Anda di halaman 1dari 6

e-ISSN : 2622-4690

Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 2 (2) 67-72 p-ISSN : 2622-4682


PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN INOVASI OLAHAN UMBI
SINGKONG (Manihot spp.) BAGI PELAKU UMKM SEKTOR
USAHA KAKI LIMA DI SALATIGA

Sarlina Palimbong1,2*, Brigitte Sarah Renyoet1, Markus Hulu1, Galih Arian Nugraha1, Maria
Kristina Anggraeni1
1
Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya
Wacana, Jl. Diponegoro, Jl. Kartini No. 11A, Salatiga 50711
2
Pusat Studi Pangan Fungsional, Universitas Kristen Satya Wacana; Jl. Diponegoro 52 – 60 Kec.
Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Salatiga, telp(0298) 321212
e-mail: 1,2*sarlina.palimbong@uksw.edu,1brigitte.renyoet@uksw.edu,1492018015@student.uksw.edu,
1
492018004@student.uksw.edu, 1492015003@student.uksw.edu

ABSTRAK
Kegiatan pelatihan dan pendampingan inovasi olahan umbi singkong bagi pelaku UMKM sector
kaki lima telah di lakukan di Salatiga pada bulan April 2019. Kegiatan ini rutin dilakukan sebagai bentuk
kerjasama Pemerintah Kota Salatiga yaitu Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dengan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Tujuan kegiatan ini adalah
untuk memberikan edukasi kepada para peserta terpilih mengenai potensi singkong secara umum dan
memberikan keterampilan tambahan untuk membuat olahan makanan yang bersumber dari bahan pangan
yang mudahditemui di Salatiga seperti singkong sehingga dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas
produk yang dihasilkan. Metode kegiatan dilakukan dalam dua tahap: tahap pertama sesi penyuluhan
tentang inovasi olahan umbi singkong, dan tahap kedua adalah pelatihan pembuatan menu olahan umbi
singkong yang inovatif. Respon peserta sangat antusias karena banyak mendapat pengetahuan dan
pengalaman baru selama kegiatan ini berlangsung, sebagian besar menyatakan mendapatkan ide baru
untuk inovasi produk dagangannya dan meminta agar diadakan lagi kegiatan semacam ini serta ada
pendampingan langsung dari pemateri di kelas terutama kelas inovasi pangan.
Kata kunci: inovasi singkong; pelatihan; pendampingan UMKM

Pendahuluan
dapat dipahami sebab karbohidrat kompleks
Umbi dalam pengertiannya dikenal lebih lama terpecah menjadi gula – gula
sebagai bagian tanaman yang mengalami sederhana sehingga mengenyangkan lebih
pembesaran dalam tanah. Umumnya bagian lama dibandingkan sumber karbohidrat
ini kaya pati. Tanaman singkong (Manihot lainnya. Gandum kaya protein (gluten) yang
spp) merupakan tanaman penghasil umbi berakibat negatif jika dikonsumsi oleh
yang populer di seluruh dunia terutama di penderita Autis dan Celiac. Selain itu, harga
negara-negara berkembang seperti di singkong lebih murah dibanding kedua
Amerika Selatan, Afrika, dan Asia (Montero, komoditi diatas menjadikan singkong
2003). Sejak dulu, umbi singkong dikenal dipandang sebagai makanan kelas menengah
sebagai sumber kalori terbesar keempat di kebawah. Singkong dapat diolah menjadi
dunia (Chavarriaga-Aguirre et al., 2016), beragam panganan baik tradisional maupun
pakan ternak (Morgan & Choct, 2016), dan modern. Singkong mudah tumbuh
daunnya dikonsumsi sebagai sayuran tinggi dilingkungan manapun tanpa mengenal
protein, mineral, dan vitamin (Latif & musim, tidak memerlukan pemeliharaan
Müller, 2015). Singkong kaya karbohidrat khusus, sehingga mudah mudah dipanen
yang mampu mengenyangkan sesuai kebutuhan (Cardoso et al., 2005),
manusiadipandang lebih sehat daripada Mudah dijumpai di pasar tradisional dengan
mengonsumsi beras ataupun gandum. Hal ini harga yang sangat terjangkau.

