Anda di halaman 1dari 31

MODUL PELATIHAN JNA – PERTEMUAN 14

DASAR KONFIGURASI MIKROTIK

1. Kompetensi
• Peserta mampu mengakses router MikroTik melalui WinBox
• Peserta mampu melakukan reset konfigurasi router MikroTik
• Peserta mampu melakukan penyimpanan konfigurasi dari router MikroTik
• Peserta mampu melakukan konfigurasi dasar router MikroTik meliputi konfigurasi alamat IP
dalam setiap interface-nya, mengkonfigurasi DHCP Server, dan mengkonfigurasi DNS Server.

2. Alat dan Bahan


• 2 buah router MikroTIk
• 1 buah kabel crossover/straight

3. Ulasan Teori
A. Mengakses Router MikroTik
MikroTik RouterOS menyediakan dua cara dalam mengakses RouterOS yang telah
terinstal dalam suatu perangkat. Biasanya akses tersebut digunakan untuk kebutuhan
konfigurasi. Adapun dua cara tersebut adalah sebagai berikut.

a) Akses secara remote berbasis console


Akses secara remote berbasis console berarti mengakses console dari router secara
remote. Sehingga akses tersebut hanya tersedia secara text-mode (tanpa GUI). Bentuknya
hampir sama dengan akses secara langsung, hanya saja di sini diakses secara remote
melalui jaringan. Karena bentuknya sama dengan akses secara langsung, maka perintah-
perintah atau command yang dipakai pun sama persis. Akses secara remote berbasis
console ini dapat dilakukan melalui telnet dan SSH. Namun untuk akses secara remote
melalui SSH tidak tersedia secara langsung, karena servisnya perlu dijalankan terlebih
dahulu setelah proses instalasi awal selesai dilakukan. Namun untuk akses secara remote
melalui telnet, dapat dilakukan secara langsung setelah proses instalasi awal selesai
dilakukan tanpa harus menjalankan servisnya. Ini terjadi karena servis telnet berjalan
secara langsung karena telnet menjadi standar akses secara remote berbasis console ke
router yang telah terinstal MikroTik RouterOS. Untuk melakukan telnet ke router silahkan
buka terminal pada komputer (jika sistem operasinya berbasis unix atau buka command
prompt jika sistem operasinya berbasis windows) dan jalankan perintah <telnet> <ip-
router>. Dan kemudian masukkan username dan password dari router yang akan diakses.
Contoh tampilan telnet dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Setelah login proses
konfigurasi baru bisa dilakukan.
b) Akses secara remote berbasis GUI
Berbeda dengan akses secara remote berbasis console, akses secara remote
berbasis GUI tidak mengakses secara langsung console dari router. Melainkan
menggunakan bantuan sebuah software berbasis GUI yang mentransformasikan
perubahan dalam tampilan aplikasi menjadi perintah-perintah dalam console router
maupun sebaliknya. Software tersebut tersedia dalam dua versi, yaitu versi aplikasi
desktop yang bernama MikroTik winbox dan versi aplikasi web yang bernama MikroTik
WebFig. Untuk mengakses router dengan menggunakan MikroTik WebFig, bukalah
browser dan ketikkan alamat IP dari router pada addressbar browser tersebut. Kemudian
login menggunakan username dan password dari router. Dan akan tampil tampilan
konfigurasi router yang dirangkum dalam menu-menu yang memudahkan seperti gambar
di bawah ini.
Untuk mengakses router dengan menggunakan MikroTik WinBox, download
terlebih dahulu software tersebut pada laman download mikrotik. Dan setelah selesai di
download, jalankan software tersebut secara langsung tanpa melalui proses instalasi
terlebih dahulu. Ketika software tersebut dijalankan akan muncul tampilan seperti
gambar di bawah ini.

