Pengolahan
perikanan
(agroindustri)
Chicka Willy Yanti, S.P., MP
● Musiman
● Pengolahan perikanan bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk perikanan, baik
yang berasal dari perikanan tangkap maupun akuakultur. Usaha ini juga bertujuan untuk
mendekatkan produk perikanan ke pasar dan diterima oleh konsumen secara lebih luas.
● dapat didistribusikan lebih luas melewati batas negara dan benua secara mudah dan praktis
● pengolahan perikanan bisa menstabilkan harga produk perikanan tangkap dan akuakultur.
● Pengolahan perikanan juga bisa memberikan kepastian usaha bagi perikanan tangkap maupun
akukultur dengan menampung kelebihan suplai pada musim ikan sehingga terjadi kestabilan
harga.
Pelaku usaha pengolahan perikanan
1. Masih tingginya faktor alam (musim dan lingkungan) yang bisa mempengaruhi produksi,
terutama pada level on farm.
2. Fluktuasi harga yang disebabkan oleh masih tingginya faktor alam serta sifat produk perikanan
yang mudah busuk, dan voluminous.
3. Aksesibilitas permodalan bagi sektor ini, terutama untuk skala kecil dan massal masih rendah.
4. Agribisnis perikanan umumnya bersifat usaha keluarga sehingga seringkali tidak terdapat
pemisahan pengelolaan keuangan usaha dengan keluarga. Selain itu, juga terjadi intervensi
yang sangat kuat dalam pengambilan keputusan usaha oleh keluarga (suami, istri, anak, dan
Bentuk pengolahan perikanan
● Pengolahan perikanan dapat dibagi menjadi dua yaitu tanpa merubah bentuk dan
merubah bentuk sama sekali dari ikan yang diolah. Pada kelompok pertama,
pengolahan yang dilakukan terhdap ikan tidak disertai dengan perubahan bentuk
ikan sehingga bentuk asli dari ikan yang diolah masih tampak. Termasuk dalam
pengolahan kelompok ini antara lain, pengeringan, pembekuan, pengasinan,
pengasapan, pemindangan dan pemepesan. Kelompok pengolahan yang merubah
bentuk asli bahan baku adalah tepung ikan, fillet, baso, kerupuk, nugget, burger,
biskuit dan sosis ikan. Tidak tampak lagi bentuk asli ikan pada produk pengolahan
ikan tersebut.
Isu Strategis Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Menurut catatan dari Ditjen
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan DKP (2007), yang menjadi isu strategis
dalam pengembangan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan:
1. Lemahnya jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan (quality assurance and food
safety). Pihak pembeli dari negara lain menuntut kepada Indonesia (para eksportir) agar
produk yang dihasilkan me-menuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut : penerapan
HACCP, Bio-terrorism Act, sanitasi kekerangan, cemaran logam berat dan histamin
pada tuna dan certificate ecolabelling selain health certificate. Hal ini disebabkan oleh
lemahnya jaminan dan keamanan hasil perikanan (quality assurance and food safety) di
Indonesia.
2. Tingginya tingkat kehilangan (losses) mencapai sekitar 27,8 persen. Untuk
mendapatkan hasil/produk yang bermutu baik, maka sangat diperlukan bahan
baku yang bermutu baik pula. Hal ini menjadi tuntutan dan syarat mutlak bagi
konsumen. Apabila hal ini tidak di-penuhi, maka yang terjadi adalah
banyaknya terjadi tingkat kehilangan (losses). Penyebab lain adalah rendahnya
pengetahuan nelayan, peng-olah, petugas TPI/PPI mengenai cara penanganan
dan pengolahan yang baik (Good Manufacturing Practice/GMP).
3. Kurangnya intensitas promosi dan rendahnya partisipasi
stakeholders Produk perikanan yang bernilai tambah (value added
products) di masyarakat belum populer, hal ini disebabkan oleh
masih kurangnya intensitas promosi serta rendahnya partisipasi
stakeholders (khususnya produsen produk perikanan) dalam
mengembangkan program promosi.
4. Terbatasnya sarana penanganan ikan di atas kapal, TPI/PPI, distribusi,
terbatasnya sarana pabrik es dan air bersih di TPI/PPI.
10. Informasi teknologi terbatas. Terbatasnya informasi dan teknologi penanganan dan
motivasi serta keinginan untuk meningkatkan pengetahuan/ketrampilan masih rendah
11. Jenis ragam produk dan pengembangan produk bernilai tambah belum
berkembang (value added products) optimal dan belum populer. Meskipun
kajian dan hasil penelitian pemanfaatannya sudah banyak tersedia, namun
produksi secara masal belum dapat direalisasi. Banyak kendala yang
menyebabkannya, salah satu diantaranya adalah ketersediaan sarana prasarana,
mahalnya peralatan, kurangnya teknologi serta masalah kontinuitas suplai
bahan baku.
Peran Strategis Teknologi Pengembangan Produk
Perikanan
1. Pertama, Meningkatkan nilai ekonomi produk olahan. Hal ini terutama untuk produkproduk yang tidak
memiliki nilai ekonomis, apabila diolah maka berpengaruh kepada meningkatnya nilai ekonomis
2. Kedua, Menumbuhkan inovasi teknologi modern. Karena dalam pengembangan produk terkait erat dengan
rekayasa produksi sehingga diperlukan rekayasa peralatan dan sentuhan teknologi modern
3. Ketiga, Meningkatkan apresiasi terhadap produk tradisional. Karena dalam pengembangan produk, tidak
hanya produk yang melalui proses teknologi modern saja yang menjadi fokus perhatian, produk
tradiosionalpun perlu memperoleh apresiasi, sehingga memiliki daya saing dengan produk olahan lainnya.
Nilainya dapat ditingkatkan melalui berbagai cara antara lain kebersihannya/higienisnya, pengemasannya,
proses pembuatannya, dan sebagainya.
4. Keempat, Membentuk SDM berkualitas dan kompeten, karena dalam menciptakan pengembangan produk
diperlukan kreativitas seseorang dalam menciptakan produk-produk yang diminati konsumen, sehingga
secara tidak langsung dapat menciptakan SDM berkualitas dan kompeten.
TERIMA KASIH