PERIKANAN
Oleh :
HASNIYAH IKRIMAH
26010116120010
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
dimiliki menjadi penting dan merupakan prioritas perhatian bagi setiap negara.
Sebagai Negara kepulauan yang memiliki laut sangat luas, sumber daya kelautan
dan perikanan mempunyai potensi besar untuk dijadikan tumpuan (prime mover)
pengelolaan sumber daya ini masih belum optimal dalam peningkatan pendapatan
Perikanan). Bidang kelautan dan perikanan dapat menjadi salah satu sumber
Sementara permintaan terus meningkat; (b) pada umumnya ouput dapat diekspor,
sedangkan input berasal dari sumber daya lokal; (c) dapat membangkitkan industri
hulu dan hilir yang besar, sehingga menyerap tenaga kerja cukup banyak; (d)
Perikanan).
tiga wilayah Indonesia terdiri dari laut, potensi perikanan sebesar 6,26 juta
secara optimal. Pada tahun 2005, total produksi perikanan 4,71 juta ton, dimana
75 % (3,5 juta ton) berasal dari tangkapan laut. Apabila dilihat dari tingkat
pemanfaatan, terutama untuk ikan-ikan non ekonomis belum optimal. Hal ini
pada tingginya tingkat kehilangan (losses) sekitar 30-40%. Lebih jauh lagi, ekspor
hasil perikanan Indonesia hingga saat ini masih didominasi oleh ikan dalam
2. Rumusan Masalah
Kotawaringin Barat sudah relatif baik. Namun demikian ada beberapa jenis alat
tangkap yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan agar lebih efektif dan efisien,
tetapi ada juga alat tangkap yang tidak mungkin untuk dikembangkan dan tidak
secara alamiah, jenis alat tangkap yang tidak efektif dan efisien akan ditinggalkan
dan tidak digunakan oleh nelayan dan alat tangkap yang memiliki tingkat
teknologi penangkapan, baik untuk alat tangkap maupun jenis atau ukuran kapal
seine (30-40 GT), jaring insang hanyut (5-10 GT), trammel-net (5-10 GT).
tujuan utama dari komoditi atau jenis ikan yang akan ditangkap. Pemakaiannya
ikan. Jenis jenis alat tangkap ikan yang layak untuk ditingkatkan antara
adalah gill net, jaring insang hanyut, mini purse seine, trammel net. Peningkatan
potensi lestari sumberdaya ikan yang terdapat di Perairan Kotawaringin Barat dan
lebih diutamakan menambah jenis alat tangkap yang ramah lingkungan
a. Lemahnya jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan (quality assurance dan
food safety) Pihak pembeli dari negara lain menuntut kepada Indonesia (para
dan histamin pada tuna dan certificate eco labelling selain health certificate. Hal
ini disebabkan oleh lemahnya jaminan dan keamanan hasil perikanan (quality
baku yang bermutu baik pula. Hal ini menjadi tuntutan dan syarat mutlak bagi
konsumen. Apabila hal ini tidak dipenuhi, maka yang terjadi adalah banyaknya
populer, hal ini disebabkan oleh masih kurangnya intensitas promosi serta
e. Kurangnya bahan baku industri Kurangnya bahan baku industri pengolahan ini
penanganan dan pengolahan ikan, misalnya formalin, borax, zat pewarna, CO,
disebabkan oleh substitusi bahan pengganti tersebut kurang tersedia dan peredaran
berkembang (value added products) optimal dan belum populer Meskipun kajian
i. Rendahnya konsumsi ikan per kapita Rendahnya konsumsi ikan per kapita
disebabkan oleh belum meratanya distribusi, suplai tidak kontinyu, masih banyak
masyarakat akan manfaat makan ikan, masih adanya budaya dan kondisi sosial
rendah.
Pertama, Meningkatkan nilai ekonomi produk olahan. Hal ini terutama untuk
dalam pengembangan produk, tidak hanya produk yang melalui proses teknologi
oleh masyarakat dan sesuai dengan selera pasar dalam rangka memenuhi
b. Meningkatkan nilai ekonomi produk olahan. Hal ini terutama untuk produk-
produk yang tidak memiliki nilai ekonomis, apabila diolah maka berpengaruh
Erwadi, H.W. dan H.W. Syafri. 2003. Strategi Agribisnis Kelautan Perikanan.
Jakarta.
Monintja, D.R. 1987. Beberapa Teknologi Pilihan untuk Pemanfaatan Hayati Laut
Pertanian Bogor,