Keuntungan menggunakan MikroTik WinBox adalah akan muncul daftar router-


router yang terhubung ke komputer pada tab Neighbors. Sehingga tidak perlu menuliskan
alamat IP dari router yang akan dikonfigurasi ke dalam kolom Connect To:. Cukup dengan
mengklik router yang akan dikonfigurasikan saja pada daftar routernya maka kolom
Connec To: akan terisi secara otomatis dengan alamat IP dari router yang anda pilih. Selain
itu terdapat keuntungan lain yaitu untuk router yang belum pernah dikonfigurasikan
sebelumnya (biasanya tidak mempunyai alamat IP / IPnya 0.0.0.0), tetap dapat diakses
secara remote melalui alamat MAC-nya. Akses remote melalui alamat MAC hanya dapat
dilakukan melalui MikroTik WinBox. Setelah kolom Connect To: terisi dengan alamat
router yang akan dikonfigurasikan, berikutnya isi juga kolom username dan password
sesuai dengan username dan password router. Kemudian akan tampil tampilan utama
dari MikroTik WinBox yang mirip sekali dengan MikroTik WebFig seperti gambar di bawah
ini. Setelah tampil tampilan seperti gambar di bawah ini, konfigurasi router dapat
dilakukan.
B. Reset Konfigurasi Router MikroTik
Terdapat dua cara yang dapat dilakukan untuk melakukan reset konfigurasi pada router
MikroTik. Dua cara tersebut adalah melalui tombol reset pada router-nya dan melalui menu
reset pada console/GUI-nya.

a) Reset konfigurasi melalui tombol fisik dI router


Cara ini hanya dapat ditempuh pada perangkat RouterBOARD. Karena semua
perangkat RouterBOARD dilengkapi dengan tombol reset. Baik tombol secara fisik yang
telah disediakan oleh pabrik maupun tombol yang harus dibuat secara manual dengan
cara menyambungkan manual (men-jumper) dua titik yang digunakan untuk reset pada
PCB RouterBOARD (biasanya terjadi pada RouterBOARD seri enterprise karena alasan
keamanan).
Dengan menekan tombol reset, tidak serta merta membuat router ter-reset
melainkan ada langkah-langkah khusus dalam melakukan reset router menggunakan
tombol tersebut.
b) Reset konfigurasi melalui menu reset pada console/GUI-nya
Reset konfigurasi melalui console/GUI-nya dapat dilakukan pada semua perangkat
yang telah terinstall MikroTik RouterOS, baik perangkat RouterBOARD maupun non-
RouterBOARD. Terdapat empat opsi yang dapat dipilih ketika melakukan reset melalui
console/GUI. Opsi yang pertama adalah reset ke konfigurasi awal pabrik (biasanya
terdapat pengaturan-pengaturan awal yang memudahkan untuk langsung menggunakan
router tanpa mengkonfigurasi terlebih dahulu. Opsi kedua adalah keep-user-
configuration yaitu reset router namun tanpa menghapus pengaturan username dan
password yang ada. Opsi yang ketiga adalah no-default-configuration yaitu reset router
dengan menghapus semua konfigurasinya (setelah reset, tidak ada sama sekali konfigurasi
pabrik yang diterapkan). Opsi yang keempat adalah do-not-backup yaitu reset konfigurasi
tanpa membackup terlebih dahulu konfigurasi yang ada (biasanya jika opsi ini tidak dipilih
maka router akan otomatis membackup konfigurasi ke dalam file backup secara otomatis
sebelum melakukan reset).
C. Menyimpan Konfigurasi Router
Fitur yang tidak kalah penting dalam sebuah router adalah kemampuan untuk melakukan
backup konfigurasi yang telah dilakukan ke dalam router dan juga kemampuan untuk melakukan
restore konfigurasi dari router yang telah di buat sebelumnya melalui proses backup. Untuk itu
MikroTik juga dibekali dengan fitur tersebut. Fitur ini memudahkan pengguna untuk menyimpan
dan mengembalikan konfigurasi dari router kapan pun pengguna membutuhkannya.

Proses backup sendiri terdiri atas dua jenis yaitu full backup dan parsial backup. Untuk full
backup, seluruh konfigurasi dari MikroTik RouterOS akan di backup. Sedangkan untuk parsial
backup, hanya beberapa bagian dari konfigurasi MikroTik RouterOS yang dipilih oleh pengguna
saja yang akan dibuat backupnya. Parsial backup dilakukan dengan membuat sebuah script dari
utilitas export konfigurasi router yang dipilih oleh pengguna.

Proses restore juga terdiri atas dua jenis yaitu full restore dan parsial restore. Sama
dengan full backup, full restore akan mengembalikan seluruh konfigurasi dari MikroTik RouterOS
sesuai dengan apa yang ada dalam file backup-nya. Semua konfigurasi dari router yang ada
sebelum proses restore akan dihapus. Sedangkan untuk parsial restore, sebagian dari konfigurasi
MikroTik RouterOS yang telah dibuat file-nya melalui proses export akan dikembalikan melalui
proses import. Pada proses import, script yang terdapat dalam file hasil export sebelumnya akan
dijalankan. Dan konfigurasinya akan ditambahkan ke dalam router.