1
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 2 (2) 67-72 p-ISSN : 2622-4682
Pemilihan materi tentang potensi 3. Metode
singkong secara umum disampaikan sebagai
kelanjutan dari materi kegiatan serupa Kegiatan pengabdian ini dilakukan
sebelumnya namun dengan peserta yang pada bulan April 2019 selama 5 hari
berbeda. Berawal dari semakin meningkatnya bertempat di Laboratorium Terpadu FKIK
permintaan industri pangan di Indonesia akan UKSW dengan peserta terpilih sebanyak 25
terigu dan olahannya yang membuat sumber- orang. Peserta kegiatan merupakan pelaku
sumber pati lainnya cenderung terabaikan UMKM sector usaha kaki lima yang
padahal sumbernya sangat mudah diperoleh bergerak pada produk makanan dan minuman
disekitar kita (Palimbong, Nurwarista, & olahan di Kota Salatiga binaan DINKOP
Istimur, 2019). Melalui kegiatan rutin ini UMKM Salatiga.
penulis ingin membuka wawasan pelaku Kegiatan penyuluhan dan
usaha agar mau melirik sumber-sumber pati pendampingan dilakukan dalam dua sesi,
lainnya selain terigu untuk digunakan dalam yaitu pertama: sesi dinamika kelompok yang
usaha dagangnya sehingga lama kelamaan bertujuan untuk menggali informasi
dapat mengurangi ketergantungan Indonesia kebutuhan dan harapan peserta selama
akan terigu. mengikuti kegiatan ini. Berdasarkan hasil
Kegiatan pengabdian ini diadakan sesi inilah diberikan materi penyuluhan yang
sebagai respon dari tanggung jawab sosial terkait pada sesi selanjutnya. Secara
pendidik untuk turut serta memberikan keseluruhan pengisi sesi penyuluhan terdiri
wawasan kependidikan dengan tujuan dari pihak pemerintah Kota Salatiga, dan dari
peningkatan kualitas diri masyarakat. akademisi sebanyak 6 orang. Namun yang
Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas akan dipaparkan secara khusus adalah sesi
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), penyuluhan tentang inovasi olahan umbi
Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) singkong. Setelah keseluruhan sesi
mendapatkan kesempatan untuk melakukan penyuluhan selesai maka bagian kedua
kolaborasi kegiatan dengan Dinas Koperasi, selanjutnya adalah praktik pembuatan
Usaha Kecil, dan Menengah Pemerintah beberapa menu inovatif.
Kota Salatiga. Kolaborasi kegiatan tersebut Adapun menu praktik olahan umbi
merupakan salah satu bentuk realisasi dari singkong yang diberikan adalah cassava
kerjasama yang dijalin oleh kedua belah lava, sawut coklat, dan cake singkong keju.
pihak. Bentuk kegiatan yang dilakukan yaitu Untuk praktik menu diatas, keperluan alat
penyuluhan dan pelatihan. dan bahannya sebagai berikut:
1). Cassava lava
Masalah Bahan – bahan : Singkong setengah tua 1 kg,
Berdasarkan hasil diskusi peserta pada garam 1 sdt, gula pasir 4 sdm (atau sesuai
sesi awal, beberapa kendala yang ditemui selera), coklat bubuk, vanili 1 sachet, terigu
dalam kegiatan usaha seperti: terbatasnya segitiga 3-4 sdm, minyak goreng 500 ml.
pengetahuan olahan berbasis singkong, susu, Isian: Coklat blok (merk Collata) di tim, keju
dan daging sehingga hanya dibuat menjadi oles (merkProchiz).
produk standar dengan harga jual standar Alat – alat: pisau, talenan, panci kukus,
pula; produk dawet tidak dapat awet pada serbet katun, saringan, loyang aluminium,
suhu ruang, dan terbatasnya pengetahuan sendok makan.
tentang olahan bahan lain sehingga takut Langkah pembuatan:
mencoba peluang bisnisnya. Hasil diskusi ini 1. Siapkan dan takar bahan mentah sesuai
menjadi dasar pemberian materi penyuluhan takaran.
dan pelatihan. 2. Singkong setelah dikupas, cuci, dan kukus
hingga empuk lalu ditumbuk sampai
halus. Tambahkan garam, gula pasir,

