipv6 rip CISCO enable
R2(config-if)#int se0/0/0
R2(config-if)#ipv6 rip CISCO enable
R2(config-if)#int se0/0/1
R2(config-if)#ipv6 rip CISCO enable

 Konfigurasi Router 3
R3#conf t
R3(config)#ipv6 unicast-routing
R3(config)#ipv6 router rip CISCO
R3(config-rtr)#int gi0/0
R3(config-if)#ipv6 rip CISCO enable

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 28


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

R3(config-if)#int se0/0/1
R3(config-if)#ipv6 rip CISCO enable

Analisa Praktikum :
 Syntax R2(config)#ipv6 unicast-routing
Agar router mengenali konfigurasi IPv6 yang menjadi standard IP di topologi tersebut

 Syntax R3(config)#ipv6 router rip CISCO


CISCO merupakan sebuah variabel agar router bisa berkomunikasi. Variabel ini harus
sama antar router agar router dapat berkomunikasi. Variabel ini tidak case sensitive.

 Syntax R1(config-if)#ipv6 rip CISCO enable


Mengaktifkan komunikasi IPv6 RIP di setiap interface serial router.

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 29


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

Materi Praktikum 5
CONFIGURING OSPFv2

Pendahuluan

OSPF  (Open Shortest Path First) adalah routing protocol yang secara umum bisa
digunakan oleh router lainnya (cisco, juniper, huawei, dll), maksudnya dari keterangan
diatas bahwa routing protocol OSPF ini dapat digunakan seluruh router yang ada di dunia ini
bukan hanya cisco, tetapi seluruhnya dapat mengadopsi routing protocol OSPF.

OSPF ini termasuk di kategori Link-state routing protocol (sama seperti EIGRP), Link-
state routing protocol ini ciri-cirinya memberikan informasi ke semua router, sehingga
setiap router bisa melihat topologinya masing. Cara updatenya itu secara Triggered update,
maksudnya tidak semua informasi yg ada di router akan dikirim seluruhnya ke router-router
lainnya, tetapi hanya informasi yang berubah/bertambah/berkurang saja yang akan di kirim
ke semua router dalam 1 area, sehingga meng-efektifkan dan meng-efisienkan bandwidth
yg ada, lalu convergencenya antar router sangatlah cepat, dikarenakan informasi yg
berubah/bertambah/berkurang saja yang dikirim ke router lainnya. Lalu tidak mudah terjadi
Routing loops, jika menggunakan routing protocol OSPF maka dibutuhkan power memory
dan proses yang lebih besar, dan OSPF itu sulit untuk di konfigurasi.
OSPF berdasarkan Open Standard, maksudnya adalah OSPF ini dapat dikembangkan dan
diperbaiki oleh vendor lainnya.

Routing Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah routing protocol standard
terbuka yang telah diimplementasikan oleh sejumlah besar vendor jaringan. Alasan untuk
mengkonfigurasi OSPF dalam sebuah topologi adalah untuk mengurangi overhead (waktu
pemrosesan) routing, mempercepat convergance, serta membatasi ketidakstabilan network
disebuah area dalam suatu network.

OSPF Message Encapsulation terjadi pada lapisan data-link dengan nomor protocol
89. Data field ini dapat berisi salah satu dari lima tipe paket OSPF. Pada IP packet header,
alamat tujuannya mempunyai dua alamat multicast yaitu 224.0.0.5 dan 224.0.0.6 namun
yang diset cukup salah satu dari alamat tersebut. Bila paket OSPF diencapsulasi di sebuah
frame Ethernet, alamat tujuan dari MAC address juga merupakan sebuah alamat multicast,
yaitu 01-00-5E-00-00-05 dan 01-00-5E-00-00-06. Semua paket OSPF mempunyai 24 byte
yang berisikan informasi yang diperlukan. Packet header ini terdiri dari berbagai bidang
seperti jenis-jenis paket OSPF, router ID serta alamat IP dari router yang mengirimkan paket.

OSPF juga merupakan sebuah routing protokol berjenis IGRP (InteriorGateway


Routing Protocol) yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau
perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak
untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 30


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak memiliki hak
untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai
jaringan eksternal.

Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka.


Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan
demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel
dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat
diimplementasikan. OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki
routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-
tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area.

Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem penyebaran informasinya


menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana ke mari dengan
sembarangan. Efek dari keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang penggunaan
bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam
menentukan rute-rute terbaik menuju ke sebuah lokasi. OSPF merupakan salah satu routing
protokol yang selalu berusaha untuk bekerja demikian. Teknologi yang digunakan oleh
routing protokol ini adalah teknologi link State yang memang didesain untuk bekerja
dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute. Hal ini membuat
routing protokol OSPF menjadi sangat cocok untuk terus dikembangkan menjadi network

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 31


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

berskala besar. Pengguna OSPF biasanya adalah para administrator jaringan berskala sedang


sampai besar. Jaringan dengan jumlah router lebih dari sepuluh buah, dengan banyak lokasi-
lokasi remote yang perlu juga dijangkau dari pusat, dengan jumlah pengguna jaringan lebih
dari lima ratus perangkat komputer, mungkin sudah layak menggunakan routing protocol
ini.

Cara OSPF Membangun Hubungan dengan Router Lain

Untuk memulai semua aktivitas OSPF dalam menjalankan pertukaran informasi


routing, hal pertama yang harus dilakukannya adalah membentuk sebuah komunikasi
dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau yang berada di dalam
satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan Neighbour Router atau Router
Tetangga. Langkah pertama yang harus dilakukan sebuah router OSPF adalah harus
membentuk hubungan denganNeighbor Router.

Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router


tetangganya dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan
istilah Hello protocol. Dalam membentuk hubungan dengan tetangganya, router OSPF akan
mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke dalam jaringan atau ke
sebuah perangkat yang terhubung langsung dengannya. Paket kecil tersebut dinamai
dengan istilah Hello packet.

Pada kondisi standar, Hello packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam
media broadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-Point. Hello packet
berisikan informasi seputar pernak-pernik yang ada pada router pengirim. Hello
packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast address untuk menuju ke
semua router yang menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5). Semua router yang
menjalankan OSPF pasti akan mendengarkan protocol hello ini dan juga akan mengirimkan
hello packet-nya secara berkala. Cara kerja dari Hello protocol dan pembentukan neighbour
router terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis media di mana router OSPF berjalan.

Ada 5 tipe paket yang digunakan OSPF, yaitu :


a. Hello packet - untuk menemukan serta membangun hubungan antar tetangga router
OSPF.
b. Database Description (DBD) - untuk mengecek singkronisasi database antar router.
c. Link-State Request (LSR) -  meminta spesifikasi link-state records antara router satu
dengan yang lain.
d. Link-State Update (LSU) -  mengirimkan permintaan spesifikasi link-state records.
e. Link-State Acknowledgement (LSAck) -  menerima paket link-state.

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 32


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

Hello Packet

Hello Packet digunakan untuk menemukan serta membentuk suatu hubungan tetangga
antara router OSPF. Untuk membentuk hubungan ini router OSPF akan mengirimkan paket
berukuran kecil secara berkala ke jaringan. Paket inilah yang disebut dengan Hello packet.
Paket ini juga mengadpertensikan router mana saja yang akan menjadi tetangganya. Pada
jaringan multi-access Hello Packet digunakan untuk memilih Designated Router (DR) dan
Back-up Designated Router (BDR). DR dan BDR akan menjadi pusat komunikasi seputar
informasi OSPF dalam jaringan tersebut.

Network Mask pada format Hello packet merupakan mask dari interface jaringan
dari OSPF yang sedang berjalan. Subnet-Mask nya 0.0.0.0 (4 byte).

Hello Interval biasanya multicast (224.0.0.5). Merupakan jumlah detik antara hello
packet, biasanya 10 detik pada link point-to-point dan 30 detik pada NBMA / link broadcast.
Options merupakan kemampuan opsional yang dimiliki router.