D. Identitas Router
Dalam sebuah perusahaan yang memiliki banyak sekali router yang saling terhubung, akan
sangat sulit untuk mengenali router tersebut berada di mana dan terhubung dengan siapa saja.
Apalagi jika harus menghafalkan alamat IP dari masing-masing router yang ada. Untuk itu
diperlukan identitas lain yang dapat mempermudah identifikasi sebuah router. Pada router
selain keluaran MikroTik, digunakan sistem penamaan berupa hostname. Hostname ini adalah
identitas router yang dapat dikenali di dalam jaringan. Namun pada router yang terinstall
MikroTik RouterOS memiliki sistem penamaan sendiri berupa identitas router. Hampir sama
dengan sistem penamaan hostname, identitas router digunakan untuk memberikan identitas
dari sebuah router. Identitas tersebut dapat di sesuaikan pada masing-masing routernya.
E. Alamat IP dan DHCP
Setiap simpul didalam Internet membutuhkan alamat tertentu yang bersifat unik untuk
dapat berkomunikasi. Alamat ini dipergunakan protokol IP untuk mengidentifikasikan host-host
dan merutekan datagram diantara mereka. Setiap simpul juga membutuhkan nama untuk
memudahkan dalam mengingat simpul dalam internet. Nama ini ditranslasikan ke dalam alamat
uniknya. Alamat IP merupakan alamat yang bersifat unik yang ada pada lapisan Network. Alamat
ini dikenal dengan alamat logic.

DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang memberikan alamat IP
kepada komputer yang memintanya secara otomatis. Komputer yang memberikan alamat IP
tersebut, disebut sebagai DHCP Server. Sedangkan komputer yang meminta alamat IP disebut
sebagai DHCP Client. Dengan demikian administrator tidak perlu lagi harus memberikan alamat
IP secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup dengan memberikan referensi kepada
DHCP Server.

Saat servis DHCP client dihidupkan, komputer tersebut akan melakukan request ke DHCP
Server untuk mendapatkan alamat IP. Kemudian DHCP Server akan menjawab dengan
memberikan sebuah alamat IP yang berasal dari database DHCP Server-nya (DHCP Pool). Setelah
memberikan alamat IP tersebut, DHCP Server akan mencatat alamat IP yang diberikan ke DHCP-
Client tabel DHCP Lease-nya dan juga mencoret alamat IP tersebut dari daftar yang ada pada
database DHCP Server-nya (DHCP Pool) . Alamat IP tersebut diberikan bersama dengan subnet
mask dan default gateway. Jika tidak ada lagi alamat IP yang dapat diberikan, maka client tidak
dapat menginisialisasi TCP/IP. Sehingga dengan sendirinya, dia tidak dapat tersambung pada
jaringan tersebut.

Setelah periode waktu tertentu, pemakaian alamat IP pada DHCP Client dinyatakan
selesai. Alamat IP yang dipinjam oleh DHCP Client tersebut akan dikembalikan kepada DHCP
Server. Dan DHCP Server dapat memberikan alamat IP tersebut kepada komputer lain yang
membutuhkan. Lama periode ini dapat ditentukan dalam menit, jam, hari, minggu, bulan atau
selamanya. Jangka waktu disebut Leased Time.
Mekanisme kerja protokol DHCP dapat digambarkan sebagai berikut.

Mekanisme kerja protokol DHCP dibagi menjadi empat tahapan yang biasa disingkat
dengan istilah DORA (Discovery, Offer, Request, Acknowledgement).

1) DHCP Discover

Sebuah proses dimana client melakukan sebuah broadcast ke network (local


subnet) mereka untuk menemukan sebuah DHCP server. Broadcast message yang
dilakukan menggunakan IP Address 255.255.255.255 sebagai destination IP Address dan
source IP Address adalah 0.0.0.0.

2) DHCP Offering

Adalah sebuah message yang merupakan response dari DHCP discover yang
dilakukan oleh DHCP server ke client. DHCP offer adalah sebuah proses dimana DHCP
server mengirim sebuah unicast"offering", yaitu sebuah IP Address ke host/client. Apabila
kita membedah paket yang dikirim dalam DHCP offer ini, maka akan terlihat bahwa paket
ini berisi network configuration setting untuk host yang mengirim DHCP Discover
message.