2
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 2 (2) 67-72 p-ISSN : 2622-4682
vanili, aduk hingga menyatu rata. 2. Campurkan mentega dan gula sampai rata,
Tambahkan terigu sebagai perekat masukkan telur bertahap hingga telur
3. Adonan dibagi dua. Satu bagian putih kaku.
dicampurkan bubuk coklat, bagian lain 3. Masukan terigu aduk rata, kemudian
dibiarkan polos. singkong parut, garam, kental manis, dan
4. Ambil adonan ±40gr, bentuk bulat lalu vanili.
dipipihkan, masukkan sesuai isiannya. 4. Tambahkan larutan fermifan, dan kental
5. Goreng dalam minyak yang panas hingga manis.
berwana kuning keemasan. Lalu diangkat 5. Taburi keju parut dan coklat chip, dan
dan ditiriskan. panggang selama 45 menit.
2). Sawut coklat
Bahan – bahan : Singkong 1 kg setengah tua, Hasil dan Pembahasan
bubuk coklat, gula pasir 12 sdm (atau sesuai
selera), kelapa parut setengah tua. Topping: Hasil kegiatan ini dibagi atas dua
sawutan coklat batang, atau keju cheddar, tahap, yaitu penyuluhan, dan praktik olahan
minyak untuk olesan cetakan. makanan terkait.
Alat- alat : pisau, talenan, panci kukus, serbet I. Penyuluhan tentang inovasi olahan umbi
katun, cetakan kue aluminium, kuas kue, singkong.
parutan keju, loyang aluminium. Materi mencakup pengertian umbi,
Langkah pembuatan: sejarah singkong masuk ke Indonesia dan
1. Terlebih dahulu siapkan kukusan. Tutup perkembangannya hingga sekarang, nilai gizi
panci diberi serbet dibagian dalam. umbi singkong serta inovasi olahannya.
2. Singkong dikupas, cuci dan parut kasar. Umbi sebagai bagian tanaman yang
Parutan singkong kasar ditambahkan gula membesar dalam tanah umumnya
pasir (test rasa). Lalu adonan dibagi dua mengandung pati. Pati pada singkong kaya
bagian. Satu bagian ditambahkan bubuk karbohidrat namun miskin protein dalam
coklat, satu bagian ditambahkan parutan kualitas dan kuantitasnya (lihatTabel 1),
kelapa. mengandung sianogen dan senyawa
3. Olesi cetakan dengan minyak sayur. antinutrisi (Salvador, Steenkamp, & Mc
Masukkan sawutan coklat setengah Crindle, 2014). Umumnya pati lazim
volume cetakan, padatkan, lalu timpa dikonsumsi sebagaisalah satu makanan
sawutan putih. (Bisa juga sebaliknya) pokok manusia ataupun sebagai persediaan
4. Kukus sawut hingga matang (±10-15 pangan (Falade & Akingbala, 2010).
menit). Angkat dan sajikan. Diketahui pula bahwa karbohidrat dalam
umbi-umbian bersifat kompleks sehingga
3). Cake singkong keju agak lama dicerna oleh enzim pencernaan
Bahan – bahan : Singkong parut 1kg, manusia. Sifat ini menyebabkan rasa
mentega 150gr, gula 150gr, telur 4btr, kenyang lebih lama, dengan demikian
fermifan 1bks dalam 150ml air hangat, mencegah terjadinya kenaikan gula darah
kental manis 2 sachet, terigu 150gr, garam secara cepat.
dan vanili secukupnya. Topping: Coklat chip, Singkong termasuk dalam family
keju. Eufobiaceae dan merupakan tanaman umbi
Alat – alat : Parutan kelapa, parutan keju, terpenting di negara tropis. Singkong
sendok takar, mangkok kecil, timbangan pertama kali di kenal di Amerika Selatan,
makanan, Loyang aluminium ukuran 20 x 10 diintroduksi ke Afrika Tengah pada akhir
cm. abad ke-16. Menyebar ke Afrika Tengah
Langkah pembuatan : hingga ke Afrika Barat dan Afrika Timur
1. Parut singkong, peras sampai kering. pada abad ke-19 (Anikwe & Ikenganyia,
Sisihkan 2018). Pada abad ke-16 Portugis menjajah
Maluku dan mengenalkan tanaman singkong.