RTR Prio digunakan dalam pemilihan DR dan BDR. Router dengan nilai priority
tertinggi akan menjadi DR. Router dengan nilai poriotity di urutan kedua sebagai BDR.
Secara default semua router OSPF memiliki nilai priority 1. Dengan Range priority mulai dai
0 hingga 255. Bila prioritasnya 0 berarti router tersebut tidak memenuhi syarat dalam
pemilihan DR dab BDR, sedangkan nilai 255 menjamin sebuah router menjadi DR. Jjika dua
buah router memiliki nilai priority sama, maka yang menjadi DR dan BDR adalah router yang
memiliki nilai router ID tertinggi dalam jaringan.

Router Dead Interval merupakan jumlah dalam hitungan detik sebelum tetangga
dinyatakan down. Secara default dead interval adalah 4 kali hello interval.

Designated Router bertujuan untuk mengurangi jumlah flooding pada media


multiaccess.Backup Designated Router bertujuan sebagai cadangan dari DR. Selama flooding
berlangsung, BDR tetap pasif.Neighbor berisi ID dari setiap router tetangga.

Database Description (DBD)

DBD digunakan selama pertukaran database. Paket DBD pertama digunakan untuk
memilih hubungan master dan slave serta menetapkan urutan yang dipilih oleh master.
Pemilihan master dan slave berdasarkan router ID tertinggi dari salah satu router. Router
dengan router ID tertinggi akan menjadi master dan memulai sinkronisasi database. Router
yang menjadi master akan melakukan pengiriman lebih dulu ke router slave. Peristiwa ini di
istilahkan fase Exstart State. Setelah fase Exstart State lewat, selanjutnya adalah fase
Exchange. Pada fase ini kedua router akan saling mengirimkan Database Description Packet.
Bila si penerima belum memiliki informasi yang terdapat dalam paket tersebut, maka router

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 33


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

pengirim akan memasuki fase Loading State. Dimana fase ini router akan mengirimkan
informasi state secara lengkap ke router tetangganya. Setelah selesai router-router OSPF
akan memiliki informasi state yang lengkap dalam databasenya, ini disebut fase Full State.

Link-State Request (LSR)

LSR akan dikirim jika bagian dari database hilang atau out of date. LSR juga
digunakan setelah pertukaran DBD selesai untuk meminta LSAs yang telah terjadi selama
pertukaran DBD.

Link-State Update (LSU)

LSU mengimplementasikan flooding dari LSAs yang berisi routing dan informasi
metric. LSU dikirim sebagai tanggapan dari LSR.

Link-State Acknowledgement (LSAck)

OSPF membutuhkan pengakuan untuk menerima setiap LSA. Beberapa LSA dapat
diakui dalam sebuah paket single link-state acknowledgement. Paket ini dikirim sebagai
jawaban dari packet update link state serta memverifikasi bahwa paket update telah
diterima dengan sukses. LSAck akan dikirim sebagai multicast. Jika router dalam keadaan DR
atau BDR maka pengakukan dikirim ke alamat multicast router OSPF dari 224.0.0.5
sedangkan bila router dalam keadaan tidak DR atau BDR pengakuan akan dikirim kesemua
alamat multicast router DR dari 224.0.0.6

Media Penerus Informasi OSPF

Media yang dapat meneruskan  informasi OSPF yaitu:


1. Broadcast Multiaccess
Media jenis ini adalah media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau LAN seperti
misalnya ethernet, FDDI, dan token ring. Dalam kondisi media seperti ini, OSPF akan
mengirimkan traffic multicast dalam pencarian router-router neighbour-nya. Namun ada
yang unik dalam proses pada media ini, yaitu akan terpilih dua buah router yang
berfungsi sebagai Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR). Apa itu
DR dan BDR akan dibahas berikutnya.

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 34


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

2. Point-to-Point
Teknologi Point-to-Point digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router lain yang
terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router. Contoh dari teknologi ini misalnya
link serial. Dalam kondisi Point-to-Point ini, router OSPF tidak perlu membuat Designated
Router dan Back-up-nya karena hanya ada satu router yang perlu dijadikan sebagai
neighbour. Dalam proses pencarian neighbour ini, router OSPF juga akan melakukan
pengiriman Hello packet dan pesanpesan lainnya menggunakan alamat multicast
bernama AllSPFRouters 224.0.0.5.