3) DHCP Request

Sebuah message yang dikirim oleh si host/client yang menandakan bahwa si host
tersebut telah menerima offering atau network configuration pada proses DHCP offer. Hal
ini sekaligus menandakan bahwa IP Address tersebut sudah dipinjam dan untuk
sementara waktu tidak bisa lagi digunakan oleh orang lain sampai lease time habis.

4) DHCP Acknowledge
Adalah sebuah kondisi dimana DHCP server mengirim sebuah unicast message ke
host/client. DHCP Acknowledge berisi pernyataan dari si DHCP server bahwa saat itu juga
si client/host telah memiliki authorisasi dan wewenang menggunakan IP Address yang
telah ditawarkan ketika proses DHCP offer dalam network mereka.

Urutan proses diatas DORA (Discover, Offering, Request, Acknowledge), merupakan


urutan proses proses default bagaimana sebuah host/client mendapatkan IP Address dari DHCP
server di dalam sebuah network.

F. DNS Server
Dalam jaringan komputer, perangkat-perangkat yang berkomunikasi diberi identitas unik
berupa alamat IP. Meskipun alamat IP tersebut unik, orang akan kesulitan untuk mengingat
alamat tersebut sehingga perlu dibuat suatu pengalamatan yang lebih mudah. Oleh sebab itu
nama-nama domain diciptakan untuk mewakili alamat numerik, sehingga menjadi suatu nama
yang simple dan mudah dikenali.

Pada jaringan internet, nama-nama domain seperti www.mikrotik.com lebih mudah


untuk diingat orang dari pada angka 159.148.147.196 yang mana merupakan alamat numerik
dari server mikrotik. Selain itu, jika mikrotik memutuskan untuk mengganti alamat numerik
tersebut, perubahan itu tidak akan diketahui oleh user. Karena nama domainnya tetap
www.mikrotik.com. Dan alamat baru ini akan dihubungkan dengan nama domain yang telah ada
dan konektivitas akan tetap terjaga.

Saat jaringan komputer masih sedikit, mengelola pemetaan antara nama domain dengan
alamat IP yang sesungguhnya adalah hal yang cukup mudah. Tetapi seiring dengan tumbuhnya
jaringan komputer dan meningkatnya jumlah perangkat jaringan yang terkoneksi, sistem
manual untuk pemetaan tersebut tidak bisa dilakukan lagi. Akhirnya, DNS mulai diperkenalkan
untuk menggantikan sistem pemetaan secara manual.

DNS diciptakan untuk meresolusikan nama domain menjadi alamat IP. DNS menggunakan
sejumlah server yang terdistribusi untuk menterjemahkan nama-nama domain ke dalam alamat-
alamat IP. Protokol DNS mendefinisikan servis otomatis yang mencocokkan nama suatu sumber
daya jaringan (domain name) dengan alamat numerik jaringan (alamat IP). Di dalamnya
termasuk format-format untuk query, respon, dan format data. Komunikasi protokol DNS
menggunakan format tunggal yang disebut message. Format dari message ini digunakan untuk
semua tipe query dari client dan respon dari server, error message, dan transfer informasi suatu
sumber daya antara server-server DNS lainnya.

4. Langkah Praktikum
A. Mengakses Router MikroTik
a) Akses secara remote berbasis console
Untuk mengakses MikroTik RouterOS secara remote berbasis console, lakukan
langkah-langkah berikut.
1) Siapkan router yang telah terinstal MikroTIk RouterOS yang akan diakses dan
siapkan satu buah komputer yang akan dipakai untuk mengakses router. Siapkan
satu buah kabel UTP bertipe straight sebagai penghubung.
2) Hubungkan router dan komputer menggunakan kabel yang telah disiapkan
sebelumnya. Tancapkan kabel tersebut pada port ether 2 dari router yang akan
diakses.
3) Konfigurasikan alamat IP dari komputer yang digunakan untuk mengakses agar satu
network dengan alamat IP dari port ether 2 pada router.
4) Buka Terminal (jika sistem operasi komputer yang digunakan berbasis Unix) atau
Command Prompt (jika sistem operasi komputer yang digunakan berbasis
windows) pada komputer yang digunakan untuk mengakses secara remote.
5) Jalankan perintah <telnet> <ip-router> pada Terminal atau Command Prompt yang
telah dibuka sebelumnya.