3
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 2 (2) 67-72 p-ISSN : 2622-4682
Singkong menjadi tanaman komersial pada kandungan sianida dapat dikurangi dengan
saat penjajahan Hindia Belanda tahun 1820. cara pengeringan sinar matahari,
Singkong atau ketela pohon dipakai dalam penyangraian, dan fermentasi tumpuk.
bahasa Melayu. Istilah “ketela” dianggap Komposisi proksimat umbi singkong segar
berasal dari bahasa Portugis “castilla” sebuah disajikan dalam Tabel 1.
istilah untuk Spanyol. Umbi singkong dapat Tabel 1. Komposisi proksimat umbi
dipanen kapan saja tanpa mengenal musim, singkong segar
selain itu dapat mengenyangkan menjadi Jenis Proksimat %
alasan kuat ketika masyarakat Indonesia Kadar Air 65–70
dipaksa untuk membudidayakannya. Sekitar Pati 21.5
abad ke-20 penanaman singkong semakin Protein 0.7–1.1
pesat seiring pertambahan penduduk pulau Lemak 0.42
Jawa, dan mengakibatkan pertumbuhan padi Serat 1.10
tertinggal. Saat ini singkong dikenal sebagai Abu 0.54
bahan makanan pokok yang ke-3 setelah padi Bahan kering 35–38
dan jagung. Umumnya singkong diolah Sumber: IITA dalam (Falade & Akingbala,
menjadi tapioka lalu tapioka ini 2010)
dimanfaatkan sebagai bahan baku lem, Berdasarkan nilai nutrisinya ini pada
permen karet, tekstil, dan furniture. suatu masa pemerintah Indonesia
Secara anatomi umbi singkong terdiri mempopulerkan semacam slogan pengganti
dari berapa lapisan kulit yaitu: kulit luar, nasi sebab lebih sehat, harga merakyat,
kulit dalam, daging umbi, dan empulur. namun rasa pejabat. Sampai saat ini
Antara kulit dalam dan daging umbi terdapat penggunaan singkong dalam olahan pangan
kambium yang licin berlendir. Kambium ini belum bisa sepenuhnya lepas dari pengaruh
mengandung enzim Polifenolase penyebab terigu. Maka dikembangkanlah tepung
umbi berwarna coklat kehitaman. Pada singkong tanpa gluten yaitumocaf(starch
daging dan kulit singkong terdapat modification)yang diklaim lebih sehat
mengandung linamarin dan Lotaustralin daripada tepung terigu. Pati modifikasi dapat
(precursor asam sianida) (Cardoso et al., dikelompokkan menjadi beberapa kelas yaitu
2005); (Salvador et al., 2014). Jika linamarin pati modifikasi secara fisika, kimiawi,
bertemu dengan air akan menghasilkan D- enzimatik, dan biologik. Diantara kelompok
glukosa dan aseton sianohidrin yang bersifat tersebut, modifikasi pati secara kimiawi lebih
racun. Secara alami, dalam singkong sering dilakukan. Modifikasi secara kimiawi
terkandung asam sianida sekitar 20 – 1000 ini menggunakan reagen khusus dan hasilnya
mg/kg umbi segar atau sekitar 118,9 ppm per lebih cepat. Pati modifikasi ini lebih tahan
2 gram umbi, dimana jumlah ini dapat panas, tahan asam, dan memiliki daya
berubah tergantung jenis singkongnya dan renggang kuat dibanding pati
musim saat dipanen (Franck et al., 2011). aslinya(Gunorubon & Kekpugile, 2012),
Singkong untuk keperluan industri umumnya sehingga cocok diaplikasikan pada produk –
berasa pahit dan mengandung asam sianida ≥ produk pangan yang membutuhkan tekstur
50 mg/kg singkong segar, sedangkan kenyal, dan elastis seperti mie, pasta, dan
singkong untuk konsumsi mengandung asam roti-rotian. Dewasa ini pembuatan mocaf