3. Point-to-Multipoint
Media jenis ini adalah media yang memiliki satu interface yang menghubungkannya
dengan banyak tujuan. Jaringan-jaringan yang ada di bawahnya dianggap sebagai
serangkaian jaringan Point-to-Point yang saling terkoneksi langsung ke perangkat
utamanya.

4. Nonbroadcast Multiaccess (NBMA)


Media berjenis Nonbroadcast multiaccess ini secara fisik merupakan sebuah serial line
biasa yang sering ditemui pada media jenis Point-to- Point. Namun secara faktanya,
media ini dapat menyediakan koneksi ke banyak tujuan, tidak hanya ke satu titik saja.

OSPF memiliki 3 tabel di dalam router :


1. Routing table biasa juga disebut sebagai Forwarding database. Database ini berisi
the lowest cost untuk mencapai router-router/network-network lainnya. Setiap router
mempunyai Routing table yang berbeda-beda.
2. Adjecency database, Database ini berisi semua router tetangganya. Setiap router
mempunyai Adjecency database yang berbeda-beda.
3. Topological database, Database ini berisi seluruh informasi tentang router yang
berada dalam satu networknya/areanya.

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 35


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

Kelebihan dari OSPF sebagai berikut


 Tidak menghasilkan routing loop
 Mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus
 Dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan
 Membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area.
 Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat

Kekurangan dari OSPF sebagai berikut :


 Membutuhkan basis data yang besar
 Lebih rumit

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 36


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

Praktikum

Tujuan : Setiap router dapat berkomunikasi dengan OSPF

CLI :
 Konfigurasi di Router-1
Di router-1 yang dikonfigurasi merupakan OSPF ke network 172.16.1.0/24, 172.16.3.0/30
dan 192.168.10.4/30

R1#en
R1#conf t
R1(config)#router OSPF 10
R1(config-router)#network 172.16.1.0 0.0.0.255 area 0
R1(config-router)#network 172.16.3.0 0.0.0.3 area 0
R1(config-router)#network 192.168.10.4 0.0.0.3 area 0

 Konfigurasi di Router-2
Di router-2 yang dikonfigurasi merupakan OSPF ke network 172.16.2.0/24, 172.16.3.0/30
dan 192.168.10.8/30

R2#conf t
R2(config)#router ospf 20
R2(config-router)#network 172.16.2.0 0.0.0.255 area 0
R2(config-router)#network 172.16.3.0 0.0.0.3 area 0
R2(config-router)#network 192.168.10.8 0.0.0.3 area 0

 Konfigurasi di Router-3
Di router-3 yang dikonfigurasi merupakan OSPF ke network 192.168.1.0/24,
192.168.10.4/30 dan 192.168.10.8/30

R3#conf t
R3(config)#router ospf 30

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 37


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

R3(config-router)#network 192.168.1.0 0.0.0.255 area 0


R3(config-router)#network 192.168.10.8 0.0.0.3 area 0
R3(config-router)#network 192.168.10.4 0.0.0.3 area 0

Analisa :
OSPF dapat berkomunikasi walau nilai OSPF-nya berbeda. Pada praktikum diatas nilai OSPF-
nya berbeda-beda yaitu 10,20 dan 30. Dalam penulisan syntax konfigurasi seperti berikut :
R3(config-router)#network 192.168.1.0 0.0.0.255 area 0, cara penulisannya yaitu
sebagai berikut :
R3(config-router)#network network-ip wildcard-mask area 0

Wildcard dapat dihitung dengan cara berikut :


Misalkan ip addressnya 192.168.3.0/30
/30= 255.255.255.11111100= 255.255.255.252
255 – 252= 3
Maka, wildcard-nya adalah 0.0.0.3

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 38


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

Materi Praktikum 6
KOMUNIKASI RIP, OSPF dan STATIC

Pendahuluan

Routing Protocol maksudnya adalah protocol untuk merouting. Routing protocol


digunakan oleh router-router untuk memelihara /meng-update isi routing table.Pada
dasarnya sebuah routing protocol menentukan jalur (path) yang dilalui oleh sebuah paket
melalui sebuah internetwork.Contoh dari routing protokol adalah RIP, IGRP, EIGRP,
danOSPF.

