Anda di halaman 1dari 11

Program Pemberdayaan Lelang Bandeng Pada Pengembangan UMKM Sidoarjo

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Sosiologi

Guru Pembimbing:
Dra. Hartini Soeprapto

Disusun Oleh: Aditya Bagus Nugroho/XII-9/03

SMA NEGERI 1 SIDOARJO


JALAN JENGGOLO NO 1 SIDOARJO 61251
2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Kearifan lokal adalah hal yang tidak dapat terpisahkan dengan pemberdayaan
komunitas karena kearifan lokal memiliki peran strategis dalam perkembangan budaya dan
peradaban suatu masyarakat. Nilai-nilai kearifan lokal yang dianut akan menjadi ciri khas
komunitas sehingga individu dalam komunitas tersebut bisa mengembangkan potensi diri sesuai
dengan akar dan karakteristik komunitasnya.

Kearifan lokal juga berperan untuk mengantisipasi ancaman dan hambatan dari luar yang
bisa mengubah tatanan nilai yang dianut oleh suatu komunitas. Jadi, kearifan lokal ini sangat
berperan dalam upaya pemberdayaan komunitas. Namun, pemberdayaan komunitas tidak hanya
sekedar mengandalkan kearifan lokal perlu adanya pemberiaan akses kesetaraan terhadap sumber
daya pelayanan dan partisipasi Masyarakat, menguatkan kesadaran Masyarakat tentang isu
social, dan diperlukannya pengetahuan untuk meningkatkan kualitas hidup tiap anggota
komunitas

Lelang Bandeng adalah salah satu tradisi yang sangat dihargai di kota Sidoarjo, Jawa
Timur, Indonesia. Tradisi ini telah menjadi bagian integral dari budaya lokal selama bertahun-
tahun, menarik minat tidak hanya dari penduduk setempat tetapi juga dari wisatawan yang
datang ke daerah tersebut. Acara ini biasanya diadakan pada waktu-waktu khusus, seperti
perayaan lokal atau festival budaya.

Proses Lelang Bandeng dimulai dengan kedatangan para nelayan yang membawa hasil
tangkapan mereka, yaitu ikan bandeng segar. Ikan-ikan ini kemudian disusun rapi di atas meja
lelang, siap untuk dilelang kepada para pembeli yang hadir. Pembeli biasanya terdiri dari pemilik
restoran, pengecer, atau individu yang ingin membeli ikan bandeng untuk keperluan konsumsi
pribadi.

Saat acara dimulai, suasana di sekitar tempat lelang menjadi hidup dengan aktivitas yang
ramai. Penawaran untuk ikan bandeng dimulai, dan proses lelang berlangsung dengan semangat
kompetitif. Pembeli bersaing untuk mendapatkan ikan dengan kualitas terbaik dan harga yang
sesuai dengan kebutuhan mereka. Suasana di sekitar tempat lelang dipenuhi dengan tawa, canda,
dan interaksi sosial antara pembeli dan penjual.

Selain menjadi kesempatan untuk memperoleh ikan segar, Lelang Bandeng juga menjadi
ajang untuk memperkuat ikatan sosial antara para nelayan, pedagang, dan masyarakat setempat.
Ini adalah saat di mana mereka bisa bertemu, berbagi cerita, dan merayakan keberhasilan hasil
tangkapan nelayan. Selain itu, acara ini juga memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk
lebih memahami budaya lokal dan tradisi maritim yang kaya di kawasan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara masyarakat setempat yang ikut mengelola Lelang Bandeng dapat
dikelola dengan baik?
2. Apa yang akan terjadi apabila pengelolaan lelang bandeng tidak dilakukan secara
maksimal?
C. Tujuan
1. Mengetahui solusi cara mengelola Lelang Bandeng dengan baik.
2. Mengetahui dampak yang terjadi setelah melakukan pengelolaan Lelang Bandeng
dengan baik
D. Manfaat
1. Memberikan sumbangan pemikiran tentang Pemberdayaan Komunitas berbasis
kearifan lokal Lelang Bandeng.
2. Menyediakan panduan bagi pelaksanaan program-program pemberdayaan
ekonomi di masa mendatang.
3. Mengembangkan potensi dari budaya Lelang Bandeng yang masih terselubung/
belum ditemukan.
BAB II
LANGKAH - LANGKAH

