Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rika Iwan S

NPM : 2014111039
PS : Budidaya Perairan

Soal : bagaimana menurut anda masa depan perikanan tangkap dan budidaya di pesisir
dan pulau kecil.
Kegiatan perikanan tangkap merupakan salah satu sub unit kegiatan perikanan yang
banyak dilakukan oleh masyarakat pesisir Indonesia. Tingkat produktivitas perikanan
tangkap di wilayah pesisir Indonesia tergolong masih cukup bagus dan lestari (Umar dkk.,
2016). Melihat potensi yang ada, sehingga sangat prospektif kegiatan perikanan tangkap
untuk dapat terus dikembangkan secara lestari (Kurniawan, 2018). Status ekologi perairan
yang sesuai akan mendukung tingkat produktivitas perikanan di perairan tersebut
(Gholamhosseini dkk., 2021). Kegiatan perikanan tangkap yang produktif akan memicu
tumbuhnya usaha-usaha lain yang terkait dengan aktivitas ini, seperti dibangunnya
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan unit pengolahan ikan (Ariadi dkk., 2021). Pengelolaan
sektor perikanan harus dilakukan secara berkelanjutan agar kelestarian sumberdaya
perikanan tetap lestari dan tidak terjadi overfishing. Pentingnya pengelolaan sektor
perikanan karena terkait dengan peningkatan produktifitas usaha, peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan pelaku sektor perikanan (nelayan, pembudidaya ikan dan
pengolah hasil ikan). Kementerian Kelautan dan Perikanan telah melakukan berbagai
upaya percepatan pembangunan sektor perikanan melalui pengembangan industri
perikanan yang bertujuan untuk: (1) meningkatkan kualitas, kuantitas, nilai tambah dan
daya saing produk perikanan, dan (2) meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para
pelaku usaha di sektor perikanan (KKP 2018). Peningkatan usaha-usaha yang bergerak
di bidang perikanan dari subsistem hulu (pengadaan sarana produksi dan peralatan
pertanian) sampai subsistem hilir (pengolahan dan pemasaran) diharapkan dapat
memperkuat manajemen usaha dan meningkatkan pendapatan para pelaku usaha yang
terlibat di sektor perikanan (Intyas dan Abidin 2018).
Sampai saat ini pertumbuhan aktivitas usaha perikanan tangkap di Indonesia masih belum
optimal, bahkan banyak diantara daerah sumber daya ikan tersebut mengalami
kemunduran yang berdampak pada minimnya kontribusi terhadap peningkatan
produktivitas, penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan nelayan. Kondisi ini
diperjelas dengan rendahnya tingkat pendapatan dan kesejahteraan nelayan, serta belum
optimalnya integrasi usaha perikanan tangkap di daerah dengan pengembangan wilayah
setempat. Menurut Sitanggang (2008), pengelolaan perikanan tangkap seyogianya
didasarkan pada kajian biologis, ekonomis dan sosial, sementara aspek teknis
dikembangkan seirama dengan ketiga aspek tersebut. Sangat tidak mungkin bahwa
perikanan tangkap akan dapat menghasilkan lebih tinggi imbal hasil di masa mendatang.
Untuk akuakultur justru sebaliknya. Tidak ada sektor produksi pangan lain yang tumbuh
sebesar itu cepat selama 20 tahun terakhir. Penyalahgunaan seperti pemberian antibiotik
pada pakan ikan dan pemupukan yang berlebihan pada ikan laut perairan, bagaimanapun,
telah membawa industri ke dalam keburukan. Sekarang harus dibuktikan bahwa
peternakan ikan skala besar menempatkan tuntutan yang tidak dapat diterima pada
lingkungan
Kebijakan perikanan global khususnya perikanan tangkap, bersifat mengendalikan upaya
penangkapan ikan agar tidak terjadi eksploitasi yang berlebihan yang dapat mengancam
kelestarian sumber daya ikan. Untuk mewujudkan kebijakan perikanan global tersebut,
Food and Agriculture Organization (FAO) telah menerbitkan suatu pedoman untuk
membantu otoritas pengelola, pelaku usaha perikanan, termasuk di dalamnya pengusaha
penangkapan ikan, pengusaha budidaya ikan, pelaku usaha pengolahan dan perdagangan
komoditas perikanan hingga peneliti perikanan. Pedoman tersebut berupa issue
pengelolaan perikanan, yaitu code of conduct for responsible fisheries (CCRF).
Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh perikanan wilayah laut yang berbeda
banyak rincian lebih lanjut diperlukan di luar informasi biasa tentang statistik tangkapan
tahunan untuk suatu spesies. Salah satu faktor yang menarik adalah bagaimana stok ikan
lain spesies di wilayah yang sama berkembang, bukannya fokus hanya pada spesies yang
ditangkap. Pertimbangan khusus harus diberikan kepada bycatch. Ini mengacu pada ikan
dan hewan laut lainnya yang tertangkap secara tidak sengaja bersama dengan spesies
kepentingan komersial seperti cod atau coalfish yang sedang memancing. Sebagai aturan,
tangkapan sampingan dilempar kembali. Karena dengan jumlah tangkapan belum
sistematis cally direkam di masa lalu, parameter penting salah berharap bahwa akan
membantu untuk menilai perkembangan populasi dari beberapa spesies, serta status
kelautan daerah.
Perikanan budidaya merupakan sektor produksi pangan yang paling pesat
perkembangannya di dunia dengan proyeksi bahwa produksi akan berlipat-ganda dalam
15-20 tahun mendatang. Pertumbuhan perikanan budidaya di masa mendatang
merupakan bagian kunci dalam menyediakan pasokan ikan dalam sistem perikanan untuk
pangan nasional, regional dan dunia, menciptakan lapangan pekerjaan dan menjaga ikan
agar tersedia di tingkat harga yang layak bagi konsumen yang miskin sumberdaya. Untuk
memastikan pertumbuhan perikanan budidaya ini tetap berkelanjutan baik secara
ekonomi maupun ekologi maka kita harus lebih memahami pola pertumbuhannya serta
peluang dan tantangan yang dihadapi dengan adanya tren tersebut. Pengetahuan ini akan
menjadikan kita mampu untuk memprioritaskan investasi yang lebih baik guna
memastikan pembangunan yang berkelanjutan dalam sektor ini.

DAFTAR PUSTAKA
The Future of Fish The Fisheries of the Future
Published by: maribus gGmbH, Pickhuben 2, 20457 Hamburg
Ariadi, H., Pranggono, H., Ningrum, L. F., & Khairoh, N. (2021). Studi eco-teknis
keberadaan tempat pelelangan ikan (tpi) di kabupaten batang, jawa tengah: mini riview.
RISTEK: Jurnal Riset, Inovasi dan Teknologi Kabupaten Batang, 5(2), 1-9.
Gholamhosseini, A., Shiry, N., Soltanian, S., & Banaee, M. (2021). Bioaccumulation of
metals in marine fish species captured from the northern shores of the Gulf of Oman,
Iran. Regional Studies in Marine Science, 41, 101599.

Anda mungkin juga menyukai