6) Kemudian setelah perintah dijalankan, akan muncul halaman login MikroTik


RouterOS. Bentuk dari halaman login ini sama persis dengan halaman login ketika
mengakses router secara langsung. Silahkan login menggunakan username dan
password dari router tersebut.

7) Setelah proses login berhasil dilakukan maka akan muncul halaman utama
konfigurasi MikroTik RouterOS. Tampilan halaman ini pun juga sama dengan ketika
mengakses router secara langsung. Pada halaman ini, proses konfigurasi router
dapat dilakukan. Silahkan lakukan konfigurasi router sesuai dengan kebutuhan
pada halaman ini.
b) Akses secara remote berbasis GUI melalui WebFig
1) Buka browser pada komputer dan ketikkan alamat dari router MikroTik yang akan
di akses pada kolom address bar. Kemudian akan muncul laman login seperti
gambar di bawah ini.

2) Setelah muncul laman seperti pada gambar 2.14, lakukan proses login dengan
memasukkan username dan password dari router.
3) Setelah proses login berhasil dilakukan maka akan muncul aman utama konfigurasi
seperti gambar di bawah ini. Proses konfigurasi router dapat dilakukan pada aman
ini.
c) Akses secara remote berbasis GUI melalui Winbox
1) Download aplikasi MikroTik WinBox pada laman download MikroTik.
2) Buka aplikasi MikroTik WinBox yang telah selesai di download. Maka akan muncul
jendela aplikasi MikroTik WinBox seperti gambar di bawah ini.

3) Klik tab Neighbors pada jendela tersebut untuk mencari dan mendeteksi router-
router MikroTik yang ada pada jaringan. Jika tidak muncul, tekan tombol Refresh
untuk mencari kembali router-router MikroTik yang ada pada jaringan. Namun jika
masih tidak muncul maka masukkan alamat dari router yang akan diakses secara
manual pada kolom Connect To. Dan juga isikan username dan password dari
router yang akan diakses. Jika router yang akan diakses muncul pada daftar
tersebut, klik pada MAC address-nya untuk mengakses router melalui alamat MAC-
nya atau klik pada IP Address-nya untuk mengakses router melalui alamat IP-nya.
Ketika MAC Address atau IP Address dari router diklik, maka isi kolom Connect To
akan terisi otomatis dengan Alamat MAC atau alamat IP router yang alkana diakses.
Kemudian isikan username dan password dari router yang akan diakses. Klik
Connect untuk memulai koneksi ke router.

4) Setelah koneksi ke router berhasil dilakukan maka akan tampil jendela utama
konfigurasi router seperti gambar di bawah ini. Proses konfigurasi router yang
diakses dapat dilakukan pada jendela ini.
B. Mereset Konfogurasi Router Mikrotik
a) Mereset konfigurasi melalui tombol fisik
1) Cari dan temukan tombol reset pada router yang akan di reset.
2) Matikan router dan cabut kabel catu dayanya.
3) Tekan dan tahan tombol reset (biasanya berbunyi klik untuk tombol fisik) sambil
memasukkan kabel catu dayanya.
4) Tahan sampai lampu ACT berhenti berkedip. Setelah lampu ACT berhenti berkedip,
lepaskan tombol reset dan biarkan router melakukan reset konfigurasi dan
kemudian restart.
5) Setelah router restart, maka konfigurasi sebelumnya akan hilang (ter-reset) dan
router dapat dikonfigurasi ulang kembali
b) Mereset konfigurasi melalui menu reset pada console
1) Akses router yang akan di reset melalui console, boleh secara langsung maupun
secara remote.
2) Setelah masuk ke laman utama konfigurasi, jalankan perintah
system reset-configuration
3) Kemudian tekan tombol huruf “Y” pada keyboard untuk melanjutkan proses reset.
4) Setelah proses reset selesai, maka router akan restart dan kembali menyala dalam
kondisi konfigurasi yang telah ter-reset.
c) Mereset konfigurasi melalui menu reset pada GUI
1) Akses router yang akan di reset melalui GUI-nya, boleh melalui WebFig maupun
melalui WinBox.
2) Login ke router yang akan di reset hingga muncul halaman utama konfigurasi
router.
3) Pilihlah menu System Reset Configuration. Maka akan muncul jendela reset
configuration. Pada jendela tersebut pilihlah opsi dari reset konfigurasi dengan
memberi tanda cek pada masing-masing opsinya. Jika tidak ada yang dipilih sama
sekali di antara tiga opsi yang ada, maka secara otomatis router akan di reset
menurut opsi reset konfigurasi yang pertama yang telah dijelaskan pada awal
subbab ini. Dan setelah opsi reset dipilih, klik tombol Reset Configuration pada
jendela Reset Configuration dan tombol Yes pada jendela Reset Confirmation.
Proses reset akan dilakukan setelah konfirmasi terebut.


