Anda di halaman 1dari 13

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN TERITIP DALAM

PEMBUATAN ABON DARI IKAN LELE

Siska Ayu Kartika1, Nurlita Sitinjak2, Patheresya Caroline Hutapea3, Muhammad FahrizaI
Akbar4, Sabrina Novantri Hartadi5

1,2,3,4,5
Universitas Balikpapan

siska.ayukartika@uniba-bpn.ac.id

Abstract

The Potency of natural resources, in this case fishes, is one of the important asset and
have goodprospect in empowering the society. So that, fishes as natural resources were
required to get special attention both in managing and processing so the high protein in
fishes could be safe. The fishes that naturally soon be rotten, need to processed by the
innovation and creativity of the society thus the fishes will still have the worth selling.
The problem of catfish farming that is distributed only raw to food growers and no
processed catfish produced is one of the food security problems in rt 24. Considering
the invalue of catfish farming is unfortunate, when such potential can be developed
capable of having a good effect on both the owners and the surrounding
communities.Therefore, we propose to create an innovation of processed
catfish.practice methods are used in carrying out the catfish abon processing activity
under direct guidance to participants to demonstrate the process of doing the practice.it
calls for innovation in the catfish processing, which the catfish processing abon
Keyword: shredded catfish, fish farming, catfish, processed product

Abstrak

Potensi sumber daya ikan, merupakan aset penting dan menjadi good prospect dalam
pemberdayaan dan memberdayakan masyarakat, untuk itu potensi sumber daya ikan perlu perlu
dilestarikan dan mendapatkan perhatian khusus, baik dari segi pengelolaan dan pengolahannya,
agar kandungan protein tinggi yang ada di dalam ikan bisa terjaga dengan baik. Ikan yang sifatnya
cepat busuk dan tidak tahan lama, dan juga ditinjau dari sektor pemasaran ikan yang terkadang
tidak stabil dan harganya turun naik, maka membutuhkan inovasi dan ide kreatifitas masyarakat,
agar ikan bisa tetap memiliki nilai guna dan nilai jual. Salah satu permasalahan pangan di RT 24
adalah hasil budidaya ikan lele yang hanya didistribusikan dalam bentuk mentah kepada pihak
penjual makanan dan belum ada produk olahan ikan lele yang dihasilkan. Melihat adanya
ketidakmaksimalan dari hasil budidaya ikan lele, padahal apabila potensi tersebut dapat
dikembangkan mampu memberikan dampak yang positif antara pemilik serta masyarakat sekitar.
Oleh karena itu, kami mengusulkan untuk membuat inovasi produk olahan abon ikan lele.
Metode praktik digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pengolahan abon ikan lele dengan
bimbingan langsung kepada peserta untuk menunjukkan proses dari praktik yang sedang dilakukan
perlu adanya inovasi terhadap pengolahan ikan lele yaitu pengolahan ikan lele menjadi abon