A. Melakukan analisis serta pendataan terhadap potensi yang dimiliki

Banyaknya petani tambak yang membudidyakan ikan bandeng, membuat bandeng


menjadi salah satu komoditas utama dalam budidaya tambak di Sidoarjo. Banyaknya
Produksi Bandeng mendasari muncul nya acara Lelang Bandeng Sidoarjo, bukan
sembarang ikan bandeng. Tetapi bandeng "kawakan" yang dipelihara khusus berumur 5-
10 tahun sehingga bisa mencapai barat 7kg-10kg per-ekor. Bandeng dengan ukuran
terbesar dan terberat dilelang untuk dijual dengan harga tertinggi. Jumlah nya yang
sangat sedikit menjadi layak untuk diperebutkan dengan dilelang.

B. Melakukan pengembangan infrastruktur sarana dan prasarana

Pengembangan infrastruktur menjadi langkah penting untuk mendukung perkembangan


ekonomi lokal. Perbaikan akses transportasi dan fasilitas umum akan membantu
mempercepat distribusi produk lokal dan memudahkan akses bagi wisatawan maupun
penduduk lokal dalam mengakses berbagai layanan dan fasilitas yang diperlukan.

C. Melakukan promosi serta mempertimbangkan situasi.

permasalahan serta target yang akan dicapai dalam pemberdayaan Kajian Budaya. Hal
ini digunakan untuk mengikat daya tarik pelanggan/ pengunjung guna meramaikan dan
menginformasikan kepada pelanggan untuk ikut serta dalam budaya Lelang Bandeng.

D. Melakukan evaluasi program yang telah berjalan.

Pada langkah ini saya digunakan sebagai evaluasi kiranya pada langkah dan pelaksanaan
mana yang menemukan banyak kendala, tidak dapat berjalan dengan baik dan
memerlukan evaluasi sebagai keberlanjutan program selanjutnya.
BAB III

ANALSISI SWOT

1. Strengths (Kekuatan):

Popularitas Bandeng: Bandeng adalah makanan yang populer di Indonesia, dengan


permintaan yang stabil. Ini menciptakan pasar yang cukup besar untuk lelang bandeng.

Transparansi dan Keadilan: Proses lelang dapat meningkatkan transparansi dalam


penjualan bandeng, memastikan harga yang adil dan memberikan peluang yang sama
bagi semua peserta.

Promosi Merek: Lelang bandeng dapat menjadi sarana promosi yang efektif bagi
produsen untuk memperkenalkan produk mereka kepada khalayak lebih luas.

Pendapatan Tambahan: Bagi nelayan atau peternak bandeng, lelang bandeng dapat
menjadi sumber pendapatan tambahan yang signifikan.

2. Weaknesses (Kelemahan):

Biaya dan Waktu: Proses lelang mungkin memerlukan biaya tambahan dan memakan
waktu bagi produsen atau pedagang bandeng.

Risiko Harga Rendah: Persaingan yang ketat dalam lelang dapat mengakibatkan
penurunan harga jual bandeng, mengurangi profitabilitas bagi penjual.

Keterbatasan Infrastruktur: Infrastruktur yang kurang baik atau aksesibilitas yang


terbatas dapat menghambat partisipasi produsen atau pembeli dalam lelang bandeng.

3. Opportunities (Peluang):

Peningkatan Permintaan: Dengan meningkatnya kesadaran akan makanan sehat,


permintaan akan bandeng olahan dapat meningkat baik di pasar domestik maupun
internasional, menciptakan peluang pertumbuhan untuk lelang bandeng.

Kolaborasi dengan Teknologi: Kolaborasi dengan platform e-commerce atau


penggunaan aplikasi mobile dapat meningkatkan efisiensi dan jangkauan lelang bandeng,
menciptakan peluang untuk menjangkau lebih banyak pembeli potensial.