Terdapat tiga jenis class routing protocol :


1.   Distance vector
       Protokol distance-vektor menemukan jalur terbaik ke sebuah network remote
dengan menilai jarak. Setiap kali sebuah paket melalui sebuah router disebut sebagai
sebuah hop. Route dengan hop yang paling sedikit ke network yang dituju, akan menjadi
route terbaik. Vector menunjukkan arah (direction) ke network remote.Baik RIP dan IGRP
adalah routing protocol jenis distance-vector. RIP dan IGRP mengirimkan semua routing
table ke router-router tetangga yang terhubung secara langsung.

2.   Link State
       Pada protokol link-state atau yang juga disebut protokol shortest path first, setiap
router akan menciptakan tiga buah tabel terpisah. Satu dari tabel ini mencatat
perubahan dari network-network yang terhubung secara langsung, satu tabel  lain
menentukan topologi dari keseluruhan internetwork, dan tabel yang terakhir digunakan
sebagai routing table. Router yang link-state mengetahui lebih banyak tentang
internetwork dibandingkan semua jenis routing protokol yang distance-vector. OSPF
adalah sebuah routing protokol IP yang sepenuhnya link-state. Protokol link-state
mengirimkan update-update yang berisi status dari link mereka sendiri ke semua router
lain di internetwork.

3.   Hybrid
       Protokol hybrid menggunakan aspek-aspek dari routing jenis distance-vector dan
routing protokol link-state, sebagai contoh adalah EIGRP

Open Shortest Ptah First (OSPF) adalah routing protokol jenis link-state pertama yang
dikenalkan pada kebanyakan orang, jadi berguna untuk melihat bagaimana OSPF
D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 39
[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

dibandingkan dengan protokol distance-vector yang lebih tradisional seperti RIPv1. Tabel
dibawah ini memberikan pada Anda sebuah perbandingan dari kedua protokol tersebut.

Karakteristik OSPF RIPv1


Jenis Protokol Link-State Distance-vector
Dukungan classless Ya Tidak
Dukungan VLSM Ya Tidak
Auto summarization Tidak Ya
Karakteristik OSPF RIPv1
Manual summarization Ya Tidak
Penyebaran route Multicast pada perubahan Broadcast periodik
Metric jalur Bandwith Hop
Batas jumlah hop Tidak ada 15
Konvergensi Cepat Lambat
Autentikasi peer (pasangan) Ya Tidak
Network heirarkis Ya (menggunakan area) Tidak (flat saja)
Perhitungan route Djikstra Bellman-ford

OSPF memiliki banyak fitur lain diluar dari Tabel 3.2, dan semuanya member
konstribusi pada sebuah protokol yang cepat, scalable, dan kuat, yang dapat diterapkan
secara aktif pada ribuan network produksi.

       OSPF seharusnya dirancang dengan cara hierarkis, yang pada dasarnya bahwa Anda
dapat memisahkan internetwork yang lebih besar menjadi internetwork-internetwork yang
lebih kecil yang disbbut area ini adalah rancangan terbaik untuk OSPF. Alasan untuk
menciptakan OSPF dalam rancangan hierarkis, anatara lain:
·       Untuk mengurangi overhead (waktu pemrosesan)  routing
·       Untuk mempercepat convergence
·       Untuk membatasi ketidakstabilan network di sebuah area dari network saja

Praktikum

Topologi Rangkaian :

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 40


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

Keterangan :
1. PC-1
IP Address : 192.168.1.254
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default Gateway : 192.168.1.1

2. PC-2
IP Address : 192.168.2.66
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default Gateway : 192.168.2.1

3. PC-3
IP Address : 192.168.13.254
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default Gateway : 192.168.13.1

4. PC-4
IP Address : 192.168.10.254
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default Gateway : 192.168.10.1

5. PC-5
IP Address : 192.168.11.254
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default Gateway : 192.168.11.1

6. PC-6
IP Address : 192.168.12.254

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 41


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

Subnet Mask : 255.255.255.0


Default Gateway : 192.168.12.1

A. Komunikasi antara RIP dan OSPF dalam satu topologi jaringan


Dalam satu topologi, dibagi menjadi dua bagian network. Yaitu bagian OSPF dan RIP,
hal tersebut dijelaskan dalam gambar berikut :