Kata kunci: abon ikan lele, budidaya ikan, ikan lele, produk olahan

1
1. PENDAHULUAN
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bentuk pembelajaran yang memberikan
pengalaman kepada mahasiswa untuk hidup di tengah-tengah masyarakat di luar kampus, serta
melakukan aktivitas pengabdian dalam bentuk berperan aktif pada proses perencanaan,
pelaksanaan serta evaluasi pembangunan pada bidang tertentu dengan melibatkan diri pada tim
mahasiswa multidisiplin. Pada pelaksanaan kegiatan KKN, kelompok kami ditempatkan di kota
Balikpapan Timur yakni Kelurahan Teritip yang berlokasi di Jalan Handil Marga, jika ditinjau
secara spesifik lokasi pelaksanaan kegiatan KKN kami dilakukan disalah satu wilayah Kelurahan
Teritip tepatnya di RT24.
Dalam proses kegiatan ini, kami melakukan observasi pada tanggal 8 Januari 2023 kepada
masyarakat yang tinggal di jalan Handil Marga Kelurahan Teritip Kota Balikpapan. Di daerah
tersebut terdapat kolam lele yang dikelola oleh masyarakat disana. Berdasarkan hasil pengamatan
dan diskusi dengan warga sekitar diperoleh permasalahan bahwa hasil budidaya ikan lele hanya
didistribusikan dalam bentuk mentah kepada pihak penjualmakanan dan belum ada produk olahan
ikan lele yang dihasilkan. Melihat adanya ketidakmaksimalan dari hasil budidaya ikan lele sangat
disayangkan, padahal apabila potensi tersebut dapat dikembangkan mampu memberikan dampak
yang baik antara pemilik serta masyarakat sekitar. Oleh karena itu, kami mengusulkan untuk
membuat inovasi produk olahan abon lele. Dalam memperoleh bahan baku produksi dan juga
harganya yang terjangkau menjadi pertimbangan kami dalam mengolah ikan lele menjadi abon.
Pembuatan abon lele pun relatif tidak membutuhkan biaya investasi yang besar (Fitri, 2019).
Hal ini mampu menjadi kesempatan yang baik bagi masyarakat pemilik budidaya ikan
lele untuk menciptakan usaha abon lele di wilayah setempat. Lele merupakan jenis ikan air tawar
yang umumnya banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia.Tidak bisa dipungkiri bahwa
keberadaan lele sebagai pelengkap protein dalam makanan pokok sehari
– hari telah menjadi hal yang umum di kalangan masyarakat Indonesia. Namun ada juga yang
tidak menyukai hidangan ikan lele dikarenakan beberapa faktor seperti tekstur daging, bau serta
aspek lain saat mengonsumsi ikan lele. Dengan demikian perlunya pengolahan ikan lele menjadi
produk turunan yang menjadi solusi bagi mereka yang tidak menyukai konsumsi olahan lele segar
(Giyarto et al., 2016). Perlu diketahui bahwa kandungan gizi yang dimiliki daging ikan lele
mengandung mineral diantaranya kalsium, zatbesi, magnesium, zink, protein, asamlemak, omega-
3, omega-6, fosfor, dan beragam vitamin-vitamin yang terkandung diantaranya vitaminA,
kandungan Tiamin (VitaminB1), serta riboflavin (VitaminB2). Manfaat ikan lele bagi kesehatan
sendiri yakni rendah kalori, lemak, sumber protein tinggi dapat membangun massa otot tanpa
lemak, serta membangun kekebalan tubuh (Mulyadi & Indriati, 2021). Banyaknya kandungan gizi
yang dimiliki ikan lele membuatnya disukai oleh masyarakat dari segala umur.
Abon ikan merupakan jenis makanan olahan ikan yang umumnya dibuat dari daging ikan
yang disuwir-suwir ditambahkan bumbu, diolah dengan cara perebusan dan penggorengan, dan
pengepresan serta mempunyai bentuk lembut, rasa enak dan daya awet yang relatif lama mencapai
lebih dari enam bulan. Pada prinsipnya abon merupakan suatu proses pengawetan, yaitu kombinasi
antara perebusan atau pengukusan dan penggorengan dengan menambahkan bumbu - bumbu dan
memiliki warna, aroma, tekstur dan cita rasa yang khas serta memiliki daya simpan yang cukup
lama. Abon ikan dapat digunakan sebagai alternatif lain penganekaragaman produk olahan dalam
penyajian, selain karena praktis, juga rasanya yang enak. Mudahnya memperoleh bahan baku yang
dapat ditemukan di pasar bahkan bisa dibudidayakan sendiri serta peralatan yang dibutuhkan
dalam pengolahan abon lele yang relatif sederhana sehingga untuk memulai usaha ini relatif tidak
memerlukan biaya investasi yang besar, dan usaha dapat dilakukan dalam skala usaha kecil.