Inovasi Produk: Pengembangan produk inovatif dan diversifikasi produk seperti produk
bandeng olahan baru atau produk sampingan dapat membuka peluang pasar baru bagi
lelang bandeng.
4. Threats (Ancaman):

Fluktuasi Harga: Fluktuasi harga bandeng di pasar dapat menjadi ancaman bagi
keuntungan dalam lelang bandeng, terutama jika harga turun secara signifikan.

Regulasi Berubah-ubah: Perubahan regulasi pemerintah terkait perizinan dan kebijakan


perdagangan dapat mengganggu operasional lelang bandeng dan menimbulkan
ketidakpastian.

Persaingan Impor: Persaingan dari produk bandeng impor atau substitusi dapat
mengurangi pangsa pasar dan profitabilitas lelang bandeng lokal, terutama jika harga
produk impor lebih rendah.
BAB IV

STRATEGI PEMBERDAYAAN

Pengorganisasian dan Koordinasi:


● Membentuk tim khusus yang terdiri dari perwakilan dari pemerintah daerah,
pelaku UMKM, pakar industri, dan lembaga terkait lainnya untuk
mengoordinasikan dan mengelola program ini.
● Tetapkan tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota tim untuk
memastikan kelancaran pelaksanaan program.

Analisis Pasar dan Identifikasi Peluang:


● Lakukan studi pasar menyeluruh untuk mengidentifikasi permintaan pasar
terhadap produk bandeng dan peluang bisnis yang tersedia.
● Tinjau tren pasar, preferensi konsumen, dan potensi ekspansi pasar baik di dalam
maupun di luar daerah.

Pelatihan dan Bimbingan:


● Selenggarakan pelatihan dan bimbingan kepada pelaku UMKM terkait teknik
penanganan bandeng, proses lelang, manajemen usaha, pemasaran, dan aspek
keuangan.
● Dukung pengembangan keterampilan teknis dan manajerial yang diperlukan
untuk meningkatkan kualitas produk dan daya saing.

Infrastruktur dan Fasilitas:


● Pastikan tersedianya infrastruktur yang memadai untuk mendukung produksi,
pengolahan, dan distribusi bandeng, termasuk fasilitas penyimpanan dan
transportasi yang sesuai standar.
● Berikan akses kepada pelaku UMKM terhadap fasilitas produksi dan pengolahan
yang memadai, seperti peralatan pemrosesan ikan dan sarana penyimpanan
dingin.

Sertifikasi dan Standarisasi:


● Dorong pelaku UMKM untuk memperoleh sertifikasi dan mematuhi standar
kualitas yang berlaku, baik dari segi keamanan pangan maupun kebersihan
produk.
● Bantu pelaku UMKM dalam proses sertifikasi dan penerapan praktik-produksi
yang baik (Good Manufacturing Practice/GMP) untuk memastikan kepatuhan
terhadap standar yang ditetapkan.

Pemasaran dan Promosi:


● Rencanakan strategi pemasaran yang efektif untuk memperkenalkan produk
bandeng hasil lelang kepada pasar lokal, regional, dan nasional.
● Manfaatkan berbagai media promosi, seperti media sosial, situs web, pameran
dagang, dan kerjasama dengan pedagang lokal, restoran, atau hotel.

Kemitraan dan Jaringan Kerja:


● Bangun jaringan kerja dengan pihak terkait, termasuk pengusaha lokal, asosiasi
industri, lembaga pendidikan, dan lembaga riset, untuk mendukung pertumbuhan
dan pengembangan UMKM dalam sektor bandeng.
● Fasilitasi terbentuknya kemitraan antara pelaku UMKM dengan pemasok bahan
baku, distributor, dan lembaga keuangan untuk mendukung rantai pasok dan akses
modal.