Keterangan :
Area berwarna BIRU = RIP
Area berwarna ORANGE = OSPF

Tujuan :
Agar OSPF dan RIP bisa berkomunikasi

CLI :
 Di Router 1, 7 dan 8
Lakukan konfigurasi RIP seperti yang sudah dipelajari pada praktikum ‘Configuring
RIPng’

Table Route router 1


R1#show ip route
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter
area
* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

C 192.168.1.0/24 is directly connected, Ethernet0/0/0

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 42


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

C 192.168.2.0/24 is directly connected, FastEthernet0/1


C 192.168.3.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
R 192.168.8.0/24 [120/1] via 192.168.3.3, 00:00:02, FastEthernet0/0
R 192.168.9.0/24 [120/2] via 192.168.3.3, 00:00:02, FastEthernet0/0R
192.168.13.0/24 [120/3] via 192.168.3.3, 00:00:02, FastEthernet0/0

 Di Router 2
R2>en
R2#conf t
R2(config)#router rip
R2(config-router)#version 2
R2(config-router)#no network 192.168.6.0
R2(config-router)#no network 192.168.5.0
R2(config-router)#no network 192.168.4.0
R2(config-router)#exit
R2(config)#router ospf 10
R2(config-router)#network 192.168.6.0 0.0.0.255 area 0
R2(config-router)#network 192.168.5.0 0.0.0.255 area 0
R2(config-router)#network 192.168.4.0 0.0.0.255 area 0
R2(config-router)#exit
R2(config)#router rip
R2(config-router)#version 2
R2(config-router)#redistribute ospf 10 metric 1
R2(config-router)#exit
R2(config)#router ospf 10
R2(config-router)#redistribute rip subnets
R2(config-router)#exit

Tabel Route Router 2


R2#show ip route
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP
D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area
N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2
E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP
i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter
area
* - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route

Gateway of last resort is not set

R 192.168.1.0/24 [120/1] via 192.168.3.1, 00:00:18, FastEthernet0/0


R 192.168.2.0/24 [120/1] via 192.168.3.1, 00:00:18, FastEthernet0/0
C 192.168.3.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.4.0/24 is directly connected, FastEthernet1/0
C 192.168.5.0/24 is directly connected, FastEthernet2/0
C 192.168.6.0/24 is directly connected, FastEthernet3/0
C 192.168.8.0/24 is directly connected, FastEthernet4/0
R 192.168.9.0/24 [120/1] via 192.168.8.4, 00:00:00, FastEthernet4/0
R 192.168.13.0/24 [120/2] via 192.168.8.4, 00:00:00, FastEthernet4/0

 Di Router 3,4,5 dan 6


Lakukan konfigurasi OSPF seperti yang sudah dipelajari pada praktikum ‘Configuring
OSPFv2’

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 43


[JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN KOMPUTER] 2015

B. Komunikasi antara Static, RIP dan OSPF dalam satu topologi jaringan

Topologi Jaringan :

Keterangan :
Area berwarna BIRU = STATIC
Area berwarna UNGU = RIP
Area berwarna PINK = OSPF

Tujuan :
Agar Static, OSPF dan RIP bisa berkomunikasi

 Di Router 2
R2>en
R2#conf t
R2(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 192.168.1.0
R2(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 192.168.2.0
R2(config)#router rip
R2(config-router)#version 2
R2(config-router)#redistribute ospf 10 metric 1
R2(config-router)#exit
R2(config)#router ospf 10
R2(config-router)#redistribute rip subnets
R2(config-router)#exit
R2(config)#router rip
R2(config-router)#version 2
R2(config-router)#network 192.168.2.0
R2(config-router)#redistribute connected
R2(config-router)#exit

D4 Teknik Telekomunikasi - Polban 44

Anda mungkin juga menyukai