4) MikroTik WinBox akan terputus dari router yang di reset ketika proses reset sedang
dilakukan.
5) Setelah proses reset konfigurasi selesai, maka router akan restart dan router dapat
diakses kembali melalui MikroTik WinBox ataupun MikroTik WebFig.
C. Menyimpan Konfigurasi Router MikroTik
1) Login ke router menggunakan MikroTik WinBox dengan username dan password yang
biasa dipakai.
2) Kemudian pada halaman utama konfigurasi router, Pilih menu Files.
3) Kemudian pada jendela File List, klik tombol Backup. Maka akan muncul jendela Backup.
4) Pada jendela Backup, isi kolom Name dengan nama file yang dikehendaki untuk nama file
backup-nya. Kemudian klik Backup untuk mulai proses backup konfigurasinya.


③ ④

5) Setelah proses backup selesai, maka file hasil backup akan muncul dalam daftar yang ada
pada jendela Backup. File backup tersebut dapat dipindahkan ke komputer melalui FTP
ataupun dengan melakukan drag-and-drop file backup tersebut dari MikroTik WinBox
menuju folder yang diinginkan pada komputer.
File Hasil Backup Konfigurasi

D. Mengkonfigurasikan Identitas Router


1) Akses router menggunakan MikroTik WinBox dengan username dan password yang biasa
dipakai.
2) Kemudian pada halaman utama konfigurasi router, Pilih menu System Identity.

3) Masukkan identitas yang diinginkan pada kolom Identity.


4) Klik tombol OK untuk menerapkan perubahan.
① ②

5) Setelah meong-klik tombol OK, maka secara langsung identitas dari router akan berubah.
Hasil perubahan identitasnya dapat dilihat langsung pada nama dari jendela MikroTik
WinBox.

E. Mengkonfigurasikan Alamat IP Secara Statis dan Dinamis (DHCP CLient)


a) Mengkonfigurasi IP secara statis
1) Akses router melalui MikroTik WinBox dengan username dan password yang biasa
digunakan.
2) Pada halaman utama konfigurasi router, pilih menu IP Address. Maka akan tampil
jendela konfigurasi alamat IP seperti gambar dibawah ini.

3) Pada jendela Address List, klik tombol Add (+) untuk menambahkan sebuah alamat
IP.
4) Maka akan muncul jendela New Address. Isilah alamat IP beserta subnetmask yang
dikehendaki pada kolom Address. Dan kemudian pilihlah Interface yang akan
menggunakan IP tersebut dengan mengklik tombol segitiga hitam terbalik
disebelah kanan kolom Interface.

① ③

5) Setelah itu klik tombol OK untuk menyimpan perubahan tersebut. Maka pada
jendela Address List akan muncul alamat IP dan Interface yang telah dimasukkan
dalam jendela New Address.
b) Mengkonfigurasi alamat IP secara dinamis (DHCP Client)
1) Akses router melalui MikroTik WinBox dengan username dan password yang biasa
digunakan.
2) Sebelum memfungsikan router MikroTik menjadi sebuah DHCP Client, pastikan
interface yang akan digunakan untuk mendapatkan alamat IP secara DHCP tidak
mempunyai alamat IP. Jika tidak, hapus dulu alamat IP interface tersebut.
3) Pada jendela utama konfigurasi router, klik menu IP DHCP Client. Maka akan
muncul tampilan seperti gambar dibawah ini. Klik tombol Add (+) untuk
menambahkan Clinet DHCP baru.

② ③

4) Pada jendela New DHCP Client, pilih interface yang akan digunakan untuk
mendapatkan alamat IP secara DHCP dengan mengklik tombol segitiga terali
disebelah kanan kolom Interface.