2
METODE
Metode yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan KKN ketahanan pangan dengan tema
“Pengolahan IkanLele menjadi Abon” adalah :
1. Metode Pendekatan
Menggunakan metode-metode pendekatan, yakni metode atau cara yang dilakukan untuk
saling mengenal antar mahasiswa dengan warga setempat. Pendekatan tidak hanya
dilakukan dengan orang atau masyarakat, tetapi dengan situasi dan kondisi lingkungan
sekitar.
2. Motode Kunjungan ke Tambak Ikan Lele
Melakukan kunjungan didampingi oleh ketua RT ke warga sekitar yang memiliki tambak
ikan lele dimaksudkan untuk mengetahui proses pembibitan hingga menjadisiap
dipasarkan.
3. Metode kunjungan ke Sentra Industri Kecil Teritip
Melakukan kunjungan ke Sentra Industri Kecil Teritip untuk melihat proses pembuatan
abon yang sudah dilakukan oleh Sentra Industri Kecil.
4. Metode Perencanaan sebelum Sosialisasi
Mahasiswa terlebih dahulu melakukan percobaan dan pembuatan bumbu sebagai salah satu
bahan campuran abon lele sehingga diharapkan hasil nya sesuai dengan yang diharapkan
dan memberikan nilai ekonomis yang lebih baik
5. Motode Praktik
Melakukan presentasi dan sosialisasi pembuatan abon lele dengan warga di SD Negeri 16
Teritip dan beberapa warga sekitar dengan cara melakukan prakteksecara langsung
bagaimana cara membuat dan mengelola ikan lele menjadi abon. Pada acara ini juga warga
dapat ikut berpartisipasi pada saat pembuatan abon dilakukan. Metode praktik yang
dilaksanakan akan disertakan dengan bimbingan langsung kepada peserta untuk dapat
menunjukkan proses dari praktik yang sedang dilakukan (Muhsininet al., 2019).
6. Metode Presentasi
Metode presentasi digunakan untuk menjelaskan metode pelaksanaan program disetiap
pertemuan agar para peserta dapat mengetahui aturan pelaksanaan dari kegiatan yang
disertakan dengan pengenalan para tim pelaksana kegiatan kepada peserta. Selain itu,
presentasi juga diperlukan untuk menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan praktik
yang akan dilakukan di setiap pertemuan. Selain presentasi, metode pelaksanaan juga
menggunakan metode tanya jawab (Amalia & Uswatun, 2019). Penggunaan metode ini
dilakukan sebagai bentuk interaksi atau komunikasi yang

3
Dijalin antara tim pelaksana dengan peserta. Metode tanya jawab tidak hanya dilakukan di
dalam ruangan, hal ini dimaksudkan untuk merespon keingintahuan peserta mengenai
praktik yang sedang dilaksanakan. Metode tanya jawab dapat berkembang menjadi metode
praktek jika tim pelaksana merasa perlu menunjukkan kepada peserta mengenai praktik
yang sedang dilakukan. Hal ini agar para peserta dapat melihat dan mempraktikan secara
langsung serta mendapatkan informasi serta penerapan yang maksimal (Hernawati &
Amin, 2017).

Rancangan Evaluasi
Dalam pelaksanaan program pengabdian dalam bentuk pelatihan ini terdapat 3 kriteria
yang akan menjadi tolak ukur dasar pencapaian dari kegiatan pelatihan.
Tolak ukur keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan adalah dengan melaksanakan kegiatan
sesuai dengan waktu dan jumlah pertemuan yang telah ditentukan sehingga perlu adanya
kerjasama yang baik antara pelaksana dengan peserta.
Tolak ukur keberhasilan dari pihak peserta antara lain adalah peserta mampu
mempraktekkan atau menerapkan secara individu dan mengetahui metode yang digunakan untuk
memanfaatkan bahan sampah plastik untuk membuat produk hiasan.
Tolak ukur keberhasilan dari pihak pelaksana adalah mampu memberikan penjelasan
serta bantuan yang dapat membantu peserta yang mengalami kesulitan dalam melakukan praktik
membuat produk. Selain itu, keberhasilan tim pelaksana juga dapat diukur dari pelayanan yang
baik dalam melakukan komunikasi pada saat pelaksanaan kegiatan serta kesesuaian jumlah
kehadiran tim pelaksana yang sesuai dengan jumlah pertemuan yang telah ditentukan.

4
1. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Pelaksanaan merupakan tahap ketiga dari berbagai tahapan kegiatan program pengabdian pada
masyarakat yang dilakukan. Pelaksanaannya dibagi ke dalam dua tahap yaitu : tahap pertama yang
berisi penjelasan dari aktivitas yang dilakukan serta penjelasan materi dan tahap kedua yang berisi
evaluasi.
Tahap pertama, berupa penjelasan dari aktivitas yang dilakukan pada saat pelaksanaan pelatihan
dan juga penjelasan berupa materi praktik dari pelatihan. Dalam penerapannya, pelaksanaan
pelatihan ini dilakukan dalam 7 langkah yang terbagi menjadi 3 aktivitas yaitu pengenalan,
pelaksanaan dan penutupan. Aktivitas pengenalan dilakukan dengan menjelaskan apa yang akan
dilakukan serta pemberian informasi mengenai alat dan bahan yang akan digunakan. Aktivitas
pelaksanaan berhubungan dengan praktik pelaksanaan dan penutupan acara kegiatan. Tahap kedua
adalah tahap evaluasi. Dalam tahapan ini, pelaksana melakukan evaluasi terhadap rencana dengan
realisasi pelaksanaan dan juga mengevaluasi hambatan-hambatan yang terjadi serta solusi yang
dapat dilakukan.