sianida ≤ 50 mg/kg singkong segar. masih dikalangan tertentu saja bahkan ada
Masyarakat Indonesia telah mengenal cara – yang dipatenkan sehingga harga jualnya
cara tradisional dalam mengurangi racun menjadi lebih mahal, yaitu sekitar 16 ribu per
pada bahan pangan sebelum dikonsumsi, kilo. Harga ini merupakan dua kali lipat dari
misalnya pada singkong lazim dilakukan harga terigu yang beredar di pasaran.
perendaman beberapa jam dalam air Terlepas dari kebaikan yang dihasilkan oleh
mengalir, perebusan, pengukusan,dan mocaf, masyarakat awam masih dapat
fermentasi. Menurut (Cardoso et al., 2005),
4
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 2 (2) 67-72 p-ISSN : 2622-4682
berinovasi banyak tentang olahan singkong
dari singkong segar terutama trend makanan
saat ini adalah kembali kealam. Segala
sesuatu sedapat mungkin dibuat sedemikian
rupa sehingga terlihat alami namun dikemas
secara modern dan memiliki fungsi khusus
terhadap kesehatan.
Beberapa olahan singkong tradisional
yang lazim dikenal seperti kripik singkong,
mataroda, gathot, combro, sentiling, gethuk, Gambar 2. Produk inovasi singkong (Sumber:
donat, tape, lemetsingkong, dan lain Sie. Pubdekdok, 2019)
sebagainya. Kue – kue basah tradisional ini
akan lebih dihargai jikadapatdisajikan dalam Alasan utama pemilihan menu ini adalah
sentuhan modern, apalagi jika memiliki nilai menyesuaikan pangsa pasar food street
fungsional tertentu. Pada saat pemaparan mengingat pesertanya adalah pedagang kaki lima
materi tentang inovasi umbi singkong yang membutuhkan inovasi dalam dagangannya,
dengan konsep easy handling, awet, dan dapat
berlangsung, peserta sangat antusias sehingga
dikemas secara ringkas ataupun secara modern.
pemateri dihujani dengan banyaknya Keseluruhan kegiatan berjalan sangat baik
pertanyaan dari peserta. Sebelumnya, dengan dan lancer tanpa ada hambatan yang berarti.
berbekal evaluasi dari kegiatan tahun Setelah kegiatan selesai, langsung diadakan
sebelumnya bahwa suasana kelas harus evaluasi kegiatan. Para peserta menyatakan
dibuat lebih atraktif supaya peserta tidak sangat beruntung sekali dapat terpilih mengikuti
bosan dan mengantuk, maka kelas kali ini kegiatan ini sebab mereka mendapat berbagai
dibuat lebih menarik dan bahan lebih ringkas pengetahuan yang baru dan ide baru untuk
meskipun usia peserta relative sama dengan inovasi produk dagangannya. Peserta juga
usia peserta pada kegiatan tahun sebelumnya menyatakan agar ada pendampingan langsung
yaitu didominasi usia >45 tahun. Berikut dari pemateri khususnya dari pemateri kelas
pengolahan pangan, dan pada waktu yang akan
Gambar 1 saat sesi penyuluhan tentang umbi
datang kegiatan serupa di adakan kembali.
singkong berlangsung.
Kesimpulan
Kegiatan penyuluhan dan pendampingan pelaku
UMKM sektor kaki lima makanan dan minuman
berjalan baik dan lancar. Peserta sangat
mengapresiasi pengetahuan baru dan ide baru
yang didapatkannya untuk inovasi produk
jualannya. Selain itu mereka berharap pada
pendampingan langsung dengan para pemateri
yang terkait bahan utama produk dagangannya.
Gambar 1. Pemaparan materi inovasi olahan
singkong (Sumber: Sie. Pubdekdok,
2019) Daftar Pustaka