Monitoring dan Evaluasi:


● Tetapkan indikator kinerja yang jelas untuk mengukur keberhasilan program dan
pelaksanaannya secara berkala.
● Lakukan pemantauan dan evaluasi secara teratur terhadap perkembangan UMKM
yang terlibat serta dampak program terhadap peningkatan pendapatan, penyerapan
tenaga kerja, dan pertumbuhan ekonomi lokal.
BAB V

KESIMPULAN

Program Pemberdayaan Lelang Bandeng pada Pengembangan UMKM Sidoarjo:


Meningkatkan Kesejahteraan Melalui Kolaborasi dan Inovasi. Program pemberdayaan lelang
bandeng pada pengembangan UMKM Sidoarjo tidak hanya sekadar inisiatif lokal, tetapi juga
merupakan representasi nyata dari upaya kolaboratif untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui penguatan sektor ekonomi lokal. Dalam esai ini, akan dibahas secara
mendalam strategi pemberdayaan yang dapat memberikan dampak signifikan dalam
pengembangan UMKM serta peningkatan daya saing produk bandeng Sidoarjo.

Pertama-tama, pengorganisasian dan koordinasi menjadi kunci dalam menjalankan


program ini. Dengan membentuk tim khusus yang melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah
daerah, pelaku UMKM, pakar industri, dan lembaga terkait lainnya, program ini dapat dijalankan
secara sinergis dan efektif. Koordinasi yang baik akan memastikan semua stakeholder terlibat
secara aktif dalam merancang dan melaksanakan strategi pemberdayaan. Analisis pasar
merupakan langkah selanjutnya yang krusial untuk mengidentifikasi peluang dan tantangan yang
dihadapi oleh UMKM sektor bandeng. Studi pasar yang komprehensif akan memungkinkan
pengambilan keputusan yang lebih tepat dalam merancang strategi pemasaran dan
pengembangan produk. Melalui analisis pasar yang mendalam, dapat diidentifikasi tren pasar,
preferensi konsumen, serta peluang ekspansi pasar baik di dalam maupun di luar daerah.

Pelatihan dan bimbingan juga menjadi bagian integral dari strategi pemberdayaan ini.
UMKM membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam mengelola
usahanya, mulai dari teknik penanganan bandeng hingga manajemen usaha dan pemasaran.
Dengan menyelenggarakan pelatihan yang berkualitas, UMKM dapat meningkatkan
kapasitasnya dan menjadi lebih kompetitif di pasar. Selain itu, infrastruktur dan fasilitas yang
memadai juga merupakan faktor penting dalam mendukung pengembangan UMKM.
Tersedianya infrastruktur yang baik, seperti fasilitas produksi dan transportasi, akan membantu
UMKM dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitasnya. Fasilitas penyimpanan dan
pengolahan yang memenuhi standar juga akan meningkatkan kualitas produk bandeng Sidoarjo.

Sertifikasi dan standarisasi produk menjadi langkah selanjutnya untuk memperkuat


kepercayaan konsumen terhadap produk bandeng Sidoarjo. Dengan mematuhi standar kualitas
dan keamanan pangan yang berlaku, UMKM dapat meningkatkan citra mereknya dan
memperluas pasarannya. Sertifikasi juga membuka peluang akses pasar yang lebih luas, baik di
tingkat lokal maupun internasional.Dalam hal pemasaran dan promosi, strategi yang efektif
diperlukan untuk memperkenalkan produk bandeng Sidoarjo kepada pasar yang lebih luas.
Pemanfaatan berbagai media promosi dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait akan membantu
meningkatkan visibilitas produk dan memperluas pangsa pasar. Kemitraan dengan pedagang
lokal, restoran, atau hotel juga dapat menjadi salah satu strategi pemasaran yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA

https://jurnal.uns.ac.id/spirit-publik/article/view/37983#:~:text=Lelang%20Bandeng%20adalah
%20program%20unik,pertumbuhan%20ekonomi%20dan%20religiusitas%20masyarakat.

https://www.kompasiana.com/rara65432/61debb5806310e731679dd93/lelang-bandeng-kawak-
tradisi-unik-masyarakat-sidoarjo

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/18808/17169

Anda mungkin juga menyukai