Tahapan Pelaksanaan Pengolahan Ikan Lele Menjadi Abon


a) Pemilihan bahan
Tahap ini memiliki tujuan agar peserta dapat mengetahui bahan yang dapat
digunakanuntuk membuat olahan abon ikan lele. Hal ini dilakukan sebagai bekal untuk
menambah pengetahuan dan kemampuan praktik dari peserta mengenai bahan dasar dari
suatu produk dan khususnya produk yang dihasilkan dari ikan lele.
b) Perancangan (desain)
Tahap ini merupakan tahap pemilihan ikan lele yaitu ikan lele yang berukuran kecil dan
pemilihan bumbu dan bahan seperti cabai, bawang merah ,bawang putih, kemiri,
ketumbar, gula merah, santan kental, laos, daun salam, gula pasir, dan minyak goreng.
Selanjutnya untuk menambah kemampuan praktik khususnya tahap dalam merancang
kemasan produk hasil olahan ikan lele menjadi abon, kami mendesain kemasan abonnya
memakai logo Kuliah Kerja Nyata Kelompok 4A Teritip, logo Universitas Balikpapan,
dan logo Pemerintah Kota Balikpapan. Hal ini dikarenakan agar produk yang dibuat
dapat diterapkan dan dibuat tanpa menyulitkan peserta.
c) Presentasi/Sosialisasi
Pada saat sosialisasi, diberikan arahan dalam pengolahan ikan lele menjadi abon. Hal ini
dimaksudkan agar peserta dapat mengetahui jenis ikan apa saja yang dapat dan telah
dibuat menjadi abon.

5
d) Pengolahan bahan
Pada tahap ini, pengolahan bahan abon dimaksudkan peserta dapat mengolah bahan yang
digunakan agar dapat diterapkan sebagai produk. Dalam tahap pengolahan bahan,
berbagai macam metode digunakan agar pada saat pembuatan dan penerapan ke dalam
suatu produk dapat memberikan hasil yang baik dan sesuai dengan yang diinginkan.
e) Review
Tahap ini merupakan tahap akhir dari pelaksanaan program pengabdian masyarakat
dalam bentuk pelatihan perancangan ini. Hasil yang telah dibuat oleh peserta
diperlihatkan kembali dan dicicipi oleh peserta pelatihan ini secara langsung.
f) Display
Selain pelatihan olahan abon memanfaatkan ikan lele yang menjadi keunggulan di RT 24.
Pada tahap akhir juga akan melakukan tahap display yang ditujukan untuk memberikan
contoh nyata mengenai penerapan produk abon agar para konsumen tertarik terhadap
produk tersebut
g) Penutupan
Tahap akhir yang merupakan sesi penutupan acara. Penerapan yang dilakukan berupa sesi
pembagian hasil jadi olahan abon ikan lele kepada peserta yang hadir di kegiatan
“Sosialisasi Pengolahan Ikan Lele Menjadi Abon” di SD Negeri 016.

Materi Kegiatan

Dalam program pengabdian pada masyarakat ini, materi yang digunakan dalam
pelaksanaan kali ini telah disesuaikan dari referensi hasil penyusunan bumbu olahan dari
narasumber yang sudah berpengalaman dibidang kuliner.
Materi yang diberikan pada pelaksanaan program pengabdian ini disesuaikan dari materi
yang telah ada dengan adanya penyesuaian dari pelaksana serta berdasarkan dari pembicaraan
dengan tim pelaksana program pengabdian yang berkoordinasi dengan pihak terkait dengan tempat
pelaksanaan. Dalam penerapannya, pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dalam
satu kali pertemuan.