II. Praktik Pembuatan Olahan Singkong Anikwe, M. A. N., &Ikenganyia, E. E. (2018).


Hasil praktik inovasi olahan singkong Ecophysiology and Production Principles
disajikan pada Gambar 2. of Cassava (Manihot species) in
Southeastern Nigeria. In Cassava.
https://doi.org/10.5772/intechopen.70828
Cardoso, A. P., Mirione, E., Ernesto, M.,
Massaza, F., Cliff, J., Rezaul Haque, M., &
Bradbury, J. H. (2005). Processing of
cassava roots to remove cyanogens.
Journal of Food Composition and
5
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 2 (2) 67-72 p-ISSN : 2622-4682
Analysis, 18(5), 451–460. =pdf
https://doi.org/10.1016/j.jfca.2004.04.002 Latif, S., & Müller, J. (2015). Potential of
Chavarriaga-Aguirre, P., Brand, A., Medina, A., cassava leaves in human nutrition: A
Prías, M., Escobar, R., Martinez, J., … review. Trends in Food Science &
Tohme, J. (2016). The potential of using Technology, 44(2), 147–158.
biotechnology to improve cassava: a https://doi.org/10.1016/j.tifs.2015.04.006
review. In Vitro Cellular and Montero, W. R. (2003). Cassava; Biology,
Developmental Biology - Plant. Production and Utilization. Crop Science,
https://doi.org/10.1007/s11627-016-9776-3 43(1),448.
Falade, K. O., &Akingbala, J. O. (2010). https://doi.org/10.2135/cropsci2003.4480
Utilization of Cassava for Food. Food Morgan, N. K., &Choct, M. (2016). Cassava:
Reviews International, 27(1), 51–83. Nutrient composition and nutritive value in
https://doi.org/10.1080/87559129.2010.51 poultry diets. Animal Nutrition.
8296 https://doi.org/10.1016/j.aninu.2016.08.010
Franck, H., Christian, M., Noël, A., Brigitte, P., Palimbong, S., Nurwarista, A., &Istimur, S. M.
Joseph, H. D., Cornet, D., & Mathurin, N. (2019). POTENSI PEMANFAATAN
C. (2011). Effects of cultivar and SUMBER TEPUNG LOKAL SEBAGAI.
harvesting conditions (age, season) on the InovatifPengabdian Masyarakat, 2(2), 1–6.
texture and taste of boiled cassava roots. Retrieved from
Food Chemistry, 126(1), 127–133. https://jipm.unisapalu.ac.id/index.php/jipm
https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2010.1 /issue/view/4
0.088 Salvador, E. M., Steenkamp, V., & Mc Crindle,
Gunorubon, J., &Kekpugile, K. (2012). C. M. E. (2014). Production, consumption
Modification of Cassava Starch for and nutritional value of cassava (Manihot
Industrial Uses. International Journal of esculenta, Crantz) in Mozambique: An
Engineering and Technology, 2(6), 913– overview. Journal of Agricultural
919. Retrieved from Biotechnology and Sustainable
http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/downl Development.
oad?doi=10.1.1.411.8134&rep=rep1&type https://doi.org/10.5897/jabsd2014.0224

Anda mungkin juga menyukai