5) Pastikan untuk memeberi tanda cek pada kolom Use Peer DNS dan kolom User Peer
NTP.
6) Dan jangan lupa mengganti opsi pada kolom Add Default Route menjadi “Yes” agar
router dapat membentuk rute default ketika mendapatkan alamat IP. Sehingga
router dapat berkomunikasi dengan jaringan lain.
7) Setelah itu, klik tombol OK untuk menyimpan perubahan.
8) Untuk menguji hasil konfigurasinya, hubungkan router anda dengan switch yang
ada di lab. Dan buka menu IP Address. Apabila muncul alamat IP pada interface
yang digunakan sebagai DHCP Client, maka konfigurasi interface ada telah benar.

9) Untuk melihat rute default yang dibentuk oleh router, buka menu IP Route dan
cari rute dengan keterangan “DAS”.
F. Mengkonfigurasi Server DHCP
Router MikroTik dapat difungsikan sebagai server DHCP yang menyediakan konfigurasi
jaringan secara otomatis untuk client yang terkoneksi dengannya. Langkah-langkah untuk
mengkonfigurasikannya adalah sebagai berikut.

1) Akses router melalui MikroTik WinBox dengan username dan password yang biasa
digunakan.
2) Sebelum mengaktifkan servis DHCP Server, pastikan interface yang akan menyediakan
konfigurasi DHCP telah memiliki alamat IP. Jika belum, lakukan percobaan 5.4.1 pada
interface yang akan digunakan untuk emnyediakan konfigurasi DHCP.

3) Pada halaman utama konfigurasi router, pilih menu IP DHCP Server. Maka akan tampil
jendela konfigurasi server DHCP seperti gambar dibawah ini.

4) Untuk memudahkan pengkonfigurasian DHCP Server, klik tombol DHCP Setup untuk
menambahkan sebuah server DHCP.
5) Pada jendela DHCP Setup, pilih interface yang akan digunakan untuk menyediakan
konfigurasi DHCP kepada client. Pilihlah dengan mengklik tombol segitiga disebelah Ana
kolom interface. Dan seletah itu klik tombol Next.


6) Kemudian pada langkah berikutnya, isikan rentang alamat IP sesuai dengan alamat IP dari
interface yang akan digunakan pada kolom DHCP Address Space. Dan seletah itu klik
tombol Next.


7) Kemudian pada langkah berikutnya, isikan alamat gateway dari alamat IP yang akan
digunakan dalam konfigurasi DHCP. Dan seletah itu klik tombol Next.


8) Kemudian, isikan rentang alamat IP yang akan disediakan untuk client DHCP. Dan seletah
itu klik tombol Next.

9) Isikan alamat IP dari server DNS untuk client DHCP. Dan kemudian klik tombol Next.


10) Terakhir, isikan Lease Time untuk mendefinisikan masa berlaku konfigurasi DHCP pada
Client. Kemudian klik tombol Next.


11) Kemudian akan muncul dialog konfigurasi server DHCP selesai dilakukan. Klik tombol OK
pada jendela tersebut.

12) Server DHCP yang telah dibuat makna muncul di dalam daftar DHCP Server pada jendela
DHCP Server seperti gambar dibawah ini.

13) Untuk menguji hasil konfigurasinya. Gunakan komputer lain dan hubungkan komputer
tersebut ke interface router yang telah dikonfigurasi sebagai DHCP Server. Jangan lupa
pastikan komputer tersebut tidak dalam posisi terkonfigurasi alamat IPnya secara manual.
14) Jika konfigurasi berhasil maka hasil yang tampak pada komputer yang terhubung dengan
interface router tersebut adalah seperti gambar dibawah ini.

15) Untuk melihat alamat-alamat IP yang telah dipakai oleh Client DHCP, buka tab Leases pada
jendela DHCP Server. Maka akan tampi tampilan seperti gambar dibawah ini.

16) Kadang kala dibutuhkan sebuah alamat statis untuk sebuah komputer yang sering diakses
oleh komputer lain. Namun bagaimana caranya untuk mendapatkan alamat statis dari
konfigurasi DHCP. Caranya cukup mudah, buka tab Leases dalam jendela DHCP Server dan
kemudian klik kanan alamat IP yang akan dijadikan statis. Setelah itu pilih opsi Make
Static. Maka alamat IP tersebut tidak akan digunakan oleh komputer lain dan hanya
digunakan oleh komputer itu sendiri meskipun sudah melewati batas waktunya.
G. Mengkonfigurasi Server DNS
1) Akses router melalui MikroTik WinBox dengan username dan password yang biasa
digunakan.
2) Pada jendela utama konfigurasi router, klik menu IP DNS. Maka akan muncul tampilan
seperti gambar dibawah ini.