6
Tabel1.Tahapkegiatansosialisasi

Tahapan1

Aktifitas - Pemilihan bahan yang akan digunakan


- Proses pembersihan dari kotoran

Tujuan - Untuk dapat memberikan pengetahuan kepada peserta mengenai bahan-


bahan yang perlu digunakan
- Membersihkan bahan-bahan dari kotoran

Tahapan2

Aktifitas - Pembuatan desain stiker pada kemasan abon menyertakan logo


kelompok Kuliah Kerja Nyata kami

Tujuan - Untuk memperkenalkan produk olahan abon

Tahapan3

Aktifitas - Penjelasan metode pelaksanaan


- Perkenalan kelompok pelaksana
- Pengenalan alat dan bahan yang akan digunakan
- Pengenalan olahan yang akan dibuat pada pelaksanaan program
sosialisasi
Tujuan - Mengenalkan metode pelaksanaan program sosialisasi dan pengenalan
kelompok(tim pelaksana).
- Memberikan pengenalan terhadap alat dan bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan program sosialisasi.

Tahapan4

Aktifitas - Pengolahan bahan sesuai dengan resep


1. Pelaksana mulai mempraktikan metode pembuatan, dimulai
dengan mencuci dan menghaluskan bahan- bahan. Setelah
semua bahan dihaluskan, bahan tersebut ditumis tanpa
minyak selama beberapa menit hingga airnya menyusut.
Lalu tuangkan minyak dan ditumis lagi. Dalam proses
pembuatan abon ikan lele ini diselingi dengan penjelasan
serta komunikasi dengan para peserta. Peserta juga ikut
membantu pelaksana dengan memberi beberap asaran.
2. Setelah bumbu sudah berwarna kecokelatan,

7
masukkan daging ikan lele yang sudah dipisahkan dari
tulangnya lalu aduk hingga mengering. Butuh waktu yang
cukup lama untuk mendapatkan hasil abon yang kering.
Peserta juga ikut andil dalam proses ini. Ketika abon sudah
kering dan berwarna kecokelatan, abon sudah siap disajikan.
Abon tersebut dikemas dalam kemasan plastik yang tersedia
lalu dibagikan kepada para peserta sosialisasi.

Tujuan - Memberikan pengetahuan praktik pengolahan abon

Tahapan 5

Aktifitas - Menyediakan hasil olahan untuk dicicipi oleh para peserta

Tujuan - Untuk mendapatkan masukan mengenai rasa olahan abon tersebut

Tahapan 6

Aktifitas - Finishing
- Pengambilan gambar terhadap produk jadi

Tujuan - Memberikan proses finishing kepada produk agar dapat menampilkan


hasil maksimal agar dapat menarik untuk dilihat oleh masyarakat.
- Memamerkan produk pada sosial media

Tahapan7

Aktifitas - Memberikan kata penutup dan ucapan terimakasih kepada peserta pada
pertemuan terakhir
- Review hasil produk
- Penutup.

Tujuan - Untuk memberikan salam perpisahan ucapan terimakasih kepada peserta


dan menunjukkan hasil dari pelaksanaan program sosialisasi kepada
peserta yang hadir.
- Review hasil produk yang telah dibuat oleh peserta yang disertakan
acara penutup dari pelaksanaan kegiatan.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini diawali dengan perkenalan diri tim pelaksana
dan peserta. Setelah itu dilanjutkan dengan penjelasan metode pelaksanaan yang berupa
penjelasan serta penggunaan bahan dan peralatan yang disediakan oleh pihak tim pelaksana
kepada pihak peserta.
Penjelasan mengenai bahan yang digunakan dimaksudkan agar peserta mengetahui
apa saja yang dibutuhkan dalam membuat abon ikan lele sehingga dapat diterapkan dengan
baik. Sosialisasi cara pembuatan abon ikan lele ini secara langsung memberikan dampak
positif, karena dapat menjadi salah satu ide untuk UMKM di RT 24 Teritip.

8
Gambar 1.Proses pembuatan abon lele Gambar 2.Display abon lele

Gambar`3 Foto Bersama para peserta kegiatan

Kegiatan ini ditutup dengan penyampaian ucapan terimakasih oleh tim pelaksana
program Kuliah Kerja Nyata Universitas Balikpapan melalui kata penutup yang dilanjutkan
dengan. Dilanjutkan dengan pembagian abon sebagai kenang- kenangan kepada peserta dan
sesi foto bersama.
Setelah kegiatan penutupan, pelaksana dan peserta melanjutkan dengan review dan
display hasil produk. Dalam penerapannya, review dan display olahan abon dilakukan
dengan mecicipi langsung hasil olahan abon yang telah dibuat serta dibagikan kepada
masyarakat sekitar.

Pembahasan
Program kerja Kuliah Kerja Nyata dalam bentuk pemanfaatan ikan lele sebagai
olahan yang dapat dikonsumsi dengan aktivitas berupa pelatihan ini memiliki relevansi
dengan kebutuhan penguasaan dari pemanfaatan suatu bahan yang ada dan banyak
diproduksi di RT 24 Teritip yaitu ikan lele. Program kerja ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan peserta mengenai cara pengolahan ikan lele, salah satunya dengan membuat
abon ikan lele. Hal ini dilakukan berdasarkan saran dari Ketua RT 24 Teritip untuk
mengolah ikan lele karena banyaknya tambak ikan lele di sekitar RT 24. Target peserta dari
program kerja ini adalah ibu-ibu atau perempuan yang ada di RT 24. Karena dengan adanya
pelatihan ini, dianggap dapat membantu masyarakat untuk menambah pengetahuan
mengenai pengolahan ikan lele dan proses pembuatan abon ikan lele.
Berdasarkan dari hasil wawancara tidak terstruktur antara tim pelaksana dan peserta
yang disertakan dengan pengamatan langsung selama kegiatan, pelaksanaan program kerja
sosialisasi pengolahan abon ikan lele ini memberikan

9
hasil yang bermanfaat, yaitu meningkatkan ilmu serta keterampilan praktik dalam
memanfaatkan ikan lele. Peningkatan pengetahuan dapat dilihat dari adanya hasil olahan
abon ikan lele yang dihasilkan oleh pelaksana dan peserta. Pelatihan ini juga dapat
digunakan sebagai ide untuk mendirikan sebuah UMKM di RT 24 Teritip. Karena
berdasarkan informasi dari peserta, di lingkungan RT 24 ini belum ada yang menjual produk
olahan lele. Pengolahan abon ikan lele ini juga diharapkan dapat membantu meningkatkan
ekonomi masyarakat sekitar.

Faktor Pendukung
Dalam pelaksanaan program pengabdian pada masyarakat ini terdapat beberapa faktor yang
mendukung terlaksananya kegiatan pengabdian pada masyarakat ini yaitu:
1. Adanya bantuan yang dilakukan oleh pihak setempat dalam memberikan fasilitas berupa
tempat pelaksanaan dan peserta yang merupakan beberapa warga yang berkategori
lulusan SMA untuk terlibat langsung dalam pelaksanaan serta menyukseskan program
pengabdian pada masyarakat dalam bentuk pelatihan ini.
2. Adanya minat dan antusiasme warga pada saat kegiatan berlangsung yang dapat terlihat
dari jumlah peserta yang tidak mengalami pengurangan serta respon peserta dalam
melakukan praktik. Selain itu, besarnya minat dapat dilihat juga melalui tanya jawab yang
bertujuan untuk mendapatkan informasi dari tim pelaksana yang dilakukan pada saat
praktik.
3. Tidak adanya aktifitas lain yang mengganggu dari berlangsungnya program pengabdian
pada masyarakat ini. Hal ini dikarenakan dalam prosesnya, program pengabdian ini telah
meminta izin terlebih dahulu kepada elemen ketua masyarakat dari tingkat Kelurahan, RT
dan pihak keamanan tempat berlangsungnya program pengabdian pada masyarakat ini.
Selain itu, dikarenakan peserta yang telah saling kenal, maka tidak ada kecanggungan
antar peserta, sehingga dalam berkomunikasi tidak canggung.
4. Tersedianya konsumsi untuk warga sekitar pada saat pelaksaan program pengabdian pada
masyarakat. Konsumsi disediakan oleh tim pelaksana.

10
Faktor Penghambat

Dalam pelaksanaan program pengabdian pada masyarakat ini terdapat beberapa faktor
penghambat yang terjadi pada saat pelaksanaan aktiftas yaitu:

1. Terbatasnya pemahaman warga mengenai teknik pengolahan makanan,dalam hal ini


pembuatan abon ikan lele
2. Kurangnya peserta pada saat melakukan praktik, hal ini dikarenakan pada awal
pertemuan, tim pelaksana belum memberikan gambaran mengenai seberapa lama. Proses
berjalannya pengolahan lele hingga menjadi abon, sehingga beberapa peserta hanya
mengikuti tahap awal saja, tidak sampai tahap akhir.
3. Waktu yang terbatas oleh pelaksana pelatihan sehingga dibutuhkan beberapa kali
pertemuan untuk meningkatkan pemahaman dan teknik pengolahan cara pembuatan abon
dari ikan lele