③ ⑥


② ⑤

3) Isikan kolom server dengan alamat IP dari DNS yang dikehendaki.


4) Beri tanda cek pada opsi Allow Remote Request.
5) Untuk mengkonfigurasikan alamat domain yang akan diakses secara lokal oleh komputer-
komputer yang terhubung dengan router tersebut, klik tombol Static.

6) Maka akan muncul jendela DNS Static seperti gambar diatas. Klik tombol Add (+) untuk
menambahkan alamat DNS Static baru.

① ③

7) Pada jendela konfigurasi penambahan DNS Static baru, isi kolom Name dengan nama
domain yang dikehendaki. Kemudian isi alamat IP dari computer yang akan diberi nama
domain pada kolom Address. Kemudian klik tombol OK untuk menyimpan perubahan.

8) Maka isi dari daftar DNS Static pada jendela DNS Static akan bertambah. Tekan tombol
close pada jendela tersebut untuk kembali ke jendela sebelumnya.
9) Pada jendela sebelumnya (jendela DNS Settings), klik tombol OK untuk menerapkan
perubahan konfigurasi DNS.
10) Setelah itu lakukan pengujian hasil konfigurasi DNS pada router. Ubah alamat IP dari DNS
di komputer yang terhubung dengan router dengan alamat IP dari router. Dan cobalah
melakukan ping ke mikrotik.com. Jika ada balasan pada saat melakukan ping, berarti
konfigurasi DNS server telah berhasil.

5. Tugas Pendalaman
1) Dengan menggunakan router yang ada dimeja anda, buatlah topologi seperti dibawah ini.

2) Resetlah terlebih dahulu router yang ada sebelum dikonfigurasikan


3) Lakukan perubahan identitas router dengan format Router-<no.kelompok>-1 dan Router-
<no.kelompok>-2.
4) Konfigurasikan alamat IP pada masing-masing interface sesuai dengan aturan-aturan berikut
ini:
a. Router-<no.kelompok>-1
• Interface ether1 mempunyai alamat ip secara dinamis menggunakan konfigurasi
DHCP-Client.
• Interface ether2 sampai ether4 digabungkan dalam sebuah interface bridge dan
menyediakan alamat ip secara dinamis dan otomatis menggunakan DHCP-Server.
Alamat IP yang digunakan adalah 192.168.1x1.0/24. (x adalah no.kelompok)
b. Router-<no.kelompok>-2
• Interface ether1 mempunyai alamat ip secara statis (bertanyalah kepada
instruktur alamat IP yang akan digunakan).
• Interface ether2 sampai ether4 digabungkan dalam sebuah interface bridge dan
menyediakan alamat ip secara dinamis dan otomatis menggunakan DHCP-Server.
• Alamat IP yang digunakan adalah 192.168.1x2.0/24. (x adalah no.kelompok)
5) Cobalah untuk melakukan ping dari komputer yang terhubung ke router 1 ke komputer yang
terhubung ke router 2. Berikan feedback anda kepada instruktur atau asisten mengenai bisa
atau tidaknya aktifitas ping tersebut.
6) Cobalah untuk melakukan ping ke internet dari komputer yang terhubung dengan salah satu
router. Jika tidak berhasil maka lakukan langkah berikut:
• Pada halaman utama konfigurasi router, pilih menu IP Firewall.

• Maka akan muncul jendela Firewall seperti gambar dibawah ini. Klik tab NAT dan
klik tombol tambah (+) untuk menambahkan sebuah aturan NAT baru.

• Akan muncul jendela New NAT Rule. Pada tab General, pilih srcnat pada kolom
Chain.

• Kemudian pada kolom Out. Interface isikan interface dari router yang terhubung
dengan dunia luar (dalam kasus ini pilih ether1).
• Berikutnya, pilih tab Action. Dan pilih isi dari kolom Action berupa masquerade.
• Klik Tombol OK untuk menyimpan konfigurasi NAT Rule tersebut.

7) Cobalah untuk melakukan kembali ping ke internet. Berikan feedback kepada instruktur atau
asisten instruktur dikelas anda.

Anda mungkin juga menyukai