11
4. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Abon lele merupakan ide inovasi alternatif yang sangat tepat guna mengembangkan potensi yang
ada di wilayah Kelurahan Teritip. Dengan kemudahan dalam proses pengolahan dan juga
perolehan bahan baku produksi menjadikan olahan abon lele sebagai peluang usaha yang bagus
didaerah tersebut. Apalagi kebanyakan penjual ikan lele hanya menjual dalam bentuk mentah saja
dan belum ada yang memiliki usaha olahan produksi dari ikan lele. Jika ditinjau dari antusiasme
masyarakat terkait olahan abon lele ini dinilai menjadi suatu hal yang baru bagi mereka. Oleh
karena itu masih perlunya beberapa sosialisasi terkait pengembangan berwirausaha sehingga
mampu menunjang operasional bisnis olahan lele kedepannya. Melalui pengolahan potensi yang
tepat diiringi dengan pengendalian dan juga pengembangan secara intens mampu menghasilkan
suatu peluang yang baik bagi kepentingan bersama. Seiring itu abon lele sebagai produk olahan
inovatif dapat dikembangkan oleh pemilik bersama warga sekitar sehingga mampu menjadi
kesempatan yang baik bagi peningkatan perekonomian di wilayah sekitar. Dapat dilihat dari
adanya kegiatan pembuatan abon lele bersama warga RT 24, dimana feedback yang diterima
terhadap olahan abon lele sangatlah positif. Hal ini dapat dilihat dari keingintahuan masyarakat
terhadap pengolahan abon lele.

Saran

1. Sebaiknya Sentra Industri Kecil Teritip secara periodik dan terjadwal melakukan
sosialisasi kepada warga Teritip terkhusus di RT 24

2. Sebaiknya para peserta yang diundang menghadiri acara tepat pada waktunya agar
tidak ketinggalan tahapan demi tahapan dalam proses pelatihan.

3. Sebaiknya waktu untuk melakukan pelatihan dilakukan dalam beberapa kali pertemuan

Diperlukannya kegiatan yang mampu mendorong masyarakat dalam pengolahan abon lele
terutama aspek branding produk dan juga pemasaran. Selain itu diharapkan peran aktif dari
pemangku kepentingan setempat untuk membantu masyarakat dalam menunjang operasional
usaha produksi abon lele baik dalam memfasilitasi secara sarana dan prasarana, media
pembelajaran (edukasi) dan juga pengawasan. Dengan demikian melalui kegiatan ini dapat
memunculkan produksi dari abon lele sebagai bentuk pengembangan budidaya abon lele dan
terbukanya lapangan pekerjaan yang baru bagi masyarakat sekitar di Kelurahan Teritip

12
DAFTAR PUSTAKA

Hernawati, D., & Amin, M. (2017). Analisis Self Efficacy Mahasiswa Melalui Kemampuan
Presentasi di kelas. Education and Human Development Journal,2(1),26-33

Fitri, N. (2019). Produksi Abon Ikan Lele Sebagai Alternatif Usaha untuk Meningkatkan
Perekonomian Masyarakat Desa Pelutan. Asian Journal of Innovation and
Entrepreneurship, 4(3), 199–206

Giyarto, G., Praptiningsih, Y., & MS, I. (2016). IbM Usaha Penganeka ragaman Produk Olahan
Lele di Kabupaten Jember.

Mulyadi, M. Indriati, K. (2019). Pendampingan Pengolahan Lele Menjadi Abon Lele Tanpa
Minyak di Desa Sampora. Jurnal pengabdian pada masyarakat.

Muhsinin, S., Dinata, D. I., Andriansyah, I., & Asnawi, A. (2019). Peningkatan Potensi Ibu
Rumah Tangga Dalam Mengolah Sampah Organik Rumah Tangga menggunakan Metode
Takakura di Desa Cibiru Wetan, Kabupaten Bandung. Jurnal pengabdian pada
masyarakat, 4(2), 179-186.

Amalia & Uswatun, (2019). Analisis Respon Mahasiswa Dalam Penerapan Group Work Rules
Pada Metode Presentasi Di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah
PGSD Volume III No. 2 November 20

13

Anda mungkin juga menyukai